PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP PEN

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP
PENINGKATAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN
BAGIAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR MEREK SUZUKI
PADA PT. RIAUJAYA CEMERLANG CABANG NANGKA PEKANBARU
Oleh
Erdian Suhendra1 & Mariaty Ibrahim2
erdiansuhendra@gmail.com
1
Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Riau
2
Dosen Program Studi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Riau
Abstract: This research goes from low employee morale problems of the Suzuki
brand motorcycles sales are seen with high rates of employee turnover is the sale
of Suzuki brand motorcycles, low employee productivity, indicated by sales did
not achieve the sales target that has been set and there is disquiet and unease of
employees, especially in sales force in work due to the sanctions given to them if a
predetermined target not achievedsuch termination of the working relationship.
As for the purpose of this research is to know the granting of incentives and
employee morale as well as giving incentives to increased employee morale the
Suzuki brand motorcycles sales at PT. Riaujaya Cemerlang Branch Nangka
Pekanbaru. This research analyzes the data by using a descriptive quantitative

analysis and to answer hypotheses have been proposed to do statistical analysis
using simple linear regression. The research concluded that the granting of
incentives overall rated it good and overall employee morale was judged good
enough. Based on the results of data analysis through statistical analysis, it can
be noted that the independent variable (incentive) has a strong connection to the
dependent variable (employee morale). The independent variable (incentive) gives
a positive and significant effect on the dependent variable (employee morale), so
if a free variable is increased it will cause an increase of the variable.
Keywords: incentives, employee morale, PT. Riaujaya Cemerlang Branch Nangka
Pekanbaru

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam perputaran roda perusahaan, salah satu faktor penentu keberhasilan
adalah faktor tenaga kerja atau manusia, dan sebaliknya faktor manusia ini pulalah
yang sering menimbulkan masalah. Hal ini disebabkan karena setiap manusia
mempunyai kebutuhan, harapan, dan latar belakang sosial yang berbeda.
Semangat kerja akan menunjukkan sejauh mana karyawan bergairah dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam perusahaan. Semangat kerja
karyawan dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu

menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab. Peranan sumber daya manusia

dalam perusahaan sangat penting demi terciptanya kelangsungan kinerja
perusahaan.
Indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja karyawan secara umum
dapat berupa turunnya produktivitas kerja, tingkat absensi yang tinggi, labour
turnover yang tinggi, tingkat kerusakan yang tinggi, kegelisahan di mana-mana,
tuntutan yang seringkali terjadi, dan adanya pemogokan yang dilakukan oleh
karyawan (Moekijat, 1994:190-191).
Faktor insentif tentunya merupakan faktor yang harus diperhatikan untuk
mendorong semangat kerja karyawan dalam suatu perusahaan. Insentif atau
tambahan penghasilan merupakan hal yang dapat memacu kinerja maupun
semangat kerja karyawan untuk dapat meluangkan seluruh tenaga dan pikirannya
dalam melakukan pekerjaan
PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru merupakan salah satu
perusahaan yang menjual produk otomotif roda dua merek Suzuki. PT. Riaujaya
Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru berada di Jalan Tuanku Tambusai.
Tingginya tingkat persaingan dengan perusahaan yang menjual produk
otomotif roda dua lainnya juga mengharuskan PT. Riaujaya Cemerlang Cabang
Nangka Pekanbaru terus melakukan memberikan dukungan kepada karyawan,

terutama bagian penjualan untuk dapat meningkatkan penjualan mereka.
Karyawan yang bekerja pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru
memperoleh insentif. Besar insentif itu sendiri masing-masing berbeda satu
dengan yang lainnya. Insentif yang diberikan oleh perusahaan yaitu berupa bonus
penjualan.
Selanjutnya, pada tabel berikut dapat dilihat tingkat labour turn over atau
perputaran keluar masuknya karyawan bagian penjualan pada PT. Riaujaya
Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru.
Tabel 1
Perputaran Jumlah Karyawan
Bagian Penjualan Sepeda Motor Merek Suzuki
Pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru
Tahun 2008 – 2012
Jumlah
Jumlah Karyawan
Jumlah Karyawan
Tahun
Karyawan
Akhir Tahun
Masuk

