PENGGUNAAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA PADA SISWA SEKOLAH DASARAK

PENGGUNAAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Isti Khomah 1), Siti Istiyati 2), Joko Daryanto 3)
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail:
1
istikhomah221195@gmail.com
2
siti_ipgsd@yahoo.co.id
3
jokodaryanto@fkip.uns.ac.id
Abstrack: The objective of this research is to improve the Javanese script reading skill with the use of pop up
book media of the four grade students in one of the elementary school in Boyolali in academic year 2017/2018.
This research use the classroom action research with two cycles. Each cycle consist of four stages, namely:
planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of this research are teacher and four grade
students in one of the elementary school in Boyolali which amounted to 32 students.The data of the research
were collected through in-depth interview, observation, documentation, and test. They were validated by using
content validity, data source triangulation, and data collection technique triangulation. Data analysis techniques
use the interactive model of analysis as claimed by Miles and Huberman consisting of four components, namely:
data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. Thus, the use of Pop Up

Book media could improve the Javanese script reading skill of the five grade students in one of the elementary
schoo; in Boyolali
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa melalui penggunaan
media pop up book pada siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali tahun ajaran 2017/2018. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri
atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru kelas
IV dan siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali yang berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, obsevasi, dokumentasi dan tes. Uji validitas data menggunakan validitas isi,
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Data yang sudah terkumpul dianalisis menggunakan analisis interaktif
menurut Miles dan Huberman yang terdiri atas empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media pop up book dapat
meningkatkan hasil keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV salah satu SD negeri di Boyolali.
Kata kunci: media pop up book, keterampilan membaca aksara Jawa

Rohmadi dan Hartono (2008 :190)
berpendapat bahwa Bahasa Jawa merupakan
mata pelajaran yang tidak hanya untuk melestarikan budaya daerah, tetapi juga digunakan sebagai media peningkatan budi pekerti
siswa yang mengalami penurunan akhlak
sopan santun. Mata pelajaran Bahasa Jawa
memberikan pelajaran tentang tata cara berbicara atau biasa disebut unggah-ungguh basa sesuai dengan orang yang akan diajak bicara, seperti menggunakan bahasa ngoko

dengan teman sebaya, dan menggunakan bahasa krama untuk orang yang lebih tua. Hal
ini merupakan contoh pengajaran sopan santun dalam bertutur kata. Selain itu pembelajaran Bahasa Jawa juga diajarkan tentang
kebudayaan-kebudayaan yang harus senantiasa dilestarikan seperti wayang, tembang
dolanan, macapat dan juga aksara Jawa sehingga dapat dikatakan bahwa belajar Bahasa

Bahasa Jawa merupakan salah satu
kebudayaan yang memiliki peran penting
karena di dalamnya mengandung nilai-nilai
luhur seperti nilai tata krama dan nilai kesopanan. Oleh karena itu, Bahasa Jawa sangat
penting untuk tetap dijaga dan dilestarikan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk melestarikan Bahasa Jawa salah
satunya melalui jenjang pendidikan. Hal ini
diwujudkan dengan menjadikan Bahasa Jawa
sebagai mata pelajaran wajib setiap jenjang
pendidikan di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini
diperkuat dengan Surat Keputusan Gubernur
Jawa Tengah Nomor 423.5/5/2010 dan Nomor 423.5/27/2011 tentang Kurikulum Mata
Pelajaran Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan SD/ SDLB/ MI, SMP/ SMPLB/ MTs
dan SMA/ SMALB/ SMK/ MA negeri dan
swasta bahwa Bahasa Jawa sebagai muatan

lokal wajib di Provinsi Jawa Tengah.
1)

Mahasiswa Program Studi PGSD UNS
2)3)
Dosen Program Studi PGSD UNS

55

Didaktika Dwija Indria
ISSN: 2337-8786

'LGDNWLND'ZLMD,QGULD9ROXPH1RPRU, hlm. 55 - 60
Saka mengutus Duga dan Prayoga untuk
kembali ke Pulau Majheti menyusul Dora.
Sesampainya di Pulau Majheti, mereka terkejut karena melihat kedua temannya tewas
mengenaskan bertancap keris pusaka miliki
Aji Saka. Duga dan Prayoga pun mengantarkan kematian Dora dan Sembada dengan semestinya.
Duga dan Prayoga kembali ke Medhangkamulan untuk menceritakan segala
sesuatu yang terjadi di Majheti kepada Aji

