206676267 Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa
Pogalan Trenggalek) SKRIPSI
Oleh: Alif Dyah Yunitasari 06110054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG April, 2010
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek) SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: Alif Dyah Yunitasari 06110054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG April, 2010
HALAMAN PERSETUJUAN STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA
(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)
Oleh: Alif Dyah Yunitasari
Telah Disetujui pada Tanggal 29 Maret 2010 Dosen Pembimbing,
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I NIP. 196512051994031003
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I NIP. 196512051994031003
HALAMAN PENGESAHAN STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA
(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh Alif Dyah Yunitasari (06110054) telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
19 April 2010 dengan nilai A dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memeperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal 24 April 2010.
Panitia Ujian
Tanda Tangan
Ketua Sidang Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I
NIP. 196512051994031003
Sekretaris Sidang Drs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag
NIP. 196712201998031002
Penguji Utama Dr. H. M. Samsul Hady, M.A
NIP. 196608251994031002
Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. M. Zainuddin, MA NIP. 196205071995031001
HALAMAN PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah hamba panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya Skripsi ini tepat
Waktu Karya ini saya persembahkan kepada Ayah dan Ibu tercinta (Drs. H. Kuwat M. Turkan dan Hj. Subekti, S.Pd) Yang telah sabar, mendidik dan menyayangi dengan penuh kasih sayang Adikku tersayang Muhamad Nizar Zulmi yang selalu memberiku semangat, dukungan dan menemaniku disaat suka maupun duka Para Guru dan Dosen yang telah mendidikku Sahabat-sahabatku PAI Angkatan 2006 Dan para pecinta ilmu pengetahuan dimanapun berada
HALAMAN MOTTO
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat:
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Wakaf Dari Pelayan Dua Tanah Suci Raja Abdullah bin
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Alif Dyah Yunitasari
Malang, 24 Maret 2010 Lamp. : 6 (enam) Eksemplar
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang di
Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama
: Alif Dyah Yunitasari
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)
maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing,
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I NIP. 196512051994031003
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Malang, 30 Maret 2010
Alif Dyah Yunitasari
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya berkat rahmat dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang telah membawa petunjuk kebenaran seluruh umat manusia yaitu Agama Islam yang kita harapkan syafaatnya di Dunia dan di Akhirat.
Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis karena dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa hormat, ucapan terimakasih, serta penghargaan setinggi- tingginya kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta (Drs. H. Kuwat M. Turkan dan Hj. Subekti, S.Pd) yang sangat penulis hormati dan sayangi, karena limpahan kasih sayang dan doanya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adikku tersayang (Muhamad Nizar Zulmi) yang selalu memberikan motivasi agar penulisan skripsi ini cepat selesai. Dan seluruh keluarga besar di Trenggalek yang selalu memberikan semangat agar cepat lulus dari Program S1 ini dengan nilai yang bail.
2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan 2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan
3. Dr. H. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah mengizinkan menimba ilmu di Fakultas Tarbiyah.
4. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam sekaligus sebagai dosen pembimbing yang senantiasa memberikan wawasan keilmuan, saran, kritik, motivasi, arahan dan bimbingan yang bermakna dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan wawasan keilmuan selama menempuh program S1 ini.
6. Semua Guru TK Idhata Ngetal II, SDN Ngetal II, MTsN Model Trenggalek dan SMAN 1 Trenggalek yang telah memberikan ilmunya selama ini.
7. Seluruh Guru dan Siswa SMP Negeri 1 Pogalan yang telah mengizinkan dan membantu dalam penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini tepat waktu.
8. Seluruh Tata Usaha Fakultas Tarbiyah yang senantiasa memberikan layanan administrasi yang baik selama penyelesaian program S1 ini.
