Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Sraten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Pra Siklus Penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran make a match ini

  dilaksanakan di kelas 4 siswa SD Negeri Sraten 01 Kabupaten Semarang mulai dari bulan Juli sampai Agustus 2017. Penelitian ini dilaksanakan dengan empat langkah kegiatan yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

  Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi ke SD Negeri Sraten 01 kelas IV pada mata pelajaran IPA. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA di kelas IV belum berfokus pada siswa namun justru guru yang mendominasi pelaksanaan proses belajar. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana guru langsung memberikan dan menjelaskan materi, siswa hanya duduk dan mendengar penjelasan guru. Siswa sebagai subjek pembelajaran hanya menerima materi yang disampaikan guru. Saat penyampaian materi, guru juga belum memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Peran siswa dalam pembelajaran IPA hanya terlihat dari proses soal latihan, itu pun terbatas. Siswa hanya menyelesaikan soal yang sesuai contoh dan jika ada variasi soal lainnya, maka guru yang harus menyelesaikannya untuk memberikan contoh penyelesaian.

  Hasil dari proses pembelajaran tersebut tidak optimal. Hal ini salah satunya dilihat dari rekapitulasi hasil ulangan harian yang ditampilkan pada Tabel 8.

  Meskipun nilai tertinggi yang diraih siswa sebesar 84, namun masih terdapat siswa yang mendapat nilai 42. Rata-rata dari 21 siswa tersebut hanya mencapai 66. Nilai ini masih di bawah KKM ditentukan yaitu 71. Selain itu, siswa yang masuk dalam kategori tuntas juga hanya mencapai 33%, sedangkan yang 67% lainya tidak mencapai KKM. Hal ini tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Sraten 01 yang menyatakan bahwa suatu kelas dikatakan telah tuntas belajarnya apabila sekurang- kurangnya 75% siswa telah mencapai KKM. Oleh karena itu perlu adanya tindakan perbaikan guna meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas tersebut. Salah satunya dengan dilakukan PTK dengan model pembelajaran make a match.

  Tabel 9 Data Hasil Belajar IPA Pra Silkus

  Siswa Belum Nilai

  Siswa Tuntas Jumlah Nilai Nilai

  Tuntas Rata-

  Siswa Tertinggi Terendah Rata Jumlah Persentase Jumlah Persentase

  21

  84

  42

  66 7 33 % 14 67 %

4.2. Deskripsi siklus I

  Pada pelaksanaan Siklus I terdapat empat langkah kegiatan yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refelksi (reflecting). Deskripsi pada Siklus I diuraikan berdasarkan 4 tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan/observasi dan refleksi. Berikut uraian dari masing-masing tahap.

4.2.1. Perencanaan Tindakan

  Pada tahap perencanaan, setelah melakukan observasi kelas, peneliti memilih materi yang akan diajarkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

  Siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan, sebelum pelaksanaan proses pembelajaran, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I, soal evaluasi, alat peraga, lembar observasi pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan model pembelajaran Make a match, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, serta menyiapkan alat dan media yang di gunakan dalam pembelajaran seperti gambar

  • – gambar bagian tumbuhan dalam bentuk kartu soal dan kartu jawaban mengenai materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan untuk menerapkan model pembelajaran Make a match dalam kegiatan inti.

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan

  Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dalam siklus I ini dilaksanakan tiga pertemuan. Adapun penjelasan tiap pertemuan adalah sebagai berikut : 4.2.2.1.

   Pertemuan I

  Pada pertemuan pertama kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut agamanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa. Setelah itu guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa mempersiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, alat tulis dan media pembelajaran. Kemudian guru memberikan apersepsi menunjukan sebuah tumbuhan kemudian menayakan kepada siswa bagian-bagian tumbuhan. Jawaban yang dilontarkan siswa pasti bermacam- macam, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa yang akan dicapai pada pertemuan pertama.

  Pada kegitan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajarn guru mencoba menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diajarkan, siswa menyebutkan bagian - bagian dari struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Dilanjutkan dengan meminta beberapa siswa secara bergantian maju kedepan kelas menunjukan beberapa alat peraga gambar akar. Setelah melakukan kegiatan tersebut, siswa mendengarkan materi mengenai struktur dan fungsi akar tumbuhan dan pengaruh struktur.

