PENERAPAN METODE RESITASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN SI SWA KELAS II MIN MLAGEN MENOREH SALAMAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository
PENERAPAN METODE RESITASI DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN
SI SWA KELAS II MIN MLAGEN MENOREH SALAMAN
KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 /2 0 0 8
S K R I P S I
O leh:
NURUL FADILAH
N I M : 11406383
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
2 0 0 8
PENERAPAN METODE RESITASI DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR'AN
SISWA KELAS II MIN MLAGEN MENOREH SALAMAN
RAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 /2 0 0 8
S K R I P S I
<Diaju£an u n tu fcjM em en u h i H ugos
d a n ‘M eC eng^api S y a ra t Q una M emperoCefi
Cjetar S a ija n a da(am I (m u d a r S iy a f
O leh:
NURUL FADILAH
N I M : 1 1406383
SEKOLAH TINGGIAGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
2 0 0 8
MOTTO ( o l j j ) j j a i l (*1 x j q a
A rtinya: "Sebaik-baik kamu yaitu orang-orang yang mempelajari A1 Qur'an dan mengajarkannya." ( HR B ukhori)
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0289) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website:
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 1 {satu} naskah H a l : Pengajuan Naskah Skripsi1 Agustus 2008 Yth.Kctua STAIN di Salatiga Assalamualaikum WrWb Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: N a i n a : Nurul Fadilah N IM : 11406383 Progam studi : Pcndidikan Agama Islam ( P A I) J u d u I : Pencrapan Metode Resitasi dalam Upaya Meningkatkan PembelajaranlBaca Tulis Al Qur&n Siswa Kelas
II MIN Mlangen Menoeh Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2007/2008 llntuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamualaikum Wr Wb PembimbUfg lansur,M.Ag Nip: 15026707
ABSTRAKSI Nurul Fadilah : Penerapan Metode Resitasi dalam Upaya Meningkatkan
Pembelajaran Baca Tulis A l Qur'an Siswa Kelas I I di M IN M langen Menoreh
Salaman Kabupaten M agelang Tahun 2007/2008. Skripsi. Salatiga : Fakultas
Tarbiyah Program Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Salatiga, 2008.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, implementasi dan pendukung metode resitasi dalam upaya meningkatkan pembelajaran Baca Tulis Al Qur'an kelas II MIN Mlangen Menoreh Salaman Kabupaten Magelang tahun 2007/2008.
Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas II MI Negeri Mlangen Menoreh Salaman Kabupaten Magelang tahun ajaran 2007/2008 yang beijumlah 27 siswa terdiri dari laki-laki 12 siswa,perempuan 15 siswa, dan para guru yang mengajar di
MI Negeri Mlangen Menoreh Salaman Kabupaten Magelang. Data tentang penerapan metode Resitasi dalam kegiatan belajar mengajar siswa kelas II MI Negeri Mlangen Menoreh penulis kumpulkan dengan menggunakan observasi, dokumentasi dan tes. Dari data tersebut penulis analisa dengan menggunakan tekhnik kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka yang pasti.
Dalam penelitian ini kami menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 sikuls. Siklus I,II dan siklus III masing-masing melalui tahapan perencanaan, melakukan tindakan, melakukan pengamatan dan mengadakan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode restasi dalam tiga siklus terdapat peningkatan aktifitas, minat dan prestasi belajar siswa kelas II dalam pembelajaran Baca Tulis Al Qur'an. Kondisi awal dengan nilai rata-rata 5,9, Siklus I nilai rata-rata 6,2, siklus II nilai rata-rata 6,5 dan pada akhir siklus III nilai rata-rata 6,8. Jadi dari kondsi awal ke siklus III terdapat peningkatan sebesar 14%.
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rosulullah
SAW yang merupakan teladan bagi umat di dunia.
Alhamdulillaahirobbiraalamiin atas rahmad dan hidayah dari Allah penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian tindakan kelas yang beijudul " Penerapan Metode Resitasi Dalam Upaya MeningkatkanPembelajaran Baca Tulis A1 Qur’an Siswa Kelas II di MI Negeri Mlangen Menoreh Salaman Kabupaten Magelang tahun ajaran 2007/2008” ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti.
Sebagai manusia dengan segala keterbatasannya, mustahil kiranya skripsi ini dapat disusun tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karenanya penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada:
1. Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku pembimbing dalam skripsi ini.
2. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga yang telah mengajar dan membimbing kami selama kuliah.
3. Bapak dan Ibu karyawan STAIN Salatiga yang telah membantu kelancaran kami dalam menempuh study.
4. Kepala MI Negeri Mlangen Menoreh yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada Madrasah yang dipimpin. v
DAFTARISI
17 BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB V PENUTUP......................................................................................
