ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN RASIO KEUA

USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN RASIO KEUANGAN
DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA : STUDI KASUS
PADA PD. BPR-BKK DI KOTA/KAB TEGAL
TIM PENGUSUL
No
1.
2.
3.

Nama
Yeni Priatna Sari, SE, Msi.Ak.CA (Ketua)
Sunandar,SE.Msi.Ak.CA (Anggota)
Mohammad Alfian,SE (Anggota)

NIPY
009.011.062
009.008.042
04.015.209


PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
JULI 2015

1

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN RASIO KEUANGAN
DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA : STUDI KASUS
PADA PD. BPR-BKK DI KOTA/KAB TEGAL

Diajukan Untuk Mendapatkan Dana Penelitian Dari Institusi
TIM PENGUSUL

No
1.
2.
3.


Nama
Yeni Priatna Sari, SE, Msi.Ak.CA (Ketua)
Sunandar,SE.Msi.Ak.CA (Anggota)
Mohammad Alfian,SE (Anggota)

NIPY
009.011.062
009.008.042
04.015.209

Tegal,

Juli 2015

Mengusulkan,
Ketua Program Studi DIII Akuntansi
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

Menyetujui

Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

Ida Farida, SE, M.Si
NIPY. 009.011.063

Dairoh, M.Sc
NIPY. 04.014.178
2

HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN RASIO KEUANGAN
DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA : STUDI KASUS
PADA PD. BPR-BKK DI KOTA/KAB TEGAL
Diajukan untuk mendapatkan dana penelitian dari institusi dan Telah dilakukan
seminar proposal penelitian serta dinyatakan layak untuk dilanjutkan dalam
penelitian pada Politeknik Harapan Bersama
TIM PENGUSUL
No

1.
2.
3.

Nama
Yeni Priatna Sari, SE, Msi.Ak.CA (Ketua)
Sunandar,SE.Msi.Ak.CA (Anggota)
Mohammad Alfian,SE (Anggota)

NIPY
009.011.062
009.008.042
04.015.209

Tegal,

Juli 2015

Reviewer


Sunandar, SE.MSi.Ak, CA
NIPY.009.008.042
Mengetahui,
Direktur
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

Menyetujui
Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

Moh.Chambali, B.Eng.,M.Kom

Dairoh, M.Sc

3

NIPY.012.002.005

NIPY. 04.014.178


4

BAB I
1.1.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Sebuah perusahaan terdiri dari sekumpulan orang yang
membentuk sebuah perusahaan yang berusaha untuk mencapai suatu
tujuan dalam bidang tertentu baik dalam bidang jasa maupun industri.
Salah satu kegiatan yang penting dari persahaan adalah mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Perusahaan akan terus berkembang dan banyak
pihak yang terlibat dalam perkembangan perusahaan tersebut. Pihakpihak ini bukan hanya berasal dari manajemen tetapi juga pihak luar.
Para pelaku bisnis dan pihak pemerintah membutuhkan
informasi dalam pengambilan keputusan. Untuk pengambilan keputusan
ekonomi para pelaku bisnis dan pemerintah membutuhkan informasi
tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Untuk itu muncul
kebutuhan akan informasi akuntansi yang menyediakan informasi untuk
membantu berbagai individu dalam mengambil keputusan ekonomi,

banyak informasi yang relevan dengan tujan ini disajikan dalam laporan
keuangan perusahaan.
Secara ringkas informasi akuntansi dapat diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan. Dari laporan keuangan perusahaan dapat
diperoleh informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja
perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan
dengan laporan keuangan. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang
perkembangan financial suatu perusahaan diperlukan analisa terhadap

1

data financial dari perusahaan yang bersangkutan yang tersaji dalam
laporan keuangan.
Analisa rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis,
pihak pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam
menilai kondisi keuangan suatu perusahaan termasuk perusahaan
perbankan. Berdasarkan undang-undang No 7 tahun 1992 tentang
perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang no 10
tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam rangka meningkatkan teraf hidup rakyat banyak.
Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya
digunakan analisis CAMEL (Kasmir; 2003). Unsur-unsur penilaian
dalam CAMEL tersebut meliputi capital, Assets, Management, Earnings,
Liquidity. Empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital, Assets,
Management, Earnings, Liquidity. Dinilai dengan menggunakan rasio
keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat
dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan. Bahkan lebih
dari itu, rasio keuangan bermanfaat dlam memprediksi laba perusahaan
(Mas’ud Machfoedz 1994)
Penilaian kinerja perusahaan perbankan khususnya Bank
Perkreditan Rakyat diatur dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan
bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang mewajibkan Bank
Umum untuk melakukan Tatacara penilaian kesehatan bank terbaru
tersebut, yang di sebut sebagai Metode RGEC, yaitu singkatan dari Risk

