PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL KECERDASan spiritual

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN
EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA
STAFF DEPARTEMEN QUALITY ASSURANCE PT. PEB BATAM
Sri Langgeng Ratnasari
Fakultas Ekonomi Universitas Batam
Jl. Abulyatama No. 5 Batam 29400
E-mail: sarisucahyo@yahoo.com
ABSTRACT
This research aims to determine the effect of intellectual intelligence,
emotional intelligence and spiritual intelligence on the performance of staff at
Quality Assurance Department PT. PEB Batam.
The samples in this research used census method, where all the population
being sampled. The population in this research is all staff who work in Quality
Assurance Department PT. PEB Batam. Questionnaires were distributed is 53
respondent. The calibration of hypothesis in this research is using multiple linear
regression with SPSS version 23.0. based proceeds data from 53 respondents was
discovered that the three independent variables (intellectual intelligence,
emotional intelligence and spiritual intelligence) either partially or
simultaneously have a significant influence on employee performance.
The results of Regression indicate that the coefficient of determination by
observed variables is R 2 = 0.768. The means is intellectual intelligence,

emotional intelligence and spiritual intelligence influence the employees
performance as big 76.8%, while the remaining 23.2% is influenced by other
variables beyond the model of this research.
Keywords: Intellectual Intelligence, Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence,
Staff Performance

PENDAHULUAN
Departemen Quality Assurance
PT. PEB Batam memiliki visi zero
deffect, high quality, and high
assurance terhadap tinta printer yang
dihasilkan PT. PEB Batam.
Untuk
mewujudkan
visi
tersebut diperlukan peran serta staff
Departemen Quality Assurance PT.
PEB Batam, karena peran sumber
daya manusia sangat menentukan
keberhasilan sebuah organisasi. Oleh

karena itu, perusahaan harus
mengetahui dan memahami faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja
karyawannya, dalam hal ini adalah
staff Departemen Quality Assurance
PT. PEB Batam.
Pemahaman
mendalam
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kinerja karyawan
akan
memungkinkan
sebuah
manajemen mampu menerapkan
kebijakan dan tindakan strategis,
sehingga
visi-misi
perusahaan
tercapai dengan cara yang lebih

efektif dan efisien.
Berdasarkan catatan pada
Human Resources Department turn
over staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam mencapai
30% pertahun, artinya 3 dari 10
orang berhenti bekerja setiap
tahunnya. Hal tersebut merupakan
masalah serius, mengingat investasi
biaya pendidikan untuk pelatihan
staff cukup mahal. Fakta yang lain
menggambarkan krisis moral yang
semakin merosot, dengan adanya
berbagai praktik penyimpangan di
kalangan staff.
Berdasarkan
penelitian
pendahuluan terdapat keluhan dari
para staff yang secara umum


menggambarkan; staff terperangkap
dalam
rutinitas,
kurangnya
penghargaan dari atasan, penghasilan
terbatas, beban pekerjaan tinggi, dan
kurang bersemangat yang pada
akhirnya menyebabkan disorientasi
pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut
maka terdapat kesenjangan antara
kondisi yang ada dengan yang
diharapkan.
Ada
beberapa
peneliti
menyebutkan
bahwa
budaya
organisasi dan komitmen merupakan
faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja karyawan, ada pula penelitian
yang menunjukan bahwa keadilan
dalam penggajian dan perilaku
individu tidak berpengaruh terhadap
kinerja seseorang. Berbagai metode
yang ditujukan untuk peningkatan
kinerja karyawan tidak akan efektif
tanpa
mendalami
faktor-faktor
psikologis secara internal, hal ini
menjadikan tugas seorang manajer
sumber daya manusia semakin
komplek dan rumit. Kemampuan
kerja yang sempurna tidak menjadi
jaminan atas kualitas kinerja, tetapi
diperlukan
juga
kemampuan
menguasai dan mengelola diri sendiri

serta kemampuan dalam membina
hubungan dengan orang lain.
Perusahaan
tidak
hanya
membutuhkan orang yang pandai
saja, tetapi juga memiliki kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual
yang baik. Terdapat beberapa faktor
psikologis yang mendasari hubungan
antara
seseorang
dengan
organisasinya, diantaranya adalah
kemampuan mengelola diri sendiri,
inisiatif, optimisme, kemampuan
mengkoordinasi emosi dalam diri,

serta melakukan pemikiran yang
tenang tanpa terbawa emosi, karena

kecerdasan
emosi
berperan
memantau
dan
mengendalikan
perasaan sendiri dan orang lain serta
menggunakan
perasaan-perasaan
tersebut untuk memandu pikiran dan
tindakan, sedangkan kecerdasan
spiritual memungkinkan seseorang
untuk melakukan tindakan-tindakan
mulia; kejujuran, mengutamakan
kepentingan kelompok, loyalitas dan
integritas. Dengan demikian maka
kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual
sangat diperlukan untuk mencapai
prestasi kinerja dalam tingkatan di

atas rata-rata.
Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut di atas maka
peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul ”Pengaruh Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional
Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Kinerja Staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam”.
TINJAUAN PUSTAKA
Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan atau Intelligence
ini pada awalnya menjadi perhatian
utama bagi kalangan psikologi
pendidikan. Wechler dalam Dartisah
(2013: 13) mendifinisikan intelegensi
sebagai
totalitas
kemampuan
seseorang untuk bertindak dengan

tujuan tertentu, berfikir secara
rasional,
serta
menghadapi
lingkungan dengan efektif.
Semiawan,
2001
dalam
Suharsono
(2007:
81)
mengikhtisarkan berbagai pengertian
dan definisi tentang kecerdasan dari

para ahli kedalam tiga kriteria, yakni
judgement
(penilaian),
comprehension (pengertian) dan
reasoning (penalaran).
Gardner