69
LAMPIRAN - LAMPIRAN....
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.
DAFTAR TABEL
51
65
8. Tabel VIII Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
63
7. Tabel VII Nilai Ulangan Siklus III
57
6. Tabel VI Nilai Ulangan Siklus II
5. Tabel V Nilai Ulangan Siklus I
1. T abell Keadaan Siswa MIN
47
4. Tabel IV Hasil Tes Kondisi Awal
37
3. Tabel III Keadaan Guru dan Karyawan
36
2. T ab elll Daftar Nama Siswa
36
x DAFTAR GAMBAR
1. G am barl Skema Tahapan Siklus
8
2. Gambar II Diagram Batang Kondisi Awal
47
3. Gambar III Histogram Nilai Tes Siklus I
52
4. Gambar IV Histogram Nilai Tes Siklus II
58
5. Gambar V Histogram Nilai Tes Siklus III
64 DAFTAR LAM PIRAN Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 SiklusI Lampiran 2a Rencana Pembelajaran Siklus I Lampiran 2b Butir Soal Siklus I Lampiran 2c Kunci Jawaban Lampiran 3 Siklus II Lampiran 3a Rencana Pembelajaran Siklus II Lampiran 3b Butir Soal Siklus II Lampiran 3c Kunci Jawaban Lampiran 4 Siklus III Lampiran 4a Rencana Pembelajaran Siklus III Lampiran 4b Butir Soal Siklus III Lampiran 4c Kunci Jawaban
B A B I
PENDAHULUAN
A . L A T A R B EL A K A N G M A SA L A HA1 Qur’an merupakan dasar utama ajaran Islam dan merupakan pedoman hidup umat Islam yang dapat menjamin keselamatan baik di dunia maupun di akherat l. Bagi Umat manusia, A1 Qur’an juga sebagai pembeda antara yang haq dan yang bathil. Setiap Muslim dituntut untuk dapat membaca, mengkaji dan berusaha untuk dapat memahaminya kemudian dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud kehidupan yang bahagia dunia dan akherat, sebagaimana ayat A1 Qur’an yang berbunyi:
j j \
60JC- j i l l J j j ^^11 A J4J A rtinya:
“Maha suci Allah yang telah menurunkan AI Furqan (A1 Qur’an) kepada hambaNya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam2.” Pendidikan Al Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah sebagai landasan integral dan pendidikan agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dal an pembentukan watak dan kepribadian siswa, tetapi secara substansial pendidikan Al Qur’an memberi kontribusi dalam memberikan motivasi kepada
1 Abudin Nata, M.A, Manafemen Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2003, him 291
2 Depag, AlQ ur’an dan Terjemahannya, Jakarta, Depag R I, 1985, him 559
1 siswa untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan dan keagamaan ( tauhid dan Akhlaqul karimah) dalam kehidupan sehari-hari 3.
Oleh karena itu setiap siswa semestinya memiiiki kesungguhan dan perhatian dalam Pendidikan A1 Qur’an. Akan tetapi kenyataannya tidak semua siswa memiiiki perhatian dan minat yang tinggi dalam penddikan A1 Qur’an. Padahal kemampuan dan pemahaman mempelajari A1 Qur’an Hadits yang paling awal adalah pada tingkat membaca, baru dilanjutkan dengan menulis, menuntut siswa untuk dapat mendekati dan mengakrabi Pelajaran A1 Qur’an.
Di antara faktor penyebab rendahnya minat siswa terhadap pendidikan A1 Qur’an, sehingga kemampuan dalam baca tulis A1 Qur’an masih kurang memuaskan adalah kurangnya perhatian orang tua dan Pembelajaran Guru yang kurang menarik dan penerapan metode yang kurang tepat.
Oleh karena itu maka penggunaan variasi metode pembelajaran A1 Qur’an sangat diperlukan, karena salah satu syarat tercapainya tujuan pembelajaran adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk menerapkan metode resitasi dalam upaya meningkatkan pembelajaran baca tulis A1 Qur’an siswa Kelas 11 MIN Mlangen Menoreh Salaman Kabupaten Magelang tahun 2008.
3 Depag, Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah Jakarta, Depag RI, 2006, him 13
2
B. R U M U SA N M A SA L A H
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditentukan rumusan- rumusan masalah sebagai berikut:
1. Adakah peningkatan minat siswa di dalam pembelajaran baca tubs A1 Qur’an dengan menggunakan metode resitasi pada siswa kelas II MIN Mlangen Menoreh Salaman?
2. Adakah peningkatan aktifitas siswa di dalam pembelajaran Baca Tubs A1 Qur'an dengan metode resitasi pada siswa kelas 11 MIN Mlangen Menoreh Salaman?