  Kegiatan berikutnya guru membaga menjadi kelompok besar dan memberikan arahan kepada siswa dengan mengenai aturan permainan dengan model pembelajaran

  

Make a match sebelum kartu dibagikan. Kelompok pertama diberi kartu soal,

  kelompok kedua dan ketiga diberi kartu jawaban. Kemudian siswa mencari pasangan dan mencocokan kartu yang mereka terima dengan waktu yang ditentukan. Setelah ketemu pasangannya kemudian kartu soal dan kartu jawaban dibawa ke guru, disitu guru mengoreksi apakah kartu soal dan jawaban itu benar atau tidak. Setelah dinyatakan benar baru kartu soal dan kartu jawaban ditempal dan didiskusikan di lembar kerja kelompok. Setelah itu kelompok tersebut maju ke depan mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi.

  Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum jelas kepada siswa. Guru dan siswa bersama- sama membuat rangkuman dan menyimpulkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan pertemuan berikutnya serta memberikan tugas rumah. kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan salam penutup.

4.2.2.2. Pertemuan II

  Pada pertemuan kedua, kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut agamanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa. Setelah itu guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa mempersiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, alat tulis dan media pembelajaran. Kemudian guru siswa bagian-bagian batang. Jawaban yang dilontarkan siswa pasti bermacam- macam, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa yang akan dicapai pada pertemuan kedua.

  Pada kegitan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajarn guru mencoba menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diajarkan, siswa menyebutkan bagian - bagian dari struktur dan fungsi batang tumbuhan. Dilanjutkan dengan meminta beberapa siswa secara bergantian maju kedepan kelas menunjukan beberapa alat peraga gambar batang. Setelah melakukan kegiatan tersebut, siswa mendengarkan materi mengenai struktur dan fungsi batang tumbuhan dan pengaruh struktur.

  Kegiatan berikutnya guru membaga menjadi kelompok besar dan memberikan arahan kepada siswa dengan mengenai aturan permainan dengan model pembelajaran

  

Make a match sebelum kartu dibagikan. Kelompok pertama diberi kartu soal,

  kelompok kedua dan ketiga diberi kartu jawaban. Kemudian siswa mencari pasangan dan mencocokan kartu yang mereka terima dengan waktu yang ditentukan. Setelah ketemu pasangannya kemudian kartu soal dan kartu jawaban dibawa ke guru, disitu guru mengoreksi apakah kartu soal dan jawaban itu benar atau tidak. Setelah dinyatakan benar baru kartu soal dan kartu jawaban ditempal dan didiskusikan di lembar kerja kelompok. Setelah itu kelompok tersebut maju ke depan mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi.

  Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum jelas kepada siswa. Guru dan siswa bersama- sama membuat rangkuman dan menyimpulkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan pertemuan berikutnya serta memberikan tugas rumah. kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan salam penutup.

4.2.2.3. Pertemuan III

  Pada pertemuan ketiga, kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa. Setelah itu guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung,. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan tepuk tangan bersama untuk menambah semangat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai.

  Pada kegiatan inti guru mengulang materi pada pertemuan pertama dan kedua yang telah dilaksanakan. Terlebih dahulu guru memberikan umpan balik tanya jawab dari materi pertemuan pertama dan kedua.

  Pada akhir kegiatan guru mengulas kembali hal-hal yang penting pada pertemuan pertama dan kedua kemudian memberikan waktu untuk bertanya materi yang belum jelas kepada siswa. Guru membagikan lembar kerja atau tugas tes evaluasi siswayang sesuai dengan KD (kompetensi dasar. Setelah selesai dikerjakan lembar evaluasi dikumpulkan untuk di bahas bersama-sama. Dan guru memberikan penilaian dari hasil soal evaluasi. Kemudian guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dan dilanjutkan dengan penutup pembelajaran.

