Asal mula desa golo anime

http://noviayani50.blogspot.com/2012/01/asal-mula-anime.html

Asal Mula Anime

Hei kawan ... jgn cma tau anime aja!! tpi gtau asal usul anime.. yuk kta baca
kilasan brikut biar kamu kamu dapat tambahan ilmuu ... ok GAN !! ;D Anime yang
berasal dari kata Animasi, dan biasa disebut dengan anime di Jepang telah
menjadi sangat terkenal di seluruh dunia sebagai jenis budaya Jepang yang
unik. Beberapa asal mula dari budaya ini dapat dilihat dari manga, gambar pada
blok kayu kuno yang disebut ukiyo-e, dan gulungan cerita bergamabar yang
digambar pada abad ke-12. seperti anime, semua bentuk karya seni ini
menceritakan suatu kisah melalui gambar.
Manga telah menghibur orang Jepang selama berabad-abad. Sebuah gulungan
cerita bergambar dari abad ke-12, jilid pertama dari dari Choju junbutsu Giga,
menggambarkan binatang yang bersikap seperti manusia. Garis artinya
sederhana dan bentuknya dilebih-lebihkan, seperti ekspresi artistik dari manga
kini. Gambar-gambar kuno seperti manga ini digambar dengan tangan, tetapi
pada jaman Edo (1603-1867) para artis membuat tekni-teknik blok kayu untuk
produksi buku dan gambar secara
masal. Hampir di pertengahan jaman Edo, pada tahun 1720, sebuah buku
tentang gambar di blok kayu diterbitkan di Osaka. Itu merupakan buku manga

pertama yang diterbitkan bagi tujuan komersial. Orang Jepang adalah merupakan
yang pertama di Asia yang menikmati gambar-gambar kartun.

Asal Mula Film Cartoon / Animation
Animasi merupakan sutu teknik yang banyak sekali dipakai di dalam dunia
film dewasa ini, baik sebagai suatu kesatuan yang utuh, bagian dari suatu
film, maupun bersatu dengan film live. Dunia film sebetulnya berakar dari
fotografi, sedangkan animasi berakar dari dunia gambar, yaitu ilustrasi
desain grafis (desain komunikasi visual). Melalui sejarahnya masingmasing, baik fotografi maupun ilustrasi mendapat dimensi dan wujud baru
di dalam film live dan animasi.
Dapat dikatakan bahwa animasi merupakan suatu media yang lahir dari
dua konvensi atau disiplin, yaitu film clan gambar. Untuk dapat mengerti
clan memakai teknik animasi, kedua konvensi tersebut harus dipahami
dan dimengerti.
Film, biasa dipakai untuk merekam suatu keadaan, atau mengemukakan
sesuatu. Film dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum, yaitu
mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan. Karena
keunikan dimensinya, clan karena sifat hiburannya, film telah diterima
sebagai salah satu media audio visual yang paling popular dan digemari.
Karena itu juga dianggap sebagai media yang paling efektif.


Untuk dapat mempergunakan media film ada dua masalah pokok yang
harus dihadapi, yaitu masalah teknis film clan masalah teknik
mengemukakan sesuatu denga film atau biasa disebut teknik presentasi.
Demikian juga dengan hal yang harus diketahui di dalam film animasi,
yaitu masalah teknik animasi, dan masalah teknik mengkomunikasikan
sesuatu dengan teknik animasi. Sering perkataan teknik berkomunikasi
lebih akrab dikatakan seni berkomunikasi.
Di dalam kenyataannya memang hal ini sangat erat hubungannya dengan
berbagai bidang kegiatan seni, baik visual maupun verbal atau teateral.
Bagi seorang perencana komunikasi, kegiatan ini sangat penting
dimengerti. Seorang pembuat film akan mengahadapi masalah teknik
membuat film dan seni membuat film.
Semua hal yang tertulis di dalam pembahasan ini, bukanlah suatu
batasan, melainkan suatu cara melihat dan ringkasan permasalahan yang
harus dikembangkan.
Asal Mula Teknik Film Animasi
Keinginan manusia untuk membuat gambar atau santiran (image) yang
hidup dan bergerak sebagai pantara dari pengungkapan (expression)
mereka, merupakan perwujudan dari bentuk dasar animasi yang hidup

berkembang. Kata animasi itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata
animation, yang berasal dari kata dasar to animate, dalam kamus umum
Inggris-Indonesiaberarti menghidupkan (Wojowasito 1997). Secara umum
animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda
mati; Suatu benda mati diberikan dorongan kekuatan, semangat dan
emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup.
Sebenarnya, sejak jaman dulu, manusia telah mencoba menganimasi
gerak gambar binatang mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli
purbakala di gua Lascaux Spanyol Utara, sudah berumur dua ratus ribu
tahun lebih; Mereka mencoba untuk menangkap gerak cepat lari binatang,
seperti celeng,bison atau kuda, digambarkannya dengan delapan kaki
dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk (Hallas and Manvell 1973:23).
Orang Mesir kuno menghidupkan gambar mereka dengan urutan gambargambar para pegulat yang sedang bergumul, sebagai dekorasi dinding.
Dibuat sekitar tahun 2000 sebelum Masehi (Thomas 1958:8)
Lukisan Jepang kuno memperlihatkan suatu alur cerita yang hidup,
dengan menggelarkan gulungan lukisan, dibuat pada masa Heian(7941192) (ensiklopedi Americana volume 19, 1976). Kemudian muncul
mainan yang disebut Thaumatrope sekitar abad ke 19 di Eropa, berupa
lembaran cakram karton tebal, bergambar burung dalam sangkar, yang
kedua sisi kiri kanannya diikat seutas tali, bila dipilin dengan tangan akan
memberikan santir gambar burung itu bergerak (Laybourne 1978:18).


