JURNAL ALUMINIUM DAN SENYAWA SENYAWANYA
ALUMINIUM DAN SENYAWA-SENYAWANYA
Shifi Syarifa F, Nur Mei S, Zulfah Ukhti S, Dewi Ikmah
Laboratorium Kimia Anorganik
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Aluminium adalah senyawa logam yang terletak pada golongan III A, dengan lambang unsur Al
dan memiliki nomer atom 13. Logam aluminium merupakan logam yang memiliki kelimpahan
terbesar di bumi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat logam
aluminium dan senyawa-senyawanya. Metode yang digunakan adalah pereaksian logam
aluminium dengan asam, basa, dan oksigen. Aluminium bersifat amfoter tetapi lebih cepat
bereaksi dengan basa daripada asam. Hal ini dikarenakan aluminium termasuk asam lewis.
Aluminium yang ditetesi larutan HgCl2 membentuk aluminium amalgama dan ion-ion aluminium
melarut. Larutan HgCl2 dapat membersihkan lapisan permukaan aluminium secara efektif
karena larutan tersebut dapat melepaskan lapisan oksida dari aluminium. Reaksi logam
aluminium dengan oksigen menghasilkan serabut seperti jarum.
Kata kunci: aluminium, amalgama, amfoter, asam lewis.
PENDAHULUAN
urutan kedua setelah besi dan baja,
Logam
aluminium
adalah
logam yang mempunyai sifat ringan
yang pemanfaatannya sangat luas.
Selain
ringan
kelebihan
panas
lain
yang
juga
memiliki
seperti pengantar
baik.
Aluminium
ditemukan pertama kali oleh Sir
Humprey Davy dalam tahun 1809
sebagai suatu unsur,d an pertama kali
direduksi oleh HC Oersted tahun
1825. Penggunaan logam aluminium
sebagai logam setiap tahunnya pada
yang tertinggi di antara logam non
fero. Produksi aluminium tahunan di
dunia mencapai 15 juta ton per tahun
pada
tahun1981.
Material
ini
dipergunakan di dalam bidang yang
luas bukan saja untuk peralatan
rumah tangga tetapi juga dipakai
untuk keperluan material pesawat
terbang, mobil, kapal laut, dan
konstruksi.
Aluminium
mempunyai
beberapa sifat-sifat karakter fisis
antara lain memiliki berat jenis
melarutkan logam ini. Pelarutan
sekitar 2,65-2,8 kg/dm3, mempunyai
lebih lambat jika dengan suasana
daya hantar listrik dan panas yang
asam sulfat encer atau asam nitrat
baik, tahan terhadap korosi, dalam
encer.
beberapa bahan, titik lebur 6580C
2Al + 6H+
dan susunan atom face centered
3H2
cubic. Aluminium murni mempunyai
beberapa
kekurangan
Proses pelarutan ini dapat
seperti
merniliki sifat mampu cor dan
dipercepat
mekanik
jarang
2Al3+ +
dengan
menambahkan
baik,
sehingga
merkurium II clorida pada campuran.
dipergunakan
untuk
Asam klorida pekat juga melarutkan
kurang
aluminium :
kebutuhan teknik yang memerlukan
ketelitian dan persyaratan kekuatan
bahan yang tinggi.
2Al3+ + 3H2 + 6Cl-
2Al + 6HCl
Asam sulfat pekat melarutkan
aluminium
dengan
membebaskan
belerang dioksida.
2Al3+ + 3 SO42- + 3SO2 +
2Al + H2SO4
6H2O
Asam klorida pekat membuat
aluminium menjadi pasif, dengan
hidroksida-hidroksida
membentuk
Bila terkena udara objekobjek aluminium akan teroksidasi
pada permukaannya. Tetapi lapisan
2Al + OH- + 3H2O
dapat
dengan
mudah
2[Al(OH)]- + 3H2
(Svehla, G. 1985 : 226 )
melindungi logam aluminium dari
encer
larutan
tetrahidroksoaluminat.
oksidasi inilah yang nantinya akan
oksidasi lanjutannya. Asam klorida
alkali
Reaksi
aluminium
klorida
dengan air merupakan reaksi yang
hebat
dan
menarik.
