MAKALAH PERBEDAAN PROFESI DAN PROFESI HU

MAKALAH
PERBEDAAN PROFESI DAN PROFESI HUKUM
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ETIKA PROFESI HUKUM
Dosen Pengampu : Rina Suryanti, S.H.I, M.Sy

Oleh
Hosnan S20153017
Mursyid S20153018
Ahmad Hadi Rojani S20153032
Rifun Asyari S20153033
Misbahul Hasan S20163035

FAKULTAS SYARI’AH
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2018
Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
1


Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehairat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai
tepat waktu.
Terimakasih penulis

ucapkan

kepada semua pihak

yang telah membantu proses

penyusunan makalah ini terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah Etika Profesi
Hukum, Rina Suryanti, S.H.I, M.Sy yang telah memberikan arahan serta bimbingannya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis sadar dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak

kekurangannya. Maka dari itu penulis

mengharapkan

kritik serta saran

yang bersifat

membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Khususnya bagi
mahasiswa Hukum Tata Negara sehingga bisa menjadi tambahan wawasan dalam mengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jember, 05 Maret 2018

Penulis
Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
2


Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................

1

KATA PENGANTAR......................................................................................

2

DAFTAR ISI....................................................................................................

3

BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................

4


A. Latar Belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan Makalah .........................................................................

4
4
5

BAB 2. PEMBAHASAN.................................................................................

6

A. Pengertian Profesi & Profesi Hukum.........................................
B. Ruang Lingkup Hak dan Kewajiban Profesi Hukum .............
C. Batas Kewenangan Profesi Hukum............................................

5
7
9


BAB 3. PENUTUP..........................................................................................

17

A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran ............................................................................................

17
17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

18

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
3


Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat manusia
sehingga di dalam masyarakat selalu ada sistem hukum, ada masyarakat ada norma hukum (ubi
societas ibi ius). Hal tersebut dimaksudkan oleh Cicero bahwa tata hukum harus mengacu pada
penghormatan dan perlindungan bagi keluhuran martabat manusia. Hukum berupaya menjaga
dan mengatur keseimbangan antara kepentingan atau hasrat individu yang egoistis dan
kepentingan bersama agar tidak terjadi konflik.
Kehadiran hukum justru mau menegakkan keseimbangan perlakuan antara hak perorangan
dan hak bersama. Oleh karena itu, secara hakiki hukum haruslah pasti dan adil sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Hal tersebut menunjukkan pada hakikatnya para penegak
hukum (hakim, jaksa, Notaris, Advokat, dan polisi) adalah pembela kebenaran dan keadilan
sehingga para penegak hukum harus menjalankan dengan itikad baik dan ikhlas, sehingga profesi
hukum merupakan profesi terhormat dan luhur (officium nobile). Oleh karena itu mulia dan
terhormat, profesional hukum sudah semestinya merasakan profesi ini sebagai pilihan dan
sekaligus panggilan hidupnya untuk melayani sesama di bidang hukum.
Kewenangan hukum adalah hak seorang individu untuk melakukan sesuatu tindakan dengan

batas-batas tertentu dan diakui oleh individu lain dalam suatu kelompok tertentu. Penegak
hukum mempunyai batas kewenangan profesi hukum seperti batas kewenangan notaris, jaksa,
advokat dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian profesi dan profesi hukum?
2. Bagaimana ruang lingkup hak dan kewajiban profesi hukum?
3. Sampai di mana batas kewenangan profesi hukum?
C. Tujuan Makalah
Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
4

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan makalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari profesi dan profesi hukum
2. Mengetahui ruang lingkup hak dan kewajiban profesi hukum

