BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Sarana dan Prasarana dalam Pencapaian Target Akreditasi Sekolah pada Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah SD Pakopen 01, SDN Pakopen 02, MI Sabilul Huda, dan SDN Jimbaran 01 pada Gugus Mina Kencana yang berada di Desa Pakopen UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Dan sebagai objek penelitian adalah kepala sekolah pada masing – masing sekolah tersebut.

a. Data Hasil Akreditasi Sarana dan Prasarana

Tabel 4.1

Daftar Perolehan Akreditasi yang Kurang Maksimal dan SD Inti (SD Pakopen 01) pada Gugus

Mina Kencana

Nilai Standar

Nilai Akhir No.

Nama Sekolah

Sarana dan

Peringkat Akreditasi

Prasarana

SD Negeri Jimbaran 1. 75 84 B 01

MI Sabilul Huda 2. 79 71 B Blater

SD Negeri Pakopen 3. 65 74 B 02

4. SD Pakopen 01 93 87 A

SDN Pakopen 01 sebagai SD Inti pada Gugus Mina Kencana mendapatkan rekapitulasi yang baik dan

Klasifikasi peringkat akreditasi dikatakan baik jika nilai komponen sarana dan prasarana mendapatkan nilai lebih dari 85. MI Sabilul Huda Blater kurang 7 poin nilai, SD Negeri Jimbaran 01 kurang 11 poin nilai, SD Negeri Pakopen 02 kurang 21 poin nilai, dan SD Pakopen

01 lebih 7 poin nilai. Faktor – faktor yang mempengaruhi kekurangan nilai standarisasi tata kekola sarana dan prasarana pada sekolah tersebut adalah meliputi kegiatan:

dan pengadaan, (2)penyimpanan dan inventarisasi, (3) pemeliharaan dan pemanfaatan, dan (4) penghapusan dan pengawasan.

perencanaan

b. Keadaan Sarana Prasarana dan Bangunan

Gambaran tentang keadaan ruang bangunan pada SDN Jimbaran 01, MI Sabilul Huda, SDN Pakopen 02, dan SD Pakopen 01 dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Kondisi Ruang Bangunan pada SDN Jimbaran 01, MI Sabilul Huda, SDN Pakopen 02, dan SD Pakopen 01

Keadaan Nama

Jumlah

No.

Sekolah Rusak Rusak Rusak

Ringan Sedang Berat SD Negeri

1. 14 6 1 2 5 Jimbaran 01

MI Sabilul 2. 13 6 0 7 0 Huda Blater

SD Negeri 3. 14 2 4 3 5 Pakopen 02

SD Pakopen 4. 17 16 0 0 1 01

Sumber : Laporan Sekolah Bulan November 2014 Keadaan ruang bangunan di SD Negeri Jimbaran

01 dan SDN Pakopen 01 masih banyak pada keadaan baik sedangkan pada MI Sabilul Huda paling banyak keadaan rusak sedang dan pada SD Negeri Pakopen 02 keadaan rusak berat paling banyak ditemukan.

4.2 Analisis

Analisis dilakukan peneliti bersama Kepala Sekolah SDN Jimbaran 01, MI Sabilul Huda, SDN Pakopen 02, dan SD Pakopen 01 dalam Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan dua kali yaitu pada tanggal 1 dan 17 Desember 2014 di SD Negeri Jimbaran

01 yang berlangsung sekitar 3 jam pada masing – masing pertemuan. Dalam FGD ini terjadi brainstorming (curah

Data –data yang diperoleh dikelompokkan kedalam tiga matrik yaitu, matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS), matrik Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) dan matrik SWOT untuk komponen perencanaan dan pengadaan, penyimpanan dan inventarisasi pemeliharaan dan pemanfaatan serta penghapusan dan pengawasan. Setelah data – data selesai didiskusikan oleh para kepala sekolah terkait, peneliti kemudian membuat analisis rencana strategis tata kelola sarana dan prasarana dalam mencapai target akreditasi yang sebelumnya kurang maksimal pada sekolah –sekolah di Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan

Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

4.2.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi sekolah dalam proses tata kelola sarana dan prasarana yang lebih baik di Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan dalam empat aspek yaitu komponen perencanaan dan pengadaan, penyimpanan dan inventarisasi, pemeliharaan dan pemanfaatan serta penghapusan dan pengawasan yang diuraikan masing – masing sebagai berikut :

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan aspek perencanaan dan pengadaan sampai diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3

Matriks IFAS Aspek Perencanaan dan Pengadaan

Penentuan Kepentingan

untuk

Penentuan Skor

Bobot Faktor Strategis

Pembobotan

x Skor

Jumlah Skor

1. Rencana Kerja Sekolah (RKS) disusun bersama guru

5 5 5 5 20 5 0,93 2. Keterlibatan Komite Sekolah

5 4 4 4 17 4,25 0,63 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi

kebutuhan belajar mengajar di kelas

5 4 3 4 16 4 0,59 4. Guru turut serta menyusun daftar kebutuhan

5 5 2 2 14 3,5 0,65 penyusunan anggaran 5. Pengadaan laboratorium komputer dan IPA yang mencukupi

sarana dan prasarana

5 3 2 4 14 3,5 0,52 6. Sekolah telah mempersiapkan Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBS)

1. Ketersediaan alokasi dana sekolah yang tidak mencukupi

4 5 2 4 15 3,75 0,72 2. Guru tidak terlibat dalam proses perencanaan kebutuhan

3 2 3 2 10 2,5 0,38 3. Jumlah peserta didik yang kurang

4 5 2 4 15 3,75 0,72 4. Minimnya bantuan dana dari orang tua siswa dan komite

2 4 4 5 15 3,75 0,72 5. Minimnya usulan kebutuhan

3 4 4 3 14 3,5 0,54 6. Tidak terdapat proyeksi kebutuhan dalam jangka panjang

Total Skor Akhir (Kekuatan - Kelemahan)

Pada aspek perencanaan dan pengadaan kekuatan yang paling berpengaruh dapat dilihat pada faktor Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang disusun bersama –sama dengan para guru dan persiapan sekolah dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBS) yang baik dengan jumlah masing –masing bobot dan skor sebanyak 0,19 untuk RKS, bobot dan skor sebanyak 0,19 dan 4 pada susunan RAPBS. Sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana telah memahami bahwa RKS sangat menentukan dalam tata kelola sarana dan prasarana.

