NEGARA DAN KONSTITUSI Pert. 9

NEGARA DAN KONSTITUSI
Pert. 9

Dr.H. Syahrial Syarbaini, MA.

1

Pengertian Bangsa dan
Negara

• Bangsa : orang yang memiliki kesamaan
asal keturunan, adat , bahasa dan
sejarah serta berpemerintahan sendiri.
• Negara adalah bangsa yang punya
daerah yang tetap dan tertentu,
mempunyai pemerintahan yang
berdaulat dengan tujuan tertentu pula.
Dr. Syahrial / Pkn

2


Unsur Negara






Penduduk, berdomisili
Wilayah, batas teritorial
Pemerintah, menyelenggarakan kekuasaan,
fungsi-fungsi dan kebijakan mencapai tujuan.
Kedaulatan, supremasi wewenang
Negara memiliki sifat :
– Sifat memaksa
– Sifat monopoli
– Sifat totalitas

Dr. Syahrial / Pkn

3


Sifat
Hakikat
Negara

1. Sifat Memaksa (negara memiliki
mempunyai kekuatan fisik secara legal.
2. Sifat Monopoli (yaitu dalam menetap-kan
tujuan bersama masyarakat.
3. Sifat Mencakup Semua (All-Embracing),
yaitu semua peraturan perundang-undangan
yg berlaku adalah untuk semua orang tanpa
kecuali.

Sifat Hakekat negara berkaitan erat dgn dasar-dasar terbentuk-nya
negara, norma dasar (fundamental norm) yg menjadi tujuan, falsafah
hidup yang ingin diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata nilai sosialbudaya yang telah berkembang di dalam negara.

SISTEM KONSTITUSI


Pert. 6
Dr.H. Syahrial Syarbaini, MA.

5

. Substansi Konstitusi
Negara
• Istilah konstitusi - bahasa Perancis
(constituer) membentuk.
• Pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan suatu
negara.
• Sedangkan istilah Undang-Undang
Dasar= Gronwet (Bld). Perkataan wet =
undang-undang dasar, dan grond
berarti tanah atau dasar.
Dr. Syahrial / Pkn

6


(2)



Konstitusi lebih luas daripada
Undang-undang Dasar.
Dalam ilmu Politik Constitution
yaitu keseluruhan dari peraturanperaturan (tertulis/tidak tertulis)
yang mengatur -sesuatu
pemerintahan

Dr. Syahrial / Pkn

7

Kedudukan Konstitusi

Dr. Syahrial / Pkn

8


Sifat Konstitusi

Dr. Syahrial / Pkn

9

 Menurut Miriam Budiardjo,
isinya:
 organisasi negara,
 Hak-hak asasi manusia.
 Prosedur mengubah UUD.
 Ada kalanya larangan tertentu

Dr. Syahrial / Pkn

10

Sistem
Amandem

en

Dr. Syahrial / Pkn

11

Dr. Syahrial / Pkn

12

Kelemahan Lain UUD 1945.
 Kerancuan dalam kehidupan bernegara:
1.pengaturan system demokrasi,
2.system pemerintahan,
3.pembagian kekuasaan,
4. pengaturan Presiden dan Wakil
Presiden, dan
5. pengaturan tentang hak asasi manusia.

Dr. Syahrial / Pkn


13

Kebijakan PM Or-Refor


MPR telah mengeluarkan seperangkat ketatapan secara
landasan konstituionalnya, yaitu:

– Pencabutan ketatapan MPR tentang Referendum (dengan
Tap. No.VIII/MPR/1998).
– Pembatasan masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden (Tap.
No.XIII/MPR/1998).
– Pernyataan Hak Asasi Manusia (Tap. No.XVII/MPR/1998).
– Pencabutan Ketatapan MPR No.II/MPR/1978 tentang P-4 dan
Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara (Tap.No. XVIII/MPR/1998).
– Perubahan Pertama UUD 1945 pada tanggal 19 Oktober
1999.
– Perubahan Kedua UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 2000.

– Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan (Tap.
No.III/MPR/2000).
– Perubahan Ketiga pada tanggal 1-10 Nopember 2001 dan
– Perubahan keempat (terakhir) UUD 1945 1-11 Agustus 2002.