3. Paham batas kewenangan profesi hukum?

BAB II
Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
5

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

PEMBAHASAN

A. Pengertian profesi dan profesi hukum
Dalam kamus besar bahasa Indonesia di jelaskan pengertian profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian ( keterampilan, kejujuran dan sebagainya )
tertentu.
Sejalan dengan pengertian profesi diatas, Habeyb menyatakan bahwa profesi adalah
pekerjaan dengan keahlian khusus sebagai mata pencarian. Sementara itu menurut Kamaruddin,
profesi ialah suatu jenis pekerjaan yang karena sifatnya menuntut pengetahuan yang tinggi,
khusus dan latihan yang istimewa.1

Menurut Frans Magnis Suseno, profesi itu harus dibedakan dalam dua jenis, yaitu profesi
pada umumnya dan profesi luhur. Profesi pada umumnya, paling tidak ada dua prinsip yang
wajib ditegakkan yaitu:
1. Prinsip agar menjalankan profesinya secara bertanggung jawab; dan
2. Hormat terhadap hak-hak orang lain.
Dalam profesi yang luhur motifasi utamanya untuk memperoleh nafkah dari pekerjaan
yang dilakukannya, disamping itu juga terdapat dua prinsip yang penting, yaitu:
1. Mendahulukan kepentingan orang yang di bantu; dan
2. Mengabdi pada tuntutan luhur profesi.2

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Profesi hukum merupakan salah satu dari sekian profesi lain, misalnya profesi dokter,
profesi teknik, dn lain-lain. Profesi hukum mempunyai ciri tersendiri, karena profesi ini sangat
1 Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia ( Cet. I; Jakarta: Sinar
Grafika, 2006 ), h. 16.
2 Sufirman Rahman dan Nurul Qamar, Etika Profesi Hukum ( Cet. I; Makassar: Pustaka
Refleksi, 2014 ), h. 76-77.

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum


Page
6

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

bersentuhan langsung dengan kepentingan manusia yang lazim disebut dengan klien. Profesi
hukum mempunyai keterkaitan dengan bidang-bidang hukum yang terdapat dalam negara
kesatuan Repoblik Indonesia, misalnya kehakiman, kejaksaan, kepolisian, mahkamah agung,
serta mahkamah konstitusi.3
Profesi adalah pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan
secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan.4
Profesi hukum

adalah

profesi untuk mewujudkan ketertiban berkeadilan yang

memungkinkan manusia dapat menjalani kehidupannya secara wajar (tidak perlu tergantung
pada kekuatan fisik maupun finansial). Hal ini dikarenakan Ketertiban berkeadilan adalah

kebutuhan dasar manusia, dan Keadilan merupakan Nilai dan keutamaan yang paling luhur serta
merupakan unsur esensial dan martabat manusia.
B. Ruang Lingkup Hak dan Kewajiban Profesi Hukum
Ruang Lingkup Etika Profesi Hukum adalah Untuk melaksanakan suatu fungsi, pada
semua ini dalam setiap bidang pada dasarnya terdapat beberapa unsur pokok, yaitu : Tugas, yang
merupakan kewajiban dan kewenangan. Aparat, orang yang melaksanakan tugas tersebut.
Lembaga, yang merupakan tempat atau wadah yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana bagi
aparat yang akan melaksanakan tugasnya. Bagi seorang aparat, mendapatkan tugas merupakan
mendapatkan kepercayaan untuk dapat mengemban tugas dengan baik dan harus dikerjakan
dengan sebaiknya. Untuk mengerjakan tugas tersebut akan terkandung sebuah tanggung jawab
dalam melaksanakan dan mengerjakan tugas tersebut.
Tanggung jawab dapat dibedakan menjadi 3 hal yakni : moral, tehnis profesi dan hukum.
Tanggung jawab hukum merupakan tanggung jawab yang menjadi beban aparat untuk
melaksanakan tugasnya sesuai dengan rambu-rambu hukum yang telah ada, dan wujud dari
pertanggung jawaban ini merupakan sebuah sanksi. Sementara itu tanggung jawab moral
merupakan tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma yang berlaku dalam
3 Ibid., h. 19.
4 Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum ( Cet. III., Bandung: PT Citra Aditya Bakti,
2006), h. 74.

