SAINS SEBAGAI PROSES PRODUK DAN TATA NIL

SAINS SEBAGAI PROSES, PRODUK DAN TATA NILAI ILMIAH

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Dasar-Dasar Sains
yang dibina oleh Bapak Sugianto

Oleh
Fisika / Offering G
Novita Dewi Rosalina (120322420466)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
Mei 2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Secara umum istilah sains (science) diartikan sebagai ilmu atau
ilmu pengetahuan . Istilah science yang berasal dari scio, scire dari bahasa
latin yang berarti tahu. Begitupun juga ilmu berasal dari kata alim’dari
bahasa arab yang juga berarti tahu. Jadi, baik ilmu maupun science secara
etimologis berarti pengetahuan. Dalam makna sempit, sains diartikan
sebagai natural sains atau ilmu kealaman yang terdiri atas disiplin ilmu
physical sciences dan life sciences. James Conant (dalam Poedjiadi,1999)
mendefinisikan sebagai suatu deretan dan skema konseptual yang
berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil
eksperimentasi dan observasi serta berguna untuk diamati dan
dieksperimentasikan lebih lanjut. Sains dibentuk oleh karena dua orde
pengalaman, yaitu hasil observasi terhadap gejala atau fakta (orde
observasi) dan konsep manusia mengenai alam semesta (orde
konsepsional).
Jujun. S. Soeriasoemantri (1985) memandang sains sebagai
kumpulan pengetahuan yang menelaah atau mengaji fakta-fakta empiris.
Fakta empiris yang dimaksudkannya adalah fakta yang langsung dialami
oleh manusia yang menggunakan panca inderanya. Sedangkan syarat yang
harus dipenuhi oleh sekumpulan pengetahuan yang dikandung dalam ilmu
itu adalah susunannya harus logis, sistematis dan diperoleh dengan metode

keilmuan. Selain itu untuk mendapatkan pengetahuan tersebut, ilmu
membuat beberapa asumsi mengenai obyek-obyek empiris agar dapat
memberikan arah dan landasan bagi kegiatan penelaahan. Diasumsikan
bahwa meskipun obyek-obyek empiris yang menjadi bidang penelaahan
mempunyai sifat keragaman, namun pada dasarnya memperlihatkan sifat
berulang dan semuanya jalin menjalin secara teratur serta suatu peristiwa
tidaklah terjadi secara kebetulan namun mempunyai pola yang teratur.

Einstein (dalam Poedjiadi,1999) mengungkapkan bahwa seluruh
science berawal dari gagasan yang timbul dari pemikiran sehari-hari
mengenai fenomena yang terjadi di alam 2 semesta. Sains dimulai dengan
fakta dan berakhir dengan fakta. Fakta yang terjadi kemudian menjadi
fakta baru dan menjalani siklus yang sama. Saintis mengemukakan
teorinya secara tentatif melalui induksi yang diawali dengan
mengumpulkan sejumlah fakta. Kemudian mengadakan prediksi melalui
deduksi. Apabila sejumlah observasi yang dimaksudkan untuk
memverifikasi prediksi tidak mendukung teori sebelumnya, maka teori
lama dimodifikasi atau diubah menjadi teori baru.
Cara kerja para saintis yang khas dalam mengembangkan sains
tersebut memberikan dampak dan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan

peradaban manusia. Oleh karena itulah, perlu ditelusuri kembali sifat alamiah
sains (the nature of science)

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan sains sebagai proses, produk dan tata
nilai ilmiah?
2. Apa saja yang menjadi komponen dari sains sebagai proses, produk
dan tata nilai ilmiah?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui maksud (makna) dari sains sebagai proses, produk dan tata
nilai ilmiah
2. Mengetahui rangkaian (komponen) dari sains sebagai proses, produk
dan tata nilai ilmiah.

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Sains sebagai produk
Saat manusia menggunakan inderanya untuk berinteraksi dengan
alam, saat itulah sains tercipta. Sains sebagai produk terdiri atas:

-

Fakta
Suatu fenomena yang terjadi tanpa adanya manipulasi. Faktual, benar
adanya.

