3 kerajaan besar islam (1)

PERADABAN TIGA KERAJAAN BESAR ISLAM
(TURKI USMANI, SAFAWI, MUGHAL)

Disusun Oleh:
Muhammada Yuga Purnama
(NIM: 14360018)

JURUSAN PERBANDINGAN MADZHAB
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... ii
1. Latar Belakang.................................................................................................. ii
2. Rumusan Masalah............................................................................................. ii
3. Tujuan............................................................................................................... ii
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... ii

1. Turki Usmani....................................................................................................
Militer...............................................................................................................
Kebudayaan .....................................................................................................
2. Safawi...............................................................................................................
3. Mughal..............................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
1. Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

i

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan

ii

BAB II

PEMBAHASAN
1. Kerajaan Turki Usmani
a. Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Usmani
Nama kerajaan usmaniyah diambil dari dan dibangsakan kepada nenek
moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani ibn Sauji ibn Artoghol ibn
Sulaiman Syah ibn Kia Alp, kepala kabilah kab di Asia Tengah.1 Dinasti usmani
berkuasa kurang lebih selama tujuh abad. Adapun sultan-sultannya adalah ebagai
berikut:2
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

nama
Ustman I
Orkhan
Murad I
Bayazid I
Muhammad I
Murad II
Muhammad II
Bayazid II

Salim I
Sulaiman I
Salim II
Murad III
Muhammad II
Ahmad I
Mustafa I
Ustman II
Mustafa II
Murad IV
Ibrahim
Muhammad IV
Sulaiman II

Masa pemerintahan
1300-1326
1326-1359
1359-1389
1389-1403
1402-1421

1421-1451
1451-1481
1481-1512
1512-1520
1520-1566
1566-1574
1574-1595
1595-1603
1603-1617
1617-1618
1618-1622
1622-1623
1623-1640
1640-1648
1648-1687
1687-1691

1

Prof. Dr. Hamka, Sejarah Umat Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1981) hlm, 205

Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 185-186
2

1

22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

36.

Ahmad II
Musthafa III
Ahamad III
Mahmud I
Ustman III
Mustafa IV
Abdul Hamid II
Salim III
Mustafa V
Mahmud II
Abdul Majid
Abdul Aziz
Abdul Hamid II
Muhammad V
Muhammad VI

1691-1695
1695-1703

1703-1730
1730-1754
1754- 1757
1757-1773
1773-1789
1789-1807
1807-1808
1808-1839
1839-1861
1861-1876
1976-1909
1909-1918
1918-1923

b. Kemajuan Peradaban
1) Bidang Militer
Kekuatan militer kerajaan Turki Usmani mulai diorganisasi dengan baik
dan teratur ketika terjadi kontak senjata dengan Eropa.3Pecahnya perang dengan
Bizantium mengilhami Sultan Orkhan untuk mendirikan pusat pendidikan dan
pelatihan militer sehingga terbentuklah suatu kesatuan militer yang disebut

Janissari.4 Bangsa-bangsa non-Turki dimasukkan sebagai anggota, bahkan anakanak Kristen yang masih kecil diasramakan dan dibimbing dalam suasana islam
untuk dijadikan prajurit.5 Kebijakan kemiliteran ini lebih dikembangkan oleh
penggantinya, yaitu Sultan Murad dengan membentuk korps atau cabang-cabang
Janissari. Seluruh pasukan dididik dan dilatih dalam sarana militer dengan
pembekalan semangat perjuangan islam. Kekuatan militer Janissari ini berhasil
mengubah dinasti Utsmani yang baru lahir menjadi mesin perang yang paling

3

Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo
Persada, 2013) hlm, 134
4
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 192
5
Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo
Persada, 2013) hlm, 134

