MAKALAH FILSAFAT ILMU PERAN IDEOLOGI DAN

MAKALAH FILSAFAT ILMU

PERAN IDEOLOGI DAN AGAMA DALAM
MENANGGULANGI GLOBALISASI

Disusun oleh
KELOMPOK 3
Rizka Triana

10/299553/KG/8710

Anindita

11/315991/KG/8898

Hariet Maliki

10/299576/KG/8712

Aisha Permata


11/316002/KG/8902

Sindy Windiya

10/299670/KG/8722

Effendi Halim

11/316006/KG/8904

Latifah Edlies T.

10/299744/KG/8728

Ulinnuha

11/316029/KG/8910

Verisa Rizki A.


11/315918/KG/8874

Haryo Buntaran Adhi

11/316034/KG/8912

Nieko Amanda

11/315925/KG/8878

Nabilah

11/316034/KG/8914

Hardono Jaya L.

11/315932/KG/8880

Ahmad Ridwan


11/316046/KG/8918

Dianitya Charisma R.

11/315947/KG/8884

Puspita Wulansari

11/316062/KG/8924

Saviena Ainis S

11/315951/KG/8886

Lia Sarita Ristiyana

11/316069/KG/8926

Dian Lestari Putri


11/315961/KG/8890

Cornelia Adari

11/316085/KG/8932

Muh. Reza Pahlevi

11/315983/KG/8896

Joshua Sutanto

11/316088/KG/8934

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................4
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................4
D. MANFAAT PENULISAN...............................................................................................4
BAB II ISI..................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN IDEOLOGI DAN IDEOLOGI PANCASILA.......................................5
1.

Pengertian Ideologi......................................................................................................5

2.

Pengertian Ideologi Pancasila......................................................................................5

B. Pengertian Agama...........................................................................................................6
C. Pengertian Globalisasi.....................................................................................................7
Sejarah Globalisasi.........................................................................................................7
D. DAMPAK POSITIF DARI GLOBALISASI..................................................................8

E. DAMPAK NEGATIF DARI GLOBALISASI..............................................................12
F. PERAN IDEOLOGI DALAM MEMBENDUNG DAMPAK NEGATIF DARI
GLOBALISASI....................................................................................................................15
G. PERAN AGAMA DALAM MEMBENDUNG DAMPAK NEGATIF DARI
GLOBALISASI....................................................................................................................16
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk ciptaan Tuham, manusia memiliki keistimewaan yang
membuatnya berbeda dengan makhluk lainnya, yaitu dimilikinya akal, budi, cipta rasa,
karsa dan karya. Hal ini menuntut manusia untuk dapat memanfaatkan keistimewaan
yang dimilikinya untuk mengurus, merawat, menjaga alam ini. ( Indriyanto, 2010).
Dengan akal yang dimiliki manusia, segala keingintahuan manusia dapat sedikit
demi sedikit terjawab dan tentunya jawaban tersebut akan berbeda sesuai dengan daya
nalar masing-masing, dan pada akhirnya akan melahirkan suatu ilmu, ideologi, dan
teknologi. Pada perkembangannya, manusia akan berjalan menuju suatu proses yang

dinamakan globalisasi.
Lodge (1991) mendefinisikan globalisasi sebagai suatu proses yang menempatkan
masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubung dalam
semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi,
maupun lingkungan. Dengan demikian, maka globalisasi dapat dinyatakan bahwa
masyarakat dunia hidup dalam suatu era di mana sebagian besar kehidupan mereka
sangat ditentukan oleh proses-proses global.
Dengan adanya globalisasi, tentunya berbagai aspek kehidupan manusia akan
terkena dampaknya. Baik itu dampak secara positif ataupun negatif. Bagaikan dua mata
pisau, globalisasi dapat “mematikan” sekaligus “memajukan” kehidupan manusia.
Globalisasi yang memajukan kehidupan manusia dilihat dengan kemampuan globalisasi
dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Teori
ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat
saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah
ketergantungan dalam bidang ekonomi. Globalisasi yang mematikan dilihat karena
dengan adanya globalisasi, dapat memungkinkan terjadi pertukaran kebudayaan
internasional, penyebaran prinsip multi kebudayaan (multiculturalism) dan kemudahan
akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya yang kemudian
memunculkan kekhawatiran akan adanya krisis kebudayaan.