Keluar
Awal Tahun
2008
12
4
2
14
2009
14
9
8
15
2010
15
6
8
13
2011
13
5

3
15
2012
15
8
11
12
Sumber : PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru, 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perputaran karyawan bagian
penjualan sepeda motor merek Suzuki pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang
Nangka Pekanbaru dalam tiap tahunnya mengalami fluktuasi. Dari tabel dapat
juga dilihat banyaknya karyawan bagian penjualan yang keluar masuk
perusahaan. Pada tahun 2008 merupakan tahun dimana jumlah karyawan yang
keluar masuk paling sedikit jika dibandingkan dengan tahun-tahun lainnya. Ini

2

dikarenakan pada tahun tersebut penjualan sepeda motor dalam keadaan baik.
Pada tahun 2012 merupakan tahun dimana jumlah karyawan yang paling banyak
keluar jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 11

orang. Banyaknya karyawan bagian penjualan yang keluar masuk pada PT.
Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru ini merupakan indikasi turunnya
atau rendahnya semangat kerja karyawan dalam bekerja.
Rendahnya semangat kerja karyawan juga akan mempengaruhi
produktivitas karyawan dalam bekerja, yang akhirnya akan berimbas pada tidak
tercapaianya target-target penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pada
tabel berikut dapat dilihat penjualan unit sepeda motor merek Suzuki pada PT.
Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru :
Tabel 2
Penjualan Sepeda Motor Merek Suzuki
Pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru
Tahun 2008 – 2012
Tahun
Penjualan
Target
Realisasi
Persentase
2008
1800
2004

111,3%
2009
1440
922
64%
2010
1080
687
63,6%
2011
720
382
53,1%
2012
750
490
65,3%
Sumber : PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru, 2013
Dari tabel dapat dilihat penjualan sepeda motor merek Suzuki yang
dilakukan oleh karyawan bagian penjualan, dimana dalam lima tahun terakhir

penjualan sepeda motor, hanya pada tahun 2008 target yang ditetapkan tercapai,
dan bahkan terlampaui. Untuk tahun-tahun berikutnya yaitu tahun 2009 – 2012,
penjualan sepeda motor tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
Padahal kalau dilihat, target penjualan sudah diturunkan dari tahun sebelumnya,
namun tetap saja tidak dapat mencapai target. Hal ini juga menggambarkan tidak
tercapainya target individu dari sales yang ada dan menunjukkan masih rendahnya
tingkat produktivitas kerja karyawan pada bagian sales.
Adapun target dan cara penghitungan insentif yang diberikan perusahaan
kepada karyawan bagian penjualan sepeda motor merek Suzuki pada PT. Riaujaya
Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru. Untuk sales force dan sales counter,
insentif yang mereka terima berdasarkan penjualan unit yang dapat mereka jual.
Jika target minimal yang ditetapkan tidak tercapai, maka mereka tidak akan
mendapatkan insentif. Untuk sales force, jika target tidak tercapai dalam dua
bulan, maka karyawan tersebut akan terkena PHK atau diberhentikan bekerja dari
perusahaan. Hal ini merupakan perjanjian antara perusahan dengan karyawan
yang bersangkutan. Ini jugalah yang menyebabkan tingginya tingkat perputaran
karyawan bagian penjualan sepeda motor merek Suzuki yang ada pada PT.
Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru, karena banyak dari sales force
yang tidak dapat mencapai target penjualan yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan di atas, dimana tingginya tingkat perputaran karyawan

bagian penjualan sepeda motor merek Suzuki, rendahnya produktivitas kerja

3

karyawan bagian penjualan yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya target
penjualan yang telah ditetapkan dan adanya keresahan dan kegelisahan karyawan
khususnya pada sales force dalam bekerja karena adanya sanksi yang diberikan
kepada mereka jika target yang telah ditetapkan tidak tercapai, semua ini
menunjukkan rendahnya semangat kerja karyawan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul :
“Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Peningkatan Semangat Kerja
Karyawan Bagian Penjualan Sepeda Motor Merek Suzuki Pada PT.
Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru”

