IMPLEMENTASI KATALOG TERPASANG GENERASI (1)

IMPLEMENTASI KATALOG TERPASANG GENERASI KETIGA
PADA OPAC PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(Studi Kasus Institutional Repository UPI)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pengembangan Perpustakaan Digital
yang dibina oleh Drs. Darmono, M.Si.

Oleh:
1. Dwi Muslimatul Choiriyah

(125030700111005)

2. Fitri Rahayu

(125030700111008)

3. Dewi Imroatush Sholikha

(125030700111012)


4. Mirna Kartika Hariyani

(125030700111020)

5. Muhammad Syuhada' N.

(125030700111022)

6. Gendhis Dwi Aprilia

(125030700111032)

7. Dhian Nur Gitayana

(125030700111044)

8. Sheila Lugitha

(125030707111022)


9. Setiardi Sudirman

(125030707111023)

10. Hetty Dwi Fitriani S.

(125030707111027)

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Mei 2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 2
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................................... 4

C. TUJUAN ................................................................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................................................... 5
BAB III METODE
A. JENIS PENELITIAN ................................................................................................................ 7
B. FOKUS PENELITIAN ............................................................................................................. 7
C. SUMBER DATA ...................................................................................................................... 7
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ........................................................................................ 8
E. INSTRUMEN ........................................................................................................................... 8
BAB IV PEMBAHASAN
A.

A single point of entry to all library resources ......................................................................... 9

B.

State of the art Web interface .................................................................................................. 10

C. Enriched content ..................................................................................................................... 11
D. Faceted navigation .................................................................................................................. 13
E.


Simple Keyword Search Box ................................................................................................... 13

F.

Relevancy ................................................................................................................................ 15

G. Did you mean...? ..................................................................................................................... 16
H. Recommendation and related materials ................................................................................. 16
I.

User contribution ratings, comments, and tagging ................................................................. 18

J.

Really Simple Syndication feed ............................................................................................... 20

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 23
B. SARAN ................................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 25

1i

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perpustakaan adalah lembaga atau tempat atau sarana yang dibangun untuk
memberikan, menyebarkan, menyediakan, dan mengelola informasi baik dalam bentuk
buku, dokumen, audio, video, artefak, film, dan benda lain dalm berbagai bentuk yang
mengandung sebuah informasi didalamnya. Begitu banyak bentuk koleksi yang kompleks
serta perlu dikelola oleh perpustakaan menjadikannya cukup sulit dalam mengatur dan
menemu kembali koleksi-koleksi tersebut. Terlebih lagi, perpustakaan yang bernaung
dibawah sebuah lembaga yang pemustakanya memiliki banyak kebutuhan yang harus
dipenuhi dalam kebutuhan informasi mereka seperti perpustakaan perguruan tinggi. Untuk
itu, diperlukan sebuah alat bantu atau sarana penelusur yang dapat memberikan kemudahan
serta informasi dasar dari koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Sejak dulu
hingga sekarang, perpustaakaan telah mengenal dan menggunakan sebuah alat atau sarana
yang dibuat sebagai jalan keluar dari masalah ini yaitu katalog. Katalog merupakan

penemuan yang sangat membantu dalam dunia perpustakaan karena kegunaannya yang
sangat membantu kinerja di dalam perpustakaan.
Katalog adalah sebuah elemen dasar yang harus ada dan disediakan oleh
perpustakaan, karena fungsi dan manfaat dari isi katalog yang dibuat sangat memberikan
kontribusi baik bagi perpustakaan, pustakawan, maupun pemustaka. Dalam katalog terdapat
informasi yang dapat membantu dalam mengenal, mencari, menelusur, dan menemu
kembali koleksi perpustakaan. Melihat begitu pentingnya kegunaan dari katalog ini,
pustakawan diharuskan dapat membuat katalog dari koleksi yang ada di dalam
perpustakaan. Katalog haruslah disediakan dan digunakan oleh perpustakaan karena dengan
katalog penelusuran dari begitu banyak koleksi yang dimiliki bukanlah hal yang sulit untuk
dilakukan. Pengguna katalog dapat menemukan informasi dengan mudah karena dalam
katalog terdapat informasi seperti judul, pengarang, penerbit, subyek, maupun informasi lain
yang dapat dijadikan sebagai acuan pencarian.
Perkembangan katalog dipengaruhi juga oleh perkembangan zaman dan teknologi
informasi, hingga saat ini perkembangan katalog sudah dalam bentuk digital yang telah
dikembangkan dengan sangat baik untuk dapat digunakan deengan mudah oleh pustakawan
maupun pemustaka dalam menemu kembali koleksi di perpustakaan. Perjalanan perubahan
katalog pada perpustakaan mengalami banyak perubahan dan kemajuan dalam sistem,
pengaplikasian, dan pengelolaannya. Dari katalog yang dibuat dan dikelola secara manual
2