2


kuat, dan memberikan dorongan semangat besa bagi peneklukan negara-negara
non-Muslim.6
Disamping Jenissari, ada lagi prajurit dari tentara kaum feodalyang
dikirim kepada pemerintah pusat. Kelompok ini disebut tentara atau kelompok
militer Thauijah. Angkatan laut pun dibenahi, karena mempunyai peranan yang
besar dalam perjalan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke 16, angkatan laut
Turki Usmani mencapai masa kejayaannya. Kekuatan militer Turki Usmani yang
tangguh itu dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas, baik Asia,
Afrika, maupun Eropa.7
2) Bidang Pemerintahan
Struktur pemerintakan kerajaan Turki Utsmani menempatkan Sultan
menjadi penguasa tertinggi baik dalam bidang agama, politik, pemerintahan
bahkan maslah-masalah perekonomian. Orang keduan yang berkuasa adalah
Wazir besar. Ia adalah ketua badan penasihat kesultanan yang membawahi semua
Wazir dan Amir. Sebagai symbol kekuasaannya, ia diangkat sebagi wakil sultan.
Disamping itu, di setiap daerah terdapat seorang qadli yang merupakan pemimpin
agama didaerah tersebut. Qadli memiliki kekuasaan untuk menjalankan hokum
pidana dan perdata menurut syari’at islam berdasarka Al-Qur’an dan Al-Hadist.8
Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, pada masa Sultan Sulaiman I,
disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab tersebut diberi nama

Multaqad al-Abhur, yang menjadi pegangan hokum bagi kerajaan Turki Usmani
sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang
amat berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.9
3) Bidang Agama dan Budaya
6

Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 192
7
Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo
Persada, 2013) hlm, 134-135
8
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 194
9
Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo
Persada, 2013) hlm, 135

3

Kebudayaan Turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia,
Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak menerima ajaranajaran tentang etika dan tata kramadalam kehidupan istana. Organisasi
pemerintahan dan prinsip-prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari kebudayaan
Bizantium. Sedangkan kebudayaan Arab, mereka mereka mendapatkan ajaran
tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan dan ilmu pengetahuan. Selama
pemerintahan Turki Usmani, kemajuan di bidang militer lebih menonjol
dibandingakan dengan bidang yang lain. Hal ini karena kondisi objektif dan
potensi dasar etnik Turki serta sesuatu yang dihadapi kerajaan Turki Usmani sejak
proses awal beririnya sampai pada perkembangannya, yang selalu membutuhkan
kekuatan militer yang sangat kuat untuk menghadapi musuh-musuh yang selalu
megintai kelemahannya.10
Kehidupan keagamaan merupakan bagian sistem sosial dan politik Turki
Usmani. Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam kehidaupan negara dan
masyarakat. Tanpa legitimasi mufti sebagai pejabat tinggi agama, keputusan
hokum kerajaan tidak dapat berjalan. Pada masa ini kehidupan tarekat
berkembang pesat, seperti Bektasyi (Bektasia) dan Maulawi (Molevis),11 kedua
tarekat ini adalah yang paling berkembang dan banyak dianut oleh kalangan sipil
dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang amat dominan di
kalangan tentara Jenassir, sehingga mereka sering disebut Tentara Bektasyi,
sementara tarekat Maulawi mendapat dukungan dari para penguasa dalam
mengimbangi Jenassir Bektasyi.12Salah satu pengaruh ajaran tarekat Bektasyi
adalah seni penisanan. Orang yang terhormat dan berstrata tinggi, nisan pada
kuburannya diukir dan diwarnai, jika laki-laki ditutup dengan surban diatasnya,
jika perempuan didekorasi dengan bunga-bunga. Untuk anak-anak dibuat nisan

10

Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 194-195
11
Lihat: Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo
Persada, 2013) hlm, 137 dan Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban
Islam (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 194-195
12
Lihat: Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:
Rajagrafndo Persada, 2013) hlm, 137

4

yang lebih kecil. Seni penisanan ini diterapkan pada abad XVI dan berlaku di
Afrika Barat, Cina, Indonesia, dan Turki sampai saat ini.13
4) Bidang Intelektual dan Pengetahuan
Pada bidang pendidikan, dinasti Turki Usmani melakukan pengorganisasian
dengan dibangunnya madrasah-madrasah serta perguruan tinggi oleh para sultan.
Madrasah Usmani pertama didirikan di Izmir pada tahun 1331 M. Pada masa ini
pemberian pelajaran diorganisir sesuai dengan tingkat pendidikannya.Madrasah
(perguruan) tingkat terendahh mengajarkan Ilm Nahw dan Ilm al-Sharf, Ilm
Mantiq, Astronomi, dan Geoetri. Perguruan tingkat tertingi mengajarkan Hukum
dan Teologi.14
Terdapat tiga buah surat kabar yang muncul pada masa ini, yaitu Harian
Takvini Veka (1831 M), Jurnal Tasviri Efkyar (1862 M) dan Terjumani Ahval
(1860 M.)15