Sekolah –sekolah juga telah melibatkan guru untuk turut serta menyusun daftar kebutuhan sarana dan prasarana dalam aspek ini sehingga turut membantu dalam memaksimalkan perencanaan dengan kebutuhan, hal ini dapat dilihat dengan bobot sebanyak 0,19 dan skor sebanyak 3,5. Kekuatan lain dapat dilihat pada keterlibatan komite sekolah sebesar 0,15 dan skor sebesar 4,25 serta kekuatan pada pengadaan laboratorium IPA dan komputer dengan bobot dan skor masing – masing sebanyak 0,15 dan 3,5. Dengan faktor – faktor strategis kekuatan yang ada Gugus Mina

Kencana memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri dalam usaha untuk mengembangkan tata kelola sarana dan prasarana khususnya aspek perencanaan dan pengadaan. Jumlah total bobot yang telah dikalikan total skor pada faktor strategis kekuatan pada aspek ini adalah 4,06.

64

Di lain sisi Faktor kelemahan aspek perencanaan dan pengadaan sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana paling berpengaruh terdapat pada Kurangnya alokasi dana belanja pada sekolah, jumlah peserta didik yang kurang dan minimnya bantuan dana dari orang tua siswa dan komite sekolah. Ketiga faktor tersebut memiliki perkalian bobot dan skor sebanyak 0,72. Usulan kebutuhan sarana dan prasarana yang minim juga menjadi faktor yang kelemahan dengan bobot 0,15 dan skor 3,5. Minimnya bantuan dana dari orang tua siswa dan komite menyebabkan kemampuan alokasi belanja sekolah menjadi lemah, ditambah faktor peserta didik yang kurang menyebabkan minimnya bantuan dana BOS, sehingga warga sekolah menjadi kurang berani dalam mengusulkan daftar kebutuhan.

Faktor kelemahan lain yaitu pada kurangnya proyeksi kebutuhan jangka panjang sebesar 0,12 dan 4 untuk masing – masing bobot dan skor. Jumlah total perkalian bobot dan skor untuk faktor kelemahan pada aspek perencanaan dan pengadaan ini adalah 3,55. Faktor kekuatan dan kelemahan menghasilkan selisih 0,51 lebih banyak untuk faktor kekuatan. Sehingga sekolah dapat memanfaatkan kekuatan dalam perencanaan dan pengadaan yang dimilikinya untuk mengembangkan tata kelola sarana dan prasarananya. Matriks EFAS untuk aspek perencanaan dan pengadaan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4

Matriks EFAS Aspek Perencanaan dan Pengadaan

Penentuan Kepentingan

Penentuan Skor Bobot Faktor Strategis

untuk

Pembobotan

x Skor

FGD Bobot

FGD

Jumlah Skor

1. Penyederhanaan birokrasi

4 3 3 3 13 3,25 0,52 2. Tuntutan kebutuhan perabot untuk

Sekolah Dasar yang tidak terlalu

4 3 4 5 16 4 0,64 banyak

3. Kecukupan dana BOS

5 3 3 4 15 3,75 0,75 4. Kemajuan program pendidikan

3 3 5 4 15 3,75 0,45 6. Peningkatan jumlah peserta didik

pengadaan yang semakin maju

5 5 4 5 19 4,75 1,08 2. Kenaikan harga barang

1. Tuntutan kompetensi dalam bidang kurikulum

perencanaan dengan ketersediaan kebutuhan yang ada yang kurang

3 5 2 2 12 3 0,41 sesuai

4. Tuntutan modernisasi kebutuhan dan kematangan peserta didik

3 4 4 5 16 4 0,73 5. Evaluasi pengadaan perabot oleh

supervisor yang kurang sesuai dari

3 4 3 2 12 3 0,41 segi

ergonomi, estetika,

dan

ekonomi 6. Kurangnya studi komprehensif mengenai masyarakat sekolah oleh

Total Skor Akhir (Peluang – Tantangan)

Dua faktor yang sangat penting yang dapat menjadi peluang bagi Gugus Mina Kencana adalah kecukupan dana BOS dan peningkatan jumlah peserta didik, kecukupan dana BOS mendapatkan bobot 0,2 dan skor 3,75 sedangkan peningkatan jumlah peserta didik mendapatkan bobot 0,2 dan skor 3,5. Kedua hal ini sangat berkaitan erat, peningkatan jumlah peserta didik tentunya dapat meningkatkan penambahan dana BOS. Meskipun dua sekolah yaitu SDN Jimbaran 01 dan SDN Pakopen 02 masih memiliki jumlah peserta didik yang tidak tergolong banyak, namun hampir disetiap tahun terjadi peningkatan jumlah pendaftaran peserta didik baru.

Faktor yang cukup penting untuk menjadi peluang bagi peningkatan dalam aspek perencanaan dan pengadaan

dalam program pendidikan, faktor ini mendapatkan bobot 0,16 dan skor 4,25. Faktor – faktor lainnya yaitu tuntutan kebutuhan perabot untuk sekolah dasar yang tidak terlalu banyak dibandingkan sekolah untuk jenjang diatasnya, faktor ini memperoleh bobot dan skor masing – masing 0,16 dan 4. Penyederhanaan birokrasi dalam proses perencanaan dan pengadaan mendapatkan bobot 0,16 dan skor 3,25 dan faktor kemajuan teknis pengadaan barang dan jasa mendapatkan bobot dan skor masing – masing 0,12 dan 3,75. Secara keseluruhan jumlah skor akhir dari peluang perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana ini adalah 3,74.

adalah

kemajuan

Selain peluang dalam faktor eksternal pengadaan dan perencanaan sarana dan prasarana terdapat faktor

Faktor – faktor penting yang menjadi tantangan dalam aspek perencanaan dan pengadaan ini adalah kenaikan harga barang, kurangnya kesesuaian penilaian visualisasi hasil perencanaan dengan ketersediaan kebutuhan yang ada dan evaluasi pengadaan perabot yang kurang memperhatikan segi ergonomi, estetika dan ekonomi jumlah perkalian bobot dan skor pada masing

– masing faktor tersebut 0,41. Kenaikan harga barang menghambat sekolah dalam merencanakan dan

mengadakan kebutuhan, kemudian penilaian dianggap baik karena dinilai dari hasil visualisai saja diikuti oleh evaluasi yang kurang sesuai dari segi ergonomi, estetika dan ekonomi. Ketiga aspek ini dapat menjadikan sekolah kurang memahami kekurangan kebutuhan sarana dan

Faktor studi oleh akademisi tidak menjadi tantangan yang berat yang dihadapi sekolah faktor ini mendapat bobot 0,18 dan skor 2. Total bobot dikalikan skor pada tantangan dalam faktor eksternal perencanaan dan pengadaan adalah 3,40. Sehingga Selisih nilai akhir peluang dan tantangan adalah 0,34. Faktor peluang lebih dominan daripada faktor tantangan, sehingga sekolah dapat memanfaatkan kelebihan

yang ada untuk mengembangkan tata kelola sarana dan prasarananya.

