PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN ANIMASI DAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Variabel Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional ... 7

BAB II MODEL KOOPERATIF TIPE STAD, MULTIMEDIA ANIMASI DAN SIMULASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 9

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...... 10

B. Multimedia Pembelajaran ... 14

1. Manfaat Multimedia Pembelajaran …………...... 15

2. Karakteristik Multimedia Pembelajaran ...... 16

3. Format Multimedia Pembelajaran …………...... 16

4. Pengertian Animasi dan Simulasi ……….... 20


(2)

E. Hubungan Model Kooperatif Tipe STAD, Multimedia Animasi dan

Simulasi, dan Prestasi Belajar ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Desain Penelitian ... 37

C. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 37

D. Instrumen Penelitian ... 38

E. Langkah-langkah Penelitian ... 38

F. Teknik Analisis Instrumen ... 42

G. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen ... 46

H. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Animasi dan simulasi ... 54

2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Animasi dan Simulasi ... 56

3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika setalah Diterapkan Multimedia Animasi dan Simulasi... 59

B. Pembahasan ... 60

4. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Animasi dan simulasi ... 60

5. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Secara Umum Setalah Diterapkan Model Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Animasi dan Simulasi ... 67

6. Peningkatan Setiap Aspek Kemampuan Kognitif Setalah Diterapkan Model Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Animasi dan Simulasi ... 68


(3)

7. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika setalah Diterapkan

Multimedia Animasi dan Simulasi... 71

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 75

B. Rekomendasi ... 76

DAFTAR PUSTAKA ……… 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN .……….. 80

A. Perangkat Pembelajaran ……… ... 80

B. Instrumen Penelitian ……….. .. 97

C. Analisis Data ……….. .. 132


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan di massa sekarang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Proses belajar mengajar mempunyai banyak cara untuk menyampaikan materi ke pada murid dengan tujuan murid akan terkesan lebih mudah menguasai materi dan memberikan pengajaran yang lebih berkualitas. Salah satu proses belajar yang sering dilihat sekarang ini yaitu dengan menggunakan multimedia pembelajaran, hal tersebut yang diharapkan agar dapat memajukan mutu pendidikan seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi.

Menurut Bishop G. (Wisnu, 2011) „meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya‟. Dari pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa masuknya pengaruh globalisasi sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas penerimaan informasi khususnya dalam dunia pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia belum menyebar secara merata. Pasalnya teknologi yang sudah sangat terkenal seperti internet hanya terdapat di beberapa kota besar saja. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat diperlukan agar penyebaran teknologi informasi dapat


(5)

menyebar luas di seluruh pelosok Negara ini. Dengan tidak meratanya penyebaran teknologi informasi maka akan berdampak pada kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini dikarenakan peran teknologi informasi sangat penting khususnya di dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi informasi yang semakin berkembang, maka segala macam ilmu pengetahuan dapat didapat dan diterima dengan mudah dan cepat. Hal tersebut didukung dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Kara and Yakar (2008) menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa yang diberi pengajaran berbasis komputer lebih termotivasi dan lebih tertarik untuk melakukan eksperimen secara langsung.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai post-test antara pembelajaran tradisional dengan pembelajaran berbasis komputer untuk materi tentang Hukum Newton tentang Gerak.

3. Pembelajaran berbasis multimedia dengan menggunakan komputer lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.

Selain itu, berdasarkan studi pendahuluan di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di Bandung, pelajaran fisika merupakan pelajaran yang diminati oleh sebagian para siswa. Sebagian lagi menyatakan bahwa pelajaran fisika kurang diminati, hal ini dikarenakan salah satu faktor kekurangannya yaitu media yang digunakan kurang sesuai untuk materi abstrak. Media yang digunakan hanya sebatas kapur dan papan tulis saja, ini yang mengakibatkan para siswa kurang termotivasi dalam mempelajari


(6)

materi fisika khususnya pada pokok hukum gravitasi Newton. Pada pokok bahasan hukum gravitasi Newton kebanyakan siswa tidak bisa membayangkan peristiwa-peristiwa planet mengelilingi matahari. Media animasi dan simulasi sangat diperlukan pada pokok bahasan seperti ini untuk meningkatkan prestasi belajar pada pokok bahasan yang abstrak. Hasil penelitian kelas XII sebanyak 25 orang siswa pada pokok bahasan hukum gravitasi Newton yang sudah diajarkan sebelumnya di kelas XI, ternyata belum mendapatkan hasil yang memuaskan, hal ini dikarenakan beberapa kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Siswa yang tertarik ketika guru membahas materi hukum gravitasi Newton yaitu sebanyak 48%.

