LATAR BELAKANG PEMIKIRAN LANDASAN DAN UN
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN, LANDASAN DAN UNSUR DASAR
WAWASAN NUSANTARA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Dra. Renggani, M.Si.
Disusun Oleh :
1. Siti Mahfiroh
1401417126
2. Unik Puji Rahayu
1401417129
3. Wahyu Wijayanti
1401417153
4. Eva Fauzi
1401417430
ROMBEL 050
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah latar belakang pemikiran, landasan dan unsur dasar
wawasan nusantara.
Adapun makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu kritik dan saran kami
harapkan demi tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang latar
belakang pemikiran, landasan dan unsur dasar wawasan nusantara ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.
Semarang,
Agustus 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan Penyusunan.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Pemikiran Wawasan Nusantara...........................................5
2.2 Landasan Wawasan Nusantara......................................................................9
2.3 Unsur Dasar Wawasan Nusantara...............................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan......................................................................................................12
3.2 Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kehidupan suatu bangsa dalam pertumbuhan dan perkembangannya
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bersifat timbal balik, baik yang bersifat
fisik maupun nonfisik. Sehingga suatu bangsa berusaha menempatkan dirinya
agar dapat mencapai cita-cita nasional secara maksimal. Oleh karena itu bangsa
yang bersangkutan harus memiliki pandangan tentang dirinya dalam hubungan
dengan lingkungan yang memungkinkan berlangsungnya berbangsa.
Bangsa Indonesia memiliki pandangan dalam kehidupannya yaang
disebut wawasan nusantara, dengan wawasan nusantara mengajarkan kepada
kita cara pandang dan sikap yang benar terhadap keberadaan negara dan
bangsa Indonesia yang nota bene diwarnai oleh berbagai perbedaan, agar
dalam kondisi perbedaan tersebut dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa serta dapat mencapai tujuan nasional. Adapun persatuan dan kesatuan
yang dimasud bukanlah persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan
penyerangan, melainkan persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan tetap
menghargai terdapatnya perbedaan.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana Latar Belakang Wawasan Nusantara?
1.2.2. Apa Saja Landasan Wawasan Nusantara?
1.2.3. Apa Saja Unsur Dasar Wawasan Nusantara?
1.3. Tujuan Penyusunan
1.3.1. Untuk
Mengetahui
Bagaimana
Latar
Belakang
Wawasan
Nusantara
1.3.2. Untuk Mengetahui Apa Saja Landasan Wawasan Nusantara
1.3.3. Untuk Mengetahui Apa Saja Unsur Dasar Wawasan Nusantara
BAB II
Pembahasan
2.1 Latar Belakang Pemikiran Wawasan Nusantara
a. Pemikiran Berdasarkan Falsafah Pancasila
Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk
ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya pikir dan sadar akan
keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamanya, lingkungannya,
alam semesta dan penciptanya. Berdasarkan kesadaran yang dipengaruhi
oleh lingkungannya, manusia Indonesia memiliki motivasi antara lain
untuk menciptakan suasana damai dan tentram menuju kebahagiaan serta
menyelenggarakan keteraturan dalam membina hubungan antarsesama1
Dengan
demikian,
nilai-nilai
Pancasila
sesungguhnya
telah
bersemayam dan berkembang dalam hati sanubari dan kesadaran bangsa
Indonesia. Nilai-nilai Pancasila juga tercakup dalam penggalian dan
pengembangan wawasan nasional sebagai berikut :
a. Sila Ketuhan Yang Maha Esa
Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia
menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Sikap
tersebut mewarnai wawasan nasional yang dianut oleh bangsa Indonesia
yang
menghendaki
keutuhan
dan
kebersamaan
dengan
tetap
menghormati dan memberikan kebebasam dalam menganut dan
mengamalkan agama masing-masing.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, bangsa
Indonesia mengakui, menghargai dan memberikan hak dan kebebasan
yang sama kepada setiap warganya untuk menerapkan hak asasi
manusia (HAM).
c. Sila Persatuan Indonesia
1
5
Dengan sila Persatuan Indonesia, bangsa Indonesia lebih
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Sikap tersebut
mewarnai wawasan kebangsaan/wawasan nasional yang dianut dan
dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang mengutamakan keutuhan
bangsa dan negara dengan tetap memperhatikan, menghormati dan
menampung kepentingan golongan, suku bangsa maupun perorangan.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam
sila
Kerakyatan
yang
Dipimpin
oleh
Hikamat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, bangsa Indonesia
mengakui
bahwa
pengambilan
keputusan
yang
menyangkut
kepentingan bersama diusahakan melalui musyawarah untuk mencapai
mufakat.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dengan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
bangsa Indonesia mengakui dan menghargai warganya untuk mencapai
kesejahteraan yang setinggi-tingginya sesuai hasil karya dan usahanya
masing-masing.