faktor

peluang

b. Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi

Aspek penyimpanan dan inventarisasi sarana dan prasarana memiliki dua belas Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dan sepuluh Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS). Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan pada IFAS dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5

Matriks IFAS Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi

Penentuan Kepentingan

Penentuan Skor Bobot Faktor Strategis

untuk

Pembobotan

x Skor

FGD Bobot

FGD

Jumlah Skor

1. Keterlibatan guru

dalam

5 1 1 1 8 2 0,38 berkala 2. Barang yang tersimpan di gudang

pemeriksaan gudang

secara

5 0,19

5 2 2 2 11 2,75 0,53 dalam keadaan yang baik

5 0,19

3. Memiliki bukti administrasi asal barang kebutuhan

4 2 3 4 13 3,25 0,50 4. Pihak sekolah memahami bahwa

4 0,15

inventarisasi adalah bentuk dari pemeliharaan

5. Sekolah rutin

melakukan

inventarisasi setiap tahun

4 2 4 5 15 3,75 0,58 6. Guru mendapat tugas untuk turut

4 0,15

serta menginventarisasi barang –

4 3 2 2 11 2,75 0,42 barang kebutuhan

1. Penataan barang yang tersimpan kurang baik

3 5 4 4 16 4 0,74 2. Tidak terdapat petugas khusus

5 0,19

untuk mengelola penyimpanan

1 5 5 4 15 3,75 0,69 sarana dan prasarana 3. Tidak terdapat administrasi dalam gudang

5 0,19

2 5 5 4 16 4 0,74 4. Inventarisasi tidak diikuti dengan

5 0,19

perawatan yang baik sehingga data yang tercatat ada yang tidak sesuai

1 4 4 3 12 3 0,44 dengan kondisi

4 0,15

2 5 2 3 12 3 0,44 kode khusus inventarisasi

5. Tidak semua barang memiliki

4 0,15

6. Tidak tercatat barang yang memerlukan perawatan khusus dan pemisahan barang yang sering

2 5 3 3 13 3,25 0,48 digunakan maupun barang yang tidak sering digunakan

Total Nilai Akhir (Kelemahan - Kekuatan)

0,59

70

Inventarisasi setiap tahun secara rutin menjadi faktor kekuatan yang paling berpengaruh dengan bobot 0,15 dan skor 3,75. Dengan inventarisasi yang rutin sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana dapat mengontrol ketersediaan barang dengan sangat baik. Kekuatan kedua terdapat bahwa sekolah telah memahami inventarisasi bentuk dari pemeliharaan sarana dan prasarana yaitu mendapat bobot 0,15 dan skor 3,5. Dengan pemahaman tersebut sekolah secara tidak langsung turut menjaga keberadaan sarana dan prasarana yang telah ada. Barang – barang yang tersimpan di gudang dalam keadaan yang baik mendapat bobot 0,19 dan skor 2,75. Meskipun sekolah kurang memperhatikan tata cara dalam mengelola gudang penyimpanan namun, barang – barang tersimpan digudang masih dalam keadaan baik dan minim dari kerusakan.

Kekuatan lain yang dimiliki sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana adalah bukti administrasi asal kebutuhan barang dengan bobot 0,15 dan skor 3,25.

dalam inventarisasi mendapatkan bobot 0,15 dan skor 2,75. Kekuatan yang paling minim adalah keterlibatan guru dalam pemeriksaan gudang secara berkala dengan bobot 0,19 dan skor 2. Dengan menjumlahkan perkalian bobot dan skor pada masing – masing komponen maka didapat nilai akhir faktor kekuatan pada penyimpanan dan inventarisasi sarana dan prasarana sebesar 2,95.

Keterlibatan

guru

Faktor kelemahan yang paling besar dan dapat menghambat peningkatan tata kelola sekolah faktor

Faktor kelemahan lainnya adalah sekolah – sekolah masih belum memiliki catatan untuk barang – barang yang memiliki perawatan khusus dan barang – barang yang sering maupun tidak sering digunakan dengan bobot 0,15 dan skor 3,25. Pemisahan di dalam inventarisasi ini sangat penting karena pemisahan administratatif barang yang baik dapat mempermudah dalam tata kelola lain seperti aspek penghapusan dan aspek pemeliharaan. Selanjutnya perawatan pasca inventarisasi dan pengkodean barang dalam aspek kelemahan inventarisasi mendapatkan perkalian bobot dan skor masing – masing adalah 0,44.

Hasil akhir total kekuatan dikurangi kelemahan adalah 0,59. Dari faktor kekuatan dan kelemahan pada aspek penyimpanan dan administrasi ternyata kekuatan lebih dominan daripada faktor kelemahan. Dengan demikian kelemahan – kelemahan yang ada dapat dimungkinkan dengan mengoptimalkan kekuatan yang ada.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek penyimpanan dan inventarisasi dapat dilihat pada Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Matriks EFAS Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi

Penentuan Kepentingan

Penentuan Skor Bobot Faktor Strategis

untuk

Pembobotan

x Skor

Jumlah Skor

1. Kondisi lingkungan sekitar yang relatif aman

5 3 5 5 18 4,5 0,95 2. Tidak terdapat gangguan yang ditimbulkan akibat

dari penataan barang di gudang

5 3 4 3 15 3,75 0,59 3. Inventarisasi yang baik turut berpengaruh dalam

penghematan sehingga penilaian

5 3 4 4 16 4 0,84 sekolah menjadi lebih baik 4. Kemajuan birokrasi mendorong sekolah untuk meningkatkan administrasi inventaris barang

keuangan

5 3 3 4 15 3,75 0,79 kebutuhan yang semakin bailk

5 3 2 4 14 3,5 0,74 barang

5. Semakin majunya program software komputer untuk membantu sistem manajemen inventarisasi

1. Pemeriksaan yang kurang mendalam terhadap kondisi sarana dan prasarana yang ada oleh

3 5 2 2 12 3 0,68 supervisor 2. Resiko kerusakan barang yang ditimbulkan dari luar jam operasional sekolah akibat penataan

3 5 2 1 11 2,75 0,50 yang kurang baik 3. Inventarisasi yang kurang baik berpengaruh terhadap

minat warga

sekolah

dalam

3 4 1 2 10 2,5 0,45 sehingga menurunkan kepercayaan orang tua siswa terhadap kemampuan skill akademis siswa

pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada

4. Keluarnya barang dari sekolah tanpa diketahui

4 4 2 2 12 3 0,68 5. Pelaporan inventarisasi sarana dan prasarana juga

dikoordinasi oleh Kementrian Keuangan sebagai

3 5 5 5 18 4,5 0,82 pencatatan aset negara

Total Skor Akhir (Peluang - Ancaman)

Dalam aspek peluang kondisi Gugus Mina Kencana yang ralatif aman sangat mendukung fungsi

Kemajuan teknologi informasi juga dianggap peluang bagi peningkatan fungsi inventarisasi dan inventory barang – barang faktor ini memiliki bobot 0,21 dan skor 3,5. Faktor peluang terakhir yaitu tidak terjadinya gangguan yang ditimbulkan dari penataan barang di gudang, dikarenakan barang – barang sekolah dasar yang tidak terlalu banyak sehingga tidak dikhawatirkan mengganggu lingkungan jika terdapat kesalahan dalam penataannya dengan bobot 0,16 dan skor 3,75. Penjumlahan perkalian bobot dan skor dalam faktor peluang ini menghasilkan angka 3,91.