Sebagai individu yang memiliki akal dan budi, kita perlu melihat globalisasi
sebagai suatu fenomena yang akan terjadi sebagai dampak peradaban manusia dan oleh
karenanya harus menanggapi fenomena ini secara bijaksana.
Untuk menggapi fenomena tersebut, ideologi dan agama dapat memegang peranan
yang sangat penting. Ideologi berbicara tentang gagasan / ilmu yang mempelajari tentang
gagasan. Gagasan yang timbul di sini adalah gagasan yang murni ada dan menjadi
landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam
wilayah negara di mana mereka berada. Agama adalah pegangan atau pedoman untuk
mencapai hidup kekal. Dalam hal ini ideologi dan agama dapat menjadi filter dalam
menanggapi globalisasi sebagai dua mata pisau yang dapat menguntungkan sekaligus
merugikan.
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang timbul terkait ideologi dan agama terhadap globalisasi antara lain :
1. Bagaimana peran ideologi terhadap globalisasi?
2. Bagaimana peran agama terhadap globalisasi?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada pembaca terkait peran ideologi terhadap
globalisasi
2. Memberikan penjelasan kepada pembaca terkait peran agama terhadap

globalisai
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai penambah wawasan bagi pembaca yang ingin mengetahui peran
ideologi terhadap globalisasi
2. Sebagai penambah wawasan bagi pembaca yang ingin mengetahui peran agama
terhadap globalisasi

BAB II

ISI
A. PENGERTIAN IDEOLOGI DAN IDEOLOGI PANCASILA
1. Pengertian Ideologi
Secara epistemiologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan
logos. Eidos berarti gagasan dan logos berarti berbicara (ilmu). Maka secara
estimologis ideologi adalah berbicara tentang gagasan / ilmu yang mempelajari
tentang gagasan. Gagasan yang timbul di sini adalah gagasan yang murni ada dan
menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat yang ada atau
berdomisili dalam wilayah negara di mana mereka berada.


2. Pengertian Ideologi Pancasila
Pancasila merupakan ideologi Indonesia, dan dalam hal ini Pancasila adalah
kumpulan nilai / norma yang meliputi sila – sila Pancasila sebagaimana yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV yang telah ditetapkan pada tanggal
18 Agustus 1945.
Pancasila diterapkan di Indonesia sebagai suatu ideologi yang terbuka.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain.
Artinya, ideologi Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara
lain yang memiliki ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai –
nilai yang meliputi:
a. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan
representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia. Nilai dasar merupakan nilai yang tidak bisa berubah – ubah
sepanjang bangsa Indonesia berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai dasar
adalah sila – sila Pancasila yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
b. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai

dasar (Pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik
dalam negeri maupun dari luar negeri. Nilai ini dapat berupa Tap MPR, UU, PP

dan peraturan perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan
ideologi Pancasila sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
c. Nilai Praktis
Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam praktik penyelenggaraan negara.
Sifat nilai ini adalah abstrak. Artinya, berupa semangat para penyelenggara
negara dari pusat hingga ke tingkat yang terbawah dalam struktur sistem
pemerintahan negara Indonesia. Semangat yang dimaksud adalah semangat para
penyelenggara negara untuk membangun sila – sila dalam Pancasila secara
konsekuen dan istiqomah. Contoh, memberi teladan untuk tidak KKN, dan
lainnya.

E. Pengertian Agama
Menurut Ensiklopedi Indonesia I, istilah agama berasal dari bahasa Sansekerta: a
berarti tidak, gam berarti pergi atau berjalan dan a yang berarti bersifat atau keadaan. Jadi
agama berarti bersifat tidak pergi, tetap, lestari, kekal, tidak berubah. Maka, agama adalah
pegangan atau pedoman untuk mencapai hidup kekal. Agama berbeda artinya dengan
religion. Religion berarti hubungan dan ikatan dengan Tuhan, sedangkan agama
merupakan pelembagaan dan kesadaran akan hubungan dan ikatan kembali dengan
Tuhan. (Hardjana, 2005)
Definisi agama berbeda-beda setiap orangnya. Ada yang menganggap agama
sebagai jalan dan cara hidup; agama adalah kepercayaan pada hal atau realitas yang lebih
luhur dari manusia; agama adalah rangkaian tindakan khas seperti doa, ibadah dan
upacara; dan ada yang menganggap agama adalah perasaan tergantung secara mutlak
pada suatu realitas yang mengatasi dirinya. (Hardjana, 2005)
Pada filsafat ilmu yang dicari adalah kebenaran, begitu pula ilmu pengetahuan.
Agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan
adalah kebenaran akal, sedang kebenaran menurut agama adalah kebenaran wahyu. Hasil
yang diperoleh filsafat dan ilmu pengetahuan bermacam-macam, hal ini dapat dilihat pada
aliran yang berbeda-beda dari keduanya. Demikian pula terdapat bermacam macam
agama yang masing-masing mengajarkan kebenaran (Anshory,2008).