Dr. Syahrial / Pkn

14

BAB XVI. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
Perubahan Pasal-Pasal

Usul perubahan diajukan oleh
sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah
anggota MPR

diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian
yang diusulkan untuk diubah

beserta alasannya

[Pasal 37 (1)****]

[Pasal 37 (2)****]

TATA CARA PERUBAHAN UUD 1945 (PASAL 91-92

MPR
Khusus mengenai
bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan
[Pasal 37 (5)****]

sidang MPR dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah anggota MPR
[Pasal 37 (3)****]


Putusan dilakukan dengan
persetujuan sekurangkurangnya 50% + 1 anggota
dari seluruh anggota MPR
[Pasal 37 (4)****]

PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Tuntutan Reformasi
Antara lain:
• Amandemen UUD 1945
• Penghapusan doktrin Dwi Fungsi
ABRI
• Penegakan hukum, HAM, dan
pemberantasan KKN

Hasil Perubahan

• Otonomi Daerah
• Kebebasan Pers
• Mewujudkan


kehidupan
demokrasi

Sebelum Perubahan

• Pembukaan
• Batang Tubuh
- 16 bab
- 37 pasal
- 49 ayat
- 4 pasal Aturan
Peralihan
- 2 ayat Aturan
Tambahan
• Penjelasan

Sidang MPR

• Sidang Umum MPR 1999
Tanggal 14-21 Okt 1999

• Sidang Tahunan MPR 2000
Tanggal 7-18 Agt 2000

• Sidang Tahunan MPR 2001
Tanggal 1-9 Nov 2001

• Sidang Tahunan MPR 2002
Tanggal 1-11 Agt 2002

Latar Belakang
Perubahan

• Kekuasaan tertinggi di

tangan MPR
• Kekuasaan yang sangat besar
pada Presiden
• Pasal-pasal yang terlalu
“luwes” sehingga dapat
menimbulkan multitafsir
• Kewenangan pada Presiden
untuk mengatur hal-hal
penting dengan undangundang
• Rumusan UUD 1945 tentang
semangat penyelenggara
negara belum cukup
didukung ketentuan
konstitusi

Kesepakatan Dasar

• Tidak mengubah Pembukaan

UUD 1945
• Tetap mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
• Mempertegas sistem
presidensiil
• Penjelasan UUD 1945 yang
memuat hal-hal normatif akan
dimasukan ke dalam pasal-pasal
• Perubahan dilakukan dengan
cara “adendum”

Tujuan Perubahan
Menyempurnakan aturan
dasar, mengenai:
• Tatanan negara
• Kedaulatan Rakyat
• HAM
• Pembagian kekuasaan
• Kesejahteraan Sosial
• Eksistensi negara demokrasi
dan negara hukum
• Hal-hal lain sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan
kebutuhan bangsa

Dasar Yuridis

• Pasal 3 UUD 1945
• Pasal 37 UUD 1945
• TAP MPR No.IX/MPR/1999
• TAP MPR No.IX/MPR/2000
• TAP MPR No.XI/MPR/2001

SISTEM POLITIK INDONESIA
Pengetahuan Politik:

1.Politik “urusan negara”
2.Sistem politik adalah suatu keseluruhan banyak
bagian yang berkaitan dengan urusan negara.
3.Sistem politik merupakan mekanisme fungsi2 dan
peranan dalam sturktur politik suatu proses yang
berkelanjutan.
Konsep politik adalah:
•Negara (state)
•Kekuasaan (power)
•Pengemabilan keputusan (dicision making)
•Kebijaksanaan (policy)
•Pembagian (distribution)
Dr.H. Syahrial /P Pkn

17

Dr. H. Syahrial / Pkn

18

Dr. H. Syahrial / Pkn

19

Dinamika Supra Struktur Politik di Indonesia

Dr. H. Syahrial / Pkn

20

Infra Struktur Politik (Partai)

Dr. H. Syahrial / Pkn

21

Ormas/ LSM

Dr. H. Syahrial / Pkn

22

Partai Politik Di Indonesia

Dr. H. Syahrial / Pkn

23

UUD 45: BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM

Parpol/
Gabungan
Parpol

Partai Politik

24

Perseorangan

PEMILIHAN UMUM
“luber jurdil” setiap lima tahun

Presiden dan
Wapres

anggota
DPR

anggota
DPRD

anggota
DPD

kpu

Sistem pemilihan umum:
1. Single-member constituency (satu
daerah pemilihan memilih satu
wakil, biasanya disebut Sistem
Distrik)
2. Multi-member constituency (satu
daerah pemilihan memilih
beberapa wakil, biasanya
dinamakan Sistem Proporsional)

Sumber materi: Dr.
Syahrial.2010.Impelentasi Pancasila melalui
PKn. Graha Ilmu. Yokyakarta.