(katalog kartu) hingga katalog yang dibuat dan dikelola secara komputerisasi atau digital
(OPAC). Seiring berjalannya waktu katalog kini telah berevolusi menjadi katalog berbasis
internet yang dapat diakses dimana dan kapan saja.
Pada dasarnya pembuatan sebuah katalog digunakan sebagai alat atau sarana
pemberi informasi tentang apa saja yang ada atau dikoleksi oleh perpustakaan selain sebagai
alat atau sarana penelusur dalam temu kembali koleksi yang ada di perpustakaan. Untuk itu,
dengan berkembangnya perpustakaan menjadi perpustakaan digital yang kini bahkan telah
berbasis internet perlu memanfaatkan segala teknologi yang ada. Oleh sebab itu, sebuah
katalog akan lebih efektif dan efisien jika dapat diakses melalui internet sehingga pemustaka
tidak perlu mendatangi perpustakaan secara langsung.
Hingga saat ini katalog sudah berkembang dan telah berevolusi menjadi katalog
dengan sistem digital serta dapat di akses melalui internet. Kebanyakan katalog yang telah
digunakan oleh banyak perpustakaan terutama perpustakaan perguruan tinggi adalah katalog
digital (OPAC) yang telah berkembang hingga mencapai pada generasi ketiga. Dimana pada
generasi ini telah menerapkan atau memiliki sistem yang kompleks, seperti yang disebutkan
oleh Breeding (2007) bahwa ada sepuluh kriteria dari katalog terpasang generasi ketiga
sehingga menjadi OPAC yang berkualitas, yaitu: A single point of enrty to all library
information, Stale of the art Web interface, Enriched content, Faceted navigation, Simple


keyword search box, Relevancy, Did you mean…?, Recommendation and related materials,
User contribution ratings, and RSS feed. Kriteria-kriteria yang disebutkan menjelaskan

bagaimana seharusnya sebuah katalog dapat memberikan layanan atau sarana yang dapat
membantu dalam penelusuran koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.
Di Indonesia penerapan OPAC hanya pada sebagian perpustakaan saja misalnya,
PERPUSNAS, Perpustakaan Kota (Yogyakarta, Malang, Sumatra Barat, dan lain-lain),
Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan-Perpustakaan milik lembaga pemerintah
maupun swasta yang telah berkembang menuju perpustakaan digital dan berbasis internet.
OPAC masih belum diterapkan dalam perpustakaan sekolah maupun perpustakaan kecil
yang berada pada pedesaan. Ketidakmerataan pemakaian dan penerapan dari OPAC ini
karena banyak hal yang terjadi, sehingga banyak perpustakaan yang masih menggunakan
katalog dengan sistem lama atau manual. Penyebab utama dari ketidakmerataan ini dapat
disebabkan karena SDM pustakawan dari suatu perpustakaan juga masih belum terpenuhi
dengan baik. Sebagian dari pustakawan bukan merupakan lulusan perpustakaan yang
dianggap mampu menjadi tenaga pustakawan. Dilihat lebih lanjut penggunaan OPAC yang
memerlukan biaya, alat, sarana, dan prasarana merupakan hal yang biasa terjadi.