2. Siswa yang belum mengetahui manfaat dari pembelajaran hukum gravitasi Newton sebanyak 44%

Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mengembangkan keterampilannya baik metode maupun cara penggunaan media yang harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan saat itu, sesuai dengan berkembangnya teknologi informasi yang sudah dipaparkan sebelumnya.

Seperti yang diungkapkan Hegarty (2004:343) bahwa:

Dengan perkembangan teknologi dewasa ini, film animasi mampu menyediakan tampilan-tampilan gambar yang lebih kuat dari berbagai fenomena dan informasi-informasi abstrak yang sangat berperan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.


(7)

Penggunaan media pembelajaran yang menarik akan membuat para siswa lebih tertarik untuk mendapatkan ilmu yang nantinya akan bermanfaat ketika mereka melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut memotivasi, mempengruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Multimedia animasi adalah salah satu daya tarik utama di dalam suatu program multimedia interaktif. Bukan saja mampu menjelaskan suatu konsep atau proses yang sukar dijelaskan dengan media lain, animasi juga memiliki daya tarik estetika sehingga tampilan yang menarik dan eye-catching akan memotivasi pengguna untuk terlibat di dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi dan simulasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?”

Untuk memperjelas rumusan masalah maka permasalahan penelitian diatas dapat dijabarkan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran fisika?


(8)

2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran fisika setelah diterapkan multimedia pembelajaran animasi dan simulasi?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan oleh peneliti untuk menghindari agar masalah tidak terlalu luas dan menyimpang pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar pada ranah kognitif yang dilihatdari rata-rata skor gain ternormalisasi dalam kategori Richard R. Hake berdasarkan hasil pre-test dan post-test.

2. Respon siswa yang dimaksud adalah tanggapan terhadap animasi dan simulasi yang ditampilkan pada saat pembelajaran yang dilihat dari rata-rata frekuensi jawaban. Perhitungan skor angket yang teridiri dari pernyataan positif dan negatif didasarkan kategori dari Rensis Likert.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya media pembelajaran animasi dan simulasi pada pokok bahasan hukum gravitasi Newton.


(9)

2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran fisika setelah diterapkan multimedia pembelajaran animasi dan simulasi.

E. Manfaat Penelitian

Pembelajaran dengan menggunakan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru:

a. Menyajikan alternatif pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran interaktif yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan media pembelajaran animasi dan simulasi fisika. b. Meningkatkan keterampilan guru dalam proses pembelajaran

sesuai dengan perkembangan teknologi informasi saat ini. 2. Bagi Siswa

a. Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui keberadaan media animasi dan simulasi sebagai perangsang munculnya keberanian bertanya dan menyampaikan pendapat. b. Teridentifikasi kesulitan yang dialami siswa sebelum

menggunakan media pembelajaran animasi dan simulasi fisika.

c. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar.

3. Bagi sekolah

a. Hasil penelitian yang didapatkan dapat digunakan untuk perbaikan pada kualitas pembelajaran.


(10)

F. Variabel penelitian

Variabel yang akan diteliti meliputi:

1. Variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi dan simulasi.

2. Variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa.

G. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan Robert Slavin (1995) yang dilakukan secara berkelompok. Menurut Dayanti (2011) menjelaskan bahwa sintaks pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari enam komponen yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok-kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan. Untuk mengukur keterlaksanaan tahapan dalam model pembelajaran dilakukan observasi terhadap kegiatan guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan tahapan model pembelajaran dalam pembelajaran.

2. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran. Peningkatan prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah kenaikan


(11)

nilai pada ranah kognitif menurut Anderson yaitu: aspek C1

(mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis).

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pilihan ganda.


(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasy experiment atau eksperimen semu.

B. DesainPenelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test and post-test group.

Tabel 3.1

Pre-test and Post-test Group Design

Pre-test Treatment Post-test

T1 X T2

(Arikunto, 2010).

Dengan,

T1 : Tes awal (pre-test)

T2 : Tes akhir (post-test)

X : Perlakuan (treatment), yaitu penerapan model pembelajaran berbantuan animasi dan simulasi

C. Lokasi dan Sampel Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI pada salah satu SMA Negeri di kota Bandung semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013


(13)

yang terdiri dari enam kelas IPA. Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 yang dipilih secara purposive sampling.

D. InstrumenPenelitian

Pada penelitian ini, instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah penggunaan tes pilihan ganda dan angket siswa. Diperlukan untuk memperoleh data berupa respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan pemanfaatan media presentasi berbantuan animasi dan simulasi yang telah diajarkan.

E. Langkah-langkahPenelitian 1. Tahap Persiapan

a. Menyusun skenario pembelajaran.

Sebelum melakukan penelitian, dibuat dulu skenario pembelajarannya, sehingga alur dari pembelajarannya tersusun dengan rapih.

b. Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan masalah yang dikaji dengan menyebarkan angket. Studi pendahuluan ini untuk mengetahui hasil prestasi belajar materi hukum gravitasi Newton sebelumnya.


(14)

c. Studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan teori yang akurat dalam menanggulangi permasalahan yang didapat dari studi pendahuluan.

d. Menyusun instrumen

Disusun sesuai tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan persentasi animasi dan simulasi pada pokok bahasan hukum gravitasi Newton.

e. Judgement instrumen penelitian oleh dua orang dosen ahli dan satu orang guru di sekolah tempat penelitian kemudian melakukan uji coba instrumen penelitian dan menganalisis uji coba instrumen serta menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian. f. Melakukan perizinan penelitian.

Perizinan penelitian ini menggunakan surat pengantar dari fakultas FPMIPA UPI. Hal ini ditujukan kepada kepala sekolah yang bersangkutan untuk meminta izin melakukan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan pre-test untuk mengetahui konsepsi awal siswa terhadap pokok bahasan yang diajarkan.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi dan simulasi.


(15)

Berikut ini adalah tabel 3.2 yang mencantumkan jadwal penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Pertemuan

ke-

Tanggal

Pelaksanaan Materi

1 27 September 2012 Hukum Gravitasi Newton 2 28 September 2012 Medan Gravitasi

3 3 Oktober 2012 Hukum Kepler

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil pre-test dan post-test. b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan.


(16)

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

Gambar 3.1

Diagram Alur Proses Penelitian Judgment Instrumen Penelitian

Studi Literatur

Pre-test

Observasi

Pengolahan Data

Uji Coba dan Analisis Instrumen Penelitian

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi dan simulasi

dalam kegiatan belajar mengajar

Post-test

Kesimpulan

Rumusan Masalah

Solusi Permasalahan

Pembuatan Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran

Studi Pendahuluan Skenario pembelajaran


(17)

F. Teknik Analisis Instrumen

Sebelum digunakan sebagai tes awal dan tes akhir dilakukan uji coba instrumen. Data hasil ujicoba selanjutnya dianalisis. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran.

1. Validitas

Dalam bahasa Indoneisia “valid” disebut dengan istilah “sahih”. Uji validitas adalah pengujian instrumen untuk mengetahui ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap suatu konsep yang akan diukur. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas empiris. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Nilai validitas dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi

product moment, yaitu:

� = � −( )( )

{� 2 ( )2}{ 2( )2}

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan


(18)

X = Skor tiap butir soal

Y = Skor total tiap butirsoal

N = Jumlah siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien relasi ditunjukan pada tabel dibawah ini (Arikunto, 2010:75)

Tabel 3.3 Interpretasi Validitas

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya atau digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2010:222). Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Reabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.