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
7

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

lingkungan kehidupan yang bersangkutan (kode etik profersi). Pada dasarnya tuhan menciptakan
manusia tidaklah sendiri diperlukannya berinteraksi dan bekerjasama dengan oranglain dalam
melakukan tugasnya. Namun dalam menjalankan tugasnya sering kali manusia harus berbenturan
dengan satu samalain. Dalam hal ini dibutuhkan sebuah pranata sosial berupa aturan-aturan
hukum. hukum melalui peradilan akan memberikan prelindungan hak, terhadap serangan atas
kehormatan dan harga diri serta memulihkan hak yang terampas.
Pengembangan profesi termasuk profesi hukum sebenarnya tergantung dari pribadi yang
bersangkutan karena mereka secara pribadi mempunyai tanggung jawab penuh atas mutu
pelayanan profesinya dan harus secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan warga masyarakat
yang memerlukan pelayanan dalam bidang hukum, untuk itu tentunya memerlukan keahlian
yang berkeilmuan serta dapat dipercaya.
Pemenuhan nilai-nilai yang terkandung dalam etika profesi berupa kesediaan memberikan
pelayanan profesional dibidang hukum terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas yang berupa kewajiban terhadap
masyarakat yang membutuhkan pelayanan hukum yang diserta refleksi yang seksama merupakan
wujud dari kewajiban profesi.
Didalam kewajiban hukum sendiri, kepentingan tidak semata mata pada kesadaran
terhadap kewajiban untuk taat pada ketentuan undang-undang saja, tetapi juga kepada hokum
yang tidak tertulis. Bahkan kesadaran akan kewajiban hokum ini sering timbul dari kejadiankejadian atau peristiwa-peristiwa yang nyata.
Kewajiban hukum dan kewajiban profesi terletak pada kesadaran akan kewajiban pada
orang lain, yaitu mengingat, memperhatikan, dan menghormati serta tidak merugikan
kepentingan orang lain tanpa mengabaikan kepentingan sendiri atau organisasi profesinya.5
Contoh kewajiban Profesi hukum yaitu profesi Notaris, kewajiban notaris menurut UUJN
(pasal 16) adalah

5 Sufirman Rahman dan Nurul Qamar, Op.cit, h. 146-150.

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
8

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

a) Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang
terkait dalam perbuatan hukum.
b) Membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya sebagai bagian dari protokol
notaris, dan notaris menjamin kebenarannya. Notaris tidak wajib menyimpan minuta akta
apabila akta dibuat dalam bentuk akta originali.
c) Mengeluarkan grosse akta, salinan akta dan kutipan akta berdasarkan minuta akta.
d) Wajib memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam UUJN, kecuali ada alasan
untuk menolaknya. Yang dimaksud dengan alasan menolaknya adalah alasan: yang
membuat notaris berpihak, yang membuat notaris mendapat keuntungan dari isi akta,
Notaris memiliki hubungan darah dengan para pihak, akta yang dimintakan para pihak
melanggar asusila atau moral.6
C. Batas Kewenangan Profesi Hukum
Pengertian kewenangan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah kekuasaan
membuat keputusan memerintah dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain. Berbicara
kewenangan memang menarik, karena secara alamia manusia sebagai mahluk social memiliki
keinginan untuk diakui ekstensinya sekecil apapun dalam suatu komunitasnya,dan salah satu
factor yang mendukung keberadaan ekstensi tersebut adalah memiliki kewenangan.
Secara pengertian bebas kewenangan adalah hak seorang individu untuk melakukan sesuatu
tindakan dengan batas-batas tertentu dan diakui oleh individu lain dalam suatu kelompok
tertentu.
Adapun batas kewenangan profesi hukum, di antaranya adalah :
1. Batas kewenangan profesi Notaris
Kewenangan notaris tersebut dalam Pasal 15 dari ayat (1) sampai dengan ayat (3) UUJN,
yang dapat dibagi menjadi ( Habib Adjie, 2008 : 78) :
a) Kewenangan Umum Notaris.
b) Kewenangan Khusus Notaris.
6 http://grupsyariah.blogspot.com/2012/04/hak-dan-kewajiban-etika-profesi-hukum.html

