Teori belajar dari para ahli
Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli : Akhmad Sudrajat,2008
(http://akhmad sudrajat.word press.com/2008/01/31/hakekat belajar )
Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru”.
Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul
atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman”.
Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul
karena pengalaman”
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil
belajar dapat berbentuk :
1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis
maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan
sebagainya.
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan
lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol
matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam
membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan
hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan
keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu
kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang
efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan
strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam
tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri
individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek
atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran
dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol
oleh otot dan fisik.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam :
1. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan
penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan
penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik,
keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran
yang tinggi.
3. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang
masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai
pengertian yang benar.
4. Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya
dengan menggunakan daya ingat.
5. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian
dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).
6. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
7. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).
8. Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu.
9. Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih,
gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi
perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspekaspeknya. (lihat tautan ini : Taksonomi Perilaku Menurut Bloom)
Hakekat Belajar
Sebelum membahas masalah prinsip belajar dan pembelajaran sangatlah perlu dipahami terlebih
dahulu konsep belajar. Apakah belajar itu ?. Menurut Gagne (1984: ) belajar didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway
dalam Toeti Soekamto (1992: 27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan
pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan
dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut.
belajar adalah perubahan tingkahlaku;
perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan;
perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang
berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbeker 1974 dalam Toeti 1992:10) Dari pengertian di atas
dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku
sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan
berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut
harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat
pribadi dalam diri siswa,agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam
kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman
belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan.
Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung
optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses
membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan caramemanipulasi
lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinyaguru harus mengadakan pemilihan
terhadap berbagai starategi pembelajaranyang ada, yang paling memungkinkan proses belajar
siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan
( Arief Sukadi 1984:8) dan terkontrol. Tujuan -tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam
kurikulum yang berlaku. Peran guru disini adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar
tersebut
Dalam sistem pendidikan kita (UU. No. 2 Tahun 1989), seorang guru tidak saja dituntut sebagai
pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan
sebagai pendidik. Davies mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang
guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar, khususnyai
prinsip berikut :
Apapun yang dipelajari siswa , maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk
itu siswalah yang harus bertindak aktif;
Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya;
Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila mempengoreh penguatan langsung pada
setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi;
Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa akan membuat
proses belajar lebih berarti; dan
Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabula ia diberi
tangungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies 1971).
Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar
dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan
mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru
lakukan di dalam kelas Duffy dan Roehler (1989) mengatakan apa yang dilakukan guru agar
proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan
bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk
mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha
yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk
mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk
memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya
tujuan kurikulum. Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SD,SLTP dan SMU (1994)
istilah belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya
interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dll.
Selama ini Gredler (1986) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkahlaku itu pada
dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan (eksperimental) dan sangat sedikit sekali
bergantung pada situasi alami (kenyataan). Oleh karena itu lingjungan belajar yang mendukung
dapat diciptakan, agar proses belajar ini dapat berlangsung optimal.
Dikatakan pula bahwa proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan
pembelajaran. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu
pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah diamati.
Mengajar diartikan dengan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang
siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada
siswa saja tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah
disiapkan. Gagne dan Briggs (1979:3) mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal. Sepintas pengertian mengajar hampir sama dengan
pembelajaran namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang
memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu
oleh perancang atau guru. Sementara itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran
atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di
dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu
terjadinya perubahan sikap dan tingkahlaku siswa. Apa yang dipahami guru ini sesuai dengan
pengertian yang diuraikan dalam buku pedoman kurikulum (1994:3).
Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem masyarakat yang memberinya
masukan maupun menerima keluaran tersebut. Pembelajaran mengubah masukan yang berupa
siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik. Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu
fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen
siswa, fungsi pembelajaran dan penilaian ( yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumbersumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa (Arief,S. 1984:10). Sebenarnya belajar
dapat saja terjadi tanpa pembelajaran namun hasil belajar akan tampak jelas dari suatu
pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam
diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi
perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya.
Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa
dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka
program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan
memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya.