9. Seluruh teman-teman Jurusan PAI angkatan 2006 yang senasib seperjuangan, (Miladus Sholihan, Lailatul Faizah, Nuriyah Ula Masluhi, Faizatul Husniyah, Nur Asyiah Sholihah, Nur Shodicoh, Amirotun Nahdliyah, Diana Wijayanti dan teman-teman lain yang tidak bisa 9. Seluruh teman-teman Jurusan PAI angkatan 2006 yang senasib seperjuangan, (Miladus Sholihan, Lailatul Faizah, Nuriyah Ula Masluhi, Faizatul Husniyah, Nur Asyiah Sholihah, Nur Shodicoh, Amirotun Nahdliyah, Diana Wijayanti dan teman-teman lain yang tidak bisa
10. Teman-teman kos Sumbersari IA 51 (Qarid, Leli, Tutus, Hanifa, Ulfa, Afi, Tatik, Maul, Evi, Shofi, Hartin, Faiza, Yuli, Aida, Didin, Hilmi, ifa, Nia, Mbak Dewi), yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Semua pihak yang ikut membantu penulis baik dalam hal moril, materil, ataupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi terwujudnya karya yang lebih baik untuk masa yang akan datang. Sebagai ucapan terimakasih semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Malang, 28 Maret 2010
Penulis
DAFTAR GAMBAR
Foto 1. SMP Negeri 1 Pogalan Foto 2. Foto dengan Bapak Siswoyo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Pogalan Foto 3. Foto dengan Ibu Maelah, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri
1 Pogalan Foto 4. Foto dengan siswa kelas VII E pada waktu mengisi angket di Laboratorium Komputer Foto 5. Foto dengan Bapak Nurudin, BA selaku Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VII A,B,C,D,E pada waktu wawancara Foto 6. Foto dengan Bapak Kusnan, S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VII F, G pada waktu wawancara. Foto 7. Foto dengan Bapak Drs. Jausan selaku Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VII H pada waktu wawancara Foto 8. Foto dengan perwakilan siswa kelas VII H pada waktu wawancara.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Instrumen Penelitian Lampiran II
Uji Normalitas dan Homogenitas Lampiran III
Uji T
Lampiran IV
Angket
Lampiran V Hasil Angket Lampiran VI
Uji Validitas Lampiran VII
Angket yang Valid Lampiran VIII
Hasil Angket yang Valid Lampiran IX
Uji Reliabilitas
ABSTRAK
Yunitasari, Alif Dyah. STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek). Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, Warga Negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Sehingga pendidikan dasar sangat diperhatikan karena Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah menggalakkan Wajib belajar 9 (Sembilan) tahun.
Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) sama dengan kurikulum Sekolah Dasar (SD), hanya saja pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar (SD), juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: Alquran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. Materi/bahan kajian mata pelajaran pendidikan Agama Islam antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dengan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat berbeda dalam hal keluasan maupun kedalamannya. Madrasah lebih unggul dalam bidang agamanya, namun dari segi kualitas Madrasah masih rendah dibandingkan Sekolah Umum. Hal itu karena jumlah terbesar dari lembaga pendidikan Madrasah berstatus sebagai Madrasah Swasta.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)”. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dengan jenis penelitian Non Eksperimen, Rancangan yang dipakai adalah Ekpose Fakto dengan bentuk Causal Comparative Studies. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, angket dan wawancara. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik komparasi Uji Beda (t-test) T-test sampel bebas
(Independent Sample Test). Namun sebelumnya data diuji normalitas, homogenitas, validitas, dan reliabilitas terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek adalah 75,93. Sedangkan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah 78,03. Nilai keduanya sama-sama tergolong cukup baik karena di atas nilai KKM yaitu 70. Setelah di analisis menggunakan uji-t juga menyimpulkan bahwa
(2,004), maka diterima. Jadi tidak ada perbedaan yang significan antara prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan. Sedangkan perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah tidak ada perbedaan yang significant pula.
Untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan prestasi belajar keduanya tidak ada perbedaan, peneliti menggunakan angket dan dikuatkan dengan wawancara. Hasilnya adalah Guru Pendidikan Agama Islam sudah tepat dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang mempunyai latar belakang sekolah berbeda, Guru paham tentang karakter masing-masing siswa, Siswa bersemangat rajin belajar di rumah, Siswa mendapatkan pelajaran agama tambahan dengan mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah, Siswa ada yang tinggal di lingkungan Pondok Pesantren atau Masjid dan Siswa mendapat bimbingan dari orangtua di rumah. Jika ada factor lain yang belum disebutkan penulis, maka hal itu dapat dijadikan sebagai masukan atau tambahan agar skripsi ini terus berkembang dan tidak berhenti sampai disini.