(2013:
38)
mengemukakan bahwa ada banyak
tipe
inteligensi
spesifik
atau
kerangka pikiran. Kerangka ini
dideskripsikan bersama dengan
contoh
perkejaan
yang
meerefleksikan kekuatan masingmasing kerangka, antara lain:
1. Kecerdasan musik; sensitif
terhadap nada, melodi,
irama,
dan
suara
(komposer,
musisi,

pendengar yang sensitif).
2. Kecerdasan gerakan badan;
kemampuan
untuk
memanipulsi objek dan
cerdas dalam hal-hal fisik
(ahli bedah, pengrajin,
penari, atlet).
3. Kecerdasan
logika
matematika; kemampuan
untuk
menyelesaikan
operasi
matematika
(ilmuwan,
insinyur,
akuntan).
4. Kecerdasan
linguistik;
kemampuan untuk berpikir
denga
kata
dan
menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan
makna
(penulis,
wartawan,
pemibcara).
5. Kecerdasan
ruang;
kemampuan untuk berfikir
tiga
dimensi
(arsitek,
pelukis, pelaut).
6. Kecerdasan antar pribadi;
kemampuan
untuk
memahami dan berinteraksi

secara efektif dengan orang
lain
(guru
teladan,
professional
kesehaan
mental).
7. Kecerdasan intra pribadi;
kemampuan
untuk
memahami diri sendiri dan
menata kehidupann dirinya
secara efektif (teolog,
psikolog).
Pendapat-pendapat di atas
membuktikan bahwa intelegensi
pada
karyawan
hanya
dapat
diketahui dari tingkah laku atau
perbuatannya
yang
tampak.
Intelegensi hanya dapat kita ketahui
dengan cara tidak langsung, melalui
tindakan kognitif.
Tujuh
dimensi
indikator
menurut Robbins (2006: 58) dalam
kecerdasan intelektual adalah:
1. Kecerdasan
angka;
merupakan
kemampuan
untuk menghitung dengan
cepat dan tepat.
2. Pemahaman
verbal;
merupakan
kemampuan
memahami apa yang dibaca
dan didengar.
3. Kecepatan
persepsi;
merupakan
kemampuan
mengenali kemiripan dan
beda visual dengan cepat
dan tepat.
4. Penalaran
induktif;
merupakan
kemampuan
mengenali suatu urutan
logis dalam suatu masalah
dan kemudian memecahkan
masalah itu.
5. Penalaran
deduktif;
merupakan
kemampuan
menggunakan logika dan

menilai implikasi dari suatu
argument.
6. Visualilsasi
spasial;
merupakan
kemampuan
membayangkan bagaimana
suatu obyek akan tampak
seandainya posisinya dalam
ruang dirubah.
7. Daya ingat; merupakan
kemampuan menahan dan
mengenang
kembali
pengalaman masa lalu.
Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman (2015: 13)
kecerdasan
emosi
merupakan
kemampuan
pengendalian
diri,
semangat dan ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri.
Kecerdasan
emosional
bertumpu pada perasaan, watak dan
naluri moral. Ada semakin banyak
bukti bahwa sikap etik dasar dalam
kehidupan berasal dari kemampuan
emosional
yang
melandasinya.
Orang-orang yang dikuasai dorongan
hati yang kurang memiliki kendali
diri akan menderita kekurang
mampuan pengendalian moral.
Indikator yang mempengaruhi
kecerdasan emosi dapat diukur dari
beberapa aspek, Goleman (2015: 16)
mengemukakan lima kecakapan
dasar dalam kecerdasan emosi, yaitu:
a. Kesadaran diri
Merupakan kemampuan sesorang
untuk
mengetahui
perasaan
dalam dirinya dan efeknya serta
menggunakannya
untuk
membuat keputusan bagi diri
sendiri, memiliki tolak ukur yang
realistis, kemampuan diri dan
mempunyai kepercayaan diri
yang kuat lalu mengkaitkannya

dengan sumber penyebabnya.
b. Pengendalian diri
Yaitu merupakan kemampuan
menangani emosinya sendiri,
mengekspresikan
serta
mengendalikan emosi, memiliki
kepekaan terhadap kata hati,
untuk digunakan dalam hubungan
dan tindakan sehari-hari.
c. Motivasi
Motivasi adalah kemampuan
menggunakan hasrat untuk setiap
saat membangkitkan semangat
dan tenaga untuk mencapai
keadaan yang lebih baik serta
mampu mengambil inisiatif dan
bertindak secara efektif, mampu
bertahan menghadapi kegagalan
dan frustasi.
d. Empati
Empati merupakan kemampuan
merasakan apa yang dirasakan
oleh
orang
lain,
mampu
memahami perspektif orang lain,
dan menimbulkan hubungan
saling percaya serta mampu
menyelaraskan
diri
dengan
berbagai tipe individu
e. Keterampilan Sosial
Merupakan
kemampuan
menangani emosi dengan baik
ketika berhubungan dengan
orang lain dan menciptakan serta
mempertahankan
hubungan
dengan
orang
lain,
bisa
mempengaruhi,
memimpin,
bermusyawarah, menyelesaikan
perselisihan dan bekerja sama
dalam tim.
Kecerdasan Spiritual
Spiritual capital merupakan
inner value manusia yang terletak
pada Godspot berfungsi memberikan

bisikan- bisikan suara hati yang
senantiasa mendorong kea rah mulia.
Lebih jauh lagi, apabila manusia
mengikuti dorongan suara hat
spiritual tersebut, maka pada saat
itulah manusia mengalami apa yang
disebut Ultimate meaning atau
makna puncak (nilai spiritual)
bahkan pengalaman spiritual, satu
menit saja tersentuh maka akan
mampu mengubah hidup seseorang
selama sepuluh tahun. Hal ini secara
ilmiah pernah dibuktikan oleh
Ramachandran
dan
Michael
Persinger tentang fungsi Got Spot
pada otak manusia, yang menjadi
landasan ilmiah kecerdasan ketiga
(SQ) ini (Agustian, 2006: 18)
Agustian,
(2006:
248)
mengemukakan tentang nilai-nlai
dari kecerdasan spritual berdasarkan
komponen-komponen
dalam
kecerdasan spiritual, diantaranya
adalah;
a.
Kejujuran
Kata kunci pertama untuk
sukses di dunia bisnis selain
berkata benar dan konsisten
akan kebenaran adalah mutlak
bersikap jujur. Ini merupakan
hukum spiritual.
b.
Keadilan
Mampu bersikap adil kepada
semua pihak, bahkan saat
terdesak sekalipun, pada saat
seseorang berlaku tidak adil
pasti
telah
mengganggu
keseimbangan dunia.
c.

Mengenal diri sendiri
Fisik, pikiran, jiwa, motovasi
dan pikiran adalah alat-alat
yang penting untuk dipahami

d.

e.

d.

dan
dipelajari
sebelum
seseorang benar-benar sukses
membantu
orang-orang
disekitar mereka.
Fokus pada kontribusi
Terdapat hukum yang lebih
mengutamakan
memberi
daripada menerima. Hal ini
penting berhadapan dengan
kecenderungan manusia untuk
menuntut
hak
ketimbang
memenuhi kewajiban. Untuk
itulah orang harus pandai
membangun kesadaran diri
untuk lebih terfokus pada
kontribusi.
Spiritual non dogmatis
Komponen ini merupakan nilai
dari
kecerdasan
spiritual
dimana didalamnya terdapat
kemampuan untuk bersikap
fleksibel, memiliki tingkat
kesadaran yang tinggi, serta
kemampuan
untuk
menghadapi
dan
memanfaatkan
penderitaan,
kualitas hidup yang diilhami
oleh visi dan nilai.
Keterbukaan
Keterbukaan
merupakan
sebuah hukum alam, maka
logikanya apabila sesorang
bersikap fair atau terbuka
maka ia telah berpartisipasi di
jalan menuju dunia yang baik.