Saka. Aji Saka sangat menyesal karena kejadian tersebut terjasi karena kelalaiannya untuk menepati janji mengambil sendiri keris
tersebut. Peristiwa tersebut menjadi alasan
Aji Saka untuk membuat dua puluh huruf
Jawa yang dinamakan aksara Jawa Nglegena
untuk mengenang kedua abdinya. Menurut
Hadiwirodarsono (2010:5) aksara Jawa nglegena adalah aksara atau huruf Jawa yang belum mendapat sandhangan sama sekali.
Membaca aksara Jawa merupakan
salah satu standar kompetensi yang ada dalam muatan lokal bahasa Jawa. Pembelajaran aksara Jawa yang dipelajari di kelas 4
adalah membaca aksara Jawa dengan penambahan sandhangan panyigeg wanda. Danusuprapta (2003: 18) berpendapat bahwa “sandhangan ialah tanda diakritik yang dipakai
sebagai pengubah bunyi di dalam tulisan
Jawa” dan menyatakan bahwa sandangan
aksara Jawa dibedakan menjadi dua yaitu; (1)
sandangan bunyi vokal atau sandhangan
swara dan (2) sandangan konsonan atau sandhangan panyigeg wanda (2003: 19). Sandhangan panyigeg wanda menurut Hadiwirodarsono (2010:7) ada 4 jenis yaitu: 1)
Pangkon, 2) Cecak, 3), Wignyan, 4)Layar.
Berdasarkan data awal yang telah
diperoleh peneliti maka dapat diketahui bahwa keterampilan membaca aksara Jawa siswa
kelas IV SD Negeri 1 Boyolali masih rendah.
Hal ini didukung dari hasil uji pratindakan
yang menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam membaca aksara Jawa terbukti

dari hasil penilaian yang menunjukkan sebagian besar siswa tidak dapat menyusun struktur kalimat berhuruf Jawa menggunakan sandhangan panyigeg wanda dengan tepat sehingga tidak dapat membentuk kalimat yang
bermakna. Penilaian keterampilan membaca
juga dinilai melalui empat aspek penilaian

Jawa itu penting dilaksanakan dalam semua
jenjang pendidikan.
Pembelajaran Bahasa Jawa memiliki
dua aspek penting yaitu aspek keterampilan
bersastra dan keterampilan berbahasa.
Keterampilan bersastra adalah keterampilan
menghasilkan karya sastra yang ditujukan
untuk menyampaikan gagasan atau ide pikiran kepada orang lain baik secara tertulis maupun tidak tertulis, contohnya adalah
apresiasi sastra. Keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa meliputi mendengar, berbicara,
membaca dan menulis. Hal ini sesuai dengan
pendapat Tarigan (2008:1) bahwa ada empat
macam keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Demikian pula yang ada dalam mata pelajaran Bahasa Jawa salah satunya yaitu keterampilan membaca. Membaca menurut Tarigan (2008:7) adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang pembaca untuk menyampaikan pesan yang diperoleh kepada penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Salah satu keterampilan membaca
dalam mata pelajaran Bahasa Jawa adalah

keterampilan membaca aksara Jawa. Sejarah
aksara Jawa ini dikisahkan dalam Serat Aji
Saka (J Kats, 1953: 3-20) bahwa setelah kematian Dewatacengkar, Aji Saka diangkat
sebagai raja Kerajaan Medhangkamulan serta
diberi gelar Prabu Jaka. Tidak lama setelah
itu, Aji Saka ingat tentang dua abdi yang ditinggalkannya di Pulau Majheti. Aji Saka kemudian mengutus abdinya yang lain bernama
Duga dan Prayoga untuk menjemput Dora
dan Sembada di Pulau Majheti.
Dora bertemu dengan Duga dan Prayoga di tengah perjalanannya yang membawa
pesan dari Aji Saka. Duga dan prayoga meminta Dora untuk kembali ke Majheti menjemput Sembada dan membawa pulang keris
atas perintah Aji Saka, tetapi saat Dora kembali dan menemui Sembada, hal yang terjadi
tidak sesuai dengan keinginan. Sembada menolak untuk ikut pergi ke Medhangkamulan
karena yakin bahwa Aji Saka akan menepati
janjinya untuk mengambil sendiri keris tersebut.
Dora dan Sembada akhirnya saling
bertengkar dan terjadilah perang yang menewaskan keduanya. Tidak lama kemudian, Aji
56