3


Dilihat dari fungsi perpustakaan perguruan tinggi yang menjadi jantung edukasi
karena mahasiswa yang memiliki berbagai macam kebutuhan informasi sehingga
menjadikan perpustakaan perguruan tinggi memiliki banyak koleksi dari berbagai keilmuan.
Oleh sebab itu, sebuha perpustakaan perguruan tinggi diharuskan menerapkan OPAC yang
dapat di akses oleh pemustaka dengan mudah serta penemuan kembali suatu koleksi yang
juga menjadi lebih cepat. Dengan demikian, sebuah kecanggihan dan kemudahan yang
ditawarkan oleh teknologi informasi perlu diaplikasikan dalam perpustakaan terutama pada
perpustakaan perguruan tinggi karena perpustakaan perguruan tinggi merupakan lembaga
yang menaungi lembaga akademisi yang didalam terdapat banyak orang yang sadar dan
mengerti akan perkembangan zaman dan teknologi informasi tersebut. Untuk itu, penerapan
OPAC pada perpustakaan perguruan tinggi sangat berguna demi memperlancar proses kerja
dari perpustakaan itu sendiri. Hanya perlu mendapat perhatian mengenai bagaimana
penerapan dari katalog tersebut dalam memenuhi kriteria-kriteria yang di sebutkan dalam
pendapat yang dipaparkan oleh Breeding sehingga OPAC tersebut dapat digunakan dengan
semaksimal mungkin oleh pemustaka.
OPAC sudah banyak diterapkan dalam perpustakaan perguruan tinggi, termasuk di
Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang dapat di akses melalui
perpustakaan.upi.edu. Perpustakaan UPI pada tahun 1954 memiliki koleksi berjumlah 8.000
eksemplar untuk melayani kebutuhan 214 mahasiswa yang tergabung kedalam 7 jurusan.
Dengan semakin pesatnya perkembangan jumlah mahasiswa dan bertambahnya jumlah

jurusan, maka diperlukan sumber informasi yang lebih lengkap serta ruang yang lebih luas.
Tidak hanya ruangan yang perlu diperluas, OPAC juga perlu diperbarui menggunakan
sistem terbaru agar mampu membantu memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa.

B. RUMUSAN MASALAH
Melihat latar belakang yang telah dipaparkan tersebut maka rumusan masalahnya,
adalah Bagaimanakah implementasi katalog terpasang generasi ketiga yang digunakan oleh
Perpustakaan UPI berdasarkan 10 kriteria menurut Breeding?

C. TUJUAN
Dengan rumusan masalah tersebut dapat dibuat sebuah tujuan universal, yaitu
mengetahui gambaran katalog terpasang generasi ketiga yang digunakan oleh Perpustakaan
UPI berdasarkan 10 kriteria menurut Breeding.

4

BAB II
KAJIAN TEORI

Pengkajian terhadap katalog terpasang yang diduga mempunyai kemampuan katalog

terpasang generasi ketiga telah dilakukan oleh sejumlah peneliti. Mi dan Weng (2008) mengkaji
sarana penelusuran dan pemeringkatan, tampilan, dan fungsi tautan dari 123 katalog terpasang dari
lima sistem perpustakaan terpadu (integrated library systems) Aleph, Horizon, Millennium,
Unicorn, dan Voyager. Pengkajian ini menghasilkan sejumlah temuan penting, diantaranya adalah
bahwa 81 (66%) katalog terpasang memperlakukan sintaks sebagai kata kunci yang harus dicari di
ruas akses dalam cantuman; sebagian besar katalog terpasang memberlakukan operator boolean
AND secara default; tidak satu pun katalog terpasang dapat memberitahu penelusur mengenai
kesalahan ejaan, membetulkan kesalahan ejaan, menemukan bentuk jamak dari kata tunggal dan
menemukan kata turunan; sebagian besar katalog terpasang tidak menerapkan pemeringkatan
berdasarkan relevansi; dan sebagian besar katalog terpasang tidak menampilkan sintaks yang telah
digunakan atau menyediakan filter seperti tahun penerbitan dan jenis bahan untuk menyaring
temuan.
Yang dan Hofmann (2010) mengkaji katalog daring Koha, Evergreen, dan WebVoyage
untuk mengetahui apakah ketiganya memenuhi sepuluh kriteria katalog daring generasi ketiga yang
diajukan oleh Marshall Breeding (2007). Hasil pengkajian ini menunjukkan bahwa katalog daring
Koha memenuhi enam dari sepuluh kriteria katalog daring generasi ketiga, yaitu tampilan sarana
penelusuran menyerupai mesin pencari komersial, cantuman yang lebih informatif, sarana
penyaring temuan, sarana penelusuran kata kunci, sarana bagi pengguna untuk memberikan
penilaian, tinjauan dan lain-lain, dan sarana pelangganan informasi (RSS feed). Evergreen dan Web
Voyage berturut-turut hanya dapat memenuhi empat dan tiga dari sepuluh kriteria tersebut.
Yang dan Hofmann (2011) juga mengkaji katalog daring di 260 perpustakaan perguruan
tinggi Amerika Serikat dan Kanada berdasarkan sepuluh kriteria yang diajukan oleh Marshall
Breeding (2007) dan dua kriteria tambahan, yaitu integrasi dengan situs jejaring sosial seperti
Facebook, dan URL tetap (persistent) cantuman bibliografis. Pengkajian ini mendapati hanya 15
(5%) dari catalog daring yang dikaji dapat memenuhi enam kriteria katalog daring generasi ketiga
dan hanya satu (0,5%) dapat memenuhi sepuluh kriteria tersebut. Temuan terpenting adalah bahwa
sebagian besar (73%) katalog daring yang dikaji tidak memiliki sarana penelusuran terpadu
(federated search) yang memungkinkan penelusuran ke dalam pangkalan data yang terpisah,

