KISAH PEMIMPIN TERBAIK DAN PASUKAN TERBA

KISAH PEMIMPIN TERBAIK DAN PASUKAN TERBAIKNYA
(PEMBUKA)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Rasanya kangen banget nih udah lama ga nulis nulis :D
Alhamdulillah di hari Jumat yang Inshaa Allah penuh berkah ini, sembari ditemani suasana hujan
di area Tembalang bias menambah insprasi dan semangat saya dalam menulis…
Dari judul di atas, harusnya pembaca udah langsung nangkep siapa yang akan sedikit say aulas di
tulisan kali ini.. Seorang tokoh yang namanya digoreskan dengan tinta emas dalam sejarah
Islam.. Seorang tokoh yang telah memimpin para ghazi Allah dalam mewujudkan bisyarah
Rasulullah SAW mengenai penaklukkan salah satu kota terpenting di dunia…
Ya siapa lagi kalua bukan Muhammad Al-Fatih…
Alhamadulillah banget kemarin diberikan kemudahan sama Allah pas ujian modul 1.3, jadi saya
tidak perlu lagi ikut ujian akhir modul. Nah kebetulan nih saya nginep semalem di kos temen..
Daripada saya nganggur, akhirnya temen saya minjemin tuh bukunya tentang Muhammad AlFatih..
Awalnya saya heran… sebenarnya buku ini sudah saya lihat di Gramedia sejak saya masih
SMP!!! Tapi kok saya baru ada kesempatan, baru dikasih hidayah hehe buat bacanya pas saya
udah kuliah… Alhamdulillah banget kerasa bener keberkahan waktu dari Allah SWT.. Dari
sebuah buku yang diterbitkan sejak saya SMP.. Masa masa bermain ya.. nglewatin SMA.. Lagilagi bermain.. Akhirnya baru kebaca saat sudah kuliah.. Yang waktunya sangat sempit sekali
haha… Lagi-lagi bicara keberkahan waktu.. Begitulah ternyata makna keberkahan yang baru
saya pelajari.. Walau waktunya sedikit, namun kita bias memanfaatkannya untuk hal-hal yang
bermanfaat.. Sedangkan waktu waktu saya di SMP dan SMA tentu patut saya sesali.. Mengapa

waktu sesenggang itu saya tidak bias belajar lebih banyak hal.. malah memanfaatkannya dengan
bermain, jalan-jalan, bersenda gurau dan berbagai aktivitas yang sia sia lainnya…
Untuk masalah keberkahan waktu lain kali saya bahas deh (dari ilmu saya yang sangat dangkal
ini) setelah tulisan ini hehe…
Okay back to topic.. Siapa si Muhammad Al-Fatih ? Wah jangan sampai ada yang ga tau yaa..
Muhammad Al-Fatih atau yang disebut sebagai Sultan Mehmed II adalah seorang raja dari
kesultanan Utsmaniyah di Turki. Kesultanan ini merupakan sebuah kesultanan yang sangat
meyakini akan bisyarah Rasulullah SAW mengenai penaklukkan Konstantinopel dan juga Roma.
Sejak awal berdirinya, sultan pertama hingga Sultan Mehmed II, semuanya senantiasa
menjadikan penaklukan Konstatinopel sebagai prioritasnya.. Selain Karena letak kota tersebut
yang menjadi “duri dalam daging” bagi Kesultanan Utsmaniyah, kota yang sebenarnya dihuni
oleh para penganut Kristen Yunani tersebut merupakan target dakwah Islam sekaligus sebagai
batu loncatan bagi Kesultanan Utsmaniyah untuk menyebarkan agama Islam ke Eropa…

Dari generasi ke generasi, setiap sultan selalu menempatkan penaklukan kota ini sebagai
program pemerintahan utamanya. Perlu diketahui bahwa Konstantinopel adalah sebuah kota
dilindungi oleh 3 lapis tembok yang tebalnya sekitar 5-7 meter. Tembok ini mengelilingi kota
dan berfungsi sebagai pelindung dari berbagai serangan yang ingin menghancurkan kota
Konstantinopel yang amat megah ini. Tembok ini telah bertahan selama 11 abad sehingga
mampu menyelamatkan penduduk Konstantinopel dari serangan berbagai kerajaan.