F. Pengertian Globalisasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi didefinisikan sebagai proses
masuknya ke ruang limgkup dunia.
Lodge (1991) mendefinisikan globalisasi sebagai suatu proses yang menempatkan
masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubung dalam
semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi,
maupun lingkungan. Dengan demikian, maka globalisasi dapat dinyatakan bahwa
masyarakat dunia hidup dalam suatu era di mana sebagian besar kehidupan mereka
sangat ditentukan oleh proses-proses global.
Sejarah Globalisasi
Sejarah globalisasi banyak disebutkan bermula dari abad yang berbeda-beda,
ada yang mengatakan pada abad 20, 18, bahkan ada yang mengatakan abad ke-14.
Namun demikian, pada setiap perkembangan globalisasi di belahan bumi selalu
dicirikan satu hal, yakni kebutuhan untuk bertahan hidup dimana salah satunya adalah
berdagang. Hal ini dipicu oleh adanya keterbatasan secara geografis. Salah satu tokoh
yang dikenal sangat awal menempuh perjalanan berdagang adalah Marco Polo.
Catatan perjalanan yang dilakukannya menjadi suatu figur penting dalam
perkembangan dunia ini, khususnya bagi masyarakat Eropa dan Asia Timur.
Kehadiran dari kebutuhan terutama komoditas pada pasar sangat berperan
penting dalam globalisasi. Hal ini dikarenakan adanya komoditas yang langka dalam
permintaan tinggi namun persediaan yang minim akan memicu kenaikan harga besarbesaran. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan melakukan kontak
dengan daerah lain. Oleh Ronald Findlay dan Kevin O’ Rourke pada bagian pertama
buku “Globalization in Historical Perspective” (2003) disebutkan bahwa pada abad
ke-15 hingga abad ke-18, pasar komoditas meningkat dengan perlahan namun masih
terdapat celah harga yang besar pada pasar. Karena biaya transportasi tentu tidak
tinggi, hal yang memicu kondisi ini diduga adalah adanya kebijakan dari penguasapenguasa setempat waktu itu.
Pada abad ke-19 sampai 20 merupakan abad di mana terdapat pemisahan diri
dengan dunia lampau. Hal ini dipicu oleh adanya banyak hal seperti revolusi industri
di Inggris, revolusi-revolusi politik di berbagai belahan dunia, harga pasaran yang
bergerak dinamis, dan lain-lain.
Revolusi Industri di Inggris meskipun banyak yang berpendapat memicu
perkembangan ekonomi secara drastis, namun menurut Le Grain (2003) tidaklah
demikian. Perkembangan tersebut memang signifikan namun tidak sebesar yang

banyak orang pikirkan. Menurut Le Grain (2003) perkembangan pada masa itu
berkisar hanya 1% per tahun namun angka ini lebih besar dari perkembangan pada
masa-masa sebelumnya. Hal yang dapat diambil dari peristiwa ini adalah
perkembangan teknologi memacu globalisasi dengan meningkatkan setiap aspek
kehidupan manusia.
Peristiwa yang tidak kalah pentingnya adalah kehadiran Perang Dunia I. Pada
saat ini hampir setiap belahan bumi mengalami krisis dalam hampir setiap aspek
kehidupan manusia. Dalam ekonomi khususnya terjadi lonjakan harga karena
kelangkaan besar-besaran dan perdagangan buruh. Adanya migrasi besar-besaran
memacu proses globalisasi secara alami.
Dan terakhir dengan runtuhnya perang dingin dan komunisme di dunia
memberikan kesan bahwa paham kapitalisme-lah yang benar. Kapitalisme menjadi
pembenaran bagi dunia untuk menjadikan dunia yang sejahtera. Oleh karena itu,
sekat-sekat

antarnegara

mulai

runtuh.

Terbentuknya

organisasi-organisasi

internasional seperti PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) merupakan salah satu tanda
runtuhnya sekat-sekat antar negara.

