Pola komunikasi perawat dan pasien rawat inap dalam pelayanan medis di rumah sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
POLA KOMUNIKASI PERAWAT DAN PASIEN RAWAT INAP DALAM PELAYANAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos.I)
Disusun Oleh:
ARMILATUSSHOLIHAH
NIM : 107051003695
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
POLA KOMUNIKASI PERAWAT DAN PASIEN RAWAT INAP DALAM PELAYANAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Disusun Oleh:
ARMILATUS SHALIHAH NIM: 107051003283
Pembimbing:
Dra. Nurul Hidayati, MA Nip: 196903 22 199603 2 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(3)
ABSTRAK
Armilatus Shalihah
Pola Komunikasi Perawat Dan Pasien Rawat Inap Dalam Pelayanan Medis Di Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hdayatullah Jakarta
Salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar baik fisik maupun psikis adalah kebutuhan akan kesehatan. Kesehatan memang sudah menjadi kebutuhan yang essensial untuk berbagai tujuan. Dengan kesehatan manusia dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa adanya hambatan. Rumah sakit sebagai wadah sosial yang hidup dalam bentuk organisasi merupakan wadah masyarakat, tempat hidup dan berkembang dengan hubungannya yang bersifat timbal balik. artinya bahwa rumah sakit dan masyarakat terdapat hubungan yang tak terpisahkan. Keduanya terdapat hubungan saling memberi dan saling menerima. Dalam proses hubungan timbal balik tersebut muncul sebuah komunikasi yang biasa terjadi antara perawat dengan pasien. Unsur yang paling penting dalam hubungan antara perawat dengan pasien dalam pelayanan medis adalah komunikasi. Dengan komunikasi, manusia menyampaikan perasaan, pikiran, pendapat, sikap dan informasi kepada secara timbal balik.
Adapun Rumusan masalah yang akan diteliti yaitu: bagaimana bentuk pola komunikasi Perawat dan pasien rawat inap dalam pelayanan medis di rumah sakit UIN Syarif jakarta dan bagaimana upaya yang dilakukan oleh seorang Perawat dalam membangun sebuah komunikasi yang tepat guna dan efektif antara Perawat dan Pasien rawat inap? Dan adapun tujuan dalam penelitian ini skripsi ini adalah untuk memahami bentuk komunikasi yang terbangun antara perawat dan pasien dan memahami bentuk komunikasi dalam pelayann medis yang diberikan perawat di ruang rawat Rumah Sakit Syarif jakarta.
Metodologi dalam pembahasan skripsi ini menggunakan kualitatif yaitu melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan take gambar terhadap data-data yang berkaitan dengan masalah penelitian seperti masalah yang berkaitan dengan pola komunikasi perawat dan pasien dan pendekatannya, kemudian mengumpulkan, menyusun dan mengklasifikasikan data-data tersebut. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan menjelaskan bagaimana pola komunikasi antara Perawat dan Pasien rawat inap tersebut berlangsung. Dan pendekatan apa yang dilakukan seorang Perawat dalam melakukan pendekatan terhadap pasiennya agar komunikasi antara Perawat dan pasien dapat berlangsung secara efektif.
Setelah melakukan penelitian mengenai pola komunikasi Perawat dan pasien rawat inap di ruang perawatan Rumah sakit UIN Syarif Hidayatullah dan bentuk-bentuk pola komunikasi yang digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penyembuhan penyakit pasien menggunakan pola Komunikasi Antar Pribadi, dalam pelayanan kesehatan dari perawat dan pasien yang baik maka akan menghasilkan efek yang positif pada diri sang pasien.
(4)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan telah
memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat
tersusun dengan baik. Shalawat dan salam semoga seantiasa tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalam persiapan pelaksanaan penelitian sampai dengan penulisan skripsi
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu dan
membrikan dukungan, baik moril maupun materil, serta doa yang penuh ketulusan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat mencapai gelar
Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Peyiaran Islam. Oleh karena itu, dalam ksempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. M. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Wahidin Saputra, MA selaku pembantu Dekan I, Drs. Mahmud Jalal, MA
selaku Pembantu Dekan II, Drs. Study Rizal LK, MA selaku Pembantu Dekan
III, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Drs. Jumroni, M.Si dan Umi Musyarrofah, MA sebagai Ketua dan Sekretaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
(5)
4. Ibu Dra. Nurul Hidayati, MA, selaku pembimbing yang banyak mengarahkan
dan memberikan petunjuk dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.
5. Ibu Eni Evanti, selaku manager keperawatan yang telah mengizinkan penulis
untuk mengadakan penelitian di Rumah sakit tersebut. Dan Mbak Sugi Astuti,
selaku kepala ruang keperawatan lantai 03 Rumah sakit Syarif Hidayatullah
jakarta, Para Perawat dan Pasien rawat inap yang telah membantu dan dengan
sabar dan selalu mendampingi di lapangan dalam mengambil data, sehingga
apa yang dibutuhkan dapat tercapai sesuai kebutuhan dalam skripsi ini.
6. Terkhusus untuk kedua orang tuaku Abahku yang tersayang H. Ardani dan
Ibuku yang tercinta Hj. Khairiyah, adik-adikku tercinta dan terkasih Nadhira
Rizki Amalia dan Gurrotul Muazzalah yang telah memberikan motivasi,
dukungan, semangat, do‟a serta kasih sayang yang tiada henti kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Staf UIN yang telah membantu penulis dalam pembuatan surat untuk
mendukung penelitian ini.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah ikhlas
memberikan ilmunya sebagai modal utama bagi penulis dalam menyusun
skripsi ini.
9. Seluruh Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
Perpustakaan Utama yang telah membantu peneliti dalam mengumpulkan
bahan-bahan sebagai rujukan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Seluruh Mahasiswa KPI angkatan 2007 khususnya kelas KPI A (KPI Yoyoi)
terima kasih kalian sudah hadir dalam hidupku, banyak warna dan keceriaan
(6)
semua tugas yang berhubungan dengan akademik. Dan untuk
sahabat-sahabatku Undurs : Farhah Khairiyah, Faizah Adhiyah Ali, Rizki Amelia,
Nuri Rahmah Fajria, Maria Ulfah, Fitroliah, Miranda Selvi Nasari, Rosyi
Nurrosyidah, Ayu, Fiqih Wulandari, Fitrah Qalbina, Agia Khumaisi, Hilda
Nurul Mawaddah, Uyun Khurul „Ain, Salmah, Camelia, Marfu‟ah, dan KKN
Crew 21 terima kasih untuk kebersamaan ini, banyak cerita, banyak kisah
yang manis yang tak mungkin dengan mudah dilupakan. Semoga persahabatan
kita akan abadi selamanya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang terbaik kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini Amiin, Jazakallahu khoiron katsiron.
Jakarta, 19 September 2011
(7)
DAFTAR ISI
Abstrak......i
Kata Pengantar...ii
Daftar isi...v
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Pembatasan dan PerumusanMasalah...5
C. Tujuan Penelitian...5
D. Manfaat Penelitian...6
E. Tinjauan Pustaka ...6
F. MetodologiPenelitian...8
G. SistematikaPenulisan...16
BAB II : POLA KOMUNIKASI PERAWAT DAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Pola Komunikasi...18
B. Hubungan Perawat dengan Pasien Rawat Inap Sebagai Bentuk Komunikasi Antar pribadi...32
BAB III : GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UIN SYARIF HIDAYAULLAH JAKARTA A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta...39
(8)
B. Visi dan Misi Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta ...41
C. Visi dan Misi Bidang Keperawatan Rumah Sakit Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ...42
D. Fasilitas Rawat Inap Rumah sakit Syarif Jakarta ...43
BAB IV : ANALISIS POLA KOMUNIKASI PERAWAT TERHADAP PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UINIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
A. Komunikasi Dalam Keperawatan (Hubungan Perawat-Pasien)...50
B. Perawat-Pasien Rawat Inap Dalam Membangun Komunikasi Efektif...68
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan...72
B. Saran...74
DAFTAR PUSTAKA...76
(9)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 19 September 2011
(10)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah sakit sebagai wadah sosial yang hidup dalam bentuk organisasi
merupakan wadah masyarakat, tempat hidup dan berkembang dengan
hubungannya yang bersifat timbal balik. Artinya bahwa rumah sakit dan
masyarakat terdapat hubungan yang tak terpisahkan. Keduanya terdapat hubungan
saling memberi dan saling menerima. Dalam proses hubungan timbal balik
tersebut muncul sebuah komunikasi yang biasa terjadi antara dokter dan
paramedis dengan pasien.1
Perawat adalah orang yang dididik menjadi tenaga paramedis untuk
menyelenggarakan perawatan orang sakit atau secara khusus untuk mendalami
bidang perawatan tertentu. Perawat merupakan salah satu komponen penting dan
strategis dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Profesi perawat diakui sebagai
bagian integrasi dari pelayanan kesehatan.
Ini artinya dalam pelayanan kesehatan, bahwa peran dan fungsi perawat
merupakan satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dan tidak bisa diabaikan
oleh tenaga kesehatan yang lainnya. Bahkan bila dilihat dari segi intensitas
interaksi dengan pasien, kelompok profesional perawat merupakan tenaga
kesehatan yang paling tinggi interaksinya.