Faktor strategis tantangan dalam penyimpanan dan inventarisasi ini antara lain berupa pelaporan inventarisasi dengan bobot 0,18 dan skor 4,5. Faktor ini benar – benar menuntut pihak sekolah dalam merekap seluruh aset – aset pendidikan yang ada dikarenakan aset – aset tersebut adalah milik negara. Kemungkinan

Barang yang telah terinventarisasi memiliki resiko kerusakan akibat penyimpanan yang kurang baik faktor tantangan ini diberikan bobot 0,18 dan skor 2,75. Faktor tantangan lain yang tidak terlalu dikhawatirkan sekolah adalah persepsi orang tua terhadap inventarisasi barang kebutuhan, faktor ini diberikan bobot 0,18 dan skor 2,5. Jumlah akhir perkalian bobot dan skor pada Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) adalah adalah 0,77 dengan faktor peluang yang mendominasi faktor – faktor strategis ancaman.

c. Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Internal Factors Analysis Summary (IFAS) untuk aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan dapat dilihat pada tabel

4.7 berikut :

Tabel 4.7 Matriks IFAS Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Penentuan Kepentingan

Penentuan Skor Bobot Faktor Strategis

FGD Bobot

Jumlah Skor

1. Minat belajar siswa yang tinggi

5 4 4 3 16 4 0,91 2. Sekolah menyediakan lemari

– lemari untuk pemeliharaan

5 3 3 2 13 3,25 0,74 alat peraga 3. Sekolah dapat memperbaiki kembali beberapa barang yang telah rusak untuk dapat

5 3 3 2 13 3,25 0,59 dipergunakan kembali

4. Guru sangat berhati – hati dalam penggunaan sarana

5 3 4 4 16 4 0,55 dan prasarana yang ada 5. Kepala sekolah terlibat dalam

pemeliharaan buku – buku

1. Guru lebih

tertarik

menggunakan buku daripada

3 3 4 4 14 3,5 0,67 alat peraga 2. Terdapat ketidaksesuaian media

1 3 2 2 8 2 0,38 dengan materi yang dibahas

yang digunakan

3. Kurangnya perawatan

2 3 4 3 12 3 0,71 4. Kurangnya kontrol berkala

terhadap pengecekan genting dan pengapuran

2 3 3 4 12 3 0,57 tembok

5. Guru kurang terlibat aktif dalam pemeliharaan sarana

2 3 3 2 10 2,5 0,48 dan prasarana

Total (Kekuatan - Kelemahan)

Pada bagian kekuatan faktor pertama yaitu minat belajar siswa yang tinggi terhadap pemanfaatan sarana dan prasarana. Faktor yang mendapat bobot 0,23 dan skor 4 ini sangat mempengaruhi perkembangan kemajuan tata kelola dalam peningkatan aspek pemanfaatan. Kemampuan sekolah dalam menyediakan lemari – lemari untuk pemeliharaan alat peraga dan keterlibatan kepala sekolah dalam memelihara buku – buku perpustakaan menjadi faktor kekuatan yang dapat menunjang selain faktor pertama, kedua faktor terakhir memperoleh bobot dan skor masing – masing 0,23 dan 3,25.

Sekolah secara swadaya juga telah dapat memperbaiki sebagian barang – barang rusak untuk dapat dipergunakan kembali kemampuan kekuatan ini mendapkan bobot 0,18 dan skor 3,25. Faktor kekuatan yang terakhir adalah kehati-hatian guru dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, guru yang dapat berhati – hati dalam memanfaatkan sarana yang ada ikut menunjang aspek pemeliharaan, faktor ini mendapatkan bobot 0,14 dan 4 untuk skor. Jumlah perkalian bobot dan skor untuk masing – masing faktor adalah 3,25.

Faktor IFAS kelemahan pemeliharaan dan pemanfaatan yang ditemukan dalam FGD antara lain : (1)

Guru lebih tertarik menggunakan buku dibandingakan alat peraga, hal ini dapat meminimalkan kemampuan sekolah dalam pemanfaatan sarana belajar yang ada, (2) Ditemukan beberapa indikasi oleh kepala sekolah ketidaksesuaian media yang digunakan dengan

Pada faktor IFAS ini kekuatan sekolah masih mendominasi kelemahan yang ada dengan selisih perhitungan bobot skor sebesar 0,71. Kesempatan dalam mengembangkan tata kelola aspek pemeliharaan dan pemanfaatan dapat dilakukan dengan mudah jika sekolah – sekolah mampu memaksimalkan potensi kekuatan yang ada.

Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) pada aspek pemeliharaan dan pemanfaatan dapat dilihat selanjutnya pada tabel 4.8. Aspek ini memiliki lima faktor strategis peluang eksternal dan lima faktor strategis tantangan eksternal.

Tabel 4.8

Matriks EFAS Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Penentuan Kepentingan

Penentuan Skor Bobot Faktor Strategis

FGD Bobot

Jumlah Skor

1. Dinas pendidikan rutin mengecek kondisi sekolah

4 3 4 4 15 3,75 0,94 2. Banyak referensi studi tentang

pemeliharaan terencana yang

5 2 1 1 9 2,25 0,34 dapat digunakan 3. Ekspektasi yang tinggi orang tua siswa

5 1 1 2 9 2,25 0,34 media belajar yang mencukupi 4. Pengiriman Mahasiswa dalam praktik mengajar di sekolah

terhadap pemanfaatan

4 1 4 5 14 3,5 0,88 meningkatkan ragam alat peraga 5. Kurikulim

Pendidikan (KTSP) memberikan hak otonomi penuh terhadap sekolah dalam mengoptimalkan

1. Pekerja bangunan

kurang

1 4 3 2 10 2,5 0,42 secara korektif 2. Biaya operasional dalam perbaikan

memperhatikan pemeliharaan

bangunan semakin tinggi

1 4 3 5 13 3,25 0,72 3. Pemerintah

membebankan program

perencanaan pemeliharaan langsung kepada

2 4 4 4 14 3,5 0,58 sekolah

4. Belum adanya monitoring dan evaluasi program pemeliharaan sarana dan

2 4 1 2 9 2,25 0,38 lembaga swadaya masyarakat

prasarana oleh

5. Kurangnya seminar dan pelatihan tentang aspek pemeliharaan dan pemanfaatan

2 4 1 2 9 2,25 0,63 prasarana pendidikan

Total Skor Akhir (Peluang - Tantangan)

Peluang yang ada di dalam aspek pemeliharaan dan pemanfaatan ini diantaranya adalah rutinitas yang dilakukan oleh dinas pendidikan yang rutin mengecek kondisi sekolah, hal ini secara tidak langsung turut mendorong pihak sekolah dalam mempersiapkan pemeliharaan sarana yang ada, faktor peluang ini mendapat bobot 0,25 dan skor 3,75. Mahasiswa yang sedang melakukan praktik kegiatan mengajar di sekolah juga turut memberikan ragam alat peraga, dengan faktor ini bobot diperoleh sebesar 0,25 dan skor 3,5.