Kinerja Staff
Penilaian kinerja staff adalah
upaya mengadakan pengukuran atas
kinerja dari setiap staff perusahaan,
hal ini dikaitkan dengan tingkat
produktivitas dan efektifitas kerja
dari
staff
tersebut
dalam

menghasilkan karya tertentu sesuai
dengan deskripsi
tugas
yang
diberikan perusahaan yang secara
umum akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan upaya peningkatan
produktifitas
dan
efektifitas,
(Budihardjo, 2015: 13).
Budihardjo
(2015:
78)
menjelaskan bahwa secara garis
besar kinerja seseorang dapat dinilai
berdasarkan kriteria-kriteria berikut;
a. Kejujuran
Kejujuran merupakan sikap dan
kualitas
karakter
untuk
memprioritaskan
nilai-nilai
kebenaran
diatas
segala
kepentingan didalam lingkungan
pekerjaan.
b. Loyalitas
Loyalitas
merupakan
sikap
kesetiaan dan rasa ikhlas dalam
menerima perintah dan dalam
membantu
menyelesaikan
pekerjan kapanpun waktunya.
c. Kedisiplinan
Sikap konsisten yang didasarkan
pada kenyataan bahwa karyawan
selalu tepat waktu dalam
berbagai
kegiatan
yang
dilakukannya.
d. Kecekatan
Merupakan budaya kerja yang
ditandai dengan efisiensi tinggi,
sehingga
target
waktu
penyelesaian pekerjaan lebih
cepat dari waktu normalnya.
e. Respnsif dan kepedulian
Merupakan dorongan untuk
bertindak
dan
segera
memberikan bantuan jika ada
pihak lain yang kesulitan dalam
menyelesaikan
tugas
dan
pekerjaannya.

f. Ketepatan waktu
Merupakan kesesuaian dari target
penyelesaian
yang
telah
direncanakan.
g. Ketelitian
Merupakan suatu sikap inisiatif
untuk mempertahankan kualitas
pekerjaan dengan tingkat akurasi
tinggi, sehingga kesalahan dapat
diminimalisir.

staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam.
4. Kecerdasan
intelektual,
kecerdasan emosional dan
kecerdasan
spiritual
berpengaruh terhadap kinerja
staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Dalam
penelitian
ini
menggunakan jenis data kuantitatif
yang bersumber dari data primer
yaitu dari penyebaran angket yang
berisi kuesioner kepada karyawan
yang dijadikan sampel penelitian.
Data yang didapat berupa data
ordinal dan jenisnya adalah data
cross section yaitu data yang diambil
pada waktu itu saja. Sedangkan data
sekundernya
adalah
profil
perusahaan, jumlah staff, data diri

Hipotesis
Ada empat hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kecerdasan
intelektual
berpengaruh terhadap kinerja
staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam.
2. Kecerdasan
emosional
berpengaruh terhadap kinerja
staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam.
3. Kecerdasan
spiritual
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan (usia, jenis kelamin,
masa kerja.
dan pendidikan akhir), serta lama
Populasi dan Sampel
Objek dalam penelitian adalah staff yang bekerja di Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam. terdiri dari populasi sebanyak 53 (lima puluh tiga)
responden. populasi dalam penelitian ini tidak terlalu besar, oleh karena itu
menggunakan metode sensus dimana semua populasi dijadikan sampel.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode Angket yang berisi daftar
pertanyaan tertutup (jawaban telah tersedia) yang diajukan langsung kepada
responden.
Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
Metode Analisis Data
Uji Instrumen
Variabel

Pengertian

Indikator

Skala

Kecerdasan
Intelektual
(X1)
Robbins,
2006

Kecerdasan
Emosional
(X2)
Goleman,
2015

Kecerdasan
Spiritual
(X3)
Agustian,
2006

kemampuan
yang
diperlukan
untuk
menjalankan
kegiatan
mental,
berpikir,
menalar dan
memecahkan
masalah.
Kemampuan
untuk
mengenali
perasaan,
meraih
dan
membangkitkan
perasaan untuk
membantu
pikiran,
memahami
perasaan dan
maknanya,
secara
mendalam.
Kemampuan
untuk memberi
makna ibadah
terhadap setiap
prilaku
dan
perbuatan
melalui
langkahlangkah
dan
pemikiran.

1. Kecerdasan angka Likert
2. PemahamanVerbal
3. Kecepatan
persepsi
4. Penalaran induktif
5. Penalaran deduktif
6. Visualilsasi
spasial
7. Daya ingat

1.
2.
3.
4.
5.

Pengenalan diri
Pengendalian diri
Motivasi
Empati
Keterampilan
Sosial

Likert

1. Kejujuran
Likert
2. Keadilan
3. Mengenal
diri
sendiri
4. Fokus
pada
Kontribusi
5. Spiritual
non
Dogmatis
6. Keterbukaan

Kinerja
Staff (Y)
Budihardjo,
2015

Tingkat

produktivitas
dan efektifitas
kerja dari staff
tersebut dalam
menghasilkan
karya tertentu
sesuai dengan
deskripsi tugas
yang diberikan
perusahaan.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kejujuran
Loyalitas
Kedisiplinan
Kecekatan
Kepedulian
Ketepatan waktu
Ketelitian