2

Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital. Berdasarkan

latar belakang pemikiran tersebut penelitian tentang manfaat rasio
keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba untuk perusahaan
perbankan khususnya pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
dan Badan Kredit Kecamatan di Kota/kabTegal menarik untuk
dilakukan.
1.2.

Perumusan Penelitian
Manfaat rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba
pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit
Kecamatan di Kota/Kab Tegal dapat diukur melalui pengujian pengaruh
pertumbuahn rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Bedasarkan
uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagi berikut:
Apakah ada pengaruh yang signifikan dari pertumbuhan rasio
keuangan pada variabel capital, assets, earnings, liquidity secara
bersama-sama dan individual terhadap pertumbuhan pada PD. BPR-

1.3.

BKK di Kota/Kab Tegal?

Pembatasan Penelitian
Lingkup dalam penelitian ini, rasio-rasio keuangan yang
digunakan dalam memprediksi pertumbuhan laba dibatasi pada rasio
keuangan perusahaan yang digunakan dalam penilaian tingkat kesehatan
BPR-BKK yang berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia. Periode

1.4.

data yang digunakan dibatasi pada tahun 2011 s/d 2014.
Tujuan Penelitian
Peneltian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : Untuk
menganalisis pengaruh pertumbuhan rasio keuangan pada variabel
capital, assets, earnings, liquidity secara bersama-sama dan individual

3

dalam memprediksi pertumbuhan laba pada PD. BPR-BKK di Kota/Kab
Tegal
1.5.


Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan
penulis dan mengetahui perbandingan teori yang didapat di bangku
kuliah dengan keadaan sebenarnya
2. Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

1.6.

Kerangka Pemikiran
Penelitian ini akan menganalisis tentang pengaruh pertumbuhan
rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada PD. BPRBKK di Kota/Kab Tegal dengan menggunakan pendekatan analisis
regresi. Rasio-rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel
penelitian dalam memprediksi pertumbuhan laba pada PD. BPR-BKK
bersumber dari Bank Indonesia sebagai berikut:
Tabel 1. Rasio Keuangan PD BPR-BKK
Variabel
Capital

Indikator
Rasio modal terhadap aktiva

Asset (kualitas aktiva

tertimbang menurut resiko
1. Rasio aktiva produktif

produktif)

yang diklasifikasikan
terhadap aktiva produktif
2. Rasio penyisihan
penghapusan aktiva
produktif yang dibentuk
terhadap penyisihan
penghapusan aktiva
produktif yang wajib

4

Earnings

dibentuk.
1. Rasio laba terhadap total
asset
2. Rasio biaya oprasional
terhadap pendapatan
operasional

Kondisi permodalan,kaualitas aktiva,profitabilitas dan likuiditas
mungkin akan mempengarukuuhi pertumbuhan laba yang akan dicapai
suatu perusahan perbankan termasukan PD. BPR = BKK. Kondisi
permodalan (yang diukur dengan capital rasio) adalah berkaitan dengan
penyedian modal sendiri yang diperlukan untuk menutup resiko.kualitas
aktiva (yang diukur dengan assets rasio) berkaitan dengan kelangsungan
usaha bank.pengelolaan aktiva diarahkan kepada pengelolaan aktiva
produktif (earnings assets) dengan masduk untuk memperopleh
penghasilan kemampuan perusahan perbankan dalam memperoleh laba
(yang diukur dengan earning rasio) dan kondisi likuidis (yang diukur
dengan liquidity ratio) akan menentukan kredibilitas suatu perusahaan
perbankan dan akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan laba yang
akan dicapai.
Permasalahan yang harus dipecahkan dalam penelitian ini
adalah:
Apakah ada pengaruh yang signifikan dari pertumbuhan rasio keuangan
pada variabel capital, asset, earning, liquiditiy secara bersama-sama dan
individual terhadap pertumbuhan laba pada PD. BPR = BKK eks
karesidanan Tegal ?