Kata Kunci : Komparasi, Prestasi Belajar, Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI)
BIODATA MAHASISWA
Nama
: Alif Dyah Yunitasari
NIM
Tempat Tanggal Lahir
: Trenggalek, 23 Juni 1988
Fak./Jur./Prog. Studi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Tahun Masuk
Alamat Rumah : RT/RW I/I, Dusun Grojogan, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
Alamat Malang
: Sumbersari IA 51
No Telp. Rumah/HP : (0355)797012/ 085736005462 Pendidikan
: SDN Ngetal II MTsN Model Trenggalek SMAN I Trenggalek
Malang, 30 Maret 2010 Mahasiswa
(Alif Dyah Yunitasari)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Lingkungan yang sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan
tersebut disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan. 1 Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, Warga Negara dan anggota umat manusia
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 16 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 16
Dasar). 2 Siswa yang telah lulus dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) harus melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), karena Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah menggalakkan Wajib belajar 9 (Sembilan) tahun. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan Pemerintah Daerah (Pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Program ini mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 9 (sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas I Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs terkait dengan sejumlah faktor. Pertama, adanya kesadaran dari siswa lulusan SD/MI maupun orangtuanya akan pentingnya pendidikan di tingkat SMP/MTs. Kedua, adanya SMP/MTs yang bisa dijangkau dari tempat tinggalnya. Ketiga, secara ekonomi mereka tidak kesulitan mendapatkan biaya sekolah. Keempat, anak-anak tidak terhambat oleh budaya setempat untuk melanjutkan ke SMP/MTs. Empat faktor ini perlu mendapat perhatian
Hamid Syarif, Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah (Bandung: Citra Umbara, 1995), hlm. 6 Hamid Syarif, Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah (Bandung: Citra Umbara, 1995), hlm. 6
program Wajib Belajar Sembilan Tahun. 3 Oleh karena itu siswa di SMP/MTs berasal dari lulusan SD/MI.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) sama dengan kurikulum Sekolah Dasar (SD), hanya saja pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar (SD), juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: Alquran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.
Sesuai ketetapan SKB 3 Menteri 1975, bahwa Madrasah dengan beban kurikulum 70% umum dan 30% agama. Posisi ini kemudian dikukuhkan oleh ketentuan UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengharuskan kurikulum Madrasah sama dengan kurikulum Sekolah Umum biasanya. Artinya Madrasah adalah Sekolah Umum, hanya berciri khas Agama Islam saja. Dengan keharusan itu maka beda antara Madrasah dengan Sekolah Umum hanyalah pada
jumlah pelajaran agama yang menjadikannya sebagai ciri khas. 4
Saiful Anam, Indra Djati Sidi dari ITB untuk Pembaruan Pendidikan (Bandung: Teraju, 2005) hlm. 200-201
4 Choirul Fuad Yusuf, Revitalisasi Madrasah, (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2006), hlm. 3
Fakta bahwa pembelajaran agama di Sekolah Umum (juga Madrasah) yang hanya sebagian kecil (2 jam dari sekitar 48 jam seminggu). Sementara ajaran islam meliputi 30 juz kitab Al-Qur’an dan 23 tahun sejarah kenabian, masih ditambah seluruh sejarah kehidupan pemeluk islam di dunia. Karena itu bagaikan “besar pasak daripada tiang” jika mengharapkan 2 jam pembelajaran agama harus mewarnai 46 jam
lainnya. 5 Menurut catatan Balitbang Dediknas (2000) dari 171.651 Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah maka 21.454 atau 12% di antaranya adalah Madrasah. Dari 30.716 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah
Tsanawiyah maka 9.850 atau 32% diantaranya adalah Madrasah. 6
Madrasah menyumbangkan angka yang signifikan dalam pendidikan, maka dengan mudah dibaca kualitas pendidikan Madrasah akan memberikan konstribusi yang signifikan pula bagi kualitas sumberdaya manusia ke depan. Namun jumlah terbesar dari lembaga pendidikan Madrasah berstatus sebagai Madrasah Swasta. Sebagai contoh, Sekolah Dasar yang ada 92,5% nya adalah Negeri sementara yang berstatus Sekolah Dasar Swasta hanya 7,5%. Kebalikan dengan ini Madrasah Ibtidaiyah justru 93,9 nya swasta dan hanya 6,1% yang berstatus
Ibid., hlm. 60 6 Choirul Fuad Yusuf, Potret Madrasah dalam Media Massa (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2006), hlm. 89
Madrasah Ibtidaiyah Negeri. Ini berarti Madrasah tampak sekali sebagai korban diskriminasi pendidikan. 7
Apabila dilihat dari sisi persekolahan yang diselenggarakan secara klasikal, maka rata-rata siswa pada Madrasah Ibtidaiyah swasta antara 80- 100 siswa dengan rata-rata siswa setiap kelas antara 18-20 siswa, pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri antara 300-530 siswa dengan rata-rata siswa
setiap kelasnya antara 38-40 siswa dengan kelas paralel antara 2-3 kelas. 8 Meskipun demikian kehadiran Madrasah Swasta merupakan satu-
satunya pilihan masyarakat yang rendah daya dukung ekonominya, di tengah mahalnya biaya pendidikan. Hal ini karena secara geografis, penyebaran Madrasah lebih banyak di pedesaan dan kalangan masyarakat miskin. Kebanyakan orangtua siswa Madrasah adalah petani yang hidup secara tradisional, berpendidikan rendah dan kebanyakan hidup didaerah pedesaan atau di pinggiran kota.