5) Bidang Sastra dan Budaya
Pada masa ini muncul sastrawan-sastrawan dengan hasil karya-karyanya
setelah menamatkan studi di luar negeri. Diantaranya Ibrahim Shinasi pendiri
Surat Kabar Tasvir Efkyar (komedi). Salah satu pengikutnya adalah Namik Kemal
dengankaryanya Fatrerland atau Silistria. Di samping itu, terdapat Ahmad Midhat
dengan Entertaining Tales dan Mahmed Taufiq dengan Year in Istambul.16
Syair merupakan ekpresi utama kesenian raja Turki Usmani. Pujangga Usmani
yang terbesar pada periode klasik adalah Baki (1526-1600 M); Nef’i (1582-1636
M), seorang tokoh syair puji-pujian yang syair-syairnya mengingatkan pada
13

Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 195
14
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 196
15
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 195
16
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 196

Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

5

kekuasan dan peperangan; Yahya Efendi (1552-1644 M), mengembangkan tema
yang didasarkan pada pengamatan langsung terhadap kehidupan alam dan
mengekpresikan perasaan yang bersifat pribadi.17
6) BidangSeni dan Arsitektur
Bidang-bidang seni dan arsitektur yang muncul pada masa dinasti Usmani
sangatlah beragam, seperti bentuk kubah masjid, seni bagunan bangunan,
kaligrafi, interior design, painting, dan cover buku. Salah satu kebiasaan yang
dilakukan oleh Sultan Dinasti Usmani adalah membangun masjid untuk menandai
wilayah yang telah ditaklukkannya, seperti masjid Muhammad al-Fatih, masjid
Agung Sulaiman, masjid Ayub al-Anshari dan masjid Aya Sophia yang asalnya
gereja St. Sophia (pada masa konstatinompel) merupakan peninggalan arsitek
Usmani yang sangat dikagumi dunia sampai saaat ini.18
c. Kemunduran dan Keruntuhan
Proses kemunduran hingga runtuhnya Turki Usmani berlangsung sangat lama,
yaitu selama tiga abad, mulai berakhirnya masa Sulaiman II al-Qanuni (1520 M)
hingga masa keruntuhannya (1924 M). Kemunduranya ditandai dengan beberapa
hal sebagai berikut:19
1) Melemahnya semangat prajurit Usmani hingga menyebabkan berbagai
berbagai kekalahan. Misalnya, pasukan Sultan Salim II menderita
kekalahan dari serangan pasukan gabungan armada Spanyol, Bandulia,
dan armada Sri Paus; di tahun 1663 M. Pasukan Usmani menderita
kakalahan dalam penyerbuan ke Hungaria; di tahun 1676 M; mereka
mengalami kekalahan dalam perempuran Mohakez, sehingga dipaksa
untuk menandatangani perjanjian Karlowitz pada 1699 M; yang isinya
Usmani harus menyerahkan seluruh wilayah Hungaria. Dan pada 1770 M
17

Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 195
18
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 197
19
Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadun (Jakarta: Kementrian Agama RI)
hlm, 151-152