5

Berdasar uraaian diatas untuk lebih jelasnya, alur pikir penelitian
ini dituangkan dalam gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Alur pikir penelitian
Capital
Asset

laba

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manfaat pelaporan keuangan
Didalam statement of financial accounting concepts (SFAC)
Earnings

2.1.

liquiditiy

nomer 1 menyatakan bahwa tujuan pertama pelaporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang barmanfaat pada investor, kredit dan
pemakai dalam membuat keputusan untuk investasi, kredit dan
keputusan lainya.
Tujuan kedua adalah menyediakan informasi untuk membantu
inverstor, kreditur dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu
dan ketidakpastian dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan
,penulasan atau jatuh temponya surat-surat berharga.tujuan kedua
pelaporan keuangan tersebut mengandung makna bahwa investor
menginginkan informasi tentang hasil dan resiko atas investasi yang
dilakukan
Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 2
menjelaskan bahwa salah satu karakteristik kualiatatif yang harus
dimilik oleh informasi prediksi. Hal ini menunjukkan bahwa informasi
akuntasi seperti yang tercantum dalam laporan keuangan dapat
digunakan oleh investor dalam melakukan prediksi peneriman kas dari

6

deviden dan bungan di masa yang akan datang. Deviden yang akan
terima oleh investor akan tergantung pada jumlah laba yang diperoleh
perusahan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, prediksi laba
perusahan dengan menngunakan informasi laporan keuangan menjadi
sangat penting untuk dilakukan.Salah satu cara memprediksi laba
perusahan adalah dengan menggunakan rasio keuangan.
2.2.

Pengertian Bank
Berdasarkan ungang–undang no. 27 tahun 1992 tentang
perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 10
tahun 1998 tentang perbankan dalam pasal 1, bank adalah usaha yang
menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam rangka meningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Dalam pasal 5 undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan, menurut jenisnya bank terdiri dari bank umum dan bank
perkreditan rakyat (BPR). Bank umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konversional dan/atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sedangkan bank perkreditan rakyat adalah bank yang
melakukan kegiatan usaha secara konversional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.

2.3.

Kinerja bank

7

Di indonesia kinerja bank diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum, tentang tatacara penilaian kesehatan bank perkreditan
rakyat penilaiannya dilakukan terhadap lima indikator yang dikenal
dengan istilah CAMEL yang meliputi:
2.3.1. Capital (permodalan)
Berdasarkan pada ketentuan yang berlaku Bank-bank
diwajibkan

untuk

memelihara

kewajiban

penyediaan

modal

minimum (KPMM) sekurang-kurangnya 8%. Oleh karena itu cara
penilaian terhadap modal kurang dari 8% dalam ketentuan ini
diberikan peringkat kurang sehat. Penilaian terhadap faktor
permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap rasio aktiva
tertimbang menurut resiko (ATMR)
2.3.2. Assets (Kualitas Aktiva Produktif)
Penilaian terhadap faktor kualitas produktif didasarkan pada
dua rasio pengukuran yaitu :
2.3.2.1. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap
aktiva produktif
2.3.2.2. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang
dibentuk terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif
yang wajib dibentuk.
2.3.3. Management
Penilaian terhadap faktor manajemen mencangkup dua
komponen yaitu manajemen umum dan manajemen resiko dengan
menggunakan daftar pertanyaan.
2.3.4. Earnings
Penilaian terhadap faktor earning didasarkan pada dua rasio
pengukuran yaitu:
2.3.4.1.
Rasio Return on Assets

8

2.3.4.2.

Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasi

(BOPC)
2.3.5. Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk
menginterpretasikan posisis keuangan jangka pendek. Likuiditas
dalam

kegiatan

perbankan

adalah

kemampuan

suatu

bank

menyediakan alat likuid (kas dan penanaman pada bamk lain dalam
bentuk giro dan tabungan dikurangi dengan tabungan bank lain pada
bank) dan membayar penarikan segala bentuk simpanan dan
kewajiban lainnya.
Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada dua

2.4.

rasio pengukuran yaitu:
1. Rasio Alat likuid terhadap hutang lancar
2. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank.
Hasil Penelitian Terdahulu
Pankoff dan Virgill (1970) mengemukakan bahwa manfaat
laporan keuangan tidak dapat diukur hanya keakuratannya dalam
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan pada masa lalu tetapi juga
harus diukur manfaatnya dalam memprediksi kondisi keuangan
perusahaan pada masa yang akan datang. Pankoff dan Virgill juga
mengemukakan bahwa laporan keuangan bermanfaat sebagai input
dalam pengambilan keputusan investasi.
Ou dan Penman (1989) melakukan penelitian yang bertujuan
untuk menaksir nilai perusahaan dengan menggunakan laporan
keuangan. Ou dan Penman menguji manfaat rasio keuangan dalam
memprediksi keuntungan saham dan menyeleksi 68 rasio keuangan
dengan stepwise regression. Hasil seleksi menunjukkan bahwa terhadap

9

16 rasio keuangan untuk periode 1965 sampai dengan 1972 dan 18
rasiokeuntungan untuk periode 1973-1977 yang signifikan digunakan
dalam memprediksi keuntungan saham.
Mas’ud Machfoedz (1994) melakukan penelitian tentang
manfaat rasio keuangan dalam memprediksi laba terhadap 68
perusahaan pabrikan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Mas’ud
Machfoedz menganalisis 47 rasio keuangan dengan stepwise regression.
Hasil seleksi menunjukkan bahwa terdapat 13 rasio keuangan yang
signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.

Jenis penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survery pada
PD.BPR-BKK di Kota/Kab Tegal

3.2.

Obyek penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh PD.BPR-BKK eks
karesiden Tegal

3.3.

Data yang dibutuhkan
Laporan keuangan PD BPR-BKK di eks karesiden Tegal
untuk periode waktu tahun 2011 s/d 2014. Untuk menjaga
kerahasiaan sampel, maka identitas masing-masing PD BPR-BKK

10

ditulis secara acak dan tersamar, seperti PD BPR-BKK ’’A’’, PD
BPR-BKK ’’ B’’, PD BPR-BKK’’C’’.
3.4.

Metode penentuan jumlah sampel
Penentuan jumlah sampel dari populasi yang ada pada
pendapat slovin (Umar,2000), dengan rumus sebagai berikut:
N
2
1+ Ne r
K etarangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

n=

pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir
3.5.

Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara Library
Reseach/Studi Dokumentasi. Data sekunder dikumpulkan, baik dari
Bank Indonesia/laman bi.go.id maupun sumber-sumber kepustakaan,
seperi jurnal, dokumen

3.6.

Sumber Data
a. Dulu primer yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek
penelitian melalui observasi dan wawancara.
b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh

dari literature-

literature, catatan-catatan dan arsip bank yang berhubungan
dengan penellitian ini

3.7.

Definisi Operasional

11

Didasarkan atas permasalah dan hipotesis yang telah dikemukakan,
maka variable-variabel yang akan diteliti dan dianalisis dalam
penelitian ini adalah :
1. Dependent variable (variable terikat) ini laba sebelum pajak
sebagai indikator pertumbuhan laba
2. Independent Variabel (variabel bebas)
Variable bebas adalah variable yang diguna secara bebas
berpengaruh terhadap dependen, yaitu : Capital (X1), Assets
(X2), Earning (X3), Liability (X4).
a) Capital di ukur dengan menggunakan indikator :
Rasio modal yaitu perbandingan antara modal dengan aktiva
tertimbang menurut resiko (ATMR) Untuk menghitung ini
digunakan rumus berikut:
Modal
Rasio moda l=
ATMR
Perhitungan rasio ini akan menunjukkan kemampuan
permodalan untuk menutup kemungkinan atas kredit yang
diberikan beserta kerugian papda investasi surat-surat
berharga. Menurut ketentuan Bank indonesia setiap PD BPRBKK diwajibkan menyediakan modal minimum sebesar 8%
b) Assets di ukur dengan menggunakan indikator
(1) Rasio kualitas produtif ini terdiri
produktif yaitu perbandingan antara jumlah aktiva
produktif yang diklasifikasi dengan aktiva produktif.
Berdasarkan