Sarana prasarana Madrasah masih sangat sederhana, perlengkapan seadanya, kemampuan manajemen rendah dan tenaga guru kebanyakan dilatar belakangi oleh semangat ibadah yang sangat tidak selektif terhadap persyaratan yang diperlukan. Keadaan demikian mengakibatkan Madrasah
sulit berkembang dan tidak mapu bersaing dengan sekolah lainnya. 9
Ibid., hlm. 14 8 Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi, Misi dan Aksi
(Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2004), hlm.28 9 Ibid., hlm.27
Masyarakat yang memilih Madrasah lebih didorong oleh motif praktis, yakni selain biayanya murah, juga mengajarkan ilmu-ilmu akademik dasar, seperti baca, tulis dan hitung. Di samping itu juga bisa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di bidang pengetahuan dan
ketrampilan praktis keagamaan. 10 Berdasarkan hal tersebut diatas maka jelaslah bahwa materi/bahan
kajian mata pelajaran pendidikan Agama Islam antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dengan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat berbeda dalam hal keluasan maupun kedalamannya. Madrasah lebih unggul dalam bidang agamanya, namun dari segi kualitas Madrasah masih rendah dibandingkan Sekolah Umum.
Pada tahun 2005 Munfaridatun Nurul H melakukan penelitian dengan judul “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto Kediri”. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam siswa yang dari Sekolah Dasar adalah 71,99 sedangkan rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam siswa yang dari Madrasah Ibtidaiyah adalah 71,45 sama-sama tergolong cukup baik. Jadi tidak ada perbedaan yang significant antara siswa yang berasal
Ibid..
dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto Kediri. 11
Adapun penelitian sekarang dilakukan di SMP Negeri 1 Pogalan yang merupakan salah satu sekolah terfavorit di Trenggalek. Buktinya sekarang SMP Negeri 1 Pogalan telah menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Berdasarkan pengamatan, siswa SMP Negeri 1 Pogalan dari segi kuantitas menurun, namun dari segi kualitas meningkat. Hal ini disebabkan karena jumlah siswa dalam kelas diperkecil dari 36 siswa perkelas menjadi 24 siswa perkelas untuk kelas Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Dengan jumlah siswa yang sedikit maka proses belajar mengajar akan lebih efektif apabila dibandingkan dengan jumlah yang besar. Sehingga dengan jumlah guru yang sekian mampu melayani dengan baik, sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di SMP Negeri 1 Pogalan.
Namun di Kabupaten Trenggalek ini hampir seluruh Madrasah Ibtidaiyah berstatus Swasta, dan hampir seluruh Sekolah Dasar berstatus Negeri. Sehingga siswa di SMP Negeri 1 Pogalan berasal dari Mayoritas Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah Swasta. Perbedaan latar belakang darimana siswa berasal kemungkinan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Walaupun berasal dari Madrasah namun untuk prestasi belajar
Munfaridatun Nurul H, “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto Kediri”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005, hlm. 61
Pendidikan Agama Islam, belum tentu siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah nilainya lebih tinggi dari siswa Sekolah Dasar.
Pada saat peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 1 Pogalan, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pogalan menjelaskan bahwa sebenarnya nilai siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) tidak layak untuk
diteliti. 12 Hal ini berarti bahwa nilai siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) lebih rendah dari pada siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD). Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan?