Likert

Kuesioner yang telah disusun hendaknya dilanjutkan dengan melakukan uji
kuesioner. Uji kuesioner secara kuantitatif dapat dilakukan melalui uji validitas
dan Reliabilitas.
Uji Validitas
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu alat tes
melakukan fungsi ukurnya, suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat tersebut
mengukur apa yang sebenarnya hendak diukur. Validitas berarti taraf keabsahan
dalam
mengukur target yang diukur
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang
dengan menggunakan data berupa
menujukkan bahwa alat ukur yang
skor hasil uji coba instrumen yang
digunakan
dalam
penelitian
telah
disiapkan,
pengetesan
keperilakukan mempunyai keandalan
instrumen
dilakukan
kepada
sebagai alat ukur, diantaranya di
sejumlah individu yang setara
ukur melalui konsistensi hasil
dengan subjek penelitian. Sedangkan
pengukuran dari waktu ke waktu jika
uji validitas logis dilakukan dengan
fenomena yang diukur tidak berubah
cara mencermati isi (content),
(Harrison, dalam Zulganef, 2006:
konstruksi, dan tampilan (face).
81). Penelitian memerlukan data
Setelah kriteria instrumen yang
yang benar-benar valid dan reliabel.
berkualitas diketahui dan memenuhi
Dalam rangka urgensi ini, maka
barulah dapat digunakan untuk
kuesioner
sebelum
digunakan
menjaring
data
penelitian
sebagai data penelitian primer,
(Suwartono, 2014: 69).
terlebih dahulu diujicobakan ke
Validitas dalam penelitian ini
sampel uji coba penelitian. Uji coba
dicari dengan criteria internal yaitu
ini dilakukan untuk memperoleh
mengkorelasikan
skor
masingbukti sejauh mana ketepatan dan
masing dengan skor totalnya. Cara
kecermatan
alat
ukur
dalam
yang digunakan untuk menghitung
melakukan fungsi ukurnya, Jika
korelasi skor masing-masing item
koefisien alpha cronbach > 0,60
dengan skor totalnya adalah dengan
maka konstruk variabel dikatakan
program SPSS memakai teknik
reliabel (Ghozali, 2005: 68).
korelasi product moment.

Pengujian reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan program SPSS
versi 16.
Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis
yang tidak menggunakan model
matematika, model statistik dan
ekonometrik atau model-model
tertentu lainnya. Analisa data
yang dilakukan terbatas pada
teknik
pengolahan
datanya,
seperti pada pengecekan data dan
tabulasi, dalam hal ini sekedar
membaca tabel-tabel, grafikgrafik atau angka-angka yang
tersedia, kemudian melakukan
uraian dan penafsiran.
2. Teknik Analisis Kuantitatif
Analisis
kuantitatif
adalah
analisis yang menggunakan alat
analisis kuantitatif. Alat analisis
yang bersifat kuantitatif adalah
alat analisis yang menggunakan
model-model, seperti model
matematika atau model statistik
dan ekonometrik. Hasil analisis
dalam bentuk angka-angka yang
kemudian
dijelaskan
dan
diinterpretasikan dalam suatu
uraian.
Uji Asumsi Klasik
Untuk
meyakinkan
bahwa
persamaan garis regresi yang
diperoleh adalah linier dan dapat
dipergunakan (valid) untuk mencari
peramalan, maka akan dilakukan
pengujian asumsi multikolinieritas,
heteroskedastisitas, dan normalitas.
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya

korelasi
antar
variabel
independen.
Untuk
mendeteksinya dengan cara
menganalisis nilai toleransi dan
Variance Inflation Factor (VIF).
Uji multikolinieritas adalah untuk
menguji apakah pada model
regresi
ditemukan
adanya
korelasi antar variabel bebas
(independen). Apabila terjadi
korelasi,
maka
dinamakan
terdapat
problem
multikolinieritas (Ghozali, 2005).
Model
regresi
yang
baik
seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut:
a. Nilai R yang dihasilkan oleh
suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi
secara individual variabelvariabel bebas banyak yang
tidak
signifikan
mempengaruhi
variabel
terikat (Ghozali, 2005).
b. Menganalisis matrik korelasi
variabel-variabel
bebas.
Apabila antar variabel bebas
ada korelasi yang cukup
tinggi (umumnya diatas 0,
90), maka hal ini merupakan
indikasi
adanya
multikolinieritas
(Ghozali,
2005).
c. Multikolinieritas dapat dilihat
dari (1) nilai tolerance dan
lawannya
(2)
Variance
Inflation Factor (VIF). kedua
ukuran ini menunjukkan
setiap
variabel
bebas
manakah yang dijelaskan

oleh variabel bebas lainnya.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menguji
apakah sebuah grup mempunyai
varians yang sama di antara
anggota grup tersebut. Jika
varians sama, dan ini yang
seharusnya
terjadi
maka
dikatakan
adalah
homoskedastisitas.
Sedangkan
jika varians tidak sama dikatakan
terjadi heteroskedastisitas. Alat
untuk menguji heteroskedastistas
bisa dibagi dua, yakni dengan
alat analisis grafik atau analisis
residual yang berupa statistik
(Rumengan, 2011: 89).
3. Uji Normalitas
Tujuan uji Normalitas adalah
ingin
mengetahui
apakah
distribusi sebuah data mengikuti
atau mendekati normal, yakni
distribusi data dengan bentuk
lonceng. Data yang baik adalah
data yang mempunyai pola
seperti distribusi normal, yakni
distribusi data tersebut tidak
melenceng
ke
kiri
atau
melenceng ke kanan. Uji ini
berguna untuk tahap awal dalam
metode pemilihan analisis data
(Rumengan, 2011:83).
Analisis Regresi Linier Berganda
Setelah data-data terkumpul
maka dilakukan suatu analisis data.
Analisis data adalah suatu proses
mengolah data dari penyebaran
angket yang telah dilakukan. Dari
analisis data akan didapat hasil yang
nantinya dipakai untuk menguji
hipotesis. Dalam penelitian ini data
yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan
teknik
statistik.

Teknik analisis yang dipakai dalam
menguji hipotesis penelitian ini
adalah
dengan
menggunakan
multiple regression analysis (analisis
regresi berganda). Teknik ini dipakai
untuk
menganalisis
pengaruh
beberapa
variabel
independen
terhadap variabel dependen.
Rumus persamaan regresi
tersebut adalah sebagai berikut :
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3
X3 + е
Keterangan
Y
: Kinerja Satff
X1
: Kecerdasan
Intelektual
X2
: Kecerdasan
Emosional
X3
: Kecerdasan
Spiritual
α
: Konstanta /
Intercept
β
:
Koefisien
regresi variabel X
е
:
Error
disturbance
Pengujian Hipotesis Penelitian
Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh
masing-masing variabel kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual dalam
menerangkan
variabel
kinerja
karyawan.
Penelitian
ini
dilakukan
dengan melihat langsung pada hasil
perhitungan koefisien regresi melalui
SPSS pada bagian Unstandardized
Coefficients dengan membandingkan
Unstandardized
Coefficients
B
dengan Standard error of estimate
sehingga akan didapatkan hasil yang