Peluang yang mendapat nilai besar selanjutnya adalah faktor kurikulum yang memberikan otonomi penuh kepada sekolah dalam pemeliharaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana, faktor ini mendapat bobot 0,2 dan skor 4. Didukung oleh dua faktor selanjutnya yang memiliki bobot 0,15 dan skor 2,25 pada faktor harapan orang tua murid pada media belajar di sekolah yang mencukupi serta bnyaknya referensi studi tentang tata kelola pemeliharaan sarana dan prasarana terencana yang dapat dijadikan pedoman oleh warga sekolah. Jumlah total perkalian bobot dengan skor yang didapat peluang dalam aspek pemeliharaaan dan pemanfaatan ini adalah 3,29.

Didalam Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) terdapat juga lima faktor strategis tantangan dalam aspek pemeliharaan dan pemanfaatan ini. Faktor tantangan yang paling kuat terdapat pada biaya operasional perbaikan bangunan yang semakin tinggi, jika sekolah tidak mampu melakukan pemeliharaan dengan baik maka Dana Alokasi Khusus yang didapat

Tantangan yang ketiga adalah kebijakan pemerintah dalam membebankan secara langsung pemeliharaan dan pemanfaatan kepada sekolah yang mendapat bobot 0,17 dan skor 3,5, sehingga sekolah secara otonomi sangat bertanggung jawab terhadap keberhasilan aspek ini. Tantangan yang keempat yaitu pekerja bangunan yang kurang memperhatikan aspek pemeliharaan secara korektif, dan tantangan yang terakhir yaitu kurangnya monitoring dan evaluasi program pemeliharaan dan pemanfaatan oleh lembaga swadaya masyarakat yang dapat membantu sekolah.

Dari lima faktor tantangan yang dihadapi sekolah jumlah perkalian bobot dan skor didapat sebesar 2,72. Sehingga faktor peluang masih memiliki tingkat nilai yang lebih besar dibandingkan dengan faktor tantangan dengan selisih sebesar 0,57.

d. Aspek Penghapusan dan Pengawasan

Aspek penghapusan dan pengawasan memiliki dua Matriks yaitu Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS), Matriks IFAS dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Matriks IFAS Aspek Penghapusan dan Pengawasan

Penentuan Kepentingan

untuk

Penentuan Skor Bobot

Faktor Strategis

Pembobotan

x Skor

Jumlah Skor

1. Sekolah telah mengelompokkan barang – barang yang layak untuk

5 1 4 4 14 3,5 0,67 dihapus 2. Kepala

persyaratan penghapusan

5 1 4 4 14 3,5 0,83 perlengkapan sekolah 3. Kepala sekolah aktif mengawasi inventaris sarana dan prasarana

5 2 4 5 16 4 0,95 4. Guru turut serta mengawasi sarana

5 2 2 2 11 2,75 0,52 kehilangan 5. Sekolah menjamin keselamatan siswa

dan prasarana dari kerusakan dan

5 2 5 4 16 4 0,57 prasarana

dalam penggunaan sarana dan

1. Sekolah jarang

melakukan

penghapusan sarana dan prasarana

2 5 1 4 12 3 0,75 sehingga membebani inventarisasi 2. Kurangnya

2 4 4 3 13 3,25 0,65 beban biaya operasional sekolah 3. Rendahnya pengawasan pelaksanaan

penghapusan akan

mengurangi

manajemen sarana dan prasarana

2 4 3 4 13 3,25 0,65 dengan tetapan standar 4. Kurangnya decission support jika standar sarana dan prasarana tidak

2 4 2 2 10 2,5 0,50 memenuhi syarat 5. Fungsi pengawasan tidak diikuti dengan pemeliharaan yang baik

Total Skor Akhir (Kekuatan - Kelemahan)

Matriks IFAS pada aspek penghapusan dan pengawasan memiliki dua faktor yaitu kekuatan dan kelemahan yang masing – masing memiliki lima item faktor strategis. Kekuatan teridentifikasi paling

0,24 dan skor 0,83. Meskipun sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana tercatat jarang melakukan pemusnahan terhadap barang – barang kebutuhan yang ada namun sekolah – sekolah telah mengelompokkan barang – barang yang layak untuk dihapus, kekuatan ini mendapatkan bobot sebesar 0,19 dan skor 0,67. Dua kekuatan lain tercatat adalah jaminan keselamatan untuk siswa dalam penggunaan sarana yang ada serta keikutsertaan guru dalam mengawasi sarana dan prasarana dari kerusakan dan kehilangan. Bobot kelima kekuatan

skor kemudian dijumlahkan menghasilkan 3,55 Faktor

tersebut

dikalikan

pada aspek pemusnahan dan perawatan ada lima yaitu : (1) Kenyataan yang ada sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana belum melakuakan penghapusan sarana prasarana sehingga membebani perawatan dan inventarisasi, (2) sekolah kurang memahami bahwa penghapusan dapat mengurangi biaya operasional sekolah yang dipergunakan untuk perawatan, (3) pengawasan yang dilakukan masih dibawah tetapan standar, (4) kurangnya decission support untuk

Strategis kelemahan

Kelima faktor strategis kelemahan memiliki rentang bobot antara 0,15 hingga 0,25 dan rentang skor antara 2,5 hingga 3,25. Jumlah perkalian absolut antara bobot dan skor pada masing - masing faktor menjadi 2,96. Sehingga jika total perkalian skor dan bobot pada faktor kekuatan dikurangi dengan perkalian skor dan bobot pada faktor kelemahan didapatkan angka 0,59.

Faktor peluang dan tantangan pada aspek penghapusan dan pengawasan dapat dilihat pada Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) di tabel 4.10.