1
Erik P. Eckholm, Masalah Kesehatan (Lingkungan Sebagai Sumber Penyakit,
(11)
Dalam proses hubungan timbal balik tersebut muncul sebuah komunikasi
yang bisa terjadi antara perawat dan pasien. Dalam hubungan ini perawat
memberikan pelayanan medis pada pasien dan pasien diharapkan aktif ketika
dalam hubungan demi kesembuhan dan kebaikan diri sendiri, yang juga dapat
diistilahkan dengan konseling.
Unsur yang paling penting dalam hubungan antara dokter dan para medis
(perawat) dengan pasien dalam pelayanan medis adalah komunikasi. Komunikasi
itu sendiri merupakan kebutuhan kodrati manusia merupakan persyaratan mutlak
bagi perkembangan manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat. Dengan
komunikasi, manusia menyampaikan perasaan, pikiran, pendapat, sikap dan
informasi kepada secara timbal balik.
Komunikasi merupakan kegiatan kehidupan manusia yang dengan cara ini
membentuk kegiatan bersama dengan lainnya dimana-mana yang mempunyai
predikat zoon politicon (makhluk yang selalu hidup bersama).2 Pada dasarnya
komunikasi yang terbentuk dalam pelayanan medis adalah komunikasi antar
pribadi, tetapi kadang dokter dan perawat tidak menyadari bahwa pesan yang
mereka sampaikan pada saat memberikan pelayanan medis tidak dapat diterima
dengan baik oleh pasien karena aspek psikologis paling jadi pertimbangan,
dikarenakan cara berkomunikasi yag mereka gunakan kurang efektif.
Menerima pelayanan yang layak dan semestinya sesuai berdasarkan kode
etik dan norma-norma yang berlaku merupakan salah satu hak pasien sebagai
konsumen dari pengguna pelayanan jasa dari rumah sakit. Yakni pasien berhak
2
Komaruddin, Yooke Tjupamah S, Komaruddin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah,
(12)
mendapatkan pelayanan yang disertai dengan keramahtamahan petugas kesehatan
salah satunya perawat. Perawat mempunyai peranan yang sangat besar, baik
dilihat dari interaksinya dengan pasien dan keluarganya maupun dilihat dari
keterlibatan pelayanan secara langsung kepada pasien. Meskipun dokter dan
paramedis (perawat) menganggap dirinya mengetahui aspek medis yang menjadi
spesialisasinya, tetapi kebanyak pasien, apalagi yang sangat percaya kepada
keahliannya, menganggap dokternya sebagai orang yang tahu tentang semuanya
dan dapat menjawab segala pertanyaan dan menyembuhkan segala penyakit.
Terlebih di negara-negara yang berkembang, dimana tingkat pendidikan dan
pengetahuan masyarakat tentang penyakit sangat terbatas.
Pasien yang sangat berterima kasih kepada dokternya akan menganggap
dokter tidak lagi sebatas sebagai hubungan profesional, melainkan menjadi
hubungan pribadi yang membaur. Dalam tugasnya dilapangan, seorang dokter dan
paramedis seperti perawat tidak hanya menghadapi masalah yang dihadapinya di
bangku kuliah, melainkan juga memecahkan segala masalah sosial dan
kemanusiaan. Masyarakat membedakan apakah keluhan yang dideritanya
merupakan masalah medis atau fisik ataukah karena masalah sosial. Tugas-tugas
dokter dan paramedis pun kadang-kadang memaksa mereka memperlakukan
pasiennya secara berbeda, tergantung dari tingkat sosial si pasien.3
Sukses dokter dan paramedis dalam menangani keluhan-keluhan
pasiennya tidak saja terletak pada hasil pendidikan dan kemahiran dalam bidang
kedokteranyya melainkan oleh unsur-unsur pribadi dan dokter serta paramedis itu
sendiri (seperti kecakapan empatik dan kemampuan berkomunikasi secara aktif
3
F. Rahmadi, Perbandingan Sistem Pers, Analisis Deskriptif Sistem Pers di Berbagai Negara, (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 2
(13)
terhadap para pasiennya) dan harapan atau pandangan atau masyarakat yang
dilayaninya. 4
Dalam pengobatan terhadap pasiennya seorang dokter dibantu paramedis
(perawat). Perawat yang bertugas sebagai mitra kerja dalam melaksanakan
prakteknya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh dokter. Selain dari yang disebutkan
diatas, pelayanan yang diberikan oleh paramedis terhadap pasien sebelum
berkonsultasi dengan dokter haruslah dapat memberikan sugesti terhadap sang
pasien untuk mempercepat proses kesembuhan. Karena pelayanan yang baik
sangat mempengaruhi psikologis pasien. Karena sebagian besar rumah sakit di
negara kita belum lah memberikan pelayanan yang baik terhadap pasien.
Rumah sakit Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki bentuk pelayanan medis
yang berupa pelayanan yang meliputi perawatan dan pengobatan medis. Bentuk
pelayanan tersebut dikerjakan secara terpadu agar diperoleh hasil yang baik yaitu
menolong dan membina manusia seutuhnya dengan fitrahnya, baik secara fisik
maupun psikis.
Jadi, yang dilakukan oleh seorang perawat ketika memberikan pelayanan
kepada pasiennya disamping melalui diagnosa obat yang disarankan oleh dokter,
perawat juga melakukan pendekatan-pendekatan yang mendukung proses
kesembuhan penyakit pasien secara pribadi dengan melakukan komunikasi secara
pribadi baik secara verbal maupun non verbal. 5
4
Solita Sarwono, Sosiologi Kesehatan, ( Beberapa Konsep Dan Aplikasinya), Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 1997, h.42
5
(14)
Berdasarkan latar belakang di atas maka Penulis tertarik ingin membahas
masalah ini dalam sebuah bentuk skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi
Perawat Dengan Pasien Rawat Inap Dalam Pelayanan Medis di Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta”.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Terbentuknya komunikasi yang baik dalam pelayanan kesehatan dari
perawat dan pasien rawat inap maka akan menghasilkan efek yang positif pada
diri sang pasien. Dalam hal ini Peneliti membatasi penelitian ini pada komunikasi
perawat atau paramedis dalam pelayanan kesehatan terhadap pasien rawat inap di
ruang keperawatan kamar rawat rumah sakit Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun rumusan masalah yang akan diteliti yaitu: bagaimana bentuk pola
komunikasi Perawat dan pasien rawat inap di ruang perawatan lantai 03 Rumah
Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta? Dan
bagaimana upaya yang dilakukan oleh seorang Perawat dalam membangun sebuah
komunikasi yang efektif antara Perawat dan Pasien?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini skripsi ini adalah untuk memahami
bentuk pola komunikasi yang terbangun antara perawat dan pasien rawat inap dan
memahami bentuk komunikasi dalam pelayanan medis yang diberikan seorang
perawat dalam pelayanan terhadap pasien rawat inap untuk proses penyembuhan
penyakit di rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
(15)
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan di bidang
komunikasi.
2. Secara Praktis, penelitian ini dilaksanakan dalam rangka merealisasikan Tri
Darma Perguruan tinggi.
3. Dapat menjadi acuan bagi para pembaca pada umumnya dan peneliti pada
khususnya untuk menjadi komunikator dan komunikan yang baik dalam sebuah
komunikasi terapeutik serta bisa menjadi bahan referensi tambahan dalam
penelitian selanjutnya.
E. Tinjauan Pustaka
Setelah Penulis melakukan peninjauan dan menelusuri ada berapa
perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan fakultas
dakwah dan komunikasi. Penulis mendapat inspirasi dari berbagai judul yang
sudah ada yang membahas seputar komunikasi kesehatan, diantaranya yaitu dari
saudari Susanti Annisa6, penelitiannya berisi tentang pola komunikasi dilihat dari
aspek-aspek komunikator dan komunikan yang dibatasi pada dokter klinik
Yasmin Medika Kampung Utan Ciputat dan enam orang pasien klinik
berdasarkan intensitas dalam melakukan kunjungan kembali ke klinik tersebut.
6
Susanti Annisa. Komunikasi Dokter Dan Pasien Dalam Pelayanan Medis Di Rumah Sakit UIN Syarif Hidayatullah (RSSH) ,” Skripsi. Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Jurusan
(16)
Penulis juga menemukan dari saudari Amelia7, ia meneliti tentang komunikasi
dokter dan pasien dalam proses penyembuhan pasien rehabilitasi napza di Rumah
Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) dan pendekatannya. Selain itu penelitian ini
penulis mendapati skripsi juga dari saudara Musrih Khaerudin8, ia meneliti
tentang pola komunikasi yang dilakukan seorang pimpinan FKUB Kabupaten
Banyumas dalam meningkatkan kerukunan antar umat beragama.
Dikarenakan belum ada yang meneliti dan menganalisa tentang pola
komunikasi perawat dan pasien pada saat berinteraksi dalam pelayanan medis
dalam hal penyembuhan penyakit dan apa saja pendekatan-pendekatan yang
dilakukan seorang perawat dalam memberi pelayanan medis kepada pasiennya.