-

Konsep
Dalam berkonsep terdiri atas:


Simbol



Konsepsi




Fakta
Ada beberapa konsep dalam sains, antara lain: konsep sempurna

dan konsep setengah.
Konsep sempurna melalui 3 tahapan, yaitu simbol-konsepsi-fakta.
Simbol dan konsep berada di dunia abstrak, yang mana itu hanya ada
dalam angan kita. Sedangkan fakta berada pada dunia empiris, diamana itu
terealisasikan.
Konsepsi

Simbol

Abstrak

Empiris

Fakta

Konsep setengah, dalam konsep ini hanya melalui 2 tahapan, yaitu
simbol-konsepsi. Konsep setengah hanya sampai pada konsepsi, tanpa di

lanjutkan pada fakta.
Simbol

Konsepsi

-

Teori
Teori merupakan hubungan antara 2 konsep atau lebih. Jika 2 konsep
digabungkan dan di kaitkan, akan menghasilkan sebuah teori.

-

Paradigma
Paradigma itu sendiri merupakan suatu wawasan, cara pandang. Jadi
paradigma merupakan kumpulan dari teori-teori yang membernarkan
(berhubungan).
Contoh sains sebagai produk melalui konsep sempurna:

Gaya


Tarikan dan dorongan yang mengubah jarak dan bentuk . F=
Abstrak

Sebuah meja didorong dengan gaya 10 N, dan mengalami perpindahan 100 cmEmpiris

2.2 Sains sebagai proses
Sains sebagai proses ditunjukkan dalam beberapa keterampilan
proses sains. Keterampilan proses sains dibagi menjadi dua, yaitu
keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses terintegrasi.
Dalam proses sains juga terkandung cara kerja dan cara berpikir untuk
kemajuan sains itu sendiri.
Metode atau proses sains dibagi menjadi dua yaitu metode yang
lengkap dan metode yang tidak lengkap.
Metode lengkap meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.

6.

Identifikasi masalah atau rumusan masalah
Mengkaji teori.
Mengembangkan hipotesis.
Mendesain pembuktian hipotesis
Meneliti.
Generalisasi

Metode tidak lengkap:

Berikut ini adalah bagan metode tidak lengkap, secara siklus
(jalannya metode tidak lengkap) dimulai dari membentuk teori-teorimenerapkan teori-pelaksanaan teori.

teori

Membentuk teori

Menerapkan teori
Dalam

menerapkan teori
menghasilkan
teknologi

Pelaksanaan teori
teori-teori

pembentu
kan

deduksi
nalar

Inferensi nalar

Keputusan
Menolak/menerima

kerapatan
empirik


dalil-dalil

Uji hipotesa
pengukur
an

penafsira
n

amat
an

Bagan informasi dan metode utama dalam pendekatan ilmiah.

Sains sebagai proses berteori. Teori merupakan hasil observasi, dua
konsep yang berhubungan menjadi satu akan menjadi teori. hipotesa
meruupakan cikal bakal teori, dimana hipotesa merupakan hubungan 2
konsep dalam dunia abstrak kemudian dilanjutkan pembuktian pada dunia


empiris. Saat hipotesa diterima oleh teman seilmuan (teman sejawat) maka
lahirlah teori. teori yang dihasilkan harus dapat di uji ulang, yang
kemudian menjadi teori kokoh.
Sains sebagai proses dalam metode tidak lengkap terdapat tahap
menerapkan teori. Ada cara dalam menerapkan teori, 1) faham teori, dalam
menerapkan teori kita harus faham teori yang akan kita aplikasikan, ini
mempermudah kita menerapkan teori. 2) faham masalah, dimana masalah
yang di hadapi faktual (berada di dunia empiris), saat kita faham akan
masalah, kita akan menjadi kritis. Tentu saja keduanya (faham teori dan
masalah) harus sesuai (sinkron) satu sama lain.
2.1.1 Sifat-sifat Sains:
Berikut beberapa sifat-sifat sains (Oei Ban Liang, Nop 2000):
1.