Ketika
meneteskan
air pada
aluminium
Eksperimen
yang
pertama
yaitu
klorida pekat, maka terjadi reaksi
mereaksikan logam aluminium dengan HCl.
hebat yang menghasilkan uap dari
Langkah pertama yang dilakukan adalah
gas
Jika
memasukkan 2 ml HCl encer dalam tabung
klorida
reaksi. Kemudian memasukkan 3 keping
padat ke dalam air berlebih, selain
logam Al ke dalamnya dan mengamati
mendapatkan awan hidrogen, kita
perubahan yang terjadi. Jika logam Al
juga
belum larut setelah 5 menit, campuran
hidrogen
ditambahkan
klorida.
aluminium
mendapatkan
sama.
Suatu
larutan
larutan
yang
aluminium
dipanaskan dengan hati-hati.
klorida normal memiliki pH antara
Eksperimen
yang
mereaksikan
memiliki pH yang lebih rendah lagi.
NaOH 0,1M. Mula-mula 2 ml NaOH
Aluminium klorida sendiri ketika
dimasukkan
bereaksi
ditambahkan
air
lebih
dari
dalam
3
aluminium
yaitu
2-3. Larutan yang lebih pekat akan
dengan
logam
kedua
tabung
keping
dengan
reaksi
logam
dan
Al
ke
sekedar larut. Sebagai contoh ion
dalamnya. Setelah itu mengamati perubahan
heksakuoaluminium
yang terjadi. Jika logam Al belum larut
terbentuk
bersama ion klorida
AlCl3(s)+ 6H2O(l)
setelah 5 menit, campuran dipanaskan
[Al(H2O)6]3+(aq)+3Cl- (aq)
penjepit tabung dan pembakar spirtus.
encer,
yang
logam
ketiga
aluminium
yaitu
dengan
oksigen. Langkah awal yang dilakukan
Alat. tabung reaksi, gelas kimia,
HCl
Eksperimen
mereaksikan
METODE PERCOBAAN
Bahan.
dengan hati-hati.
adalah meletakkan sepotong aluminium foil
ke dalam gelas kimia dan ditetesi dengan
beberapa
larutan
HgCl2.
Setelah
itu
dibiarkan
potongan logam Al, larutan HgCl2 0,1M
beberapa menit, dan aluminium foil tersebut
(dalam pelarut etanol), dan larutan NaOH
dicuci dengan aquades. Langkah selanjutnya
0,1M.
yaitu membiarkan aluminium foil tersebut di
Percobaan
ini
terdiri
atas
tiga
eksperimen, yaitu eksperimen 1, eksperimen
2, dan eksperimen 3.
udara terbuka dan mengamati serta mencatat
perubahan yang terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Table 2. Data Pengamatan Percobaan Aluminium dan Senyawa-Senyawanya.
No
1
Eksperimen
Reaksi dengan
Kel
.
1
HCl
2
3
4
5
Pengamatan
a. Sebelum pemanasan: tidak
terbentuk gelembung, reaksinya
lambat.
b. Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung.
a. Sebelum pemanasan: tidak terjadi
reaksi, logam Al tenggelam.
b. Setelah pemanasan: timbul
gelembung-gelembung gas,
terbentuk gas H2.
a. Sebelum pemanasan: tidak terjadi
reaksi, logam Al tenggelam.
b. Setelah pemanasan: timbul
gelembung-gelembung gas,
terbentuk gas H2.
a. Sebelum pemanasan:
tidak terbentuk
gelembung.
b. Setelah pemanasan:
gelembung yang terbentuk
sedikit dan reaksinya pun
lambat.
a. Sebelum pemanasan: terdapat
sedikit gelembung.
b. Setelah pemanasan: terdapat
Persamaan Reaksi
2Al(s)+6HCl(aq)
2AlCl3(aq) + 3H2(g)
6
a.
b.
7
a.
b.
8
a.
b.
2
Reaksi dengan
1
a.
NaOH
b.
2
a.
b.
3
a.
b.
4
a.
b.
5
a.
b.
gelembung jauh lebih banyak
sebelum dipanaskan.
Sebelum pemanasan: timbul
sedikit gelembung.
Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung tetapi tidak larut.
Sebelum pemanasan: tidak terjadi
perubahan.
Setelah pemanasan: timbul
gelembung gas.
