PDF ini PENGARUH PENEMPATAN, SISTEM KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS DI WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH | Sufentri | 1 PB

PENGARUH PENEMPATAN, SISTEM KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS DI WILAYAH KOTA
SUNGAI PENUH

ARTIKEL

ELMA SUFENTRI
NPM 1310018212024

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA

2016
1

PENGARUH PENEMPATAN, SISTEM KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS DI WILAYAH
KOTA SUNGAI PENUH
Elma Sufentri¹, Listiana Sri Mulatsih¹, Dahliana Kamener¹
1


Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
elmasufentri@yahoo.co.id, economiciano@yahoo.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penempatan,
sistem kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai. Desain penelitian ini
merupakan expost facto. Populasi adalah seluruh pegawai negeri sipil (medis dan non
medis) pada Puskesmas di Wilayah Kota Sungai Penuh yang berjumlah sebanyak 242
orang. Teknik sampel Teknik pengambilan sampel adalah proportional random sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 151 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah metode angket (kuesioner) langsung tertutup. Teknik analisis data adalah regresi
linear berganda. Penelitian ini menemukan bahwa : 1) Penempatan berpengaruh positif
terhadap kinerja pegawai. 2) Sistem kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja
pegawai. 3) Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
Kata kunci : Penempatan, Sistem Kompensasi, dan Lingkungan Kerja
A. Pendahuluan
Puskesmas (health centre) adalah
suatu kesatuan organisasi fungsionil
yang langsung memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh kepada

masyarakat dalam satu wilayah kerja
tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan
pokok.
Puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung
jawab yang sangat besar dalam
memelihara kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan
status
kesehatan
masyarakat seoptimal mungkin..
Puskesmas
merupakan
unit
pelaksana teknis kesehatan di bawah
supervisi
Dinas
Kesehatan

Kabupaten/Kota. Secara umum, harus
memberikan pelayanan preventif,
promotif, kuratif sampai dengan
rehabilitatif, baik melalui upaya
kesehatan perorangan (UKP) atau
upaya kesehatan masyarakat (UKM).
Puskesmas
dapat
memberikan
pelayanan rawat inap selain pelayanan
rawat jalan. Di samping itu Puskesmas
juga merupakan unit pelayanan
kesehatan yang letaknya berada paling

dekat ditengah-tengah masyarakat dan
mudah
dijangkau
dibandingkan
dengan unit pelayanan kesehatan
lainnya. Fungsi Puskesmas adalah

mengembangkan pelayanan kesehatan
yang menyeluruh. Prioritas yang harus
dikembangkan
oleh
Puskesmas
diarahkan ke bentuk pelayanan
kesehatan dasar.
Dalam hal mengikuti persaingan
yang semakin kompetitif, Puskesmas
dituntut untuk selalu melayanai
masyarakat secara professional dengan
meningkatkan fasilitas atau sarana
kesehatannya untuk memberikan
kepuasan
kepada
masyarakat
pengguna jasa layanan kesehatan.
Semakin ketatnya persaingan dan
pasien yang semakin selektif dan
berpengetahuan,

mengharuskan
Puskesmas selaku salah satu penyedia
jasa pelayanan kesehatan untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanannya.
Seiring dengan semangat otonomi
daerah, maka Puskesmas dituntut
untuk mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanannya yang akan
dilaksanakan, tetapi pembiayaannya
2

tetap didukung oleh pemerintah.
Sebagai organisasi pelayanan mandiri,
kewenangan yang dimiliki Puskesmas
meliputi kewenangan merencanakan
kegiatan sesuai masalah kesehatan di
wilayahnya, kewenangan menentukan
kegiatan yang termasuk public goods
atau private goods, serta kewenangan
menentukan target kegiatan sesuai

kondisi geografis Puskesmas. Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan
pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber
daya yang dimiliki, namun Puskesmas
tetap
melaksanakan
kegiatan
pelayanan dasar yang menjadi
kesepakatan
nasional.
Untuk
mewujudkan
tujuan
ini
maka
diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Sumber daya manusia merupakan
salah satu komponen utama suatu