Didaktika Dwija Indria
ISSN: 2337-8786


Penggunaan Media Pop Up Book Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca...
yang memiliki unsur tiga dimensi ketika
buku tersebut dibuka dan rata kembali saat
buku ditutup. Pop Up Book ini dilengkapi
gambar yang dapat membuat anak lebih tertarik selama pembelajaran.
Pop Up Book memiliki kelebihan
terutama pada penyajiannya yang sangat
menarik. Kelebihan tersebut dapat dilihat
dari bentuk gambar yang timbul atau berdimensi tiga, gambar yang dapat bergerak
ketika buku dibuka dan gambar yang dapat
diubah sesuai dengan kebutuhan materi dalam buku tersebut. Dengan demikian pop up
book dapat menumbuhkan minat belajar
siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Yulianti dkk dalam jurnal internasional (2017:3751) yaitu “Pop up books can foster
interest in children’s learning” yang artinya
bahwa buku pop up dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam pembelajaran.
Pop Up Book juga memiliki kelebihan untuk memberikan penjelasan materi
secara lebih baik agar lebih mudah ditangkap
oleh siswa. Hal ini juga sesuai pendapat Van
Dyk (2011: 6) yang menyatakan bahwa “Movable and pop-up books were used to demonstrate visually complex system, particularly

relating to medicine, mathematics, and technology”. Artinya bahwa pop up book ini digunakan untuk menjelaskan sistem visual
(yang dapat dilihat) secara kompleks, khususnya yang berkaitan dengan bidang kedokteran, matematika, dan teknologi. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman
penggunaan pop up book dapat digunakan di
bidang lain seperti bahasa seperti bahasa Inggris, bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca
aksara Jawa melalui media Pop Up Book
pada siswa kelas IV salah satu SD Negeri di
Boyolali tahun ajaran 2017/2018.

yaitu lafal, intonasi, kelancaran dan ketepatan. Aspek penilaian yang masih perlu
bimbingan adalah aspek kelancaran dan pelafalan dalam membaca aksara Jawa. Siswa
masih banyak yang membaca dengan terbatabata dan pelafalan yang kurang jelas. Pada
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
siswa juga masih kesulitan dalam menggunakan sandhangan panyigeg wanda khususnya pada pangkon dan cecak. Data hasil uji
pratindakan menunjukkan bahwa hanya 4
siswa atau 12,50 % siswa yang nilainya memenuhi KKM, sedangkan 87,50% siswa tidak memenuhi nilai KKM yaitu sebanyak 28
siswa dari 32 siswa. KKM yang telah ditetapkan adalah ≥ 75.
Banyak faktor yang menjadi penyebab hasil keterampilan membaca aksara Jawa
pada siswa kelas IV ini masih rendah, salah
satunya adalah siswa menganggap bahwa

materi aksara Jawa itu sangat sulit terlebih
lagi karena hurufnya yang rumit. Hal ini juga
yang menyebabkan siswa sulit untuk menghafal aksara Jawa tersebut. Selain itu juga karena pembelajaran yang berlangsung selama
ini lebih didominasi oleh guru dengan metode ceramah dan kurang maksimal dalam
menggunakan media yang telah tersedia.
Sutrisna Wibawa (2011: 1) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran, pelajaran bahasa Jawa hendaknya
dikemas dengan menarik dan lebih bermakna
supaya tidak membosankan. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka untuk menciptakan
suatu proses pembelajaran bahasa Jawa yang
menyenangkan bisa dilakukan dengan cara
menggunakan media pembelajaran yang baik
dan menarik. Media menurut Sukiman (2012:
29) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.
Media yang dapat digunakan salah
satunya adalah Pop Up Book. Menurut Conrado, dkk (2014: 2) menyatakan bahwa “paper pop ups or movable books are three
dimensional books that contain paper pieces
that pop up out or move when the book is

opened and fold completely flat when the
book is closed”. Buku Pop Up adalah buku