misalnya teks lengkap artikel jurnal dalam pangkalan data komersial. Dua kriteria yang tidak dapat
dipenuhi oleh seluruh catalog daring yang dikaji adalah pemeringkatan berdasarkan data
peminjaman bahan dan rekomendasi bahan untuk pengguna berdasarkan data ini.
5

Empat hasil kajian berikut telah dilakukan untuk mengetahui pendapat pengguna mengenai
sarana dalam beberapa katalog daring yang dianggap merupakan jenis katalog daring generasi
ketiga:
a. Survey pengguna di Perpustakaan Universitas Wisconsin, Madison pada tahun 2008
(University of Wisconsin-Madison Libraries, 2008)
b. Survey pengguna di Universitas Nasional Singapura pada tahun 2007 (Lim, 2008)
c. Survei terhadap pengguna mahasiswa di Universitas Sheffield pada tahun 2008 (Henderson
et al., 2008)

d. Survey terhadap 16 mahasiswa asing di Universitas Sheffield pada tahun 2008 (Tam, 2009).
Hasil tiga pengkajian pertama menunjukkan bahwa dua sarana dalam katalog daring yang
paling disukai oleh pengguna adalah pemeringkatan berdasarkan relevansi dan saran mengenai
karya lain yang relevan, berkaitan atau sering dipinjam. Adapun pelangganan informasi (RSS feed)
dan pemberian tinjauan oleh pengguna merupakan sarana yang paling kurang disukai. Hasil kajian
keempat menunjukkan bahwa responden menganggap filter untuk memilih temuan penelusuran,
saran mengenai karya lain yang sebaiknya dipinjam, dan pemeringkatan menurut relevansi
merupakan sarana yang sangat berguna dan diinginkan. Hasil empat kajian tersebut menunjukkan
bahwa pengguna lebih menyukai sarana yang dapat meningkatkan kinerja penelusuran, bukan
sarana partisipasi pengguna, misalnya memberikan penilaian dan tinjauan atas karya.

6

BAB III
METODE

A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang berusaha untuk
mengetahui gambaran mengenai implementasi sepuluh kriteria katalog terpasang generasi
ketiga pada OPAC Institutional Repository Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif berusaha
mendapatkan informasi yang selengkap mungkin. Adapun pendekatan kualitatif dilakukan
dengan cara pencatatan terhadap pengamatan fakta yang berhasil dilihat oleh peneliti.

B. FOKUS PENELITIAN
Penetapan fokus penelitian dapat membatasi studi yang akan diteliti, maka yang
menjadi obyek penelitian ini adalah Institutional Repository pada OPAC Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung.
Batasan waktu yang dilakukan peneliti dalam melakukan pengamatan website
Perpustakaan UPI yang dikhususkan pada Institusional Repository UPI adalah pada 14 Mei
2015 pukul 15.00 WIB dan 22 Mei 2015 pukul 11.00 WIB.

C. SUMBER DATA
Sesuai dengan metode penelitian yang mempergunakan jenis penelitian deskriptif
maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Data primer
Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari fokus penelitian yang
diperoleh peneliti. Data primer yang diperoleh dari alamat situs perpustakaan.upi.edu
2. Data sekuder
Sumber data sekunder adalah data yang secara tidak langsung dapat memberikan
informasi kepada peneliti, yaitu didapat dari informasi dan data-data yang berasal dari
internet dan sumber tertulis lainnya.

7

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data selama penelitian terdiri dari:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan jalan mengamati secara langsung
objek yang menjadi objek sumber data.
b. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan dengan cara pendokumentasian sebuah cara penggunaan
Institusional Repository pada perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.

E. INSTRUMEN
Instrumen penelitian merupakan alat atau sarana yang digunakan dalam
mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
pedoman observasi dan pedoman dokumentasi.

8

BAB IV
PEMBAHASAN

Pengamatan terhadap Institutional Repository (simpanan kelembagaan) pada Perpustakaan
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berdasarkan sepuluh (10) kriteria katalog terpasang
generasi ketiga menurut Breeding (2007) dengan langsung melihat dan menguji tampilan sarana
penelusuran terkait cantuman dan halaman yang diperlihatkan dalam Repository UPI.