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan pada latar belakang masalah di atas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Pengaruh
Pemberian Insentif Terhadap Peningkatan Semangat Kerja Karyawan Bagian
Penjualan Sepeda Motor Merek Suzuki Pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang
Nangka Pekanbaru”

3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pemberian insentif pada karyawan bagian penjualan
sepeda motor merek Suzuki PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka
Pekanbaru.
b. Untuk mengetahui semangat kerja karyawan bagian penjualan sepeda
motor merek Suzuki pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka
Pekanbaru.
c. Untuk mengetahui pengaruh pemberian insentif terhadap peningkatan
semangat kerja karyawan bagian penjualan sepeda motor merek Suzuki
pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru
4. Konsep Teori
a. Insentif
Menurut Hariandja (2002 : 265) insentif merupakan salah satu jenis
penghargaan yang dikaitkan dengan prestasi kerja. Semakin tinggi prestasi kerja
semakin besar pula insentif yang diterima. Sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap
perusahaan harus menetapkan target yang tinggi dan bila berhasil maka akan
diberikan tambahan pendapatan.
Menurut Nawawi (2003 : 338-339), penetapan dan pemberian kompensasi
total yang meliputi gaji/upah dan insentif harus dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa aspek sebagai berikut :

- Aspek Ketepatannya
Penyediaan pembiayaan (cost) harus diupayakan tepat waktu dan tepat
sasarannya. Sasaran pertama adalah diberikan pada pekerja yang tepat, terutama
pada yang berprestasi, sehingga berusaha mempertahankannya dengan
memberikan konstribusi kerja yang terbaik bagi organisasi/perusahaan. Sasaran
yang kedua adalah untuk kegiatan yang tepat, dalam arti diberikan dalam bentuk
yang relevan dan jika berupa uang dalam jumlah memadai, guna mewujudkan

4

keseluruhan atau salah satu aspek di dalam keamanan/jaminan dan kepuasan
kerja.
- Aspek Kelayakan/Keadilan
Aspek ini dimaksudkan dalam pemberian kompensasi apabila dalam
bentuk barang atau uang harus memadai dalam arti dirasa cukup berharga. Aspek
ini berkenaan juga dengan rasa keadilan, baik dari penerima maupun
perbandingan jumlah yang diterima. Dari segi penerima dapat dibedakan antara
kompensasi yang diberikan sebagai pemerataan yakni untuk semua pekerja, tanpa
atau dengan membedakan penerima menurut jabatan/posisi atau kepangkatan
masing-masing yang berbeda satu dengan yang lainnya. Keadilan kompensasi
harus dibedakan pula menurut prestasi kerja atau jasa masing-masing dalam
memberikan konstribusi pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
- Aspek Pembiayaan (Cost) yang Terkontrol dan Terkendali
Kompensasi bukan saja harus sesuai dengan kemampuan
organisasi/perusahaan dalam menyediakan pembiayaannya, tetapi juga harus
terkontrol dan seimbang. Dengan demikian berarti meskipun keuntungan
perusahaan cukup besar, tidak harus dibayar secara berlebih-lebihan, sehingga
berakibat kehilangan fungsinya dalam memotivasi prestasi dan persaingan.
b. Semangat Kerja
Menurut Nitisemito (1996:62) semangat dan kegairahan kerja dapat
diartikan dalam dua kelompok yaitu semangat kerja adalah melakukan kerja
secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan
lebih cepat dan lebih baik, sedangkan kegairahan kerja adalah kesenangan yang
mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Menurut Nitisemito (2001 : 170) ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja, yaitu:
- Gaji yang cukup: Dengan adanya gaji yang cukup, karyawan diharapkan
dapat bekerja dengan tenang dan diikuti semangat yang tinggi. Hal
tersebut sangat beralasan karena gaji yang cukup tentunya kebutuhan
mereka dapat terpenuhi.
- Memperhatikan kebutuhan rohani: Pemenuhan pada kebutuhan rohani juga
bukan merupakan masalah yang sepele karena masalah inipun berkaitan
langsung dengan perasaan karyawan. Rasa tentram, dihargai, diperhatikan
merupakan contoh untuk kebutuhan ini. Contoh lain misalnya, karyawan
dapat dengan tenang bisa menjalankan kegiatan spiritual (keagamaan)
mereka.
- Sekali-sekali perlu suasana santai: Suasana santai diperlukan untuk
menghindari rasa bosan dan tegang bagi karyawan. Rasa bosan dan tegang
bagaimanapun akan mempengaruhi pekerjaan dan hasilnya. Oleh karena
itu, karyawan perlu sekali-sekali diberi kesempatan menikmati santai
misalnya, piknik secara bersama-sama.
- Harga diri perlu mendapat perhatian: Gaji yang cukup ternyata bukan
jaminan untuk menumbuhkan semangat dan kegairahan kerja. Bisa jadi
seorang yang gajinya cukup ternyata pindah ke perusahaan lain yang
tingkat gajinya lebih rendah. Ini bisa disebabkan oleh adanya perhatian