B. DAMPAK POSITIF DARI GLOBALISASI
Globalisasi ini seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari ekonomi, ideologi,
politik, sampai teknologi. Pada dasarnya merupakan fenomena yang pasti terjadi. Hal ini
disebabkan karena konsekuensi dari kemajuan jaman dan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Manusia dituntut untuk saling berhubungan dan menciptakan hal-hal yang baru, sehingga
nantinya bisa membuat manusia itu bertahan hidup. (Abdul, 2008)
Beberapa dampak positif dari globalisasi:
1. Perubahan sistem pengetahuan
Dahulu kesadaran seseorang untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih
tinggi sangatlah rendah. Dengan adanya kemajuan teknologi dan pendidikan, minat
masyarakat untuk menuntut ilmu meningkat. Hal ini didukung oleh pembangunan
nasional yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia
untuk memperoleh pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
Dampak positif globalisasi dibuktikan dengan banyaknya anak sekolah yang
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal ini tampak jelas dari peningkatan
taraf kecerdasan dan kepandaian sehingga mampu menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya yang ada dan akhirnya berdampak pada kemampuan memproduksi
berbagai jenis barang dan jasa, seperti peralatan hidup berteknologi canggih.
2. Perubahan nilai budaya
Nilai adalah sesuatu yang dianggap penting, berguna, benar-salah, baik-buruk,
atau boleh-tidaknya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat. Nilai budaya
setiap orang atau kelompok masyarakat tidak sama, tidak baku atau statis, melainkan
selalu dinamis dan berkembang sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Akibat dari globalisasi, banyak nilai yang berkembang pada zaman penjajahan hilang,
seperti kolonialisme, liberalisme, rasialisme, kapitalisme, otoriterisme, sukuisme,
feodalisme. Sebaliknya, nilai budaya toleransi dalam kehidupan beragama,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, cinta tanah air, gotong royong dan
kekeluargaan.
3. Perubahan etos budaya
Etos budaya adalah watak khas budaya suatu kelompok masyarakat, seperti
ciri, sifat, dan adat istiadat. Dengan dilaksanakannya pembangunan di Indonesia maka
etos budaya setiap suku bangsa mengalami perubahan. Contohnya, orang yang
berpandangan makan tidak makan yang penting kumpul mulai berangsur-angsur
ditinggalkan.
4. Perubahan kepercayaan
Kepercayaan sebagai salah satu unsur budaya cenderung berubah dan
berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan perubahan pandangan hidup,
etos, dan pengetahuan. Perubahan system dalam masyarakat Indonesia merupakan
dampak dilaksanakannya modernisasi melalui pembangunan nasional. Contohnya,
kepercayaan terhadap takhayul, dukun, atau mendewa-dewakan manusia kini sudah
mulai ditinggalkan.
5. Perubahan pandangan hidup
Pandangan hidup adalah konsep seseorang atau sekelompok orang yang
bermaksud menanggapi dan menerangkan segala masalah yang terjadi. Pandangan
hidup sebagai komponen budaya cenderung berubah sejalan dengan perubahan
konsep hidup masyarakat. Perubahan pandangan hidup masyarakat Indonesia dewasa
ini tampak jelas dari perubahan sikap, perilaku dan hasil karyanya. Berkat
pembangunan berkembanglah pandangan tentang pentingnya keseimbangan antara
pembangunan material dan spiritual. Berkembangnya pandangan tentang perlunya
prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan, kesetiakawanan sosial, dan
kekeluargaan. (Abdulkarim, 2008)
6. Kesehatan masyarakat

Dahulu keinginan masyarakat untuk berobat ke dokter sangat rendah. Dahulu
masyarakat lebih memilih cara-cara pengobatan yang bersifat tradisional. Sekarang
dengan peningkatan kemajuan teknologi kesehatan, kesadaran masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mulai terlihat. Hal ini dapat dibuktikan jika
menderita sakit, masyarakat lebih memilih pergi ke dokter.
7. Kesejahteraan keluarga
Dahulu sebuah keluarga cenderung lebih menyukai keluarga besar dengan
memiliki banyak anak. Sekarang di era globalisasi terdapat pergeseran terhadap hal
tersebut. Sebuah keluarga lebih memilih membentuk keluarga kecil. Mereka
beranggapan akan lebih sejahtera.
8. Kehidupan politik
Aspek positif globalisasi dalam bidang politik, yaitu:
a) Transparansi dalam pemerintahan.
b) Demokratisasi.
c) Kebebasan bertanggung jawab.
Globalisasi

memberikan

pengaruh

terhadap

adanya

penyelenggaraan

pemerintahan yang lebih demokratis dan terbuka. Salah satu contohnya, yaitu
pembagian kekuasaan dari sentralisasi ke desentralisasi. Dengan adanya pemerintahan
yang demokratis dan terbuka, diharapkan penyelenggaraan pemerintahan lebih
mengedepankan kepentingan rakyat. Selain itu, adanya jaminan setiap warga negara
dalam mengemukakan pendapat. Salah satu contohnya, yaitu kebebasan setiap warga
negara yang memiliki hak pilih dan hak untuk dipilih dalam pelaksanaan pemilihan
umum.
9. Kegiatan ekonomi
Aspek positif globalisasi dalam bidang ekonomi. Yaitu:
a) Terbukanya pasar internasional atas barang atau produksi dalam negeri.
b) Dorongan untuk memproduksi barang berkualitas.
c) Mendorong devisa negara dan investasi modal.
d) Mendorong kreativitas pengusaha.
e) Memperluas lapangan kerja.
Adanya kemudahan dalam melaksanakan ekspor sehingga mendorong
meningkatnya ekspor ke pasar global. Meningkatnya ekspor produksi dalam negeri ke
luar negeri akan meningkatkan devisa negara. Luasnya pasar bagi peredaran
perdagangan dunia memungkinkan Indonesia bersaing dengan bangsa lain dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas terhadap barang diproduksi.
10. Kehidupan sosial dan budaya
Aspek positif globalisasi dalam bidang sosial budaya, yaitu:
a) Pengetahuan berkembang pesat.
b) Muncul etos kerja sama.