Obyektif
Sains itu objektif artinya, sains tidak boleh mengatas namakan

pokoknya, dalam sains keyakinan tidak menjamin kebenaran, suara
banyak tidak menjamin kebenaran, satu-satunya hakim dalam perselisihan
ilmiah adalah fenomena atau fakta. Dalam wikipedia bahasa indonesia,
ensiklopedi bebas objektif adalah pertimbangan antara hubungan sesuatu
dengan obyeknya. objektif dalam keilmuan berarti upaya-upaya untuk
menangkap sifat alamiah (mengindentifikasi) sebuah objek yang sedang
diteliti/ dipelajari dengan suatu cara dimana hasilnya tidak tergantung pada
fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya
2.

logis
logis, berkaitan dengan logika. Logika adalah suatu cara dan

kemampuan berfikir berdasarkan beberapa aksioma dan dalil-dalil yang
dianggap benar. Dalam Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan
dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat. Sebagai ilmu,
logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu

logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
secara lurus, tepat, dan teratur.
3.

Kritis
Sains itu kritis, dalam hal ini ilmuan tidak menerima sesuatu begitu

saja, selalu mempertanyakan kebenaran konsep, sains maju karena ilmuan
kritis
4.

Sistematis
Tidak ada sains acak-acakan. Sains selalu tertata

5.

mengakumulasi Konsep
Sains mengakumulasi konsep. Dalam hal ini akumulasi konsep

meliputi: konsep baru ditambahkan pada ilmu pengetahuan, konsep lama
diperbaiki. Akumulasi konsep ini bertujuan untuk mempertajam ilmu
pengetahuan guna kesejahteraan masyarakat.
2.3 Sains sebagai tata nilai
Penelitian ilmiah dibangun atas dasar trust (kepercayaan). Ilmuwan
mempercayai bahwa data atau informasi yang dilaporkan oleh ilmuwan
lain adalah benar adanya. Masyarakat percaya bahwa penelitian
merefleksikan usaha yang jujur dari ilmuwan untuk menjelaskan fenomena
alam secara akurat tanpa bias. Trust ini hanya dapat dipertahankan jika tata
nilai dalams cientific conduct tetap dijunjung tinggi.
Tata nilai atau etika dalam penelitian ilimah adalah falsafah moral
yang berfungsi sebagai pedoman dan tolok ukur terhadap apa yang baik
dan apa yang buruk. Pada masa lampau, etika penelitian lebih banyak
dipelajari secara informal dari cara-cara para peneliti senior menangani
penelitiannya (termasuk publikasinya dan penggunaan data secara
bersama). Tapi saat ini etika penelitian harus dipelajari secara formal.
Dalam tiap aspek perbuatan dan tindakan yang dapat mempengaruhi baik
kenyamanan maupun kesejahteraan oran lain, pertanyaan moral akan
selalu muncul. Salah satu permasalahan pada orang-orang yang memasuki
suatu profesi seperti peneliti adalah bahwa mereka mungkin tidak

mengetahui pilihan akan suatu cara atau teknik tertentu mempunyai
implikasi moral.
2.3.1 Perbuatan tercela dalam ilmu pengetahuan.
Perbuatan tercela dalam sains (misconduct in science) meliputi
semua aspek kesalahan yang melibatkan pembohongan (deception) di luar
kesalahan jujur (honest error) dan kesalahan akibat kelalaian (negligence).
Mungkin dalam penelitian bisa salah, tapi tidak bisa bohong.
1.

Fabrikasi
mengarang dan membuat data hasil penelitian

2.

Falsifikasi
mengubah atau salah melaporkan data atau hasil penelitian,

termasuk pembuangan data yang bertentangan secara sengaja untuk
mengubah hasil
3.

Plagiatrisme
menggunakan ide atau kata-kata orang lain tanpa memberikan

pengakuan (acknowledgement)
4.

Misappropriation of others’ ideas
penggunaan informasi khusus tanpa izin (misalnya pelanggaran

kerahasian pada waktu penelaahan atau review oleh teman sejawat
(sesama ilmuan) atau praktek lain yang menyimpang dari yang sudah
diterima umum dalam suatu komunitas ilmiah dalam mengajukan proposal
penelitian, melakukan penelitian, atau melaporkan hasil penelitian.
2.3.2 Karakter (ciri) Peneliti Sejati:
a.

Kemampuan bernalar (reasoning power)

b.

Originalitas (originality)

c.

Memori (memory)

d.

Tanggap dan sigap (alertness)

e.

Kecermatan (accuracy)

f.

Persisten (application)

g.