5

-

-

-

-

-

-

-

harga diri yang rendah. Misalnya atasan memarahi seorang karyawan di
depan karyawan lain, ini akan mendatangkan rasa malu dan jengkel dan
akibat mental yang lain.
Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat: Pimpinan perusahaan harus
jeli dalam menempatkan seseorang dalam bekerja karena pekerjaan ini
diperlukan kesesuaian dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki.
Apabila terjadi salah penempatan maka akan timbul akibat yang kurang
baik, misalnya karyawan merasa kurang percaya diri, diliputi rasa tegang,
takut dan sebagainya.
Berikan kesempatan pada mereka untuk maju: Kesempatan untuk maju
hendaknya dibuka selebar-lebarnya agar tercipta persaingan yang sehat.
Karyawan yang berprestasi harus mendapat penghargaan. Penghargaan ini
dapat berupa pengakuan yang diserta dengan pemberian hadiah, kenaikan
gaji, kenaikan pangkat dan sebagainya.
Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan: Setiap
karyawan pasti tidak hanya memikirkan hidup untuk saat ini saja tetapi
juga memikirkan waktu yang akan datang. Bagaimana kemungkinan di
saat yang akan datang jika dikaitkan dengan tempat kerjanya merupakan
masalah yang penting. Misalnya adakah jaminan pensiun, uang pesangon
setelah purna tugas dan sebagainya.
Usahakan karyawan mempunyai loyalitas: Loyalitas ini dapat dibangun
dengan cara mengusahakan agar karyawan merasa senasib dengan
perusahaan. Jika perusahaan banyak mendapat keuntungan (laba)
sebaiknya karyawan diberikan tanda terima kasih misalnya bonus sehingga
pada saat perusahaan sedang mengalami kesulitan karyawanpun merasa
ikut bertanggung jawab karena merasa memiliki.
Sekali-sekali karyawan perlu diajak berunding: Tindakan ajakan ini
sebenarnya adalah menyeret emosi karyawan sehingga mereka terbawa
pada perasaan bertanggung jawab dan ikut memiliki perusahaan. Jika
mereka merasa bertanggung jawab atas perusahaan tentunya dalam bekerja
akan lebih baik.
Pemberian insentif yang terarah: Pemberian insentif merupakan daya
perangsang yang kuat untuk meningkatkan semangat dan gairah kerja.
Akan tetapi tindakan ini perlu dijaga supaya dalam melaksanakan
pekerjaannya karyawan tidak sema-tamata mengejar insentif sehingga
mengabaikan mutu pekerjaan.
Fasilitas yang menyenangkan. Dengan adanya fasilitas diharapkan akan
memudahkan karyawan dalam bekerja sehingga semangat dan gairah
kerjanya dapat ditingkatkan. Contoh fasilitas ini amat banyak, misalnya
tersedianya kantin, balai pengobatan, pendidikan untuk anak karyawan,
kamar kecil dan sebagainya.