Sebelum pemanasan: belum ada
perubahan.
Setelah pemanasan: timbul
gelembung gas.
Sebelum pemanasan: terbentuk
gelembung sedikit, reaksi lebih
cepat dari pada eksperimen 1.
Setelah pemanasan: gelembung
gas semakin banyak.
Sebelum pemanasan: timbul
gelembung - gelembung gas di
sekitar logam alumunium.
Setelah pemanasan: gelembung
gas yang timbul bertambah
banyak, terbentuk gas H2.
Sebelum pemanasan: terbentuk
sedikit gelembung pada logam
Al.
Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung lebih banyak, timbul
gas H2, NaOH bereaksi hebat
dengan logam Al.
Sebelum pemanasan:
terbentuk sedikit
gelembung.
Setelah pemanasan:
banyak gelembung,
reaksinya berjalan cepat.
Sebelum pemanasan: terdapat
gelembung.
Setelah pemanasan: terdapat
2Al (s)+ 2OH- (aq) + 3H2O(l)
2[Al (OH)4]- (aq) + H2
(g)
6
a.
b.
7
a.
b.
8
a.
b.
3
Reaksi dengan
1
a.
oksigen.
b.
2
a.
b.
3
a.
b.
4
a.
gelembung jauh lebih banyak.
Sebelum pemanasan: terbentuk
gelembung cukup banyak.
Setelah pemanasan: terbentuk
lebih banyak gelembung seperti
busa.
Sebelum pemanasan: timbul
gelembung-gelembung meskipun
hanya sedikit.
Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung yang lebih banyak.
Sebelum pemanasan: timbul
gelembung yang relatif cepat.
Setelah pemanasan: gelembung
semakin cepat.
Setelah ditetesi HgCl2, Al
yang semula berwarna
mengkilat berubah
menjadi kusam karena
lapisannya mengelupas.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: timbul Al2O3
tebentuk serabut putih
seperti jarum.
Setelah ditetesi HgCl2,
permukaan logam Al lebih
mengkilap.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terjadi pertumbuhan
serabut (putih) pada permukaan
logam alumunium seperti jarum.
Setelah ditetesi HgCl2,
lapisan oksida dari aluminium foil
terkelupas.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terbentuk serabutserabut seperti jarum.
Setelah ditetesi HgCl2,
2Al3+(s) +
Al2O3(s) + HgCl2(aq)
6Cl-(aq) + 3HgO(g)
Al3+(s) + 4H2O(l)
[Al(H2O)4]3+(aq)
4[Al(H2O)4]3+(aq) + 3O2(g)
2Al2O3(s) + 16 H2O(l)
b.
5
a.
b.
6
a.
b.
7
a.
terbentuk lapisan
berwarna merah seperti
karat di permukaan
aluminium foil.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: aluminium foil
berwarna keperakan
seperti pada awalnya.
Ketika diuapkan di udara
terbuka, terbentuk
serabut-serabut putih
seperti jarum.
Setelah ditetesi HgCl2,
aluminium foil mengelupas pada
lapisan luarnya.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: dihasilkan serabutserabut seperti jarum.
Saat ditetesi HgCl2, alumunium
foil mengelupas pada lapisan
luarnya.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terbentu serabutserabut putih.
Saat ditetesi HgCl2, selapautselaput yang melapisi logam Al
perlahan mengelupas dan timbul
gelembung-gelembung.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: timbul kristal jarum di
8
sekeliling logam Al tersebut.
a. Saat ditetesi HgCl2, aluminium
foil mengelupas.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terbentuk serabutserabut putih seperti jarum.