Maka penulis tertarik untuk meneliti judul tersebut, karena dalam dunia kesehatan
dan dunia komunikasi sangat berkaitan dan penting untuk di teliti agar dalam
proses penyembuhan yang diberikan oleh seorang dokter yang dibantu oleh
paramedis seperti perawat kepada pasiennya berjalan dengan baik.
7 Amelia,” Pelayanan Konseling Pada Rehabilitasi Pasien Napza Di Rumah Sakit
Ketergantungan Obat (RSKO), Skripsi. Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Cibubur Jakarta Timur, 2010.
8
Musrih Khaerudin. Pola Komunikasi Pimpinan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyumas Dalam Meningkatkan Kerukunan Antar Umat Beragama, Skripsi. Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Ciputat, 2010.
(17)
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Bagdan dan Taylor, pendekatan kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari oranr-orang dan perilaku dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar
individu tersebut secara utuh.9
Sedangkan menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai
rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari kondisi sewajarnya
dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah,
baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai
dengan mengumpulkan informasi-informasi dalam situasi sewajarnya, untuk
dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat
manusia.10
Pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti ingin mendeskripsikan,
memperoleh gambaran nyata dan menggali informasi yang jelas mengenai Pola
komunikasi Perawat dan Pasien dalam pelayanan medis di Rumah sakit
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
9
Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1991).,h,3.
10
Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1992) h. 209
(18)
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu
metode yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan
nyata sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama menggunakan jenis
penelitian ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu.11
Metode deskriptif dapat diartikan pula sebagai upaya untuk melukiskan
variabel demi variabel, satu demi satu, sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainnya) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pada umumnya
penelitian analisis deskriptif adalah penelitian non hipotesa sehingga dalam
langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesa.12
Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan data aktual secara
rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa
kondisi atau praktek-praktek yang berlaku, juga menentukan apa yang dilakukan
orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman
mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.13
11
Consuelo G. Sevilla, dkk, Pengntar Metode Penelitian, (Jakarta; Penerbit Universitas Indonesia (UI Press), 2006), cet. 1, hal. 71
12
Dr. Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (jakarta; PT. Bina Aksara, 1985), cet. 2, hal. 139
13
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2006), cet. 12, hal. 25
(19)
Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah untuk menguraikan,
memaparkan dan menggambarkan serinci mungkin program pelayanan medis bagi
pasien rawat inap di Rumah sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kamar Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Ir. H. Djuanda
No.95 Ciputat – Tangerang Indonesia 15412 Phone (021) 7402718 (Hunting)
Mobile 0817-9125-960 Fax (021) 7493532 Email
[email protected] Facebook [email protected] Twitter
@rssyahid.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan, mulai bulan Mei hingga bulan Juni 2011, kurang
lebih satu bulan lamanya peneliti melakukan penelitian, sebelumnya penulis telah
melakukan survei izin penelitian yang dilakukan pada tanggal 7 februari 2011.
4. Subjek, Informan dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pekerja sosial medis selaku pelaksana
pelayanan sosial medis (perawat) dan pasien rawat inap selaku penerima
(20)
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis berupaya melakukan penelitian ini
dengan menggunakan sudut pandang orang-orang yang menjadi sumber data
primer penelitian ini, melalui interaksi dengan subjek penelitian terjadi secara
alamiah dan tidak memaksa, sehingga tindakan dan cara pandang subjek tidak
berubah.14
Oleh karenanya, peneliti menggambarkan tabel yang menjelaskan tentang
subjek penelitian.
Tabel 1.
Subjek Penelitian
No Subjek Penelitian Posisi
1 Gambaran Pelayanan Sosial Medis, hasil
yang telah dicapai serta faktor penghambat
dan pendukung
Pekerja Sosial Medis
(Perawat)
2 Gambaran Pelaksanaan pelayanan sosial
medis dan hasil dari pelayanan tersebut
Pasien Rawat Inap
Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi mengenai
situasi dan latar penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam buku Metodologi
Penelitian Kualitatif karangan Moloeng, pemanfaatan Informan dalam penelitian
adalah agar dalam waktu yang singkat banyak informasi yang didapatkan.
Sedangkan menurut Neuman konsep sample dalam penelitian kualitatif berkaitan
erat dengan bagaimana memiliki informan atau situasi sosial yang dapat
14
(21)
memberikan informasi yang mantap dan terpercaya mengenai informasi-informasi
yang ada. Untuk memilih sampel informan lebih tepat dilakukan dengan sengaja
(purpose sampling). Dalam penelitian ini penulis memilih informan yang
berhubungan dengan pelayanan sosial medis, yaitu tiga orang pekerja sosial medis
dan lima orang pasien rawat inap. Untuk itu peneliti menggambarkan dengan tabel
sebagai berikut:
Tabel 2
Theorythical Sampling
Informasi yang dicari Informan Jumlah
Gambaran pelayanan
sosial medis, hasil
yang telah dicapai
serta faktor
pendukung dan
penghambat
Pekerja sosial medis
(Perawat)
3 orang
Gambaran
Pelaksanaan
pelayanan sosial
medis dan hasil dari
pelayanan tersebut
Pasien Rawat Inap 5 orang
Sedangkan objek penelitian ini adalah pelayanan sosial medis pasien rawat
(22)
5. Sumber data
Sumber data penelitian ini penulis kategorikan sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer yang dimaksud adalah data pokok yang diperoleh melalui hasil
observasi dan wawancara.
b. Data Sekunder
Data pendukung yang diperoleh dari buku, majalah dan berbagai literatur
lainnya yang berkaitan dengan tema penelitian.
6. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang peneliti pakai adalah tekhnik
pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kualitatif berupa pengumpulan
data dalam bentuk kalimat, kata dan gambar.
Pelaksanaan tekhnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan :
a. Observasi atau pengamatan, yaitu pengamatan langsung kepada suatu obyek yang
diteliti.15 Peneliti menggunakan instrumen observasi dalam mengamati proses
pelayanan sosial medis yang dilakukan oleh pekerja sosial medis di ruang rawat
inap kamar pasien rawat inap lantai 03 Rumah sakit Syarif Jakarta.
b. Interview atau wawancara merupakan salah satu bentuk alat pengumpulan
informasi secara langsung tentang beberapa jenis data.16 Peneliti melakukan
15
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, h. 162.
16
(23)
wawancara untuk memperoleh data yang diperlukan dan berhubungan dengan
tema yang peneliti ajukan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara
dengan berbagai sumber. Diantaranya dengan Pekerja medis seperti perawat
Rumah sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
sebanyak tiga orang dan pengambilan gambar pasien rawat inap ketika tindakan
berlangsung sebanyak lima orang.
c. Metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang tidak dapat
diperoleh dengan cara wawancara atau observasi. Tekhnik dokumentasi penulis
lakukan dengan cara menelaah buku-buku, majalah, artikel maupun
sumber-sumber yang berkaitan dengan pelayanan sosial medis di Rumah sakit Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pasien rawat inap.
7. Tekhnik Analisa Data
Maksud dari analisis data adalah proses pengumpulan data dan
mengurutkannya kedalam pola dan pengelompokkan data. Burhan Bungin dalam
bukunya Analisis Data Penelitian Kualitatif mengemukakan analisis data
merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dalam
analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna memecahkan
masalah penelitian.17
Dalam proses analisis data penulis menelaah semua sumber data yang
tersedia, yang bersumber dari hasil wawancara dengan beberapa pihak seperti
pekerja sosial medis (perawat) dan pasien rawat inap. Pada tahap akhir dari
analisis data ini penulis mengecek keabsahan data yang ada, agar menghasilkan
17
Burhan Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003).h.131
(24)
data-data yang konkrit tentang pelayanan sosial medis yang dilakukan oleh
pekerja sosial medis (perawat) terhadap pasien rawat inap rumah Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Tekhnik Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data penulis menggunakan tekhnik
triangulasi. Tekhnik tringulasi merupakan tekhnik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap pemeriksaan terhadap sumber lain.18 Dalam hal ini
penulis menggunakan pasien rawat inap yang dirawat di ruang rawat Rumah
sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai sumber
pengecekan keabsahan data yang penulis terima dari pekerja sosial medis
mengenai pelayanan sosial medis bagi pasien rawat inap.
9. Instrumen Dan Alat bantu
Pada penelitian kualitatif, kegiatan pencatatan data lebih banyak
bergantung pada diri sendiri, dengan menjadi instrumen penelitian, peneliti dapat
senantiasa menilai keadaan dan mengambil keputusan.
18
Prof. Dr. Lexy. J. Moloeng, M.A. Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007). h.330-332
(25)
G. Sistematika Penulisan
Bagian ini menjelaskan pembagian bab secara keseluruhan, disertai uraian
singkat tentang isi masing-masing bab tersebut. Agar dapat dipahami lebih
mudah, sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab 1: PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II : TINJAUAN TEORITIS
Adapun dalam bab ini dibahas tentang pengertian pola, macam-macam
pola komunikasi, lingkup komunikasi, pola komunikasi antar pribadi, dan
hubungan perawat dengan pasien sebagai bentuk komunikasi antar pribadi.
