PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA (1)

LONDON SUMATERA INDONESIA TBK (STUDI KASUS: KEBUN GUNUNG MELAYU ESTATE)

Implementation Good Corporate Governance at PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk ( Case Study : Melayu Mountain Estate

Rudi Hendrawan

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jl. Kapten Mukhtar Basri. No. 3. Medan 20238 E-mail : rudihendrawan45@gmail.com/ rudi_hendrawan06@yahoo.com

RINGKASAN

Penelitian ini adalah sebuah penelitian studi kasus yang dilakukan di perusahaan PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Kebun Gunung Melayu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan prinsip tata kelola perusahaan (GCG) terhadap pelaksanaan praktiknya yang dilakukan oleh perusahaan. Pada Prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) didalamnya terdapat prinsip kewajaran, keterbukaan, akuntabilitas dan pertanggungjawaban, juga untuk menguji apakah prinsip tata kelola yaitu keadilan, keterbukaan, akuntabilitas dan pertanggungjawaban berkorelasi terhadap prestasi kerja karyawan Kebun Gunung Melayu. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan penelitian studi kasus, dengan jumlah sampel 43 responden dari seluruh karyawan. Jenis data yang dipakai adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan tehnik wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. Model analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptip yaitu digunakan untuk melihat persentase indikator good Corporate governance pada PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk. Kebun Gunung Melayu dan analisis korelasi rank spearman yaitu digunakan untuk melihat besar kecilnya hubungan antara goog corporate governance terhadap prestasi kerja karyawan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prinsip penerapan Good Corporate Governance pada PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Kebun Gunung Melayu Estate sangat terwujud baik itu kewajaran, transparansi, akuntabilitas dan pertanggungjawaban. Dengan menggunakan analisis korelasi rank spearman bahwa good corporate governance berkorelasi terhadap kinerja/prestasi kerja karyawan, dengan nilai Rank Spearman (r s ) = 0,607, artinya Good Corporate Governance mempunyai tingkat hubungan atau korelasi yang kuat terhadap prestasi kerja karyawan Kebun Gunung Melayu Estate.

Keywords : Tata kelola perusahaan yang baik (GCG), prinsip-prinsip good corporate governance (GCG).

ABSTRACT

This study is a case study conducted in the PT. PP. Lonndon Sumatera Indonesia Tbk company Gunung Melayu. The purpose of this study was to determine the application of the principles of corporate governance (GCG) on the implementation of practice undertaken by the company. On the principle of good corporate governance (GCG) in which there are the principle of fairness, tranparancy, accountability and responsibility, The main objective of this research is to examining whether principles of corporate governance (GCG) in which there is the principle of fairness, tranparancy, accountability and responsibility, corelation by the achievement work of official employee Gunung Melayu Estate. The kind of the minithesis is a case study research, with 43 sample of respondent from the employee in human resources. Kinds of data in use are primary and secondary. The primary data are

taken from interview technical direct with use questionaire tabel. Analysis model that being used ware description analysis , it’s used for see percentation good corporate governance at PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk mountain Melayu Estate and corelation rank

spearman it’s used for know what good corporate governance have significan corelation at earnings achievement work of official employe. The result show the implementation

principles of good corporate governance (GCG) on the PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk company Gunung Melayu Estate they are fairness, tranparancy, accountability and responsibility are verry materialized. With used corelation rank spearman analys That good corporate governance have at earnings achievement work of official employe, with value rank spearman (r s )= 0,553, its means that goog corporate governance have corelation that rating is moderate at achievement work of official employee Gunung Melayu Estate.

Keywords: good corporate governance (GCG), the principles of good corporate governance (GCG) .

PENDAHULUAN

mengolah hasil tanaman tersebut menjadi

Latar Belakang

produk jadi. Contohnya, hasil tanaman Dewasa ini, dunia usaha semakin

yang diolah untuk dinamis. Perkembangan

kelapa sawit

menghasilkan minyak goreng dan tanaman perusahaan menjadi suatu hal yang sangat

kemampuan

teh yang diolah untuk menghasilkan bubuk penting agar dapat bertahan di pasar

teh. Guna untuk mencapai visi dan misi global. Sehingga tidak heran bahwa kini

tersebut dibutuhkan berbagai macam cara, perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

salah satunya yaitu penerapan Good daya saingnya di berbagai bidang. Salah

Corporate Governance (GCG). Selain itu, satu

penerapan Good Corporate Governance meningkatkan kualitas perusahaan adalah

upaya perusahaan

dalam

(GCG) diharapkan juga akan dapat dengan penerapan tata kelola perusahaan

membantu perusahaan untuk menentukan yang baik ( good corporate governance )

langkah atau cara memperoleh keuntungan (Wicaksono, 2014).

dalam jangka panjang guna untuk Di Indonesia saat ini banyak

menjamin kelangsungan hidup perusahaan/ terdapat perusahaan yang bergerak dalam

going concern (Nasution, 2014) bidang industri dan jasa dengan visi dan

Pemerintahan Indonesia melakukan misi yang berbeda-beda, salah satunya

terhadap undang-undang yaitu perusahaan perkebunan. Perusahaan

perubahan

Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan perkebunan merupakan perusahaan yang

Terbatas (PT) dengan Undang-Undang memiliki kegiatan operasional dimulai dari

Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT). Pada saat proses menanam tanaman hingga

pemerintah

memberikan keterangan memberikan keterangan

objectives and undang-undang Perseroan Terbatas (PT)

attaining

those

monitoring performance are determined ” adalah mendukung implementasi Good

Pengertian diatas jelas bahwa Corporate Governance (GCG). Alasan

governance lebih pemerintah ini sangat mendasar, karena

corporate

hubungan antara dari beberapa hasil riset, seperti laporan

menitikberatkan

perusahaan, board , Credit Lyonnais Securitas Asia (CLSA)

manajemen

shareholders dan stakeholders. Selain itu, tentang Good Corporate Governance

mensyaratkan adanya struktur untuk tahun 2003, dimana posisi Indonesia

mencapai tujuan dan pengawasan atas berada paling bawah kawasan Asia dengan

kinerja perusahaan. Good corporate yang skor 1,5 untuk masalah penegakan hukum baik dapat memberikan rangsangan bagi 2,5 untuk mekanisme institusional dan 3,2 board dan manajemen untuk mencapai untuk budaya corporate governance. Hasil

perusahaan, sedangkan riset ini menunjukkan bahwa dunia usaha

tujuan

shareholders harus Indonesia melakukan “paling lemah” dalam pengawasan yang efektif sehingga

mengimplementasikan

prinsip-prinsip

mendorong perusahaan menggunakan GCG (Azheri, 2011)

sumber daya lebih efisien (Azheri, 2011). Prinsip

Good

Corporate

Tata kelola perusahaan yang baik Governance (GCG) mulai diterapkan atau Good Corporate Governance (GCG) setelah menandatangani Letter of Intent merupakan proses untuk merubah atau (LOI) yang bekerjasama dengan IMF, melakukan pembaharuan dalam sistem dimana bagian terpentingnya adalah pengelolaan organisasi. Penerapan GCG pencatuman jadwal perbaikan pengelolaan adalah upaya mengajak dan mendorong perusahaan-perusahaaan di Indonesia. suatu organisasi seperti perusahan negara, Sejalan dengan hal tersebut Komite perusahaan swasta, maupun Nasional