3. Adakah peningkatan prestasi siswa di dalam pembelajaran Baca Tubs A1 Qur'an dengan metode resitasi pada siswa kelas II MIN Mlangen Menoreh
Salaman?
C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan Rumusan masalah yang ada, maka tujuan penebtian tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berik u t:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran dengan metode resitasi dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran baca tubs A1 Qur’an.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran dengan metode resitasi dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran baca tubs Al Qur’an.
3
3. Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran dengan metode resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Baca Tubs Al Qur'an.
D. M ANFAAT PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa mantaat y a itu :
1. Bagi peningkatan pembelajaran, penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan baca tulis Al Qur’an di Sekolah.
2. Bagi Guru, akan dapat mem bantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapai dan mendapat tambahan wawasan serta ketrampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
3. Bagi siswa, akan memudahkan menerima materi pendidian aca tulis Al Qur’an, sehingga kemampuan baca tulis Al Qur’an akan meningkat.
4. Bagi Sekolah (MIN), akan dapat meningkatkan kualitas akademik dengan prestasi belajar siswa, dan kualitas Sumberdaya manusia dengan kemampuan guru dalam menerapkan metode yang tepat.
4
E. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis dalam tindakan ini adalah :
1. Strategi pembelajaran dengan metode resitasi dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Baca Tulis A1 Qur’an siswa kelas II di MIN Miangen Menoreh Salaman.
2. Strategi pembelajaran dengan metode resitasi dapat meningkatkan aktifitas siwa dalam pembelajaran Baca Tulis A1 Qur'an siswa kelas II di MIN Miangen Menoreh Salaman.
3. Strategi pembelajaran dengan metode resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Baca Tulis A1 Qur’an siswa kelas II di MIN Miangen Menoreh Salaman.
F. DEFINISIOPERASIONAL
Untuk menghindari kemungkinan terjadi penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, maka perlu penjelasan beberapa istiiah.
Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Metode Resitasi Metode berasal dari kata Yunani metodos yang artinya cara atau jalan, yang mengandung arti cara yang teratur dan berpikir untuk mencapai
5 maksud, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan4.
Sedangkan metode resitasi adalah cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik sedang hal tersebut diperiksa oleh guru, dan peserta didik mempertanggung jawabkan5.
2. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran artinya proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar6 7 .
8 Dalam pembelajaran pada hakekatnya terdapat dua proses yang saling keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu proses belajar dan proses mengajar . Selain itu juga dalam pembelajaran mengandung beberapa komponen yang antara satu dan lainnya juga saling berkaitan yaitu tujuan, bahan pelajaran, Kegiatan Belajar Mengajar. Metode, alat, sumber dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka komponen-komponen tersebut harus dikelola dan dikondisikan dengan baik. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku perekat interaksi t f dengan lingkungan .
Erawati Aziz, Prinsip Pendidikan Islam, Solo,Tiga Serangkai,2003,hlm.79 *
5 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Batu Sangkar,Kalam Mulia,1990,hlm.293
6 W J S Poerwodarm i nto. Kamus Urnum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pus taka, Cet Ke 3
2006Jilm.l57 Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, Semarang, Rosail, 2005, him 26
8 Ibid, him 130
6
3. Pengertian A1 Qur'an Qur'an menurut bahasa artinya bacaan. Di dalam A1 Qur’an sendiri ada pemakaian kata Qur'an dalam arti demikian sebagaimana tersebut dalam surat Al Qiyamah ayat 1 7 -1 8 :
Aj) jS £jja 4jl j i IjAfl c*~) Ajljfij Inlc. (jl Artinya:
"Sesungguhnya mengumpulkan Al Qur'an (didalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya pada (lidahmu) itu adalah tanggungan Kami (Karena itu), jik a Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya".
Kemudian dipakai kata Qur'an itu untuk Al Qur’an yang dikenal sekarang ini. Adapun definisi Al Qur'an ialah Kalam Allah S W T yang merupakan mu'jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah9.
G . M E T O D E PE N E L IT IA N
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Proses penelitiannya direncanakan terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan
9 Depag, op cit, hlm.16
7 dan masing-masing kegiatan tatap muka adalah dua jam pelajaran. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengajar yang berkolaborasi dengan melibatkan guru mata yang lain untuk bersama-sama melakukan penelitian. Dalam penelitian ini tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas ini secara skematis dapat disajikan dalam skema sebagai berikut: Observasi awal
Perencanaan I Refleksi
Siklus I Revisi perencanaan 1
Refleksi Siklus II
Revisi perei Siklus III
Refleksi
2. Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas II MIN Mlangen Menoreh Kec Salaman pada tahun peiajaran 2007/2008 yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Kondisi pembagian di kelas 11 ini cukup merata, dalam arti perbandingan kemampuan siswa relatif sama.