5. Hipotesis
Pada penulisan ini penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
“Pemberian insentif berpengaruh signifikan terhadap peningkatan semangat

6

kerja karyawan bagian penjualan sepeda motor merek Suzuki pada PT. Riaujaya
Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru ”.

METODE PEN ELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Riaujaya Cemerlang Pekanbaru yang
terletak dijalan Tuanku Tambusai No. 18 JKL Pekanbaru.
2. Populasi dan Sampel
Di dalam menentukan populasi dalam penelitian ini yang menjadi
populasinya adalah seluruh karyawan bagian penjualan sepeda motor merek
Suzuki pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru, dimana
pimpinan/kepala cabang dijadikan sebagai key informan. Sedangkan pengambilan
sampel pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru dilakukan
dengan tekhnik sensus yaitu digunakannya semua populasi menjadi sampel, yaitu
12 orang.
3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu data
primer yang merupakan data informasi yang diperoleh langsung dari karyawan
bagian penjualan sepeda motor merek Suzuki pada PT. Riaujaya Cemerlang
Cabang Nangka Pekanbaru melalui kuesioner. Selanjutnya data sekunder yang
merupakan data yang sudah tersedia pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang
Nangka Pekanbaru yang diperoleh melalui pimpinan/kepala cabang yang
berhubungan dengan masalah yang penulis teliti seperti data jumlah karyawan,
tingkat absensi karyawan, sistem insentif, gambaran umum perusahaan dan
struktur organisasi perusahaan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara
quesioner dan wawancara.
5. Analisis Data
Data yang diperoleh dilapangan, akan disusun dan disajikan dalam bentuk
tabel serta dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Untuk
menjawab hipotesis yang telah diajukan dilakukan analisis statistik, yaitu dengan
mengaplikasikan program komputer Statistical Package for Social Science
(SPSS) 16.0 sehingga pekerjaan tabulasi, perhitungan statistik dan penarikan
kesimpulan dapat dilakukan dengan efesien dan efektif menggunakan regresi
linear sederhana.

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pemberian Insentif Pada Karyawan Bagian Penjualan Sepeda Motor
Merek Suzuki PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru
Pada tabel berikut dapat dilihat rekapitulasi tanggapan responden terhadap
pemberian insentif karyawan bagian penjualan.
Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Insentif
Karyawan Bagian Penjualan Sepeda Motor Merek Suzuki
PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru Cemerlang Pekanbaru
Kategori
Indikator
Alternatif Jawaban
Skor
SB

B

CB

KB

TB

Aspek Ketepatan

20

4

-

-

-

116

Sangat Baik

Aspek Kelayakan /
Keadilan

12

1

3

8

-

89

Baik

Aspek Pembiayaan
(Cost)
yang
Terkontrol
dan
Seimbang

-

4

3

11

6

53

Kurang
Baik

Total Skor = 258
Kriteria Penilaian Baik
Sumber : Penelitian Lapangan, 2013
Berdasarkan tabel III.8 di atas, hasil rekapitulasi tanggapan responden
terhadap pemberian insentif yang meliputi aspek ketepatan, aspek
kelayakan/keadilan dan aspek pembiayan yang terkonstrol dan seimbang dinilai
sudah baik. Namun begitu masih terdapat kekurangan-kekurangan yaitu pada
aspek kelayakan/keadilan yaitu masalah kecukupan insentif yang diberikan
kepada karyawan bagian penjualan, dimana karyawan merasa insentif yang
diberikan kepad mereka belum cukup karena belum dapat untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Selain itu juga dari aspek pembiayaan yang terkontrol dan
seimbang, dimana karyawan bagian penjualan menyatakan bahwa perusahaan
seharusnya bisa untuk memberikan lebih besar lagi insentif untuk mereka dan juga
karyawan merasa ketentuan pemberian insentif yang telah ditetapkan oleh
perusahaan membuat mereka tertekan dalam bekerja.
2. Semangat Kerja Karyawan Bagian Penjualan Sepeda Motor Merek
Suzuki PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru
Pada tabel berikut dapat dilihat rekapitulasi tanggapan responden terhadap
semangat kerja karyawan bagian penjualan.

