HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN UPAYA MENJAGA KEBUGARAN PADA LANSIA DI DESA LUBUK BATANG LAMA Nelly Rustiatu, S.Km,. M.Kes
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN UPAYA MENJAGA KEBUGARAN PADA LANSIA DI DESA LUBUK BATANG LAMA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BATANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2013
Nelly Rustiati, SKM, MKes ABSTRAK
Latar Belakang :Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan sercara berlipat ganda (multiple pathology).
Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi tubuh, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain (Zainuddin, 2008). Dalam pendekatan pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut usia sangat perlu ditekankan pendekatan yang dapat mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual dan sosial. Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut usia yang membutuhkan suatu pelayanan yang komprehensif. Pendekatan inilah yang dalam bidang kesehatan jiwa (mental
health ) disebut pendekatan eklektik holistik, yaitu suatu pendekatan yang tidak
tertuju pada pasien semata-mata, akan tetapi juga mencakup aspek psikososial dan lingkungan yang menyertainya. Pendekatan Holistik adalah pendekatan yang menggunakan semua upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia, secara utuh dan menyeluruh (Azis, 2009).
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mencari adanya hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran lansia di Desa Lubuk Batang Lama Kabupaten OKU.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi korelasi dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki lansia. Jumlah sampel penelitian keluarga, dan pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sample. Instrumen yang digunakan adalah questioner upaya keluarga dalam menjaga kebugaran lansia di rumah.
Hasil : Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap keluarga terhadap upaya
menjaga kebugaran lansia(p.value 0,05). Dan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia (p.value 0,006).
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap keluarga terhadap
upaya menjaga kebugaran lansia. Hubungan bersifat positif, yang artinya semakin tinggi pengetahuan keluarga, maka semakin tinggi dalam upaya keluarga dalam menjaga kebugaran lansianya.
Kata kunci : Upaya keluarga, Kebugaran Lansia
Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian terpadu dari Pembangunan Nasional. Arahnya yaitu untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional dan untuk mencapai Indonesia sehat secara keseluruhan pada tahun 2010 (DepkesRI, 2010). Menurut UU No. 13 tahun 1998
Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Notoatmodjo, 2009). Peningkatan derajat kesehatan ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia dari usia 52 tahun pada tahun 1980 menjadi usia 67 tahun pada tahun 2008 dan bila data ini diproyeksikan pada tahun-tahun yang akan datang, terlihat bahwa populasi lanjut usia di Indonesia akan meningkat dalam jumlah besar (DepKes RI, 2009).
Setelah memasuki masa lansia umumnya orang akan mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda, misalnya tenaga berkurang, energi menurun, gigi banyak yang tanggal, kulit semakin keriput tulang makin rapuh (Zainuddin, 2009). Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan sercara berlipat ganda (multiple
pathology). Hal ini semua dapat
kelainan fungsi tubuh, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain
A. PENDAHULUAN
(Zainuddin, 2008).
Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu penyelarasan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat melelahkan. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang (Aziz, 2009). Dalam pendekatan pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut usia sangat perlu ditekankan pendekatan yang dapat mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual dan sosial. Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut usia yang membutuhkan suatu pelayanan yang komprehensif. Pendekatan inilah yang dalam bidang kesehatan jiwa (mental health ) disebut pendekatan eklektik holistik, yaitu suatu pendekatan yang tidak tertuju pada pasien semata-mata, akan tetapi juga mencakup aspek psikososial dan lingkungan yang menyertainya. Pendekatan Holistik adalah pendekatan yang menggunakan semua upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia, secara utuh dan menyeluruh (Azis, 2009). Pada 2010 usia harapan hidup Indonesia mencapai 67,4 tahun dan pada 2020 diprediksi mencapai 71,1 tahun. Meningkatnya populasi lansia di Indonesia juga disebabkan keberhasilan membangun keluarga
(KB). Pertumbuhan lansia juga ditopang keberhasilan pemerintah menurunkan angka kematian bayi, menaikkan derajat kesehatan
(BKKBN, 2010).
Di Negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan usia lanjut ±1.000 orang perhari, pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk di atas usia 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi “ledakan penduduk usia lanjut”. Demografi usia lanjut di Indonesia pada tahun 1980, total penduduk 55 tahun ke atas adalah 148 lansia dengan persentase 7,7% , pada tahun 1985 berjumlah 165 lansia dengan persetase 8%, tahun 1990 berjumlah 183 dengan persentase 8,7 %, di tahun 1995 berjumlah 202 lansia dengan persentase 19%, tahun 2020 berjumlah 222 dengan persentase 11,9% (Darmojo, 2012).
Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 8,55 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Sedangkan jumlah penduduk lansia di propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 telah mencapai 484.344 orang atau ada sekitar 6,89% dari jumlah penduduk sumatera selatan. Perbandingan persentase lansia Sumsel tahun 2009 antara laki-laki dan perempuan adalah 48,84 berbanding 51,16 (BKKBN, 2009). Di Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2009, di Kecamatan Baturaja Barat dengan jumlah 741 orang, dan yang dilayani kesehatannya 641 (86,50%), Kecamatan Baturaja Timur 764 orang yang dilayani kesehatannya
Raja berjumlah 600 orang yang dilayani kesehatannya 411 (68,50%), Kecamatan Lubuk Batang berjumlah 118 orang yang dilayani kesehatannya 112 (95 %), Kecamatan Peninjauan 1351 orang yang dilayani kesehatannya 212 (15,69%), Kecamatan Sinar Peninjauan berjumlah 227 orang yang dilayani kesehatannya 109 (44,49%), Kecamatan Semidang Aji berjumlah 558 orang yang dilayani kesehatannya 415 (74,37%), Kecamatan Pengandonan 820 orang yang dilayanai kesehatannya 754 (83,90%), Kecamatan Ulu Ogan 1074 orang yang di layani kesehatannya 908 (84,96%), Kecamatan Soso Buay Rayap berjumlah 489 orang yang dilayani kesehatannya 485(88,96%), Kecamatan Lengkiti berjumlah 329 orang yang dilayani kesehatannya 114 (17,2%) orang (Dinkes, 2009). Di Desa Lubuk Batang lama, Kabupaten Ogan Komering Ulu terdapat 160 lansia yang jenis kelamin laki-laki sebanyak 85 (53 %), yang berjenis kelamin perempuan
75 (46%), yang dikelompokan menjadi pra lansia sebanyak 48 (30%), lansia sebanyak 55 (34%), dan lansia risiko tinggi sebanyak 57 (35%) (UPTD Lubuk Batang, 2013). Dari data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia Di desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013.
B. RUMUSAN MASALAH Belum diketahuinya Hubungan menjaga kebugaran pada lansia dan Pengetahuan dan Sikap Keluarga diketahuinya hubungan sikap dengan Upaya Menjaga Kebugaran keluarga dengan upaya menjaga pada Lansia di Desa Lubuk Batang kebugaran pada lansia di desa lubuk Lama Wilayah Kerja Puskesmas batang lama kecamatan Ogan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Komering Ulu Tahun 2013.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai motivasi bagi Petugas Kesehatan wilayah kerja Puskesmas
C. TUJUAN PENELITIAN Lubuk Batang kabupaten Ogan
Secara umum adalah Komering Ulu, untuk lebih diketahuinya Hubungan Pengetahuan meningkatkan upaya pelayanan dan Sikap Keluarga dengan Upaya kesehatan kepada masyarakat, Menjaga Kebugaran pada Lansia di terutama dalam hal ini keluarga yang Desa Lubuk Batang Lama Wilayah memiliki Lansia, agar dapat lebih Kerja Puskesmas Lubuk Batang meningkatkan dalam memberikan Kabupaten Ogan Komering Ulu dukungan yang baik lagi dalam Tahun 2013. Sedangkan secara menjaga kebugaran lansia sebagai khusus diketahuinya hubungan anggota keluarganya. pengetahuan keluarga dengan upaya
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian, Penelitian ini adalah penelitian observasional yaitu dengan
melakukan observasi apa yang terjadi sesungguhnya pada subyek penelitian di populasi dengan rancangan potong lintang yang digunakan untuk analisa data yang menyangkut variabel dependen yaitu pengetahuan dan sikap sedangkan
variabel independen yaitu upaya keluarga dengan menjaga kebugaran pada lansia
yang di observasi dan diambil pada waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).Lokasi dan waktu penelitian, Lokasi penelitian dilakukan di desa lubuk batang
lama wilayah kerja puskesmas lubuk batang kabupaten ogan komering ulu tahun 2013.Waktu penelitian :Penelitian dilakukan bulan Maret-Juni 2013. Populasi dan sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua jumlah keluarga yang berjumlah 558 orang yang berada di desa lubuk batang lama wilayah kerja puskesmas lubuk batang kabupaten ogan komering ulu tahun 2013. Sampel Penelitian Pada penelitian didapatkan jumlah sampel sebanyak 83 orang. Dalam penelitian yang berjumlah 83 orang, sampel penelitian ditentukan dengan rumus Iwan Ariawan, 1998 yaitu :
2 Z .1-
α/2.P (1-P).N n =
2
2
d .(N .1-
- – 1) + Z α/2.p (1-p)
HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden yang berupaya dalam menjaga kebugaran lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas LubukBatang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013 berupaya Jumlah Persentase Ya 48 57,8 % Tidak 35 42,2 % Jumlah 83 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui responden yang berupaya dalam menjaga kebugaran lansia sebanyak 48 responden (57,8%) dan yang tidak berupaya dalam menjaga kebugaran lansia sebanyak 35 responden (42,2%).