Kebijakan

koperasi melakukan penataan sistem Governance

untuk menghasilkan bahwa

Indonesia mempunyai tanggung jawab yang terkelola dengan baik, menghasilkan

untuk menerapkan

standart

Good

efisiensi, efektivitas dalam pencapaian Corporate Governance (GCG) yang telah tujuan perusahaan. Komponen GCG yang diterapkan di tingkat internasonal. Namun,

perusahaan untuk menyadari pentingnya Good Corporate

harus

dipenuhi

memaksimalkan profitabilitas perusahaan Governance (GCG), banyak pihak yang

yaitu pemegang saham, direksi, dewan melaporkan masih rendahnya perusahaan

komisaris, manajer, karyawan/serikat yang menerapkan prinsip tersebut (YPPMI pekerja, sistem renumerasi berdasarkan & SC dalam Sutedi, 2012).

audit, sekretaris Menurut The Organization for

kinerja,

komite

perusahaan dan lain sebagainya (Nasution, Economic Cooperation and Depelopment

(OECD) Corporate Governance Principle Good Coorporate Governance of 1999 merumuskan pengertian corporate

mempunyai dampak yang baik bagi governance , yakni:

peningkatan pendapatan karyawan dan perusahaan dalam hal ini menyangkut

“ Corporate governance involves a target kerja tehadap realisasi kerja, set of relationship between a Good company’s

Coorporate Governance management, its board, its shareholders

juga memberikan and other

peluang

karyawan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dalam

governance also provides the structure through

which the objective of the peningkatan kesejahteraan. Dengan adanya

Good Coorporate Governance kinerja dalam menjalankan kegiatan usaha kelapa karyawan dan menejemen perusahaan

sawit diantaranya adalah karyawan. akan lebih baik sehingga memberikan

Karyawan merupakan orang yang bekerja

di Perkebunan Gunung Melayu Estate 2010).

keuntungan bagi kedua pihak (Sinaga.

secara tetap dan digaji tetap setiap Penerapan

bulannya walaupun tidak masuk dengan governance terhadap perusahaan milik

good

corporate

alasan tertentu.

negara maupun swasta di Indonesia juga

karyawan yang diharapkan mampu menjaga hubungan

Pendapatan

berbeda – beda akan mencerminkan antara dewan direksi dengan dewan

adanya ketidakmerataan pendapatan, komisaris guna untuk mencapai tujuan

ketidakmerataan pendapatan menyebabkan organisasi. Kinerja dewan direksi dan

perbedaan dari kapasitas kerja pada dewan komisaris nantinya akan diukur

Sehingga menyebabkan oleh komite nominasi dan remunerasi guna

karyawan.

menurunnya kinerja pada karyawan, dan menentukan jumlah profit yang layak

kurangnya kedisiplinan pada karyawan. mereka terima, begitu juga untuk para

Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.

karyawan diantaranya adalah rendah dan Lonsum senantiasa menempatkan

tingginya nilai gaji atau pendapatan standar tata kelola perusahaan yang

karyawan, prestasi kerja, upah lembur tertinggi sebagai prioritas utamanya.

( over time ), premi ( over basic ) dan jenis Komitmen ini dibuktikan Lonsum melalui

pekerjaan atau tanggung jawabnya. upaya-upaya berkelanjutan yang bertujuan

Pendapatan karyawan merupakan untuk

imbalan berupa uang yang diterima akuntabilitas,

meningkatkan

transparansi,

karyawan dari perusahaan atas tugas dan kewajaran dan independensi. Pelaksanaan

pertanggungjawaban,

pekerjaannya yang terdiri dari gaji pokok, komitmen tersebut diawali melaluin

premi, lembur, tunjangan dan santunan kepatuhan terhadap semua peraturan dan

yang diterima dalam bentuk uang setelah ketentuan yang berlaku di Indonesia. Di

dilakukan pemotongan pada beberapa beberapa area penting, Lonsum juga

bagian yang ditentukan perusahaan. mengadopsi standar dan praktik yang

Pendapatan karyawan ini diperoleh setelah diakui secara internasional, termasuk

adanya pemotongan dari perusahaan pada prinsip-prinsip dan kriteria (P&C) RSPO.

bagian tertentu.

P&C RSPO mencakup sejumlah aspek Setiap karyawan ditugaskan dan operasional

dalam melaksanakan berhubungan

yang

secara langsung

dibebankan

pekerjaannya untuk memperoleh target perusahaan

perusahaan yaitu berupa Basic maupun transparansi, kepatuhan terhadap ketentuan

time yang sudah ditetapkan oleh perundang-undangan, tanggung jawab

perusahaan dalam hari kerja. Sistem terhadap lingkungan, serta tanggung jawab

pengupahan karyawan yaitu berdasarkan kepada karyawan dan masyarakat sekitar

absen SAP, karyawan digaji oleh (London Sumatera Indonesia, 2011).

perusahaan dengan gaji tetap/bulannya Karyawan

walaupun tidak memperoleh basic atau penting dalam mencapai tujuan perusahaan

merupakan

bagian

kurang disiplin untuk masuk kerja mereka , karena karyawan merupakan faktor

tetap memperoleh upah/bulan dari penentu tingkat kemajuan perusahaan.

perusahaan. Dengan jumlah karyawan Para karyawan bekerja di perusahaan

yang banyak, Ketika Crop buah kelapa untuk menyelesaikan berbagai tugas sesuai

sawit pada perkebunan PT. PP. London dengan posisi atau jabatan mereka.