Hingga di tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun
merekam secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan
manusia dan binatang lainnya. Sebuah alat yang menjadi cikal bakal
kamera film hidup yang berkembang sampai saat ini. Dan di tahun 1892,
Emile Reynauld mengembangkan mainan gambar animasi ayng disebut
Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar
dan diproyeksikan pada sebuah cermin menjadi suatu gerak film, sebuah
alat cikal bakal proyektor pada bioskop (Laybourne 1978:23).
Kedua pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis
ini,dianggapsebagai pembuka awal dari perkembangan teknik film
animasi(Ensiklopedi AmericanavoLV1,1976:740)
Sepuluh tahun kemudian setelah film hidup maju dengan pesat-nya di
akhir abad ke 19. Di tahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis
membuat film animasi sederhana berupa figure batang korek api.
Rangkaian gambar-gambar blabar hitam(black-line) dibuat di atas
lembaran putih, dipotret dengan film negative sehingga yang terlihat figur
menjadi putih dan latar belakang menjadi hitam.
Sedangkan di Amerika Serikat Winsor McCay (lihat gambar disamping)
membuat film animasi “Gertie the Dinosaur” pada tahun 1909. Figur

digambar blabar hitam dengan latar belakang putih. Menyusul di tahuntahun berikutnya para animator Amerika mulai mengembangkan teknik
film animasi di sekitar tahun 1913 sampai pada awal tahun 1920-an; Max
Fleischer mengembangkan “Ko Ko The Clown” dan Pat Sullivan membuat
“Felix The Cat”. Rangkaian gambar-gambar dibuat sesederhana mungkin,
di mana figure digambar blabar hitam atau bayangan hitam bersatu
dengan latar belakang blabar dasar hitam atau dibuat sebaliknya. McCay
membuat rumusan film dengan perhitungan waktu, 16 kali gambar dalam
tiap detik gerakan.
Fleischer dan Sullivan telah memanfaatkan teknik animasi sell, yaitu
lembaran tembus pandang dari bahan seluloid (celluloid) yang disebut
“cell”. Pemula lainnya di Jerman, Lotte Reineger, di tahun 1919
mengembangkan film animasi bayangan, dan Bertosch dari Perancis, di
tahun 1930 membuat percobaan film animasi potongan dengan figure
yang berasal dari potongan-potongan kayu. Gambar berikut adalah tokoh
“Gertie The Dinosaurs”, dan “Felix the Cat”
George Pal memulai menggunakan boneka sebagai figure dalam film
animasi pendeknya, pada tahun 1934 di Belanda. Dan Alexsander
Ptushko dari Rusia membuat film animasi boneka panjang “The New
Gulliver” di tahun 1935.
Di tahun 1935 Len Lye dari Canada, memulai menggambar langsung

pada film setelah memasuki pembaharuan dalam film berwarna melalui

film”Colour of Box”. Perkembangan Teknik film animasi yang terpenting,
yaitu di sekitar tahun 1930-an. Dimana muncul film animasi bersuara yang
dirintis oleh Walt Disney dari Amerika Serikat, melalui film”Mickey Mouse”,
“Donald Duck” dan ” Silly Symphony” yang dibuat selama tahun 1928
sampai 1940.
Pada tahun 1931 Disney membuat film animasi warna pertama dalam
filmnya “Flower and Trees”. Dan film animasi kartun panjang pertama
dibuat Disney pada tahun 1938, yaitu film “Snow White and Seven
Dwarfs”.
Demikian asal mula perkembangan teknik film animasi yang terus
berkembang dengan gaya dan ciri khas masing-masing pembuat di
berbagai Negara di eropa, di Amerika dan merembet sampai
negaranegara di Asia. Terutama di Jepang, film kartun berkembang cukup
pesat di sana, hingga pada dekade tahun ini menguasai pasaran film
animasi kartun di sini dengan ciri dan gayanya yang khas.
Sikap Asas Film Animasi
Film animasi berasal dari dua disiplin, yaitu film yang berakar pada dunia
fotografi dan animasi yang berakar pada dunia gambar. Kata film berasal

dari bahasa inggris yang telah di Indonesiakan, maknanya dapat kita lihat
pada kamus umum Bahasa Indonesia:
“1 barang tipis seperti selaput yang dibuat dari seluloid empat gambar
potret negative (yang akan dibuat potret atau dimainkan dalam bioskop); 2
lakon (cerita) gambar hidup;” (Poerwadarminfa 1984)
Secara mendasar pengertian film yang menyeluruh sulit dijelaskan. Baru
dapat diartikan kalau dilihat dari konteksnya; misalnya dipakai untuk potret
negatif atau plat cetak, film mengandung pengertian suatu lembaran pita
seluloid yang diproses secara kimia sebelum dapat dilihat hasilnya; atau
yang berhubungan dengan cerita atau lakon, film mengandung pengertian
sebagai gambar hidup atau rangkaian gambar-gambar yang bergerak
menjadi suatu alur cerita yang ditonton orang, bentuk film yang
mengandung unsur dasar cahaya, suara dan waktu.
Sedangkan pengertian animasi secara khusus dapat kita simak pada
ensiklopedi “Americana”:
“Animated, a motion picture consisting of series of invidual hand-drawn
sketches, in which the positions or gestures of the figures are varied
slightly from one sketch to another. Generally, the series is film and, when
projected on screen, suggest that figures are moving” (Encyclopedia
Americana vol. V1,1976).

Teknik film animasi, sperti halnya film hidup, dimungkinkan adanya
perhitungan keceaptan film yang berjalan berurutan antara 18 sampai 24
gambar tiap detiknya.

Gambar yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak bergerak, yang
terlihat adalah gerakan semu, terjadi pada indra kita akibat perubahan
kecil dari satu gambar ke gambar yang lain, adanaya suatu fenomena
yang terjadi pada waktu kita melihat, disebut Persistence of Vision,
sehingga menghasilkan suatu ilusi gerak dari pandangan kita.
Berbeda dengan film hidup, gambar diambil dari pemotretan obyek yang
bergerak, lalu dianalisis satu persatu menjadi beberapa gambar diam
pada tiap bingkai pita seluloid.
Sedangkan film animasi, gerak gambar diciptakan dengan menganalisis
gambar per gambar atau kerangka demi kerangka oleh animator, lalu
direkam gambar demi gambar atau gerak demi gerak dengan
menggunakan kamera stop-frame, kamera yang memakai alat mesin
penggerak frame by frame, yaitu alat penggerak pita seluloid bingkai per
bingkai, dengan perhitungan waktu untuk tiap satu detik dibutuhkan 24
bukaan bingkai kamera untuk merekam gambar, gerak ke pita seluloid.
Beberapa Jenis Teknik Film Animasi