dinamakan t hitung. Sebagai dasar
pengambilan
keputusan
dapat
digunakan kriteria pengujian sebagai
berikut:
1. Apabila t hitung > t tabel dan
tingkat signifikansi < α (0,05),
maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti variabel
independen secara individual
berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
2. Apabila t hitung < t tabel dan
tingkat signifikansi > α (0, 05),
maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Hal ini berarti variabel
independen secara individual
tidak signifikan berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Uji Statistik F
Dalam penelitian ini, uji F
digunakan untuk mengetahui tingkat
siginifikansi pengaruh variabelvariabel independen secara bersamasama (simultan) terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2005). Dalam
penelitian ini, hipotesis yang
digunakan adalah:
Ho: Variabel-variabel bebas
yaitu
kecerdasan
intelektual, kecerdasan
emosional
dan
kecerdasan berpengaruh
secara
signifikan
bersama-sama terhadap
variabel terikatnya yaitu
kinerja staff.
Ha: Variabel-variabel bebas
yaitu
kecerdasan
intelektual, kecerdasan
emosional
dan
kecerdasan spiritual tidak
berpengaruh signifikan
secara
bersama-sama

terhadap
variabel
terikatnya yaitu kinerja
staff. Menurut Ghozali
(2005),
dasar
pengambilan
keputusannya
adalah
dengan
menggunakan
angka
probabilitas
signifikansi, yaitu:
1. Apabila
probabilitas
signifikansi > 0.05, maka
Ho diterima dan Ha
ditolak.
2. Apabila
probabilitas
signifikansi < 0.05, maka
Ho ditolak dan Ha
diterima.
Analisis Koefisien Determinasi
(R²)
Koefisien determinasi (R²)
pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan
model
dalam
menerangkan variasi variabel terikat
(Ghozali, 2005). Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai (R²) yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel bebas
(kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual)
dalam menjelaskan variasi variabel
terikat (kinerjastaff) amat terbatas.
Begitu pula sebaliknya, nilai yang
mendekati satu berarti variabel bebas
memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel terikat.
Kelemahan
mendasar
penggunaan koefisien determinasi
adalah bisa terhadap jumlah variabel
bebas yang dimasukkan kedalam
model. Setiap tambahan satu variabel
bebas, maka (R²) pasti meningkat
tidak perduli apakah variabel

tersebut
berpengaruh
secara
signifikan terhadap variabel terikat.
Oleh karena itu, banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan
nilai adjusted (R²) pada saat
mengevaluasi mana model regresi
yang terbaik. Tidak seperti (R²) nilai
adjusted (R²) dapat naik atau turun
apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Data Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan terhadap 53
responden
melalui
penyebaran
kuisioner.
Untuk
mendapatkan
kecenderungan jawaban responden
terhadap jawaban masing-masing
variabel akan didasarkan pada
rentang skor jawaban sebagaimana
pada lampiran. Hasil jawaban dari
pertayaan akan diolah dan diukur
seberapa jauh kesahihannya dengan
menguji validitas dan sejauh mana
konsistensinya dengan menguji
reabilitasnya.
Analisis Validitas
Validitas data ditampilkan
berdasar output SPSS versi 23
analisis item atau butir tersebut dapat
dilihat dari Corrected Item-Total
Correlation dan batas kritis item
yang valid pada tingkat signifikansi
5% dengan responden berjumlah 53
responden pada table r Product
Moment adalah 0,266. sebelum
melakukan olah data lebih lanjut
peneliti terlebih dahulu melakukan
uji validitas terhdap kuesioner
kecerdasan intelektual (X1) sebanyak
20 butir pertanyaan namun hanya 16
yang valid, kuesioner kecerdasan

emosional (X2) sebanyak 19
pertanyaan, sebanyak 2 pertanyaan
tidak valid, kuesioner kecerdasan
spiritual
(X3)
sebanyak
19
pertanyaan, 2 butir tidak valid dan
kinerja staff (Y) dari 19 kuesioner, 3
diantaranya tidak valid, untuk itu
peneliti membuang item pertanyaan
yang tidak valid dan hanya
mengambil 16 kuesioner pada
masing-masing variabel yang sudah
teruji dan dinyatakan valid.
Analisis Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian
ini
menggunakan
metode
internalconsistency, yaitu metode
untuk
melihat
sejauh
mana
konsistensi tanggapan responden
terhadap item-item pertanyaan dalam
suatu
instrumen
penelitian.
Penelitian
ini
menggunakan
pengukuran konsistensi tanggapan
responden (internal consistency)
dengan koefisien alpha Cronbach.
Ambang batas koefisien alpha yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah
>
0,60
sebagaimana
disarankan oleh Gozali (2005: 79).
batas kritis untuk menunjukkan item
yang valid pada tingkat signifikansi
5% dengan responden berjumlah 53
responden pada table r Product
Moment adalah 0,266
Analisis Persamaan Regresi Linear
Berganda
Analisis
regresi
berganda
digunakan untuk mengukur pengaruh
antara kecerdasan intelektual (X1),
kecerdasan emosional (X2) dan
kecerdasan spiritual (X3) terhadap
kinerja
staff
(Y).
Dengan
menggunakan bantuan program

sebagai berikut:
1. Koefisien regresi kecerdasan
intelektual
sebesar
0.225
menandakan bahwa kecerdasan
intelektual
mempunyai
pengaruh positif dan signifikan

SPSS 23, maka diperoleh nilai-nilai
untuk regresi berganda sebagai
berikut:
Tabel 2
Perhitungan Hasil Uji Nilai
Regresi Berganda

Coefficients

Model
1(Constant)
X1
X2
X3

Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
5.866

4.428

.225
.428
.248

.081
.116
.099

a

Standardized
Coefficients
Beta

t

.275
.427
.273

Sig.

1.325

.191

2.760
3.700
2.492

.008
.001
.016

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.450
.334
.372

2.222
2.991
2.691

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data diolah, 2015
Koefisien yang digunakan
adalah Unstandardized coefficients.
Dalam penelitian ini variabel yang
berpengaruh paling besar terhadap
kinerja karyawan adalah kecerdasan
emosi. Penelitian ini memiliki
persamaan regresi yaitu pengaruh
antara kecerdasan intelektual (X1),
kecerdasan
emosional
(X2),
kecerdasan spiritual (X3), terhadap
kinerja staff (Y). Adapun persamaan
regresi berganda nya sebagai berikut:
Y = 5,866 + 0.225X1 + 0,428X2+
0.248X3
Hasil analisis ketiga variabel
independen menunjukkan bahwa t
hitung > t tabel yang berarti variabel
tersebut berpengaruh positif dan
signifikan.
Koefisien
regresi
menunjukkan tanda positif (+), hal
ini berarti ada suatu kondisi yang
searah yaitu peningkatan variabel x
akan menyebabkan peningkatan
variabel y. Persamaan regresi
berganda di atas mengandung makna

2.