Wawancara dengan Siswoyo, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pogalan, tanggal 21 Desember 2009
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
D. Kegunaan Penelitian:
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi lembaga SMP Negeri 1 Pogalan: Untuk mengetahui karakter setiap murid dengan memperhatikan dari mana mereka berasal (Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah), sehingga dapat menentukan metode belajar yang cocok, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan kualitas sebagai pendidik.
2. Bagi peneliti: Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta kreativitas berfikir dalam penulisan karya ilmiah.
3. Bagi lembaga UIN Maulana Malik Ibrahim Malang: Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya dalam bidang yang sama, sekaligus diharapkan hasil penelitian berikutnya lebih sempurna.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
H a = Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
H 0 = Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini digunakan sebagai pembatasan masalah yang diteliti sehingga penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada:
1. Siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan yang terdiri dari 30 siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan 30 siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI).
2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan. Prestasi belajar diperoleh dari nilai rapor Pendidikan Agama
Islam kelas VII Semester I di SMP Negeri 1 Pogalan pada tahun 2009/2010.
G. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman dan kejelasan tentang arah penulisan skripsi ini, maka penulis memaparkan definisi yang tertera di dalam judul penulisan ini yaitu: Studi adalah pelajaran, penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh
ilmu pengetahuan. 13 Komparasi perbandingan sebagai penjelasan. 14
Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil
penelitian. 15 Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dll) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara, dsb). 16
Komparatif adalah berkenaan atau berdasarkan perbandingan. 17
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), hlm. 965
14 M. Dahlan dkk, Kamus Induk Istilah Ilmiah (Surabaya: Target Press, 2003), hlm. 903 15 Syaiful Bakhri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm. 24 16 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 32
17 Ibid., hlm. 453
Sekolah Dasar (SD) adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun, yang merupakan bagian dari pendidikan
dasar. 18 Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama. 19
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar
(atau sederajat). 20
H. Sistematika Pembahasan
Supaya pembahasan dalam skripsi nanti terdapat kesinambungan dan sistematis, maka dalam penulisannya ini mencangkup VI BAB, berdasarkan pembahasan sebagai berikut:
BAB I
: Pendahuluan
Berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis, Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Pembahasan.
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 3
19 Wikipedia, Madrasah Ibtidaiyah (http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_Ibtidaiyah, di Akses 21 november 2009
20 Wikipedia, Sekolah Menengah Pertama (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama, di Akses 21 November 2009)
BAB II : Kajian Pustaka
Berisi tentang Pengertian Prestasi Belajar, Tinjauan Tentang Sekolah, dan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.
BAB III : Metode Penelitian
Berisi tentang Lokasi Penelitian, Pendekatan dan Jenis Penelitian, Data dan Sumber Data, Populasi dan Sampel, Instrument Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis Data.
BAB IV : Hasil Penelitian
Berisi tentang Diskripsi Data, Latar Belakang SMP Negeri 1 Pogalan dan Pemaparan data Prestasi Belajar Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan
BAB V : Pembahasan Hasil Penelitian
Berisi tentang Pengujian Hipotesis dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.
BAB VI : Penutup
Berisi tentang Kesimpulan dan Saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yang mempunyai pengertian sendiri-sendiri yakni prestasi dan belajar, tetapi dalam pembahasan ini kedua kata tersebut sangat berhubungan.
1. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Tesaurus Bahasa Indonesia Prestasi adalah hasil, kinerja. 21 Adapun pengertian prestasi menurut WJS. Poerdaminta
adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) dan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar dalam kamus ilmiah populer, prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
keuletan kerja. 22 Sedangkan Belajar dalam Tesaurus Bahasa Indonesia adalah
menuntut ilmu, bersekolah, berlatih. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan belajar disini dipaparkan pengertian belajar: 23
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm. 317
22 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), hlm. 768 23 Muhaimin, dkk, Strategi belajar Mengajar (Surabaya: CV Citra Media 1996) hlm. 37 22 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), hlm. 768 23 Muhaimin, dkk, Strategi belajar Mengajar (Surabaya: CV Citra Media 1996) hlm. 37
b. Belajar merupakan suatu proses timbulnya atau berubahnya tingkah laku melalui latihan (pendidikan) yang membedakan dari perubahan oleh faktor-faktor yang tidak dapat digolongkan dalam latihan (pendidikan)
c. Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Jadi belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman dan proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan. 24 Dalam Q.S. Al-Nahl: 78 Allah berfirman:
dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 27-28
Prestasi belajar merupakan simbol dari keberhasilan seorang siswa dalam studinya. Menurut Bloom salah satu tokoh Humanistik menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku meliputi tiga ranah yang disebut Taksonomi. Tiga ranah dalam
Taksonomi Bloom adalah: 25
a. Domain kognitif, terdiri atas enam tingkatan: Pengetahuan,
Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi
b. Domain psikomotor, terdiri atas lima tingkatan: Peniruan,
Penggunaan, Ketepatan, Perangkaian, Naturalisasi
c. Domain afektif terdiri atas lima tingkatan: Pengenalan, Merespon, Penghargaan, Pengorganisasian, Pengamalan Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor Kognitif, Afektif dan Psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil
penelitian. 26 Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian
usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun
Asri Budiningsih, Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.75
26 Syaiful Bakhri Djamarah, op.cit., hlm. 24 26 Syaiful Bakhri Djamarah, op.cit., hlm. 24
Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester bahkan Ujian Akhir Nasional dan ujian-ujian masuk Perguruan Tinggi. Dalam Q.S. Al-Hujurat: 13 Allah Berfirman:
”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (Internal), terdiri dari factor fisiologis, psikologis dan kematangan.
Sunarto, Pengertian Prestasi Belajar ( http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ , diakses 21 Oktober 2009)
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh (kesehatan). Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari kurang dipahami. Untuk mempertahankan jasmani yang sehat maka siswa dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga ringan yang berkesinambungan.
Tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat juga mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata dan telinga, maka sebaiknya guru bekerjasama dengan sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin dari dinas kesehatan. Kiat lain adalah menempatkan siswa yang penglihatan dan penglihatan dan pendengarannya kurang
sempurna di deretan bangku terdepan secara bijaksana. 28
2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh (intelegensi, perhatian, sikap siswa, bakat, minat, motivasi)
a) Intelegensi
Menurut William Stern, Intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 145-146 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 145-146
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar peluangnya meraih sukses, demikian pula sebaliknya.
b) Perhatian
Gazali dalam slameto (1991) menyatakan bahwa perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau benda- benda atau sekumpulan objek. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik maka guru harus mengusahakan bahan pelajaran yang menarik perhatian sesuai dengan hobi dan bakatnya. Proses timbulnya perhatian ada dua cara, yaitu perhatian yang timbul dari keinginan (volitional attention) dan bukan dari keinginan atau tanpa kesadaran kehendak
(nonvolitional attention). 30
c) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang,
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 52
30 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi Dan Kompetensi (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 129-130 30 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi Dan Kompetensi (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 129-130
d) Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Hendaknya orangtua tidak memaksakan anaknya untuk menyekolahkan anaknya ke jurusan tertentu tanpa mengetahui bakat yang dimiliki anaknya. Siswa yang tidak mengetahui bakatnya, sehingga memilih jurusan yang bukan bakatnya akan berpengaruh buruk terhadap kinerja
akademik atau prestasi belajarnya. 31
e) Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang menaruh minat besar terhadap kesenian akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada yang lain.
Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 150
Pemusatan perhatian itu memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang diinginkan. 32
f) Motivasi
Motivasi belajar merupakan kekuatan, daya pendorong, atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Motivasi ada dua jenis, intrinsic dan ekstrinsik. Motivasi intrinsic adalah motivasi yang datang secara alamiah dari diri siswa itu sendiri sebagai wujud adanya kesadaran diri dari lubuk hati paling dalam. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan factor-faktor di luar diri peserta didik, seperti adanya pemberian nasihat dari gurunya, hadiah, kompetisi
sehat antarpeserta didik, hukuman dsb. 33
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 194
33 Nanang Hanafiah, dkk, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 26-27
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis (kesiapan, kelelahan) 34
a) Kematangan Kematangan merupakan suatu tingkatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ biologisnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru. Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih berhasil apabila anak sudah siap (matang) untuk belajar. Dalam konteks proses pembelajaran kesiapan untuk belajar sangat menentukan aktivitas belajar siswa.
b) Kesiapan Kesiapan atau readiness merupakan kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesediaan itu datang dari dalam diri siswa dan juga berhubungan dengan kematangan. Kesiapan amat perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dengan kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
c) Kelelahan Kelelahan ada dua macam, yaitu kelelahan jasmani (fisik) dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk membaringkan tubuh (beristirahat).