Reabilitas soal dengan menggunakan rumus Spearman-Brown:

r11 =

)

1

(

2

2 1 2 1 2 1 2 1

r

r

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

r 2 1 2

1 = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes Nilairxy Kriteria

0,80 <rxy 1,00 Sangat Tinggi 0,60 <rxy 0,80 Tinggi 0,40 <rxy 0,60 Cukup 0,20 <rxy 0,40 Rendah 0,00 <rxy 0,20 Sangat Rendah


(19)

Interpretasi mengenai besarnya koefisien realibilitas instrumen ditunjukan pada tabel dibawah ini (Arikunto, 2010:75)

Tabel 3.4

Interpretasi Reabilitas Nilai rxy Kriteria

0,80 <�11 1,00 Sangat Tinggi 0,60 <�11 0,80 Tinggi 0,40 <�11 0,60 Cukup 0,20 <�11 0,40 Rendah 0,00 <�11 0,20 Sangat Rendah

3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi di luar jangkauan (Suharsimi Arikunto, 2010).

Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :

B P

JS

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B= Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar


(20)

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel dibawah ini (Arikunto, 2010:210)

Tabel 3.5

Interpretasi Indeks Taraf Kesukaran Soal

Nilai P Keterangan

0,10-0,30 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (Suharsimi Arikunto, 2010:211).

Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan seperti di bawah ini:

A B

A B

A B

B B

DP P P

J J

   

Keterangan :

DP = Daya pembeda butir soal

A

J = Banyaknya peserta kelompok atas

B

J = Banyaknya peserta kelompok bawah

A

B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar


(21)

B

B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

A

P = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

B

P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Interpretasi daya pembeda dapat dilihata pada tabel di bawah ini (Arikunto, 2010:218)

Tabel 3.6

Interpretasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Keterangan

0,00-0,20 Jelek (poor)

0,20-0,40 Cukup (satisfactory)

0,40-0,70 Baik (good)

Negatif Semuanya tidak baik

G. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

Instrumen merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu penelitian. Hal ini dikarenakan instrumen menentukan peranan yang sangat penting yaitu baik tidaknya hasil penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (2010) yaitu:

Di dalam penelitian data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebgai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya


(22)

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus diujicobakan terlebih dahulu. Pada penelitian ini uji coba soal instrumen dilakukan di kelas XII. Soal hanya terdiri dari satu perangkat yaitu soal prestasi belajar. Setelah diujicobakan, soal instrumen akan dilihat bagaimana validitas, reabilitas, taraf kemudahan, dan daya pembeda soal agar dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya dan berkriteria baik.


(23)

1. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar

No. Soal

Validitas Daya Pembeda Taraf Kesukaran

Keputusan Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi

1 0,52 Sedang 0,29 Cukup 0,64 Sedang Digunakan

2 0,37 Rendah 0,23 Cukup 0,46 Sedang Digunakan

3 0,26 Rendah 0,06 Jelek 0,23 Sukar Digunakan

4 0,27 Rendah 0,12 Jelek 0,67 Sedang Digunakan

5 0,31 Rendah 0,12 Jelek 0,21 Sukar Digunakan

6 0,46 Tinggi 0,23 Cukup 0,67 Sedang Digunakan

7 TD TD -0,29 Jelek 1 Mudah Dibuang

8 0,49 Sedang 0,29 Cukup 0,49 Sedang Digunakan

9 0,28 Rendah 0,12 Jelek 0,21 Sukar Digunakan

10 0,29 Rendah 0 Jelek 0,82 Mudah Digunakan

11 0,38 Rendah 0,23 Cukup 0,46 Sedang Digunakan

12 -0,23 Tidak Valid -0,29 Jelek 0,28 Sukar Dibuang

13 0,49 Sedang 0,65 Baik 0,64 Sedang Digunakan

14 -0,05 Tidak Valid -0,23 Jelek 0,46 Sedang Dibuang 15 0,19 Sangat Rendah 0,12 Jelek 0,05 Sukar Digunakan