Wawasan kebangsaan atau wawasan nasional yang dianut dan
dikembangkan oleh bangsa Indonesia merupakan pancaran dari Pancasila
sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia. Karena itu, wawasan nasional
Indonesia menghendaki terciptanya persatuan dan kesatuan tanpa
menghilangkan ciri, sifat dan karakter dari kebinekaan unsur-unsur
pembentuk bangsa (suku bangsa, etnis, golongan serta daerah itu sendiri).
b. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara
Kondisi obyektif geografi Nusantara, yang merupakan untaian
ribuan pulau yang tersebar dan terbentang di khatulistiwa serta terletak
pada posisi silang yang sangat strategis, memiliki karakteristik yang
berbeda dari negara lain. Untuk mengukuhkan asas negara kepulauan ini,
ditetapkanlah Undang-Undang Nomor : 4/Prp Tahun 1960 tentang
Perairan Indonesia.
6
Sekarang pengertian kata Nusantara adalah kepulauan Indonesia
yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil yang berada pada batasbatas astronomis berikut :
Utara
: 06 08 LU
Selatan
: 11 15 LS
Barat
: 94 45 BT
Timur
: 141 05 BT
Dan jarak Utara-Selatan
: + 1.888 km
Barat-Timur
: + 5.110 km
Melalui konferensi PBB tentang Hukum Laut Internasional yang
ketiga tahun 1982, pokok-pokok asas negara kepulauan daikui dan
dicantumkan dalam UNCLOS 82 (United Nation Convention on the Law
of the Sea atau Konvensi Perseriaktan Bangsa Bangsa Tentang Hukum
Laut).
Pada satu sisi, UNCLOS 1982 memberikan keuntungan bagi
pembangunan nasional, yaitu bertambah luasnya perairan yurisdiksi
nasional yang sekaligus berarti bertmabahnya kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya serta terbukanya peluang untuk memanfaatkan
laut sebagai medium transportasi. Dengan dikukuhkannya wilayah darat
dan laut atau perairan, perjuangan bangsa Indonesia selanjutnya adalah
menegakkan kedaulatan diruang udara kadaulatan dan memperjuangkan
kepentingan RI diwilayah antariksa nasional, termasuk Geo Stationery
Orbit (GSO).
Kondisi dan konstelasi geografi Indonesia mengandung beraneka
ragam kekayaan alam baik yang berada di dalam maupun di atas
permukaan bumo, potensi di ruang udara dan ruang antariksa dan jumlah
penduduk yang besar yang terdiri dari suku yang memiliki budaya, tradisi
serta pola kehidupan yang beraneka ragam.
Kondisi dan konstelasi geografi ini harus dicermati secara utuh
menyeluruh dalam perumusan kebijaksanaan politik yang disebut
Geopolitik Indonesia. Dengan kata lain, setiap perumus kebijaksanaan
7
nasional harus memiliki wawasan kewilayahan atau ruang hidup bangsa
yang diatur oleh politik ketatanegaraan. Karena itu, Wawasan Kebangsaan
atau
Wawasan
mempertimbangkan
Nasional
kondisi
Indonesia
dan
yang
konstelasi
memperhatikan
geografis
dan
Indonesia
mengharuskan tetap terpeliharanya keutuhan dan kekompakan wilayah,
tetap dihargainya dan dijaganya ciri, karakter serta kemampuan
(keunggulan dan kelemahan) masing-masing daerah dan diupayakannya
pemanfaatan nilai lebih dari geografi Indonesia.
c. Aspek Kehidupan
1. Latar Belakang Sosial Budaya
Budaya atau kebudayaan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh
kekuatan citra, rasa, dan karsa (budi,perasaan, dan kehendak) manusia.