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di Desa Lubuk Batang Lama WilayahKerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013 Pengetahuan Jumlah Persentase Baik 45 54,2 % Kurang 38 45,8 % Jumlah 83 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui responden yang berpengetahuan baik sebanyak 45 responden (54,2%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 38 responden (45,8%).
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi responden menurut sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah KerjaPuskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013 Sikap Jumlah Persentase positif
40 48,2 % negative 43 51,8 %
Jumlah 83 100 % Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui responden yang bersikap positif sebanyak 40 responden (48,2%) dan yang bersikap negative sebanyak 43 responden (51,8%).
Analisa Bivariat
Tabel 5.4. Hubungan pengetahuan keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas LubukBatang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013 Pengetahuan Upaya menjaga kebugaran Total P.Value Keluarga pada lansia
Berupaya Tdk berupaya Baik 32 (71,1%) 13 (28,9%) 45 (100%) 0,015 kurang 16 (42,1%) 22 (57,9%) 38 (100%) Total 48 (57,8%) 35 (42,2%) 83 (100%)
Keterangan : p. value < 0,05 Hubungan pengetahuan keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran pada lansia tabel diatas. Hasil penelitian ini di dapat jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 32 (71,1%), sedangkan yang pengetahuan baik dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 13 (28,9%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 16 (42,1%) responden, sedangkan yang berpengetahuan kurang dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 22 (57,9%) responden. Hasil uji chi-square di dapatkan p.value 0,015< 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia.
2. Hubungan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia
Tabel 1.5. Hubungan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang KabupatenOgan Komering Ulu Tahun 2013 sikap Upaya menjaga kebugaran pada lansia Total P.Value keluarga
Berupaya Tdk berupaya positif
29
11 40 0,017 (72,5%) (27,5 %) (100%) negatif
19
24
43 (44,2%) (55,8%) (100%)
(57,8%) (42,2 %) (100 %) Hubungan sikap keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran pada lansia tabel diatas. Hasil penelitian ini di dapat jumlah responden yang memiliki sikap positif dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 29 (72,5%), sedangkan yang sikap positif dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 11 (27,5%), sedangkan responden yang memiliki sikap negative dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 19 (44,2%) responden, sedangkan yang sikap negative dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 24 (55,8%) responden. Hasil uji chi-square di dapatkan p.value 0,017< 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia.
PEMBAHASAN
1. Hubungan pengetahuan keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia. Dari hasil univariat menunjukan bahwa dari
83 responden yang diteliti diketahui responden yang memiliki pengetahuan baik, sebanyak 45 responden (54,2%) dan sisanya berpengetahuan kurang sebanyak 38 responden (45,8%). Dari hasil analisa bivariat responden yang berpengetahuan baik dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 32 (71,1%), sedangkan yang pengetahuan baik dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 13 (28,9%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 16 (42,1%) responden, sedangkan yang berpengetahuan kurang dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 21 (57,9%) responden.
Hasil uji chi-square di dapatkan
p.value 0,015< 0,05 artinya ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia di Desa Lubuk Batang Lama.
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan atau kognitif merupakandominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overbehavior). Anggota keluarga lansia yang telah mengetahui tentang pentingnya kebugaran pada lansia, maka dia akan tertarik kemudian menimbang- nimbang baik buruknya bagi kesehatan dan kebugaran lansia dan berperilaku sesuai dengan kesadaranpengetahuan dan sikapnya mengenai cara-cara menjaga kebugaran lansia. Demikian juga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik tingkatan pengetahuan keluarga maka proporsi dengan kategori kurang semakin kecil.
Didukung pula dengan teori
Lawrence Green yang
menyebutkandiantaranya adalah bahwa perilaku seseorang dalam kesehatan dapatdipengaruhi oleh 3
52 yaitu factor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan upaya menjaga kebugaran lansia karena pendidikan keluarga yang rendah sehingga mengakibatkan kurangnya pengetahuan mengenai upaya menjaga kebugaran pada lansia, ini terjadi karena masih kurangnya informasi dan pemahaman mengenai pentingnya upaya menjaga kesehatan pada lansia.
2. Hubungan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia Dari hasil uji univariat menunjukan bahwa dari
83 responden yang diteliti diketahui responden yang bersikap positif sebanyak 40 responden (48,2%) dan sisanya bersikap negatif sebanyak 43 responden (51,8%). Dari hasil uji bivariat menunjukan bahwa responden yang memiliki sikap positif dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 29 (72,5%), sedangkan yang sikap positif dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 11 (27,5%), sedangkan responden yang memiliki sikap negative dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 19 (44,2%) responden, sedangkan yang sikap negative dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah
24 (55,8%) responden. Hasil uji chi-square di dapatkan hubungan yang bermakna antara sikap keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia di Desa Lubuk Batang.