organisasi. Sumber daya manusia
dalam organisasi publik dikenal
dengan sebutan pegawai. Pegawai
menduduki posisi dalam Puskesmas,
baik sebagai pimpinan maupun
sebagai staf untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa
sumber daya manusia yang ada pada
Puskesmas memiliki beban dan
tanggung
jawab
masing-masing
sebagai bentuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Salah satu hal yang
harus diperhatikan dalam pelaksanaan
pekerjaan yaitu terdapatnya kinerja
yang baik, sesuai dengan standar kerja
yang ditetapkan.
Kinerja pada dasarnya merupakan

hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai seorang
pegawai
dalam
melaksanakan
tugasnya sesuai tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Berdasarkan survey pendahuluan,
diketahui bahwa kinerja pegawai
Puskesmas dalam wilayah Kota Sungai
Penuh masih tinggi. Faktanya terlihat
bahwa dari berbagai program yang
dilaksanakan ditemukan masih banyak

program yang belum mencapai target
yang telah direncanakan. Tidak
tercapainya target tersebut diakrenakan
pegawai
kurang
optimal

dalam
melaksanakan pekerjaan yang pada
giliranya berkaibat rendahnya kinerja
pegawai dalam melaksanakan tugas.
Berbagai fenomena sebagaimana
yang dikemukakan tidak dilepaskan
dari kinerja pegawai. Hal ini mungkin
berkaitan pula dengan bagaimana
pengaruh
penempatan,
sistem
kompensasi dan lingkungan kerja yang
ada pada Puskesmas di wilayah Kota
Sungai Penuh.
Faktor
pertama
yang
diidentifikasikan berpengaruh pada
kinerja adalah penempatan. Mathis &
Jackson (2006:128) mengemukakan

bahwa
penempatan
adalah
menempatkan posisi seseorang ke
posisi pekerjaan yang tepat, seberapa
baik seorang karyawan cocok dengan
pekerjaannya akan mempengaruhi
kinerja
karyawan
tersebut.
Sedarmayanti
(2007:39)
mengemukakan bahwa penempatan
seseorang ke posisi yang tepat adalah
dengan adanya kesesuaian orang
dengan pekerjaan, yaitu mencocokan
pengetahuan,
keterampilan
dan
kemampuan

orang
dengan
karakteristik
pekerjaan
akan
meningkatkan
kinerjanya
dalam
melaksanakan
tugas.
Penelitian
Atkhan, dkk (2013) menemukan
bahwa
penempatan
berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai
Bagian
personalia/manajemen
sumber daya, dalam menempatkan
pegawai seharusnya mencocokkan
antara kemampuan, keterampilan,
minat dan kepribadian pegawai
dengan pekerjaan yang diemban oleh
pegawai bersangkutan. Oleh karena itu
bidang personalia harus benar-benar
selektif dalam menempatkan seorang
pegawai. Penempatan pegawai yang
selama ini dilakukan oleh Puskesmas di
di Wilayah Kota Sungai Penuh banyak
yang tidak sesuai dengan latar
3

belakang pendidikannya dan juga
pengalaman yang dimiliki oleh
seorang pegawai tersebut, sehingga
pegawai tidak dapat bekerja dengan
optimal.
Faktor
berikutnya
yang
diidentifikasikan berpengaruh pada
kinerja adalah sistem kompensasi.
Menurut Rivai dan Sagala (2009:75)
kompensasi merupakan sesuatu yang
diterima karyawan sebagai pengganti
kontribusi
jasa
mereka
pada
perusahaan. Pemberian kompensasi ini
merupakan salah satu pelaksanaan
fungsi manajemen SDM yang
berhubungan dengan semua jenis
pemberian penghargaan individual
sebagai pertukaran dalam melakukan
tugas keorganisasian. Hal ini sejalan
dengan pendapat Simamora (2006:60)
yang mengemukakan bahwa di
samping untuk memikat, menahan dan
memotivasi
pegawai,
sistem
kompensasi juga dirancang untuk
peningkatan kinerja pegawai dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi.
Riyadi (2011) menemukan bahwa
kompensasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan
Permasalahan yang terkait dengan
kompensasi pada Puskesmas di
Wilayah Kota Sungai Penuh yakni masih
kecilnya jumlah kompensasi yang
diberikan pemerintah terhadap pegawai
puskesmas. Permasalahan lainya yaitu
sering terlambatnya dicairkan insentifinsentif yang disediakan untuk pegawai
dalam bekerja. Selanjutnya penulis
menemukan juga terkait dengan
kompensasi yaitu masih ada beberapa
orang pegawai yang merasa sistem
pemberian kompensasi belum adil.
Pegawai pusekesmas tidak diberikan
tunjangan
profesi
sebagaiamana
tunjangan sertifikasi guru, pegawai tidak
mendapatan uang makan seperti pegawai
pada daerah lain, pegawai Puskesmas
tidak mendapatkan tunjangan daerah
untuk meningkatkan kinerja pegawai
dalam melaksanakan tugas.