Peraturan

Bank

Indonesia

No.13/26/PBI/2011 Tanggal 28 Desember 2011 yang
dimaksudkan dengan aktiva produktif adalah penanaman
dana bank dalam bentuk kredit,
penanaman

lainnya

yang

surat berharga,

dimaksudkan

untuk

12

memperoleh penghasilan. Sedangkan aktiva produktif
yang diklasifikasi adalah akitiva produktif baik yang
sudah

maupun

yang

mengandung

potesi

tidak

memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian
bagi bank.kualitasi aktiva produktif dinilai atas dasar
penngolongan kolektibilitasi yang terdiri dari atas lancar
(L), kurang lancar 50%, macet 100%. Untuk menghitung
rasio ini dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Rasio APYD I AP=
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan
x100%
Aktiva produktif

(2) Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang
bentuk

oleh

bank

(PPAPD)

terhadap

penyisihan

penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk oleh
bank (PPAPWD). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
No.13/26/PBI/2011

Tanggal

28

Desember

2011

ditetapkan bahwa bank wajib membentuk penyisihan
penghapusan aktiva produktif yang cukup guna menutup
resiko kemungkina kerugian Besarnya pembentukan
penyisihan sekurang-kurang:
(a) 0,5 dari aktiva produktif yang digolongan lancer
(b) 10% dari aktiva yang digolongkan kurang lancar
setelah dikurangin dengan agungan yang dikuasai

13

(c) 50%

diri

aktiva

produktif

yang

digolongkan

diragukan setelah dikurangi agunan dikuasai
(d) 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet
yang masih tercatat dalam pembukuan bank setelah
dikurangin dengan nilai agunan yang dikuasai
perhitungan nilai menggunakan rumus berikut:
Rasio PPAPD/PPAPWD=

penyisi h an peng h apusan dibentuk ole h Bank
{ ( 0,5%L ) } + ( 10%KL ) + ( 50 %D ) +(100 %M)

c) Earnings di ukur dengan menggunakan indikator:
Rasio rentabilitasi yang menunjukkan kemampuan
bank untuk mendapatkan hasil usaha dalam kurun waktu
tertenu dinyatakan dalam prosentase.Adapun masduk dan
tujuan dari analisis ini yaitu untukh bank mengukur tingkat
efisien usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh yang
bersangkutan. Rasio rentabilitas ini terdiri dari dua jenis
yaitu:
(1) Return on Assets
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam menghasilkan keuntungan assets uang dipercaya
Total Assets ini menggunakan rumus berikut ini :
Laba bersih sebelum pajak
ROA=
Jumlah Modal

14

(2) Rasio Biaya operasional terhadap pendapat Operasional
(BOPO) Rasio ini merupakan perbandingan antara biaya
operasional (BO) ini terhadap pendapatan operasional
(PO).Masduk dan kegunanaan rasio ini adalah untuk
mengukur kemapuan suatu bank untuk menekan biaya
opersional yang lebih tingi untuk menghitung rasio ini di
gunakan rumus berikut ini:
Rasio BOPO=

d) Likuditas
Likuiditas

dalam

Biaya Operasional
pendapatan operasional

kegiatan

perbankan

adalah

kemampuan suatu bank m,enyediakan suatu alat likuid dan
membayar penarikan segala bentuik simpan dan kewajiban
lainnya serta menyediakan berbagai jenis alat likuid unutk
meningkat kredit ,lukuidits di ukur dengan menngunakan
indikator:
(1) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang lancar
Yaitu rasio yang menumjukan kemapuan bank untuk
memenuhi yang dipunyai .Alat-alat likuid yang dimaksud
tersebut meliputi kas dan penanaman dana pada bank.
Sedangkan hutang lancar untuk menghitung rasio ini
digunakan dan deposito .Untuk menghitung rasio ini
digunakan rumus sebagai berikut:

15

Rasio Alat Likuid thd Hutang Lancar =
Alat−alat Likuid
Hutang Lancvar
(2) Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank
(LDR)
Yaitu merupakan perbandingan antara kredit yang
terhadap dana yang diterima oleh bank:
Untuk menghitung rasio ini digunakan rumus sebagai
beriku:
LDR=