3.Langkah-langkah Penelitian Setiap siklus dalam penelitian ini mencakup empat langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Langkah - langkah penelitian yang dilakukan pada tiap tahap ini adalah :
a. Perencanaan Perencanaan dalam kegiatan penelitian ini meliputi identifikasi masalah, menganalisis penyebab masalah dan menetapkan solusi yang akan dilakukan. Selain itu di dalam tahap perencanaan ini juga menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari menyusun rencana pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dengan kopetensi dasar menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah, menyusun Lembar Keija Siswa sebagai bahan diskusi kelompok, dan menyusun soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Menulis H uruf Hijaiyah.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Guru menjelaskan rencana kegiatan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat berdasar rencana pembelajaran. Adapun
9 langkah - langkah pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi adalah sebagai berikut : 1) Pendahuluan
a) Penyiapan kondisi fisik Aktivitas guru pada tahap ini mengabsen siswa dan menyiapkan bah an pelajaran.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan dilakukan.
c) Apersepsi Guru menyajikan masalah yang berkaitan dengan cara penulisan huruf hijaiyah.
2) Kegiatan inti
a) Pengembangan materi Dal am kegiatan inti aktivitas guru menyampaikan materi pelajaran serta memberi contoh cara penulisan huruf hijaiyah dengan menggunakan alat peraga.
b) Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi Tahap 1 : Penomoran
Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar dan setiap kelompok beranggotakan 4 orang (setiap kelompok diberi no 1 sampai 4)
10 Tahap 2 : M engajukan pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan yang dapat memotivasi siswa yang berupa tugas untuk mengerjakan soal iatihan.
Tahap 3 : Berpikir bersama Guru mengecek pemahaman siswa dengan meminta siswa menyelesaikan soal dan memikirkannya sendiri kemudian berpasangan dengan temannya, secara berkelompok mendiskusikan dengan teman sekelompoknya (berpikir bersama), guru mendorong siswa untuk berdiskusi an tar teman dal am satu kelompok, selama diskusi berlangsung guru memantau keija masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan
Tahap 4 : Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu untuk menyelesaikan soal tersebut di depan kelas (siswa menyampaikan ide kelompoknya), siswa yang nomomya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
c) Menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi Guru membantu siswa mengkaji ulang hasil diskusi, kemudian guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi
11
3) Penutup Guru membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran, selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk di kerjakan di rumah sesuai dengan materi yang telah dipelajari.
b. Pengamatan Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencatat keaktifan siswa meiiputi (1) melakukan kegiatan yang terkait dengan pembelajaran, (2) berinteraksi satu sama lain, saling bertanya, saling menjelaskan, (3) memformulasikan gagasan tertulis, (4) menyampaikan gagasan lisan, (5) merangkum materi diakhir pelajaran. Pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan secara kolaboratif dengan guru mitra terhadap pelaksanaan jalannya proses belajar mengajar melalui lembar observasi. Unit - urutan penyajian kegiatan guru dan kegiatan siswa dicatat melalui lembar observasi. Hal- hal yang diamati mencakup kegiatan siswa dan guru. Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku individu siswa, kegiatan yang dilakukan, tingkat keaktifan dalam kegiatan diskusi, proses kegiatan yang dilakukan, menilai aktivitas belajar siswa dan hasil evaluasi yang diperoleh dari kegiatan siswa.
12 c. Analisis dan refleksi Pada tahap analisis guru mengadakan evaluasi terhadap proses pembelajaran pada tiap siklus, kemudian direfleksikan sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus selanjutnya sebagai penyempumaan pada siklus berikutnya.
4. Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan dan valid penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar metode yang satu dengan yang lain dapat sating melengkapi.
Adapun metode yang penulis gunakan adalah sebagi berikut:
a. Metode Observasi (Pengamatan) Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti ( kelompok guru) untuk memperoleh data penelitian, aktivitas siswa dan ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung
b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data - data tertulis tentang daftar nama siswa, jumlah siswa dan data lain yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nama dan jumlah siswa kelas II MI Negeri Mlangen Menoreh Salaman Magelang serta untuk melihat nilai kemampuan baca tulis A1 Qur'an
13 sehingga dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok; tinggi, sedang, rendah.
c. Tes Yaitu untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengeveluasi hasil proses atau untuk mendapatkan kondisi awal sebelum proses (pre-test dan post test). Instrumennya dapat berupa soal-soal ujian atau soal- soal test10.
Dalam metode ini penulis menggunakan lembar tes, yang dikeijakan siswa. baik berupa tes awal maupun tes akhir.
Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan anak dalam memperoleh data mengenai kemampuan anak dalam membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah dalam pembelajaran A1 Qur'an.
§. Teknik Analisa Data Data yang telah terkumpul dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif.