6

pasukan Rusia mengalahkan pasukan Usmani di sepanjang pantai Asia
Kecil.
2) Menyadari akan kelemahan-kelemahan Usmani, mulailah sebagia wilayah
di timur mengadakan pemberontakan untuk melepaskan diri dari
kekhalifahan Usmani. Di Mesiar Yennisary bersekutu dengan dinasti Bani
Mamalik berhasil memberontak pada tahun 1772 M. Dinasti Mamalik
berhasil menguasai Mesir hingga datangnya Napoleon pada 1789 M. Di
Syiria pemberontakan dipimpin oleh Druz, Fahruddin, namun ia
mengalami kegagalan. Di Saudi Arabia mencul gerakan yang dipimin
Muhammad bin Abdul Wahhab yang berkolaborasi dengan Raja Ibn Sa’ud
yang akhirnya berhasil meguasai wilayah di sekitar Jazirah Arab.
Adapun penyebab kemunduran Dinasti Turki Usmani adalah sebagai berikut:20
1) Tidak mampunya pemerintah pusat untuk mengatur wilayahnya yang luas
karena sistem pemerintah yang tidak lagi efektif.
2) Pemberontakan yang berkali-kali dilakukan oleh pasukan Yennisary.
3) Penguasa yang tidak cakap setelah Sulaiman II al-Qanuni disebabkan
masuknya sikap hedonisme di kalangan istana.
4) Sering terjadi kekalahan dalam perang yang berimbas pada perekonomian.
5) Ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berkaitan dengan
kebutuhan militer yang tidak terlalu berkembang.
6) Tumbuhnya gerakan nasionalisme.
2. Kerajan Shafawi di Persia
a. Sejarah Berdirinya Kerajaan Shafawi
Kata safawi brasal dari kata “shafi”, suatu gelar bagi nenek moyang
Sulatan Shafawi yaitu Shafawi al-Din Ishaq al-Ardabili (650-735 H/ 1252-1334
M), pendiri dan pemimpin thariqah Shafawiyah. Thariqh ini didirikan pada waktu
yang hampir bersamaan dengan berdirinya Dinasti Ustmani. Shafawi al-Din Ishaq
al-Ardabili adalah kakek kelima bagi Syaikh Ismail al-Shafawi, pendiri Dinasti
20

Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadun (Jakarta: Kementrian Agama RI)
hlm, 152-153

7

Shafawi. Dari nama Shafai al-Din ini diambil nama silsialh nasabnya
dengansebutan Shafawi. Dilihat dari silsilah nasab, menurut Ustmani, Shafawi alDin adalah keturunan Muusa al-Kazhim, imam ketujuh dari Syi’ah Imamiyah
yang kedua belas.21 Penguasa Dinasti Shafawi adalah sebagai berikut:22
No.
Nama
Masa Pemerintahan
1.
Ismail I
(1501-1524 M.)
2.
Tahmasp I
(1524-1476 M.)
3.
Ismail II
(1576-1577 M.)
4.
Muhammad Khudabanda
(1577-1587 M.)
5.
Abbas I
(1587-1628 M.)
6.
Shafi Mirza
(1628-1642M.)
7.
Abbas II
(1642-1667 M.)
8.
Sulaiman
(1667-1694 M.)
9.
Husein
(1694-1722 M.)
10.
Tahmasp II
(1722-1732 M.)
11.
Abbas III
(1732.1736
Masa kekuasaan Abbas I merupakan masa kejayaan Kerajaan Shafawi.
Secara politik, ia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang
mengganggu stabilitas negara dan berhasil merebut wilayah-wilayah yang pernah
direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.23
b. Kemajuan Peradaban
1) Bidang Ekonomi
Stabilitas politik Dinasti Shafawi pada masa Abbas I ternyata telah
memacu perkembangan perekonomian Shafawi, lebih-lebih setalah kepulauan
Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi pelabuhan Abbas.
Dengan dikuasainya pelabuhan ini, maka salah satu jalur dagang laut antara Timur
dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis
sepenuhnya menjadi milik Kerajaan Shafawi. Di samping itu, sektor perdagangan

21

Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 214
22
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 219
23
Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo
Persada, 2013) hlm, 143