Menurut Notoatmodjo (2010), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dariseseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapatditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belummerupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakanpredisposisi tindakan suatu perilaku.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar keluarga lansia dengan sikapmendukung dalam menjaga kebugaran lansia. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2010) yaitu sikap akanmembuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa ada hubungan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia, sikap yang positif sangat mempengaruhi dalam menjaga kebugaran lansia dan sikap yang negative mengakibatkan seseorang menjadi tidak tau akan pentingnya upaya menjaga kebugaran lansia, ini terjadi karena masih rendahnya pendidikan dan kurangnya informasi dari tim kesehatan mengenai kebugaran pada lansia sehingga wawasan yang kurang untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kebugaran lansia.
I. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat di simpulkan tentang hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di desa lubuk batang lama wilayah kerja Puskesmas lubuk batang kabupaten ogan komering ulu tahun 2013 sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN .2009 Badan Pusat Statistik Di Sumatera Selatan : BKKBN .2010 Program Keluarga
dan Neurologik pada Lanjut Usia ,
Fatmah (2010), Perubahan Psikuatik
Proram Lansia. Baturaja : Dinas Kesehatan.
Jakarta. Dinas Kesehatan OKU. 2009.
Pedoman Pengukuran Kesegaran Jasmani .
BKKBN Departemen Kesehatan RI (2010),
Berencana Di Indonesia Jakarta :
1. Adanya hubungan yang bermakna pengetahuan keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di desa lubuk batang lama wilayah kerja Puskesmas lubuk batang kabupaten ogan komering ulu tahun 2013.
2. Adanya hubungan yang bermakna sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di desa lubuk batang lama wilayah kerja Puskesmas lubuk batang kabupaten ogan komering ulu tahun 2013.
FIP IKIP Yogyakarta. Biro Pusat Statistik. Demographic and Health Survey 1994. Jakarta. 1995. BKKBN.2008 Program Kesehatan
Perkembangan Lansia , Yogyakarta,
IKIP Yogyakarta. Bustan (2009), Psikologi
Boedhi (2009),Perkembangan Lansia , Yogyakarta, FIP
Bandyah (2009), . Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu 2013.Bandung.
Aziz (2009), Senam Lansia Bugar, Jakarta, Dinas Olahraga dan Pendidikan Prov.DKI Jakarta.
J. SARAN
2. Dari hasil penelitian ini diharapkan keluarga lebih meningkatkan upaya nyadalam menjaga kebugaran pada lansia. Karena setelah memasuki masa lansia umumnya lansia akan mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda, misalnya tenaga berkurang, energi menurun, gigi banyak yang tanggal, kulit semakin keriput tulang makin sekali sikap keluarga dalam upaya menjaga kebugaran lansia.
1. Dari hasil penelitian ini di harapkan keluarga lebih memahami pentingnya pengetahuan dan sikap keluarga dalam upaya menjaga kebugaran pada lansia melalui informasi atau penyuluhan yang di berikan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas Lubuk batang.
Lansia Di Indonesia Jakarta : Yogyakarta, Fakultas Saparinah, (2009)Perubahan Kedokteran UGM. Psikuatik dan Neurologik pada
Hardywinoto (2009), Askep Lanjut Usia ,
Keluarga Tahap Lansia, Bahan Ajar, Makalah Yogyakarta, Fakultas
Fakultas Kedokteran UGM.
Keperawatan, Universitas Stanley (2008), Employee Health
Airlangga. Surabaya and Fitness Program , Uniqee
http://artikelpenjas. pengertian- Begestion : kebugaran jasmani. html Dia kses Johper.Jakarta.
pada 12/2/2013 Zainudin (2009), Ekonomi Politik,
pukul 18.24 Pembangunan dan Pemberdayaanhttp://keperawatan Rakyat ,Yogyakarta.
gerontik.blo gspot. senam-lansia.html Diakses pada 17/2/2013 pukul 19.24
Harssuky (2009), Pembangunan
Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat . Jakarta,
Bina Reka Pariwara. Melvin (2009), Pembangunan
Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat . Jakarta,
Bina Reka Pariwara. Notoatmojo, Soekidjo. 2008.
Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku
.Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmojo, Soekidjo. 2010.
Kesehatan Masyarakat dan Seni .
Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho ( 2010), Penyakit Kronik Pada Lanjut Usia. Artikel. Perpustakaan Digital Universitas Sumatera Utara
Puskesmas Lubuk Batang (2013),
Program Lansia : UPTD Lubuk Batang .
Pujiastuti (2008), Kesegaran
Jasmani , Jakarta. Dinas Kesehatan RI.
Rosmala (2009), Kesegaran , Surabaya. Dinas Kesehatan
Jasmani RI.