3.

terhadap kinerja karyawan.
Dari sini dapat dikatakan
bahwa
semakin
baik
kecerdasan intelektual yang
dimiliki seorang staff akan
berdampak pada peningkatan
kinerja staff, dengan asumsi
variabel-variabel independen
lainnya konstan
Koefisien regresi kecerdasan
emosional
sebesar
0.428
berpengaruh
positif
dan
signifikan menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional yang
dimiliki seorang staff akan
berdampak pada peningkatan
kinerja staff. Sehingga semakin
baik kecerdasan emosional
seorang staff maka akan
berdampak pada semakin baik
kinerja yang ditunjukkan oleh
staff, dengan asumsi variabelvariabel independen lainnya
konstan.
Koefisien regresi kecerdasan
spiritual
sebesar
0.248

menunjukkan pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Oleh karena
itu, semakin baik kecerdasan
spiritual yang dimiliki oleh
staff maka akan semakin baik
kinerja yang ditunjukan oleh
staff, dengan asumsi variabelvariabel independen lainnya
konstan.
Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien
determinasi
merupakan
besaran
yang
menunjukkan
besarnya
variasi
variabel dependen yang dapat
dijelaskan
oleh
variable
independennya. Dengan kata lain,
koefisien determinasi ini digunakan
untuk mengukur seberapa jauh
variabel variabel bebas dalam
menerangkan variabel terikatnya.
Nilai
koefisien
determinasi
ditentukan dengan nilai adjusted R
square sebagaimana dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Perhitungan
Uji Koefisien Determinan
Descriptive Statistics
Std.
Mean Deviation
62.94 6.660
60.58 8.135
64.89 6.653
63.38 7.333

Y
X1
X2
X3

N
53
53
53
53
b

Model Summary

Model

R

1

.884

Adjusted
R
R
Std. Error of
Square Square the Estimate
a

.782

.768

a. Predictors: (Constant), X3,
X1, X2
b. Dependent
Variable: Y

Sumber: Data diolah, 2015

3.206

Pada Tabel 3 di atas angka R
Square adalah 0,782 yaitu hasil
kuadrat dari koefisien korelasi (0,884
x 0,884 = 0,782). Standar error of
the estimate adalah 3,206, pada
analisis deskriptif statitik bahwa
standar
deviasi
kecerdasan
intelektual (X1) adalah 8,135,
kecerdasan emosional (X2) adalah
6.653 kecerdasan spiritual (X3)
adalah 7.333, ketiga variabel tersebut
memiliki nilai standar deviasi lebih
besar dari standar error (3,206),
maka model regresi dinyatakan
sangat baik dalam bertindak sebagai
prediktor
nilai
kinerja
staff.
Koefisien determinasi (adjusted R2)
sebesar 0.768 menginformasikan
bahwa variasi kinerja staffdapat
dijelaskan oleh ketiga variabel
independen dalam penelitian ini
yakni
kecerdasan
intelektual,
kecerdasan
emosional,
dan
kecerdasan spiritual sebesar 76,8%
dan selebihnya, yaitu 23,2%,
dijelaskan oleh faktor-faktor lain di
luar model regresi linear berganda.
Pengujian Hipotesis
Uji t ( Uji Hipotesis Secara Parsial
)
Pengujian terhadap hipotesis
yang dirumuskan dilakukan dengan
menggunakan
analisis
regresi
berganda baik secara parsial maupun
simultan. Hipotesis null (Ho) adalah
hipotesis yang menyebutkan antara
variabel
independen
tidak
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen. Hipotesis alternatif (Ha)
adalah hipotesis yang menyebutkan
adanya pengaruh antara variabel
independen dan dependen.
Pengambilan keputusan dalam

penelitian ini akan menggunakan
probabilitas signifikan berdasarkan
nilai alpa yaitu 5 %, apabila
probabilitas signifikan < 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima.
Demikian pula sebaliknya, apabila
probabilitas signifikan > 0,05 maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Jika Ha
diterima maka variabel independen
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen, sedangkan jika Ha di tolak
maka tidak ada pengaruh variabel
independen
terhadap
variabel
independen.
Pengujian hipotesis 1 sampai
dengan 3 yang diajukan dalam
penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan
uji
t.
Uji
t
dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat
signifikansi
pengaruh
variabel
independen
secara
individual
terhadap
variabel
dependen.
Tabel 4 Uji t secara Parsial
Coefficients

Model

Standardiz
Unstandardi
ed
zed
Coefficient
Coefficients
s
Std.
B
Error
Beta

1 (Consta
5.866 4.428
nt)
X1
.225 .081
X2
X3

a

.428

.116

.248

.099

t

1.32
5
2.76
.275
0
3.70
.427
0
2.49
.273
2

Sig
.
.19
1
.00
8
.00
1
.01
6

a. Dependent
Variable: Y

Sumber: Data diolah, 2015
Uji Hipotesis 1
Ho : βi = 0 Kecerdasan
intelektual tidak berpengaruh

terhadap kinerja
staff
Departemen
Quality
Assurance PT. PEB Batam.
Ha : βi > 0 Kecerdasan
intelektual
memiliki
pengaruh terhadap kinerja
staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam.
Jika t hitung > dari t tabel atau
probabilitas < 0,05 maka Ha
diterima, jika t hitung < t tabel atau
probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak.
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa nilai t hitung untuk
kecerdasan intelektual (X1) adalah
2,760 dengan tingkat probabilitas:
0,008, pada t tabel dengan db 53 dan
taraf signifikan 0,05 diperoleh 1,674,
karena t hitung > t tabel maka Ho
ditolak, sedangkan Ha diterima.
Artinya
kecerdasan
intelektual
memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam.
Uji Hipotesis 2
Ho : βi = 0 Kecerdasan emosional
tidak berpengaruh terhadap
kinerja
staff Departemen
Quality Assurance PT. PEB
Batam.
Ha : βi > 0 Kecerdasan emosional
memiliki pengaruh terhadap
kinerja staff Departemen
Quality Assurance PT. PEB
Batam.
Jika t hitung > dari t tabel atau
probabilitas < 0,05 maka Ha
diterima, jika t hitung < t tabel atau
probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak.
Berdasarkan Tabel 4 di atas,
dapat dilihat bahwa nilai t hitung
untuk kecerdasan emosional (X2)
yaitu
3,700
dengan
tingkat