Sumatera Indonesia Tbk Gunung Melayu Karyawan yang turut berperan penting

Estate menurun, hal ini menyebabkan rata- Estate menurun, hal ini menyebabkan rata-

ditetapkan perusahaan, perusahaan dapat tercapai. Untuk itu, akibatnya perusahaan harus membayar

perusahaan harus melaksanakan dan upah untuk semua karyawan, dan

mengawasi berbagai aktivitas, termasuk pengeluaran keuangan perusahaan untuk

aktivitas karyawan dan kinerja karyawan. membayar tenaga kerja karyawan sama

Dalam pelaksanaan aktivitas tersebut, dengan pengeluaran pada periode-periode

perusahaan akan menggunakan modalnya sebelumnya,

dengan efektif dan efisien agar mampu perusahaan akan menurun.

maka

perekonomian

profitabilitas yang Perkebunan Gunung Melayu Estate

menghasilkan

maksimal.

merupakan perkebunan milik asing atau

Rumusan Masalah

swasta dari PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk, yang berada di kecamatan

1. Bagaimana Penerapan Good Corporate Rahuning, Kabupaten Asahan yang

Governance Pada PT. PP. London bergerak dibidang usaha perkebunan dan

Sumatera Indonesia Tbk Gunung pengelolahan kelapa sawit/ Palm Oil Mill

Melayu Estate.

(POM) yang menghasilkan minyak CPO

2. Apakah Good Corporate Governance dengan rendemen tinggi dan inti (PKO)

(X) berkorelasi terhadap prestasi kerja yang berkualitas bagus. Oleh karena itu

karyawan kebun Gunung Melayu Estate penerapan Good Corporate Governance

(Y).

perlu dilakukan untuk meningkatkan

Tujuan Penelitian

keberhasilan perusahaan yang baik serta untuk memaksimalkan nilai perusahaan

mengetahui penerapan dan menciptakan nilai tambah bagi semua

1. Untuk

GoodCorporate Governance pada PT. pihak yang berkepentingan.

PP. London Sumatera Indonesia Tbk

Gunung Melayu Estate. Unsur-unsur

good

corporate

2. Untuk mengetahui oleh Good Corporate karyawan Governance dinilai juga dapat (X) berkorelasi terhadap prestasi kerja karyawan kebun Gunung

governance yang

diterapkan

mempengaruhi prestasi kerja karyawan.

Melayu Estate (Y).

Karyawan dapat dikatakan berhasil dalam bekerja apabila mereka menjalankan

Kegunaan Penelitian

semua standar yang diberikan oleh perusahaan. Penerapan unsur-unsur good

1. Sebagai bahan referensi dan masukan corporate governance pada karyawan

bagi PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk Gunung Melayu Estate

sangat penting bagi setiap perusahaan dan instansi terkait lainnya dalam

karena adanya penerapan unsur-unsur good corporate governance yang tinggi,

mengambil kebijakan tata kelola atau sebuah perusahaan akan mampu mencapai

Good Corporate Governance pada target dari tujuan sebuah perusahaan.

perusahaan.

2. Sebagai Penerapan unsur-unsur good corporate bahan informasi maupun referensi bagi pihak yang membutuhkan

governance sebagai pelaksaan manajemen baik itu pembaca maupun peneliti

untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Dimana setiap karyawan wajib

lainnya.

3. Sebagai bahan informasi bagi karyawan peraturan atau pedoman-pedoman yang

harus mematuhi semua peraturan-

perkebunan PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk Gunung Melayu Estate

berlaku di perusahaan tersebut. maupun karyawan perkebunan lain Melihat fenomena ini, maka

meningkatkan pendapatan menjadi suatu kewajiban bagi perusahaan

dalam

dengan program-program yang telah untuk mengaplikasikan dan menerapkan

dibuat perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA

pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan (Gumilang,

Landasan Teori

Good Corporate Governance (GCG)

Sejalan dengan Letter of intent Istilah Corporate Governance

ditandatangani oleh (CG) pertama kali diperkenalkan oleh

(LOI)

yang

pemerintah Indonesia dan International Cadbury Committee tahun 1992 dalam

(IMF), yang laporannya yang dikenal sebagai Cadbury

Monetary

Fund

jadwal perbaikan Report. Adapun definisi G ood Corporate

mencantumkan

pengelolaan perusahaan-perusahaan di Governance dari Cadbury Committee yang

indonesia, Komite Nasional Kebijakan berdasar pada teori stakeholder adalah

Good Corporate Governance (KNKCG) sebagai berikut :

bahwa perusahaan- perusahaan di “A set of rules that define the Indonesia mempunyai relationship

berpendapat

tanggung jawab untuk menerapkan managers,

between

shareholders,

standart Good Corporate Governance government, employees and internal and

creditors,

the

yang telah diterapkan di tingkat external

stakeholders in respect to internasional (Azheri, 2011).

their ri ghts and responsibilities”.

Comite Cadbury mengatakan bahwa Good Corporate

Menurut

Yang berarti seperangkat aturan Governance adalah mengarahkan dan

yang mengatur hubungan antara para mengendalikan perusahaan agar tercapai

pemegang saham, manajer, kreditur, keseimbangan antara kekuatan dan pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak

wewenang perusahaan. Adapun Center for yang berkepentingan lainnya baik internal

Study (CEPS), maupun eksternal lainnya yang berkaitan

European

Policy

memformulasikan GCG adalah seluruh dengan

sistem yang dibentuk mulai dari hak mereka. Good

( right ), proses dan pengendalian baik yang (GCG) secara definitif merupakan sistem

corporate

governance

ada di dalam maupun di luar manajemen yang mengatur dan mengendalikan

perusahaan. Dengan catatan bahwa hak perusahaan yang menciptakan nilai tambah

disini adalah hak seluruh Stakeholders dan ( value added ) untuk semua stakeholder

bukan hanya terbatas kepada satu (Tjager dkk dalam Aprianti, 2012).