c) Budaya mengantre di supermarket.
d) Pola berpikir atau pandan hidup lebih baik.
e) Berkembangnya teknologi modern dan informasi.
(Murtono dkk, 2007)
Adanya pertukaran seni dan budaya sehingga dapat menambah wawasan
terhadap seni dan budaya asing. Adanya proses peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi diharapkan dapat meningkatkan pembangunan nasional, serta adanya
pengaruh nilai-nilai dan mentalitas yang membangun bangsa, seperti sifat kerja keras
dan etos kerja yang membangun. Perilaku disiplin yang tinggi dapat melahirkan pola
hidup yang lebih efektif dan efisien. Dalam kondisi inilah globalisme menjadi cara
pandang

dalam

interaksi

antarbangsa,

yang

pada

gilirannya

mendorong

berlangsungnya proses globalisasi yang terus berkembang. (Nurdiaman, 2007)
11. Perkembangan teknologi
Globalisasi sangat berdampak pada wawasan budaya Indonesia, yaitu bidang
komunikasi dan informasi karena didukung oleh pesatnya laju perkembangan
teknologi yang semakin canggih. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan
teknologi merupakan salah satu dari arah globalisasi. Teknologi informasi dan
komunikasi merupakan pendukung utama bagi terselenggaranya globalisasi. Dengan
dukungan teknologi yang canggih, informasi dalam berbagai bentuk dan untuk
berbagai

kepentingan

dapat

disebarluaskan

sehingga

dapat

dengan

cepat

memengaruhi cara pandang dan gaya hidup kita. Perkembangan ilmu pengetahuan
manusia yang semakin maju dan mendunia membuat perkembangan teknologi maju
dengan pesat. (Abdul, 2008)

C. DAMPAK NEGATIF DARI GLOBALISASI
Adanya globalisasi akan mengaburkan batas-batas negara. Sehingga dengan ini
akan terbentuk hubungan yang sangat erat dan terbuka antara Indonesia dengan Negara
lain. Hal ini berarti segala bentuk kerja sama akan semakin mudah untuk dilakukan. Hal
ini makin nyata dengan akan dimulainya Asean Free Trade Area (AFTA) 2015. Hal ini
berarti ASEAN akan menjadi suatu “pasar raksasa” di mana dalam pasar tersebut, para
penjual produk-produk bebas memasuki kawasan-kawasan negara lain secara bebas.
Hal ini dapat menjadi pisau bermata dua, artinya para produsen lokal dapat
melakukan perdagangan di negara lain dengan mudah sehingga produk-produk lokal

dapat dengan mudah mencapai pasar internasional. Namun ketika terbukanya peluang ini
tidak disertai dengan peningkatan daya saing para produsen lokal maka mereka justru
akan terlindas oleh para pedagang internasional.
Salah satu unsur penting dari globalisasi adalah teknologi yang di dalamnya
termasuk internet. Kita tahu bahwa saat sekarang ini dengan adanya globalisasi,
informasi dapat dengan mudah diakses melalui internet. Dengan adanya internet, kita
sangat dimudahkan untuk mencari berbagai informasi, ilmu, maupun melakukan
aktivitas lain seperti perdagangan melalui internet hingga menjalin relasi. Namun
bandingkan jumlah manfaat tersebut dengan banyaknya situs-situs porno, penipuan, serta
kebohongan yang ada di internet. Apabila hal ini tidak dapat dikendalikan maka akan
berdampak buruk pada moral dan mental dari warga Indonesia. Lalu akan berdampak
secara sistemik dan memunculkan perilaku seks bebas, pergaulan bebas, penggunaan
narkoba, dan perilaku menyimpang lainnya.
Maka dampak negatif globalisasi antara lain :
1. Semakin mudahnya nilai-nilai barat (yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia)
masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang
banyak ditiru oleh masyarakat.
Globalisasi tidak hanya memberikan berjuta manfaat untuk kita semua,
melainkan juga terdapat dampak negatifnya, salah satunya adalah arus informasi yang
tak terkendali. Tidak semua informasi itu baik untuk kita, ada juga informasi yang
tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadiaan kita. Oleh karena itu, era globalisasi
ini harus diimbangi dengan Spiritual Quotient.
2. Semakin

lunturnya

semangat

gotong-royong,

solidaritas,

kepedulian,

dan

kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu/ darurat, misalnya
sakit,kecelakaan, atau musibah hanya ditangani oleh segelintir orang.
3. Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.
4. Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar,
Akibatnya kondisi industri dalam negeri sulit berkembang.
5. Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
6. Menghambat pertumbuhan sektor industri.
7. Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme)