Faktor
berikutnya
yang
diidentifikasikan
faktor
yang
berpengaruh terhadap kinerja pegawai
adalah lingkungan kerja. Sedarmayanti
(2007:80)
menjelaskan
bahwa
lingkungan kerja berupa lingkungan
kerja fisik dan lingkungan kerja non
fisik merupakan faktor penting yang
dapat mempengaruhi kinerja pegawai
dalam
bekerja.
Semakin
baik
lingkungan kerja tentunya akan
mendukung terhadap peningkatan
kinerja pegawai dalam melaksanakan
tugas. Pengaruh lingkungan kerja
terhadap kinerja telah dibuktikan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Arianto
(2013)
membuktikan
bahwa
lingkungan
kerja
berpengaruh
terhadap kinerja pegawai.
Permasalahan yang terjadi terkait
dengan lingkungan kerja pada
Puskesmas di Wilayah Kota Sungai
Penuh yaitu lingkungan sekeliling
puskesmas kurang kurang terpelihara,
suara
bising
kendaraan
yang
mengganggu, sistem ventilasi udara
dan cahaya pada Puskesmas kurang
baik dan permasalahan lainnya yang
penulis temukan terkait dengan
lingkungan
kerja
yaitu
belum
terjalinnya kerjasama yang baik
diantara kelompok kerja yang ada di
Puskesmas,
sering
terjadinya
perbedaan pendapat sesama pegawai
dalam
bekerja
yang
berujung
terjadinya pertengkaran sehingga
menurunkan kinerja pegawai.
A. Metodologi Penelitian
Desain penelitian ini merupakan
expost facto. Populasi adalah seluruh
pegawai negeri sipil (medis dan non
medis) pada Puskesmas di Wilayah
Kota Sungai Penuh yang berjumlah
sebanyak 242 orang. Teknik sampel
Teknik pengambilan sampel adalah
proportional random sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 151 orang.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah metode angket
(kuesioner) langsung tertutup. Teknik
4

analisis data adalah regresi linear
berganda.
B. Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk menguji hipotesis pada
penelitian ini digunakan analisis
regresi linear berganda. Hasil analisis
regresi linear berganda ditampilkan
pada tabel berikut ini :
Tabel 1.
Hasil Analisis Regresi Linear
Berganda
Variabel
Terikat
Kinerja
pegawai
(Y)

Variabel
Bebas
Konstanta
(a)
Penempata
n (X1)
Sistem
kompensasi
X2)
Lingkungan
kerja (X3)
F hitung
R2

Koefisien
Regresi
15,347

Sig.

Keteranga
n
-

0,165

0,003

Signifikan

0,595

0,000

Signifikan

0,632

0,000

Signifikan

2322,231

0,000
0,754

-

Berdasarkan hasil analisis data,
dapat dituliskan persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 15,347 + 0,165 X1 + 0,595 X2 +
0,632 X3
Nilai koefisien pada persamaan
regresi di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Nilai konstanta sebesar 15,347
menunjukkan nilai variabel terikat
sebelum atau tanpa dipengaruhi
oleh variabel bebas. Dimana
apabila variabel penempatan,
sistem kompensasi dan lingkungan
kerja bernilai 0 maka variabel
kinerja sudah bernilai sebesar
15,347.
2. Nilai koefisien regresi variabel
penempatan sebesar 0,165 yang
bertanda positif menunjukkan
bahwa adanya pengaruh positf
penempatan
terhadap
kinerja
pegawai.
Apabila
variabel
penempatan meningkat sebesar
satu satuan akan meningkatkan
kinerja pegawai sebesar 16,5%.