16 0,23 Rendah 0,23 Cukup 0,56 Sedang Digunakan

17 0,20 Rendah 0,23 Cukup 0,27 Sukar Digunakan

18 0,38 Rendah 0,41 Cukup 0,51 Sedang Digunakan

19 0,32 Rendah 0 Jelek 0,51 Sedang Digunakan

20 0,11 Sangat Rendah -0,18 Jelek 0,93 Mudah Digunakan

21 TD TD -0,29 Jelek 1 Mudah Dibuang

22 0,35 Rendah 0,35 Cukup 0,21 Sukar Digunakan

23 0,11 Sangat Rendah 0,06 Jelek 0,49 Sedang Digunakan

24 -0,02 Tidak Valid -0,06 Jelek 0,13 Sukar Dibuang

25 0,39 Rendah 0,06 Jelek 0,85 Mudah Digunakan

26 0,14 Sangat Rendah -0,18 Jelek 0,74 Mudah Digunakan 27 0,18 Sangat Rendah 0,06 Jelek 0,13 Sukar Digunakan Reliabilitas 0,7009

Interpretasi Tinggi Keterangan:

TD : Tidak Terdefinisi

DSR : Digunakan Setelah Revisi

Berikut ini tabel 3.8 yang menjelaskan alasan instrumen tes prestasi belajar digunakan atau dibuang.


(24)

Tabel 3.8

Alasan Butir Soal Prestasi Belajar Digunakan atau Digunakan

No.

Soal Keputusan Alasan

1 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

2 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

3 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik..

4 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

5 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

6 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

7 Dibuang Soal ini dibuang karena tidak valid.

8 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

9 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

10 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

11 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

12 Dibuang Soal ini dibuang karena tidak valid.

13 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

14 Dibuang Soal ini dibuang karena tidak valid.

15 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

16 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

17 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

18 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

19 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

20 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

21 Dibuang Soal ini dibuang karena tidak valid.

22 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.


(25)

No.

Soal Keputusan Alasan

taraf kemudahannya dinilai baik. 24 Dibuang Soal ini dibuang karena tidak valid.

25 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

26 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

27 Digunakan Soal ini langsung digunakan karena validitas, daya pembeda dan taraf kemudahannya dinilai baik.

Dari hasil judgment dan uji coba maka jumlah soal dalam instrumen prestasi belajar adalah sebanyak 22 soal.

H. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

Dalam penelitian ini data dapat dikelompokan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil pre-test dan post-test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa terkait domain kognitif. Selain itu, untuk mengetahui respon siswa digunakan angket dan hasil angket ini dinyatakan dalam presentase.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi aktivitas siswa dan guru serta catatan kejadian selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi dan simulasi.


(26)

2. Teknik Pengolahan Data

a. N-Gain Score

N-Gain Score ini digunakan untuk melihat apakah ada atau tidak peningkatan prestasi belajar setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi dan simulasi. Berdasarkan kriteria efektivitas pembelajaran menurut R. R. Hake (1998). Rumus yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi adalah

= % <� > % <� > =

% <� >−% <� > 100−% < � >

Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh Tabel 3.9 berikut ini :

Tabel 3.9

Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai <g> Klasifikasi

≥0,7 Tinggi

0,7 > ≥0,3 Sedang < 0,3 Rendah b. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi dan simulasi pada setiap pertemuan, maka data hasil observasi diolah menjadi dalam bentuk persentase dengan interpretasi sebagai berikut:


(27)

Tabel 3.10

Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran No.

% Kategori Keterlaksanaan Model

Pembelajaran

Interpretasi

1. 00,0 – 24,9 Sangat Kurang

2. 25,0 – 37,5 Kurang

3. 37,6 – 62,5 Sedang

4. 62,6 – 87,5 Baik

5. 87,6 – 100,0 Sangat Baik

Arikunto (2010)

c. Analisis Angket Siswa

Angket ini digunakan untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran fisika pada materi hukum gravitasi Newton setelah diterapkan pembelajaran animasi dan simulasi. Alternatif jawaban yang tersedia pada angket dibuat berdasarkan skala Likert, yang terdiri dari SS, S, TS, dan STS. Pada pilihan tersebut tidak dimasukan pilihan netral, hal ini bertujuan untuk menghindari sikap netral siswa dalam mengambil keputusan. Sehingga siswa diharapkan lebih berani dalam menentukan jawaban yang benar dan menunjukan sikap yang jelas terhadap pernyataan atau kondisi yang diberikan.