A. A single point of entry to all library resources

Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perpustakaan perguruan
tinggi yang tidak hanya mengelola bahan tercetak, seperti bahan monograf (buku referensi,
buku, majalah, dan laporan penelitian), tetapi juga mengelola bahan elektronik dan koleksi
digital yang merupakan produk dari digitalisasi bahan tercetak (skripsi, tesis, disertasi).
Kebutuhan akan informasi serta penyebaran informasi di lingkungan masyarakat informasi
sangat penting di era informasi saat ini terutama untuk sivitas akademika. Karya ilmiah dari
dosen, laporan akhir mahasiswa tersimpan dalam perpustakaan perguruan tinggi sebagai
simpanan kelembagaan dan juga disebarkan melalui online Institutional Repository dalam
format digital. Online Institutional Repository ini disimpan pada database yang dapat
diakses oleh pemustaka dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

Pada Repository Perpustakaan UPI masih belum menerapkan satu pintu yang
menyediakan link ke beberapa jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan. Ketika telah
9

melakukan pencarian pada katalog repository, maka hanya akan ditemukan koleksi
repository tanpa ada rekomendasi atau link terkait pada jenis koleksi lain sehingga dapat

dikatakan bahwa katalog repository ini tidak menyediakan satu pintu dan tidak menyediakan
tautan ke buku elektronik atau jurnal dari pangkalan data komersial yang dilanggan oleh
perpustakaan. Pengguna dapat mencari koleksi bahan pustaka pada pilihan “REPOSITORY
UPI” yang disajikan pada halaman awal website perpustakaan UPI. Kemudian pada kolom
pencarian, masukkan kata kunci (query) yang diinginkan. Kata kunci ini diharapkan mampu
mewakili segala informasi yang ingin dipenuhi oleh pengguna. Setelah muncul beberapa
informasi koleksi yang direkomendasi oleh mesin, pilih salah satu koleksi yang sesuai
dengan kebutuhan informasi pengguna.
Terdapat beberapa file dalam 1 koleksi yang dapat di-download, file tersebut
memiliki format PDF yang meliputi file judul (title), abstrak (abstract), BAB I
(Pendahuluan), BAB III (Metode Penelitian), BAB V (Kesimpulan dan Saran), dan Daftar
Pustaka. Untuk file-file tersebut pengguna dapat men-download-nya. Sedangkan pada file
yang meliputi file BAB II (Tinjauan Pustaka), dan BAB IV (Pembahasan) tidak dapat didownload. Hal ini dikarenakan untuk menjaga hak cipta dari koleksi digital yang dimiliki

oleh perpustakaan UPI agar tidak sembarang dikutip oleh pengguna. Terdapat kemungkinan
jika ingin men-download BAB II dan BAB IV mengharuskan pengguna melakukan log in
dengan memasukkan username dan password yang hanya dapat dilakukan oleh sivitas
akademika dari Universitas Pendidikan Indonesia. Perpustakaan UPI belum melanggan
online database journal sehingga tidak terdapat link yang ditawarkan repository terkait

beberapa judul yang berhubungan. Dapat disimpulkan bahwa kriteria pertama tidak
terpenuhi pada OPAC Institutional Repository UPI.

B. State of the art Web interface

Secara umum, tampilan website pada katalog Institutional Repository perpustakaan
UPI sudah bagus dan mudah dipahami. Begitu juga dengan informasi yang diberikan oleh
10

website tersebut telah menggunakan penataan struktur informasi yang mudah dipahami

dengan informasi yang banyak. Dari segi tampilannya, website perpustakaan UPI cukup
menarik dengan menggunakan background warna putih dan fitur yang mudah dipahami oleh
pemustaka. Menu dalam katalog Repository UPI yaitu berisi tentang koleksi repository
terbaru, search repository, browse repository, about this repository, dan repository policies.
Menu-menu tersebut disusun agar lebih memahami perilaku pemustaka atau memudahkan
pemustaka dalam melakukan pencarian informasi yang diinginkan. Penggunaan font yang
sedang membuat pengguna dapat membaca informasi yang disajikan dengan jelas. Selain
itu, terdapat tautan atau link yang menghubungkan ke buku elektronik dengan halaman yang
berbeda dalam satu website Repository UPI. Namun, dari berbagai kelebihan yang diberikan
website perpustakaan UPI terdapat beberapa kekurangan yaitu pada sarana pencariannya

tidak menampilkan koleksi yang paling populer seperti pada yang terjadi pada google.