3. Nilai koefisien regresi variabel
sistem kompensasi sebesar 0,595
yang bertanda positif menunjukkan
bahwa adanya pengaruh positif
sistem
kompensasi
terhadap
kinerja pegawai. Apabila variabel
sistem kompensasi meningkat
sebesar
satu
satuan
akan
meningkatkan kinerja pegawai
sebesar 59,5%.
4. Nilai koefisien regresi variabel
lingkungan kerja sebesar 0,632
yang bertanda positif menunjukkan
bahwa adanya pengaruh positif
lingkungan kerja terhadap kinerja
pegawai.
Apabila
variabel
lingkungan
kerja
meningkat
sebesar
satu
satuan
akan
meningkatkan kinerja pegawai
sebesar 63,2%.
5. Koefisien determinasi digunakan
untuk seberapa besar pengaruh
variabel bebas terhadap variabel
terikat. Nilai R2 (R square) adalah
0,754. Hal ini berarti besar
pengaruh penempatan, sistem
kompensasi dan lingkungan kerja
terhadap kinerja pegawai adalah
75,4%. Sedangkan sisanya sebesar
24,6% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak termasuk dalam
model penelitian ini.
6. Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh nilai F hitung adalah
2322,231
dengan
tingkat
signifikansi sebesar 0,000 atau
lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian,
dapat
disimpulkan
bahwa
secara
bersama-sama
variabel
penempatan,
sistem
kompensasi dan lingkungan kerja
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai pada Puskesmas
di wilayah Kota Sungai Penuh.

C. Pembahasan Hasil Penelitian
5

1. PengaruhPenempatan Terhadap
Kinerja Pegawai
Berdasarkan hasil pengujian
pertama diketahui bahwa penempatan
berpengaruh terhadap kinerja pegawai
Puskesmas di wilayah Kota Sungai
Penuh. Semakin baik pimpinan dalam
menjalankan fungsinya tentunya akan
meningkatkan kinerja pegawai pada
Puskesmas di wilayah Kota Sungai
Penuh dalam melaksanakan tugas.
Berdasarkan temuan penelitian
ini diketahui bahwa penempatan
pegawai berpengaruh terhadap kinerja
pegawai Puskesmas di wilayah Kota
Sungai Penuh secara positif. Artinya,
bagian personalia/manajemen sumber
daya, dalam menempatkan pegawai
telah
mencocokkan
antara
kemampuan, keterampilan, minat dan
kepribadian pegawai dengan pekerjaan
yang
diemban
oleh
pegawai
bersangkutan.
Penempatan
pegawai
yang
selama ini dilakukan oleh Puskesmas di
di Wilayah Kota Sungai Penuh telah
sesuai
dengan
latar
belakang
pendidikannya dan juga pengalaman
yang dimiliki oleh seorang pegawai
tersebut, sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan
kinerja
pegawai.
Penempatan pegawai pada suatu
bidang
pekerjaan
dengan
mempertimbangkan
kesesuaian
pengetahuan, kesesuaian keterampilan
dan kesesuaian sikap dari pegawai
yang bersangkutan merupakan hal
yang
sangat
penting
untuk
menghasilkan kinerja yang diinginkan.
Temuan penelitian ini didukung
oleh pendapat Hariandja (2005:95)
yang menyatakan bahwa penempatan
merupakan
proses
penugasan/
pengisian jabatan atau penugasan
kembali pegawai pada tugas/jabatan
baru atau jabatan yang berbeda.
Sedarmayanti
(2007:39)mengemukakan
bahwa
penempatan seseorang ke posisi yang
tepat adalah dengan adanya kesesuaian
orang dengan pekerjaan, yaitu