4.2.3. Hasil Pengamatan / Obsevasi

  Berdasarkan observasi pada saat pembelajaran pada sklus I pertemuan I yang diamati oleh observer. Aktivitas guru dan siswa pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match dapat dijelaskan pada tabel berikut :

  

Tabel 10

Hasil Rekapitulasi Lembar Observasi

Aktifitas Guru Siklus I

  NO ASPEK YANG DIAMATI PERSENTASE KATEGORI A Kesesuaian ktsp

  1 Kegiatan awal 65.63 % baik

  2 Kegiatan inti 69.32 % baik

  3 Kegiatan penutup 70.00 % Baik

  4 Aspek pengelolaan kelas 77.50 % sangat baik

  B Pelaksanaan make a match saat presentasi. Jika observasi guru dilakukan oleh observer (guru kelas IV), maka observasi siswa dilakukan oleh guru (peneliti). Lembar observasi siswa terbagi menjadi 4 aspek yaitu kegiatan kedisiplinan, keaktifan, perhatian dan tanggung jawab.Rekapitulasi hasil pengisian lembar observasi siswa dapat dilihat pada Tabel 11

  75.00 % Baik C

  Kemampuan guru

  1 Aspek pedagogic 72.50 % Baik

  2 Aspek kepribadian 85.00 % sangat baik

  3 Aspek social 84.38 % sangat baik

  4 Aspek professional 75.00 % Baik

  Pada Tabel 10 dapat diketaui bahwa pelaksanaan pada Siklus I sudah terlaksana sesuai dengan RPP KTSP dan sintaks Make a match. Tetapi masih ada kekurangan dalam siklus I yaitu guru masih kurang menunjukkan semangat saat menumbuhkan motivasi belajar siswa, keterampilan guru dalam hal mengatur jalannya diskusi dan presentasi masih kurang, pembagian tugas siswa saat presentasi masih belum jelas. Belum optimalnya penggunaan media untuk proses pembuktian

  Tabel 11

Hasil Rekapitulasi Lembar Observasi

Aktifitas Siswa Siklus I

  Kriteria Aktifitas Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

  Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 7 33 % 4 19 % 9 43 % 1 5 %

  Kedisiplinan 4 19 % 9 43 % 7 33 % 1 5 %

  Keaktifan Perhatian 5 24 %

  6 29 % 8 38 % 2 10 % (Fokus) Tanggung 1 5 %

  9 43 % 11 52 % 0 % Jawab Tugas

  Data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa pada Siklus I, beberapa siswa sudah aktif dalam berdiskusi tetapi belum aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa masih relatif kurang disiplin dalam proses belajar. Untuk fokus dan tanngung jawab siswa sudah cukup baik.

  Selain data hasil observasi, Siklus I juga mendapat data hasil tes. Hasil dari pembelajaran Siklus I dengan menggunakan model Make a matchdapat dilihat pada Tabel 12.

  Tabel 12 Hasil Belajar Siklus I

  Nilai Siswa Belum Siswa Tuntas

  Jumlah Nilai Nilai Rata- Tuntas Siswa Tertinggi Terendah Rata

  Jumlah Persentase Jumlah Persentase Kelas

  21

  85

  60

  72.14 9 43 % 12 57 % Pada Tabel 12 terlihat bahwa Siklus I menghasilkan rata-rata kelas 72,14 dengan ketuntasan yang masih kurang baik yaitu 43%. Walaupun ada siswa yang mendapat nilai 85 namun juga masih ada siswa yang mendapat nilai 60. Persentase ketuntasan kelas IV yang dicapai pada Siklus I tersebut belum mencapai standar yang ditentukan SDN Sraten 01 yaitu minimal 75% siswa tuntas KKM, serta nilai rata-rata kelas juga belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 71. Oleh karena itu perlu dilakukan Siklus II. Perolehan nilai setiap individu dapat ditampilkan dalam bentuk diagram batang pada Gambar 3, sedangkan perbandingan siswa tuntas dan tidak tuntas disajikan dalam diagram lingkaran pada Gambar 4.

  90

  80

  70

  60

  50

  40

  30

  20

  10

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  2

  2 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a w w w w w w w w w s s s s s s s s s w w w w w w w w w w w w s s s s s s s s s s s s Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si

  

Gambar 3

Perolehan Nilai Tiap Siswa Siklus I

43%

tuntas tidak tuntas 57%

  

Gambar 4

Perbandingan Siswa Tuntas dan Tidak Tuntas Siklus I

4.2.4. Refleksi

  Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I beserta pengamatan atas tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan beberapa kelebihan serta kekurangan yang perlu diperbaiki pada Siklus II adalah sebagai berikut.

  Pembagian tugas siswa saat presentasi masih belum jelas.