8

Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Terhadap Semangat Kerja
Karyawan Bagian Penjualan Sepeda Motor Merek Suzuki
PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru Cemerlang Pekanbaru
No.

Pertanyaan

Alternatif Jawaban
SB

B

CB

KB

TB

Skor

Kategori

Cukup
Baik
Sangat
Baik

1

Gaji yang cukup

-

2

3

7

-

31

2

Memperhatikan
kebutuhan rohani

12

-

-

-

-

60

3

Sesekali
menciptakan
suasana santai

-

-

-

3

9

15

Tidak
Baik

4

Harga diri perlu mendapat
perhatian

-

2

7

3

-

35

Cukup
Baik

5

Tempatkan
karyawan
pada posisi yang tepat

-

3

7

2

-

37

Cukup
Baik

6

Diberikan
kesempatan
kepada mereka untuk
maju

1

7

4

-

-

45

Baik

7

Perasaan
aman
menghadapi masa depan

-

4

2

6

-

34

Cukup
Baik

8

Usahakan
karyawan
mempunyai loyalitas

-

1

3

7

1

28

Kurang
Baik

9

Sekali-sekali
karyawan
perlu diajak berunding

-

6

6

-

-

42

Baik

10

Pemberian insentif yang
terarah

3

7

2

-

-

49

Cukup
baik

11

Fasilitas
menyenangkan

5

3

4

-

-

49

Baik

yang

Total Skor = 425
Kriteria Penilaian Cukup Baik

Sumber : Penelitian Lapangan, 2013
Secara keseluruhan, tanggapan responden terhadap semangat kerja
karyawan bagian penjualan sepeda motor merek Suzuki PT. Riaujaya Cemerlang
Cabang Nangka Pekanbaru dinilai cukup baik. Namun begitu, masih ada
permasalahan yang segera harus dibenahi oleh perusahaan, agar semangat kerja
karyawan terus meningkat, sehingga tercapainya target penjualan yang telah
ditetapkan.
Adapun hal-hal yang masih menjadi kekurangan yang mempengaruhi
semangat kerja karyawan adalah masalah gaji yang diras karyawan bagian
penjualan yang belum cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Gaji