mencocokan
pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan orang
dengan karakteristik pekerjaan akan
meningkatkan
kinerjanya
dalam
melaksanakan tugas. Sementara itu
Mathis & Jackson (2006:128)
mengemukakan bahwa penempatan
adalah menempatkan posisi seseorang
ke posisi pekerjaan yang tepat,
seberapa baik seorang karyawan cocok
dengan
pekerjaannya
akan
mempengaruhi kinerja karyawan
tersebut.
Temuan penelitian ini konsisten
dengan temuan penelitian terdahulu
yang menemukan bahwa penempatan
berpengaruh positif terhadap kinerja
pegawai; Atkhan, dkk, 2013;
2. Pengaruh Sistem Kompensasi
Terhadap Kinerja Pegawai
Berdasarkan hasil pengujian
kedua diketahui bahwa sistem
kompensasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai Puskesmas
di wilayah Kota Sungai Penuh.
Semakin baik sistem kompensasi yang
dirasakan oleh pegawai tentunya akan
meningkatkan kinerja pegawai pada
Puskesmas di wilayah Kota Sungai
Penuh dalam melaksanakan tugas.
Berdasarkan temuan penelitian
diketahui bahwa sistem kompensasi
dapat mempengaruhi kinerja pegawai
secara positif. Pemberian kompensasi
ini merupakan salah satu pelaksanaan
fungsi manajemen SDM yang
berhubungan dengan semua jenis
pemberian penghargaan individual
sebagai pertukaran dalam melakukan
tugas keorganisasian. Disamping
untuk
memikat,
menahan
dan
memotivasi
pegawai,
sistem
kompensasi juga dirancang untuk
peningkatan kinerja pegawai dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi.
Temuan penelitian ini didukung
oleh pendapat Rivai (2004:67) tang
menyatakan kompensasi adalah segala
sesuatu yang diterima oleh karyawan
sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
6

Dengan kata lain bahwa kompensasi
sangat penting bagi pegawai itu sendiri
sebagai individu, karena besar
kecilnya
kompensasi
dapat
mempengaruhi
kinerja
pegawai,
motivasi,
dan
kepuasan
kerja
karyawan baik secara individu
maupun
organisasi.
Adanya
kompensasi yang tinggi tentunya akan
menghasilkan kinerja yang tinggi pula.
3.

Pengaruh Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai
Berdasarkan hasil pengujian
ketiga diketahui bahwa lingkungan
kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai Puskesmas di wilayah
Kota Sungai Penuh. Semakin baik
lingkungan kerja yang dirasakan oleh
pegawai tentunya akan meningkatkan
kinerja pegawai pada Puskesmas di
wilayah Kota Sungai Penuh dalam
melaksanakan tugas.
Berdasarkan temuan penelitian
ini diketahui bahwa lingkungan kerja
dalam suatu organisasi mempunyai
arti penting bagi pegawai yang
melakukan aktivitas di dalamnya,
karena lingkungan kerja ini akan
mempengaruhi
secara
langsung
maupun tidak langsung pegawai dalam
bekerja. Lingkungan kerja yang terdiri
dari lingkungan kerja fisik dan
lingkungan kerja non fisik merupakan
faktor
penting
yang
dapat
mempengaruhi kinerja pegawai dalam
bekerja.
Semakin baik lingkungan kerja
yang dirasakan oleh pegawai dalam
bekerja tentunya akan mendukung
terhadap peningkatan kinerja pegawai
tersebut dalam melaksanakan tugas.
Namun, apabila pegawai merasakan
lingkungan kerja fisik dan non fisik
yang tidak mendukung terhadap
aktivitasnya dalam bekerja tentunya
akan dapat menurunkan kinerja
pegawai tersebut dalam melaksanakan
tugasnya pada Puskesmas di Wilayah
Kota Sungai Penuh.