Tabel 4.10 Matriks EFAS Aspek Penghapusan dan Pengawasan

Penentuan Kepentingan

Penentuan Skor Bobot Faktor Strategis

FGD Bobot

Jumlah Skor

1. Sarana sekolah yang sudah tidak layak masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk diolah menjadi barang

5 3 2 3 13 3,25 0,76 dengan kegunaan lain

4 3 1 2 10 2,5 0,59 mempermudah supervisi inventaris

2. Penghapusan sarana

sekolah

3. Pengawasan luar jam operasional sekolah dibantu oleh Babinkamtibmas

4 2 1 2 9 2,25 0,40 4. Pengawasan sarana dan prasarana

termasuk fungsi pokok manajemen, sehingga pengawasan yang baik

manajemen sekolah 5. Fungsi pengawasan tidak memerlukan pelaporan secara terperinci

1. Kurangnya minat pihak swasta berniat mendapatkan lelang barang – barang

1 5 2 4 12 3 0,65 sekolah yang telah tidak layak pakai 2. Prosedur penghapusan yang sangat banyak persyaratannya

2 5 4 4 15 3,75 0,82 3. Kurangnya penyediaan panduan

3 5 2 2 12 3 0,52 prasarana 4. Jumlah bantuan BOS yang memadai untuk sarana dan prasaran menuntut pihak sekolah meningkatkan fungsi

pengawasan untuk

sarana dan

5. Supervisi sekolah lebih melihat fungsi inventarisasi

Total Skor Akhir (Tantangan - Peluang)

Hasil Focus Group Discussion (FGD) pada Gugus Mina Kencana didapatkan lima faktor peluang dan lima faktor tantangan untuk EFAS pada aspek penghapusan dan pengawasan. Masing – masing faktor akan dijelaskan sebagai berikut :

Faktor peluang paling strategis didapat untuk faktor perabot sarana sekolah yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi, misalnya sisa meja dan kursi kelas yang sudah tidak digunakan, faktor ini mendapat bobot 0,24 dan skor 0,76, kemudian diikuti oleh faktor peluang peningkatan

sekolah jika pengawasan dapat dilakukan dengan baik, faktor ini mendapat total perkalian bobot dan skor terbanyak kedua dengan 0,62.

fungsi

manajemen

Tiga faktor peluang lain adalah penghapusan sarana sekolah yang dapat mempermudah supervisi inventaris, fungsi pengawasan yang tidak memerlukan pelaporan secara terperinci dan pengawasan luar jam operasional sekolah yang dibantu oleh Babinkamtibmas. Ketiga faktor tersebut mendapatkan perkalian bobot dan skor masing – masing 0,59 untuk kemudahan supervisi inventaris, 0,57 untuk kemudahan pelaporan dan 0,4 untuk pengawasan oleh Babinkamtibmas. Jumlah perkalian bobot dan skor untuk peluang pada aspek penghapusan dan pengawasan ini adalah 2,94.

Faktor tantangan yang dapat menjadi hambatan dalam peningakatan tata kelola aspek penghapusan dan pengawasan ini antara lain : (1) Kurangnya minat pihak swasta dalam mendapatkan lelang barang – barang yang

dan (5) visitasi terhadap sekolah lebih melihat fungsi inventarisasi daripada fungsi pengawasan sehingga sekolah

himbauan jika pengawasan yang telah dilakukan selama ini masih kurang.

kurang

mendapatkan

Total skor akhir yang didapat dari perkalian bobot dan skor tantangan adalah 3,37. Nilai faktor tantangan yang telah didapat ini lebih besar dari nilai total akhir pada faktor peluang, sehingga jika dikurangkan didapatkan hasil 0,43.

4.2.2 Rencana Strategis

Hasil Analisis SWOT dari aspek perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan pemanfaatan berada di kuadran SO, aspek penyimpanan dan inventarisasi berada di kuadran WO, sedangkan aspek penghapusan dan pengawasan berada di kuadran ST.

Aspek perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan pemanfaatan mendukung strategi agresif untuk meningkatkan tata kelola dengan menggunakan kekuatan dari lingkungan internal dan memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal antara lain menambah ragam perlengkapan sekolah dengan

inventarisasi mendukung strategi agresif untuk mengurangi kelemahan faktor internal dan menangkap peluang yang ada antara lain dengan membuat gudang sementara untuk menyimpan perlengkapan sekolah agar tidak menimbulkan gangguan kegiatan belajar mengajar dan untuk menempelkan stiker inventarisasi untuk semua perlengkapan sekolah khusunya yang belum memiliki kode barang.

Aspek penyimpanan

dan

Aspek penghapusan dan pengawasan mendukung strategi agresif untuk meningkatkan tata kelola dengan menggunakan kekuatan internal untuk menghadapi tantangan yang ada. Strategi ini antara lain dengan membagi tugas – tugas pengawasan dan tanggung jawab untuk semua personel sekolah dan melaksanakannya secara aktif sehingga terdapat semangat kebersamaan dalam internal sekolah untuk dapat mengurangi dampak ancaman dari faktor eksternal.

a. Rencana Strategis

Kelola Aspek Perencanaan dan Pengadaan

Tata

faktor strategis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk aspek perencanaan dan pengadaan yang masing telah diberikan bobot dan skor maka perhitungan Total skor akhir dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :

Setelah

mengidentifikasi

Tabel 4.11 Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek

Perencanaan dan Pengadaan

IFAS EFAS

Total Skor Kekuatan (S)

Kategori

Total Skor

Kategori

Peluang (O) 3,74 Kelemahan (W)

Ancaman (T) 3,40

Total (S - W)

Total (O - T) 0,34

Berdasarkan hasil analisis pada lingkungan internal dan eksternal untuk aspek perencanaan dan pengadaan diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan - kelemahan) adalah 0,52 sedangkan skor akhir EFAS (peluang - ancaman) adalah 0,34. Hasil ini menunjukkan strategi yang berada di kuadran SO (Strength - Opportunity) yang mendukung kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal untuk mengembangkan tata kelola khususnya aspek perencanaan dan pengadaaan. Hasil analisis tersebut digambarkan pada diagram 4.1 di bawah ini :

Diagram 4.1 Matriks SWOT untuk Aspek Perencanaan dan Pengadaan

Peluang

tu o lah rlalu

a a tida

d idik m te

ra

P e Tun p e a s a n

D b K e majua e K e n

np

ing

S is pengadaan maju e P d idik

Kekuatan

1. Mendorong guru dan komite sekolah untuk lebih mengajukan usulan pengadaan perlengkapan sekolah khususnya untuk

Rencana Kerja Sekolah (RKS) disusun

kegiatan belajar mengajar di kelas

bersama guru Keterlibatan Komite Sekolah

2. Melakukan seleksi terhadap kebutuhan yang telah ada dalam Keterlibatan

RKS dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang kebutuhan belajar mengajar di kelas