Hingga tiba masanya Kesultanan Utsmaniyah dipimpin oleh Muhammad Al-Fatih. Beliau
memimpin kesultanan yang sangat ditakuti oleh berbagai kerajaan di Eropa ini pada usia yang
sangat belia. Ayahnya, Sultan Murad II sudah mendidiknya untuk menjadi seorang pemimpin
pada usia yang sangat muda. Beliau mengajarkan kepada Mehmed II berbagai disiplin ilmu
mulai dari fiqih, tafsir Al-Quran, hadits, Bahasa, sastra, sejarah, geografi, dan berbagai disiplin
lainnya. Selain itu, para gurunya dipilihkan dari tokoh-tokoh yang luar biasa seperti Syekh Aaq
Syamsuddin. Beliaulah yang paling berpengaruh dalam membentuk kepribadian Sultan Mehmed
II, seorang pemimpin terbaik dari pasukan terbaik.
Mungkin kalau saya ceritakan bagaimana kisah Sultan Mehmed II dari masa kecil hingga
kesultanannya tentu pembahasannya akan sangat panjang ya hehe. Namun di sini saya ingin
mengambil sedikit hikmah yang bisa saya petik dari novel ini. Bagaimana Muhammad Al-Fatih
beserta pasukannya berjuang di jalan Allah untuk menaklukkan Konstantinopel.
Satu hal yang perlu digarisbawahi. Yang menurut saya sangat basic sebagai reminder bagi kita
terutama remaja dalam menjalani kehidupan ini. Yaps… Salah satu penyebab kemenangan
mereka adalah bagaimana mereka mempertahankan syariat untuk mencapai kemenangan bahkan
dalam novel tersebut dikatakan bahwa Mehmed II tekah menjadikan syariat di depan matanya.
Bukan hanya beliau, namun seluruh pasukannya.
Lihatlah kondisi kita saat ini. Sudahkah kita berpegang teguh pada syariat? Jangankan
memegang teguh, mengetahui pun bahkan tidak. Itulah bukti fakirnya ilmu kita. Maksiat dengan
mudah dilakukan dimana-mana. Bahkan teman-teman, kalau boleh saya kasih tahu. Sultan

bahkan sangat khawatir apabila ada satu saja prajuritnya yang bermaksiat kepada Allah. Karena
hal itulah yang bias menjadi kegagalan penyerangan saat menaklukkan Konstantinopel.
Selain itu, ketauladanan lain yang bias kita ambil adalah saat pemilihan pasukan Utsmaniyah
dilakukan oleh sultan. Seluruh laki-laki mulai dari yang terlalu muda untuk ikut berperang
hingga kakek-kakek yang terlalu tua untuk bertarung lari tunggang langgang menuju arena untuk
mengikuti seleksi. Namun bukan sultan Mehmed II namanya jika pemilihan hanya didasarkan
pada kekuatan. Beliau sering bangun di tengah malam kemudian berkeliling. Adakah dari
penduduk dan pasukanku yang melaksanakan solat tahajud ? orang itulanh yang kelak akan
ditempatkan pada pasukan terbaik saat penyerangan nanti. Lalu pertanyaannya, “Kenapa?” ya
Karena mental mereka sudah benar-benar ditempa melalui tahajud yang mereka kerjakan.
Kembali lagi kita bermuhasabah. Lihatlah diri kita. Sudahkah tahajud hari ini ? jangankan
bangun, niat pun kadang lupa. Kita suka sekali beralasan. Yang katanya sibuk garap tugas, yang
katanya capek belajar buat ujian, yang katanya lembur kerja. Marilah pembaca kita belajar dari
Muhammad Al-Fatih dan pasukannya. Mereka menghabiskan waktu subuh hingga maghrib