Temuan penelitian ini didukung
oleh pendapat Sedarmayanti (2001:80)
yang menjelaskan bahwa lingkungan
kerja berupa lingkungan kerja fisik
dan lingkungan kerja non fisik
merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi kinerja pegawai dalam
bekerja. Semakin baik lingkungan
kerja tentunya akan mendukung
terhadap peningkatan kinerja pegawai
dalam melaksanakan tugas. Nitisemito
(2001:183)
menjelaskan
bahwa
lingkungan kerja segala sesuatu yang
ada di sekitar pekerja dan dapat
mempengaruhi
dirinya
dalam
menjalankan
tugas-tugas
yang
dibebankan. Lingkungan kerja yang
baik dapat menunjang terhadap
peningkatkan kinerja pegawai.
Lingkungan kerja merupakan
salah satu penyebab dari keberhasilan
dalam melaksanakan suatu pekerjaan
tetapi juga dapat menyebabkan suatu
kegagalan dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan. Karena ruang kerja dapat
mempengaruhi pekerja, terutama
lingkungan kerja yang bersifat
psikologis sedangkan pengaruh itu
sendiri dapat bersifat positif dan dapat
pula bersifat negatif. Apabila seorang
pekerja
mendapat pengaruh yang
positif, maka pekerja tersebut akan
mempunyai moral yang lebih baik
dalam melakukan pekerjaannya, dan
ini berarti akan meningkat efisiensi
dalam pencapaian suatu tujuan.
Sedangkan apabila seorang pekerja
mendapat pengaruh yang negatif,
maka pekerja tersebut akan mengalami
kemerosotan moral dalam bekerja dan
akibatnya
akan
terjadi
suatu
pemborosan-pemborosan
atau
pengeluaran biaya yang lebih banyak
dibandingkan dengan biaya yang
semestinya
dikeluarkan (Anoraga,
2001: 58).
Temuan penelitian ini konsisten
dengan temuan penelitian terdahulu
yang menemukan bahwa system
kompensasi
berpengaruh
positif
signifikan terhadap kinerja pegawai
7

(Sofyan, 2013; Riansari, dkk, 2012;
Masrokah, 2012; Arianto, 2013).
4. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan temuan di lapangan
dapat disimpulkan bahwa :
1. Penempatan berpengaruh positif
terhadap
kinerja
pegawai
Puskesmas di wilayah Kota Sungai
Penuh.
Apabila
pegawai
ditempatkan pada bagian yang
sesuai dengan kemampuannya
tentunya
akan
meningkatkan
kinerja pegawai pada Puskesmas
di wilayah Kota Sungai Penuh
dalam melaksanakan tugas.
2. Sistem kompensasi berpengaruh
positif terhadap kinerja pegawai
Puskesmas di wilayah Kota Sungai
Penuh. Adanya sistem kompensasi
yang adil, layak dan wajar
tentunya
akan
meningkatkan
kinerja pegawai pada Puskesmas
di wilayah Kota Sungai Penuh
dalam melaksanakan tugas.
3. Lingkungan kerja berpengaruh
positif terhadap kinerja pegawai
Puskesmas di wilayah Kota Sungai
Penuh. Adanya lingkungan kerja
yang kondusif fi kantor tentunya
akan
meningkatkan
kinerja
pegawai pada Puskesmas di
wilayah Kota Sungai Penuh dalam
melaksanakan tugas
2. Implikasi Penelitan
Dalam upaya meningkatkan
kinerja pegawai pada Puskesmas di
wilayah
Kota
Sungai
Penuh,
direkomendasikan kepada kepala
Puskesmas di wilayah Kota Sungai
Penuh agar melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Upaya yang perlu dilakukan
pimpinan Puskesmas di wilayah
Kota Sungai Penuh adalah
memperbaiki penempatan agar
dapat
menunjang
terhadap
peningkatan kinerja pegawai.