Tohirin, op. cit., hlm. 135-137
Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang.
b. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) diantaranya:
1) Faktor social yang terdiri atas: 35
a) Lingkungan sekolah Lingkungan social sekolah meliputi guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Guru yang menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
b) Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat adalah tetangga dan teman- teman sepermainan disekitar perkampungan siswa. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan banyak pengangguran akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak siswa akan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 152-153 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 152-153
2) Factor non social Factor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung sekolah, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letak-letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Factor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan siswa. 36
c. Pendekatan dan Metode Belajar
1) Pendekatan Belajar Banyak pendekatan belajar yang dapat diajarkan kepada siswa untuk mempelajari materi pelajaran yang sedang mereka tekuni. Pendekatan belajar yang dianggap mampu mewakili
yang klasik dan modern adalah: 37
a) Pendekatan hokum Jost Menurut Reber (1988) yang mendasari hokum Jost (Jost’s in law) adalah siswa yang lebih sering
Ibid., hlm. 153-155 37 Ibid.,.,hlm. 127-129 Ibid., hlm. 153-155 37 Ibid.,.,hlm. 127-129
Mempelajari materi dengan alokasi waktu 3 jam perhari selama 5 hari lebih efektif daripada 5 jam sehari tetapi hanya selama 3 hari. Pendekatan belajar dengan mencicil ini masih dipandang cukup berhasil terutama untuk materi yang bersifat hafalan.
b) Pendekatan Ballard dan Clanchy Menurut Ballard dan Clanchy (1990), pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan. Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu:
(1) Sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving) Pada umumnya siswa yang bersifat conserving menggunakan pendekatan belajar “reproduktif” (bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi).
(2) Sikap memperluas (extending) Siswa yang bersikap extending biasanya menggunakan
belajar “analistis” (berdasarkan pemilahan dan interpretasi fakta dan
pendekatan pendekatan
c) Pendekatan Biggs Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk dasar, yaitu:
(1) Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah) Siswa yang menggunakan pendekatan surface, misalnya mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. Gaya belajarnya santai, asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.
(2) Pendekatan deep (mendalam) Siswa yang menggunakan pendekatan deep biasanya mempelajari materi karena memang dia tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsic). Gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara
memikirkan cara mengaplikasikannya. Baginya lulus dengan nilai baik
mendalam
serta serta
(3) Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Siswa yang menggunakan pendekatan achieving pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus, disebut ego-enhancement. Yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setinggi- tingginya.
Gaya belajar ini lebih serius dari pada yang menggunakan pendekatan lain. Dia memiliki ketrampilan belajar (study skill) dalam arti sangat cerdik dan efisien dalam mengatur waktu belajarnya. Baginya berkompetisi dengan teman-teman dalam meraih nilai tertinggi adalah penting, sehingga dia sangat disiplin, rapi dan sistematis serta berencana maju ke depan (plans ahead).
2) Metode Belajar
a) Metode SQ3R Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. SQ3R pada prinsipnya a) Metode SQ3R Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. SQ3R pada prinsipnya
meneliti atau
mengidentifikasi seluruh teks; (2) Question, adalah menyusun daftar pertanyaan yang
relevan dengan teks; (3) Read, adalah membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun;
(4) Recite, adalah menghafal setiap jawaban yang telah
ditemukan; (5) Review, adalah meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.
b) Metode PQ4R
Metode PQ4R adalah ciptaan Thomas dan Robinson (1972) yang dapat meningkatkan kinerja memori dalam memahami substansi teks. Menurut Anderson (1990) langkah-langkah PQ4R adalah:
(1) Preview, adalah menentukan topic umum dalam Bab yang akan dipelajari kemudian diidentifikasi subbabnya;
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja LOGOS Wacana Ilmu, 1999), hlm. 126-130
(2) Question, adalah menyusun pertanyaan yang relevan dengan subbab; (3) Read, adalah membaca dengan cermat sambil mencari jawaban untuk pertanyaan yang telah disusun tadi; (4) Reflect, adalah memahami isi bacaan dan menghubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya; (5) Recite, adalah mengingat informasi dalam bacaan, kalau ada jawaban yang kurang memuaskan hendaknya dibaca lagi;