Dalam penelitian ini ada tiga instrumen yang digunakan, tes hasil belajar untuk mengukur prestasi belajar siswa dianalisis menggunaan t-tes, sedang perhatian dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dianalisis dengan meggunakan statistik deskriptif, sedang intepretasi hasil dianalisis secara kualitatif.
10Hussain Umar, SE.,M.M., MBA M etode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, J akarta,Raj a
Grafindo Persada,Cet Ke-4,2001,hlm.5214
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Kegunaan Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian H. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PENERAPAN METODE RESITASI 1 .Pengertian Penerapan
2. Pengertian Metode
3. Pengertian Resitasi
B. UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian Upaya
2. Pengertian Meningkatkan
3. Pengertian Pembelajaran
C. MEMBACA MENULIS ALQUR’AN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Subyek Penelitian
15 B.
Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Kondisi Awal B. Diskripsi Hasil Siklus I C. Diskripsi Hasil Siklus II D. Diskripsi Hasil Siklus III E. Pembahasan Antar Siklus F. Kesimpulan Hasil Penelitian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Kata Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PENERAPAN METODE RESITASI
1. PENGERTIAN PENERAPAN
Penerapan adalah perihal mempraktekkan11 .Sedangkan menurut Martinis Yamin dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru , serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari'2.
2. PENGERTIAN METODE Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan53.
Maksudnya adalah suatu jalan atau suatu cara yang digunakan siswa untuk belajar membaca dan menulis A1 Qur'an.
Sedangkan menurut Nana Sudjana metode adalah suatu alat yang berfumgsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam proses belajar mengajar. Metode sangat banyak ragamnya, oleh karena itu dalam proses belajar mengajar keharusan bagi pendidik untuk menetukan pilihan metode yang tepat agar tujuan dari proses belajar mengajar itu segera tercapai dengan hasil yang maksimal. *
2
1
3
!l WJS Poewodarminto, op ci/,hlm.l256 i
2H. Martinis Yamin, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Ciputat,Gaung Persada
Press,Cet ketiga, 2005,hlm.2813M.Basarudin Usman, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta,Ciputat Press,2002,hlm.4
17 Maka diharapkan bagi setiap pendidik bisa memilih metode pengajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Adapun metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran. Maka dari itu, peranan dari metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru1*.
Sedangkan pengertian guru di sini adalah orang yang pekeijaannya ( mata pencahariannya, profesinya ) mengajar10. Guru juga disebut berarti pendidik yaitu orang yang keijanya selalu mendidik orang lain,atau mendidik anak didik. Namun para ahli ilmu pendidikan membedakan antara pengertian istilah "pendidik" dan istilah "guru". Pendidik mempunyai arti lebih spesifik dan lebih luas, dibandingkan dengan pengertian guru.
Guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai banyak ilmu, mau mengamalkan dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan siswa lebih baik dalam segala hal. Guru adalah orang yang senantiasa merasakan keberhasilan dan kegagalan siswa sebagaimana keberhasilan dan kegagalan yang dimiliki dan dirasakan sendiri4 16.
1
5
l4Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru,1988,hlm.76
15 WJS Poewodarminto,op cit, hlm.330
16 Thoifuri, M enjadi Guru Inisiator, Kudus,Rosail Media Group,2008,hlm. 1 -6
18 Prof.DR.Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pendidikan Islam mengatakan metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat dalam menciptakan proses pembelajaran17.
Langgulung benpendapat bahwa penggunaan metode didasarkan atas tiga aspek pokok yaitu; 1) Sifat-sifat dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan Islam, yaitu pembianaan manusia mukmin yang mengaku sebagai hamba Allah. 2) Berkenaan dengan metode-metode yang betul-betul berlaku yang disebutkan dalam A1 Qur'an atau disimpulkan dari padanya.
3) Membicarakan tentang pergeraan (motivation) dan disiplin dalam istilah A1 Qur'an disebut ganjaran (shawab) dan hukuman Ciqab)18.
Dari pengertian di atas para ahli pendidikan telah sepakat bahwa tidak ada metode pembelajaran/pengajaran yang paling baik,tetapi yang ada adalah metode yang cocok dan sesuai dengan tabiat siswa/peserta didik. Setiap metode pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa dalam proses belajar agar mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal.
l7Ramayulis,^Vfe/o^o/ogi Pendidikan Agama /s/am,Jakarta,Kalam M ulia^005,hlm3 18 lbid,h\m A
19 Dalam hal metode Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125:
j a j l i l j j (jl ij A A ifcn %]' AJaC-
II A-a^aJU tSL j ^ 1 £-.)l ( j ^ U ^ o lU ^ I c .'j A j A L a u i ijp . ( J jJ a
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatkan petunjuk."(QS An Nahl.125)19.