Teknik yang digunakan dalam penyekoran angket adalah sebagai berikut:

1) Untuk pernyataan yang positif, jawaban SS diberi skor 4, S diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1.

2) Untuk pernyataan yang negatif, jawaban SS diberi skor 1, S diberi skor 2, TS diberi skor 3, dan STS diberi skor 4.


(28)

Setelah diperoleh skor tersebut, maka hasil tersebut di olah kembali dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

� =

Keterangan:

P = Persentase jawaban

f = rata-rata frekuensi jawaban n = jumlah sampel

Data angket yang diperoleh, dihitung persentasenya dan selanjutnya diinterpretasikan ke dalam kalimat dengan klasifikasi penafsiran data yang dianggap lebih efektif. Adapun klasifikasi penafsiran ditetapkan sebagai berikut :

Persentase Kategori penafsiran

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Pada umumnya

100% Seluruhnya


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi dan simulasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk lebih lengkapnya, kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapan model Student Team Achievment Division (STAD) berbantuan animasi dan simulasi berada pada kategori sedang dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,48. Aspek C1 mengalami peningkatan pada kategori tinggi, aspek C2 mengalami peningkatan pada kategori rendah, aspek C3 mengalami peningkatan pada kategori sedang, dan aspek C4 mengalami peningkatan pada kategori tinggi.

2. Sebagian besar siswa (76,04%) menyatakan manfaat multimedia animasi dan simulasi yang cukup besar dalam perkembangannya. Sebagian besar siswa (65,89%) menyatakan multimedia animasi dan simulasi mudah dipahami dalam pembelajaran. Sebagian besar siswa (68,06%) menyatakan multimedia animasi dan simulasi efektif dalam pembelajaran.


(30)

B. Rekomendasi

Dari penelitian yang telah dilakukan, penyusun mengajukan beberapa saran diantaranya:

1. Model kooperatif tipe Student Team Achievment Division (STAD) berbantuan animasi dan simulasi dapat digunakan dalam pembelajaran Fisika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Sebaiknya siswa sering dilatih pada setiap kemampuan kognitif khususnya pada kemampuan memahami, hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa ketika diberi permasalahan yang berbeda.

3. Pada saat diskusi kelompok diharapkan guru mengontrol siswa agar bekerja sama dengan kelompoknya masing-masing sehingga instruksi berdiskusi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan baik.

4. Animasi dan simulasi yang ditampilkan sebaiknya dibuat oleh peneliti sehingga sudah disusun sedemikian rupa agar arah materi pembelajarannya dapat dipahami siswa.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ariesto Hadi Sutopo. 2003. Multimedia Interaktif Dengan Flash. Yogyakarta : Graha Ilmu

Arikunto. (2010). ProsedurPenelitian. Jakarta: Erlangga

Aviantarani, Devi. (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Respon Siswa Kelas Vii Dengan Menggunakan Computer Assisted Instruction (Cai) Pada Konsep Ekosistem. Skripsi Sarjana UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Beskeni, R. et al . (2011). “The Effect Of Prior Knowledge In Understanding Chemistry Concepts By Senior Secondary School Students.”

International Journal Of Academic Research.

Budi, Listiyono. (2011). Manfaat dan karakteristik multimedia, Online. Tersedia: http://listiyonobudi.blogspot.com/2011/11/manfaat-dan-karakteristik-multimedia.html (30 September 2012)

Dayanti. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Divisions (Stad) Pada Pencapaian Kompetensi Membuat Pola Blazer Di Smk N I Sewon Bantul. Skripsi pada Sarjana UNY: Tidak Diterbitkan

Fathimah, Nusuki Syari'ati. (2012). Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Permulaan Model Drill Ang Practice Bagi Anak Disleksia Tingkat Sekolah Dasar. Skripsi pada Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Gusliana, Gina. (2011). Efektifitas Strategi Problem Solving Menggunakan Cognitive Apprenticeship (CA) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP. Skripsi Sarjana UPI : Diterbitkan

Hake. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses.