Choiri Setyawan - Kampoeng Batavia
Dari berbagai sumber
RAKASMUDA COMMENTS
(http://akhmad sudrajat.word press.com/2008/01/31/hakekat belajar )
Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru”.
Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul
atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman”.
Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul
karena pengalaman”
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil
belajar dapat berbentuk :
1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis
maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan
sebagainya.
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan
lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol
matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam
membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan
hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan
keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu
kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang
efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan
strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam
tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri
individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek
atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran
dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol
oleh otot dan fisik.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam :
1. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan
penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan
penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik,
keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran
yang tinggi.
3. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang
masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai
pengertian yang benar.
4. Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya
dengan menggunakan daya ingat.
5. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian
dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).
6. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
7. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).
8. Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu.
9. Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih,
gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi
perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspekaspeknya. (lihat tautan ini : Taksonomi Perilaku Menurut Bloom)
Hakekat Belajar
Sebelum membahas masalah prinsip belajar dan pembelajaran sangatlah perlu dipahami terlebih
dahulu konsep belajar. Apakah belajar itu ?. Menurut Gagne (1984: ) belajar didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway
dalam Toeti Soekamto (1992: 27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan
pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan
dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut.
belajar adalah perubahan tingkahlaku;
perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan;
perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang
berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbeker 1974 dalam Toeti 1992:10) Dari pengertian di atas
dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku
sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan
berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut
harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat
pribadi dalam diri siswa,agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam
kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman
belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan.
Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung
optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses
membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan caramemanipulasi
lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinyaguru harus mengadakan pemilihan
terhadap berbagai starategi pembelajaranyang ada, yang paling memungkinkan proses belajar
siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan
( Arief Sukadi 1984:8) dan terkontrol. Tujuan -tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam
kurikulum yang berlaku. Peran guru disini adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar
tersebut
Dalam sistem pendidikan kita (UU. No. 2 Tahun 1989), seorang guru tidak saja dituntut sebagai
pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan
sebagai pendidik. Davies mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang
guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar, khususnyai
prinsip berikut :
Apapun yang dipelajari siswa , maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk
itu siswalah yang harus bertindak aktif;
Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya;
Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila mempengoreh penguatan langsung pada
setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi;
Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa akan membuat
proses belajar lebih berarti; dan
Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabula ia diberi
tangungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies 1971).
Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar
dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan
mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru
lakukan di dalam kelas Duffy dan Roehler (1989) mengatakan apa yang dilakukan guru agar
proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan
bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk
mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha
yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk
mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk
memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya
tujuan kurikulum. Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SD,SLTP dan SMU (1994)
istilah belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya
interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dll.
Selama ini Gredler (1986) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkahlaku itu pada
dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan (eksperimental) dan sangat sedikit sekali
bergantung pada situasi alami (kenyataan). Oleh karena itu lingjungan belajar yang mendukung
dapat diciptakan, agar proses belajar ini dapat berlangsung optimal.
Dikatakan pula bahwa proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan
pembelajaran. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu
pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah diamati.
Mengajar diartikan dengan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang
siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada
siswa saja tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah
disiapkan. Gagne dan Briggs (1979:3) mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal. Sepintas pengertian mengajar hampir sama dengan
pembelajaran namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang
memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu
oleh perancang atau guru. Sementara itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran
atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di
dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu
terjadinya perubahan sikap dan tingkahlaku siswa. Apa yang dipahami guru ini sesuai dengan
pengertian yang diuraikan dalam buku pedoman kurikulum (1994:3).
Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem masyarakat yang memberinya
masukan maupun menerima keluaran tersebut. Pembelajaran mengubah masukan yang berupa
siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik. Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu
fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen
siswa, fungsi pembelajaran dan penilaian ( yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumbersumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa (Arief,S. 1984:10). Sebenarnya belajar
dapat saja terjadi tanpa pembelajaran namun hasil belajar akan tampak jelas dari suatu
pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam
diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi
perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya.
Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa
dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka
program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan
memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya.
Choiri Setyawan - Kampoeng Batavia
Dari berbagai sumber
RAKASMUDA COMMENTS