IDENTIFIKASI PERBEDAAN TINGKAT EKSPRESI wajah

IDENTIFIKASI PERBEDAAN TINGKAT EKSPRESI PROTEIN PADA DAGING
AYAM BROILER YANG DIBERI PERLAKUAN ELECTRICAL STUNNING

Potensi makanan tidak halal biasanya terjadi pada daging segar
seperti daging broiler, yang banyak dikonsumsi di Indonesia karena
mudah, kaya protein dan nutrisi serta harga yang murah. Namun
sering diabaikan kebersihan dan kehalalan dari jagal (tempat potong
hewan). Banyak kasus penyembelihan yang tidak sesuai proses syariat
Islam, contohnya dengan menggunakan, pisau yang tumpul,
menambahkan formalin sebagai pengawet dan memotong hewan
dengan memisahkan kepala dari badannya hingga mati. Hal ini dapat
menyebabkan terganggunya system syaraf (kerusakan pada tulang
sumsum belakang), sesak nafas, dan neurofisiologis yang dimediasi
oleh otot. Teknik penyembelihan hewan dengan pemisahan vena
jagularis dan arteri karotis dapat mempersingkat waktu kematian
dibandingkan dengan pemotongan atau pemisahan seluruh kepala.
Pada penelitian ini menggunakan analisa proteomic produk
ayam broiler untuk mengetahui informasi protein teknik kejut listrik
pra-penyembelihan. Alat yang digunakan adalah elektroforesis SDSPAGE untuk menganalisis protein jaringan dengan berat molekul
masing-masing berdasarkan protein yang terekspresi dalam jaringan
otot. Tahapan proses yang dilakukan dengan menyiapkan 6 sampel

ayam (masing-masing berumur 21 hari, dengan berat 1 KG). Ayam 1
dan 2 dipotong konvensional tanpa kejut listrik 0 A dan 0 V, dengan
menggunakan pisau tajam, sesuai syariat Islam (kontrol negatif). Ayam
3 dan 4 menggunakan kejut listrik 1 A, 25 V selama 5 detik,
selanjutnya untuk ayam 5 dan 6 menggunakan kejut listrik 1 A, 125 V
selama 30 detik. Selanjutnya direndam dalam aquarium berisi air yang
berukuran 25x25x25 cm3, dan disembelih
dengan pisau tajam,
dibersihkan jeroan dan darah dibersihkan dengan air hangat 45 oC, dan
daging dicincang halus. Ekstraksi protein dilakukan dalam buffer tris
HCl pH 8.0 dan pemisahan profil protein elektroforesis SDS-PAGE 150
V, selama 60 menit dengan menggunakan protein penanda (Bio-Rad)
standart. Selanjutnya diberi warna dengan ditambahkan brilian blue
0,1% dan dicuci dengan methanol. Berat molekul protein selanjutnya
dianalisis dengan software ImageJ 1:46 dan dibandingkan dengan band
masing-masing protein yaitu dengan
membandingkan puncak
intensitasnya.
Hasil peneitian menunjukkan bahwa sampel ayam 3 dan 4
dengan metode pre-penyembelihan memakai kejut listrik 1A, 25 V

selama 5 detik menghasilkan ekspresi protein tertinggi yaitu 0,67
mg/ml. 2 pita protein hasil analisis densitogram dengan kisaran 28-36
kDa lebih tinggi disbanding non listrik. Metode pre-penyembelihan

dengan kejut listrik diduga mampu meningkatkan ekspresi protein
tertentu akibat stress atau stimulasi listrik yang dapat memicu
metabolisme sel. Penghancuran sel dengan cara mencincang daging
dapat memecah membrane sel dari serat otot sehigga protein pada
jaringan otot dapat diekstraksi dengan larutan penyangga pada 4-10 oC.
Protein tertentu diharapkan dapat digunakan sebagai calon biomarker
untuk deteksi daging halal terutama pada ayam broiler.