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
9

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

c) Kewenangan notaris yang akan ditentukan kemudian.
 Kewenangan Umum Notaris
Pasal 15 ayat (1) UUJN menegaskan bahwa salah satu kewenangan notaris yaitu membuat
akta secara umum. Hal ini dapat disebut sebagai Kewenangan Umum Notaris dengan batasan
sepanjang :
1. Tidak dikecualikan kepada pejabat lain yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
2. Menyangkut akta yang harus dibuat adalah akta otentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh aturan hukum untuk dibuat atau
dikehendaki oleh yang bersangkutan.
3. Mengenai kepentingan subjek hukumnya yaitu harus jelas untuk kepentingan siapa suatu
akta itu dibuat.
Namun, ada juga beberapa akta otentik yang merupakan wewenang notaris dan juga menjadi
wewenang pejabat atau instansi lain, yaitu (Habib Adjie, 2008 : 79) :
a. Akta pengakuan anak di luar kawin (Pasal 281 BW),
b. Akta berita acara tentang kelalaian pejabat penyimpan hipotik (Pasal 1227 BW),
c. Akta berita acara tentang penawaran pembayaran tunai dan konsinyasi (Pasal 1405, 1406
BW),
d. Akta protes wesel dan cek (Pasal 143 dan 218 WvK),
e. Surat kuasa membebankan Hak Tanggungan (Pasal 15 ayat [1] UU No.4 Tahun 1996),
f. Membuat akta risalah lelang.
Berdasarkan wewenang yang ada pada notaris sebagaimana tersebut dalam Pasal 15 UUJN
dan kekuatan pembuktian dari akta notaris, maka ada 2 hal yang dapat kita pahami, yaitu :
1. Notaris dalam tugas jabatannya memformulasikan keinginan/tindakan para pihak ke
dalam akta otentik, dengan memperhatikan aturan hukum yang berlaku.

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
10

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

2. Akta notaris sebagai akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna,
sehingga tidak perlu dibuktikan atau ditambah dengan alat bukti yang lainnya. Jika
misalnya ada pihak yang menyatakan bahwa akta tersebut tidak benar, maka pihak yang
menyatakan tidak benar inilah yang wajib membuktikan pernyataannya sesuai dengan
hukum yang berlaku.
 Kewenangan Khusus Notaris
Kewenangan notaris ini dapat dilihat dalam Pasal 15 ayat (2) UUJN yang mengatur
mengenai kewenangan khusus notaris untuk melakukan tindakan hukum tertentu, seperti :
1. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan
dengan mendaftarkannya di dalam suatu buku khusus.
2. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftarkannya dalam suatu buku
khusus.
3. Membuat salinan (copy) asli dari surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat
uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan.
4. Melakukan pengesahan kecocokan antara fotokopi dengan surat aslinya .
5. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta.
6. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan, atau
7. Membuat akta risalah lelang
Khusus mengenai nomor 6 (membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan) banyak
mendapat sorotan dari kalangan ahli hukum Indonesia dan para notaris itu sendiri. Karena itulah
akan sedikit dibahas mengenai masalah ini.
Pasal 15 ayat (2) huruf j UUJN memberikan kewenangan kepada notaris untuk membuat akta di
bidang pertanahan. Ada tiga penafsiran dari pasal tersebut (Habib Adjie, 2008 : 84) yaitu:
1. Notaris telah mengambil alih semua wewenang PPAT menjadi wewenang notaris atau
telah menambah wewenang notaris.