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di salah
satu SD Negeri di Boyolali. Jenis penelitian
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV
57

Didaktika Dwija Indria
ISSN: 2337-8786

'LGDNWLND'ZLMD,QGULD9ROXPH1RPRU, hlm. 55 - 60
Tabel 1 Distribusi Nilai Keterampilan Membaca Pratindakan

yang berjumlah 32 siswa yang terdiri atas 19
siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Data kuantitatif dalam penelitian ini
didapatkan dari nilai uji pratindakan materi
membaca aksara Jawa kelas IV salah satu SD
Negeri di Boyolali. Data kualitatif pada penelitian ini adalah hasil wawancara dengan
guru dan siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali terkait proses pembelajaran
membaca aksara Jawa, dokumen yang berupa
silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), foto-foto, dan lain sebagainya, serta hasil observasi mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca aksara Jawa salah satu SD Negeri di Boyolali.
Sumber data primer pada penelitian ini
adalah guru dan siswa kelas IV salah satu SD
Negeri di Boyolali tahun ajaran 2017/2018.
Sumber data sekunder pada penelitian ini
berasal dari silabus pembelajaran, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan dokumentasi kegiatan selama proses penelitian
dilaksanakan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan
dokumentasi dengan teknik validitas be-rupa
validitas isi, triangulasi sumber dan teknik.
Teknik analisis data menggunakan analisis
interaktif Miles dan Hubberman yang meliputi, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur peneltian ini dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Indikator kinerja penelitian ini adalah 80% (26
dari 32 siswa) mencapai kategori terampil
atau mendapat nilai lebih besar atau sama
dengan (≥) 75.

No

Interval
Nilai
27-35
36-44
45-53
54-62
63-71
72-80

1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah
Nilai rata-rata
Ketuntasan klasikal

Frekuensi
Persentase
(fi)
(%)
5
15,625
6
18,75
6
18,75
9
28,125
2
6,25
4
12,50
32
50,75
4/32x 100% = 12,50%

Tabel 1 di atas adalah hasil keterampilan membaca siswa sebelum menggunakan
media pop up book. Berdasarkan tabel 1 di
atas menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM ada 4 siswa
atau 12,5% dan siswa yang memperoleh nilai
di bawah KKM ada 28 siswa atau 87,50%.
Nilai rata-rata kelas yaitu 50,75.
Hasil ketuntasan klasikal pada uji
pratindakan belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan sehingga dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus I. Pada siklus I
ini pembelajaran sudah meng-gunakan media
pop up book. Adapun distribusi data pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2 Distribusi Nilai Keterampilan Membaca
Siklus 1
Interval
Frekuensi
Persentase
No
Nilai
(fi)
(%)
1.
43-49
2
6,25
2.
50-56
6
18,75
3.
57-63
4
12.50
4.
64-70
2
6,25
5.
71-77
9
28,125
6.
78-84
9
28,125
Jumlah
32
Nilai Rata-rata
68,09
Ketuntasan Klasikal
18/32 x 100% = 56,25%

HASIL
Berdasarkan data awal yang telah
diperoleh peneliti maka dapat disimpulkan
bahwa hasil keterampilan membaca aksara
Jawa siswa kelas IV salah satu SD Negeri di
Boyolali masih rendah. Hal ini didukung dari
hasil uji pratindakan yang menunjukkan bahwa hanya 11,11% atau 4 siswa yang mendapatkan nilai sesuai KKM dan sisanya sebanyak 28 siswa atau 88,88% memperoleh nilai
di bawah KKM. KKM yang telah ditetapkan
adalah ≥ 75. Distribusi data hasil uji pratindakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat
kita lihat bahwa siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM ada 18 siswa atau 56,25%
dan siswa yang memperoleh nilai dibawah
KKM ada 14 siswa atau 43,75% dengan nilai
rata-rata 68,09. Hasil ketuntasan klasikal
pada siklus I juga belum mencapai indikator
kinerja yang ditetapkan sehingga dilakukan
tindakan selanjutnya pada siklus II. Tindakan
pada siklus II ini memperbaiki kekurangan
58