Bab III : GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dalam bab ini akan dibahas tentang sejarah berdirinya Rumah Sakit
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, visi dan misi, jumlah
SDM yang mendukung berjalannya Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, perawat dan pasien dalam proses interaksi
penyembuhan penyakit di Rumah sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
(26)
Bab IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini mengemukakan bagaimana bentuk pola komunikasi Perawat dan
pasien rawat inap Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dan upaya yang dilakukan oleh seorang Perawat dalam membangun
sebuah komunikasi yang efektif antara Perawat dan Pasien.
Bab V : PENUTUP
Bab ini merupakan rangkaian akhir dari penulisan skripsi, yang berisi
kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian akhir dari penulisan skripsi, penulis
menyajikan daftar pustaka yang menjadi referensi dalam penulisan skripsi ini
(27)
BAB II
POLA KOMUNIKASI PERAWAT DAN PASIEN: TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian pola komunikasi
1. Pengertian Pola
Kata pola lomunikasi dibangun oleh dua suku kata yaitu pola dan
komunikasi. Pola dalam kamus Bahasa Indonesia memiliki beberapa makna yakni
sistem, cara atau bentuk yang tetap19. Akan akan tetapi dalam pembahasan ini
pola yang dimaksud ialah bentuk komunikasi yang terjadi dalam suatu
masyarakat.
Menurut Sereno dan Mortenson, yang dikutip oleh Deddy Mulyana dalam
bukunya Ilmu komunikasi Suatu Pengantar, suatu model komunikasi merupakan
deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
Simbol model mempersentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan
menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia “nyata”.20
Sedangkan B. Aubrey Fisher, seperti yang dilansir oleh Mulyana
menurutnya model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian
dari keseluruhan unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang
dijadikan model. Sedangkan model artinya ialah gambaran informal untuk
menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain model adalah teori yang
lebih disederhanakan. Model berguna untuk mengidentifikasi unsur-unsur
komunikasi dan bagaimana unrus-unsur tersebut berhubungan.
19
DEPDIKNAS, Kamus Besar bahasa Indonesia. h.778
20
(28)
Stewart L Tubbs dan Sylvia maoss dalam buku Human Communication
menguraikan adanya tiga model dalam komunikasi. Pertama model komunikasi
linear, yaitu adanya pandangan komunikasi satu arah (one way communication).
Dalam model ini komunikator memberikan stimulus dan komunikate memberikan
respon atau tanggapan yang diharapkan. Tanpa mengadakan interaksi seleksi dan
interpretasi. Model ini juga biasa disebut sebagai teori jarum hipodermik. Kedua
adalah interaksional, dalam model ini diperkenalkan adanya umpan balik (feed
back). Penerima melakukan seleksi, interpretasi, dan memberikan respon terhadap pesan dari pengirim. Komunikasi dalam model ini dipertimbangkan sebagai
proses dua arah. Komunikator maupun komunikate memiliki peran ganda, dalam
arti waktu mereka menjadi sender, pada waktu lain mereka sebagai receiver.
Model yang ketiga adalah transaksional, komunikasi dipahami dalam konteks
hubungan diantara dua orang atau lebih.
Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif,
tidak ada satu pun yang tidak bisa dikomunikasikan. Satu komponen komunikasi
dengan komponen yang lainnya. Adapun yang dimaksud dengan model
komunikasi adalah gambaran sederhana dari proses komunikasi yang
memperlihatkan kata antara satu komponen komunikasi dengan komponen
lainnya. Adapun penyajian model dalam hal ini bertujuan untuk mempermudah
memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam
suatu proses komunikasi.21
21
(29)
2. Macam-Macam Pola Komunikasi
Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi
ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang atau
sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar, berdasarkan situasi
komunikan seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai
berikut. Yaitu komunikasi pribadi (personal communication), komunikasi
kelompok (group communication), dan komunikasi massa (mass
communication).22
a. Komunikasi Pribadi (Personal Communication)
Komunikasi pribadi (personal communication) adalah komunikasi seputar
diri seseorang, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai
komunikan. Komunikasi pribadi terdiri dari dua jenis, yakni :
1. Komunikasi intra pribadi (intrapersonal communication), Komunikasi
intrapersonal menurut Sasa Djuarsa adalah proses komunikasi yang terjadi dalam
diri seseorang. Yang jadi pusat perhatian adalah bagaimana jalannya proses
pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui sistem syaraf dan
inderanya.23
2. Komunikasi Antar pribadi (interpersonal Communication), Menurut Effendy,
yang dikutip oleh Alo Liliweri bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi
adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis
22
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Toeri dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 57.
23
(30)
komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis.24
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi
antar pribadi paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini
dan perilaku komunikan. Alasannya adalah komunikasi antarpribadi umumnya
berlangsung secara tatap muka (face to face). Asumsi dasar komunikasi antar
pribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi
tentang efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima
pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi
komunikan menyenangkan atau positif, maka ini merupakan suatu pertanda bagi
komunikator bahwa komunikasinya berhasil. Menurut Gerald R. Miller dan Mark
Steinberg, ada tiga tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi,
yaitu tingkat kultural, tingkat sosiologis dan tingkat psikologis.25
3. Komunikasi kelompok (group communication)
Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang
jumlahnya lebih dari dua orang. Dikatakan komunikasi kelompok karena :
a. Proses komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang
pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada tatap muka.
24
Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), cet.ke-2, h. 12.
25
(31)
b. Komunikasi berlangsung kontinu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana
penerima. Hal ini menyebabkan komunikasi sangat terbatas sehingga umpan
baliknya juga tidak leluasa karena waktu terbatas dan khalayak relatif besar.
c. Pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan spontanitas untuk
segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok kita mengenal seminar,
diskusi panel, pidato, rapat akbar, pentas seni tradisional di desa, pengarahan dan
ceramah dengan khalayak besar. Dengan kata lain komunikasi sosial antara
tempat, situasi dam sasarannya jelas.26
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulakn bahwa komunikasi
kelompok adalah komunikasi yang terjadi pada saat jumlah komunikannya lebih
banyak daripada komunikasi pribadi, dan komunikasi tidak terjadi begitu saja,
semua telah terencana sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi terarah.
4. Komunikasi Massa (Mass Communication)
Yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass Communication) ialah
komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah)
atau elektronik (radio dan televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang
yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di
banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesannya bersifat umum, disampaikan
secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi
26
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Garfindo Persada, 2005). Cet. Ke-2, h. 33-34.
(32)
antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga
dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampikan media massa ini.27
Menurut Zulkarnaen Nasution dalam bukunya yang berjudul Sosiologi
Komunikasi Massa mengatakan bahwa komunikasi massa adalah proses
penyampaian pesan atau informasi yang ditujukan kepada khalayak massa dengan
karakteristik tertentu. Sedangkan media massa hanya sebagai salah satu
komponen atau sarana yang memungkinkan berlangsungnya proses yang
dimaksud.28
Definisi yang paling sederhana tetang komunikasi massa dirumuskan
Bitter yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat bahwa Komunikasi massa adalah
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
Untuk memahami komunikasi massa lebih jauh, dan yang membedakannya
dengan komunikasi kelompok dan komunikasi antarpribadi, ada beberapa ciri
komuikasi massa yaitu :
a. Orang-orang yang ikut berkomunikasi atau menjadi komunikan (publik, khalayak,
audience) sangat banyak jumlahnya.
b. Audience/khalayak/publik yang terlibat komunikasi itu tersebar dimana-mana
(diberbagai wilayah/daerah). Seandainya pun berada disatu tempat, maka publik
atau audience ini sangat beraneka ragam.
c. Hal-hal yang disampaikan (topik yang dibicarakan) bersifat umum dan
menyangkut kepentingan orang banyak.
27
Jalaludin rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja rosdakarya, 2005), Cet. Ke-23, h. 188.
28
(33)
d. Besar kemungkinan tidak terdapat minat dan kepentingan yang sama diantara
masing-masing orang dikalangan publik atau audience.
e. Sebagian besar atau bahkan keseluruhan dari publik atau audience tidak saling
kenal.
Dengan demikian Penulis dapat menyimpulakn bahwa komunikasi massa
adalah komunikasi yang terjadi pada orang yang jumlahnya sangat banyak dengan
menggunakan media sebagai alat untuk mendukung proses komunikasinya.
1. Lingkup Komunikasi
Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari. Menelaah dan
meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkupnya dan
banyak dimensinya. Berikut ini adalah penjenisan komunikasi berdasarkan
konteksnya.
a. Sifat komunikasi
Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut:
komunikasi verbal (verbal communication), meliputi komunikasi isan (oral
communication), dan komunikasi tulisan (written communication), komunikasi nonverbal (nonverbal communication) antara lain komunikasi gial (gestural /body
communication) dan komunikasi gambar (pictorial communication), komunikasi tatap muka (face to face communication) dan komunikasi bermedia (mediated
(34)
b. Tujuan komunikasi
Ditinjau dari tujuannya, komunikasi terbagi empat yaitu : social change,
yakni perubahan sosial. Seseorang mengadakan komunikasi dengan orang lain,
diharapkan adanya perubahan sosial dalam kehidupannya, seperti halnya
kehidupannya akan lebih baik dari sebelum berkomunikasi, attitude change,
perubahan sikap. Seseorang berkomunikasi juga ingin mengadakan perubahan
sikap yaitu opinion change, perubahan pendapat. Seseorang dalam berkomunikasi
mempunyai harapan untuk mengadakan perubahan pendapat dan behavior change
yaitu perubahan perilaku. Seseorang berkomunikasi juga ingin mengadakan
perubahan perilaku.
c. Tekhnik Komunikasi
Istilah tekhnik berasal dari bahasa Yunani : “technikos” yang berarti keterampilan atau keperigelan.29 Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang
dilakukan komunikator tekhnik komunikasi diklasifikasikan yaitu : komunikasi
informatif, yaitu memberikan keterangan-keterangan (fakta-fakta), kemudian
komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri. Dalam situasi tertentu
pesan informatif justru lebih berhasil dari pada persuasif, misalnya jika audiensi
adalah kalangan cendekiawan.