  Dalam pelaksanaan siklus II terdapat empat langkah kegiatan yaitu melalui empat langkah kegiatan yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refelksi (reflecting). Pada pelaksanaan siklus II dilakukan dengan melakukan empat kali pertemuan. Dan setiap pertemuan akan di jelaskan lebih rinci sebagai berikut :

  Siswa kurang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.

  Siswa masih relatif kurang disiplin dalam proses belajar. j.

  Beberapa siswa sudah aktif dalam berdiskusi. i.

  h.

  Belum optimalnya penggunaan media untuk proses pembuktian saat presentasi.

  g.

  f.

  a.

  Keterampilan guru dalam hal mengatur jalannya diskusi dan presentasi masih kurang.

  e.

  Guru kurang menunjukkan semangat saat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

  d.

  Pelaksanan Make a match sudah baik.

  c.

  Pelaksanaan pada Siklus I sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

  b.

  Kegiatan sesuai dengan sintaks Make a match dan sesuai KTSP sudah baik.

4.3. Deskripsi Siklus II

  4.3.1. Perencanaan Tindakan

  Pada tahap perencanaan,setelah peneliti memilih materi yang akan diajarkan dan menusun rencana pelaksananan pembelajaran (RPP). Siklus II dilaksanakan dalam empat pertemuan. Sebelum dilaksanakan pembelajaran, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II, soal evaluasi, alat peraga, lembar observasi atau pengamatan penegelolaan pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan model pembelajaran Make a match, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung , serta menyiapkan alat dan media yang digunakan dalam pembelajaran seperti bunga asli dan gambar biji. Selain alat dan media peneliti juga mempersiapkan kartu soal dan kartu jawaban mengenai materi struktur dan fungsi bunga, buah dan biji tumbuhan untuk menerapkan model pembelajaran Make a match dalam kegiatan inti.

  4.3.2. Pelaksanaan Tindakan

  Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dalam siklus I ini dilaksanakan empat pertemuan. Adapun penjelasan tiap pertemuan adalah sebagai berikut : 4.3.2.1.

   Pertemuan I

  Pada pertemuan pertama kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut agamanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa. Setelah itu guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa alat-alat belajar seperti buku paket, alat tulis dan media pembelajaran. Kemudian guru memberikan apersepsi menunjukan sebuah bunga asli kemudian menayakan kepada siswa bagian-bagian bunga. Jawaban yang dilontarkan siswa pasti bermacam-macam, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa yang akan dicapai pada pertemuan pertama.

  Pada kegitan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajarn guru mencoba menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diajarkan, siswa menyebutkan bagian - bagian dari struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Dilanjutkan dengan meminta beberapa siswa secara bergantian maju kedepan kelas menunjukan beberapa alat peraga gambar akar. Setelah melakukan kegiatan tersebut, siswa mendengarkan materi mengenai struktur dan fungsi bagian bunga tumbuhan.

  Kegiatan berikutnya guru membaga menjadi kelompok besar dan memberikan arahan kepada siswa dengan mengenai aturan permainan dengan model pembelajaran

  

Make a match sebelum kartu dibagikan Kelompok pertama diberi kartu soal,

  kelompok kedua dan ketiga diberi kartu jawaban. Kemudian siswa mencari pasangan dan mencocokan kartu yang mereka terima dengan waktu yang ditentukan. Setelah ketemu pasangannya kemudian kartu soal dan kartu jawaban dibawa ke guru, disitu guru mengoreksi apakah kartu soal dan jawaban itu benar atau tidak. Setelah dinyatakan benar baru kartu soal dan kartu jawaban ditempal dan didiskusikan di lembar kerja kelompok. Setelah itu kelompok tersebut maju ke depan mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi.

  Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum jelas kepada siswa. Guru dan siswa bersama- sama membuat rangkuman dan menyimpulkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan pertemuan berikutnya serta memberikan tugas rumah. kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan salam penutup.

4.3.2.2. Pertemuan II

  Pada pertemuan kedua, kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut agamanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa. Setelah itu guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa mempersiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, alat tulis dan media pembelajaran. Kemudian guru memberikan apersepsi menunjukan sebuah buah kemudian menayakan kepada siswa bagian-bagian buah. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa yang akan dicapai pada pertemuan kedua.

  Pada kegitan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajarn guru mencoba menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diajarkan, siswa menyebutkan bagian - bagian dari struktur dan fungsi buah. Dilanjutkan dengan meminta beberapa siswa secara bergantian maju kedepan kelas menunjukan beberapa alat peraga gambar buah. Setelah melakukan kegiatan tersebut, siswa mendengarkan materi mengenai struktur dan fungsi buah pada tumbuhan.