Eksperimen 1
Pada
Menurut teori, hasilnya yaitu terbentuk
eksperimen
logam
gelembung yang lebih banyak daripada
aluminium direaksikan dengan HCl encer.
eksperimen 1(sebelum dipanaskan). Setelah
Menurut teori yang ada, saat keduanya
dilakukan pemanasan, gelembung
direaksikan timbul sedikit gelembung atau
terbentuk
tidak terlihat gelembungnya. Hal ini terjadi
reaksinya berjalan dengan cepat. Hal ini
karena
dikarenakan
aluminium
ini,
kurang
reaktif,
juga
semakin
logam
yang
banyak
aluminium
dan
lebih
disebabkan oleh adanya lapisan oksida yang
bereaksi dengan basa. Sifat kereaktifan
melapisinya sehingga menyebabkan reaksi
logam aluminium terhadap basa disebabkan
berlangsung lambat. Untuk menaikkan laju
oleh sifat aluminium sebagai asam lewis.
reaksi agar reaksi dapat berjalan cepat, maka
dilakukan pemanasan. Setelah dilakukan
Reaksi yang terjadi:
2Al (s)+ 2OH-(aq)+3H2O(l) 2[Al(OH)4]
pemanasan terbentuk gelembung yang lebih
banyak
apabila
dibandingkan
dengan
sebelum pemanasan. Gelembung
(aq)
+ H2 (g)
ini
merupakan gas hidrogen (H2).
Reaksinya yaitu:
Dari
data
di
atas
dapat
diketahui bahwa percobaan yang
dilakukan oleh semua kelompok
sudah sesuai dengan teori yang
2Al(s) + 6HCl(aq)
2AlCl3(aq) + 3H2(g)
ada, yaitu timbul gelembung gas
yang
Dari data di atas dapat diketahui
lebih
banyak
apabila
dibandingkan dengan eksperimen
bahwa percobaan yang dilakukan oleh
1
semua kelompok sudah sesuai dengan teori
setelah
yang ada.
yang timbul semakin banyak.
(sebelum
pemanasan)
dipanaskan
Eksperimen 2
Eksperimen 3
Pada eksperimen yang kedua, logam
Pada
aluminium direaksikan dengan NaOH 0,1M.
aluminium
eksperimen
direaksikan
dan
gelembung
ketiga,
logam
dengan
larutan
HgCl2 dan didiamkan di udara terbuka. Hasil
percobaan
menurut
teori
yaitu
logam
aluminium mengelupas dan terlihat lebih
mengkilap setelah ditetesi larutan HgCl2.
Setelah itu dibilas dengan aquades untuk
membuang lapisan oksidanya dan didiamkan
di udara terbuka. Setelah beberapa menit
muncul serabut putih seperti jarum dari
logam
aluminium.
bertujuan
untuk
Penambahan
membersihkan
HgCl2
lapisan
oksida pada permukaan alumunium foil
secara efektif karena HgCl2 tersebut dapat
melepaskan lapisan oksida dari alumunium.
Reaksi yang terjadi yaitu:
Al2O3(s) + HgCl2(aq)
SIMPULAN
1. Logam
aluminium
dilapisi
dengan
oksidanya (Al2O3), sehingga logam
aluminium bersifat kurang reaktif.
2. Logam aluminium bersifat amfoter,
dapat bereaksi dengan asam maupun
basa.
3. Logam aluminium lebih reaktif apabila
bereaksi dengan basa daripada dengan
asam dikarenakan logam aluminium
lebih cenderung bersifat asam yaitu
2Al3+(s) + 6Cl-(aq) +
3HgO(g)
asam lewis sehingga logam aluminium
lebih mudah bereaksi dengan basa.
4. Penambahan HgCl2 dapat mengikis
Al3+(s) + 4H2O(l) [Al(H2O)4]3+(aq)
4[Al(H2O)4]3+(aq) + 3O2(g)
lapisan
2Al2O3(s) +
oksida
pada
Aluminium
sehingga aluminium dapat bereaksi
dengan oksigen.
16 H2O(l)
Dari data di atas dapat diketahui
DAFTAR PUSTAKA
bahwa percobaan yang dilakukan oleh
Ahmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan
kelompok 1-8 sudah sesuai dengan teori
Radiokimia. Bandung: PT. Citra
yang ada. Aluminium akan berekasi dengan
Aditya Bakti.
oksigen
yang ditandai
dengan
adanya
serabut putih seperti jarum (teroksidasi).
Cotton dan wilkinson. 1989. Kimia
Anorganik Dasar. Jakarata: UI.
Sugiyarto, Kristian H. 2010. Kimia
Anorganik Logam. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Svehla, G. 1985. Analisis Kuantitatif
Anorganik Makro dan Semi
Mikro. Jakarta: PT. Kalman
Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2014.
Petunjuk
Anorganik.