Kredit yang diberikan
Dana yang terima

Pengertian kredit di sini melputi:
a) Kredit yang diberikan kepada masyarakat dikurangin
dengan kredit sindikasi yang dibiayai bank lain
b) Penanaman dana kepada bank lain, dalam bentuk
kredit yang diberikan dalam jangka
c) Penanaman dana kepada bank lain, dalam bentuk
kredit dalam rangka sedangkan dana yang diterima
oleh bank meliputi:
a) Deposito dan Tabungan Masyarakat
b) Pinjaman buku dari bank dalam jangka waktu
lebih dari 3 bulan (diular pinjaman sub ordinasi)
c) Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan
jangka waktu lebih dari 3 bulan
d) Modal inti dan
e) Modal pinjaman
4. Model Analisis Data

16

Model analisis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah
regresi linier berganda .Model analisis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: Y=b0+b1X1+b3X3+b4X4+e
Keterangan:
Y = pertumbuhan
X1 = pertumbuhan rasio keuangan pada variabel capital
X2 = pertumbuhan rasio keuangan pada variabel assets
X3 = pertumbuhan rasio keuangan pada variabel earnings
X4 = pertumbuhan rasio keuangan pada variabel liquidity
Bo = konstanta
b1,b2,b3,b4 = koefisien regresi
e = Variabel lain yang tidak teliti
5. Pengujian Hipotesis
1) Asumsi model regresi linier klasik
a) Normalitas
Uji normalitasi data dilakukan dengan metode normal
probability plot pada SPSS. Jika residual berasal dari
distribusi normal,maka nilai-nilai sebaran data akan terletak
di sekitar garis lurus (Santosa,2001)
b) Tidak terdapat multikolinearitas
jika pada model persaman regresi mengandung gejala
multitolinieritas berarti terjadi korelasi (mendekati sempurna)
antar variable independen Dalam SPSS, suatu variable
dikatakan

mengandung

multikolinieritas

apabila

nilai

Variance inflation factor (VIF) melebihi nilai 10 selain
menggunakan nilai VIF, dapat pula dengan melihat besarnya
nilai konfesien korelasi antara variabel bebasny.jika nilai
koefisen kolerasi antara masing-masing variabel bebasnya

17

tidak kurang dari 0,5 maka model tersebut tidak mengandung
unsur multikolinear.
c) Tidak terdapat heteroskadastisitas
Adanya heteroskedastisitas, berarti adanya varian variable
dalam model yang tidak sama (konstan).Untuk mendeteksi
gejala heteroskedastisitas ada atau tidakny pola yang terjadi
pada nilai residu pada model, metode yang dapat digunakan
seperti metode grafik park Gleyser, Barlet dan Rank
Spearman (Sudrajat,1988) pada penelitian ini digunakan
metode park Gleyser dengan menngunakan metode ini gejala
heteroskedastisitas akan ditujunkan oleh koefisen regresi dari
masing-masing variabel independen terhadap nilai absolute
residunya (e),jika nilai probabilitasnya> nilai alpahanya,
maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsure
heteroskedastisitas
2) Untuk

menguji

pengaruh

secara

bersama-sama

variabel

dependen terhadap variabel indenpenden digunakan uji F.
Adapun rumus adalah sebagai berikut (Supranto,2000) :
F = R² / (k-1)
1-R²/(n-k)
Keterangan:

= koefisien determinasi
K
= Jumlah variabel bebas
N
= Jumlah sampel

Kriteria Pengujian

18

H0:bj = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan secara bersamasama variabel independen terhadap variabel dependen
Ha:bj ≠ Terhadap pengaruh signifikan secara bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen.
Jika Fhitung ≤ Ftable, maka Ho diterima, Ha ditolak
Jika Fhitung > Ftable, maka Ho ditolak, Ha diterima
3) Untuk menguji pengaruh secara parsial variabel dependen
terhadap variabel independen digunakan uji t. Adapun rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut (Suparanto, 2000) :
t = bi
Sb i
Keterangan:
bI
= Koefisien regresi variabel ke-i
Sb I = Standar error variabel ke-i

Kriteria Pengujian :
H0:bj = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
antara

variabel

independen

terhadap

variabel

independen
Ha:bj ≠ Terhadap pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel independen
Ho diterima jika ttabel ≤t hitung ≤t tabel
Ho ditolak jika t hitung > ttabel