  Kegiatan berikutnya guru membaga menjadi kelompok besar dan memberikan

  

Make a match sebelum kartu dibagikan. Kelompok pertama diberi kartu soal,

  kelompok kedua dan ketiga diberi kartu jawaban. Kemudian siswa mencari pasangan dan mencocokan kartu yang mereka terima dengan waktu yang ditentukan. Setelah ketemu pasangannya kemudian kartu soal dan kartu jawaban dibawa ke guru, disitu guru mengoreksi apakah kartu soal dan jawaban itu benar atau tidak. Setelah dinyatakan benar baru kartu soal dan kartu jawaban ditempal dan didiskusikan di lembar kerja kelompok. Setelah itu kelompok tersebut maju ke depan mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi.

  Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum jelas kepada siswa. Guru dan siswa bersama- sama membuat rangkuman dan menyimpulkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan pertemuan berikutnya serta memberikan tugas rumah. kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan salam penutup.

4.3.2.3. Pertemuan III

  Pada pertemuan ketiga, kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut agamanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa. Setelah itu guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa mempersiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, alat tulis dan media pembelajaran. Kemudian guru memberikan apersepsi menunjukan gambar biji kemudian menayakan kepada siswa bagian-bagian biji. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa

  Pada kegitan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajarn guru mencoba menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diajarkan, siswa menyebutkan bagian - bagian dari struktur dan fungsi buah. Dilanjutkan dengan meminta beberapa siswa secara bergantian maju kedepan kelas menunjukan beberapa alat peraga gambar buah. Setelah melakukan kegiatan tersebut, siswa mendengarkan materi mengenai struktur dan fungsi biji pada tumbuhan.

  Kegiatan berikutnya guru membaga menjadi kelompok besar dan memberikan arahan kepada siswa dengan mengenai aturan permainan dengan model pembelajaran

  

Make a match sebelum kartu dibagikan. Kelompok pertama diberi kartu soal,

  kelompok kedua dan ketiga diberi kartu jawaban. Kemudian siswa mencari pasangan dan mencocokan kartu yang mereka terima dengan waktu yang ditentukan. Setelah ketemu pasangannya kemudian kartu soal dan kartu jawaban dibawa ke guru, disitu guru mengoreksi apakah kartu soal dan jawaban itu benar atau tidak. Setelah dinyatakan benar baru kartu soal dan kartu jawaban ditempal dan didiskusikan di lembar kerja kelompok. Setelah itu kelompok tersebut maju ke depan mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi.

  Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum jelas kepada siswa. Guru dan siswa bersama- sama membuat rangkuman dan menyimpulkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan pertemuan berikutnya serta memberikan tugas rumah. kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan salam penutup.

4.3.2.4. Pertmuan IV

  Pada pertemuan keempat, kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa. Setelah itu guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang kan berlangsung . kemudian guru melakukan apersepsi tepuk tangan bersama untuk menambah semangat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai.

  Pada kegiatan inti guru mengulang materi pada pertemuan pertama dan kedua.Terlebih dahulu guru memberikan umpan balik tanya jawab dari materi pertemuan pertama dan kedua.

  Pada akhir kegiatan guru mengulas kembali hal-hal yang penting pada pertemuan pertama dan kedua kemudian memberikan waktu untuk bertanya materi yang belum jelas kepada siswa. Guru membagikan lembar kerja atau tugas tes evaluasi siswa yang sesuai dengan KD (kompetensi dasar). Setelah selesai dikerjakan lembar evaluasi dikumpulkan untuk di bahas bersama-sama. Dan guru memberikan penilaian dari hasil soal evaluasi. Kemudian menyimpulkan pembelajaran dan menutup pembelajaran.