Stakeholders saja (Sutedi, 2012). Good

Nugroho dalam dijelaskan oleh IICG ( Indonesian institute

Wicaksono (2014) Corporate governance of Corporate Governance ) sebagai proses

merupakan seperangkat peraturan yang dan struktur yang diterapkan dalam

mengatur hubungan antara pemegang menjalankan perusahaan, dengan tujuan

saham, pengelola perusahaan, pihak utama meningkatkan nilai pemegang

kreditor, pemerintah, karyawan serta saham dalam jangka panjang, dengan tetap

pemegang kepentingan intern dan ekstern memperhatikan kepentingan stakeholders

lainnya yang berkaitan dengan hak-hak yang lain. Good corporate governance

dan kewajiban mereka, atau dengan kata juga mensyaratkan adanya struktur

lain suatu sistem yang mengatur dan perangkat untuk mencapai tujuan dan

mengendalikan arah strategi dan kinerja pengawasan atas kinerja. Good corporate

suatu perusahaan (Wicaksono, 2014). governance juga merupakan kumpulan Good Corporate

hukum, peraturan dan kaidah yang wajib Governance dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja

adalah seperangkat peraturan yang perusahaan bekerja secara efisien,

mengatur hubungan antara pemegang menghasilkan nilai ekonomi jangka

saham, pengurus perusahaan, pihak panjang yang berkesinambungan bagi para

kreditur, pemerintah, karyawan serta kreditur, pemerintah, karyawan serta

harus menyediakan informasi yang dan kewajiban mereka atau dengan kata

materiil dan relevan dengan cara yang lain suatu system yang mengatur dan

mudah diakses dan dipahami oleh pemakai mengendalikan perusahaan. Menurut

3. Accountability (Akuntabilitas) Governance

didefenisikan

sebagai

Akuntabilitas menekankan pada seperangkat aturan dan prinsip-prinsip

pentingnya penciptaan sistem pengawasan umum antara lain fairness, transparency,

yang efektif berdasarkan pembagian accountability dan responsibility yang kekuasaan antara komisaris, direksi, dan mengatur hubungan antar pemegang

yang meliputi saham,

monitoring, evaluasi, dan pengendalian Komisaris, kreditur, karyawan serta

terhadap manajemen untuk meyakinkan stakeholders lainnya yang berkaitan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing dengan kepentingan pemegang saham dan pihak. pihak-pihak berkepentingan lainnya.

Menurut Sutedi dalam Labesi (2013) menyatakan, ada beberapa prinsip

4. Responsibility (Pertanggungjawaban) dasar yang harus diperhatikan dalam

Responsbilitas adalah adanya Corporate Governance, yaitu:

tanggung

jawab

pengurus dalam

1. Fairness (Keadilan/kewajaran) manajemen, pengawasan manajemen serta Prinsip

pertanggungjawaban kepada perusahaan merupakan prinsip perlakuan yang adil

keadilan

( fairness )

dan para pemegang saham. Prinsip ini bagi seluruh pemegang saham. Keadilan

mewujudkan dengan kesadaran bahwa disini diartikan sebagai perlakuan yang

tanggung jawab merupakan konsekuensi sama terhadap para pemegang saham,

logis dari adanya wewenang, menyadari terutama kepada pemegang saham

akan adanya tanggung jawab sosial, minoritas dan pemegang saham asing dari

menghindari penyalahgunaan wewenang kecurangan, dan kesalahan perilaku

kekuasaan, menjadi profesioanal dan insider. Dalam melaksanakan kegiatannya,

menjunjung etika dan memelihara bisnis perusahaan

yang kuat dapat diintervensi oleh pihak memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan kepentingan

Dengan melaksanakan Corporate berdasarkan

lainnya

Governance , Menurut Forum of Corporate kesetaraan. Dalam pengelolaan perusahaan

Governance in Indonesia (FCGI) dalam perlu ditekankan pada kesetaraan, terutama

Sihombing (2014) yaitu ada beberapa untuk pemegang saham minoritas. Investor

manfaat yang diperoleh, antara lain : harus memiliki hak-hak yang jelas tentang

1. Meningkatkan kinerja perusahaan kepemilikan dan sistem dari aturan dan melalui terciptanya proses pengambilan hukum yang dijalankan untuk melindungi

yang lebih baik, hak-haknya. meningkatkan efisiensi operasional

keputusan

2. Transparency (Transparansi) perusahaan, serta lebih meningkatkan Transparansi

pelayanan kepada stakeholder. pengungkapan suatu informasi yang

adalah

adanya

2. Mempermudah diperolehnya dana terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat

pembiayaan yang lebih murah dan tidak dibandingkan dengan keadaan yang

rigid (karena faktor kepercayaan) yang menyangkut

pada akhirnya akan meningkatkan pengelolaan perusahaan dan kepemilikan

tentang

keuangan,

Corporate Value.

perusahaan. Untuk menjaga objektivitas

3. Mengembalikan kepercayaan investor kebutuhan hidupnya. Dengan gaji yang untuk menanamkan modalnya di

didapatkannya maka seseorang tenaga Indonesia.

kerja atau individu yang bekerja dapat

4. Pemegang saham akan puas dengan secara otomatis membiayai segala macam kinerja perusahaan karena sekaligus

kebutuhan hidupnya baik sandang, pangan akan meningkatkan shareholder Value

maupun papan. Upah bagi tenaga kerja dan deviden.

merupakan cost atau biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dan masukan

Menurut Hong dalam Nasution dalam ongkos atau biaya produksi.

(2014) implementasi good corporate Adapun keputusan sebuah perusahaan governance juga akan mendorong tentang gaji, instrumen ini sangatlah

pengelolaan perusahaan

penting untuk memberikan kelangsungan professional, transparan, dan efisien

secara

bagi tenaga kerja untuk hidup sehingga melalui proses pengambilan keputusan

proses kinerja dalam perusahaan dapat yang dilandasi nilai moral yang tinggi dan

berjalan dengan baik.

kepatuhan terhadap peraturan perundang- undang yang berlaku, serta kesadaran akan

Pengertian upah menurut Moekijat adanya tanggung jawab sosial terhadap

dalam Handayani (2012) yaitu: "Dalam stakeholders dan kelestarian lingkungan.

pemakaian yang sudah umum istilah upah Dengan implementasi good corporate

sering digunakan untuk menunjukkan governance , maka stakeholders utama

pembayaran jasa, baik kepada pekerja yang terdiri dari:

harian maupun pekerja kantor yang memerlukan pengawasan. Upah yang

1. Shareholders akan mengetahui dengan dirumuskan oleh kebiasaan itu termasuk jelas bagaimana perusahaan dijalankan

gaji, hadiah, makanan, minuman dan oleh pihak

perumahan. Dalam arti sempit upah shareholders berkepentingan bahwa

manajemen,

karena

menunjukkan balas jasa yang dibayarkan perusahaan telah dijalankan dengan

berdasarkan jam kerja atau waktu dan jasa sebaik-baiknya sesuai dengan kaidah

pekerja yang dibayarkan berdasarkan perusahaan yang sehat.

kesatuan hasil.