Saat ini, kita memerlukan bantuan alat atau perangkat untuk mempermudah
aktivitas dan kita merasa tak perlu lagi bantuan manusia. Hal ini yang menyebabkan
manusia semakin individualistik, padahal hakikat manusia sebenarnya adalah mahluk
sosial. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan orang-orang
cenderung individualistis.
8. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan
mengabaikan nilai-nilai agama.
Dampak negatif dari globalisasi lainnya adalah meningkatnya konsumerisme
dikalangan masyarakat Indonesia. Sifat Konsumtif dibentuk oleh kita yang cenderung
berbelanja produk-produk yang kita inginkan bukan yang kita perlukan. Kemudahan
akses dalam berbelanja dan menbanjirnya produk-produk branded menyebabkan pola
hidup konsumtif semakin merajalela.
9. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam
masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
Sudah menjadi rahasia bersama jika gap antara orang miskin dan orang kaya
di negeri ini sangat besar sekali. Satu sisi globalisasi membuka peluang untuk orangorang yang berpendidikan, sedangkan di satu sisi lagi globalisasi membuat orangorang kecil semakin sulit bertahan hidup. Ini yang menyebabkan kesenjangan sosial di
Indonesia semakin lebar setiap tahunnya.
10. Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan
suatu negara.
Dampak negatif globalisasi yang juga dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah
menjamurnya budaya barat. Jika hal itu baik maka boleh kita tiru, jika sebaliknya
maka buanglah jauh-jauh. Kenyataannya saat ini banyak sekali budaya barat
yang hype di Indonesia tetapi sebaliknya jarang sekali orang-orang yang mau
melestarikan budaya asli Indonesia itu sendiri.
Dampak Negatif Globalisasi, ditinjau dari aspek:
a. Politik
Perkembangan globalisasi berpengaruh terhadap kedaulatan suatu negara
dalam menjalankan pemerintahan serta mengatur negaranya. Gejala ini terjadi
hampir di setiap negara. Hal ini, dikarenakan adanya aturan-aturan baru yang

telah disepakati bersama dengan lembaga-lembaga global misalnya PBB dan
WTO.
Campur tangan masyarakat internasional dan masuknya nilai-nilai budaya
yang baru dari dunia luar memberikan perubahan bidang politik dalam suatu
negara. Di Indonesia setelah nilai-nilai politik luar masuk secara langsung atau
tidak langsung membuat lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat
kekeluargaan, musyawarah mufakat dan gotong royong yang telah lama kita
miliki. Untuk itu nilai- nilai atau pengaruh dari luar harus disaring terlebih dahulu
agar sesuai kepribadian bangsa.
Pancasila sebagai ideologi bangsa, menjadi pedoman bagi generasi
mendatang dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian setiap pengaruh politik luar harus disaring dengan nilai-nilai Pancasila.
b. Ekonomi
Berkembangnya

globalisasi

membuat

perekonomian

suatu

negara

mengalami perubahan drastis. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang semula
mendapat subsidi sekarang semakin berkurang, lembaga ekonomi seperti koperasi
sulit untuk berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya
mulai ditinggalkan.
Kompetisi produk dan harga semakin meninggi sejalan dengan kebutuhan
masyarakat yang semakin selektif. Ini semua tidak lepas adanya semangat
kapitalisme yang tumbuh semakin subur dan berpotensi menciptakan kesenjangan
ekonomi antara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang. Negaranegara kuat secara ekonomi akan melakukan perluasan pasar dalam rangka
mencari keuntungan sebesar-besarnya meskipun dapat merugikan negara-negara
yang ekonominya masih lemah.
c. Sosial budaya
Globalisasi memberikan dampak negatif terhadap perkembangan sosial
budaya masyarakat dunia. Melalui teknologi informasi dan komunikasi yang
canggih masyarakat seluruh dunia dapat menikmati nilai-nilai budaya global yang
dapat melunturkan nilai-nilai lokal. Lunturnya nilai lokal mengakibatkan
terjadinya krisis nilai dan identitas, orang-orang cenderung bergaya hidup
individualisme, pragmatisme, hedonisme, konsumerisme, meninggalkan semangat

gotong royong solidaritas dan kesetiakawan sosial, serta nilai-nilai keagamaan.
Globalisasi juga memberikan pengaruh terhadap kualitas kejahatan yang semakin
canggih dengan mempergunakan teknologi informasi dan komunikasi lintas
negara