Upaya yang perlu dilakukan
adalah:
a. Menempatkan pegawai pada
unit kerja yang sesuai dengan
minat dan bakatnya
b. Menempatkan pegawai pada
unit kerja yang sesusi dengan
pengalaman kerjanya
c. Memperhatikan latar belakang
pendidikan pegawai dalam
menempatkan pegawai
2. Upaya yang perlu dilakukan
pimpinan Puskesmas di wilayah
Kota Sungai Penuh adalah
memperbaiki sistem kompensasi
agar dapat menunjang terhadap
peningkatan kinerja pegawai.
Upaya yang perlu dilakukan
adalah:
a. Pemberian kompensasi harus
disesuaikan dengan pangkat
dan golongan pegawai
b. Pegawai
yang
memiliki
prestasi kerja yang tinggi harus
diberikan kompensasi lebih
c. Memberikan
kompensasi
kepada pegawai yang dapat
menyelesaikan
pekerjaan
dalam jumlah yang banyak
3. Dalam
upaya
meningkatkan
kinerja pegawai pada Puskesmas
di wilayah Kota Sungai Penuh
Kerinci, kepada pimpinan agar
mempebaiki lingkungan kerja.
Upaya yang dapat dilakukan
adalah :
a. Memberikan pekerjaan kepada
pegawai
sesuai
dengan
tanggung jawabnya dalam
melaksanakan tugas
b. Pimpinan harus memberikan
pengarahan,
keyakinan,
perhatian serta menghargai
pegawai dalam bekerja.
c. Memperbaiki sistem ventilasi
udara dan cahaya kantor agar
dapat meningkatkan semangat
pegawai dalam melaksanakan
pekerjaan.

8

5.1 Keterbatasan Penelitian dan
Saran
Adapun keterbatasan penelitian
dan saran yang dapat penulis
sampaikan
pada
bagian
akhir
penulisan tesis ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian ini hanya melihat
pengaruh
penempatan,
sistem
kompensasi dan lingkungan kerja
terhadap kinerja pegawai Puskesmas
dalam wilayah Kota Sungai Penuh,
disarankan
kepada
peneliti
berikutnya untuk menambahkan
variabel
lain
yang
dapat
mempengaruhi kinerja pegawai
seperti variabel kepuasan kerja,
iklim organisasi, motivasi kerja,
dll. Agar dapat memahami lebih
lanjut mengenai faktor-faktor yang
dapat
mempengaruhi
kinerja
pegawai pada instansi pemerintah.
2. Ruang lingkup penelitian ini hanya
terbatas pegawai Puskesmas dalam
wilayah Kota Sungai Penuh,
disarankan
kepada
peneliti
berikutnya untuk menambahkan
ruang lingkup penelitian menjadi
lebih luas seperti seluruh pegawai
puskesmas di Provinsi Jambi agar
dapat
memahami
lebih
komprehensif tentang kinerja
pegawai pada instansi pemerintah.
3. Penelitian
ini
merupakan
pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan kuesioner sebagai
teknik pengumpulan data, dimana
responden melakukan pengisian
kuisioner sebagai data yang akan
dianalisis sehingga hasil yang
dipaparkan
tidak
dilengkapi
dengan analisis kualitatif. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik
diharapkan penelitian lanjutan
menggunakan
pendekatan
kualitatif dan kuantitatif seperti
menggunakan teknik wawancara
sehingga maksud responden dapat
ditangkap dengan sempurna
4. Model analisis yang digunakan
pada penelitian adalah model

regresi,
disarankan
untuk
menggunakan model yang lain
seperti analisis jalur, SEM agar
dapat
mengeneralisir
hasil
penelitian lebih komprehensif

DAFTAR PUSTAKA
Arianto, Dwi Agung Nugroho. 2013.
Pengaruh
Kedisiplinan,
Lingkungan Kerja Dan Budaya
Kerja Terhadap Kinerja Tenaga
Pengajar.
Jurnal
Economia,
Volume 9, Nomor 2, Oktober 2013
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Atkhan, A. Margono. Gunthar Riady.
2013. Pengaruh Penempatan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Dinas
Perkebunan
Provinsi
Kalimantan
Timur.
eJournal
Administrative Reform, 2013, 1
(1): 257-271
Bungin, M. Burhan. 2010. Metodologi
Penelitian Kuantitaif : Komuniasi,
Ekonomi dan Kebijakan Publik
Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta : Kencana
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi
Analisis Multivariate dengan
Program IBM. SPSS19, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Gomes, Faustino Cardoso. 2003.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia. Yogyakarta: CV Andi
Offset

Hariandja, Marihot T.E,
Manajemen
Sumber
Manusia. Jakarta: Grasindo

2009.
Daya

9

Hasibuan,

Malayu S. P.
Manajemen
Sumber
Manusia. Jakarta: PT.
Aksara.