2. Masyarakat dan dunia usaha akan Menurut Moekijat (1993) gaji

mengikuti kemajuan pelayanan yang adalah imbalan jasa atau uang yang

diberikan oleh perusahaan sesuai dibayarkan atau yang ditentukan untuk dengan visi dan misi yang diemban

dibayarkan kepada seseorang pada jarak- dalam

rangka

mendukung

jarak waktu teratur untuk jasa-jasa yang pembangunan nasional.

diberikan atau salah satu faktor yang

3. Karyawan yang ingin mengetahui sangat penting dan menentukan dalam

bahwa pihak

manajemen tenaga kerja yaitu merupakan menjalankan perusahaan dengan efektif,

manajemen

telah

unsur dari konpensasi terhadap prestasi efisien,

yang telah diberikan oleh tenaga kerja kepentingan semua pihak. Dengan

rangka pencapaian sasaran demikian para karyawan mengetahui

dalam

perusahaan. Sedangkan menurut Dewan arah keputusan-keputusan yang diambil

Penelitian Nasional (Kartasapoetra, 1987), oleh pihak manajemen. yang dimaksud dengan upah adalah suatu

penerimaan sebagai suatu imbalan dari

Gaji /Upah

pemberi kerja untuk sesuatu pekerjaan atau Upah atau gaji bagi semua dan

jasa yang telah dilaksanakan, yang setiap tenaga kerja adalah sesuatu yang

berfungsi sebagai jaminan kehidupan yang sangat penting. Upah melatarbelakangi

layak bagi kemanusiaan dan produktivitas seseorang untuk memutuskan memasuki

yang dinyatakan atau dinilai dalam bentuk dunia kerja dan bekerja untuk memenuhi

uang yang telah ditetapkan menurut suatu uang yang telah ditetapkan menurut suatu

ditetapkan pengusaha/perusahaan (Ghani, peraturan-peraturan yang dibayarkan atas

dan

dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dengan penerima kerja.

Lembur

Lembur atau sering disebut dengan

Premi

overtime merupakan istilah yang dipakai Menurut Sinaga (2010) Premi

untuk bekerja melebihi waktu kerja yang adalah

telah ditentukan oleh Undang-undang atau produktivitas karyawan berupa uang dari

instrumen untuk

mengatur

Pemerintah di negara hasil kelebihan dari prestasi normal (PN)/

peraturan

bersangkutan. Kerja lembur merupakan basis borong dibayarkan kepada karyawan.

pekerjaan yang dilakukan di luar hari kerja Ketentuan premi yang dikaitkan dengan

resmi dan jam kerja resmi, kecuali yang produktifitas kerja diatur sebagai berikut:

mendapat premi seperti tercantum dalam Pasal 20 Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

1. Dalam menghitung premi untuk suatu Lembur atau overtime perlu direncanakan

jangka waktu maka yang diambil dengan baik sehingga tidak merugikan

sebagai standart hanya prestasi pada perusahaan, hal ini dikarenakan Biaya

hari-hari kerja dan tidak pada hari-hari Lembur pasti lebih tinggi dari biaya waktu mangkir yang tidak beralasan.

kerja biasanya.

2. Prestasi yang diberikan seseorang karyawan pada hari-hari hujan yang di

Menurut Simarmata (2013) upah bawah prestasi standar harus dianggap

kerja lembur adalah upah yang dibayarkan sesuai dengan jumlah prestasi standar,

atas pekerjaan yang dilaksanakan pada apabila ia melaksanakan kewajibannya

waktu kerja lembur. Oleh karena itu, sesuai dengan ketentuan dalam

pengetahuan tentang cara menghitung peraturan kerja diwaktu hujan.

lembur menjadi sangat penting untuk

manajemen dalam karyawan

3. Dalam hal pihak Direksi atau pihak membantu

merencanakan jadwal dan kapasitas perubahan dari sistem atau pembayaran

menyatakan

keinginan

produksi yang sesuai dengan anggaran premi maka harus diadakan lebih

produksi dan untuk dahulu perundingan antara kedua pihak

operasional

menghindari hal-hal yang dapat merugikan selambat-lambatnya dalam tempo 2

perusahaan dan karyawan. Lembur (dua) minggu harus sudah selesai. Jika

merupakan pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai suatu persetujuan maka

diluar hari kerja resmi. Upah lembur masalahnya dapat diajukan pada

adalah imbalan berupa uang yang diterima instansi

penyelesaian perselisihan karyawan dari perusahaan atas tugas dan ketenagakerjaan setempat.

pekerjaan yang dilakukannya diluar waktu kerja pokok dengan cara perhitungan yang

Renumerasi adalah istilah yang seefektif dan seefesien mungkin. digunakan berkaitan dengan imbalan yang

diterima pekerja sehubungan dengan

Prestasi Kerja

pekerjaannya. Yang termasuk kategori ini Siagian (2007) mengemukakan adalah gaji, tunjangan, santunan, premi, prestasi kerja yang disebut juga dengan lembur, dan insentif. Struktur pendapatan kinerja merupakan prestasi yang dicapai tersebut disusun sedemikian rupa untuk oleh seorang pegawai dalam melaksanakan merespon kinerja dan sekaligus sebagai tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya sistem

yang mampu

merangsang

Mangkunegara (2005) mengemukakan peningkatan produktivitas dan motivasi

prestasi kerja adalah pekerja/karyawan.

perbandingan hasil yang dicapai dengan pendapatan yang diperoleh pekerja apabila peran serta tenaga kerja per satuan waktu, telah melampaui batas ketentuan yang lazimnya per jam. Kemudian Simanjuntak

(2005) mengemukakan pengertian prestasi apa yang harus dilakukan untuk kerja adalah tingkat pencapaian hasil atas

mencapai sasaran tersebut. Penggunaan pelaksanaan tugas tertentu. Prestasi kerja

peralatan dan teknologi maju sekarang menurut Rivai (2009) merupakan prilaku

ini bukan saja dimaksudkan untuk nyata yang ditampilkan setiap orang sesuai

meningkatkan kinerja tetapi juga untuk dengan perannya dalam organisasi.