3. PENGERTIAN RESIT ASI
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari.Metode ini sering disebut dengan metode rupiah.
Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam al Qur’an, Tuhan memberikan tugas yang bearat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas kerasulannya. Tugas yang diinstruksikan itu adalah berupa sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki.
19 Depag, op city hlm.421
20 Firman Allah S W T :
<jL»j Vj ^^LL j j j O j j S s
4 j j j ^ ^ Q j I i ^II^ j U
O j ^ - a l a t i L j l j Q
Artinya: "Hai orang yang berselubung, bangunlah dan lalu berilah peringatan, dan Tuhanmu agungkanlah. Dan bersihkanlah pakainnmu!
Tinggallah pekeijaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang lain lantaran hendak meminta lebih banyak.
Sabar dan uletlah menurut perintah Tuhan. (QS.A1 Mudatsir: 1-7). Jadi Tuhan memberi lima macam tu g a s, antara lain:
a. Taat beragama (membesarkan Tuhan)
b. Giat dan rajin berdakwah
c. Membersihkan diri, jiw a dan kotoran lahir dan batin
d. Percaya pada diri sendiridan tidak mengharapkan sesuatu pada orang lain e. Tabah dan ulet dal am melaksanakan tugas20.
Jadi resitasi merupakan suatu metode pembelajaran dimana guru mengulang-ulang materi pelajaran yang diajarkan sampai siswa benar-benar menguasai dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.Sehingga dalam penerapan metode ini guru harus lebih bersikap sabar.
20 Ramayulis,op.cit,hlm.294
21
B. UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian Upaya Pengertian upaya yaitu usaha (syarat), berupaya/berusaha sekuat- kuatnya21.
Upaya juga dapat diartikan usaha, akal atau ihtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya22.
Upaya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan dari kegiatan yang sedang dikeijakan. Namun apabila sudah menggunakan syarat-syarat masih gagal juga maka terus berikhtiar mencari jalan keluar yang lain, mencari solusi yamg tepat, mengadakan penelitian, kajian, uji coba berulang kali. Barang kali dengan menambah berbagai macam syarat yang lain itu, dengan mengharap agar tujuan yang dimaksud dapat dicapai dan berhasil.
Sedangkan pengertian usaha yaitu kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu maksud23.
Lain halnya dengan pengertian usaha. Usaha maksudnya usaha dengan mengerahkan kekuatan berupa kekuatan tenaga, kekuatan pikiran untuk mencapai tujuan atau maksud. Namun di sini tidak diperlukan syarat-syarat yang hams dipenuhi. Secara umum bahwa pengertian upaya itu sama dengan
21 WJS Poerwodarminto, loc cit, him 1345
22 WJS Poerwodarminto, U m u m Bahasa Indonesia, Balai Pus taka, Jakarta,1999,him. 1109
23 W J S Poerwodarminto,loc eft,him. 1350
22 pengertian usaha, namun setelah dikaji lebih dalam maka di antara keduanya jelas berbeda. Maka dari itu untuk mempeijelas istilah kedua kata tersebut sebagai berikut:
a. Upaya Sebagai gambaran bahwa guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan menggunakan salah satu metode agar materi yang disampaikan dapat dikuasai siswa. Apabila siswa belum menguasai ilmu pengetahuan itu guru mengganti metode dengan metode yang lain agar siswa benar-benar menguasainya. Ikhtiar yang ditempuh guru sampai siswa benar-benar menguasainya materi yang diberikannya itu disebut upaya. Jadi upaya adalah ikhtiar guru dengan menggunakan berbagai macam cara sampai siswa menguasai materi yang diberikannya itu. Guru melakukan kegiatan agar orang lain mengerti.
b. Usaha Sebagai gambaran bahwa siswa mempunyai tujuan agar lulus ujian dan mendapat ijasah, maka ia hams melakukan kegiatan belajar dengan mengerahkan segala kemampuannya untuk menguasai ilmu yang akan diujikan.Namun apabila belum berhasil lulus, maka ia hams mengulang dengan memperbaiki kesalahan belajamya itu sampai lulus ujiannya. Ikhtiar yang dilakukan siswa dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada terns menems sampai tujuannya tercapai, itu namanya usaha.
23 Jadi kata upaya itu berupa ikhtiar untuk keberhasilan orang lain, sedangkan usaha berupa ikhtiar untuk keberhasilan diri sendiri. Oleh karena itu, penulis menggunakan kata upaya, sebab merupakan kegiatan yang gigih, tidak mengenal lelah, mengerahkan potensi yang ada, giat lahir dan batin agar orang lain berhasil. Guru berikhtiar sekuat tenaga agar siswa menguasai materi yang diberikan kepadanya.