C. Enriched content

Berdasarkan tampilan informasi yang telah ditemukan pada katalog Repository UPI
ini secara keseluruhan sudah bagus. Jika dinilai dari enriched content sudah menampilkan
deskripsi bibliografi yang dilengkapi dengan abstrak dan dapat di-download secara full text
11

yang berformat PDF. Namun, terdapat beberapa dokumen yang tidak dapat di-download
oleh pengguna selain sivitas akademika dari UPI karena diharuskan untuk login terlebih
dahulu. Selebihnya dalam melakukan download file yang dimiliki koleksi telah dijelaskan
pada point A sebelumnya. Untuk tinjauan oleh pakar atau pengguna, komentar dan penilaian
dari pengguna belum tersedia pada Repository UPI.

12

D. Faceted navigation

Berikut adalah tampilan sarana penelusuran “Institutional Repository” dari
Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sarana penelusuran Repository UPI menyediakan kotak penelusuran berdasarkan
daftar jenis dokumen, tahun, judul, pengarang, abstrak, kata kunci tak terkendali, dan
sebagainya seperti tampak pada gambar di atas. Sistem pada Repository UPI tidak mampu
mengurutkan hasil temuan berdasarkan informasi terpopuler atau berdasarkan tahun sesuai
keinginan penelusur. Walaupun Repository UPI menyediakan fasilitas untuk mengurutkan
dokumen berdasarkan tahun terbaru, nama pengarang, judul namun fasilitas ini tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Ketika penelusur mencoba layanan pemeringkatan ini,
maka hasil penelusuran tidak terperingkat dengan baik.

E. Simple Keyword Search Box

Seperti pada sarana penelusuran yang disediakan oleh alat penelusur lain, dalam
katalog repository UPI juga menyediakan berbagai jenis sarana penelusuran yang akan
mempermudah pemustaka dalam menemukan kebutuhan informasi dengan cepat dan tepat.
Sarana penelusuran yang disediakan katalog repository UPI antara lain:

13

a. Simple search

Jika pemustaka melakukan penelusuran dengan kata kunci yang sederhana saja, tanpa
menggunakan sintaks yang rumit maka dapat menggunakan alat penelusuran ini. Biasanya
penelusuran sederhana ini berbentuk kotak panjang tanpa ada kriteria tertentu untuk spesifikasi
bahan yang ingin ditemukan.

b. Advanced search

Advanced search ini digunakan dalam sintaks yang lebih rumit dengan beberapa spesifikasi

yang diinginkan. Terdapat beberapa cara penelusuran yang disediakan seperti tampak pada gambar
di atas.

14

Advanced search ini merupakan penelusuran yang membantu pemustaka yang ingin

menggunakan Operator Boolean. Misalnya saja kita mengetikkan subyek kepemimpinan pada
kolom dokumen kemudian ditambahkan dengan kepemimpinan organisasi pada kolom uncontrolled
keywords atau kosakata tidak terkendali maka akan muncul pemberitahuan seperti gambar di atas

“documents matches kepemimpinan AND uncontrolled keywords matches kepemimpinan
organisasi”. Secara tidak langsung subyek akan dioperasikan menggunakan Operator Boolean.

F. Relevancy

Pada katalog repository UPI memiliki fasilitas untuk melakukan penyusunan atau
pemeringkatan dokumen yang ingin dicari berdasarkan beberapa kategori. Untuk kategori relevansi,
pemustaka dapat memilih menu order the result by relevance match sehingga dokumen yang telah
ditemukan dapat tersusun sesuai dengan relevansi atau kesesuain subyek yang telah dicari.
15

Pemeringkatan relevansi juga dapat dikategorikan menurut tahun yang paling lama, yang paling
baru, menurut nama pengarang, serta judul yang tentu dianggap paling relevan dengan subyek yang
ingin dicari. Namun, setalah dicoba untuk relevansi menurut tahun masih belum bisa digunakan
dengan baik karena informasi yang diinginkan masih belum diperingkatkan sesuai tahun.