Berdasarkan materi atau bahan dasar obyek animasi yang dipakai, secara
umum jenis teknik film animasi digolongkan dua bagian besar, film animasi
dwi-matra (flat animation) dan film animasi trimatra(object animation).
Film animasi Dwi-matra (flat animation)
Jenis film animasi ini seluruhnya menggunakan bahan papar yang dapat
digambar di atas permukaannya. Disebut juga jenis film animasi gambar,
sebab hamper semua obyek animasinya melalui runtun kerja gambar.
Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan di atas bidang datar
atau papar.
Beberapa jenis film animasi dwi-matra adalah:
a. Film animasi sel(Cel Technique)
Jenis film animasi ini merupakan teknik dasar dari film animasi kartun
(cartoon animation). Teknik animasi ini memanfaatkan serangkaian
gambar yang dibuat di atas lembaran plastic tembus pandang, disebut sel.
Figur animasi digambar sendiri-sendiri di atas sel untuk tiap perubahan
gambar yang bergerak, selain itu ada bagian yang diam, yaitu latar
belakang (background), dibuat untuk tiap adegan, digambar memanjang
lebih besar daripada lembaran sel.
Lembaran sel dan latar diberi lobang pada salah satu sisinya, untuk
dudukan standar page pada meja animator sewaktu di gambar, dan meja

dudukan sewaktu dipotret.
b. Penggambaran langsung pada film
Tidak seperti pada film animasi lainnya, jenis film animasi ini
menggunakan teknik penggambaran obyek animasi dibuat langsung pada

pita seluloid baik positif atau negative, tanpa melalui runtun pemotretan
kamera stop frame, untuk suatu kebutuhan karya seni yang bersifat
pengungkapan. Atau yang bersifat percobaan, mencari sesuatu yang baru.
Film Animasi Tri-matra (Object Animation)
Secara keseluruhan, jenis film animasi tri-matra menggunakan teknik
runtun kerja yang sama dengan jenis film animasi dwi-matra, bedanya
obyek animasi yang dipakai dalam wujud tri-matra. Dengan
memperhitungkan karakter obyek animasi, sifat bahan yang dipakai,
waktu, cahaya dan ruang.
Untuk mengerakkan benda tri-matra, walaupun itu mungkin, tapi cukup
sulit untuk melaksanakannya, karena sifat bahan yang dipakai mempunyai
ruang gerak yang terbatas. Tidak seperti jenis., film animasi gambar,
bebas melakukanberbagai gerakan yang diinginkan.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan, termasuk dalam jenis
film animasi ini adalah :

a. Film Animasi Boneka (Puppet Animation)
Obyek animasi yang dipakai dalam jenis film animasi ini adalah boneka
dan figur lainnya, merupakan penyederhanaan dari bentuk alam benda
yang ada, terbuat dari bahan-bahan yang mempunyai sifat lentuk (plastik)
dan mudah untuk digerakkan sewaktu melakukan pemotretan bingkai per
bingkai, seperti bahan kayu yang mudah ditatah atau diukir, kain, kertas,
lilin, tanah lempung dan lain-lain, untuk dapat menciptakan karakter yang
tidak kaku dan terlalu sederhana.
b. Film Animasi Model
Obyek animasi tri-matra dalam jenis film ini berupa macammacam bentuk
animasi ayng bukan boneka dan sejenisnya, seperti bentuk-bentuk
abstark; balok, bola, prisma, piramida, silinder, kerucut dan lain-lain. Atau
bentuk model, percontohan bentuk dari ukuran sebenarnya, seperti bentuk
molekul dalam senyawa kimia, bola bumi.
Bentuk obyek animasi sederhana, penggunaannya pun tidak terlalu rumit
dan tidak banyak membutuhkan gerak, bahan yang dipakai terdiri dari
kayu, plastic keras dan bahan keras lainnya yang sesuai denga sifat
karakter materi yang dimiliki, tetapi tidak berarti bahan lentuk tidak dipakai.
Disebut juga film animasi non-figur, karena keseluruhan cerita tidak
membutuhkan tokoh atau figure lainnya. Jenis film Teknik yang
memanfaatkan lembaran sel merupakan suatu pertimbangan
penghematan gambar, dengan memisahkan bagian dari obyek animasi
yang bergerak, dibuat beberapa gambar sesuai kebutuhan; dan bagian
yang tidak bergerak, cukup dibuat sekali saja.
c. Film Animasi Potongan (Cut-out Animation)

Jenis film animasi ini, termasuk penggunaan teknik yang sederhana dan
mudah. Figur atau obyek animasi dirancang, digambar pada lembaran
kertas lalu dipotong sesuai dengan bentuk yang telah dibuat, dan
diletakkan pada sebuah bidang datar sebagai latar belakangnya.
Pemotretan dilakukan dengan menganalisis langsung tiap gerakan
dengan tangan, sesuai denagn tuntutan cerita.
Dengan teknik yang sederhana, gerak figur atau obyek animasi menjadi
terbatas sehingga karakternyapun terbatas pula. Karakter figur dibuat
terpisah, biasanya, terdiri dari tujuh bagian yang berbeda; kepala, leher,
badan, dua tangan dan dua kaki. Untuk menggerakkan dan
menghidupkan karakter, pemisahan itu bias disesuaikan dengan tuntutan
cerita, bisa dibuat kurang dari bagian tadi atau lebih.
d. Film Animasi Bayangan (Silhoutte Animation)
Seperti halnya pertunjukan wayang kulit, jenis film animasi ini
menggunakan cara yang hampir sama, figur atau obyek animasi berupa
bayangan dengan latar belakang yang terang, karena pencahayaannya
berada di belakang layer.
Teknik yang dipakai sama dengan film animasi potongan, yaitu figur
digambar lalu dipotong sesuai dengan bentuk yang digambar dan
diletakkan pada latar di meja dudukan kamera untuk dipotret. Bedanya di
sini, kertas yang dipakai tidak seperti animasi potongan, bahan kertas
berwarna atau diberi warna sesuai dengan kebutuhan, sedangkan film
animasi bayangan seluruhnya menggunakan bahan kertas berwarna
gelap atau warna hitam, baik itu figur atau obyek animasi lainnya.
e. Film Animasi Kolase (Collage Animation)
Yang selalu berhubungan dengan jenis film animasi ini adalah sebuah
teknik yang bebas mengembangkan keinginan kita untuk menggerakkan
obyek animasi semaunya di meja dudukan kamera. Teknik cukup
sederhana dan mudah dengan beberapa bahan yang bisa dipakai;
potongan Koran, potret, gambar-gambar, huruf atau penggabungan dari
semuanya. Gambar dan berbagai bahan yang dipakai, disusun
sedemikian rupa lalu dirubah secara berangsurangsur menjadi bentuk
susunan baru, dimana tiap perubahan penempelan dipotret dengan
kamera menjadi suatu bentuk film animasi yang bebas.
Perkembangan suatu perusahaan, diagram suatu jaringan dalam tubuh
organisme, pembuatan credit title dalam sebuah film cerita dan lain
sebagainya.
5. Penggunaan Film Animasi
Penggunaan film animasi sebagai suatu bentuk pantara rupa rungu (audio
visual medium), cukup berperan penting dalam menyebarkan pesan atau