2. Pengertian Meningkatkan Meningkatkan berasal dari kata tingkat (susunan yang berlapis-lapis), sedangkan meningkatkan itu sendiri artinya adalah menaikkan derajat/taraf atau mempertinggi dan memperhebat suatu produksi24.
Jadi yang dimaksud dari meningkatkan itu adalah manaikkan atau mempertinggi hasil usaha supaya bertambah meningkat dari hasil yang dicapai sebelumnya. Nilai yang diperoleh dari hasil usaha yang sungguh - sungguh dilakukan masih dapat ditingkatkan lagi dari nilai yang diperoleh sebelumnya.Keberhasilan yang dicapai itu akibat dari usaha yang tidak mengenal lelah sehingga memperoleh nilai tambah, yang lebih tinggi dan meningkat dari hasil usaha sebelumnya.
3. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran artinya proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar25. Belajar adalah istilah yang dalam kehidupan sehari-hari tidak
24 W J S Poerwodarminto, loc c//,hlm .l280
24 asing bagi kita semua. Pengertian belajar sudah banyak didefinisikan oleh para ahli. Pendapat mereka satu sama lain berbeda, hal ini disebabkan adanya perbedaan berfikir, landasan psikologi yang digunakan untuk merumuskan keyakinan hidup, filsafat dan lain sebagainya, namun pada hakikatnya adalah sama. Kegiatan belajar adalah suatu usaha yang menghasilkan perubahan.
Belajar adalah suatu proses yang komplek yang teijadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga Hang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotorik), maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif)2 26-
5 Sedangkan menurut DR. Ahmad Tafsir belajar merupakan suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku yang merupakan hasil latihan penguatan (reinforce)27.
Sedangkan menurut Cronbach, dalam bukunya Educational Psycology menyatakan leaning is shown by change in behavior as a result o f experience.
Belajar yang terbaik menurut Cronbach harus dilakukan mengalami secara langsung28.
25 W J S Poerwodarminto, loc ci7,hlm.l5
26 Fatah Syukur,o/? cit, hlm.27
2'Ahmad Tafsirfifetodologi Pengajaran Agama Islam,Cet ketujuh,Bandung,Remaja Rosda
Karya^003,hlm.60.28 Lilik Sriym X ifsikologi Pendidikan, Cet pertama, Salatiga,STAIN Salatiga Press,2003,hlm.5
25 Proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana belajar itu secara efektif digunakan proses pembelajaran hams memungkinkan terjadinya proses belajar yang memang hams memungkinkan perolehan hasil belajar yang baik.
Pendidikan A1 Qur’an adalah bagian dari Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang bertujuan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam A1 Qur’an, sehingga dapat diterapkan dalam perilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada allah SWT.
Pembelajaran A1 Qur’an pada MI juga befungsi untuk menumbuh kembangkan kemampuan siswa membaca dan menulis, mendorong, membimbing, membina kemampuan dan kegemaran membaca A1 Qur’an.
Pembelajaran A1 Qur’an yang kurang menarik menimbulkan kebosanan dan kecendemngan diremehkan oleh siswa. Oleh karena itu metode pembelajaran yang demikian perlu diubah menjadi metode yang tepat.
Pembelajaran A1 Qur’an akan benar-benar menarik dan berfungsi sebagimana mestinya apabila gum tepat dalam menggunakan metode dan cara penyampaian yang melatih siswa untuk mandiri 29. Artinya siswa hams mampu mengatasi permasalahan yang ada pada pembelajaran, karena dalam pembelajaran ini banyak mengedepankan penggunaan fungsi otak kanan
29 Kurikulum Be rb as is Kompetensi, Kegiatan Pembelajaran Q ur’an HadHts, Jakarta, Depag 2003 him
17
26 siswa, sehingga memudahkan siswa untk menerima pembelajaran A1 Qur’an. Adapun langkah kegiatan pembelajaran yang diterapkan adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang melatih siswa untuk mengembangkan kreatifitas.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses psikis yang relatif permanen yang menimbulkan perubahan dalam tingkah laku yang merupakan hasil latihan dan pengalaman secara langsung.
Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu,artinya kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam situasi belajar tertentu. Umumnya dalam situasi tertentu pula.Cara belajar peserta didik dapat dikategorikan kedalam empat cara yaitu:(l) Cara belajar somatik, adalah yang lebih menekankan pada aspek gerak tubuh atau belajar dengan melakukan, (2) Cara belajar auditif, adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek pendengaran, (3) Cara belajar visual, adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek penglihatan, (4) Cara belajar intelektual, adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek penalaran atau logika30.