Didaktika Dwija Indria
ISSN: 2337-8786

Penggunaan Media Pop Up Book Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca...
yang terjadi pada siklus I. Adapun distribusi
data pada siklus II dapat kita lihat pada tabel
3 sebagai berikut:

tidak jelas. Oleh karena itu, dilakukan pembelajaran menggunakan media pop up book
yang dilaksanakan dalam dua siklus.
Pembelajaran menggunakan media
pop up book ini terbukti dapat memberikan
dampak positif terhadap berlangsungnya
pembelajaran siswa seperti siswa menjadi
aktif, antusias, dan berani menyampaikan
pendapatnya. Beberapa bukti dapat dilihat
dari hasil pengamatan aktivitas siswa yang
dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
Pada saat pembelajaran, siswa terlihat lebih
aktif dan antusias dalam membaca aksara
Jawa, siswa menjadi semakin percaya diri
dalam membaca aksara Jawa di depan kelas.
Penggunaan media pop up book ini melibatkan siswa secara langsung untuk aktif
menggunakan media tersebut baik dalam
membuka, menggeser, menempel maupun
menutup media tersebut sehingga siswa tertarik mengikuti pembelajaran sampai selesai.
Hal ini sesuai dengan pendapat Yulianti dkk
(2017) bahwa penggunaan media pop up
book dapat menumbukan minat belajar siswa
yang akan membuat siswa aktif selama pembelajaran berlangsung.
Penggunaan media pop up book ini
juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa
tidak cepat bosan dan minat belajar siswa
meningkat. Temuan ini sesuai dengan pendapat Van Dyk (2011:5) bahwa media pop up
book ini dapat menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan karena siswa aktif terlibat dalam penggunaan media pop up tersebut. Selain itu, media pop up book juga
dapat membuat siswa lebih mudah menerima
dan memahami materi aksara Jawa yang
disampaikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan
pendapat Van Dyk (2011) bahwa media pop
up book ini dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan. Berdasarkan temuan-temuan tersebut
maka siswa semakin semangat mengikuti
pembelajaran dan dapat membaca aksara
Jawa dengan lafal yang jelas, intonasi yang
tepat, lancar dan tepat dalam pengucapan
kata atau kalimat berhuruf Jawa.
Pembelajaran yang berlangsung tidak sepenuhnya dapat diterima oleh semua
siswa sehingga ada beberapa siswa yang masih memerlukan bimbingan untuk dapat men-

Tabel 3 Distribusi Nilai Keterampilan Membaca
Siklus II
Interval
Frekuensi
Presentase
No
Nilai
(fi)
(%)
1.
71-74
4
12,5
2.
75-78
11
34,5
3.
79-82
10
31,25
4.
83-86
6
18,75
5.
87-90
1
2
Jumlah
32
Nilai Rata-Rata
79,14
Ketuntasan klasikal
28/32 x 100% = 87,50%

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat
kita ketahui bahwa siswa yang memperoleh
nilai sesuai KKM ada 28 siswa atau 87,50%
dan siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM ada 4 siswa atau 12,50 % dengan nilai
rata-rata 79,14. Hasil ketuntasan klasikal
pada siklus II sebesar 87,50% menunjukkan
bahwa hasil tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80%
sehingga tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Boyolali berhasil dan
dihentikan pada siklus II.
PEMBAHASAN
Pembelajaran membaca aksara Jawa
menggunakan media pop up book dapat
meningkatkan keterampilan membaca aksara
Jawa siswa. Hal ini didukung dengan
berbagai kelebihan yang dimiliki oleh media
pop up book seperti tampilan yang menarik,
gambar-gambar yang muncul saat buku
dibuka dan penggunaannya yang melibatkan
siswa. Hasil keterampilan siswa pada uji
pratindakan sebelum menggunakan media
pop up book menunjukkan bahwa bahwa
rata-rata ketuntasan klasikal yang memenuhi
KKM (≥75) hanya sebesar 12,5% atau 4 siswa dari 32 siswa. Pada pembelajaran sebelum menggunakan pop up book siswa masih
kesulitan dalam membaca aksara Jawa. Hal
ini terbukti dari hasil uji pratindakan siswa
tidak dapat membaca kata atau kalimat berhuruf Jawa dengan struktur kalimat yang
tepat sehingga kalimat yang terbentuk tidak
bermakna. Selain itu pengucapannya masih
terbata-bata dan pelafalan kata atau kalimat
59