Komunikasi persuasif, yaitu berisikan bujukan. Yakni membangkitkan
pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan
memberikan perubahan sikap, tetapi perubahan ini adalah atas kehendak sendiri
29
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu pengantar: (Bandung: Rosdakarya, 2007), h .55.
(35)
(bukan dipaksakan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran sendiri.
Komunikasi instruktif/koersif, yaitu penyampaian pesan yang bersifat memaksa
dengan menggunakan sanksi-sanksi apabila terlaksanakan. Bentuk yang terkenal
dari penyampaian model ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang
menimbulkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik (khalayak).
Koersif dapat berbentuk perintah-perintah, intruksi dan sebagainya. Hubungan manusiawi, yaitu bila ditinjau dari ilmu komunikasi hubugnan
manusiawi itu termasuk kedalam komunikasi antar personal (interpersonal
communication), sebab berlangsung pada umumnya antara lain dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan manusiawi itu komunikasi karena action
oriented, mengandung kegiatan mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
seseorang.
d. Fungsi komunikasi
Fungsi komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut yaitu: mass
information, yaitu memberi dan menerima informasi kepada khalayak. Tanpa komunikasi informasi tidak dapat disampaikan dan diterima, mass education,
yaitu untuk memberi pedidikan. Biasanya fungsi ini dilakukan oleh guru kepada
muridnya untuk menigkatkan pengetahuan atau oleh siapa saja yang mempunyai
keinginan untuk memberi pendidikan, mass persuasion, yaitu untuk
memnengaruhi.
Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang atau lembaga yang mencari
(36)
oleh amatir radio, televisi ataupun orang yang mempunyai profesional
menghibur.30
3. Ruang Lingkup Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Secara etimologis, kata komunikasi atau communication dalam bahasa
Inggris berasal dari bahasa latin “communicasio” dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”, maksudnya orang yang menyampaikan dan yang menerina mempunyai persepsi yang sama tentang apa yang disampaikan.31
Sedang secara terminologi, para pakar komunikasi mengungkapkan
beberapa pengertian komunikasi, yaitu antara lain :
a. Onong Uchjana Effendy berpendapat bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
b. Wilbur Schrame menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses saling berbagi atau
menggunakan informasi secara bersama dan pertalian para peserta dalam proses
informasi.
c. Sementara Harold Lasswell seorang profesor di Univeresitas Yale Amerika
Serikat yang dikutip oleh Djamaludin Abidin dalam buku “ Komunikasi dan
Bahasa Dakwah ”merumuskan bahwa komunikasi itu merupakan jawaban terhadap Who says what to whom in which chanbel to whom with what effect
(siapa berkata apa dalam media apa kepada siapa dengan dampak apa). Jadi,
30
Rhoudhonah, Ilmu Komunikasi, h.52.
31
Djamaludin Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah (Jakarta:Gema Insani Press, (1966), h.16, dan Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek
(37)
menurut Dr. Lassewll, ada lima unsur yang harus ada agar komunikasi ini
berjalan, yakni: Who (siapa) yang kemudian disebut komunikator atau sender
(pengirim komunikasi), what (apa) yang kemudian disebut massege atau pesan
komunikasi, whom (siapa) yang kemudian disebut komunikan atau receiver
(khalayak), channel (media) apa yang kemudian disebut sarana atau media dan
effect (dampak komunikasi) yang kemudian disebut dampak atau efek komunikasi yang diimplikasikan dalam umpan balik.
Dari pengertian komunikasi secara terminologi tersebut memperlihatkan
bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang. Dimana orang menyatakan
sesuatu kepada orang lain. Adapun yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut
adalah manusia. Oleh karena itu komunikasi yang dimaksudkan pada umumnya
adalah “komunikasi manusia” atau human communication, yang sering pula disitilahkan dengan komunikasi sosial, komunikasi antar pribadi atau komunikasi
kemasyarakatan.
Adapun unsur-unsur dari komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Komunikator
Komunikator adalah sebagai orang yang menyampaikan pesan kepada
komunikan yang memiliki fungsi sebagai encoding, yaitu orang memformulasikan
pesan-pesan atau informasi kepada orang lain. Kominikator juga dapat berupa
individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi
seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan lain sebagainya. Dalam proses
komunikasi ini, arus pesan tidak hanya datang dari satu arah saja, yaitu dari
(38)
Ini berarti komunikator dan komunikan bisa berganti pesan, yaitu yang tadinya
sebagai komunikator kemudian berperan sebagai komunikan karena komunikan
menyampaikan feedback kepada komunikator.
b. Pesan
Adapun yang dimaksud dengan pesan dalam proses komunikasi adalah
suatu informasi yang akan dikirim kepada si penerima pesan. Pesan ini dapat
berupa verbal maupun non verbal. Pesan dapat secara tertulis seperti surat, buku,
majalah, memo, sedangkan proses secara lisan dapat berupa percakapan tatap
muka, percakapan melalui telepon, radio dan sebagainya. Pesan yang non verbal
dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.
Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai
kemampuan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan,
keyakinan, imbauan inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam usaha mengubah
sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar,
tetapi perlu diperhatikan dan diartikan kepada tujuan akhir dari komunikasi.
Adapun pesan dianggap berhasil disampaikan oleh komunikator harus
memenuhi syarat yaitu : pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik
sesuai dengan kebutuhan pembaca, pesan dapat menggunakan bahasa yang dapat
dimengerti kedua belah pihak, dan pesan harus menraik minat dan kebutuhan
pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan. 32
32
(39)
c. Komunikan
Komunikan atau penerima pesan adalah orang uang menjadi sasaran dari
kegiatan komunikasi. Komunikan atau penerima pesan dapat bertindak sebagai
pribadi atau orang banyak.
Komunikan atau penerima pesan dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
individu yaitu ditujukan pada sasaran yang tunggal, group atau kelompok,
ditujukan pada group atau kelompok tertentu. Kelompok adalah suatu kumpulan
manusia yang mempunyai antar hubungan sosial yang nyata dan memperlihatkan
struktur yang nyata pula. Dalam hal ini group atau kelompok dibedakan menjadi
dua jenis yaitu : kelompok kecil (small group dan micro group) yaitu sejumlah
orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang
bersifat tatap muka (face to face meeting) dimana setiap anggota mendapat kesan
atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup terlihat sehingga baik pada
saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan lepada
masing-masing perorangan, kelompok besar (large group dan macro group)
misalkan sekumpulan orang banyak di sebuah lapangan yang sedang
mendengarkan radio atau ceramah dan organisasi yaitu suatu kumpulan (sistem)
individu yang bersama-sama melalui pembagian kerja yang berusaha mencapai
tujuan tertentu.33
d. Media
Yang dimaksud media disini adalah saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam hal ini menyangkut
33
(40)
semua perlatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan
komunikasi. Tanpa saluran atau media, pesan-pesan tidak dapat menyebar secara
cepat dan luas.34
Dengan demikian media dapat dibedakan menjadi dua, yaitu media massa
dan media personal. Media massa digunakan dalam komunikasi apabila
komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, majalah,
radio, dan televisi. Sedangkan media personal yaitu seperti surat, telepon dan
telegram. Meskipun intensitas media personal kurang bila dibandingkan dengan
media massa, tetapi untuk kepentingan tertentu media personal tetap efektif,
karena itu banyak digunakan.
e. Efek
Efek atau hasil adalah akhir dari proses komunikasi. Yaitu sikap atau
tingkah laku orang sebagai komunikan sesuai atau tidak dengan yang diinginkan
oleh komunikator. Efek yang timbul dapat dikalsifikasikam menurut keadaannya,
yaitu : dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkam
dia menjadi tahu atau meningkat intelektualnya, dampak afektif adalah dampak
ini lebih tinggi kadarnya dari dampak kognitif. Pesan yang disampaikan oleh
komunikator ditujukan bukan sekedar komunikan tahu tapi bergerak hatinya,
menimbulkan perasaan tertentu dan dampak behavioral adalah dampak yang
timbul pada komunikan dalam perubahan perilaku, tindakan atau kegiatan.
34
(41)
f. Umpan Balik
Umpan balik (feed back) adalah tanggapan atau reaksi dari penerima
kepada pengirim. Kemudian dapat pula timbul tanggapan atau reaksi kembali dari
pengirim kepada penerima. Maka terjadilah komunikasi timbal balik. Dengan
adanya umpan balik inilah yang menjadikan komunikasi menjadi dinamis.