G. Did you mean...?

Sarana ini dimaksudkan untuk memberitahukan kepada pemustaka bahwa ejaan kata kunci
yang diketikkan salah sekaligus menyarankan ejaan yang benar. Terlihat pada gambar di atas bahwa
katalog repository UPI belum menyajikan sarana did you mean...? Sehingga pengguna tidak
diberikan rekomendasi beberapa koleksi yang dimaksud. Jika terjadi kesalahan pengetikan maka
mesin tidak akan mampu menemukan koleksi karena mesin menganggap bahwa tidak memiliki
koleksi dengan judul terkait. Jika kita menulis kalimat dengan ejaan yang salah, maka kata yang
kita cari tidak dapat ditemukan karena tidak ada pembenaran sehingga akan muncul Search has no
matches karena tidak ada koleksi yang cocok.

H. Recommendation and related materials

Recommendation and related materials sebuah mesin pencari untuk memberitahukan

pengguna mengenai bahan lain yang berkaitan dengan bahan yang diinginkan. Pada katalog
repository UPI ini layanan ini sudah dianggap mampu memenuhi kebutuhan pengguna

dalam hal memberikan rekomendasi koleksi yang sesuai. Misalnya saja saya mengambil
contoh pencarian buku tentang kepemimpinan tidak hanya satu buku saja yang di temukan
tetapi ditampilkan ada beberapa buku yang meyajikan tentang kepemimpinan. Dan katalog

16

repository perpustakaan UPI sudah mencapai atau memenuhi pada generasi ketiga sistem

OPAC.

17

I. User contribution ratings, comments, and tagging

Di setiap laman deskripsi bibliografi bahan pustaka yang dimiliki katalog repository UPI
belum ada kolom untuk memberikan ulasan, komentar, menandai, maupun untuk memberikan
rating di setiap bahan pustakanya. Hal ini sangatlah dibutuhkan untuk keberlanjutan repository agar

tetap mampu memenuhi kebutuhan pengguna. Dalam sebuah perpustakaan yang selalu ingin
memenuhi kebutuhan tentu diharuskan mampu memberikan feedback yang sesuai dengan keinginan
pengguna.

18

Namun, terdapat kemungkinan bagi pemilik account di repository UPI dapat melihat
maupun berkomentar pada bahan pustaka yang ada. Berbeda dengan pengunjung dari luar UPI yang
hanya bisa mendownload maupun melihat deskripsi bibliografi yang dimiliki perpustakaan digital
pada umumnya.

19

J. Really Simple Syndication feed

Di dalam repository UPI menyediakan laman khusus Really Simple Syndication Feed. RSS
Feed ini akan menampilkan koleksi terbaru yang dimiliki oleh Repository UPI. RSS Feed

merupakan aplikasi yang diberikan agar pengguna dapat berlangganan koleksi yang diinginkan
dalam repository. Biasanya RSS Feed mampu mengirimkan koleksi terbaru pada email yang telah
dimasukkan pengguna sesuai subyek yang diinginkan. Selain itu, untuk memudahkan pencarian
bahan pustaka repository UPI pun memberikan pilihan pencarian sebagai berikut:

20

Pencarian berdasarkan tahun terbit sebuah bahan pustaka

Pencarian berdasarkan subyek bahan pustaka

21

Pencarian berdasarkan Jurusan dan Fakultas

Pencarian berdasarkan pengarang

22

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Begitu banyak bentuk koleksi yang kompleks serta perlu dikelola oleh perpustakaan
menjadikannya cukup sulit dalam mengatur dan menemu kembali koleksi-koleksi tersebut
sehingga diperlukan sebuah alat bantu yang biasa kita sebut dengan katalog. Katalog
merupakan penemuan yang sangat membantu dalam dunia perpustakaan karena
kegunaannya yang sangat membantu kinerja di dalam perpustakaan. Kebanyakan katalog
yang telah digunakan oleh banyak perpustakaan terutama perpustakaan perguruan tinggi
adalah katalog digital (OPAC) yang telah berkembang hingga mencapai pada generasi
ketiga. Seperti yang diterapkan pada Repository Perpustakaan UPI dimana pada generasi ini
telah menerapkan atau memiliki sistem yang kompleks, seperti yang disebutkan oleh
Breeding (2007) bahwa ada sepuluh kriteria dari katalog terpasang generasi ketiga sehingga
menjadi OPAC yang berkualitas, yaitu dengan analisis:
1. A single point of entry to all library resources
Pada website Repository Perpustakaan UPI belum menyediakan satu pintu sehingga
tidak terdapat link ke beberapa jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan UPI. Pada point
pertama ini tidak bisa tercapai karena kelompok kami hanya berfokus pada katalog
repository.