Guru dalam

Inventarisasi

diperlukan

Guru turut serta menyusun daftar kebutuhan 3. Sekolah mencoba mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana

sarana dan prasarana yang belum mencukupi ke lembaga – penyusunan anggaran

dan prasarana

dalam

rapat

lembaga sosial yang tidak mengikat Pengadaan laboratorium komputer dan IPA yang mencukupi

4. Menambah ragam sarana dan prasarana yang ada dengan Sekolah telah mempersiapkan Rencana

menyewa atau meminjam mencukupi ke tempat lain Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBS)

5. Menetapkan skala prioritas dalam pengadaan berdasarkan urgensi dalam perencanaan yang telah disusun sebelumnya

90

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana aspek perencanaan dan pengadaan di Gugus Mina Kencana adalah : (1) Mendorong guru dan komite sekolah untuk lebih mengajukan usulan pengadaan perlengkapan sekolah khususnya untuk kegiatan belajar mengajar di kelas, (2) Melakukan seleksi terhadap kebutuhan yang telah ada dalam RKS dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan, (3) Sekolah mencoba mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana yang belum mencukupi ke lembaga – lembaga sosial yang tidak mengikat, (4) Menambah ragam sarana dan prasarana yang ada dengan menyewa atau meminjam mencukupi ke tempat lain dan (5) Menetapkan skala prioritas dalam pengadaan berdasarkan urgensi dalam perencanaan yang telah disusun sebelumnya

b. Rencana Strategis Tata Kelola Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi

Tabel 4.12 Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek Penyimpanan dan Inventariasasi

IFAS EFAS

Total Skor Kelemahan (W)

Kategori

Total Skor

Kategori

Peluang (O) 3,91 Kekuatan (S)

Ancaman (T) 3,14

Total (W - S)

Total (O - T) 0,77

Diagram 4.2

Matriks SWOT untuk Aspek Penyimpanan dan

a b ing inv a h majun s o

d k n g n k ra jemen a ta

ing

e majua men n tu mi ra ma mak mpu e

Tida gangguan

it d p e gudang

u a d a b e s S e p ro k o memba man inv

Kelemahan

1. Menempelkan kode – kode barang pada setiap aset – aset sekolah yang dimiliki

Penataan barang yang tersimpan kurang baik

2. Membersihkan gudang penyimpanan secara berkala Tidak terdapat petugas khusus untuk mengelola penyimpanan

3. Penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan jenis perabot tunggal, sarana dan prasarana

individual atau klasikal

Tidak terdapat administrasi dalam gudang

4. Melakukan penyimpanan barang – barang kecil seperti ATK dalam sebuah Inventarisasi

tidak diikuti dengan perawatan yang baik

wadah yang mudah dijangkau dan ditemukan dan penyediaan besi teralis sehingga data yang tercatat

untuk penyimpanan barang –barang elektronik

ada yang tidak sesuai dengan kondisi

5. Kepala sekolah menugaskan kepada penjaga sekolah untuk membuatkan Tidak semua barang memiliki

ruang sementara yang dapat digunakan untuk menyimpan barang – barang kode khusus inventarisasi

jika gudang tidak mencukupi

Tidak tercatat barang yang memerlukan

perawatan khusus dan pemisahan barang yang

sering digunakan maupun barang yang tidak sering digunakan

92

Berdasarkan hasil analisi SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana aspek penyimpanan dan inventarisasi pada sekolah - sekolah di Gugus Mina Kencana adalah : (1) Menempelkan kode – kode barang pada setiap aset – aset sekolah yang dimiliki, (2) Membersihkan gudang penyimpanan secara berkala, (3) Penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan jenis perabot tunggal, individual atau klasikal, (4) Melakukan penyimpanan barang – barang kecil seperti ATK dalam sebuah wadah yang mudah dijangkau dan ditemukan dan penyediaan besi teralis untuk penyimpanan barang –barang elektronik dan (5) Kepala sekolah menugaskan kepada penjaga sekolah untuk membuatkan ruang sementara yang dapat digunakan untuk menyimpan barang – barang jika gudang tidak mencukupi.

c. Rencana Strategis Peningkatan Tata Kelola Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Tabel 4.13 Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan

IFAS EFAS

Total Skor Kekuatan (S)

Kategori

Total Skor

Kategori

Peluang (O) 3,29 Kelemahan (W)

Ancaman (T) 2,72

Total (S - W)

Total (O - T) 0,57

Diagram 4.3

Matriks SWOT untuk Aspek Pemeliharaan dan

tu ra a d laja

d ting

meliha e n

c p Ting n rh men

g iriman

lah m u idik h a

P d a e s ra K u P e membe e p a d p e p ra

Kekuatan

1. Memaksimalkan fungsi kepala sekolah dalam memelihara sarana dan prasarana

Minat belajar siswa yang tinggi Sekolah menyediakan lemari – lemari

2. Menyusun jadwal pemakaian sarana dan prasarana untuk pemeliharaan alat peraga

Sekolah dapat memperbaiki kembali 3. Menambahkan catatan petunjuk teknis penggunaan dan beberapa barang yang telah rusak

pemeliharaan terhadap sarana yang ada untuk dapat dipergunakan kembali

4. Melakukan pembinaan terhadap semua personel sekolah untuk Guru sangat berhati – hati dalam

dalam memelihara dan penggunaan sarana dan prasarana

memanfaatkan sarana

yang ada 5. Memperkenalkan alat – alat pelajaran dan tempat penyimpanannya

kepada setiap siswa agar siswa dapat mendorong guru untuk Kepala

sekolah terlibat

dalam

pemeliharaan buku

buku – meningkatkan pemanfaatannya perpustakaan

Berdasarkan hasil analisi SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana aspek pemeliharaan dan pemanfaatan pada sekolah - sekolah di Gugus Mina Kencana adalah : (1) Memaksimalkan

sekolah dalam memelihara sarana dan prasarana, (2) Menyusun jadwal pemakaian sarana dan prasarana, (3) Menambahkan catatan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaan terhadap sarana yang ada, (4) Melakukan pembinaan terhadap semua personel sekolah untuk meningkatkan aspek efisiensi dalam memelihara dan memanfaatkan sarana dan (5) Memperkenalkan alat – alat pelajaran dan tempat penyimpanannya kepada setiap siswa agar siswa dapat

fungsi

kepala

mendorong guru untuk meningkatkan pemanfaatannya.

d. Rencana Strategis Tata Kelola Aspek Penghapusan dan Pengawasan

Tabel 4.14 Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek Penghapusan dan Pengawasan

IFAS EFAS

Total Skor Kekuatan (S)