Umpan balik memainkan yang amat penting dalam komunikasi, sebab ia
menentukan kelanjutan atau berkentinya komunikasi yang dilancarkan. Oleh
karena itu, umpan balik bisa bersifat positif dann dapat pula bersifat negatif.
Umpan balik positif adalah tanggapan atau respon serta reaksi komunikan yang
menyenangkan komunikatornya sehingga berjalan lancar. Sebaliknya umpan balik
negatif adalah tanggapan komunikator yang tidak meyenangkan komunikatornya
sehingga komunikator enggan untuk melanjutkan komunikasinya.
B. Hubungan Perawat Dengan Pasien Rawat Inap sebagai Pola Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi merupakan satu proses sosial di mana
orang-orang yang terlihat didalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana diungkapkan
oleh Devito yang dikutip oleh Alo Liliweri dalam buku Komunikasi Antar
Pribadi, bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari
seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan
umpan balik yang langsung.
Berdasarkan definisi diatas, komunikasi antar pribadi dapat beralangsung
antara dua orang, misalnya antara penyaji makalah dengan seorang peserta
(42)
supaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogism berupa percakapan. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan
ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti
apakah komunikasinya itu positif atau negatif komunikan untuk bertanya
seluas-seluasnya. Asumsi dasar komunikasi antar pribadi adalah bahwa setiap orang
yang berkomunikasi akan membuat perilaku tetang efek atau perilaku
komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan
reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan
atau positif, maka ini merupakan suatu pertanda bagi komunikator bahwa
komunikasinya berhasil. Menurut Gerald R. Miller dan Mark Steinberg ada tiga
analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu analisis tingkat kultural,
tingkat sosiologis dan tingkat psikologis.
Komunikasi interpersonal merupakan rangkaian tindakan kejadian, dan
kegiatan yang terjadi secara terus menerus, tidak statis tapi bersifat dinamis. Hal
ini berarti segala yang tercakup dalam komunikasi interpersonal selalu dalam
keadaan berubah baik pada pelaku komunikasi, pesan, situasi, mupun
lingkungannya. Komunikasi interpersonal juga menyangkut aspek-aspek isi pesan
dan hubungan antarpribadi, melibatkan dengan siapa kita berkomunikasi dan
bagaimana hubungan dengan partner.
Dalam komunikasi interpersonal dilakukan pemahaman komunikasi dan
hubungan ini terpersonal karena dalam komunikasi interpersonal individu
mencoba menginterpretasikan makna yang menyangkut diri sendiri, orang lain
(43)
komunikasi dan hubungan interpersonal, karena individu-individu menggunakan
sebagai pedoman dan bahan informasi untuk bertindak dan berperilaku.35
Suasana yang menggambarkan komunikasi perawat dengan pasien
(komunikasi terapeutik) adalah apabila dalam berkomunikasi dengan klien
(pasien) perawat mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi pasien yang
sedang dirawat, mengenai tanda dan gejala yang ditampilakn serta keluhan yang
dirasakan. Gambaran tersebut dapat dijadikan acuan dalam menentukan masalah
keperawatan dan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan keluhan dan
masalah keperawatan yang sedang dialami klien (pasien) atau bisa dikatakan
bahwa tindakan keperawatan tepat sasaran sehingga membantu mempercepat
proses kesembuhan.
Menurut As Homby (1974) yang dikutip oleh Nurjanah 1 (2001)
mengatakan bahwa komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang
menggambarkan bahwa dalam menjalani proses komunikasi ini, seorang perawat
melakukan kegiatan dari mulai pengkajian, menentukan masalah keperawatan,
menetukan rencana tindakan, melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
maksimal apabila terjadi proses evaluasi yang semuanya itu bisa dicapai dengan
maksimal apabila terjadi proses komunikasi yang efektif dan intensif. Hubungan
take and give antara perawat dan pasien menggambarkan hubungan memberi dan
menerima.36
35
Zulkarnaen Nasution, Prinsip-Prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan
(Jakarta:Ekonomi UI, 1990) h. 28
36
Nasir dkk, Komunikasi Dalam Keperawatan, Teori Dan Aplikasi, (Jakarta:Salemba Medika, 2009) h. 142.
(44)
Hubungan antara perawat dengan pasien dapat dikategorikan menurut
intensitas harmoni atau adanya konflik antara kedua pihak. Menurut Persons yang
dikutip oleh Solita Sarwono dalam buku Sosiologi Kesehatan, meskipun keduanya
mempunyai tujuan yang sama, yaitu kesembuhan si pasien, hubungan antara
perawat dengan pasien bersifat simetris (seimbang).
Dalam melakukan perannya perawat sebagai seorang yang memiliki
kompetensi untuk membantu seorang dokter dalam mengobati orang yang sakit,
dokter dibantu seorang perawat melaksanakan beberapa fungsi utama yaitu
menerapkan peraturan umum atau khusus yang harus ditaati oleh pasien, membina
interaksi dengan pasien luas dan membaur, atau terbatas pada fungsinya sebagai
dokter, melibatkan emosi/perasaannya atau bersikap netral dalam hubungannya
dengan pasien. Mengutamakan kepentingan diri sendiri atau kepentingan bersama,
dan memandang manusia berdasarkan kualitasnya atau prestasinya.
Dalam hal ini, dokter yang dibantu seorang perawat mempunyai
kedudukan yang lebih kuat atau tinggi pengetahuannya di bidang medis,
sedangkan si pasien biasanya awam dalam bidang itu serta sangat membutuhkan
pertolongan dokter. Akan tetapi semua itu tidak akan berhasil pula tanpa dibantu
tenaga medis lainnya seperti perawat rumah sakit. Pada dasarnya ada tiga dasar
hubungan perawat dengan pasien yaitu:
a. Pola dasar hubungan aktif-pasif
Secara historis, hubungan ini paling dikenal dan merupakan pola klasik
sejak profesi kedokteran mulai mengenal kode etik yaitu sejak zaman Hipokrates,
(45)
dalam kondisi yang bereaksi atau turut berperan serta dalam relasi itu. Dalam hal
ini pasien benar-benar merupakan obyek yang hanya menerima apa saja yang
diberikan kepadanya.
Secara sosial, hubungan ini bukanlah hubungan yang sempurna, karena
hubungan satu arah yaitu perawat kepada pasien, sehingga pihak yang lain tidak
dapat melakukan fungsi dan peran yang aktif. Dalam keadaan tertentu, memang
pasien tidak dapat berbuat sesuatu, hanya berlaku sebagai recipient atau penerima
belaka, seperti pada waktu pasien diberi amnesti atau narkose ketika pasien dalam
keadaan tidak sadar atau koma pada waktu pasien diberi pertolongan darurat
setelah kecelakaan.
b. Pola dasar hubungan membimbing-kerja sama
Pola dasar ini ditemukan pada sebagian besar hubungan pasien dengan
perawat, yakni bila keadaan penyakit pasien tidak terlalu berat, misalnya penyakit
infeksi dan berbagai penyakit akut lainnya. Dalam hal ini walaupun pasien sakit,
ia tetap sadar dan tetap memiliki perasaan dan kemauan sendiri.
c. Pola dasar hubungan saling berperan serta
Secara filosofis, pola ini berdasarkan pada pendapat bahwa semua manusia
memiliki hak dan martabat yang sama. Hubungan ini lebih berdasar pada struktur
sosial yang demokratis dan yang merupakan perjuangan hidup bagi sebagian besar
umat manusia sepanjang masa.
Pola hubungan ini terjadi antar perawat dengan pasien yang ingin
(46)
up). Dalam hubungan semacam ini, pasien dapat menceritakan pengalamannya
sendiri berkaitan dengan penyakitnya dan pengobatan yang tepat.
Pada hakekatnya, hubungan antara perawat dengan pasien tidak dapat
terjadi tanpa melalui komunikasi, termasuk dalam pelayanan medis. Komunikasi
merupakan proses timbal balik yang berkesinambungan yang menyangkut dua
pihak.
Pihak-pihak yang bersangkutan secara bergantian berperan menjadi
informasi (pembicara) dan penerima informasi (penerima). Secara umum, dalam
berkomunikasi orang berusaha menyampaikan pandangan, perasaan dan
harapannya kepada orang lain. Komunikasi ini terjadi antara dua individu, antar
kelompok atau antar individu dan kelompok. Hal-hal seperti ini dapat
menimbulkan kerancuan dalam proses komunikasi, sehingga pesan yang ingin
disampaikan oleh kedua belah pihak tidak dapat mencapai sasaran seperti yang
diharapkan.
Menurut Persons yang dikutip oleh Solita Sarwono dalam buku Sosiologi
Kesehatan, bahwa antara Perawat dengan pasien sukar terjalin komunikasi, sebab
biasanya pasien berada dalam situasi emoisonal seperti sakit, bingung, takut,
depresi, atau bahkan pasien itu sudah tidak dapat berkomunikasi lagi karena
dalam keadaan tidak sadar.
Berdasarkan keterangan tersebut, jelas terlihat bahwa hubungan perawat
dengan pasien dapat berbeda-beda sifatnya dan untuk setiap model diperlukan
(47)
memperhitungkan hal ini, maka komunikasi dengan pasien tentu tidak efektif dan
tidak optimal.