probabilitas: 0,001, pada t tabel
dengan db 53 dan taraf signifikan
0,05 diperoleh 1,674, karena t hitung
> t tabel maka Ho ditolak. sedangkan
Ha diterima. Artinya kecerdasan
emosional
memiliki
pengaruh
terhadap kinerja staff Departemen
Quality Assurance PT. PEB Batam.
Uji Hipotesis 3
Ho : βi = 0 Kecerdasan spiritual
tidak berpengaruh terhadap
kinerja
staff Departemen
Quality Assurance PT. PEB
Batam.
Ha : βi > 0 Kecerdasan spiritual
memiliki pengaruh terhadap
kinerja staff Departemen
Quality Assurance PT. PEB
Batam.
Jika t hitung > dari t tabel atau
probabilitas < 0,05 maka Ha
diterima, jika t hitung < t tabel atau
probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak.
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa nilai t hitung untuk
Kecerdasan spiritual (X3) yaitu
2,492 dengan tingkat probabilitas:
0,016, pada t tabel dengan db 53 dan
taraf signifikan 0,05 diperoleh 1,674,
karena t hitung > t tabel maka Ho
ditolak. sedangkan Ha diterima.
Artinya
kecerdasan
spiritual
memiliki pengaruh terhadap kinerja
staff Departemen Quality Assurance
PT. PEB Batam.
Uji F Pengujian Hipotesis Secara
Simultan
Tabel
5 Nilai F
hitung
Model
1

Sum of Squares
Regression

1803.126

Residual
Total

503.704

49

2306.830

52

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y

Sumber: Data Diolah, 2015
Hasil pengujian F statistik
menunjukkan nilai sebesar 58.469
dengan signifikan sebesar 0.000.
Nilai signifikansi F tersebut lebih
kecil dari 0.05. dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima.
Dari Tabel 5 di atas dapat
dilihat nilai F hitung yaitu 58,469
dengan signifikansi sebesar 0,000,
sedangkan nilai F tabel penyebut (df)
53 dan df regression pembilang 3
dengan siginifikan 0,05 adalah 2,78.
Karena F hitung lebih besar dari F
tabel, maka Ho ditolak sedangkan Ha
diterima hal ini mengindikasikan
bahwa
kecerdasan
intelektual,
kecerdasan
emosional
dan
kecerdasan spiritual secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam.
Kesimpulan: tingkat koefisien
atau probabilitas nol, maka model
regresi
dapat
dipakai
untuk
memprediksi kinerja staff dan
hipotesis alternatif 4 diterima.
Kesimpulan
1. Kecerdasan
intelektual
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam.
Hasil penelitian ini mendukung
hasil
penelitian
Trihandini
(2005),
Rahmasari
(2012),
b
Alfaried
(2014),
Budi
Artana
ANOVA
(2014),
Mardijarso
df
Mean
Square
F
Sig. dan
a
Indrayani
(2015).
3
601.042
58.469
.000

1

2.

3.

4.

Kecerdasan
emosional
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam.
Hasil penelitian ini mendukung
hasil
penelitian
Trihandini
(2005),
Rahmasari
(2012),
Alfaried (2014), Budi Artana
(2014),
Goleman
(2015),
Mardijarso
dan
Indrayani
(2015).
Kecerdasan
spiritual
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam.
Hasil penelitian ini mendukung
apa yang dikatakan oleh
Trihandini (2005), Agustian,
(2006),
Rahmasari (2012),
Alfaried (2014), Budi Artana
(2014), Goleman (2015).
Kecerdasan
intelektual,
kecerdasan
emosional
dan
kecerdasan
spiritual
secara
simultan berpengaruh signifikan
terhadap
kinerja
staff
Departemen Quality Assurance
PT. PEB Batam. Hasil penelitian
ini mendukung teori kecerdasan
majemuk, Gardner (2013: 117)
yang mengemukakan bahwa
ternyata budaya memperoleh
manfaat
dari
perbedaan
kecenderungan intelektual yang
dijumpai dalam populasinya
secara lebih efektif karena
adanya profil kecerdasan yang
berbeda. Daripada pendekatan
seragam yang semakin tidak
masuk akal. Dalam hal ini
konsep untuk suatu pencapaian
optimal
seperti
bakat,
kreativitas, keahlian dan genius

tidak dapat didiskriminasikan
melalui salah satu kecerdasan
saja. Hasil penelitian ini
mendukung apa yang dikatakan
oleh
Trihandini
(2005),
Agustian, (2006), Rahmasari
(2012), Alfaried (2014), Budi
Artana (2014), Goleman (2015).
Saran
1. Departemen Quality Assurance
PT. PEB Batam disarankan
meningkatkan
kecerdasan
intelektual karyawan terkait
kemampuan melihat konsekuensi
dari setiap keputusan yang
diambil, hal ini dikarenakan
mayoritas responden menjawab
netral sebesar 34,0 % pada butir
pernyataan nomor 12 pada Tabel
definisi variabel kecerdasan
intelektual. Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam
mengiplementasikan filosofi dan
manajemen
kaizen,
yaitu
memberikan
kesempatan,
peluang, tanggung jawab dan
kompetensi intelektual kepada
seluruh karyawan yang lebih
besar dengan tingkat kepercayaan
tinggi, melalui konsep utamanya;
mengesampingkan semua ide ide
yang sudah lama dan baku,
memacu karyawan untuk berpikir
secara analitis, terstruktur dan
terdefinitif.
2. Departemen Quality Assurance
PT. PEB Batam disarankan
melakukan pelatihan kecerdasan
emosional
agar
kinerja
perusahaan meningkat, terkait
kemampuan tidak mudah panik
dalam keadaan darurat, hal ini
dikearenakan
pada
butir

pernyataan nomor 6 Tabel
definisi variabel kecerdasan
emosional, mayoritas responden
yang menjawab setuju hanya
sebesar 37,7% juga merupakan
butir pernyataan yang ditanggapi
dengan jawaban netral terbanyak
(sebesar 35,8%). Pelatihan dan
pendidikan kecerdasan emosional
dapat diimplementasikan melalui
NLP
(Neuro
Linguistic
Programming) pada dasarnya
NLP adalah manual otak manusia
yang intinya adalah mengetahui
bagaimana cara kerja otak dan
emosi
diselaraskan
agar
seseorang bisa menjadi tuan
atasnya, tidak mudah panik
dalam situasi kritis, bukan
dikendalikan oleh emosi-emosi
negatif
dengan
konsepkonsepnya antara lain; Pikiran
sadar hanya menguasai 72 bit
informasi, sedangkan otak bawah
sadar menguasai 2,3 juta bit
informasi, oleh karena itu
stimulasi berupa afirmasi dapat
memanipulasi otak bawah sadar
dan
kondisi
kecerdasan
emosional seseorang dengan
akses cakupan inteligensi tanpa
batas.
3. Departemen Quality Assurance
PT. PEB Batam disarankan
meningkatkan
kecerdasan
spiritual karyawannya, yang
berkaitan tentang kebiasaan
menggunakan aspek spiritual
dalam memandang keberadaan
diri sendiri, hal ini dikearenakan
pada butir pernyataan nomor 6
Tabel
definisi
variabel
kecerdasan emosional, selain