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
11

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

2. Bidang pertanahan juga ikut menjadi wewenang notaris.
3. Tidak ada pengambil alihan wewenang dari PPAT ataupun dari notaris, karena baik PPAT
maupun notaris telah mempunyai wewenang sendiri-sendiri.
Jika kita melihat dari sejarah diadakannya notaris dan PPAT itu sendiri maka akan nampak
bahwa memang notaris tidak berwenang untuk membuat akta di bidang pertanahan. PPAT telah
dikenal sejak sebelum kedatangan bangsa penjajah di negeri Indonesia ini, dengan berdasar pada
hukum adat murni yang masih belum diintervensi oleh hukum-hukum asing. Pada masa itu
dikenal adanya (sejenis) pejabat yang bertugas untuk mengalihkan hak atas tanah di mana inilah
yang merupakan cikal bakal dari keberadaan PPAT di Indonesia. Dengan demikian, dapat dilihat
bahwa lembaga PPAT yang kemudian lahir hanya merupakan kristalisasi dari pejabat yang
mengalihkan hak atas tanah dalam hukum adat. Adapun mengenai keberadaan notaris di
Indonesia yang dimulai pada saat zaman penjajahan Belanda ternyata sejak awal memang hanya
memiliki kewenangan yang terbatas dan sama sekali tidak disebutkan mengenai kewenangan
notaris untuk membuat akta di bidang pertanahan.
Namun, hal ini akan menjadi riskan jika kita melihat hierarki peraturan yang mengatur mengenai
keberadaan dan wewenang kedua pejabat negara ini. Keberadaan notaris ditegaskan dalam suatu
UU yang di dalamnya menyebutkan bahwa seorang notaris memiliki kewenangan untuk
membuat akta di bidang pertanahan. Sedangkan keberadaan PPAT diatur dalam suatu PP (No.37
Tahun 1998) yang secara hierarki tingkatannya lebih rendah jika dibandingkan dengan UU
(No.30 Tahun 2004) yang mengatur keberadaan dan wewenang notaris.
Sampai sekarang pun hal ini masih menjadi perdebatan di berbagai kalangan baik pakar hukum
maupun notaris dan/atau PPAT itu sendiri. Jalan tengah yang dapat diambil adalah bahwa notaris
juga dapat memiliki wewenang di bidang pertanahan sepanjang bukan wewenang yang telah ada
pada PPAT.
 Kewenangan Notaris Yang Akan Ditentukan Kemudian

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
12

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

Yang dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) UUJN dengan kewenangan yang akan ditentukan
kemudian adalah wewenang yang berdasarkan aturan hukum lain yang akan datang kemudian
(ius constituendum) (Habib Adjie, 2008 : 82). Wewenang notaris yang akan ditentukan
kemudian, merupakan wewenang yang akan ditentukan berdasarkan peraturan perundangundangan. Batasan mengenai apa yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan ini
dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 2 UU no. 5 Tahun 1986 tetang Peradilan Tata Usaha Negara
(Habib Adjie, 2008 : 83), bahwa : Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan dalam
undang-undang ini ialah semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang dikeluarkan
oleh Badan Perwakilan Rakyat Bersama Pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah, serta semua keputusan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di tingkat pusat
maupun tingkat daerah, yang juga mengikat secara umum.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa kewenangan notaris yang akan ditentukan kemudian
tersebut adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh lembaga negara (Pemerintah
bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat) atau Pejabat Negara yang berwenang dan mengikat
secara umum. Dengan batasan seperti ini, maka peraturan perundang-undangan yang dimaksud
harus dalam bentuk undang-undang dan bukan di bawah undang-undang.7
2. Batas kewenangan Profesi Jaksa
Kewenangan jaksa menurut pasal 30 ayat 1-3 UU 16/2004 adalah sebagai berikut:
a. Pidana
b. Perdata dan tata usaha negara
c. Ketertiban dan ketentraman rakyat
Adapun kewenangan Jaksa dibidang pidana adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penuntutan.
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan inkracht.