G. PERAN IDEOLOGI DALAM MEMBENDUNG DAMPAK NEGATIF DARI
GLOBALISASI
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia haruslah menjadi sebuah acuan dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila terus dipertahankan oleh
segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasila
merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat
dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan
bangsa-bangsa lain. Maka, kini konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan
rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakkan dasar-dasar masyarakat
modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu
pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang
berasal dari kebudayaan bangsa lain.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu
menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian
bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi
merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kuncinya terletak pada
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia
konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang
tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Dalam kondisi seperti itu, peran Pancasila
sebagai pandangan hidup dan dasar negara harus dipegang kuat. Pancasila akan
menyaring nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai
Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada
di atas kepribadian bangsa Indonesia. Karena pada dasarnya setiap bangsa di dunia
sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa
mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari

solusi dari persoalan tersebut. Melalui Pancasila, Indonesia diharapkan tetap teguh pada
asas gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat (Winarto,2008).

D. PERAN AGAMA DALAM MEMBENDUNG DAMPAK NEGATIF DARI
GLOBALISASI
Proses globalisasi memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan nilainilai agama.

Sebagaimana disinyalir oleh Malcom Walter, bahwa globalisasi yang

datang bersamaan dengan kapitalisme ini telah membawa kekuatan baru yang
menghapus otoritas agama, politik, militer, dan sumber kekuatan lainnya (Afif, 2012).
Realitas ini mendapat respon yang cukup beragam dari kalangan pemikir dan aktivis
agama, agama sebagai sebuah pandangan yang terdiri dari berbagai doktrin dan nilai
memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat.
Dalam konteks ini agama memainkan peranan yang penting di dalam proses
globalisasi. Agama bukan hanya pelengkap tetapi menjadi salah satu komponen penting
yang cukup berpengaruh di dalam berbagai proses globalisasi karena begitu pentingnya
peran agama dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Nasution (1985) agama terlahir awalnya adalah berasal dari keyakinan
terhadap adanya yang ghaib, yang mempunyai kekuatan supranatural yang pada mulanya
agama-agama muncul dari unsur kebudayaan sebuah masyarakat sebagai bagian ritus
transendental yang didominasi kekuatan mistis. Agama ini lahir dalam bentuk-bentuk
yang plural sesuai dengan corak ekonomi sosial tiap-tiap masyarakat pada masanya
dimana agama diturunkan guna memberikan aturan-aturan hidup yang akan membawa
kebahagiaan bagi kehidupan manusia.
Fungsi agama adalah sebagai landasan dimana individu itu bertindak atau
melakukan sesuatu dalam kehidupannya. Selain fungsi agama sebagai landasan dalam
tindakan individu, agama juga sebagai pengendali di dalam langkah kehidupan
masyarakat, pemersatu umat manusia karena adanya persamaan keyakinan. Agama
merupakan faktor utama dalam mewujudkan pola-pola persepsi dunia bagi manusia.
Persepsi-persepsi itu mempengaruhi perkembangan dunia dan menentukan cara manusia
menundukkan dirinya didunia ini.

Baik secara teologis maupun sosiologis, agama dapat dipandang sebagai
instrumen untuk memahami dunia (Weber, 1985). Dalam konteks itu, hampir tak ada
kesulitan bagi agama apapun untuk menerima premis tersebut. Secara teologis, lebihlebih Islam, hal itu dikarenakan oleh watak omnipresent agama. Yaitu, agama, baik
melalui simbol-simbol atau nilai-nilai yang dikandungnya “hadir di mana-mana”, ikut
mempengaruhi, bahkan membentuk struktur sosial, budaya, ekonomi dan politik serta
kebijakan publik. Dengan ciri itu, dipahami bahwa dimanapun suatu agama berada, ia
diharapkan dapat memberi panduan nilai bagi seluruh kegiatan manusia – baik yang
bersifat sosial budaya, ekonomi, maupun politik. Sementara itu, secara sosiologis, tak
jarang

agama

menjadi

faktor

penentu

dalam

proses

transformasi

dan

modernisasi (Effendy, 2001)
Berikut beberapa peran agama terkait dengan perkembangan Masyarakat (Nasution,
1985) :
1.