Perbedaan kebudayaan terjadi akibat adanya ruang hidup yang berupa
kepulauan dengan ras,etnik, dan suku bangsa yang beraneka ragam.
Kebudayaan merupakan warisan yang bersifat memaksa bagi
masyarakat yang bersangkutan maksudnya setiap generasi yang lahir
dalam masyarakat yang berbudaya dengan serta merta mewarisi
kebudayaan generasi sebelumnya. Masyarakat mempunyai rasa
sentimen terhadap budaya mereka yang berakibat terjadinya konflik
antar golongan masyarakat.
Sumpah pemuda dan proklamasi kemerdekaan adalah peristiwa
lahirnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Walaupun sudah bersatu
potensi potensi disintegrasi masih bisa terjadi.bangsa Indonesia
membutuhkan persamaan persepsi atau kesatuan cara pandang yang
tertuang dalam wawasan nusantara
2. Tinjauan kesejarahan
Konsep persatuan di Indonesia sudah muncul saat zaman kerajaan
di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit adalah kerajaan yang
ingin mempersatukan wilayahnya. Dengan adanya penjajahan di
Indonesia muncullah konsep persatuan baru yang lebih moderen. Tahun
8
1900-an muncullah Budi Utomo, sumpah Pemuda, dan puncaknya
proklamasi kemerdekaan RI.
Menurut ketentuan ordonansi 1939 batas laut teritorial hanya 3
mil. Hal tersebut sangat merugikan negara RI sebagai satu kesatuan
yang utuh. Setelah mengalami perjuangan selama 28 tahun batus laut
teritorial menjadi 12 mil dengan adanya deklarasi Djuanda 13
Desember 1957. Deklarasi Djuanda diakui dunia pada Konferensi PBB
tentang Hukum laut tahun 1982.Deklarasi Djuanda disebut juga dengan
“Konsepsi Nusantara” yang lebih mengokohkan konsep persatuan.
Konsepsi Nusantara mengilhami munculnya Wawasan Benua
AD, Wawasan Bahari AL, dan Wawasan Dirgantara AU. Untuk
menghindari perpecahan dalam tubuh ABRI disusunlah Wawasan
Hankamnas yang merupakan hasil Seminar hankam 1 tahun 1966 yang
diberi nama Wawasan Nusanta Bahari yang menjadi tonggak lahirnya
Wawasan Nasional Indonesia
2.2
Landasan Wawasan Nusantara
a. Landasan Idill
Landasan Idill Wawasan Nusantara adalah Pancasila. Hal tersebut
dikarenakan pancasila sebagai dasar negara, termasuk mendasari keberadaan
Wawasan
Nusantara.
Pelaksanaan
Pancasila
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, antara lain mensyukuri anugerah
dan posisi geografi serta isi dan potensi yang di miliki oleh wilayah
nusantara.
b. Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional Wawasan Nusantara adalah UndangUndang Dasar 1945, karena undang-undang dasar itulah yang merupakan
konstitusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Wujudnya antara lain dalam bentuk negara kesatuan serta penguasaan oleh
negara atas bumi, air, dan dirgantara.
9
2.3
Unsur Dasar Wawasan Nusantara Landasan Wawasan Nusantara
a. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, meliputi
seluruh wilayah Indonesia yang memilliki sifat serba nusantara dengan
kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya ialah bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Setelah menegara dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia memiliki organisasi
kenegaraan yang merupakan wadah sebagai kegiatan kenegaraan dalam
wujud
suprastruktur
politik,
sedangkan
wadah
dalam
kehidupan
bermasyarakat adalah sebagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur
politik.
b. Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan citacita serta tujuan nasional yang terdapat dalam ppembukaan UUD 1945
menyadari bahwa untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat
maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti diatas bangsa Indonesia harus
mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam
kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
hankam. Oleh karena itu isi menyangkut dua hal yang esensial, yakni :
1.) Realisasi
aspirasi
bangsa
sebagai
kesepakatan
bersama,
dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.