gagasan yang ingin disampaikan ke masyarakat luas. Film animasi dipakai
pada:
1. Televisi komersial; Film animasi digunakan dengan tujuan komersial,
seperti film Wan pada televise, sebagai sisipan di antara acara-acara
program televise, berupa pesan-pesan pendek kepada pirsawan dan
sebagai film hiburan.
2. Bioskop; Film animasi bisa sebagai film cerita panjang, film cerita
pendek, dan film sisipan untuk Man pada bioskop.
3. Pelayanan Pemerintah; Film animasi digunakan sebagai film
propaganda, film penerangan dan pendidikan.
4. Perusahaan; film animasi digunakan sebagai film hubungan masyarakat
(public relations) seperti: film penerangan, film pendidikan dan film
propaganda atau film Man pengenalan produk.
Jenis-jenis Animasi
Animasi yang dulunya mempunyai prinsip yang sederhana, sekarang telah
berkembang menjadi beberapa jenis, yaitu:
Animasi 2D, Animasi 3D, Animasi tanah Hat (Clay Animation), Animasi
Jepang (Anime).
a. Animasi 2D (2 Dimensi)
Animasi ini yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa juga disebut
dengan film kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya
gambar yang lucu. Memang, film kartun itu kebanyakan film yang lucu.
Contohnya banyak sekali, baik yang di TV maupun di Bioskop. Misalnya:
Looney Tunes, Pink Panther, Tom and Jerry, Scooby Doo, Doraemon,
Mulan, Lion King, Brother Bear, Spirit, dan banyak lagi. Meski yang
populer kebanyakan film Disney, namun bukan Walt Disney sebagai bapak
animasi kartun. Contoh lainnya adalah Felix The Cat, si kucing hitam.
Umur si kucing itu sudah lumayan tua, dia diciptakan oleh Otto Messmer
pada tahun 1919. Namun sayang, karena distribusi yang kurang baik, jadi
kita sukar untuk menemukan film-filmnya. Bandingkan dengan Walt
Disney yang sampai sekarang masih ada misalnya Snow White and The
Seven Dwarfs (1937) dan Pinocchio (1940).
b. Animasi 3D (3 Dimensi)
Perkembangan teknologi dan komputer membuat teknik pembuatan
animasi 3D semakin berkembang dan maju pesat. Animasi 3D adalah
pengembangan dari animasi 2D. Dengan animasi 3D, karakter yang
diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya.
Semenjak Toy Story buatan Disney (Pixar Studio), maka
berlombalombalah studio film dunia memproduksi film sejenis.
Bermunculanlah, Bugs Life, AntZ, Dinosaurs, Final Fantasy, Toy Story 2,
Monster Inc., hingga Finding Nemo, The Incredible, Shark Tale. Cars,

Valian. Kesemuanya itu biasa juga disebut dengan animasi 3D atau CGI
(Computer Generated Imagery).
c. Animasi Tanah Liat (Clay Animation)
Kata orang, meskipun sekarang sudah jamannya Pizza dan Bistik, namun
terkadang kita juga masih kangen dengan masakan tradisional seperti
sayur asem. Ungkapan tersebut cocok buat animasi Clay Animation.
Jenis ini yang paling jarang kita dengar dan temukan diantara jenis
lainnya. Padahal teknik animasi ini bukan termasuk teknik baru seperti
pada saat Toy Story membuka era baru animasi 3D. Bahkan, boleh
dibilang nenek moyangnya animasi. Karena animasi pertama dalam
bentuk CIayAnimation. Meski namanya clay (tanah liat), yang dipakai
bukanlah tanah liat biasa. Animasi ini memakai plasticin, bahan lentur
seperti permen karet yang ditemukan pada tahun 1897. Tokoh-tokoh
dalam animasi Clay dibuat dengan memakai rangka khusus untuk
kerangka tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutup dengan plasficine
sesuai bentuk tokoh yang ingin dibuat. Bagian-bagian tubuh kerangka ini,
seperti kepala, tangan, kaki, disa dilepas dan dipasang lagi. Setelah
tokoh-tokohnya siap, lalu difoto gerakan per gerakan. Foto-foto tersebut
lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak seperti yang kita tonton
di film. Animasi Clay termasuk salah satu jenis dari Stop-motion picture.
Film Animasi Clay Pertama dirilis bulan Februari 1908 berjudul, A
Sculptors Welsh Rarebit Nightmare. Untuk beberapa waktu yang lalu juga,
beredar film clay yang berjudul Chicken Run.
d. Animasi Jepang (Anime)
Film-film yang dibahas diatas adalah kebanyakan buatan Amerika dan
Eropa. Namun, Jepang pun tak kalah soal animasi. Jepang sudah banyak
memproduksi anime (sebutan untuk animasi Jepang). Berbeda dengan
animasi Amerika, anime Jepang tidak semua diperuntukkan untuk anakanak, bahkan ada yang khusus dewasa.
Bicara tentang anime, ada tokoh legendaris, yaitu Dr. Osamu Tezuka.
Beliau menciptakan Tetsuwan Atom atau lebih dikenal dengan Astro Boy.
Seperti film animasi Amerika atau Eropa, Anime juga terdiri dari beberapa
jenis, tapi yang membedakan bukan cara pembuatannya, melainkan
formatnya, yaitu serial televisi, OVA, dan film bioskop.
Software Pembuat Animasi
Di pasaran sekarang ini sudah banyak beredar softwarwe pembuat
animasi, baik itu 2D atau 3D. Untuk lebih jelasnya perhatikan daftar
dibawah ini yang disusun berdasarkan kriterianya.
Software Animasi 2 Dimensi:

Macromedia Flash, CoRETAS, Corel R.A.V.E., After Effects, Moho,
CreaToon, ToonBoom, Autodesk Animaton (1990-an) dll
Software Animasi 3 Dimensi:
Maya, 3D Studio Max, Maxon Cinema 4 D, LightWave, Softlmage, Poser,
Motion Builder, Hash Animation Master, Wings 3D, Carrara, Infini-D,
Canoma d
Perkembangan Animasi Di Indonesia
Bagaimana dengan perkembangan Animasi di Indonesia sendiri? Pada
tahun 1980-an, ada film animasi produk Indonesia yang jadi serial Televisi
yaitu si Huma yang menjadi favorit anak-anak pada masa itu. Tahun 2004,
merupakan sejarah bagi per-Animasian Indonesia dengan dibuatnya film
cerita panjang animasi 3D pertama oleh Studio KasatMata Jogja bekerja
sama dengan Kelompok Visi Anak Bangsa Pimp. Garin Nugroho,
membuat film animasi 3D “Homeland” dengan sutradara Gangsar
Waskito.
http://bloggertouch.appspot.com/gallerydunia
Tag:
kartun,cara membuat film cartoon,gambar-gambar animasi
bergerak,animasi cewe,www gambar carton japan,cara membuat film
animasi 3d,cara membuat film kartun animasi,cara membuat anime
jepang,cartoon animasi bergerak,cara membuat animasi 3d
bergerak,kartoon jepang,cara menggambar animasi jepang,cara membuat
film animasi kartun,pembuatan film cartoon,cara membuat sebuah film
animasi flash
10 Daftar Film Anime di Jepang yang Terkenal

1.
Naruto
Berdasarkan manga oleh Masashi Kishimoto, Naruto adalah kisah tentang
seorang ninja muda, termotivasi untuk belajar bahwa ia sebenarnya
adalah sebuah kapal dari kekuatan gelap dan jahat, iblis sembilan ekor
Fox entitas jahat ini ditangkap oleh seorang kepala desa ketika Naruto
masih bayi. Pemimpin adalah setan untuk bayi Naruto dan kemudian
meninggal – orang dari desa untuk menyalahkan Naruto kehilangan ini.
memulai Naruto pada quest penemuan diri, berharap untuk menjadi
pemimpin rakyat sebelah, yang disebut Hokage. Naruto debutnya di
Jepang pada tahun 2002 dan lagi di AS pada tahun 2005 melalui program
Cartoon Network Toonami.