8

Dinasti Shafawi juga mengalami kemajuan disektor pertanian, terutama di derah
bulan sabit subur (Fortile Crescent).24
2) Bidang Filsafat dan Sains
Pada masa Dinasti Shafawi ada dua aliran keilmuan yang berkembangg.
Pertama, aliran filsafat peripatetik sebagaimana yang dikemukakan oleh
Aristoteles dan Al-Farabi. Kedua, filsafat isyraqi yang dibawa oleh Suhrawadi.
Dua aliran ini banyak dikembangkan di Perguruan Tinggi Isfahan dan Syiraz. Di
bidang filsafat ini muncul bebrapa nama filsuf, diantaranya, Mir Damad alias
Muhammad Baqir Damad yang dianggap sebagai guru ketiga setelah Aristoteles
dan Al-Farabi. Mir Damad memiliki karya dalam berbagai bidang, seperti fiqih,
teologi dan filsafat yang ditulis dengan dua bahasa, yaitu Arab dan Persia. Di
antaranya yang terkenal adalah Qabasat dan Taqdisat, dua bukunya di bidang
filsafat.25
Tokoh filsafat lainnya adalah Mulla Shadra atau Shadr al-Din Al-Syirazi.
Mulla Shadra adalah seorang dialektikus yang paling cakap di zamannya. Salah
satu karya terbesar Mulla Shadra menurut Sayyid Husein Nasr adlah Asfar alArba’ah. Buku tersebut oleh Nasr disamakan dengan Shifa’ Ibnu Sina dan
Futuhat Makkiyah Ibnu Arabi. Mulla Shadra dianggap memiliki kemampuan
untuk mengambil jalan tengah antara filsafat peripatetik Ibnu Sina dengan filsafat
esoterik Ibnu Arabi, sehingga karyanya dipandang monumental sebagai tingkat
perjalanan agnostik yang sistematis dengan baju logika.26
1) Bidang Pembangunan Fisik Tata Kota dan Seni
Para penguasa kerajan ini telah berhasil menciptakan Isfahan, ibu kota
kerajaan, menjadi kota yang sangat indah. Di kota tersebut, berdiri bangunan24

Lihat: : Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:
Rajagrafndo Persada, 2013) hlm, 144 dan Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika
Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 220-221
25
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 221
26
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 221

9

bangunan besar lagi indah seperti masjid-masjid, rumah-rumah sakit, sekolahsekolah, jebatan raksasa diatas Zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Kota Isfahan
juga diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata secara apik. Ketika Abbas
I wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademik, 1802 penginapan, dan 273
pemandian umum.27
Di bidang seni, kemajuan nampak begitu kentara dalam gaya arsitektur
bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada masjid Shah yang dibangun tahun
1611 M dan masjid Syaikh Lutf Allah dalam bentuk kerajinan tangan, keramik,
karpet, permadani, pakaian dan tenun, mode, tembikar, dan benda seni lainnya.
Seni lukis mulai dirintis sejak zaman Tahmasp I. Raja Ismail I pada tahun 1522 M
membawa seorang pelukis timur ke Tabriz. Pelukis ini bernama Bizhad.28
c. Kemunduran dan Runtuhnya
Sepeningggal abbas I Safawi dipimpin oleh sultan-sultan yang tidak mampu
mempertahankan kemajuan safawi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
antara lain sebagai berikut:29
1) Ketegangan dan konflik dengan Turki Usmani. Ketegangan itu lebih
disebabkan oleh rivalitas politik antara keduanya sejak awal serta
perbedaan antara aliran Syia’ah (Safawi) dan aliran Sunni (Usmani).
3. Kerajaan Mughal di India
a. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal
b. Kemajuan Peradaban
1. Bidang Militer
27

Lihat: : Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:
Rajagrafndo Persada, 2013) hlm, 144-145 dan Machfud Syaefudin, dkk,
Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm,
222
28
Lihat: : Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:
Rajagrafndo Persada, 2013) hlm, 145 dan Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika
Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 222-223
29
Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadun (Jakarta: Kementrian Agama RI)
hlm, 158-159

10

Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal sebagai pasukan yang kuat. Mereka
terdiri dari pasukan gajah, berkuda dan meriam.30 Pada masa Raja Akbar
pemerintahan bersifat militeristik, sultan sebagai peguasa dikator. Pemerintah
daerah/distrik dipegang oleh seorang sipah salar (kepala komandan), sedangkan
subdistrik dipegang oleh faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi
jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang
diharuskan mengikuti latihan militer.31
2. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program
pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuntungan
negara banyak bertumpu pada sektor pertanian. Unit lahan pertanian terkecil
dinamakan deh. Beberapa deh tergabung dalam pargana (desa). Komunitas petani
dipimpin oleh seorang mukaddimah. Melalui para mukaddamah itulah
pemerintahan berhubungan dengan petani. Kerajaan berhak atas sepertiga dari
hasil pertanian di negeri itu. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting
ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah,
tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan. Di samping untuk kebutuhan
dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia
Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kapas tipis
bahan gordiyn yang banyak diproduksi di Gujarat dan Benngal.32
Perdagangan dan pengolahan industry pertanian mulai berkembang. Pada masa
Raja Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India
Company (EIC), sebuah perusahan Inggris-India Timur, untuk menjalankan usaha
perdagangan di India sejak tahun 1600 M. Merkalah yang mengekspor katun dan