Praktikum
Kimia
Semarang:
Laboratorium Kimia FMIPA
UNNES.
Shifi Syarifa F, Nur Mei S, Zulfah Ukhti S, Dewi Ikmah
Laboratorium Kimia Anorganik
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Aluminium adalah senyawa logam yang terletak pada golongan III A, dengan lambang unsur Al
dan memiliki nomer atom 13. Logam aluminium merupakan logam yang memiliki kelimpahan
terbesar di bumi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat logam
aluminium dan senyawa-senyawanya. Metode yang digunakan adalah pereaksian logam
aluminium dengan asam, basa, dan oksigen. Aluminium bersifat amfoter tetapi lebih cepat
bereaksi dengan basa daripada asam. Hal ini dikarenakan aluminium termasuk asam lewis.
Aluminium yang ditetesi larutan HgCl2 membentuk aluminium amalgama dan ion-ion aluminium
melarut. Larutan HgCl2 dapat membersihkan lapisan permukaan aluminium secara efektif
karena larutan tersebut dapat melepaskan lapisan oksida dari aluminium. Reaksi logam
aluminium dengan oksigen menghasilkan serabut seperti jarum.
Kata kunci: aluminium, amalgama, amfoter, asam lewis.
PENDAHULUAN
urutan kedua setelah besi dan baja,
Logam
aluminium
adalah
logam yang mempunyai sifat ringan
yang pemanfaatannya sangat luas.
Selain
ringan
kelebihan
panas
lain
yang
juga
memiliki
seperti pengantar
baik.
Aluminium
ditemukan pertama kali oleh Sir
Humprey Davy dalam tahun 1809
sebagai suatu unsur,d an pertama kali
direduksi oleh HC Oersted tahun
1825. Penggunaan logam aluminium
sebagai logam setiap tahunnya pada
yang tertinggi di antara logam non
fero. Produksi aluminium tahunan di
dunia mencapai 15 juta ton per tahun
pada
tahun1981.
Material
ini
dipergunakan di dalam bidang yang
luas bukan saja untuk peralatan
rumah tangga tetapi juga dipakai
untuk keperluan material pesawat
terbang, mobil, kapal laut, dan
konstruksi.
Aluminium
mempunyai
beberapa sifat-sifat karakter fisis
antara lain memiliki berat jenis
melarutkan logam ini. Pelarutan
sekitar 2,65-2,8 kg/dm3, mempunyai
lebih lambat jika dengan suasana
daya hantar listrik dan panas yang
asam sulfat encer atau asam nitrat
baik, tahan terhadap korosi, dalam
encer.
beberapa bahan, titik lebur 6580C
2Al + 6H+
dan susunan atom face centered
3H2
cubic. Aluminium murni mempunyai
beberapa
kekurangan
Proses pelarutan ini dapat
seperti
merniliki sifat mampu cor dan
dipercepat
mekanik
jarang
2Al3+ +
dengan
menambahkan
baik,
sehingga
merkurium II clorida pada campuran.
dipergunakan
untuk
Asam klorida pekat juga melarutkan
kurang
aluminium :
kebutuhan teknik yang memerlukan
ketelitian dan persyaratan kekuatan
bahan yang tinggi.
2Al3+ + 3H2 + 6Cl-
2Al + 6HCl
Asam sulfat pekat melarutkan
aluminium
dengan
membebaskan
belerang dioksida.
2Al3+ + 3 SO42- + 3SO2 +
2Al + H2SO4
6H2O
Asam klorida pekat membuat
aluminium menjadi pasif, dengan
hidroksida-hidroksida
membentuk
Bila terkena udara objekobjek aluminium akan teroksidasi
pada permukaannya. Tetapi lapisan
2Al + OH- + 3H2O
dapat
dengan
mudah
2[Al(OH)]- + 3H2
(Svehla, G. 1985 : 226 )
melindungi logam aluminium dari
encer
larutan
tetrahidroksoaluminat.
oksidasi inilah yang nantinya akan
oksidasi lanjutannya. Asam klorida
alkali
Reaksi
aluminium
klorida
dengan air merupakan reaksi yang
hebat
dan
menarik.