Kemampuan bekerja sama (cooperation)

h.

Sikap moral (moral attitude)

i.

Kesehatan (health)

j.

Daya kreasi tinggi dan pantang menyerah (zeal)

KESIMPULAN

-

Saat manusia menggunakan inderanya untuk berinteraksi dengan alam,
saat itulah sains tercipta. Sains sebagai proses ditunjukkan dalam beberapa
keterampilan proses sains. Tata nilai atau etika dalam penelitian ilimah
adalah falsafah moral yang berfungsi sebagai pedoman dan tolok ukur
terhadap apa yang baik dan apa yang buruk.

-

Komponen sains sebagai produk adalah fakta, konsep, teori, paradigma.
Komponen sains sebagai proses ada sifat-sifat sains, metode atau proses
sains. Dimana metode itu dibagi menjadi dua yaitu metode yang lengkap
dan metode yang tidak lengkap. Dalam tata nilai terdapat perbuatan tercela
dalam pengetahuan, dan karakteristik peneliti sejati.

BIBLIOGRAFI

Konsep / Istilah

Pengarang - Nama

Konsepsi

buku/ Jurnal – Hal. –
Tahun penerbit
suatu deretan dan skema konseptual
yang berhubungan satu sama lain,
James Conant (dalam
Poedjiadi,1999)

dan yang tumbuh sebagai hasil
eksperimentasi dan observasi serta
berguna untuk diamati dan
dieksperimentasikan lebih lanjut
kumpulan pengetahuan yang
menelaah atau mengaji fakta-fakta

Sains

empiris
Jujun. S.
Soeriasoemantri
(1985)
Einstein (dalam

seluruh science berawal dari

Poedjiadi,1999)

gagasan yang timbul dari pemikiran
sehari-hari mengenai fenomena

(Oei Ban Liang, Nop

yang terjadi di alam 2 semesta
Menurut Oei Ban Liang, sifat sifat
sains terdiri atas:
1. Objektif.
2. Kritis.
3. Logis.
4. Sistematis.
5. Mengakumulasi konsep.

Sifat-sifat sains

2000)

Logis

Wikipedia bahasa

Logika berasal dari kata Yunani

indonesia,

kuno λόγος (logos) yang berarti

ensiklopedia bebas

hasil pertimbangan akal pikiran
yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Logika
adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut
dengan logike episteme

(Latin: logica scientia) atau ilmu
logika (ilmu pengetahuan) yang
mempelajari kecakapan untuk
berpikir secara lurus, tepat, dan
teratur.
objektivitas

Wikipedia bahasa
indonesia,

pertimbangan antara hubungan
sesuatu dengan obyeknya.

ensiklopedia bebas
konsep

Woodruf

konsep sebagai adalah suatu
gagasan/ide yang relatif sempurna
dan bermakna, suatu pengertian
tentang suatu objek, produk
subjektif yang berasal dari cara
seseorang membuat pengertian
terhadap objek-objek atau bendabenda melalui pengalamannya
(setelah melakukan persepsi

Soedjadi

terhadap objek/benda).
ide abstrak yang digunakan untuk
menagadakan klasifikasi atau
penggolongan yang apad umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah
atau rangakaian kata.

Paradigma

Bahri

satuan ahli yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai
ciri yang sama.

Wikipedia bahasa

cara pandang orang terhadap diri

indonesia,
ensiklopedia bebas

dan lingkungannya yang akan
mempengaruhinya dalam berpikir
(kognitif), bersikap (afektif), dan

bertingkah laku (konatif).

DAFTAR PUSTAKA
Carapedia.htm-definisi konsep…- di akses pada tanggal 4 Mei 2013
ebookbrowse.com/The Nature of Sains..- di akses pada tanggal 27 April 2013

ebookbrowse.com/Etika dan PMP..- di akses pada tanggal 27 April 2013
Konsep- Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedi bebas.htm..- di akses pada
tanggal 4 Mei 2013.
Logika-Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedi bebas.htm..- di akses pada
tanggal 4 Mei 2013.
Objektivitas- Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedi bebas.htm..- di akses pada
tanggal 4 Mei 2013.
Paradigma- Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedi bebas.htm..- di akses pada
tanggal 4 Mei 2013.