2.
Bleach
Berdasarkan manga Shonen ditulis oleh Tite Kubo, Bleach adalah cerita
tentang Ichigo Kurosaki, seorang anak muda yang sengaja memperoleh
kekuasaan seorang shinigami. Seperti lebih akrab “Grim Reaper”,
shinigami harus membantu jiwa-jiwa untuk akhirat, tetapi mereka memiliki
tanggung jawab lain juga – yang harus melindungi manusia dari roh-roh
jahat. Anime ini mulai ditayangkan di Jepang pada tahun 2004. VIZ MEDIA
memperoleh hak-hak di Amerika Utara dan membawa Bleach untuk
negara pada tahun 2006 di Cartoon Network blok Berenang pemrograman
Dewasa.
3.
Afro
Samurai
Dengan suara Samuel L. Jackson, Afro Samurai didasarkan pada novel
grafis oleh Takashi Okazaki dan menceritakan kisah tentang seorang
samurai sendirian yang menginginkan sedikit balas dendam atas kematian
ayahnya. Untuk membalas dendam ini, tentu saja, harus perjalanan tanah,
membuat teman dan musuh di sepanjang jalan. Jackson co-produser seri
dan tanpa ragu salah satu rilis terbaik anime Anda akan menemukan
dalam dekade ini. Didistribusikan oleh FUNimation, seri perdana di Spike
TV pada tahun 2006 dan tekan DVD rak di tahun 2007.
4.
Death
Note
Berdasarkan manga oleh penulis Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata artis,
Death Note adalah kisah tentang seorang mahasiswa muda yang
menemukan sebuah buku mistik yang memberikan kekuasaan atas hidup
dan mati. Keputusan untuk menyelamatkan dunia dari beberapa unsur
yang kurang diinginkan, ia mulai menggunakan buku untuk “downgrade”
para penjahat. Tapi itu tidak lama sebelum detektif terkenal L memutuskan
untuk melacak warga. Death Note ini dirilis di Jepang pada tahun 2006
dan berlangsung selama 37 episode. Debuted di Cartoon Network Adult
Swim pada akhir tahun 2007.
5.
Black
Lagoon:
The
Second
Dam
Black Lagoon: The Second Dam adalah cerita berkelanjutan Perusahaan
Lagoon, sekelompok tentara bayaran pembajakan dan perjalanan
petualangan di jalan. Anime ini jelas merupakan suatu koleksi aneh dan
menyeramkan jadi hati-hati: ini bukan untuk menjadi lemah hati. Itu kata,
adalah salah satu favorit saya dan memiliki kemampuan untuk membuat
Anda ingin “lebih.” Karena “aneh” bukan genre resmi, dapat
mengklasifikasikan film ini sebagai tindakan psikologis. Black Lagoon: The
Second Dam debutnya di Amerika Serikat pada 2008 setelah karier di
Jepang pada tahun 2006.
6.
Hellsing
Hellsing adalah cerita tentang sekelompok main hakim sendiri dari vampir

– Organisasi Hellsing – dan target-nya, Milenium, sebuah organisasi
misterius yang mengkhususkan Nazi dalam menciptakan vampir buatan.
Dibuat oleh Gonzo dan rReleased di Jepang pada tahun 2001, Hellsing
tidak memukul AS sampai banyak kemudian – 2006.
7.
Fullmetal
Alchemist
Dirilis di Jepang pada tahun 2003 dan kemudian di Amerika Serikat akhir
tahun 2004, Fullmetal Alchemist adalah berdasarkan manga oleh Hiromu
Arakawa nama yang sama dan berlari untuk 51 cerita episodes.The dari
dua bersaudara – Edward dan Alphonse Elric – Fullmetal Alchemist
membawa kita ke sebuah fiksi ilmiah yang fantastis di mana perjalanan
tercapai mempelajari semua tentang prinsip-prinsip alkimia dan melihat
langsung apa yang terjadi jika Anda tidak mematuhi.
8.
Mushi
Shi
Meskipun ada semacam ujung cerita kursi Anda, Mushi-Shi Anime
membuat daftar saya karena Dekade cerita begitu asli dan yang paling
penting, animasi cukup cantik Tidak seperti kebanyakan sampel anime,
Mushi-Shi tidak benar-benar memiliki plot berjalan dengan narator Ginko
peringatan bahwa kita adalah seorang gelandangan yang bisa melihat
Mushi “- entitas supranatural – dan bergerak di sekitar berusaha untuk
meminimalkan mereka menyebabkan kekacauan di dunia manusia Tapi
lebih dari itu agak konstan., setiap episode adalah stand- sendirian cerita,
dengan awal dan akhir, sesuatu yang saya temukan menyegarkan di
tengah-tengah begitu banyak cerita yang terus untuk episode 200 +.
9.
Gungrave
Thriller supranatural ini diadaptasi dari video game Gungrave dan
debutnya di Jepang pada tahun 2003. Diakuisisi oleh Geneon Hiburan dan
merupakan bagian dari perjanjian rilis dengan FUNimation 2008. Cerita
tentang Brandon Heat dan hidupnya setelah balas dendam kematian,
Gungrave adalah menakutkan, berdarah mengesankan dan, karenanya,
nilai “M” untuk pemirsa dewasa.
10.Darker
Than
Black
Ini post-apocalyptic tekan debutnya di Jepang pada 2007 dan kemudian
klik masing-masing negara melalui DVD akhir tahun 2008. Kisah Bumi
futuristik mana, selain dari alamat aneh “distorsi” di atmosfer, ada juga
jenis baru dari kontraktor yang disebut manusia. Kontraktor ini memiliki
sejumlah kekuatan yang berbeda dan kemampuan dan sejenisnya
digunakan untuk berbagai alasan, sebagian baik dan orang lain juga ..
tidak begitu baik. Seri ini diciptakan oleh Tensai Okamura dan diproduksi
oleh Studio Bones – dalam sebuah catatan yang menarik, tidak seperti
kebanyakan judul anime, manga tidak diciptakan sampai setelah anime.