Ketika
meneteskan
air pada
aluminium
Eksperimen
yang
pertama
yaitu
klorida pekat, maka terjadi reaksi
mereaksikan logam aluminium dengan HCl.
hebat yang menghasilkan uap dari
Langkah pertama yang dilakukan adalah
gas
Jika
memasukkan 2 ml HCl encer dalam tabung
klorida
reaksi. Kemudian memasukkan 3 keping
padat ke dalam air berlebih, selain
logam Al ke dalamnya dan mengamati
mendapatkan awan hidrogen, kita
perubahan yang terjadi. Jika logam Al
juga
belum larut setelah 5 menit, campuran
hidrogen
ditambahkan
klorida.
aluminium
mendapatkan
sama.
Suatu
larutan
larutan
yang
aluminium
dipanaskan dengan hati-hati.
klorida normal memiliki pH antara
Eksperimen
yang
mereaksikan
memiliki pH yang lebih rendah lagi.
NaOH 0,1M. Mula-mula 2 ml NaOH
Aluminium klorida sendiri ketika
dimasukkan
bereaksi
ditambahkan
air
lebih
dari
dalam
3
aluminium
yaitu
2-3. Larutan yang lebih pekat akan
dengan
logam
kedua
tabung
keping
dengan
reaksi
logam
dan
Al
ke
sekedar larut. Sebagai contoh ion
dalamnya. Setelah itu mengamati perubahan
heksakuoaluminium
yang terjadi. Jika logam Al belum larut
terbentuk
bersama ion klorida
AlCl3(s)+ 6H2O(l)
setelah 5 menit, campuran dipanaskan
[Al(H2O)6]3+(aq)+3Cl- (aq)
penjepit tabung dan pembakar spirtus.
encer,
yang
logam
ketiga
aluminium
yaitu
dengan
oksigen. Langkah awal yang dilakukan
Alat. tabung reaksi, gelas kimia,
HCl
Eksperimen
mereaksikan
METODE PERCOBAAN
Bahan.
dengan hati-hati.
adalah meletakkan sepotong aluminium foil
ke dalam gelas kimia dan ditetesi dengan
beberapa
larutan
HgCl2.
Setelah
itu
dibiarkan
potongan logam Al, larutan HgCl2 0,1M
beberapa menit, dan aluminium foil tersebut
(dalam pelarut etanol), dan larutan NaOH
dicuci dengan aquades. Langkah selanjutnya
0,1M.
yaitu membiarkan aluminium foil tersebut di
Percobaan
ini
terdiri
atas
tiga
eksperimen, yaitu eksperimen 1, eksperimen
2, dan eksperimen 3.
udara terbuka dan mengamati serta mencatat
perubahan yang terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Table 2. Data Pengamatan Percobaan Aluminium dan Senyawa-Senyawanya.
No
1
Eksperimen
Reaksi dengan
Kel
.
1
HCl
2
3
4
5
Pengamatan
a. Sebelum pemanasan: tidak
terbentuk gelembung, reaksinya
lambat.
b. Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung.
a. Sebelum pemanasan: tidak terjadi
reaksi, logam Al tenggelam.
b. Setelah pemanasan: timbul
gelembung-gelembung gas,
terbentuk gas H2.
a. Sebelum pemanasan: tidak terjadi
reaksi, logam Al tenggelam.
b. Setelah pemanasan: timbul
gelembung-gelembung gas,
terbentuk gas H2.
a. Sebelum pemanasan:
tidak terbentuk
gelembung.
b. Setelah pemanasan:
gelembung yang terbentuk
sedikit dan reaksinya pun
lambat.
a. Sebelum pemanasan: terdapat
sedikit gelembung.
b. Setelah pemanasan: terdapat
Persamaan Reaksi
2Al(s)+6HCl(aq)
2AlCl3(aq) + 3H2(g)
6
a.
b.
7
a.
b.
8
a.
b.
2
Reaksi dengan
1
a.
NaOH
b.
2
a.
b.
3
a.
b.
4
a.
b.
5
a.
b.
gelembung jauh lebih banyak
sebelum dipanaskan.
Sebelum pemanasan: timbul
sedikit gelembung.
Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung tetapi tidak larut.
Sebelum pemanasan: tidak terjadi
perubahan.
Setelah pemanasan: timbul
gelembung gas.
Sebelum pemanasan: belum ada
perubahan.