2.) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
c. Tata Laku (Conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah isi yang terdiri dari
tata laku bathiniah dan lahiriah. Tata laku bathiniah mencerminkan jiwa,
semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia, sedangkan tata
laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan., dan perilaku dari bangsa
Indonesia, yang kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri
10
atau
kepribadian
bangsa
Indonesia
berdasarkan
kekeluargaan
dan
kebersamaan yang memiliki rasa banga dan cinta terhadap bangsa dan tanah
airnya sehingga menumbuhan nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek
kehidupan nasional.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Wawasan nusantara berdasarkan falsafah pancasila merupakan
pancaran dari Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia. Karena
itu, wawasan nasional Indonesia menghendaki terciptanya persatuan dan
kesatuan tanpa menghilangkan ciri, sifat dan karakter dari kebinekaan
undur-unsur pembentuk bangsa (suku bangsa, etnis, golongan serta daerah
itu sendiri). Berdasarkan aspek kewilayahan nusantara, Wawasan
Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus memperhatikan dan
mempertimbangkan
kondisi
dan
konstelasi
geografis
Indonesia
mengharuskan tetap terpeliharanya keutuhan dan kekompakan wilayah,
tetap dihargainya dan dijaganya ciri, karakter serta kemampuan
(keunggulan dan kelemahan) masing-masing daerah dan diupayakannya
pemanfaatan nilai lebih dari geografi Indonesia.
Landasan wawasan nusantara terdiri dari landasan idiil yaitu
Pancasila dan landasan konstitusional yaitu Undang-Undang 1945.
Sedangkan unsur dasar wawasan nusantara terdiri dari wadah (contour)
yang meliputi seluruh wilayah indonesia, isi (content) yang merupakan
aspirasi, cita-cita, dan tujuan nasional dalam pembukaan UUD 1945, dan
tata laku (conduct) yang merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan minimnya pengetahuan dan juga sumber rujukan
penyusun. Oleh sebab itu, sebaiknya pembaca dapat mencari sumber lain
guna menambah pemahaman lebih dalam mengenai materi wawasan
nusantara ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi. Semarang: UNNES Press
Hasanah, alfiah umul. Wawasan nusantara dan pembangunan
dalam kehidupan nasional. Diakses dari :
http://alfiah-18.blogspot.com/2011/05/wawasan-nusantara-danpembangunan-dalam.html
13
WAWASAN NUSANTARA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Dra. Renggani, M.Si.
Disusun Oleh :
1. Siti Mahfiroh
1401417126
2. Unik Puji Rahayu
1401417129
3. Wahyu Wijayanti
1401417153
4. Eva Fauzi
1401417430
ROMBEL 050
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah latar belakang pemikiran, landasan dan unsur dasar
wawasan nusantara.
Adapun makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu kritik dan saran kami
harapkan demi tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang latar
belakang pemikiran, landasan dan unsur dasar wawasan nusantara ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.
Semarang,
Agustus 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan Penyusunan.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Pemikiran Wawasan Nusantara...........................................5
2.2 Landasan Wawasan Nusantara......................................................................9
2.3 Unsur Dasar Wawasan Nusantara...............................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan......................................................................................................12
3.2 Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kehidupan suatu bangsa dalam pertumbuhan dan perkembangannya
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bersifat timbal balik, baik yang bersifat
fisik maupun nonfisik. Sehingga suatu bangsa berusaha menempatkan dirinya
agar dapat mencapai cita-cita nasional secara maksimal. Oleh karena itu bangsa
yang bersangkutan harus memiliki pandangan tentang dirinya dalam hubungan
dengan lingkungan yang memungkinkan berlangsungnya berbangsa.
Bangsa Indonesia memiliki pandangan dalam kehidupannya yaang
disebut wawasan nusantara, dengan wawasan nusantara mengajarkan kepada
kita cara pandang dan sikap yang benar terhadap keberadaan negara dan
bangsa Indonesia yang nota bene diwarnai oleh berbagai perbedaan, agar
dalam kondisi perbedaan tersebut dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa serta dapat mencapai tujuan nasional. Adapun persatuan dan kesatuan
yang dimasud bukanlah persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan
penyerangan, melainkan persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan tetap
menghargai terdapatnya perbedaan.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana Latar Belakang Wawasan Nusantara?