15

 

Film

 

Animasi

 

3D

 

Terbaik

 

Dan

 

Terlaris 

15. THE POLAR EXPRESS (2004)
Cast: Tom Hanks

Director: Robert Zemeckis
Budget: $ 165 M
Domestic Gross: $ 181 M
International Gross: $ 124 M
Kalau Disney, Dreamworks, dan Fox sudah berhasil masuk ke kancah film
animasi 3D terlebih dahulu, Warner Bros bisa dibilang agak terlambat.
Inilah film animasi produksi Warner Bros pertama sekaligus yang terbaik
dari Robert Zemeckis (sutradara Forrest Gump, Cast Awayl, dan Back To
The Future Trilogy) setelah dia memutuskan untuk banting setir menjadi
seorang sutradara film animasi 3D. THE POLAR EXPRESS sempat
menjadi film animasi termahal demi mengintergasikan teknologi motion
capture ke dalam filmnya. Tom Hanks pun menunjukkan bakatnya sebagai
pengisi suara di luar serial Toy Story dengan mengisi 6 karakter sekaligus
dalam film ini. Hasilnya adalah sebuah film animasi paling “hidup” pada
masanya. Sayangnya, tema film ini terlalu demografis yaitu tentang kereta
api yang membawa kita menuju kutub utara di malam natal untuk bertemu
Santa Clause hingga tidak bisa sesukses film Dreamworks dan Fox
apalagi Disney-Pixar. THE POLAR EXPRESS selalu ditayangkan ulang
sampai sekarang di beberapa teater IMAX di Amerika Utara setiap
minggu-minggu menjelang natal.
14. HAPPY FEET (2006)

Cast: Elijah Wood, Robin Williams, Brittany

Murphy
Director: George Miller
Budget: $ 100 M
Domestic Gross: $ 198 M
International Gross: $ 186 M
Walaupun film animasi 3D Warner Bros secara komersil tidak sesukses
film animasi 3D studio besar saingannya, setidaknya lewat film HAPPY
FEET ini, Warner Bros berhasil meraih piala Oscar untuk kategori Best
Animated Feature dan mempercundangi film Disney-Pixar yang dirilis
pada tahun yang sama, Cars. HAPPY FEET bercerita tentang seekor
penguin yang tidak bisa menarik lawan jenisnya karena dia tidak bisa
bernyanyi, akan tetapi dia bisa berdansa untuk mendapatkan perhatian
dari mereka. Film ini juga berhasil bertengger di posisi 1 di tangga box
office Amerika Utara selama 3 minggu berturut-turut dan mengalahkan film
James Bond, Casino Royale dari segi pendapatan saat film itu dirilis pada
tanggal yang sama. HAPPY FEET 2 direncakan akan dirilis Natal 2011
nanti.
13. MONSTERS INC. (2001)

Cast: John Goodman, Billy Crystal

Director: Pete Docter
Budget: $ 115 M
Domestic Gross: $ 255 M
International Gross: $ 269 M
Dongeng monster dalam lemari yang populer di dunia barat di sajikan
menjadi sebuah film komedi cerdas disutradari oleh Pete Docter. Alkisah
para monster ternyata menggunakan teriakan anak-anak sebagai sumber
energi di dunia mereka. Maka sebuah perusahaan energi, Monsters Inc.
mempekerjakan monster-monster paling menyeramkan untuk menakutnakutin anak-anak di bumi walau secara kontradiktif, anak-anak dianggap
sebagai sumber virus di negeri para monster itu. Sulley, pekerja monster
no.1 bersama asistennya Mike, harus kerepotan saat secara tidak sengaja
mereka membawa masuk Boo, seorang anak kecil dari bumi ke dunia
para monster. Film ini jelas membuat para anak kecil tidak akan takut lagi
pada monster. Pete Docter, sang sutradara memang gagal membawa
pulang Oscar di kategori Best Animated Feature pertama bagi Pixar di
tahun 2002 (Shrek adalah pemenangnya), namun Randy Newman untuk
pertama kalinya berhasil membawa pulang piala Oscar di kategori Best
Song untuk lagu “If I Didn’t Have You”
12. THE INCREDIBLES (2004)

Cast: Craig T Nelson, Holly

Hunter, Samuel L Jackson
Director: Brad Bird
Budget: $ 92 M
Domestic Gross: $ 261 M
International Gross: $ 370 M
Ini dia film superhero terbaik setelah The Dark Knight tentunya. Brad Bird
kembali membuktikan dirinya sebagai penulis skenario dan sutradara film
animasi berbakat. Dengan menggubah beberapa tokoh superhero terkenal
(Mr. Incredibles – Superman, Elastic Girl – Mr. Fantastic, Violet – Invisible
Girl, Dash – The Flash, Frozone – Silver Surfer) sebagai karaktek-karakter
utama dalam filmnya, Brad Bird kemudian menulis sebuah cerita
superhero yang unik. Sekumpulan superhero yang sudah pensiun dan
mencoba hidup normal, merasa terpanggil setelah dunia kembali
diguncang oleh kehadiran penjahat yang tidak begitu super namun
mempunyai peralatan yang sangat canggih, Syndrome. Tidak hanya lucu,
film ini juga “menyentil” beberapa tema superhero yang klise, misalkan
superhero bersayap dalam presentasi kostum Edna Mode ataupun rupa
tokoh-tokohnya yang jauh dari kesan cantik, ganteng dan gagah
sebagaimana tokoh superhero yang biasa kita lihat dalam film lain. Di
tahun 2005, film ini berhasil meraih Oscar untuk kategori Best Animated
Feature.
11. ICE AGE (2002)

Cast: Ray Romano, John

Leguizamo, Denis Leary
Director: Chris Wedge
Budget: $ 59 M
Domestic Gross: $ 176 M
International Gross: $ 206 M
20th Century Fox selalu gagal membuat film animasi yang sukses secara
komersil maupun kualitas, hingga Chris Wedge datang membawa angin
segar. Bersama Blue Sky Studios, Wedge melahirkan sebuah franchise
animasi tersukses milik Fox, ICE AGE. Cerita dalam film ICE AGE
mungkin terkesan standard, namun sebuah karakter tanpa dialog bernama
Scrat yang selalu mengejar-ngejar kenari menjadi suatu ikon komik
tersendiri yang membuat film ini begitu diingat banyak orang. Hebatnya
lagi, film ini berhasil masuk nominasi Best Animated Feature di ajang
Oscar tahun 2003, walau harus kalah oleh film anime karya Hayao
Miyazaki, The Spirited Away. Film ini pun melahirkan dua film lanjutan
yang amat sangat sukses di pasaran, terutama di pasar internasional
(pasar luar Amerika Utara).
10. HOW TO TRAIN YOUR DRAGON (2010)