Setelah pemanasan: timbul
gelembung gas.
Sebelum pemanasan: terbentuk
gelembung sedikit, reaksi lebih
cepat dari pada eksperimen 1.
Setelah pemanasan: gelembung
gas semakin banyak.
Sebelum pemanasan: timbul
gelembung - gelembung gas di
sekitar logam alumunium.
Setelah pemanasan: gelembung
gas yang timbul bertambah
banyak, terbentuk gas H2.
Sebelum pemanasan: terbentuk
sedikit gelembung pada logam
Al.
Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung lebih banyak, timbul
gas H2, NaOH bereaksi hebat
dengan logam Al.
Sebelum pemanasan:
terbentuk sedikit
gelembung.
Setelah pemanasan:
banyak gelembung,
reaksinya berjalan cepat.
Sebelum pemanasan: terdapat
gelembung.
Setelah pemanasan: terdapat
2Al (s)+ 2OH- (aq) + 3H2O(l)
2[Al (OH)4]- (aq) + H2
(g)
6
a.
b.
7
a.
b.
8
a.
b.
3
Reaksi dengan
1
a.
oksigen.
b.
2
a.
b.
3
a.
b.
4
a.
gelembung jauh lebih banyak.
Sebelum pemanasan: terbentuk
gelembung cukup banyak.
Setelah pemanasan: terbentuk
lebih banyak gelembung seperti
busa.
Sebelum pemanasan: timbul
gelembung-gelembung meskipun
hanya sedikit.
Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung yang lebih banyak.
Sebelum pemanasan: timbul
gelembung yang relatif cepat.
Setelah pemanasan: gelembung
semakin cepat.
Setelah ditetesi HgCl2, Al
yang semula berwarna
mengkilat berubah
menjadi kusam karena
lapisannya mengelupas.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: timbul Al2O3
tebentuk serabut putih
seperti jarum.
Setelah ditetesi HgCl2,
permukaan logam Al lebih
mengkilap.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terjadi pertumbuhan
serabut (putih) pada permukaan
logam alumunium seperti jarum.
Setelah ditetesi HgCl2,
lapisan oksida dari aluminium foil
terkelupas.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terbentuk serabutserabut seperti jarum.
Setelah ditetesi HgCl2,
2Al3+(s) +
Al2O3(s) + HgCl2(aq)
6Cl-(aq) + 3HgO(g)
Al3+(s) + 4H2O(l)
[Al(H2O)4]3+(aq)
4[Al(H2O)4]3+(aq) + 3O2(g)
2Al2O3(s) + 16 H2O(l)
b.
5
a.
b.
6
a.
b.
7
a.
terbentuk lapisan
berwarna merah seperti
karat di permukaan
aluminium foil.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: aluminium foil
berwarna keperakan
seperti pada awalnya.
Ketika diuapkan di udara
terbuka, terbentuk
serabut-serabut putih
seperti jarum.
Setelah ditetesi HgCl2,
aluminium foil mengelupas pada
lapisan luarnya.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: dihasilkan serabutserabut seperti jarum.
Saat ditetesi HgCl2, alumunium
foil mengelupas pada lapisan
luarnya.
Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terbentu serabutserabut putih.
Saat ditetesi HgCl2, selapautselaput yang melapisi logam Al
perlahan mengelupas dan timbul
gelembung-gelembung.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: timbul kristal jarum di
8
sekeliling logam Al tersebut.
a. Saat ditetesi HgCl2, aluminium
foil mengelupas.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terbentuk serabutserabut putih seperti jarum.
Eksperimen 1
Pada
Menurut teori, hasilnya yaitu terbentuk
eksperimen
logam
gelembung yang lebih banyak daripada
aluminium direaksikan dengan HCl encer.
eksperimen 1(sebelum dipanaskan). Setelah
Menurut teori yang ada, saat keduanya
dilakukan pemanasan, gelembung
direaksikan timbul sedikit gelembung atau
terbentuk
tidak terlihat gelembungnya. Hal ini terjadi
reaksinya berjalan dengan cepat. Hal ini
karena
dikarenakan
aluminium
ini,
kurang
reaktif,
juga
semakin
logam
yang
banyak
aluminium
dan
lebih
disebabkan oleh adanya lapisan oksida yang
bereaksi dengan basa. Sifat kereaktifan
melapisinya sehingga menyebabkan reaksi
logam aluminium terhadap basa disebabkan
berlangsung lambat. Untuk menaikkan laju
oleh sifat aluminium sebagai asam lewis.