Hal-hal yang dapat menghambat komunikasi antara dokter dan paramedis
(perawat) dengan pasien, antara lain adalah:
a. Penggunaan simbol (istilah-sitilah medis atau ilmiah yang diartikan secara
berbeda atau sama sekali tidak dimengerti oleh pasien).
b. Pseudo-Komunikasi (tetap berkomunikasi dengan lancar padahal sebenarnya
pasien tidak sepenuhnya mengerti atau mempunyai persepsi yang berbeda tentang
apa yang dibicarakan).
Karakter-karakter tenaga medis yang tidak tepat sehingga dapat
menghambat komunikasinya dengan masyarakat (pasien), antara lain perbedaan
status sosial, harapan masyarakat terhadap kemampuan dokter serta kecendrungan
sikap otoriter, terutama dalam rangka mengatasi penyebaran penyakit akut. Selain
itu, di Indonesia sering kali perawat ditempatkan di daerah yang keadaan sosial,
budayanya, tidak sama dengan latar belakang sosial budaya dokter dan perawat
itu.
Dengan demikian kesulitan berkomunikasi bertambah, sebab tenaga medis
tidak menguasai bahasa setempat dan tidak mengenal budaya disana. Untuk itu
diperlukan kamauan untuk memperlajari bahasa dan budaya setempat, agar
perawat dan dokter tidak dianggap orang asing oleh penduduk asli dan supaya
(48)
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta
Bagaimanapun juga adanya Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta tidak
terlepas dari perjuangan mahasiswa IAIN yang sadar akan pentingnya kesehatan
dalam mewujudkan cita-citanya yang implementasikan dengan mendirikan sebuah
balai pengobatan, corp kesehatan mahasiswa. Perubahan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) menjadi sebuah Universitas Islam Negeri Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan. Adanya tuntutan masyarakat serta tingginya persaingan dalam
jasa kesehatan merupakan energi yang mendorong pengembangan institusi
kesehatan yang sebelumnya berbentuk poliklinik menjadi sebuah rumah sakit
yang saat ini bernama Rumah sakit Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hal ini dimungkinkan mengingat kinerja manajemen yang terus meningkat
sejak tahun 1990. Rumah sakit Syarif Hidayatullah dibawahi oleh Yayasan Syarif
Hidayatullah Jakarta yang memiliki fugsi sosial namun tetap menjaga kualitas.37
Dalam rangka menunjang keberhasilan pelayanan medis yang ditangani
oleh para dokter dan spesialis serta para perawat maka kelengkapan fasilitas
merupakan salah satu faktor penting yang harus disediakan, rumah sakit kini hadir
dengan fasilitas yang semakin baik dan lengkap. Sumber daya manusia
merupakan aset yang sangat berharga, oleh karenanya Rumah sakit Syarif
37
Company Profile, RS.Syariif Hidayatullah Jakarta, 2010
(49)
Hidayatullah Jakarta senantiasa meningkatkan mutu SDM memalui peningkatan
Ilmu Pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam memberikan pelayanan. Saat
ini Rumah sakit Syarif Hidayatullah Jakarta didukung oleh tim dokter, dokter gigi,
dokter spesialis fultimer maupun partimer dan perawat yang berpengalaman di
bidangnya masing-masing yang senantiasa siap menjadi mitra pasien dalam
membantu proses penyembuhan.
Selain itu rumah sakit Syarif juga dilengkapi dengan paramedis (perawat)
yang terampil dan berpengalaman serta berperilaku islami yang akan merawat
pasien dengan sabar, senyum dan penuh kehangatan. Saat ini rumah sakit Syarif
Hidayatullah Jakarta didukung oleh 11 orang dokter umum, 7 orang dokter gigi,
41 orang dokter spesialis, 44 orang bidan dan perawat, 26 paramedis non perawat,
dan 91 orang non medis.
Kepuasan pelanggan adalah salah satu barometer keberhasilan organisasi.
Saat ini Rumah sakit Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralokasi di Jl. Ir. H.
Juanda no.95, Ciputat, tangerang telah memiliki pelanggan dari berbagai lapisan
masyarakat, diantaranya adalah mahasisiwa, karyawan UIN, perusahaan serta
peserta asuransi. Ada beberapa perusahaan asuransi yang menjadi mitra kerja
Rumah sakit Syarif Hidayatullah Jakarta diantaranya Sinar Mas, Bumi Putra,
JPKM Takaful yang diperuntukkan bagi mahasiswa UIN, dan lain-lain. Sejak
diperkenalkan kepada masyarakat umum secara luas pada tahun 1990 tren
kunjungan pasien terus meningkat, pertumbuhan ini terus menigkat pada tahun
(50)
Maknanya institusi ini sudah memiliki “image positif” di hati masyarakat jauh sebelum terbangunnya rumah sakit. Hal ini sesuai dengan visi dan misi yang
merupakan panduan dasar yang sangat penting dalam penentuan arah sebuah
organisasi tak terkecuali rumah sakit.
B. Visi dan Misi
Adapun Visi dan Misi Rumah sakit Syarif Hidayatullah adalah menjadi
rumah sakit bernuansan islam yang memiliki citra positif dan mampu memberikan
pelayanan secara paripurna kepada masyarakat. Adapun Misi yang merupakan
alasan yang sangat mendasar tentang keberadaan sebuah organisasi yang dapat
memotivasi individu yang berada didalamnya, misi mencerminkan peran fungsi
dan kewenangan dokter dan perawat serta paramedis yang bertanggung jawab
terhadap perwujudan visi Rumah sakit Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu :
1. Melaksanakan integralisasi nilai islam ke seluruh aspek manajemen pelayanan.
2. Mengembangkan sumber daya manusia islami yang tangguh, handal dan
berakhlak mulia.
3. Mengupayakan kepauasan dan kesan mendalam kepada pelanggan secara
berkelanjutan.
4. Memberikan dukungan dalam pelayanan fasilitas pendidikan dan pelatihan
dibidang medis/kesehatan kepada masyarakat.
5. Menjadi bagian integral dari jaringan pelayanan kesehatan nasional.38
38
(51)
C. Visi dan Misi Bidang Keperawatan
Visi dan misi bidang keperawatan Rumah sakit Syarif Hidayatullah antara lain :39
1) Menjadi Rumah sakit bernuansa islam yang di miliki citra positif dan mampu
memberikan pelayanan secara paripurna kepada masyarakat.
2) Memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh dan optimal mencakup
aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual tanpa membedakan suku, agama,
jenis, aliran, politik maupun kedudukan sosial.
3) Meningatkan kualitas SDM keperawatan untuk mencapai pelayanan keperawatan
yang proesional, islami dan berkualitas.
4) Memfasilitasi lingkungan untuk dapat melakukan pendidikan internal yan
berkelanjutan serta riset keperawatan dan memanfaatkannya untuk meningkatkan
mutu asuhan keparawatan.
5) Menciptakan iklim erja yang mendog pertumbuhan dan profesioalisme dan
kepuasan kerja yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan dan berorientasi
pada kesembuhan pasien.
6) Memelihara dan membina image keperawatan yang positif dn profesional kepada
masyarakat melalui pengembangan hubungan perwat-pasien yang baik dan
komunikatif dan terlibat pada kegiatan-kegiatan peningkatankesehatan
masyarakat.
7) Menciptaka kerja sama yang baik dengan seluruh elemen rumah sakit.
(1)
& w a w
www
w
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (021) 7 432728 / 74703580
Jl' Ir. H. Juanda No. 95 Ciputatl'5472 indonesia website:ws,w.Idkuiniakarra.ac.id. E-mail:[email protected]
N o m o r
: Un.0l/FS/KM
. 0 1 3 / 7 t \ L nOtt
L a m p :1 ( S a t u ) b u n d e l
Hal : Penelitian/lVawancara
Jakarta, b Juni 201 I
Kepada Yth. Manajemen
RS UIN Syarif Hidayatutlah Jakarta
A s s al ant u' al a i kurn Wr. IItb.
Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahlva mahasiswa Fakultas llmu Daku'ah dan lhnu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah ini,
Nama
Nomor Pokok Jurusan /Semester
: Armilatus Sholihah : 1 0 7 0 5 I 0 0 3 6 9 5
: Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPi) / VIII
bermaksud melaksanakan penelitian/wawancara untuk bahan penulisan skripsi yang be{udul Pola Kontunikasi Peravvat dan Pasien Rmt,at Inap dalant Pelayanan Med,is di Runtah Sakit UIN $,arif HidayatullahJakarta.
Sehubungan dengan itu, kami memohon kepada Bapak/lbu/Sdr. kiranya berkenan nteneritna traliasisrva kami tersebut dalarn pelaksanaan penelitian/wawancara dimaksud.
Atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih.
Il/as s alantu' al aikunt l4/r. Wb.