9

adalah hal yang paling mendasar, yang sangat mempengaruhi semangat seseorang
dalam bekerja.
Selain itu juga belum adanya suasana santai yang diciptakan oleh
pimpinan dengan melakukan rekreasi atau piknik bersama guna mencairkan
suasana tegang, bosan atau jenuh selama bekerja. Dengan adanya rekreasi atau
piknik bersama akan diharapkan juga terciptanya kekoompakan karyawan bagian
penjualan sehingga menimbulkan semangat kerja yang tinggi.
Kekurangan lainnya yang mempengaruhi rendahnya semangat kerja
karyawan bagian penjualan adalah belum adanya perasaan aman bagi karyawan
bagian penjualan, terutama sales force, dalam menghadapi masa depan mereka.
Sales force tidak mendapatkan jaminan hari tua dalam hal ini Jamsostek yang
dibuat oleh perusahaan, dan juga tidak mendapatkan pesangon jika di PHK.
Kemudian adanya kekurangan dalam usaha perusahaan agar karyawan
bagian penjualan mempunyai loyalitas terhadap perusahaan dengan memberikan
bonus tahunan. Hal ini dikarenakan tidak adanya bonus tahunan bagi sales force
dan bagi karyawan yang bekerja belum genap satu tahun dan penilaian untuk
besaran bonus tahunan yang didapatkan dilakukan oleh pimpinan yang bisa saja
penilaiannya bukan berdasarkan prestasi kerja seseorang, tetapi juga dipengaruhi
oleh kedekatan seorang karyawan dengan pimpinan. Hal ini juga dapat
mempengaruhi semangat kerja karyawan bagian penjualan.
3. Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Peningkatan Semangat Kerja
Karyawan Bagian Penjualan Sepeda Motor Merek Suzuki Pada
PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru
a. Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS
diperoleh hasil analisis korelasi yang diperoleh melalui program SPSS, nilai R
didapat sebesar 0,789. Hal ini berarti variabel bebas yaitu insentif (X) mempunyai
hubungan yang kuat terhadap variabel terikat yaitu semangat kerja karyawan (Y).
Kemudian bila dilihat nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,623, hal
ini menunjukkan bahwa variabel bebas (insentif) tersebut memberikan sumbangan
sebesar 62,3% terhadap variabel terikat (semangat kerja karyawan). Sedangkan
sisanya sebesar 37,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
b. Uji t
Dari hasil analisis perhitungan dengan program SPSS, maka ditemukan
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 2,109 + 1,549 X
Dari persamaan regresi di atas menunjukkan koefisien regresi yang
diperoleh dari hasil program SPSS hasilnya positif, ini berarti apabila variabel
bebas ditingkatkan maka akan menimbulkan peningkatan terhadap variabel
terikat.

10

Selain itu juga terlihat bahwa nilai t hitung sebesar 4,067. Jika
dibandingkan dengan nilai t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada
signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan df = n – 2 = 12 – 2 = 10. Hasil
yang diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 1,812. Jadi t hitung yang diperoleh
lebih besar dari t tabel, yaitu : 4,067 > 1,812.
Dari keterangan tersebut diketahui bahwa variabel bebas yang memiliki t
hitung lebih besar dari t tabel, ini berarti bahwa pemberian insentif berpengaruh
terhadap semangat kerja karyawan dan berarti juga bahwa Ho ditolak Ha diterima
sehingga hipotesis ”Pemberian insentif berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan semangat kerja karyawan bagian penjualan sepeda motor merek
Suzuki pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang Nangka Pekanbaru ”, dapat
diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Manullang (2001:78), yaitu ada beberapa cara yang dapat meningkatkan semangat
kerja karyawan dan salah satunya adalah dengan pemberian insentif. Selain itu
juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Marihot (2002:243), yang
menyatakan bahwa untuk lebih meningkatkan semangat kerja karyawan perlu
direncanakan atau dilakukan beberapa sistem yang salah satunya adalah dengan
insentif.

KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh
pemberian insentif terhadap peningkatan semangat kerja karyawan bagian
penjualan sepeda motor merek Suzuki pada PT. Riaujaya Cemerlang Cabang
Nangka Pekanbaru, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Pemberian insentif yang dilakukan oleh PT. Riaujaya Cemerlang Cabang
Nangka Pekanbaru kepada karyawan bagian penjualan dinilai sudah baik.
Namun begitu masih terdapat kekurangan-kekurangan yaitu pada aspek
kelayakan/keadilan yaitu masalah kecukupan insentif yang diberikan kepada
karyawan bagian penjualan, dimana karyawan merasa insentif yang diberikan
kepada mereka belum cukup karena belum dapat untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Selain itu juga dari aspek pembiayaan yang terkontrol dan seimbang,
dimana karyawan bagian penjualan menyatakan bahwa perusahaan seharusnya
bisa untuk memberikan lebih besar lagi insentif untuk mereka dan juga
karyawan merasa ketentuan pemberian insentif yang telah ditetapkan oleh
perusahaan membuat mereka tertekan dalam bekerja.
b.
Semangat kerja karyawan bagian penjualan pada PT. Riaujaya Cemerlang
Cabang Nangka Pekanbaru dinilai sudah cukup baik. Namun begitu, masih
ada permasalahan yang segera harus dibenahi oleh perusahaan, agar semangat
kerja karyawan dapat meningkat. Adapun hal-hal yang masih menjadi
kekurangan yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah masalah
gaji yang dirasa karyawan bagian penjualan yang belum cukup untuk dapat
memenuhi kebutuhan mereka. Belum adanya suasana santai yang diciptakan