reaksi agar reaksi dapat berjalan cepat, maka
dilakukan pemanasan. Setelah dilakukan
Reaksi yang terjadi:
2Al (s)+ 2OH-(aq)+3H2O(l) 2[Al(OH)4]
pemanasan terbentuk gelembung yang lebih
banyak
apabila
dibandingkan
dengan
sebelum pemanasan. Gelembung
(aq)
+ H2 (g)
ini
merupakan gas hidrogen (H2).
Reaksinya yaitu:
Dari
data
di
atas
dapat
diketahui bahwa percobaan yang
dilakukan oleh semua kelompok
sudah sesuai dengan teori yang
2Al(s) + 6HCl(aq)
2AlCl3(aq) + 3H2(g)
ada, yaitu timbul gelembung gas
yang
Dari data di atas dapat diketahui
lebih
banyak
apabila
dibandingkan dengan eksperimen
bahwa percobaan yang dilakukan oleh
1
semua kelompok sudah sesuai dengan teori
setelah
yang ada.
yang timbul semakin banyak.
(sebelum
pemanasan)
dipanaskan
Eksperimen 2
Eksperimen 3
Pada eksperimen yang kedua, logam
Pada
aluminium direaksikan dengan NaOH 0,1M.
aluminium
eksperimen
direaksikan
dan
gelembung
ketiga,
logam
dengan
larutan
HgCl2 dan didiamkan di udara terbuka. Hasil
percobaan
menurut
teori
yaitu
logam
aluminium mengelupas dan terlihat lebih
mengkilap setelah ditetesi larutan HgCl2.
Setelah itu dibilas dengan aquades untuk
membuang lapisan oksidanya dan didiamkan
di udara terbuka. Setelah beberapa menit
muncul serabut putih seperti jarum dari
logam
aluminium.
bertujuan
untuk
Penambahan
membersihkan
HgCl2
lapisan
oksida pada permukaan alumunium foil
secara efektif karena HgCl2 tersebut dapat
melepaskan lapisan oksida dari alumunium.
Reaksi yang terjadi yaitu:
Al2O3(s) + HgCl2(aq)
SIMPULAN
1. Logam
aluminium
dilapisi
dengan
oksidanya (Al2O3), sehingga logam
aluminium bersifat kurang reaktif.
2. Logam aluminium bersifat amfoter,
dapat bereaksi dengan asam maupun
basa.
3. Logam aluminium lebih reaktif apabila
bereaksi dengan basa daripada dengan
asam dikarenakan logam aluminium
lebih cenderung bersifat asam yaitu
2Al3+(s) + 6Cl-(aq) +
3HgO(g)
asam lewis sehingga logam aluminium
lebih mudah bereaksi dengan basa.
4. Penambahan HgCl2 dapat mengikis
Al3+(s) + 4H2O(l) [Al(H2O)4]3+(aq)
4[Al(H2O)4]3+(aq) + 3O2(g)
lapisan
2Al2O3(s) +
oksida
pada
Aluminium
sehingga aluminium dapat bereaksi
dengan oksigen.
16 H2O(l)
Dari data di atas dapat diketahui
DAFTAR PUSTAKA
bahwa percobaan yang dilakukan oleh
Ahmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan
kelompok 1-8 sudah sesuai dengan teori
Radiokimia. Bandung: PT. Citra
yang ada. Aluminium akan berekasi dengan
Aditya Bakti.
oksigen
yang ditandai
dengan
adanya
serabut putih seperti jarum (teroksidasi).
Cotton dan wilkinson. 1989. Kimia
Anorganik Dasar. Jakarata: UI.
Sugiyarto, Kristian H. 2010. Kimia
Anorganik Logam. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Svehla, G. 1985. Analisis Kuantitatif
Anorganik Makro dan Semi
Mikro. Jakarta: PT. Kalman
Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2014.
Petunjuk
Anorganik.
Praktikum
Kimia
Semarang:
Laboratorium Kimia FMIPA
UNNES.