30

Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 237
31
: Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo
Persada, 2013) hlm, 149
32
: Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo
Persada, 2013) hlm, 150

11

busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor
perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang besar.33
3. Bidang Seni dan Arsitektur
Perkembangan di bidang sastra tak kalah menonjol. Banyak karya sastra yag
diubah dari bahasa Persia ke bahasa India. Pada masa Raja Akbar berkembang
bahasa Urdu, yang merupakan perpaduan dari berbagai bahasa yang ada di India.
Bahasa Urdu kemudian banyak dipakai di India dan di Pakistan sekarang.
Sastrawan Mughal yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayashi, dengan karya
menumentalnya Padmavat, sebuah karya alergoris yang mengandung kebajaikan
manusia. Sastrawan lain adlah Abu Fadhl yang juga seorang sejarawan. Karyanya
berjudul Akbar Nama dan Ain-i-Akhbar, yang mengupas sejarah Mughal
berdasarkan figur pimpinannya.34
Hasil karya seni dan arsitektur Mughalsangat terkenal dan bisa dinikmati sampai
sekarang. Ciri yang menonjol dari arsitektur Mughal adalah pemakaian ukiran dan
marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Bangunan yang menunjukan
ciri ini antara lain: Benteng Merah (Lah Qellah), istana-istana, makam kerajaan
dan yang paling mengagumkan adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan
salah satu dari tujuh jeajaiban dunia yang dibangun oleh Syeh Jehan khusus untuk
istrinya Momtaj Mahal yang cantik jelita. Bangunan lain yang bermotif sama
adalah Masjid Raya Delhi yang berlapis marmer dan sebuah istana di Lahore.
Taman-taman kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara
Asia Tengah, Pesia, Timur Tengah, dan lokal.35
4. Bidang Agama
Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kesultanan Mughal mencapai
suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamsikan sebuah
33

Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 238
34
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 238
35
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 238

12

cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Karena aliran ini, Akbar
memdapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh
membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang
agama islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat
beragama di India. Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan kegilaan Akbar
terhadap kekeuasaan dengan simbol-simbol agama yang dikedepankan. Umar
Asasuddin Sokah36 menyamakan konsep Din-i-Ilahi dengan pancasila di
Indonesia.37
c. Kemunduran dan Runtuhnya
Setelah masa Aranzeb, Mughal mengalami kemunduran secara beransur-ansur
dalam waktu sekitar kurang dari setengah abad. Di masa Sultan Bahadur Syah,
Mughal mengalami kehancurannya yaitu ketika sultan terakhir, Bahadur Syah
diusir dari istana.38
Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan runtuhnya Kerajaan Mughal
adalah sebagai berikut:39
1) Perebutan kekuasaan antara keluarga. Misalnya, ketika menjelang
kematian Syah Jihan, anak-anaknya: Auranzeb, Dara Siqah, Shujah, dan
Murad Bakhs, berebut kekuasaan hinggga berlarut-larut dalam peperangan
saudara
2) Pemberontakan oleh umat hindu. Misalnya, di masa Auranzeb terjadi
pemberontakan Sikh dipimpin oleh guru Tegh Bahadur.
3) Serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. Serangan pihak luar semula
dilakukan oleh Kerajaan Safawi di Persia, kemudian serangan dari
Afganistan. Pangkal perselisihan antara Mughal dengan Safawi karena
rebutan daerah Kandahar.
36

Seorang peneliti dan Guru Besar di Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 239
38
Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadun (Jakarta: Kementrian Agama RI)
hlm, 165
39
Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadun (Jakarta: Kementrian Agama RI)
hlm, 165-166
37

13

4) Kelemahan ekonomi. Keadaan politik Mughal yang semakin melemah
berdampak pada perekonomian. Bangsa-bangsa barat yang sangat
diuntungkan dengan keadaan tersebut mulai menguasai jalur perdagangan.

14