11

oleh pimpinan dengan melakukan rekreasi atau piknik bersama guna
mencairkan suasana tegang, bosan atau jenuh selama bekerja. Belum adanya
perasaan aman bagi karyawan bagian penjualan, terutama sales force, dalam
menghadapi masa depan mereka. Tidak adanya bonus tahunan bagi sales force
dan bagi karyawan yang bekerja belum genap satu tahun.
c. Berdasarkan hasil analisis data melalui program SPSS, dapat diketahui bahwa
variabel independen (insenitf) mempunyai hubungan yang kuat terhadap
variabel dependen (semangat kerja karyawan). Variabel independen (insentif)
memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen
(semangat kerja karyawan), sehingga apabila variabel bebas ditingkatkan
maka akan menimbulkan peningkatan terhadap variabel terikat.
2. Saran
a. Pihak perusahaan sebaiknya meningkatkan pemberian insentif kepada
karyawan bagian penjualan sepeda motor merek Suzuki, karena merekalah
sebagai ujung tombak dari perusahaan dalam melakukan penjualan.
Peningkatan pemberian insentif ini dapat dilakukan dengan merubah sistem
pemberian insentif yang selama ini telah dijalankan, yaitu besarnya perkalian
insentif adalah per unit sepeda motor, bukan berdasarkan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
b. Berhubungan dengan semangat kerja karyawan bagian penjualan, tidak ada
salahnya pimpinan mengajak seluruh karyawan untuk melakukan refreshing
bersama, agar lebih terciptanya keakraban antar karyawan dan juga dengan
pimpinan. Selain itu, sales force sebaiknya juga diikutkan sertakan dalam
keanggotaan Jamsostek yang ditanggung oleh perusahaan dan bonus tahunan
juga diberikan kepada sales force, agar mereka lebih bersemangat lagi untuk
bekerja dan mereka tidak merasa adanya perbedaan perlakuan dari perusahaan
dengan karyawan lain.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Metode Penelitian Sosial. Rineka Cipta, Jakarta
Assauri, Sofyan., 2001. Kiat Meningkatkan Produktivitas. Ghalia Indonesia,
Jakarta
Handoko, Hani, T., 1998. Manajemen Edisi 2. BPFE. Yogyakarta
_____________, 2002. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Edisi II,
Cetakan Keempat Belas. BPFE, Yogyakarta
Hariandja, Marihot Tua, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Gramedia
Media Sarana, Jakarta.
Hasibuan, Malayu., 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia . CV. Haji Mas
Agung, Jakarta
Manullang, M., 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia . BPFE, Yogyakarta
Marihot, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia . PT. Gramedia Utama, Jakarta.
Moekijat, 1994. Manajemen Personalia . Alumni Bandung

12

Nawawi, Hadari, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia . Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
______________, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Nitisemito, Alex, 1996. Manajemen Personalia ,. Ghalia Indonesia., Jakarta
______________, 2001. Manajemen Personalia ,. Ghalia Indonesia., Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia . Rineka
Cipta, Jakarta.
Panggabean, Mutiara, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia . Ghalia
Indonesia, Bogor Selatan.
Rivai, Veithzal, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan,
Dari Teori ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Siagian. P., 1992. Organisasi Kepemimpinan dan Administrasi. PT. Gunung
Agung, Jakarta.
__________, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia . Bumi Aksara, Jakarta.
Umar, Husein, 2001. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Widjajda, Amin, 2002. Manajemen Suatu Pengantar . Rineka Cipta, Jakarta.
Winardi, 2000, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Cetakan II. Rineka Cipta,
Jakarta
Wursono, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Personalia . Pustaka Dian, Jakarta.

13