memberikan

kemudahan dan kenyamanan kerja. Kondisi kerja

Simanjuntak

mencakup kenyamanan di lingkungan mengemukakan kinerja setiap orang

kerja, aspek keselamatan dan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat

kerja, syarat-syarat kerja, sistem digolongkan pada tiga kelompok, yaitu:

pengupahan dan jaminan sosial, serta

1) Kompetensi individu. keamanan dan keharmonisan hubungan Kompetensi

3) Dukungan manajemen. Kinerja melakukan kerja. Kompetensi setiap

kemampuan dan

keterampilan

organisasi dan kinerja setiap orang orang dipengaruhi oleh beberapa faktor

sangat tergantung pada kemampuan yang dapat dikelompokkan menjadi dua

manajerial pimpinan untuk membangun golongan yaitu:

sistem kerja dan hubungan industrial

a) Kemampuan dan keterampilan kerja. yang aman dan harmonis, serta Kemampuan dan keterampilan kerja

mengembangkan kompetensi pekerja, setiap orang dipengaruhi oleh

juga menumbuhkan motivasi dan kebugaran fisik dan kesehatan jiwa

memobilisasi seluruh pegawai untuk masingmasing

bekerja secara optimal. Dalam rangka bersangkutan, pendidikan, akumulasi

individu

yang

pengembangan kompetensi pekerja, pelatihan, dan pengalaman kerjanya.

manajemen dapat melakukan antara

b) Motivasi dan etos kerja. Motivasi lain:

dan etos kerja sangat penting

a) Mengidentifikasikan dan mendorong semangat kerja. Motivasi

mengoptimalkan pemanfaatan dan etos kerja dipengaruhi oleh latar

kekuatan, keunggulan dan potensi belakang

yang dimiliki oleh setiap pekerja. masyarakat, budaya dan nilai-nilai

keluarga,

lingkungan

b) Mendorong pekerja untuk terus agama yang dianutnya. Seseorang

belajar meningkatkan wawasan dan yang melihat pekerjaan sebagai

pengetahuannya.

c) Membuka kesempatan yang seluas- memperoleh uang, akan mempunyai

beban dan keterpaksaan untuk

luasnya kepada pekerja untuk kinerja yang rendah. Sebaliknya

belajar, baik secara pribadi maupun seseorang

melalui pendidikan dan pelatihan pekerjaan

yang

memandang

yang dirancang dan diprogramkan. pengabdian, tantangan dan prestasi,

sebagai

kebutuhan,

akan menghasilkan kinerja yang

Penelitian Terdahulu

tinggi.

Berdasarkan

penelitian yang

2) Dukungan organisasi. Kinerja setiap dilakukan oleh Gumilang (2009) peranan orang juga tergantung dari lingkungan

audit internal memiliki pengaruh terhadap organisasi

peranan GCG pada PT. Perkebunan pengorganisasian, penyediaan sarana

dalam

bentuk

Nusantara III (Persero) Medan. Hal ini dan prasarana kerja, serta kondisi dan

sesuai dengan keberadaan fungsi bagian syarat

SPI menjamin efektivitas pengendalian dimaksudkan untuk memberi kejelasan

kerja.

Pengorganisasian

internal dan merupakan mitra strategis bagi setiap unit kerja dan setiap orang

penyempurnaan kegiatan tentang sasaran yang harus dicapai dan

dalam dalam

karena penerapan Good Corporate Selanjutnya

Governance baru dirasakan dampaknya dilakukan Azhar (2010) yaitu bila bergerak

penelitian

yang

dalam waktu yang panjang, setelah semua secara

aturan dilaksanakan sesuai mekanisme berpengaruh negatif terhadap profitabilitas

yang ada. Dalam penyesuaian ini perusahaan yaitu ROA dengan tingkat

membutuhkan waktu yang cukup lama, signifikansi variabel independen 0,86

sehingga belum terbukti berpengaruh (>0,05). Hal ini berarti secara parsial,

secara signifikan terhadap manajemen tinggi rendahnya skor penerapan GCG (X)

laba.

tidak mempengaruhi kinerja keuangan ROA (Y) perusahaan. Hasil penelitian ini

Kerangka Pemikiran

secara parsial menemukan bahwa

penerapan GCG tidak berpengaruh

Prinsip-Prinsip (GCG):

terhadap profitabilitas perusahaan. Kinerja/Prestasi

- -Kewajaran

- -Keterbukaan

kerja Karyawan (Y)

Selanjutnya pada tahun 2011

- -Akuntabilitas

penelitian yang dilakukan oleh Tadikapury

- -Pertanggungjawaban

yaitu keberhasilan pelaksanaan Good Corporate

: Ada Hubungan berpengaruh terhadap pelaksanaan dari

Governance

sangat

Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran. komite Good Corporate Governance yang

bertugas untuk meningkatkan Good

Hipotesis Penelitian

Corporate Governance perusahaan. Jika pelaksanaan Good Corporate Governance Ada korelasi Good Corporate Governance ditingkatkan, maka secara otomatis citra

(X) terhadap Keberhasilan kerja karyawan perusahaan juga semakin baik sesuai

Kebun Gunung Melayu Estate (Y). dengan prosedur yang ditetapkan. Jadi,

penerapan Good Corporate Governance

METODE PENELITIAN

sebagai alat pertanggungjawaban pada PT

Metode Penelitian

Bank X Tbk Kanwil X dapat terwujud dengan baik berdasarkan hasil analisa

ini menggunakan melalui kuesioner pada PT Bank X Tbk

Penelitian

metode studi kasus (case study) yaitu Kanwil X.

penelitian yang digunakan dengan melihat langsung permasalahan yang timbul

didaerah penelitian. Karena studi kasus penerapan Good Corporate Governance

merupakan metode yang menjelaskan jenis merupakan hal yang baru di Indonesia,

penelitian mengenai suatu objek tertentu sehingga penerapannya belum dapat

selama kurun waktu, atau suatu fenomena dilaksanakan secara optimal oleh masing-

yang ditentukan pada suatu tempat yang masing perusahaan. Mekanisme good

belum tentu sama dengan daerah lain. corporate governance yang terdapat

didalam perusahaan diyakini dapat

Metode Penentuan Derah Penelitian

membatasi pengelolaan laba yang Penelitian ini dilakukan di PT. PP. oportunis. Karena itu, diduga dengan

London Sumatera Indonesia Tbk Gunung semakin tingginya kualitas audit, semakin

Melayu Estate, Kecamatan Rahuning tingginya proporsi dewan komisaris

Kabupaten Asahan. Penentuan daerah indepeden, dan adanya komite audit maka

penelitian dilakukan secara purposive semakin kecil pengelolaan laba yang

terdapat banyak oportunis (berhubungan negatif). Tidak

(sengaja)

karena

karyawan sehingga peneliti untuk mencari signifikannya variabel Good Corporate

sampel responden untuk diteliti, serta sampel responden untuk diteliti, serta

waktu

dan

�= 2 = + 43 karyawan ,

kemampuan peneliti.