1.2.2. Apa Saja Landasan Wawasan Nusantara?
1.2.3. Apa Saja Unsur Dasar Wawasan Nusantara?
1.3. Tujuan Penyusunan
1.3.1. Untuk
Mengetahui
Bagaimana
Latar
Belakang
Wawasan
Nusantara
1.3.2. Untuk Mengetahui Apa Saja Landasan Wawasan Nusantara
1.3.3. Untuk Mengetahui Apa Saja Unsur Dasar Wawasan Nusantara
BAB II
Pembahasan
2.1 Latar Belakang Pemikiran Wawasan Nusantara
a. Pemikiran Berdasarkan Falsafah Pancasila
Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk
ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya pikir dan sadar akan
keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamanya, lingkungannya,
alam semesta dan penciptanya. Berdasarkan kesadaran yang dipengaruhi
oleh lingkungannya, manusia Indonesia memiliki motivasi antara lain
untuk menciptakan suasana damai dan tentram menuju kebahagiaan serta
menyelenggarakan keteraturan dalam membina hubungan antarsesama1
Dengan
demikian,
nilai-nilai
Pancasila
sesungguhnya
telah
bersemayam dan berkembang dalam hati sanubari dan kesadaran bangsa
Indonesia. Nilai-nilai Pancasila juga tercakup dalam penggalian dan
pengembangan wawasan nasional sebagai berikut :
a. Sila Ketuhan Yang Maha Esa
Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia
menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Sikap
tersebut mewarnai wawasan nasional yang dianut oleh bangsa Indonesia
yang
menghendaki
keutuhan
dan
kebersamaan
dengan
tetap
menghormati dan memberikan kebebasam dalam menganut dan
mengamalkan agama masing-masing.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, bangsa
Indonesia mengakui, menghargai dan memberikan hak dan kebebasan
yang sama kepada setiap warganya untuk menerapkan hak asasi
manusia (HAM).
c. Sila Persatuan Indonesia
1
5
Dengan sila Persatuan Indonesia, bangsa Indonesia lebih
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Sikap tersebut
mewarnai wawasan kebangsaan/wawasan nasional yang dianut dan
dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang mengutamakan keutuhan
bangsa dan negara dengan tetap memperhatikan, menghormati dan
menampung kepentingan golongan, suku bangsa maupun perorangan.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam
sila
Kerakyatan
yang
Dipimpin
oleh
Hikamat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, bangsa Indonesia
mengakui
bahwa
pengambilan
keputusan
yang
menyangkut
kepentingan bersama diusahakan melalui musyawarah untuk mencapai
mufakat.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dengan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
bangsa Indonesia mengakui dan menghargai warganya untuk mencapai
kesejahteraan yang setinggi-tingginya sesuai hasil karya dan usahanya
masing-masing.
Wawasan kebangsaan atau wawasan nasional yang dianut dan
dikembangkan oleh bangsa Indonesia merupakan pancaran dari Pancasila
sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia. Karena itu, wawasan nasional
Indonesia menghendaki terciptanya persatuan dan kesatuan tanpa
menghilangkan ciri, sifat dan karakter dari kebinekaan unsur-unsur
pembentuk bangsa (suku bangsa, etnis, golongan serta daerah itu sendiri).
b. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara
Kondisi obyektif geografi Nusantara, yang merupakan untaian
ribuan pulau yang tersebar dan terbentang di khatulistiwa serta terletak
pada posisi silang yang sangat strategis, memiliki karakteristik yang
berbeda dari negara lain. Untuk mengukuhkan asas negara kepulauan ini,
ditetapkanlah Undang-Undang Nomor : 4/Prp Tahun 1960 tentang
Perairan Indonesia.
6
Sekarang pengertian kata Nusantara adalah kepulauan Indonesia
yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil yang berada pada batasbatas astronomis berikut :
Utara
: 06 08 LU
Selatan
: 11 15 LS
Barat
: 94 45 BT
Timur
: 141 05 BT
Dan jarak Utara-Selatan
: + 1.888 km
Barat-Timur
: + 5.110 km
Melalui konferensi PBB tentang Hukum Laut Internasional yang
ketiga tahun 1982, pokok-pokok asas negara kepulauan daikui dan
dicantumkan dalam UNCLOS 82 (United Nation Convention on the Law
of the Sea atau Konvensi Perseriaktan Bangsa Bangsa Tentang Hukum
Laut).