Proses pembelajaran pada dasamya mengantar para pelajar memulai belajar, jadi tidak menjadikan para pelajar pandai karena mereka hams
30 Ramayulis, op.cit,hlm. 96
27 menjadikan din pandai sesuai dengan kemampuan intelektual yang ada pada rr.ereka. Proses pembelajaran adalah proses yang amat pragmatis dan konkrit, melihat dan dan mempergunakan keadaan nyata, terutama keadaan intelektual para pealajar merupakan pandangan sempit yang hams direkonstruksi31.
Proses pembelajaran dalam pendidikan islam selalu memperhatikan perbedaan individu ifurq al-fardiyah) peserta didik yang menghormati harkat, martabat dan kebebasan berpikir mengeluarkan pendapat dan menetapkan pendiriannya, sehingga bagi peserta didik belajar mempakan hal yang menyenangkan dan sekaligus mendorong kepribadiannya berkembang secara optimal, sedangkan bagi gum proses pembelajaran mempakan kewajiban yang bemilai ibadah yang dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh SWT di akherat32.
C. M EM BACA M ENULIS A L QUR'AN Membaca ialah melihat serta memahami isi dan apa yang tertulis (dengan melesankan atau hanya dihati)33.
Menulis ialah membuat hum f (angka, dsb) dengan pena (pensil, kapur,dsb)34.
31 Fatah Syukur,op.cit.hlm .20
32 Ramayulis, op cit, hlm.95 ” W J S Poerwodarminto, loc cit, hlm.75
34 Ibid, him. 1304
28 A! Qur'an menurut bahasa adalah yang dibaca. A1 Qur'an adalah masdar yang diartikan dengan isim m aful yaitu maqru berarti yang dibaca35. A1 Qur’an merupakan kitab suci dan pedoman bagi jalan hidup mereka.
Jadi maksud membaca menulis A1 Qur'an adalah aktifitas melihat dan memahami isi dari apa yang tertulis dengan melesankan serta membuat dengan pena huruf-huruf atau ayat-ayat A1 Qur'an.
Setiap mukmin yang mempercayai A1 Qur'an, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap Kitab Sucinya itu. Di antara kewajiban dan tanggung jawab itu ialah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan A1
Qur'an adalah kewajiban suci lagi mulia. Rasulullah SAW telah mengatakan; "Yang sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari A1 Qur'an dan mengajarkannya." Dalam hadist lain Rasulullah mengatakan : "Sesungguhnya seseorang yang berpagi-pagi pergi mempelajari ayat-ayat dalam Kitabullah lebih baik yang seperti itu daripada mengeijakan sembahyang sunnat seratus rokaat." Dari hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah juga mengatakan Siapa-siapa yang mempelajari Kitabullah, kemudian diamalkannya isi yang terkandung di dalamnya, Allah akan menunjukinya dari kesesatan dan akan dipeliharanya pada hari kiamat dari siksa yang berat."
Jadi belajar A1 Qur'an itu merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin, begitu juga mengajarkannya. Belajar A1 Qur'an itu dapat dibagi kepada
35Hasbi Ash Shiddiqie, Sejarah dan Pengantar Ilmu A l Qur'an Tafsir, Bandung,Bulan
Bintang, 1954.him. 129 bsberapa tingkatan, yaitu belajar membacanya sampai lancar dan baik, menurut kaidah-kaidah yang berlaku dalam qiroat dan tajwid,belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud yang terkandung di dalamnya dan terakhir belajar menghafalnya di luar kepala, sebagai mana yang dikerjakan oleh para sahabat pada masa Rosulullah, demikian pula pada masa sekarang di beberapa negeri islam.
Belajar A1 Qur'an itu hendaknya dari semenjak kecil, sebaiknya dari semenjak berumur 5 atau 6 tahun, sebab umur 7 tahun sudah disuruh mengeijakan sembahyang. Rosulullah sudah mengatakan:"Suruhlah anak-anakmu mengeijakan sembahyang bila sudah berumur 7 tahun dan pukullah atau marahlah bila dia tidak mengeijakan sembahyang kalau sudah berumur 10 tahun."
Menjadikan anak-anak dapat belajar A1 Qur'an mulai dari semenjak kecil itu adalah kewajiban orang tuanya masing-masing Berdosalah orang tua yang mempunyai anak-anak tetapi anak-anaknya tidak pandai membaca A1 Qur'an. Tidak ada malu yang paling besar di hadapan Allah nantinya, bilamana anak- anaknya tidak pandai membaca A1 Qur’an. Sebaliknya tidak ada kegembiraan yang lebih memuncak nantinya, bilamana orang tua dapat menjadikan anaknyapandai membaca A1 Qur’an. Rasulullah telah mengatakan:"Tidak ada suatu keuntungan bagi seseorang yang telah menjadikan anaknya pandai membaca A1 Qur’an kecuali baginya nanti pada hari kiamat akan diberikan suatu mahkota dari dalam syurga".