4.3.3. Hasil Pengamatan Obsevasi

  Berdasarkan observasi pada saat pembelajaran pada sklus II pertemuan yang diamati oleh observer. Aktivitas guru dan siswa pada penerapan model pembelajaran

  

Tabel 13

  Hasil Rekapitulasi Lembar Observasi

  

Aktifitas Guru Siklus II

  NO ASPEK YANG DIAMATI PERSENTASE KATEGORI A Kesesuaian KTSP

  1 Kegiatan awal 81.25 % sangat baik

  2 Kegiatan inti 80.68 % sangat baik

  3 Kegiatan penutup 80.00 % sangat baik

  4 Aspek pengelolaan kelas 80.00 % sangat baik B Pelaksanaan make a match 91.67 % sangat baik C Kemampuan guru

  1 Aspek pedagogic 90.00 % sangat baik

  2 Aspek kepribadian 90.00 % sangat baik

  3 Aspek social 90.63 % sangat baik

  4 Aspek professional 84.38 % sangat baik Berdasarkan tabel di atas menunjukan adanya peningkatan nilai aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Make a match pada siklus I sudah mencapai sangat baik dan guru sudah dikatakan berhasil dalam pembelajaran siklus II ini.

  Selain observasi untuk guru, juga terdapat observasi terhadap aktifitas siswa. Lembar observasi siswa terbagi menjadi 4 aspek yaitu kegiatan kedisiplinan, keaktifan, perhatian, dan tanggung jawab. Rekapitulasi hasil pengisian lembar observasi siswa dapat dilihat pada Tabel 13.

  

Tabel 14

Hasil Rekapitulasi Lembar Observasi

Aktifitas Siswa Siklus II

  Kriteria Aktifitas Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

  Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 0 % 5 24 % 11 52 % 5 24 %

  Kedisiplinan Keaktifan 2 10 % 8 38 % 8 38 % 3 14 % Perhatian 0 %

  6 29 % 11 52 % 4 19 % (Fokus) Tanggung Jawab 0 % 3 14 % 12 57 % 6 29 % Tugas

  Berdasarkan tabel di atas menunjukan peningkatan nilai aktivitas siswa selama melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Make a match pada siklus II. Dari keaktifan, kedisiplinan, perhatian dan tanggung jawab semua mengalami peningkatan yang sangat baik. Siswa juga merasa termotivasi.

  Selain data hasil observasi, Siklus II juga mendapat data hasil tes. Hasil dari pembelajaran Siklus II dengan menggunkan model Make a match dapat dilihat pada Tabel 15.

  Tabel 15 Hasil Belajar Siklus II

  Nilai Siswa Belum Siswa Tuntas

  Jumlah Nilai Nilai Rata- Tuntas Siswa Tertinggi Terendah Rata

  Jumlah Persentase Jumlah Persentase Kelas

  21

  95

  65

  81.19 17 81 % 4 19 % Pada Tabel 15 terlihat bahwa Siklus I menghasilkan rata-rata kelas 81,19 dengan ketuntasan yang masih kurang baik yaitu 19%. Walaupun ada siswa yang mendapat nilai 95 namun juga masih ada siswa yang mendapat nilai 65. Persentase ketuntasan kelas IV yang dicapai pada Siklus I tersebut belum mencapai standar yang ditentukan SDN Sraten 01 yaitu minimal 75% siswa tuntas KKM, serta nilai rata-rata kelas juga belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 71. Perolehan nilai setiap individu dapat ditampilkan dalam bentuk diagram batang pada Gambar 5, sedangkan perbandingan siswa tuntas dan tidak tuntas disajikan dalam diagram lingkaran pada Gambar 6.

  Gambar 5 Perolehan Nilai Tiap Siswa Siklus II

  1

  2 Si s w a

  1

  3 Si s w a

  1

  4 Si s w a

  1

  5 Si s w a

  6 Si s w a

  1 Si s w a

  1

  7 Si s w a

  1

  8 Si s w a

  1

  9 Si s w a

  2 Si s w a

  2

  1

  1

  10

  90 100 Si s w a

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  80

  1 Si s w a

  1 Si s w a

  2 Si s w a

  3 Si s w a

  4 Si s w a

  5 Si s w a

  6 Si s w a

  7 Si s w a

  8 Si s w a

  9 Si s w a

  1

  19% tuntas tidak tuntas 81%

  Gambar 6 Perbandingan Siswa Tuntas dan Tidak Tuntas Siklus II 4.3.4. Refleksi

  Setelah selesai melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II dan pengamatan atas tindakan pembelajaran di atas, maka tindakan pembelajaran yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu: 1. Siswa sudah termotivasi dengan baik.