Cast: Jay Baruchel, Gerard Butler

Director: Dean Deblois
Budget: $ 165 M
Domestic Gross: $ 217 M
International Gross: $ 275 M
Dreamworks berubah haluan. Kalau biasanya mereka mengumbar komedi
slapstick dalam film-film animasi mereka, maka HOW TO TRAIN YOUR
DRAGON lebih mirip film-film Pixar yang menyajikan komedi ringan yang
mudah dicerna oleh anak-anak hingga dewasa. Seorang Viking muda
bernama Hiccup yang tidak berperwarakan bag seorang Viking berhasil
menangkap seekor Naga ompong untuk membuktikan ketangguhannya.
Akan tetapi Hiccup malah berteman dengan naga tersebut dan belajar
lebih banyak tentang binatang anggun tersebut. Walau awalnya
Dreamworks cukup skeptis dengan film ini karena pendapan minggu
pertamanya tidak sebesar film-film animasi Dreamworks lainnya yang
sukses ($ 43 M untuk minggu pertamanya, rata-rata film animasi
Dreamworks yang sukses, pendapatan minggu pertamanya > $ 50 M), toh
film ini berhasil bertahan selama beberapa minggu di daftar 5 besar film
box office, terima kasih karena sambutan hangat para kritikus hingga
melampaui film animasi hit Dreamworks lainnya, KUNG FU PANDA. Andai
Toy Story 3 tidak dirilis pada tahun bersamaan, film ini hampir pasti
memenangkan Oscar untuk kategori Best Animated Feature tahun depan.
Namun siapa tahu, juri Oscar berpendapat beda denganku dan malah
memenangkan film ini ketimbang Toy Story 3.
9. KUNG FU PANDA (2008)

Cast: Jack Black, Angelina Jolie,

Jackie Chen
Director: Mark Osborne
Budget: $ 130 M
Domestic Gross: $ 215 M
International Gross: $ 416 M
Mengambil tema kung fu dan binatang-binatang khas Cina, Dreamworks
sukses membuat sebuah film lucu yang karakter-karakter utamanya
disuarakan oleh aktor-aktor ternama. Temanya pun cukup catchy, tentang
si pecundang Panda Po yang ternyata mempunyai takdir untuk menjadi
penerus ahli kung fu terbaik, Dragon Warrior. Tidak hanya kisahanya yang
membumi, Dreamworks juga sukses mengemas KUNG FU PANDA
menjadi tontonan yang tidak pernah sepi dari tawa penontonnya hingga
film ini habis. KUNG FU PANDA masuk nominasi Best Animated Feature
di ajang Oscar tahun 2009 dan sukses menjadi film animasi terlaris di
dunia pada tahun 2008
8. Toy Story 3 (2010)

Cast: Tom Hanks, Tim Allen

Director: Lee Unkrich
Budget: $ 200 M
Domestic Gross: $ 414 M
International Gross: $ 647 M
John Lasseter, sutradara 2 film Toy Story sebelumnya memang tidak lagi
turun tangan sebagai sutradara dalam film ini. Kisahnya, Woody and the
gangs kini harus menghadapi kenyataan Andy yang akan segera kuliah.
Tanpa sengaja mereka terbawa ke sebuah tempat penitipan anak,
Sunnyside, dan disanalah malapetaka dimulai. Mereka harus lari dari
penguasa kejam Sunnyside, si mainan beruang pemeluk, Lotso. Lee
Unkrich berhasil membawa kita bernostalgia sekali lagi bersama Woody
dan Buzz dan teman-teman mainan Andy lainnya yang kali ini lebih syarat
dengan adegan-adegan aksi, Lee Unkrich juga tidak melupakan unsurunsur yang membuat serial Toy Story begitu menyentuh. Kisah
persahabatan, kasih saying, dan juga pengkhianatan yang indah, lucu,
sedih, dan juga menyentuh membuat Toy Story 3 menjadi seri penutup
sempurna kisah mainan-mainan Andy ini. Oh ya, dan anda akan selalu
tertawa terbahak-bahak mengingat adegan Mr. Potato Head yang berubah
menjadi dadar gulung….
7. RATATOUILLE (2007)

Cast: Patton Oswalt, Ian Holm

Director: Brad Bird
Budget: $ 150 M
Domestic Gross: $ 206 M
International Gross: $ 417 M
Untuk kedua kalinya Brad Bird kembali menerima Oscar untuk kategori
Best Animated Feature setelah sebelumnya dia berhasil lewat film THE
INCREDIBLES. Remy The Rat adalah tikus jalanan yang berbeda dengan
ratusan saudaranya yang lain yang tinggal di sebuah atap rumah tua. Dia
bosan harus mengorek-ngorek tong sampah untuk mendapatkan
makanan dan merasa dia mempunyai keahlian untuk memasak layaknya
manusia biasa. Maka dia pun kabur ke Paris untuk mengejar impiannya
menjadi Koki hebat dengan perantara pembantu koki kurus yang tidak
meyakinkan, Alfredo Linguini. Film ini juga sempat menjadi film animasi 3d
yang masuk nominasi Oscar terbanyak (lima nominasi Oscar) sebelum di
tahun berikutnya rekor ini pecah oleh film Pixar yang lain, WALL E.
6. TOY STORY (1995)

Cast: Tom Hanks, Tim Allen

Director: John Lasseter
Budget: $ 30 M
Domestic Gross: $ 191 M
International Gross: $ 170 M
Ini dia film yang membuat studio PIXAR besar hingga sekarang. Kisah
tentang mainan-mainan Andy berawal dari kecemburuan Woody sang
koboi terhadap Buzz Lightyear, mainan astronot baru milik Andy yang
berujung pada kerja sama keduanya untuk lari dari cengkraman Sid, si
perusak mainan. TOY STORY adalah film animasi 3d panjang pertama
yang dirilis secara luas. Sebelumnya, animasi 3d hanya dipakai untuk
special effect film-film live action, dan banyak orang percaya membuat film
animasi 3d panjang sama saja membuang uang yang sangat besar.
Namun John Lasseter dan kawan-kawannya di Pixar berhasil meyakinkan
Disney untuk melakukan kerjasama mutual dengan membuat film ini.
Bujetnya yang memakan $30 juta pun ternyata malah lebih rendah
daripada film The Lion King (1994) yang menghabiskan $45 juta. Film ini
pun menjadi film terlaris di tahun 1995, dan berhasil meraih Oscar berupa
Special Achievement untuk John Lasseter serta nominasi Best Song
“You’ve Got A Friend In Me” oleh Randy Newman, Best Music dan juga
Best Original Screenplay.
5. SHREK (2001)