Kategori

Total Skor

Kategori

Ancaman (T) 2,94 Kelemahan (W)

3,55

2,96

Peluang (O) 3,37

Total (S - W)

0,59

Total (T - O) 0,43

95

96

Diagram 4.4 Matriks SWOT untuk Aspek Penghapusan dan Pengawasan

d a ripa

fu

Kekuatan

1. Sekolah bersama gugus perlu mengadakan standar pengawasan

2. Meningkatkan fungsi efisiensi pengawasan dalam aspek perencanaan untuk mengurangi pemborosan tenaga, waktu dan materiil

3. Kepala sekolah membuat catatan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran tiap minggu

4. Membagi tugas – tugas dan tanggung jawab terhadap semua personel sekolah untuk aktif mengawasi sarana dan prasarana

5. Menyediakan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang sebagai dasar untuk menentukan pengawasan dan penghapusannya

Sekolah telah mengelompokkan barang – barang yang layak untuk dihapus Kepala

sekolah memahami persyaratan

penghapusan perlengkapan sekolah Kepala sekolah aktif mengawasi inventaris sarana dan prasarana Guru turut serta mengawasi sarana dan prasarana dari kerusakan dan kehilangan Sekolah

menjamin keselamatan siswa dalam penggunaan sarana dan prasarana

EFAS

IFAS

Berdasarkan hasil analisi SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana aspek penghapusan dan pengawasan pada sekolah - sekolah di Gugus Mina Kencana adalah : (1) Sekolah bersama gugus perlu mengadakan standar pengawasan, (2) Meningkatkan fungsi efisiensi pengawasan dalam aspek perencanaan untuk mengurangi pemborosan tenaga, waktu dan materiil, (3) Kepala sekolah membuat catatan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran tiap minggu, (4) Membagi tugas – tugas dan tanggung jawab terhadap semua personel sekolah untuk aktif mengawasi sarana dan prasarana dan (5) Menyediakan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang sebagai dasar

pengawasan dan penghapusannya.

untuk

menentukan

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis SWOT

a. Analisis SWOT untuk Aspek Perencanaan dan Pengadaan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek perencanaan dan pengadaan pada sekolah SD Pakopen 01, SDN Pakopen 02, MI Sabilul Huda, dan SDN Jimbaran 01 di Gugus Mina Kencana, diperoleh hasil skor akhir lingkungan aspek perencanaan dan pengadaan (kekuatan – kelemahan )

Pada tabel EFAS skor akhir lingkungan eksternal aspek perencanaan dan pengadaan (peluang - tantangan) adalah 0,34. Kemajuan di bidang pendidikan dasar dan penyederhanaan alur birokrasi dalam proses perencanaan dan pengadaan dapat dimanfaatkan sekolah – sekolah untuk menghadapi tantangan – tantangan yang ada seperti tuntutan modernisasi kebutuhan berdasarkan kematangan peserta didik.

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana berada pada titik (0,51 ; 0,34) yang berada pada kuadran SO (Strength - Opportunity). Hal ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah – sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan tata kelola dengan menggunakan

c. Analisis SWOT untuk Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek perencanaan dan pengadaan pada sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh hasil skor akhir lingkungan aspek penyimpanan dan inventarisasi (kelemahan - kekuatan) adalah 0,59. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kelemahan yang ada lebih besar daripada faktor kekuatan. Meskipun sekolah telah mengadakan invetarisasi yang rutin setiap tahun namun tidak diimbangi dengan penataan barang

– barang yang tersimpan kurang secara baik dan tidak adanya administrasi dalam gudang penyimpanan.

Pada tabel EFAS skor akhir lingkungan eksternal aspek penyimpanan dan inventarisasi (peluang - tantangan) adalah 0,77. Kondisi lingkungan sekitar relatif aman dalam menyimpan barang – barang disekolah menjadi faktor peluang eksternal yang paling kuat. Lingkungan eksternal faktor tantangan seperti pelaporan inventarisasi dan resiko kerusakan barang di luar jam operasional sekolah dianggap belum mampu mengimbangi faktor peluang yang ada.

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana berada pada titik (-0,59 ; 0,77) yang berada pada kuadran WO (Weakness - Opportunity). Hal ini

d. Analisis SWOT untuk Aspek Pemeliharaaan dan Pemanfaatan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek pemeliharaan dan pemanfaatan pada sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh hasil skor akhir lingkungan aspek pemeliharaan dan pemanfaatan (kekuatan – kelemahan ) adalah 0,71. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang ada lebih besar daripada faktor kelemahan. Beberapa faktor kekuatan seperti minat belajar siswa yang tinggi mendorong pemanfaatan sarana menjadi lebih maksimal, beberapa lemari telah disediakan oleh sekolah untuk pemeliharaan alat peraga dan faktor kehatihatian guru dalam penggunaan sarana yang ada ikut memelihara kondisi barang dalam keadaan yang baik.

Pada faktor EFAS skor akhir lingkungan eksternal aspek pemeliharaan dan pemanfaatan (peluang - tantangan) adalah 0,57. Sekolah telah mampu

menjawab berbagai tantangan yang ada. Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan

bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana berada pada titik (0,71 ; 0,57) yang berada pada kuadran SO (Strength - Opportunity). Hal ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah – sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan tata kelola dengan menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal.

d. Analisis SWOT untuk Aspek Penghapusan dan

Pengawasan Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek penghapusan dan pengawasan pada sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh hasil skor akhir lingkungan aspek penghapusan dan pengawasan (kekuatan – kelemahan ) adalah 0,59. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang ada lebih besar daripada faktor kelemahan. Faktor kekuatan terdapat pada kemampuan sekolah yang telah dapat mengelompokkan barang – barang yang telah layak untuk dihapus, sehingga memudahkan dalam hal

Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek perencanaan dan pengadaan (tantangan - peluang) adalah 0,43. Prosedur penghapusan yang banyak persyaratannya membuat sekolah jarang melakukan penghapusan. Faktor peluang seperti nilai ekonomis yang masih terdapat pada barang – barang yang sudah tidak terpakai dirasa belum dapat menjadi harapan.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING SISWA KELAS V SD NEGERI JUBELAN 01 KECAMATAN SUMOWONO TAHUN PELAJARAN 20162017 Laporan Tugas Akhir Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pa

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pada Sis

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar tentang Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Model Treasure Hunt Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2

0 2 132

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Sarana dan Prasarana dalam Pencapaian Target Akreditasi Sekolah pada Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

0 0 10

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Sarana dan Prasarana dalam Pencapaian Target Akreditasi Sekolah pada Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

0 0 38

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Sarana dan Prasarana dalam Pencapaian Target Akreditasi Sekolah pada Gugus Mina Kencana UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

0 0 10