  2. Siswa menjadi aktif dalam melakukan kegiatan menggunakan model Make a match .

4.4. Deskripsi Antar Siklus

  Perkembangan nilai hasil belajar siswa dari sebelum tindakan (pra siklus), Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat pada Tabel 16.

  Tabel 16 Perbandimgan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

  Siswa Belum Nilai

  Siswa Tuntas Jumlah Nilai Nilai

  Tuntas Siklus Rata-Rata

  Siswa Tertinggi Terendah Kelas Jumlah Persentase Jumlah Persentase

  Siklis

  21

  85

  60

  72.14 9 43 % 12 57 %

  1 Siklus2

  21

  95

  65

  81.19 17 81 % 4 19 % Dari Tabel 16 terlihat bahwa dari Siklus I ke Siklus II terjadi peningkatan rata-rata kelas dari 72,14 menjadi 81,19 dengan ketuntasan yang juga terjadi peningkatan sebesar 38% yaitu dari 43% menjadi 81%. Persentase ketuntasan kelas

  IV yang dicapai pada Siklus I ke Siklus II tersebut telah mencapai standar yang ditentukan SDN Sraten 01 yaitu minimal 75% siswa tuntas KKM, serta nilai rata-rata kelas juga telah mencapai KKM yang telah ditentikan yaitu 71.

  90

  80

  70

  60

  50

  40

  30

  20

  10 Siklus I Siklus II

tuntas tidak tuntas

Gambar 7

Perbandingan Siswa Tuntas Dan Tidak Tuntas Berdasarkan gambar 7, persentase siswa yang tuntas yang diambil dari nilai tes Siklus I menggunakan model make a match adalah 43% (9 siswa). Pada Siklus II, persentase siswa yang tuntas yang diambil dari tes Siklus II pada model pembelajaran

  Make a match adalah 81% (17 siswa). Diagram di atas menunjukan peningkatan

  jumlah siswa tuntas dari Siklus I ke Siklus II. Kondisi tersebut juga diiringi dengan menurunnya jumlah siswa yang tidak tuntas mulai dari 12 siswa menjadi 4 siswa. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I yaitu hanya 43% siswa tuntas dan meningkat pada Siklus II yaitu menjadi 81% siswa tuntas. Hasil tersebut telah memenuhi indikator kinerja pada penelitian ini yaitu 75% tuntas dengan KKM 71, sehingga pelaksanaan pembelajaran dihentikan pada Siklus II.

  Hal ini dikarenakan sudah mencapai 3 indikator kinerja yaitu rata-rata kelas secara klasikal telah mencapai KKM, jumlah siswa yang mencapai KKM telah mengalami peningkatan, dan 75% siswa telah mencapai KKM yang ditentukan. Perbandingan nilai setiap individu dapat dilihat pada diagram batang dalam Gambar 14.

  100

  90

  80

  70

  60

  50 SIKLUS I

  40 SIKLUS II

  30

  20

  10

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  2

  2 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a w w w w w w w w w s s s s s s s s s w w w w w w w w w w w w s s s s s s s s s s s s Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si Si

  

Gambar 8

Perbandingan Nilai Tiap Siswa Pada Siklus I Dan Siklus II

  Dari gambar 14 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata nilai mengalami kenaikan dari Siklus I ke Siklus II. Hal ini disebabkan karena keaktifan siswa untuk melakukan penyelidikan atau penemuan terus berkembang, jalannya diskusi untuk melakukan penyelidikan atau penemuan tambah optimal, proses presentasi yang lebih sistematis dari sebelumnya, serta penarikan kesimpulan yang lebih jelas dengan melibatkan siswa secara penuh.

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Sarana dan Prasarana dalam Pencapaian Target Akreditasi Sekolah pada Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Sarana dan Prasarana dalam Pencapaian Target Akreditasi Sekolah pada Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semara

0 0 51

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Sarana dan Prasarana dalam Pencapaian Target Akreditasi Sekolah pada Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Sarana dan Prasarana dalam Pencapaian Target Akreditasi Sekolah pada Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Mengelola Pembelajaran di SD Kanisius Temanggung

0 0 20

BAB IV - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Mengelola Pembelajaran di SD Kanisius Temanggung

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Mengelola Pembelajaran di SD Kanisius Temanggung

0 0 167

Hasil Supervisi Klinis Siklus I NO Nama Kelas Nilai Kategori Siklus I

1 1 158

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Sraten

0 0 13

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Sraten

0 0 11