PENGARUH HASIL PENJUALAN TERHADAP LABA U

PENGARUH HASIL PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA PERUSAHAAN
Christine Livan
Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
Universitas Atma Jaya Makassar

ABSTRAK
Laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan dagang maupun jasa memerlukan laporan
keuangan untuk mengetahui perusahaan mendapatkan laba atau rugi. Penjualan adalah jumlah
yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan
perusahaan yang bersangkutan. Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilakukan baik
tunai maupun kredit. Sedangkan tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh hasil
penjualan terhadap laba bersih pada perusahaan-perusahaan.
Kata kunci : Penjualan, laba, laporan laba rugi.

PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang

Salah satu faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi besar laba adalah kondisi penjualan

perusahaan itu sendiri. Salah satu yang faktor yang mempengaruhi besar laba adalah kondisi penjualan pada
perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat penjualan maka semakin besar pula besar laba yang akan diperoleh
oleh perusahaan tersebut.
Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada
usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.
Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu
usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil
produk yang dihasikan. Penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam

1

memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti
pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.
Penjualan merupakan suatu unsur penting dalam suatu perusahaan atau badan usaha yang
bergerak dalam bidang perdagangan, karena dengan penjualan perusahaan berharap mendapat
keuntungan yang bisa untuk melanjutkan usaha perusahaan tersebut, karena itu perlu pelayanan
yang selektif mungkin. Untuk mendukung kegiatan sistem penjualan dibutuhkan suatu sistem
penjualan yang terkomputerisasi agar dapat memperlancar serta mempermudah proses
pengolahan data transaksi penjualan.
Pada dasarnya, setiap pelaku ekonomi mengetahui pengertian laba usaha dan bagaimana cara

untuk mendapatkannya.
Secara sederhana, bisa dikatakan bahwa laba usaha merupakan keuntungan yang kita peroleh
melalui suatu usaha yang kita lakukan. Namun, tentunya tidak mudah untuk memperoleh laba
usaha tersebut, karena ada berbagai resiko dalam memperolehnya.
Pada umumnya, setiap orang melakukan kegiatan ekonomi dengan tujuan untuk memperoleh
penghasilan yang digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Begitu pula dengan
laba usaha, setiap perusahaan yang bersifat swasta pastinya bertujuan khusus untuk mencari laba
sebesar-besarnya.
Namun, secara ekonomi laba usaha diartikan sebagai pendapatan perusahaan yang dikurangi
dengan biaya eksplisit atau biaya akuntansi perusahaan. Laba usaha juga berbeda dengan laba
ekonomi, dimana laba ekonomi merupakan pendapatan perusahaan yang dikurangi dengan biaya
eksplisit dan implicit.

II.

Rumusan Masalah

Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada bagian latar belakang tersebut, maka dapat
dirumuskan permasalahannya:
1. Bagaimana hubungan antara penjualan dan laba bersih pada suatu perusahaan?

2. Apakah hasil penjualan pada suatu perusahaan mempengaruhi laba bersih perusahaan tersebut?

2

III.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui jika adanya hubungan antara penjualan dan laba bersih pada suatu perusahaan.
2. Untuk mengetahui jika adanya pengaruh antara penjualan dan laba bersih.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Penjualan
Penjualan menurut Westwood (2006:34) adalah konsep lugas yang diantaranya berupa usaha
membujuk pelanggan unuk sebuah produk. Upaya itu meliputi “pesanan hari ini”. Meski
demikian kegiatan ini hanyalah salah satu aspek dari pemasaran.
Kegiatan penjualan terdiri atas transaksi barang atau jasa. Pejualan dapat dilaksanakan melalui
penjualan tunai ataupun penjualan kredit. Namun, Sugiono dkk. (dalam Arifin 2008:34)

menyatakan bahwa dalam membuat definisi penjualan yaitu, pendapatan adalah penghasilan
yang timbul dari aktifitas perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan yang berbeda disebut
penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, deviden, rolyali, dan sewa.
Tujuan dari manajemen penjualan adalah untuk mencapai hasil perkembangan bisnis seperti
yang telah direncanakan dengan memotivasi anggota tim penjualan untuk menampilkan
kemampuan terbaik mereka. Stewart (2006:1) menyatakan bahwa manajemen penjualan, seperti
halnya pekerjaan menjual itu sendiri adalah suatu proses yang tetap dan berulang
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penjualan Menurut Basu Swastha DH (2009:129) faktorfaktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan yaitu:
1. Kondisi dan kemampuan penjual
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu
pada prinsipnya melibakan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli

3

sebagai pihak kedua. Penjual harus dapa meyakinkan kepada embeli agar dapat berhasil
mencapai sasaran penjualan yang diharapkan oleh konsumen.
Penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yakni:
a. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkanan
b. Harga Produk
c. Syarat penjualan, seperi: pembayaran, penghantaran barang, pelayanan purna jual,

garansi dan sebagainya.

2. Kondisi pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula
mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual, pasar
pemerintahan ataukah pasar internasional
b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
c. Daya belinya
d. Frekuensi pembeliannya
e. Keinginan kebutuhan

3. Modal
Apabila barang yang dijual belum diketahui oleh pembeli maka penjual harus memperkenalkan
dulu atau membawa barangnya ke tempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut
diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik di dalam

4


perusahaan maupuun diluar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat
dilakukan apabila penjual memilik sejumlah modal untuk itu.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar bagian penjualan ditangani oleh orang yang telah ahli dibidang penjualan.
Lain halnya dengan usaha kecil yang dimana bagian penjualanya ditangani oleh orang yang juga
melakukan fungsi-fungsi lain hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sediki,
sisem organisasinya lebih sederhana, masalah yang dihadapi serta sarana yang dimilikinya juga
ditangani sendiri oleh pemimpinan dan tidak diberikan kepada orang lain.

5. Faktor lain yang mempengaruhi penjualan seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan
pemberian hadiah.
Untuk melaksanakan promosi diperlukan dana yang tidak sedikit dan hanya dapat dilakukan oleh
perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini dilakukan secara rutin, namun sebagian perusahaan
lebih berpegang pada prinsip “paling penting membuat barang yang berkualitas baik. Bilamana
prinsip tersebut dilaksanakan maka diharapkan pembeli akan membeli barang yang
Jadi, dalam melakukan kegiatan pasar terhdapat lima faktor yang mempengaruhi terpenuhinya
keinginan konsumen akan suatu barang yang di produksi maupun dijual oleh produsen.

2. Laba

Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan
cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Menurut Harahap
(2001:267) yang dimaksud dengan laba adalah “perbedaan antara realisasi penghasilan yang
berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan penghasilan itu.” sedangkan Pengertian Laba Menurut Suwardjono (2008 :
464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini
5

berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan
produksi dan penyerahan barang / jasa).
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau
kinerja perusahaan yang besarnya tampak di laporan keuangan, tepatnya laba rugi. Wild,
Subramanyam, dan Halsey (2005: 25) mendefenisikan laba sebagai berikut: Laba (earnings) atau
laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan
pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam
laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan
(revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen
laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam Stice, Stice,
dan Skousen (2004: 230)
1) Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau

pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu
barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang
sedang dilakukan entitas tersebut.
2) Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya
kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian
jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang
sedang dilakukan entitas tersebut.
3) Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan
atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan
kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau
investasi pemilik.
4) Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau
transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi
lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi
pemilik.
Jenis-jenis laba
6

Laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, Laba terdiri atas
beberapa jenis, yaitu :

1.

Laba kotor, Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan

2.

Laba Operasional, Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang
termasuk rencana perusahaan kecuali

3. Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax), Laba sebelum dikurangi

pajak merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi
pihakpihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena
jumlah ini menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.
4. Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih, Laba Bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai

pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini
akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai Deviden kepada para pemegang
saham.


Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan.
Menurut Stice, et al (2004 : 225-226) ”Riset mendukung pernyataan FASB bahwa
indikator terbaik atas kinerja adalah laba. Jadi memahami laba, apa yang diukur oleh laba
dan

komponen-komponennya

adalah

penting

untuk

dapat

memahami

dan

menginterpretasikan keadaan 30 keuangan suatu perusahaan”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) ”penghasilan bersih (laba) seringkali
digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti
imbalan investasi (return on investmen) atau penghasilan per saham (earnig per share)”.
Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba per tahun. Indikator
perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak, tidak
termasuk item extra ordinary dan discontinued operation.

Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator perubahan laba dimaksudkan untuk
menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang
dianalisis. Alasan mengeluarkan item extra ordinary dan discontinued operation dari laba

7

sebelum pajak adalah untuk menghilangkan elemen yang mungkin meningkatkan
perubahan laba yang mungkin tidak akan timbul dalam periode yang lainnya.

KERANGKA BERPIKIR
Pengaruh Penjualan Terhadap Laba Bersih

Menurut Budi Rahardjo (2000:33) bahwa: “ peningkatan laba bersih perusahaan, karena
dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan produk lebih besar dibandingkan dengan biayabiaya yang dikeluarkan. Faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya laba adalah
pendapatan, pendapatan dapat diperoleh dari hasil penjualan barang ” Eva Eresti (2008)
adanya hubungan yang erat volume penjualan terhadap peningkatan laba bersih perusahaan,
bahwa dengan semakin meningkatnya volume penjualan perusahaan ternyata membawa
keuntungan yang sangat besar bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil laba bersih
yang setiap tahunnya meningkat seiring dengan perubahan volume penjualan.

PENJUALAN

LABA BERSIH

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Penelitian Asosiatif
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan
penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

8

B.

Subyek Penelitian
Random sampling
Adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
anggota sampel.

ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

b

Model Summary

Std. Error of the
Model

R

1

R Square
.973

a

Adjusted R Square

.947

Estimate

.945

1.790E7

a. Predictors: (Constant), PENJUALAN
b. Dependent Variable: LABA_USAHA

b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

1.319E17

1

1.319E17

Residual

7.370E15

23

3.205E14

Total

1.393E17

24

F

Sig.

411.626

.000

a

a. Predictors: (Constant), PENJUALAN
b. Dependent Variable: LABA_USAHA
Coefficients

a

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)
PENJUALAN

Std. Error

-1.233E6

3.868E6

.183

.009

Coefficients
Beta

t

.973

Sig.
-.319

.753

20.289

.000

a. Dependent Variable: LABA_USAHA

9

1. Pada table pertama kita dapat melihat bahwa nilai korelasinya adalah 0.973 (R). Nilai
ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel penelitian ada di kategori kuat.

2. Melalui tabel ini juga diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi (KD) yang
menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan
variabel terikat. Nilai KD yang diperoleh adalah 94,7% yang dapat ditafsirkan bahwa variabel
bebas PENJUALAN memiliki pengaruh kontribusi sebesar 94,7% terhadap variabel laba
usaha dan 5,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel PENJUALAN.

3. Tabel ketiga digunakan untuk menentukan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi.
Berdasarkan tabel ketiga, diperoleh nilai Sig= 0.00 yang berarti < kriteria signifikan (0,05),
dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan
artinya, model regresi linier memenuhi kriteria linieritas. variabel PENJUALAN
mempengaruhi LABA USAHA.

4. Tabel keempat menginformasikan model persamaan regresi yang diperoleh dengan
koefisien konstanta dan koefisien variabel yang ada di kolom. Berdasarkan tabel ini
diperoleh model persamaan regresi : Y = -1.233E6 + 0.183 PENJUALAN

KESIMPULAN
1. Berdasarkan analisis penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa penjualan dan laba usaha memiliki korelasi atau hubungan.
Karena pada tabel pertama kita dapat melihat bahwa nilai korelasinya adalah 0.973
(R). Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel penelitian ada di
kategori kuat.

2. Melalui analisis penelitian dan pembahasan pula, penulis dapat menyimpulkan bahwa
Penjualan mempengaruhi laba usaha. Dari tabel ini diperoleh nilai R Square atau koefisien
determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh
interaksi variabel bebas dan variabel terikat. Nilai KD yang diperoleh adalah 94,7% yang
dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas PENJUALAN memiliki pengaruh kontribusi sebesar
94,7% terhadap variabel laba usaha dan 5,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
diluar variabel PENJUALAN.

10

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu , Megi Wulan , PENGARUH HASIL PENJUALAN TERHADAP LABA
BERSIH PADA PT BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA, TBK (2009).
Tersedia

di

http://www.gunadarma.ac.id/library/abstract/gunadarma_20206604-

ssm_fe.pdf

11

12