Dasar pemilihan Kebun Gunung Adapun yang menjadi sampel penelitian Melayu Estate bahwa kebun Gunung

ini adalah Karyawan PT. PP London Melayu merupakan salah satu Kebun di

Sumatera Indonesia Tbk Gunung Melayu PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk

Estate.

yang terbesar dengan sentra produksi Buah Kelapa Sawit. Hal ini berdasarkan

Jenis Dan Sumber Data

pertimbangan dan kriteria, bahwa PT. PP.

1. Data Primer

Dalam penelitian ini pengumpulan merupakan salah satu perkebunan swasta

London Sumatera

Indonesia

Tbk

data dilakukan dengan menggunakan yang menghasilkan CPO ( Crude Palm Oil )

metode penelitian survei sehingga metode dengan rendemen yang tinggi. Selain itu

utama pengumpulan data dari responden PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk

dilakukan dengan teknik wawancara dan Kebun Gunung Melayu merupakan

langsung dengan menggunakan daftar daerah yang telah menerapkan Good

pertanyaan atau kuisioner. Data primer Corporate Governance (GCG).

diperoleh dari wawancara langsung kepada

Metode Pengambilan Sampel

responden yaitu karyawan PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk Gunung Melayu

Populasi dalam penelitian ini Estate. Data yang dikumpulkan adalah adalah karyawan PT. PP. London

Good Corporate Sumatera Indonesia Tbk. Kebun Gunung

data

penerapan

Governance (GCG)

Melayu Estate yang berada di kabupaten

2. Data sekunder

Asahan dengan jumlah karyawan 619 Pengumpulan data sekunder yang orang. Dalam penelitian ini penentuan

dilakukan dalam penelitian ini adalah dari jumlah sampel menggunakan rumus

kepustakaan, instansi terkait atau lembaga metode slovin. Menurut Husein Umar

swasta terkait yang mempunyai kaitan (2010) yaitu penggunaan rumus Slovin

dengan Good Corporate Governance mempunyai asumsi bahwa populasi akan

(GCG).

berdistribusi normal dan data relatif

banyak yang mampu menggambarkan

Metode Pengolahan dan Analisis Data

kondisi populasi yang sesungguhnya yang

1. Deskriptif.

akurat dan penelitian secara efektif. Untuk menjawab permasalahan

Idealnya sampel haruslah benar-benar pertama penerapan good corporate menggambarkan

governance yaitu dengan menggunakan karakteristik populasi yang sebenarnya,

atau

mewakili

metode analisis deskriptif. Analisis karena data yang diperoleh dari sampel

deskriptif merupakan metode penelitian harus dapat digunakan untuk menafsirkan

yang berusaha menggambarkan dan populasi.

menginterpretasikan objek sesuai dengan

�= apa adanya. Penelitian deskriptif ini juga

sering disebut non eksperimen, karena Dimana :

+� e

pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi

n = jumlah sampel variabel penelitian yang didukung dengan N = jumlah populasi

kuisioner.

e = banyaknya toleransi kesalahan atau Untuk mengukur masing-masing persen kelonggaran ketidaktelitian karena

variabel yaitu dengan menggunakan skala kesalahan pengambilan sampel.

likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuisioner dan likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuisioner dan

kemudian dilakukan perhitungan dengan Nama skala ini diambil dari Rinses Likert,

cara sebagai berikut :

yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya, sewaktu

menanggapi pertanyaan atau pernyataan

Σ Ju

dalam skala likert. Responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu

Keterangan :

pertanyaan atau pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang

Σ Point Jawaban : seluruh penjumlahan tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan

jawaban YA yang dijawab oleh responden. skala dengan format :

Σ kuesioner: seluruh penjumlahan

1. Tidak setuju kuesioner yang beredar yang wajib diisi

2. Kurang setuju oleh para responden berdasarkan kriteria

3. Cukup setuju

yang telah ditentukan.

4. Setuju

5. Point Sangat setuju tertinggi: penilaian yang memiliki point tertinggi pada skala likert yaitu 5.

Skala Likert juga merupakan alat

perhitungan kuesioner untuk mengukur (mengumpulkan data

Hasil

sehubungan dengan analisis, dapat dengan cara mengukur-menimbang) yang

diklasifikasikan secara umum, yaitu: itemnya

pernyataan berisikan memuat pilihan yang kriteria penilaian dari hasil kuesioner yang berkaitan dengan “ Good berjenjang untuk mengukur kesetujuan dan Corporate ketidaksetujuan responden. Governance ” adalah sebagai berikut:

Dalam hal ini, adanya keefektifan

Tabel 1. Kriteria Penilaian Kuesioner penerapan Good Corporate Governance yang Berkaitan Dengan Good Corporate

(GCG) di PT. PP. London Sumatera

Governance

Indonesia Tbk terhadap peningkatan Persentase Kriteria pendapatan karyawan, telah diterapkan

0 - 19,99% GCG tidak terwujud sesuai dengan prinsip-prinsip Good

20 - 39,99% GCG kurang terwujud

40 - 59,99% GCG cukup terwujud sebaliknya. Keefektifan penerapan Good

Corporate Governance (GCG) atau

60 - 79,99% GCG terwujud Corporate Governance (GCG) ini diukur

80 – 100 % GCG sangat terwujud dengan menggunakan indikator-indikator Sumber: Fathir Natsir, (2013). sebagai berikut :

1. Fairness (Keadilan/kewajaran) Analisis Korelasi Rank Spearman

2. Transparency (Transparansi) . Metode analisis ini digunakan

3. Accountability (Akuntabilitas) untuk menganalisis ada tidaknya hubungan

4. Responsibility (Pertanggungjawaban) antara variabel, jika ada hubungan maka Pengukuran terhadap keempat

berapa besar pengaruhnya. Menurut variabel diatas, yaitu dilaksanakan dengan

Sugiyono (2002 ) “korelasi rank spearman membandingkan antara kondisi yang

digunakan untuk mencari atau untuk sebenarnya dalam PT. PP. London

menguji signifikansi hipotesis asosiatif Sumatera Indonesia Tbk Kebun Gunung

bila masing-masing variabel yang Melayu Estate dengan kriteria yang telah

dihubungkan berbentuk ordinal, dan ditetapkan sebelum. Perhitungan atas

sumber data antar variabel tidak harus kuesioner

sama”. Selanjutnya untuk mengetahui menggunakan rumus Dean J. Champion

dilaksanakan

dengan

keeretan atau derajat hubungan antara dalam Tadikapury (1990), yaitu dengan

good corporate governance dengan kinerja good corporate governance dengan kinerja

yang ditemukan tersebut besar atau kecil menggunakan rumus Spearman melalui

diukur

dengan

pengaruhnya, maka dapat berpedoman langkah – langkah sebagai berikut:

pada ketentuan yang tertera pada tabel

2 sebagai berikut :

r s  1   2 Tabel 2. Kriteria Penilaian Koefisien n ( n  1 ) Korelasi Rank Spearman.