7 https://zulpiero.wordpress.com/2010/04/26/kewenangan-kewajiban-dan-larangan-notarisdalam-uujn/

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
13

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, pengawasan, dan
lepas bersyarat.
4. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan UU.
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan.
Kewenangan Jaksa dibidang perdata dan tata usaha negara adalah Dengan kuasa khusus
dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau
pemerintah.
Kewenangan Jaksa di bidang ketertiban dan ketentraman rakyat adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat
b. Pengamanan kebijakan penegakkan hukum
c. Pengawasan peredaran barang cetakan
d. Pengawasan kepercayaan yg dapat membahayakan masyarakat & negara
e. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama
f. Penelitian dan pengembangan hukum serta statik kriminal8
3. Batas Kewenangan Profesi Advokat
Problematika secara sosiologis keberadaan advokat di tengah-tengah masyarakat seperti buah
simalakama. Fakta yang tidak terbantahkan adalah keberadaan advokat sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, khususnya masyarakat yang tersandung perkara hukum. Tetapi ada juga sebagian
masyarakat menilai bahwa keberadan advokat dalam sistem penegakan hukum tidak diperlukan,
penelitian negatif ini tidak terlepas dari sepak terjang dari advokat sendiri yang kadang kala
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai aparat penegak hukum tidak sesuai dengan harapan
dan yang paling disayangkan adalah sebagian kecil advokat menjadi bagian dari mafia peradilan.
Kedudukan advokat dalam sistem penegakan hukum sebagai penegak hukum dan profesi
terhormat. Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya advokat seharusnya dilengkapi oleh
kewenangan sama dengan halnya dengan penegak hukum lain seperti polisi, jaksa dan hakim.
8 http://yanuaradityap.blogspot.com/2010/05/makalah-etika-profesi-jaksa.html,

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
14

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

Kewenangan advokat dalam sistem penegakan hukum menjadi sangat penting guna menjaga
keindependensian advokat dalam menjalanakan profesinya dan juga menghindari adanya
kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh penegak hukum yang lain.
Aparat penegak hukum seperti hakim, jaksa dan polisi dalam menjalankan tugas dan fungsinya
diberikan kewenangan tetapi Advokat dalam menjalankan profesinya tidak diberikan
kewenangan. Melihat kenyataan tersebut maka diperlukan pemberian kewenangan kepada
advokat. Kewenangan tersebut diperlukan selain untuk menciptakan kesejajaran diantara aparat
penegak hukum juga untuk menghindari adanya multi tafsir diantara aparat penegak hukum yang
lain dan kalangan advokat itu sendiri terkait dengan kewenangan. Sementara UU No. 18/2003
tentang Advokat tidak mengatur tentang kewenangan Advokat di dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Dengan demikian maka terjadi kekosongan norma
hukum terkait dengan kewenangan Advokat tersebut. Perlu diketahui bahwa profesi advokat
adalah merupakan organ negara yang menjalankan fungsi negara.
Dengan demikian maka profesi Advokat sama dengan Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman
sebagai organ negara yang menjalankan fungsi negara. Bedanya adalah kalau Advokat adalah
lembaga privat yang berfungsi publik sedangkan Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman adalah
lembaga publik. Jika Advokat dalam menjalankan fungsi dan tugasnya diberikan kewenangan
dalam statusnya sebagai aparat penegak hukum maka kedudukannya sejajar dengan aparat
penegak hukum yang lain. Dengan kesejajaran tersebut akan tercipta keseimbangan dalam
rangka menciptakan sistem penegakan hukum yang lebih baik.
Kewenagan Advokat dari Segi Kekuasaan Yudisial Advokat dalam sistem kekuasaan yudisial
ditempatkan untuk menjaga dan mewakili masyarakat. Sedangkan hakim, jaksa, dan polisi
ditempatkan untuk mewakili kepentingan negara. Pada posisi seperti ini kedudukan, fungsi dan
peran advokat sangat penting, terutama di dalam menjaga keseimbangan diantara kepentingan
negara dan masyarakat. Ada dua fungsi Advokat terhadap keadilan yang perlu mendapat
perhatian. Yaitu pertama kepentingan, mewakili klien untuk menegakkan keadilan, dan peran
advokat penting bagi klien yang diwakilinya. Kedua, membantu klien, seseorang Advokat
Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
15