2. State of the art web interface
Dari segi tampilan website, fitur, serta penyajian informasi telah memenuhi kriteria
karena mudah dipahami oleh pengguna. Namun, dari segi pemeringkatan koleksi yang
paling populer seperti Google masih belum memenuhi kriteria.
3. Enriched content

Dari segi konten telah memenuhi kriteria karena telah menampilkan deskripsi bibliografi
yang dapat di-download. Namun dari segi tinjauan oleh pakar atau pengguna, komentar
dan penilaian dari pengguna belum memenuhi kriteria karena Repository UPI belum
menyediakan layanan ini.
4. Faceted navigation

Navigasi ini tidak memenuhi kriteria karena pemeringkatan yang ada tidak berfungsi
dengan baik walau tersedia layanan untuk melakukan pemeringkatan berdasarkan
beberapa kriteria.

23

5. Simple keyword search box

Sarana penelusuran yang disediakan katalog repository UPI adalah simple search dan
advanced search sehingga katalog repository UPI dianggap telah memenuhi kriteria.
6. Relevancy

Untuk pemeringkatan berdasarkan tingkat relevansi, katalog repository UPI telah
memenuhi kriteria karena hasil penelusuran sesuai keinginan. Namun jika dikategorikan
menurut tahun yang paling lama, yang paling baru masih belum dapat digunakan dengan
baik.
7. Did you mean...?

Katalog repository UPI belum menyajikan sarana did you mean...? karena sistem tidak
memberikan pembenaran ejaan yang salah sehingga katalog repository UPI belum
memenuhi kriteria ini.
8. Recommendation and related materials
Repsoitory UPI telah memenuhi kriteria karena hasil penelusuran bahan pustaka mampu

merekomendasikan beberapa koleksi dengan subyek yang terkait.
9. User contribution ratings, comments, and tagging

Di setiap laman deskripsi bibliografi bahan pustaka yang dimiliki Repository UPI belum
ada kolom untuk memberikan ulasan, komentar, menandai, maupun untuk memberikan
rating.

10. Really Simple Syndication feed
Repository UPI menyediakan laman khusus Really Simple Syndication Feed yang

menampilkan koleksi terbaru.

B. SARAN
Begitu banyak kelebihan yang ditampilkan dalam website repository perpustakaan
yang dimiliki UPI Bandung tentu masih perlu ditingkatkan dalam segi anti plagiarisme yang
kian marak dalam lingkungan akademisi. Dari segi tampilan yang sudah sangat baik perlu
dipertahankan atau perlu melakukan perbaruan setiap tahun agar tetap dapat menarik
perhatian pengguna dalam menggunakan website repository perpustakaan. Pada beberapa
aspek kriteria katalog terpasang generasi ketiga yang masih belum terpenuhi sebaiknya perlu
dipenuhi dengan baik atau dilakukan pembenahan. Aspek yang paling menonjol adalah
aspek did you mean yang biasanya tersedia dalam Google. Jika layanan ini dikembangkan
dalam OPAC perpustakaan UPI maka hasil pencarian para pemustaka pun akan lebih
memuaskan.

24

DAFTAR PUSTAKA
Breeding, Marshall. 2007. Introduction to “Next generation library catalogs”. Library Technology
Report, 43 (4): 5-14.
Henderson, J., Y. Jiang, M.Salo-oja. 2008. How effective is STAR as an information resource.
Proyek mahasiswa, universitas sheffield.
Lim, I. LINC+: our leap towards a Web 2.0 OPAC interface. National University of Singapura .
www.las.org.sg/pa ly.pdf
Mi, Jia and Weng, Cathy. 2008. Revitalizing the library OPAC ; interface, searching, and display
chalenges. Information Technology and Libraries, Mar. 5 – 22.
No name. 2015. Diakses melalui http://perpustakaan.upi.edu. [07/05/2015]
Tam, Winnie, Andrew M. Cox, Andy Bussey. 2009. Student user preferences for features of nextgeneration OPACs: a case study of university of Sheffield international students. Program :
electronic library and information systems, 43 (4): 349=374
Yang, Sharon Q. And Melisa A. Hofmann. 2010. The next generation library catalogs : a
comparative study of the OPACs of Koha, Evergreen, and Voyager. Information
Technology and Libraries, 29 (23): 141-150
Yang, Sharon Q. And Hofmann, Melissa A. “Next generation or current generation?”: a study of the
OPACs of 260 academic libraries in the USA nd Canada, “ Library Hi Tech, 29 (2) 2011 :
266-300.

25