Dekan,
u b h a n , M A P r l 0 r 9 9 3 0 3 I 0 0 4
Ternbusan :
L P e m b a n t u D e k a n B i d a n g Akadernik
2 . K e t u a J u m s a n K o r r . r u n i k a s i d a r r P e u y i a r a n I s l a m (K p l ) FakLrltas IlrnLr Daku,ah dan Ilmr,r Konir-rrrikas
,y'k\eP'tetv;
(2)
RumahSakit
Syarif Hidayatullah
ST]RAT KNTERANGAN
*o, ?\ / RSSH / VItr | 2011
Yang bertandatangan
di bawah ini, menerangkan
dengan
sesungguhnya
bahwa :
Nama
NIM
Fakultas
Program Studi
: Arrnilatus Sholihah
: i07051003695
: Dakwah
dan Komunikasi
: Komunikasi
Penviaran
Islam
Adalah benar Mahasiswi yang telah mengadakan penelitian Hidayatullah 07 Juni 201 I sampai dengan 7 luli 2011
Surat keterangan ini dibuat sebagai surat keterangan telah tersebut di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah.
di Rumah Sakit Syarif
mengadakan Penelitian
Demikianlah Surat Keterangan ini dibuat dan untuk dipergunakan sesuai dengan peruntukkannya.
Agustus
201 I
l l + ! " 3 I € I I
Yunita Andalia" S.Fos gi
Manajer SDM dan Femasar"an Tembusan
1. Arsip
(3)
SURAT KESEDIAAN N{ENGIKUTI PENELITIAN
Saya Mahasisiwi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan ini menyatakan sedang melakukan penelitian di Rumah sakit Universitas Islam Negeri UIN)
Syarif Hidayatullah_jakarta tentang Pola komunikasi Perawat dan pasien Rawat Inap dalam
Pelayanan Medis di Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk memenuhi tugas akhir dari perkuliahan yaitu skripsi untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I).
Dalam penelitian ini Penulis akan memfokuskan pada proses interaksi antara perawat dan Pasien rawat inap Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UlN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan penulis akan mengobservasi perarvat <lan pasien rawat inap clalarn beberapa kali pertemuan, apabila dalam waktu yang ditentukan tidak dapat menyelesaikan subjek dan objek penelitian, maka penulis akan menambah penelitian. Dalam mengobservasi penulis akan mencatat dan akan menggunakan alat perekam data (Take Ganzbarj, diharapkan Bapak/lbu dapat menerima alat-alat bantu yang digunakan.
Sehubungan dengan tema yang saya arnbil saya mohon kesediaan Bdpak/Ibu untuk
saya observasi dengan cara wawancara. Data yang saya arnbil akan dapat dijaga kerahasiaannya. Atas kesediaan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a
: ftr h4"h Amrn i
U s i a :
2 z
Jenis
Kelamin : P(f€u,r?rntN
Pekerjaan
:
No. Telp/HP :
Alamat '
VrN{ raru
Dengan
ini menyatakan
bersedia/tidak
bersedia
x) diwawancarai
untuk melengkapi
data
penelitian
skripsi.
Jakarta, 22 Juni20ll Yang bersangkutan
;l
: 4*4.
: \ )
(4)
SURAT KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
Saya Mahasisiwi universitas*lT: Nrq.l orN) syarif Hidayatullah Jakarta dengan
ini menyatakan sedang melakukan
fenelitian a"i nu*arr sakit universitas Islam Negeri uIN) syarif Hidayafullah jakarta tentaniPola komu"it^li p*rwat dan pasien Rawat Inap dalam Pelayanan Medis di Rumah saklt universitas rrtu- -N"geri @rg Syarif Hidayatullah Jakarta' untuk memenuhi tugas akhir ou.i p.rr.rriaiun yuitu skripsi untuk memenuhi persyaratan
memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I). Dalam penelitian ini Penulis akS
lnemfokuskan pada proses interaksi antara perawat
dan Pasien rawat inap Rumart sar<lt universitas rslam Negeri orN) Syanf Hidayatullah
Jakarta' dan penulis ukun ttngobservasi peralvat oun
fasi.n rai.vat inap dalarn beberapa kali pertemuan'
apabila dalam r'vaktu yang ditentukan tidakiapat menyelesaika, subjek dan objek
penelitian' maka penulis akan menlmbah penelitian. -ddu- mengobservasi
penuris akan
mencatat dan akan menggunakan
alat perekam data (Take Gantbar), dihar-apkan Bapavlbu
dapat menerima alat-alat banfu yang digunakan.
Sehubungan dengan tema yang saya arnbii saya rnohon kesecliaan
Bapak/Ibu unt'k
saya observasi dengan cara *urunoru. Data ying saya arnbir akan crapat dijaga
kerahasiaannya. Atas kesediaan dan perhatiannya
,uyu u.?ptan terima kas'r. Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : ( r,tgialfo I J s i a : ) 1
Jenis Kelamin : lraKi _ \afi Pekerjaan :
No. Telp/HP : Alamat : D .
u (
lWlolr-i.:l"ii?#:,T,Trrtto"n
bersedia/tidak
bersedia
*) diwaw
ancaraiuntuk
n.relengkapi
data
Jakafta, 22 Juni20ll Yang bersangkutan
.,/(
,1
. 1 \ , i : ! / 1 t / ' - L
( . . . . - . 1 . . 1 . . . , * . . . )
(5)
SURAT KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
saya Mahasisiwi universitas Islam Negeri On*D Syarif Hidayatullah 1akartadengan ini menyatakan sedang melakukan penelitian d-i Rumah sakit universitas Islam Negeri urN)
syarif Hidayatullah-jakarta tentang Pola komunikasi Perawat dan pasien Rawat Inap dalam
Pelayanan Medis di Rumah sakit universitas Islam Negeri rur$ Syarif Hidayatullah Iakarta, untuk memenuhi tugas akhir dari perkuliahan yaitu skripsi untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I).
Dalam penelitian ini Penuiis akan memfokuskan pada proses interaksi antara perawat
dan Pasien rawat inap Rumah Sakit universitas Islam Negeri runD Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan penulis akan mengobservasi perawat dan pasien rar,vat
inap clalam beberapa kali pertemuan,
apabila dalam waktu yang ditentukan tidak dapat menyelesaikan subjek dan objek
penelitian, maka penulis akan menambah penelitian. oalam mengobservasi penulis akan
mencatat dan akan menggunakan alat perekam data (Talce Gantbar), diharapkan Bapak/Ibu
dapat menerima alat-alat bantu yang digunakan. //' e'L'slqv
Sehubungan dengan terna yang saya ambil saya mohon kesediaan
Eapak/Ibu untuk saya observasi dengan cata wawancara. Data ying saya ambil akan dapat dijaga kerahasiaannya. Atas kesediaan dan perhati annya*yu u"-upr.an
terima kasih. Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a ' tly. A snornrh
U s i a :
S l . f h
Jenis
Kelamin
: b
Yarw
?uat,t
Pekerjaan : No. Telp/HP :
Alamat : Ctgaulung
Dengan ini menyatakan bersediaitidakbersedia *) diwawancarai untuk melengkapi data penelitian skripsi.
Jakafta, 22 Juni20lI Yang bersangkutan
t / i
L, t-/.L
( . . . , . . . )
/ / ' l
(6)
SURAT KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
saya Mahasisiwi universitas Islam Nrg"l (Ur$ syarif Hidayatullah
Jakartadengan
ini menyatakan
sedang
melakukanlenelitian
d-i Rumah saki u'iur.rii;; I;;* Negeri UIN)
syarif Hidayatullah-jakarta
tentang'Pola
komuniku.i p.ru*ut dan pasien Rawat Inap dalam
Pelayanan
Medis di Rumah safit universitas Islam Negeri (uIN) Syarif
Hidayatullah
Jakarta' untuk memenuhi tugas akhi-r dari
t..krli;l*
yaitu skripsi untuk memenuhi
persyaratan
memperoleh
Gelar Sarjana
Sosial
Islam (S. Sos. I).
Dalam penelitian
ini Penulis
uk:l
T"rPkuskan pada
proses
interaksi antara
perawat
dan Pasien
rawat inap Rumar, sttii universitas Islarn-Negeri (urN) Syarif
Hidayatullah
Jakarta'
dan penulis akan rnengobservasi
perawat
aunlu.i.n rawat i'ap dalam beberapa
kali
pertemuan'
apabila
dalarn
rvaktu
yang dituit"kr;i;;ki;;at
menyereruikun
subjek dan objek
penelitia'' maka penulis akan menimbah penelitian. Duru'
mengobservasi
penulis akan
mencatat
dan akan menggunakan
alat perekam
data
(Take
Gambar),diliarapkan
Bapak/Ibu
dapat
menerima
arat_arat
bantu
yang digunaka'.
( \:ruftIuur),
otnaratr
sehubungan
dengan
tema yang saya arnbil saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu
u'tuk
saya observasi dengan cata *i*u.r"uru. Data ying saya amb'
akan dapat dijaga
kerahasiaannya.
Atas kesediaan
dan perhatiannya
,uyu u"?ptan terima kasih.
Yang bertanda
tangan
cli bawah
ini :
Nama
'
IJU
K, bU , fl/r
U s i a :
0 1 Og BO
Jenis
Kelamin
:
flrr tnf gpayl
Pekerjaan
:
No, Telp/Hp :
Alamat: BuKit furtrde
u
i""i-,ff#:#,"011""utn
bersedia/tidak
bersedia
*) diwawancarai
untuk melengkapi
data
Iakarta,22 Juni 20Il Yang bersangkutan