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

mempertahankan legitimasi sistem peradilan dan fungsi Advokat. Selain kedua fungsi Advokat
tersebut yang tidak kalah pentingnya, yaitu bagaimana Advokat dapat memberikan pencerahan di
bidang hukum di masyarakat. Pencerahan tersebut bisa dilakukan dengan cara memberikan
penyuluhan hukum, sosialisasi berbagai peraturan perundang-undangan, konsultasi hukum
kepada masyarakat baik melalui media cetak, elektronik maupun secara langsung. Fakta yang
tidak terbantahkan bahwa keberadaan Advokat sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya
masyarakat yang tersandung perkara hukum, untuk menunjang eksistensi Advokat dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya dalam sistem penegakan hukum, maka diperlukan kewenangan
yang harus diberikan kepada Advokat. Kewenangan Advokat tersebut diperlukan dalam rangka
menghindari tindakan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum yang
lain (Hakim, Jaksa, Polisi) dan juga dapat memberikan batasan kewenangan yang jelas terhadap
advokat dalam menjalankan profesinya. Dalam praktik seringkali keberadaan Advokat dalam
menjalankan profesinya seringkali dinigasikan (diabaikan) oleh aparat penegak hukum. Hal ini
mengakibatkan kedudukan advokat tidak sejajar dengan aparat penegak hukum yang lain.
Dari kondisi itu tampak urgensi adanya kewenangan advokat didalam menjalankan fungsi
dan tugasnya dalam sistem penegak hukum. Kewenangan advokat tersebut diberikan untuk
mendukung terlaksananya penegakan hukum secara baik.9

BAB III
9 http://catatanpenailahi.blogspot.com/2014/10/makalah-etika-profesi-hukum-tentang.html

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
16

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

KESIMPULAN
A.

Kesimpulan

1. Pengertian profesi dan profesi hukum
Profesi adalah pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan
secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan.
Profesi hukum

adalah

profesi untuk mewujudkan ketertiban berkeadilan yang

memungkinkan manusia dapat menjalani kehidupannya secara wajar (tidak perlu tergantung
pada kekuatan fisik maupun finansial). Hal ini dikarenakan Ketertiban berkeadilan adalah
kebutuhan dasar manusia, dan Keadilan merupakan Nilai dan keutamaan yang paling luhur serta
merupakan unsur esensial dan martabat manusia.
2. Ruang lingkup hak dan kewajiban profesi hukum
Kewajiban hukum dan kewajiban profesi terletak pada kesadaran akan kewajiban pada
orang lain, yaitu mengingat, memperhatikan, dan menghormati serta tidak merugikan
kepentingan orang lain tanpa mengabaikan kepentingan sendiri atau organisasi profesinya
3. Batas Kewenangan Profesi Hukum
Menjelaskan kewenangan profesi hukum diantaranya batas kewenangan notaris, jaksa, dan
advokat.
B.

Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
sebab itu Kritik dan Saran yang membangun semangat, kami harapkan demi kesempurnaan
makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA
Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
17

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3

Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia ( Cet. I; Jakarta: Sinar
Grafika, 2006 ), h. 16.
Sufirman Rahman dan Qamar Nurul, Etika Profesi Hukum ( Cet. I; Makassar: Pustaka
Refleksi, 2014 ), h. 76-77.
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum ( Cet. III., Bandung: PT Citra Aditya Bakti,
2006), h. 74.
http://grupsyariah.blogspot.com/2012/04/hak-dan-kewajiban-etika-profesi-hukum.html
https://zulpiero.wordpress.com/2010/04/26/kewenangan-kewajiban-dan-larangan-notaris-dalamuujn/
http://catatanpenailahi.blogspot.com/2014/10/makalah-etika-profesi-hukum-tentang.html

Perbedaan Profesi & Profesi Hukum

Page
18

Etika Profesi Hukum, Kelompok 3