Cast: Mike Myers, Cameron Diaz,

Eddie Murphy
Director: Andrew Adamson
Budget: $ 60 M
Domestic Gross: $ 267 M
International Gross: $ 216 M
Sampai sekarang, SHREK adalah usaha terbaik Dreamworks dalam
menyaingi dominasi Disney-Pixar dalam bidang film animasi 3d. Dengan
menggabungkan berbagai macam kisah dongeng yang sudah terkenal,
parody-parodi slapstick film-film terkenal, pengisi suara dari actor-aktor
yang sudah terkenal, SHREK berhasil menjadi sebuah film yang klasik.
Tokoh-tokoh utamanya pun bukan yang mudah mendapat simpati dari
para penikmat film, namun itulah kelebihan film ini. SHREK berhasil
menjadi film animasi pertama yang memenangkan kategori Best Animated
Feature di ajang Oscar tahun 2002. Film ini juga melahirkan tiga film
lanjutan yang sayangnya tidak pernah bisa lebih baik daripada film
originalnya ini.
4. FINDING NEMO (2003)

Cast: Albert Brooks, Ellen

DeGeneres, Alexander Gould
Director: Andrew Stanton
Budget: $ 94 M
Domestic Gross: $ 339 M
International Gross: $ 528 M
Tokoh utamanya adalah Marlin, seekor ikan badut yang tidak lucu sama
sekali yang mencoba mencari anaknya yang hilang, Nemo yang sebelah
siripnya pendek bersama Dori, ikan yang mempunyai penyakit hilang
ingatan sementara. Tokoh lain ada Hiu yang bertobat untuk tidak makan
daging ikan lainnya, ikan yang gila akan kebersihan, ikan yang
mempunyai kepribadian ganda dan mengira refleksi dirinya di cermin
adalah saudaranya, ditambah kura-kura tua yang bijak. FINDING NEMO
adalah film Pixar yang paling banyak memiliki tokoh unik secara psikologi.
Tidak hanya karakter, cerita yang menyentuh tentang single parent yang
berusaha menyelamatkan anaknya serta humor-humor segar ala Pixar
membuat FINDING NEMO menjadi film kedua terlaris di tahun 2003
(hanya TLOTR The Return Of The King yang mampu mengungguli
pendapatan film ini) dan sempat menjadi film animasi terlaris sepanjang
masa sebelum akhirnya dikalahkan oleh Shrek 2 di tahun berikutnya. Film
ini juga menjadi film Pixar pertama yang berhasil memenangkan Oscar di
kategori Best Animated Feature di tahun 2004.
3. TOY STORY 2 (1999)

Cast: Tom Hanks, Tim Allen

Sutradara: John Lasseter
Budget: $ 90 M
Domestic Gross: $ 245 M
International Gross: $ 238 M
John Lasseter kembali menyutradari film seri TOY STORY yang
menurutku adalah yang terbaik. Jika di film pertama, Woody berusaha
menyelamatkan Buzz dari tetangga Andy, Sid sang perusak mainan, maka
di film kedua, kini Buzz yang berusaha menyelamatkan Woody dari
kolektor mainan sekaligus pemilik toko mainan, Al yang sudah mencuri
Woody dan berusaha menjualnya ke Jepang. Dalam seri ini juga
diperkenalkan tokoh baru, koboi wanita Jessie dan penggali tambang
Prospector, dan Bull’s Eye, kuda setia Woody. Yang membuat film ini
begitu hebat adalah film ini lebih emosional dibandingkan seri TOY
STORY yang lain, terutama saat scene Jessie menceritakan kisahnya
dengan pemilik lamanya, Emily diiringi dengan soundtrack “When She
Loved Me” yang akan membuat sebagian orang yang menontonnya
menjadi terharu.
2. UP (2009)

Cast: Edward Asner, Christopher Plummer,

Jordan Nagai
Sutradara: Pete Docter
Budget: $ 175 M
Domestic Gross: $ 293 M
International Gross: $ 438 M
10 menit awal UP akan langsung membuat anda jatuh cinta dengan film
ini. 10 menit yang memperkenalkan kita pada tokoh sentral Carl
Fredrickson dan juga mendiang istrinya. Konsep awal UP simpel saja,
petualangan seorang kakek dan anak kecil dalam rumah terbang yang
diangkat oleh ratusan ribu balon. Menurutku UP adalah film pixar dengan
skenario terbaik hingga sekarang. Penulisan yang emosional, lucu dan
penuh aksi, karakter yang masuk akal (UP adalah film Pixar pertama
dimana tokoh sentralnya adalah manusia dan bukan benda mati atau
binatang bersuara), musik yang pas oleh Michael Giaccino serta animasi
yang smooth yang biasa ditampilkan Pixar membuat film ini menjadi film
Pixar pertama yang dinominasikan sebagai Best Picture di ajang Oscar.
Film ini juga menang di kategori Best Animated Feature dan Best Music di
ajang yang sama pada tahun 2010.
1.
WALL E (2008)

Cast: Ben Burtt, Elissa Knight, Jeff Garlin

Sutradara: Andrew Stanton
Bujet: $ 180 M
Domestic Gross: $ 223 M
International Gross: $ 310 M
2/3 dari film ini hanya diisi oleh dialog yang terdiri dari dua kata yang
merupakan nama tokoh kedua karakter film ini “Wall E” dan “Eve”.
Bercerita tentang robot terakhir di bumi yang sudah tidak lagi dihuni
manusia, Wall E sudah bekerja sesuai instingnya selama ribuan tahun
sebagai robot pengumpul sampah sampai akhirnya dia bertemu dengan
Eve, robot peneliti biologis yang berasal dari luar angkasa. Wall E yang
tadinya merasa kesepian kini menemukan cinta sejatinya. Kisah cinta
sejati Wall E dan Eve inilah yang menjadi kisah sentral film ini, ditambah
dengan sedikit sentilan tentang manusia yang merusak bumi, serta
animasi yang sangat mulus, indah dan realistis menjadikan WALL E
sebagai film terbaik pixar sampai sekarang dan pantas menduduki posisi
pertama di dalam daftar 15 FILM ANIMASI 3D TERBAIK versiku. Walau
masuk dalam enam nominasi Oscar (WALL E adalah film animasi 3D yang
dinominasikan Oscar terbanyak sampai sekarang), juri Oscar terlalu egois
untuk tidak menominasikan film ini dalam nominasi Best Picture, namun
walau begitu film ini tetap berhasil meraih Oscar untuk kategori Best
Animated Feature di tahun 2009 yang merupakan piala Oscar kedua bagi
Andrew Stanton setelah sukses lewat FINDING NEMO.