Pada satu sisi, UNCLOS 1982 memberikan keuntungan bagi
pembangunan nasional, yaitu bertambah luasnya perairan yurisdiksi
nasional yang sekaligus berarti bertmabahnya kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya serta terbukanya peluang untuk memanfaatkan
laut sebagai medium transportasi. Dengan dikukuhkannya wilayah darat
dan laut atau perairan, perjuangan bangsa Indonesia selanjutnya adalah
menegakkan kedaulatan diruang udara kadaulatan dan memperjuangkan
kepentingan RI diwilayah antariksa nasional, termasuk Geo Stationery
Orbit (GSO).
Kondisi dan konstelasi geografi Indonesia mengandung beraneka
ragam kekayaan alam baik yang berada di dalam maupun di atas
permukaan bumo, potensi di ruang udara dan ruang antariksa dan jumlah
penduduk yang besar yang terdiri dari suku yang memiliki budaya, tradisi
serta pola kehidupan yang beraneka ragam.
Kondisi dan konstelasi geografi ini harus dicermati secara utuh
menyeluruh dalam perumusan kebijaksanaan politik yang disebut
Geopolitik Indonesia. Dengan kata lain, setiap perumus kebijaksanaan
7
nasional harus memiliki wawasan kewilayahan atau ruang hidup bangsa
yang diatur oleh politik ketatanegaraan. Karena itu, Wawasan Kebangsaan
atau
Wawasan
mempertimbangkan
Nasional
kondisi
Indonesia
dan
yang
konstelasi
memperhatikan
geografis
dan
Indonesia
mengharuskan tetap terpeliharanya keutuhan dan kekompakan wilayah,
tetap dihargainya dan dijaganya ciri, karakter serta kemampuan
(keunggulan dan kelemahan) masing-masing daerah dan diupayakannya
pemanfaatan nilai lebih dari geografi Indonesia.
c. Aspek Kehidupan
1. Latar Belakang Sosial Budaya
Budaya atau kebudayaan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh
kekuatan citra, rasa, dan karsa (budi,perasaan, dan kehendak) manusia.
Perbedaan kebudayaan terjadi akibat adanya ruang hidup yang berupa
kepulauan dengan ras,etnik, dan suku bangsa yang beraneka ragam.
Kebudayaan merupakan warisan yang bersifat memaksa bagi
masyarakat yang bersangkutan maksudnya setiap generasi yang lahir
dalam masyarakat yang berbudaya dengan serta merta mewarisi
kebudayaan generasi sebelumnya. Masyarakat mempunyai rasa
sentimen terhadap budaya mereka yang berakibat terjadinya konflik
antar golongan masyarakat.
Sumpah pemuda dan proklamasi kemerdekaan adalah peristiwa
lahirnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Walaupun sudah bersatu
potensi potensi disintegrasi masih bisa terjadi.bangsa Indonesia
membutuhkan persamaan persepsi atau kesatuan cara pandang yang
tertuang dalam wawasan nusantara
2. Tinjauan kesejarahan
Konsep persatuan di Indonesia sudah muncul saat zaman kerajaan
di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit adalah kerajaan yang
ingin mempersatukan wilayahnya. Dengan adanya penjajahan di
Indonesia muncullah konsep persatuan baru yang lebih moderen. Tahun
8
1900-an muncullah Budi Utomo, sumpah Pemuda, dan puncaknya
proklamasi kemerdekaan RI.
Menurut ketentuan ordonansi 1939 batas laut teritorial hanya 3
mil. Hal tersebut sangat merugikan negara RI sebagai satu kesatuan
yang utuh. Setelah mengalami perjuangan selama 28 tahun batus laut
teritorial menjadi 12 mil dengan adanya deklarasi Djuanda 13
Desember 1957. Deklarasi Djuanda diakui dunia pada Konferensi PBB
tentang Hukum laut tahun 1982.Deklarasi Djuanda disebut juga dengan
“Konsepsi Nusantara” yang lebih mengokohkan konsep persatuan.