mereka untuk berperang. Bahkan kadang kala penyerangan dilakukan pada malam hari. Atau
bias saja setelah maghrib mereka belajar Al-Quran dari ulama yang ada di masing-masing tenda.
Dan barulah malamnya mereka beristirahat barang sejenak. Bahkan seorang sultan Mehmed II,
sering tidak tidur sedikitpun Karena gelisah memikirkan strategi perang. Menginspeksi
pasukannya yang bertahajud. Menyusun strategi di tengah malam. Namun tidak sedikitpun lisan

dan hatinya terlepas dari mengingat Allah. Sepertiga malam terakhir digunakan untuk bermunajat
kepada sang Maha Kuasa hanya untuk meminta satu keinginan “Konstantinopel”.
Betapa sultan, pasukan dan seluruh peduduk Utsmaniyah benar-benar mengorbankan harta, jiwa,
dan raga seluruhnya untuk penaklukan kota ini. Bagaimana merekaa begitu kuat meyakini hadits
Rasulullah mengenai hal ini. Ketika semua orang mengatakan “tidak mungkin”, maka cukuplah
sabda Rasulullah SAW yang meyakinkan bahwa suatu saat kota yag dijuluki sebagai ibu kota
dunia ini akan takluk oleh muslim. Begitulah kuatnya iman seorang Mehmed II yang patut dan
harus kita teladani.
Kalau hal sebesar itu saja beliau begitu percaya pada hadits Rasulullah, baagaimana dengan kita?
Sudah diperdengarkan berkali-kali bahwa kunci dari segala permasalahan adalah sabar dan salat.
Namun tetap saja kita lalai. Kita mengandalkan kemampuan lahiriah kita. Kita malah melupakan
keberadaan pemilik dunia ini. Karena kelalaian kita, akhirnya kita dilelahkan oleh dunia.
Naudzubillah…
Sudah diajarkan pada kita bagaimana syariat-syariat dalam kehidupan. Bagaimana Al-Quran,
hadits, dan hukum hukum islam mengatur hidup kita. Tapi masih saja kita bebal menerimanya.
Seorang Sultan Mehmed II, sang pembesar yag namanya telah tergores dengan tinta emas dalam
sejarah Islam, yang keberadaannya bahkan telah dihaditskan oleh Rasulullah SAW jauh sebelum
penaklukan Konstantinopel. Beliau senantiasa menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri
tauladannya. Bahkan diamnya beliau juga mencontoh dari sikap diam Rasulullah. Beliau pulalah
yag menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya. Setiap kali gagal dalam suatu

penyerangan, beliau kembali bermuhasabah dengan ayat-ayat Allah sembari merenungi apa
penyebab ini semua.
Lalu bagaimana dengan kita ? saya rasa tulisan yang cukup singkat ini memang tak akan mampu
mendeskripsikan hal-hal apa saja yang bisa kita teladani dari Muhammad Al-Fatih. Inilah
sebagai pembuka tulisan-tulisan saya selanjutnya Inshaa Allah..
Semoga dengan membaca artikel yang ditulis oleh penulis pemula seperti saya ini bisa
menjadikan kita lebih ingin tahu lagi mengenai sejarah Islam. Membakar semangat kita untuk
belajar Islam lebih dalam. Dan mohon doanya pula semoga saya bisa melanjutkan tulisan-tulisan
ya mungkin yang bisa memberi manfaat. Agar kita semua diberi keberkahan waktu sehingga bisa
melakukan berbagai macam kebaikan untuk kepentingan umat.
Akhirnya, saya mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan ini. Mohon dimaklumi
Karena saya masih newbie. Masih miskin ilmunya. Belum banyak referensi bacaannya. Kritik
dan saran tentu sangat saya butuhkan. Monggo kalau ada kesalahn harap dikoreksi. Hehehe..
Semoga di lain kesempatan Inshaa Allah saya lanjutkan lagi pembahasan dari sedikit yang saya
baca mengenai Muhammad Al-Fatih maupun tokoh dan materi lainnya.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.