6 di

Dimana: r s = koefisien korelasi Spearman.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Σ = notasi jumlah.

Sangat Rendah pasangan data.

d i = perbedaan rangking antara 0,00 – 0,199

Rendah n = banyaknya pasangan data.

Sedang Besarnya

Kuat Spearman ( r s ) bervariasi yang memiliki

Sangat Kuat

batasan batasan antara – 1 < r <1,

Sumber : Sugiyono (2002). interprestasikan dan nilai koefisien

HASIL DAN PEMBAHASAN

korelasinya adalah : Penerapan Good Corporate Governance

1. jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu

1. Kewajaran ( F airness )

makin besar nilai variabel X Kewajaran merupakan keadilan ( independent ) maka besar pula nilai

dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak variabel Y ( dependent ), atau makin

Stakeholders yang timbul berdasarkan kecil nilai variabel X ( independent )

perjanjian dan peraturan perundang- maka makin kecil pula nilai variabel Y

undangan yang berlaku serta kebijakan ( dependent ).

perusahaan. Komisaris, direksi dan jajaran

2. Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi

dalam pengambilan hubungan yang linier negatif, yaitu

manajemennya

bertindak harus makin kecil nilai variabel

keputusan

atau

X memperhatikan prinsip-prinsip keadilan ( independent ) maka makin besar nilai

bagi semua pihak yang berkepentingan variabel Y ( dependent ), atau makin

atau terkait baik secara langsung maupun besar nilai variabel X ( independent )

tidak langsung. Untuk itu dibutuhkan suatu maka makin kecil pula nilai variabel Y

aturan yang jelas mengenai perlakuan ( dependent ).

pengolahan perusahaan terhadap pihak- pihak yang berkepentingan mencakup hak

3. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada dan kewajiban serta pola hubungan dengan hubungan sama sekali antara variabel X

yang bersangkutan.

( independent ) dengan variabel Y ( dependent ).

% Kewajaran =

x 100 % = 86,0%

4. Jika nilai r = 1 atau r = - 1, artinya telah terjadi hubungan linier sempurna

Berdasarkan perhitungan di atas berupa garis lurus, sedangkan untuk

diperoleh persentase secara keseluruhan nilai r yang makin mengarah ke angka 0

sama dengan 86,0%, sehingga dapat maka garis makin tidak lurus.

ditarik

bahwa prinsip kewajaran pada PT. PP. London Sumatera

kesimpulan

Namun untuk dapat memudahkan Indonesia Tbk Kebun Gunung Melayu pengolahan

Estate sangat terwujud. Pada PT. PP. menggunakan software SPSS 16.0 for

korelasimya

penulis

London Sumatera Indonesia Tbk Kebun Windows . Untuk dapat memberikan

Gunung Melayu Estate prinsip kewajaran penafsiran terhadap koefisien korelasi

menuntut seluruh pemangku kepentingan menuntut seluruh pemangku kepentingan

Berdasarkan perhitungan di atas mendapatkan perlakuan yang adil dari

kesempatan untuk

diperoleh persentase secara keseluruhan perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di

sama dengan 84,5%, sehingga dapat perusahaan akan melarang praktik-praktik

bahwa prinsip tercela yang dilakukan oleh orang dalam

ditarik

kesimpulan

transparansi pada PT. PP. London yang merugikan pihak lain. Setiap anggota

Sumatera Indonesia Tbk Kebun Gunung direksi harus melakukan keterbukaan jika

Melayu Estate sangat terwujud. Wujud menemukan transaksi-transaksi yang

nyata prinsip transparansi yang dilakukan mengandung benturan kepentingan.

oleh PT. PP. London Sumatera Indonesia Berdasarkan hasil pengamatan di

Tbk Kebun Gunung Melayu Estate adalah lapangan secara umum sesuai hasil

PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk penelitian yang dilakukan tidak semua

Kebun Gunung Melayu Estate telah karyawan mengerjakan pekerjaan di PT.

bersikap terbuka dan bertanggungjawab PP. London Sumatera Indonesia Tbk

terhadap masyarakat sekitar. Hal ini Kebun Gunung Melayu Estate dengan

dilakukan memerlukan langkah-langkah baik.

yang tegas dalam mengurangi peraturan karyawan yang tidak adil dalam memenuhi

dan prosedur yang menghambat kreativitas peraturan perusahaan. Meskipun begitu,

masyarakat, memberi kesempatan kepada keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi

masyarakat untuk dapat berperan serta peraturan

dalam proses penyusunan peraturan berlaku serta kebijakan perusahaan,

perudang-undangan

yang

kebijakan, pelaksanaan, pengawasan sehingga perusahaan dalam pengambilan

pembangunan, serta dilakukan secara riil keputusan

dan adil sesuai aspirasi dan kepentingan memperhatikan prinsip-prinsip keadilan

masyarakat. Prinsip transparansi ini tidak atau kewajaran bagi semua pihak yang

hanya berhubungan dengan hal-hal yang berkepentingan atau terkait baik secara

menyangkut keuangan, adapun wujud langsung maupun tidak langsung.

nyata transparansi lainnya adalah:

1. Keterbukaan dalam hal rapat-rapat.

2. Transparansi ( Transparancy )

2. Keterbukaan Informasi. Transparansi

3. Keterbukaan prosedur. keterbukaan dalam melaksanakan proses

merupakan

4. Keterbukaan register. pengambilan keputusan dan keterbukaan

5. Keterbukaan menerima peran serta dalam mengemukakan informasi yang

masyarakat.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25