Didaktika Dwija Indria
ISSN: 2337-8786

'LGDNWLND'ZLMD,QGULD9ROXPH1RPRU, hlm. 55 - 60
capai kategori terampil membaca aksara
Jawa. Pada penelitian ini masih ada sekitar 4
siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM. Ada satu siswa yang pendiam, ada
siswa yang berasal dari luar pulau Jawa dan
dua siswa lainnya sudah bisa akan tetapi
harus banyak berlatih. Guru sudah mencoba
melakukan cara untuk mengatasi hal tersebut
antara lain sering melibatkan siswa dalam
setiap tahap pembelajaran misalnya saat penyampaian hasil diskusi kelompok, sering
mengontrol langsung pada siswa tersebut saat
pembelajaran sehingga dapat lebih intens
dalam memberikan pengajaran. Hal ini ternyata belum dapat membuat siswa tersebut
memperoleh nilai sesuai KKM yang telah
ditetapkan, sehingga peneliti menyerahkan
empat siswa tersebut kepada guru kelas
untuk mendapatkan bimbingan lanjutan khususnya pada materi membaca aksara Jawa.
Berdasarkan pembahasan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media pop up book dalam pembelajaran Ba-

hasa Jawa dapat meningkatkan keterampilan
membaca aksara Jawa siswa kelas IV salah
satu SD Negeri di Boyolali tahun ajaran
2017/2018.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam dua
siklus, diperoleh hasil keterampilan membaca
aksara Jawa pada siswa kelas empat menggunakan media pop up book mengalami
peningkatan di setiap siklusnya. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media pop up book dapat meningkatkan hasil
keterampilan membaca aksara Jawa pada
siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali tahun ajaran 2017/2018. Pembelajaran
menggunakan media pop up book dapat
berjalan dengan baik dan lancar serta diperoleh hasil sebanyak 28 siswa atau 87,50%
siswa mendapatkan nilai lebih dari sama
dengan 75 atau termasuk ke dalam kategori
terampil.

DAFTAR PUSTAKA
Birmingham, Duncan. 2006. Pop-Up A Manual of Paper Mechanism. Diperoleh pada 4
Desember 2017 dari http://www.basearts.com/artquest/handouts/Pop%20up_a%20manual%20of%20paper.pdf
Danusuprapta. 2002. Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusatama.
Dyk, Van Stephen. 2011. Paper Engineering: Fold, Pull, Pop, and Turn. Diperoleh pada 4
Desember 2017 dari http://www.sil.si.edu/pdf/FPPT_brochure.pdf.
Hadiwirodarsono. 2010. Belajar Membaca dan Menulis Aksara Jawa. Surakarta: Kharisma.
KATS, J. 1953. Punika Papethikan Saking Serat Jawi Ingkang Tanpa Sekar. Jakarta: Nurhoppolep.
Rohmadi, Muhammad dan Lili Hartono. 2011. Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
Teori dan Pembelajarannya. Surakarta: Pelangi Press.
Ruiz, Conrado R, dkk. 2014. Multi-Style Paper Pop Up Designs from 3D Models. Diperoleh
4 Desember 2017 dari https://www.comp.nus.edu.sg/~lowkl/publications/multistyle_popup_eg2014.pdf.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran . Yogyakarta: Pendagogia.
Sutrisna, Wibawa. 2011. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa di Sekolah.
Yogyakarta: FBS UNY.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Yulianti, Nanik, dkk. 2017. The Development of Pop Up Story Book for Improving Language
Ability. Diperoleh 10 Maret 2018 dari https://valleyinternational.net/thijsshi/v4i8/9%20theijsshi.pdf
60

Didaktika Dwija Indria
ISSN: 2337-8786

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25