Department of Physics, Indiana University, Bloomington, Indiana

Hegarty, Mary. (2004). Commentary Dynamic Visualizations and Learning: Getting to The Difficult Questions. Learning and Instruction, 14, 343-351.


(32)

Kusnandar, Ade. (2007). Panduan Pengembangan Multi Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas

McGraw Ibiz Fernandez. (2002). Animation & Cartooning: A creative Guide. (California:2002), hal. 50

Muliyani. (2011). Kajian kemampuan berpikir kreatif dan peningkatan prestasi belajar siswa SMP dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD.

Skripsi pada Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Mulyadi, Ahmad Wisnu. (2010). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Cai Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi Sarjana UPI : Tidak Diterbitkan

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : CV Alfabeta

Nirmalasari, Mala. (2005). Program Pembelajaran Energi dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Bekerjasama Siswa SMP. Bandung : Tidak Diterbitkan

Purnamasari, Lesi. (2011). Penggunaak Media Open Source Physics (OSP)-tracker Pada Kegiatan Pemantapan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Berpikir Kreatif Siswa SMP. Sripsi Pada Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Puspawardhani, Inayat Dewi. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Berbantuan Multimedia Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Tik. Skripsi Pada Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Rugayanti, Ariska. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi dan Prestasi Belajar Siswa SMA Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana. Skripsi Sarjana Pada FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia : Diterbitkan

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media


(33)

Sudjana, Nana. (2002). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru

Tahar, Farida. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik Vee dan Pengajaran Langsung terhadap Prestasi Belajar Pembiasan Cahaya Dikaitkan Dengan Konsep Diri Siswa SMP. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Wisnu. (2011). Teknologi Informasi, Online. Tersedia: http://titowisnu.blogspot.com/2011/04/teknologi-informasi.html (25 Juli 2012)

Yakar, Harun dan Kara. (2008). Effects of Computer Supported Education on the Success of Students on Teaching of Newton's Laws of Motion. World Applied Sciences Journal 3, (1), 51-56.


(1)

Setelah diperoleh skor tersebut, maka hasil tersebut di olah kembali dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

� =

Keterangan:

P = Persentase jawaban

f = rata-rata frekuensi jawaban n = jumlah sampel

Data angket yang diperoleh, dihitung persentasenya dan selanjutnya diinterpretasikan ke dalam kalimat dengan klasifikasi penafsiran data yang dianggap lebih efektif. Adapun klasifikasi penafsiran ditetapkan sebagai berikut :

Persentase Kategori penafsiran

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Pada umumnya

100% Seluruhnya


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi dan simulasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk lebih lengkapnya, kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapan model Student Team Achievment Division (STAD) berbantuan animasi dan simulasi berada pada kategori sedang dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,48. Aspek C1 mengalami peningkatan pada kategori tinggi, aspek C2 mengalami peningkatan pada kategori rendah, aspek C3 mengalami peningkatan pada kategori sedang, dan aspek C4 mengalami peningkatan pada kategori tinggi.

2. Sebagian besar siswa (76,04%) menyatakan manfaat multimedia animasi dan simulasi yang cukup besar dalam perkembangannya. Sebagian besar siswa (65,89%) menyatakan multimedia animasi dan simulasi mudah dipahami dalam pembelajaran. Sebagian besar siswa (68,06%) menyatakan multimedia animasi dan simulasi efektif dalam pembelajaran.


(3)

B. Rekomendasi

Dari penelitian yang telah dilakukan, penyusun mengajukan beberapa saran diantaranya:

1. Model kooperatif tipe Student Team Achievment Division (STAD) berbantuan animasi dan simulasi dapat digunakan dalam pembelajaran Fisika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Sebaiknya siswa sering dilatih pada setiap kemampuan kognitif khususnya pada kemampuan memahami, hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa ketika diberi permasalahan yang berbeda.