Konsepsi Nusantara mengilhami munculnya Wawasan Benua
AD, Wawasan Bahari AL, dan Wawasan Dirgantara AU. Untuk
menghindari perpecahan dalam tubuh ABRI disusunlah Wawasan
Hankamnas yang merupakan hasil Seminar hankam 1 tahun 1966 yang
diberi nama Wawasan Nusanta Bahari yang menjadi tonggak lahirnya
Wawasan Nasional Indonesia
2.2
Landasan Wawasan Nusantara
a. Landasan Idill
Landasan Idill Wawasan Nusantara adalah Pancasila. Hal tersebut
dikarenakan pancasila sebagai dasar negara, termasuk mendasari keberadaan
Wawasan
Nusantara.
Pelaksanaan
Pancasila
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, antara lain mensyukuri anugerah
dan posisi geografi serta isi dan potensi yang di miliki oleh wilayah
nusantara.
b. Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional Wawasan Nusantara adalah UndangUndang Dasar 1945, karena undang-undang dasar itulah yang merupakan
konstitusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Wujudnya antara lain dalam bentuk negara kesatuan serta penguasaan oleh
negara atas bumi, air, dan dirgantara.
9
2.3
Unsur Dasar Wawasan Nusantara Landasan Wawasan Nusantara
a. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, meliputi
seluruh wilayah Indonesia yang memilliki sifat serba nusantara dengan
kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya ialah bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Setelah menegara dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia memiliki organisasi
kenegaraan yang merupakan wadah sebagai kegiatan kenegaraan dalam
wujud
suprastruktur
politik,
sedangkan
wadah
dalam
kehidupan
bermasyarakat adalah sebagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur
politik.
b. Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan citacita serta tujuan nasional yang terdapat dalam ppembukaan UUD 1945
menyadari bahwa untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat
maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti diatas bangsa Indonesia harus
mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam
kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
hankam. Oleh karena itu isi menyangkut dua hal yang esensial, yakni :
1.) Realisasi
aspirasi
bangsa
sebagai
kesepakatan
bersama,
dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.
2.) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
c. Tata Laku (Conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah isi yang terdiri dari
tata laku bathiniah dan lahiriah. Tata laku bathiniah mencerminkan jiwa,
semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia, sedangkan tata
laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan., dan perilaku dari bangsa
Indonesia, yang kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri
10
atau
kepribadian
bangsa
Indonesia
berdasarkan
kekeluargaan
dan
kebersamaan yang memiliki rasa banga dan cinta terhadap bangsa dan tanah
airnya sehingga menumbuhan nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek
kehidupan nasional.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Wawasan nusantara berdasarkan falsafah pancasila merupakan
pancaran dari Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia. Karena
itu, wawasan nasional Indonesia menghendaki terciptanya persatuan dan
kesatuan tanpa menghilangkan ciri, sifat dan karakter dari kebinekaan
undur-unsur pembentuk bangsa (suku bangsa, etnis, golongan serta daerah
itu sendiri). Berdasarkan aspek kewilayahan nusantara, Wawasan
Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus memperhatikan dan
mempertimbangkan
kondisi
dan
konstelasi
geografis
Indonesia
mengharuskan tetap terpeliharanya keutuhan dan kekompakan wilayah,
tetap dihargainya dan dijaganya ciri, karakter serta kemampuan
(keunggulan dan kelemahan) masing-masing daerah dan diupayakannya
pemanfaatan nilai lebih dari geografi Indonesia.
Landasan wawasan nusantara terdiri dari landasan idiil yaitu
Pancasila dan landasan konstitusional yaitu Undang-Undang 1945.
Sedangkan unsur dasar wawasan nusantara terdiri dari wadah (contour)
yang meliputi seluruh wilayah indonesia, isi (content) yang merupakan
aspirasi, cita-cita, dan tujuan nasional dalam pembukaan UUD 1945, dan
tata laku (conduct) yang merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan minimnya pengetahuan dan juga sumber rujukan
penyusun. Oleh sebab itu, sebaiknya pembaca dapat mencari sumber lain
guna menambah pemahaman lebih dalam mengenai materi wawasan
nusantara ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi. Semarang: UNNES Press
Hasanah, alfiah umul. Wawasan nusantara dan pembangunan
dalam kehidupan nasional. Diakses dari :
http://alfiah-18.blogspot.com/2011/05/wawasan-nusantara-danpembangunan-dalam.html
13