25

Pemilu 1955
•Pemilu 1955 memilih anggota DPR dan
Badan Konstituante.
•Partai terbesar kursi yang seimbang, yaitu
Masyumi, PNI, NU dan PKI.
•Menunjukan plural Indonesia dengan
penampilan ideologi yang bertentangan,
•Proses kesepakatan dalam Konstituante
mengalamai kegagalan dan

Sumber materi: Dr.
Syahrial.2010.Impelentasi Pancasila melalui
PKn. Graha Ilmu. Yokyakarta.

26

Pemilu Orba
•Pemilu Orde Baru anggota DPR , sebahagian
dianggat dari ABRI dan Non-ABRI,
•Asas tunggal Pancasila telah mengebiri hak-hak
politik warga negara,
•Asas Pemilu hanya sebagai simbol dan tidak disertai
“jurdil”
•Penyelenggara Pemilu tidak independen (oleh
pemerintah)
•Partai tidak boleh sampai ke-desa (massa
mengambang)

Sumber materi: Dr.
Syahrial.2010.Impelentasi Pancasila melalui
PKn. Graha Ilmu. Yokyakarta.

27

Deskripsi Pemilu Orba:
•sistem pemilu proporsional telah melahirkan
legislatif yang berjarak dengan rakyat,
•Para anggota legislatif menjadi wakil partai,
•Tuntutan perubahan sistem pemilu dari
proporsional ke distrik
•Sistem distrik di anggap sebuah jalan perubahan
politik secara demokratisasi.

Sumber materi: Dr.
Syahrial.2010.Impelentasi Pancasila melalui
PKn. Graha Ilmu. Yokyakarta.

28

Pemilu Reformasi:
•Reformasi 1998 kecenderungan tidak mau merubah
sistem pemilu ke sisten distrik,
•Sistem Proporsional menguntungkan tokoh politik
karbitan yang tak berkualitas
•Elit-elit politik yang opportunis nampak lebih
cenderung mendukung sistem proporsional,.
•Inilah dilema politik Indonesia ke arah demokratisasi
menjadi insan politik yang otonom, rasional dan
tranparansi.

Sumber materi: Dr.
Syahrial.2010.Impelentasi Pancasila melalui
PKn. Graha Ilmu. Yokyakarta.

29

Introspeksi Pemilu2 ke arah Demokratisasi
•Masa demokrasi liberal
•Masa demokrasi terpimpin
•Masa demokrasi Pancasila (Orde Baru)
•Demokrasi reformasi

Sumber materi: Dr.
Syahrial.2010.Impelentasi Pancasila melalui
PKn. Graha Ilmu. Yokyakarta.

30

Partai Politik PesertaPemilu 2009

Dr.H. Syahrial /P Pkn

31

Infra Struktur Politik:
• Lembaga infra struktur politik:
Partai Politik, Ormas, LSM
• Fungsinya:
• Pendidikan politik
• Artikulasi kepentingan
• Agregasi kepentingan
• Rekruitmen politik
• Kkomunikasi politik

Dr.H. Syahrial /P Pkn

32

Supra Struktur Politik Indo:
• Majlelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)








Presiden
Pemerintah Daerah bersifat otonom
DPR
Dewan Perwakilan Daerah
Pemilihan Umum
Badan Pemeriksa Keuangan
Kekuasaan Kehakiman (Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi dan Komisi Yudisial)..

Dr.H. Syahrial /P Pkn

33

Dr.H. Syahrial /P Pkn

34

Struktur Kekuasaan UUD45 Sebelum diamandemen

Dr. Syahrial / Pkn

35

TERIMA KASIH

Dr. Syahrial / Pkn

36