Agama sebagai motivator, yaitu

penyemangat dalam mencapai cita-cita di

2.

dalam seluruh aspek kehidupan.
Agama sebagai creator dan inovator, mendorong semangat untuk bekerja kreatif
dan produktif untuk membangun kehidupan dunia yang lebih baik dan

3.

kehidupan akhirat yang lebih baik pula.
Agama sebagai integrator, yaitu agama sebagai yang mengintegrasikan dan
menyerasikan segenap aktivitas manusia, baik sebagai orang-seorang maupun

4.

sebagai anggota masyarakat.
Agama sebagai sumber inspirasi budaya bangsa, khususnya Indonesia.

Pada umumnya pandangan umum terkait agama dan persoalan kemasyarakatan
terbagi menjadi 3 persektif.
Pertama, perspektif makanik-holistik, yang memposisikan hubungan antara
agama dan persoalan kemasyarakatan sebagai sesuatu yang tak terpisahkan.
Kedua, pemikiran yang mengajukan proposisi bahwa keduanya merupakan
wilayah (domains) yang antara satu dengan lainnya berbeda, karenanya harus
dipisahkan.
Ketiga, pandangan tengah yang mencoba mengintegrasikan pandangan yang
antagonistik dalam melihat hubungan antara agama dengan persoalan kemasyarakatan.

Di pihak lain, pandangan ini juga ingin melunakkan perspektif mekanik holistik yang
seringkali melakukan generalisasi, bahwa agama selalu mempunyai kaitan atau
hubungan yang tak terpisahkan dengan masalah kemasyarakatan (Muhaimin, 2008).
Adapun berdasar tiga perspektif diatas pandangan makanik-holistik adalah
pandagan yang cukup kuat menangkal dampak negatif globalisasi karena keyakinan
bahwa apapun persoalan masyarakat tersebut agama selalu menjadi cara pandang
penyelesaiannya.

BAB III
KESIMPULAN

Globalisasi merupakan suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa
menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubung dalam semua aspek kehidupan
mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi, maupun lingkungan. Meskipun
demikian, globalisasi dapat memberikan dampak positif ataupun negatif. Untuk
mengatasi dampak tersebut, diperlukan agama dan ideologi yang dapat bertindak sebagai
filter .
Agama dan ideologi merupakan identitas yang perlu dijaga agar globalisasi yang
masuk tetap sesuai dengan nilai yang kita percaya dalam agama dan ideologi tersebut.
Globalisasi tidak selamanya menimbulkan dampak negatif dan tidak selamanya
menimbulkan dampak positif. Oleh karena hal inilah, agama dan ideologi perlu
menjalankan fungsinya untuk dapat memilah mana yang sesuai dan tidak sesuai untuk
kehidupan suatu masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakam, Kama. 2008. Manusia dan Lingkungan Sosial Budayanya. Makalah.
lokakarya Dosen ISBD, Dikti Depdiknas, Batam.
Abdulkarim, A. 2008. Kewarganegaraan. Penerbit Grafindo Media Pratama: Bandung
Afif, F. 2012. Globalisasi dan Agama.
Anshory, N. Sudarsono. 2008. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa. Yayasan
Obor Indonesia : Jakarta
Bahtiar Effendy. 2001. Masyarakat dan Pluralisme Keagamaan. Yogyakarta: Galang Press.
Bordo, M.D., Taylor, A.M., Williamson, J.G. 2003. Globalization in Historical Perspective.
University of Chicago Press : Chicago, U.S.A.
Hardjana, A.M. 2005. Religiositas, Agama dan Spiritualitas. Kanisius. Yogyakarta.
Hidayati, K. 2007. Sosiologi untuk SMP dan MTs kelas XI. Erlangga
Le Grain, Philippe. 2003. “A Brief History of Globalisation”, dalam Open World: the Truth
about Globalisation. Abacus Book : London. Halaman: 80-117
Murtono, S., dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan3. Penerbit Quadra: Jakarta
Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, Jakarta : UI Press, Jilid I. Cet. V,
1985.
Nurdiaman, A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara.
Penerbit Pribumi Mekar: Bandung
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia :
Daring. http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
Srijanti, et. al. 2008. Etika Berwarganegara Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat
Steger, Manfred. B. 2002. “Five Central Claims of Globalism”, dalam Globalism: the New
Market Ideology. Oxford: Rowman & Littlefield Publisher Inc. : London. Halaman: 4380
Weber, Max. 1985. Konsep-konsep Dasar dalam Sosiologi (Terj. Soerjono Soekanto). Jakarta:
Rajawali Pers.
Winarno, Budi.2009. Pertarungan Negara Vs Pasar. Yogyakarta: Media Pressindo.
http://www.fe.unpad.ac.id/id/arsip-fakultas-ekonomi-unpad/opini/2272-agama-danglobalisasi (10 Mei 2014)