3. Pada saat diskusi kelompok diharapkan guru mengontrol siswa agar bekerja sama dengan kelompoknya masing-masing sehingga instruksi berdiskusi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan baik.

4. Animasi dan simulasi yang ditampilkan sebaiknya dibuat oleh peneliti sehingga sudah disusun sedemikian rupa agar arah materi pembelajarannya dapat dipahami siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ariesto Hadi Sutopo. 2003. Multimedia Interaktif Dengan Flash. Yogyakarta : Graha Ilmu

Arikunto. (2010). ProsedurPenelitian. Jakarta: Erlangga

Aviantarani, Devi. (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Respon Siswa Kelas Vii Dengan Menggunakan Computer Assisted Instruction (Cai) Pada Konsep Ekosistem. Skripsi Sarjana UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Beskeni, R. et al . (2011). “The Effect Of Prior Knowledge In Understanding Chemistry Concepts By Senior Secondary School Students.” International Journal Of Academic Research.

Budi, Listiyono. (2011). Manfaat dan karakteristik multimedia, Online. Tersedia: http://listiyonobudi.blogspot.com/2011/11/manfaat-dan-karakteristik-multimedia.html (30 September 2012)

Dayanti. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Divisions (Stad) Pada Pencapaian Kompetensi Membuat Pola Blazer Di Smk N I Sewon Bantul. Skripsi pada Sarjana UNY: Tidak Diterbitkan

Fathimah, Nusuki Syari'ati. (2012). Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Permulaan Model Drill Ang Practice Bagi Anak Disleksia Tingkat Sekolah Dasar. Skripsi pada Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Gusliana, Gina. (2011). Efektifitas Strategi Problem Solving Menggunakan Cognitive Apprenticeship (CA) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP. Skripsi Sarjana UPI : Diterbitkan

Hake. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Department of Physics, Indiana University, Bloomington, Indiana

Hegarty, Mary. (2004). Commentary Dynamic Visualizations and Learning: Getting to The Difficult Questions. Learning and Instruction, 14, 343-351.


(5)

Kusnandar, Ade. (2007). Panduan Pengembangan Multi Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas

McGraw Ibiz Fernandez. (2002). Animation & Cartooning: A creative Guide. (California:2002), hal. 50

Muliyani. (2011). Kajian kemampuan berpikir kreatif dan peningkatan prestasi belajar siswa SMP dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. Skripsi pada Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Mulyadi, Ahmad Wisnu. (2010). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Cai Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi Sarjana UPI : Tidak Diterbitkan

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : CV Alfabeta

Nirmalasari, Mala. (2005). Program Pembelajaran Energi dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Bekerjasama Siswa SMP. Bandung : Tidak Diterbitkan

Purnamasari, Lesi. (2011). Penggunaak Media Open Source Physics (OSP)-tracker Pada Kegiatan Pemantapan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Berpikir Kreatif Siswa SMP. Sripsi Pada Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Puspawardhani, Inayat Dewi. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Berbantuan Multimedia Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Tik. Skripsi Pada Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan

Rugayanti, Ariska. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi dan Prestasi Belajar Siswa SMA Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana. Skripsi Sarjana Pada FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia : Diterbitkan

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media


(6)

Sudjana, Nana. (2002). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru

Tahar, Farida. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik Vee dan Pengajaran Langsung terhadap Prestasi Belajar Pembiasan Cahaya Dikaitkan Dengan Konsep Diri Siswa SMP. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Wisnu. (2011). Teknologi Informasi, Online. Tersedia: http://titowisnu.blogspot.com/2011/04/teknologi-informasi.html (25 Juli 2012)

Yakar, Harun dan Kara. (2008). Effects of Computer Supported Education on the Success of Students on Teaching of Newton's Laws of Motion. World Applied Sciences Journal 3, (1), 51-56.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 2 10

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEMINIMALISIR MISKONSEPSI HUKUM NEWTON.

0 2 46

Rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

0 1 103