mayoritas
responden
yang
menjawab setuju hanya sebesar
37,7% juga merupakan butir
pernyataan
yang ditanggapi
dengan jawaban tidak setuju
terbanyak
(sebesar
18.9%).
Aspek peningkatan kecerdasan
spiritual
dimaksud
dapat
diterapkan
anatara
lain
menyediakan ruang ibadah di
kantor,
memberikan
terapi
gelombang otak seperti SQ
Booster (telah diteliti oleh
Berger, 1938) yaitu seperangkat
sound system yang dirancang
khusus menstimulasi gelombang
otak berupa gelombang gamma,
beta, alpha, tetha dan delta
sehingga
dalam
frekwensi
tertentu
karyawan
merasa
nyaman dan kondusif untuk
memasuki kondisi spiritualitas
tinggi.
4. Departemen Quality Assurance
PT. PEB Batam disarankan
melakukan evaluasi penilaian
kinerja yang berkaitan tentang
sikap berani mengambil risiko
demi
membela kepentingan
perusahaan hal ini disebabkan
karena pada butir pernyataan
nomor 5 Tabel definisi variabel
kinerja
karyawan
selain
mayoritas
responden
yang
menjawab setuju hanya sebesar
39,6%.juga merupakan butir
pernyataan
yang ditanggapi
dengan jawaban netral terbanyak
(sebesar 37,7%).
Bagi staff Departemen Quality
Assurance PT. PEB Batam yang
terbukti berani mengambil risiko
untuk kepentingan perusahaan

maka akan dipromosikan berupa;
kenaikan
jabatan,
kenaikan
pangkat, pemberian tunjangan
jabatan atau reward berupa; uang
penghargaan,
dan
beasiswa
pendidikan. selanjutnya untuk
level direksi, pejabat eksekutif,
manager dan kepala divisi perlu
dilakukan fit and proper test pada
saat
rekruitment
meliputi;
kompetensi teknis dan integritas,
dilakukan untuk memastikan
bahwa
pejabat
eksekutif,
pengendali
dan
pengurus
memiliki
kecakapan
dalam
memimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar 2006.
Rahasia Sukses Membangkitkan
ESQ Power. Cetakan keempat,
Jakarta: Arga.
Alfaried.Z, Weldy. 2014. Pengaruh
Kecerdasan Emosional (EQ),
Kecerdasan Intelektual (IQ), dan
Kecerdasan
Spiritual
(SQ)
terhadap Kinerja Karyawan
pada LPP TVRI RIAU. Jurnal
Fakultas Ekonomi, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Pekanbaru, Riau. Vol.1
Juni 2014.
Buda Artana, I Made. 2014.
Pengaruh Kecerdasan Intelektual
(Iq), Kecerdasan Emosional
(Eq), Kecerdasan Spiritual (Sq),
Dan Perilaku Belajar Terhadap
Pemahaman Akuntansi (Studi
Kasus Pada Mahasiswa S1
Akuntansi
Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja
Dan Mahasiswa S1 Universitas
Udayana Denpasar), Jurnal

Fakultas Ekonomi Akuntansi,
Universitas Udayana Denpasar
Bali. Vol.2 No.1 Mei 2014.
Budihardjo. 2015. Panduan Praktis
Penilaian Kinerja Karyawan,
Jakarta : Raih Asia Sukses.
Goleman, Daniel. 2015. Emotional
Intelligence. (Alih bahasa oleh T.
Hermaya), Cetakan kesembilan
belas, Jakarta : PT. Gramedia.
Gardner, Howard. 2013. Multiple
Intelligence. (Alih bahasa oleh
Alexander sindoro), Tangerang:
Interaksara.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi
Analisis Multivariate dengan
Program
SPSS.
Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro.

Mardijarso, Djoko dan Indrayani.
2015. Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Emosional Sebagai
Prediktor Terhadap Kepuasan
Kerja Melalui Kinerja Karyawan
PT. Aviari Pratama Di Batam.
Jurnal Zona Manajemen. Volume
7 No. 2. Halaman 51-61.
Program
Studi
Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Batam.
Pasiak, Taufiq. 2006. Manajemen
Kecerdasan;
Memberdayakan
IQ,ES dan SQ untuk kesuksesan
hidup. . Bandung : PT. Mizan
Pustaka
Rahmasari, Lisda. 2012. Pengaruh
Kecerdasan
Intelektual,
Kecerdasan
Emosi
Dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap
Kinerja
Karyawan Fakultas

Ekonomi Universitas AKI. Jurnal
Majalah
Ilmiah
Informatika.Vol.3 No.1, Januari
2012.
Robbins, P. Stephen, and Judge, A.
Timothy. 2006. “Definisi dan
Indikator
Kecerdasan
Intelektual”. Jurnal psikologi dan
Biologi, Universitas Diponegoro
Semarang. Vol.2 No.1, Pebruari
2012.
Rumengan,
Jemmy
2011.
Metodologi Penelitian, Batam:
Universitas Batam.
Ruky, Achmad. S. 2006. Sistem
Manajemen Kinerja. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka.
Suwartono.
2014.
Dasar-dasar
Metodologi
Penelitian.
Yogyakarta : Penerbit C.V Andi
Offset.
Suharsono. 2007. Melejitkan IQ, IE
& IS, Depok : Inisiasi Press
Trihandini, Fabiola Meirnayati.
2005.
Analisis
Pengaruh
Kecerdasan
Intelektual,
Kecerdasan
Emosi
dan
Kecerdasan Spiritual terhadap
Kinerja
Karyawan.
Jurnal
Magister
Manajemen,
Universitas
Diponegoro
Semarang.Vol.2 No.1 Maret
2005.
Zohar, Danah dan Ian Marshall
(2007). Kecerdasan Spiritual.
Terjemahan Rahmani Astuti,
Ahmad Nadjib, Ahmad Baiquni.
Bandung: PT. Mizan Pustaka.