2008.
Daya
Bumi

Indriani, Etty dan Waluyo, Hari. 2012.
Pengaruh Kepemimpinan Dan
Budaya
Organisasi
Terhadap
Kinerja Pegawai Negeri Sipil di
Sekreetariat Daerah Kabupaten
Karanganyar Dengan Komitmen
Organisasi
Sebagai
Variabel
Intervening. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan. Vol. 5. No. 1.
hal. 25 – 41.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku
Organisasi. Yogyakarta : Andi.
Luthfah,
Nurfaizah Darajat dan
Rosyidah. 2012. Hubungan Budaya
Organisasi Dengan Komitmen
Organisasi Perawat Bagian Rawat
Inap Kelas II dan III Rumah Sakit
Pku Muhammadiyah Yogyakarta.
Jurnal KES MAS. Vol. 6, No. 2,
Juni 2012 : 162-232

Mathis, R dan Jackson, W.2006.
Human Resources Development.
(Track MBA series/terjemahan).
Jakarta; Prestasi Pustaka
Moeljono,
Djokosantoso
&
Sudjatmiko, Steve. 2007. Kinerja
dan Pengembangan Kompetensi
Sumber
Daya
Manusia,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nitisemito,
Alex,
S.,
Manajemen Personalia,
Indonesia, Jakarta.

2001.
Ghalia

Riduwan. 2007. Skala Pengukuran
Variabel-Variabel
Penelitian,
Bandung : Alfabeta
Panggabean, S., Mutiara. 2004.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia
Rivai, Veithzal dan Basri, A.F.M.
2005. Performance Appraisal.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja
Sector Publik. Yogyakarta: AMP.
YKPN.

Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella
Jauvani 2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Perusahaan
: Dari Teori ke Praktek. Jakarta :
Rajagrafindo Persada

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia. Perusahaan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya

Rivai, Veithzal dan Mulyadi. 2010.
Kepemimpinan
dan
Perilaku
Organisasi. Edisi. Ketiga, Jakarta:
Raja Grafindo

Mardiana,
2005,
Manajemen
Produksi, Penerbit Badan Penerbit
IPWI, Jakarta

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku
Organisasi.
Edisi
kesepuluh.
Jakarta:
Indeks
Kelompok
Gramedia

Martoyo, Susilo. 2000, Manajemen
Sumber Daya Manusia, BPFE,
Yogjakarta
Mas’ud, Fuad 2004. Survai Diagnosis
Organissional : Konsep dan
Aplikasi. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Samsudin, Sadili. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia (edisi 2).
Pustaka Setia. Bandung
Siagian, Sondang. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia (cetakan
15). Jakarta:Bumi Aksara

10

Simamora, Henry. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi 2,
STIE YKPN. Yogyakarta

Universitas Syiah Kuala. Volume 2,
No. 1, November 2013

Sedarmayanti. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia Reformasi
Birokrasi
dan
Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, Cetakan
Pertama,
PT.
Refika
Aditama,Bandung
Sutrisno, Edy (2011), Budaya
Organisasi, Edisi Pertama. Jakarta:
Penerbit Kencana Prenada Media
Group
Suwatno. 2003. Azas-Azas Sumber
Daya Manusia. Bandung: UPI
Press
Suwatno dan Priansa, Donni Juni.
2011. Manajemen SDM dalam
Organisasi Publik dan Bisnis,
Bandung: Alfabeta
Terry, George R. 2003. Prinsipprinsip Manajemen. Jakarta : Bumi
Aksara
Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman
Praktis Manajemen Sumber Daya
Manusia,. Mandar Maju, Jakarta
Umar,
Husein.
2009.
Metode
Penelitian untuk Skripsi dan Tesis
Bisnis Edisi. Kedua. Jakarta:
Rajawali Press
Wahyudi,
Bambang.
2002,
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia. Penerbit Sulita Bandung.
Yunus, Mukhlis. Julia Anita. Nasir
Aziz. 2013. Pengaruh Penempatan
Dan Beban Kerja Terhadap
Motivasi Kerja Dan Dampaknya
Pada Prestasi Kerja Pegawai Dinas
Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk
Aceh.
Jurnal
Manajemen.
Pascasarjana
11