Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Siswa Kelas 4 di SD Negeri Sidorejo Kidul 03 Kecamatan Tingkir Kota Sala

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga semester 1 Tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas 4
di SDN Sidorejo Kidul 03 adalah sebanyak 28 yang terdiri dari 18 siswa laki laki
dan 10 siswa perempuan.
4.2. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian yang suah dilakukan akan dipaparkan sebagi berikut :
4.2.1. Kondisi Pra siklus\
Objek penelitian adalah hasil belajar IPA siswa, hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan dengan guru kelas, diketahui bahwa karakteristik
siswa kelas 4 di SDN Siderejo Kidul 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dilihat
dari segi hasil belajarnya masih kurang. Hal ini dapat dilihat dengan keadaan
siswa yang kurang aktif menjawab pertanyaan guru, kurang memperhatikan
penjelasan guru, dan belum merasa senang saat mengikuti pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA biasanya dilakukan dengan metode ceramah dan tanya
jawab. Siswa diberi penjelasan materi oleh guru, kemudian diberi pertanyaanpertanyaan lisan terkait materi yang dijelaskan. Sebagian besar waktu belajar
siswa digunakan untuk mendengarkan penjelasan guru. Saat guru memberi
penjelasan ada beberapa siswa memperhatikan, beberapa siswa kadang
memperhatikan tetapi kadang bercanda dengan teman, ada juga anak sebentarsebentar izin keluar kelas. Pada awal tanya jawab, siswa aktif menjawab

pertanyaan guru, siswa lainnya kurang aktif menjawab pertanyaan guru, hanya
sekedar ikut-ikutan berteriak, dan siswa tidak menjawab pertanyaan sama sekali.
Semakin lama tanya jawab dilakukan, semakin banyak siswa yang kurang aktif
menjawab pertanyaan guru.

Sebagian besar siswa merasa tidak senang saat

mengikuti pembelajaran IPA. Siswa marasa bosan dengan pembelajaran karena
hanya mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru selanjutnya
mengerjakan lembar evaluasi. Siswa merasa tidak senang karena jarang diminta
untuk beraktivitas dalam pembelajaran IPA.
41

42

Kondisi pra siklus merupakan kondisi awal sebelum diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam
pelajaran IPA materi Hewan dan Jenis Makanannya Pada kondisi pra siklus ,
diketahui bahwa dari total 28 siswa, 17 siswa dinyatakan belum tuntas dari nilai
KKM (70) yang ditetapkan sekolah, sementara yang tuntas hanya 11 siswa.

Persentase berdasarkan ketuntasan skor hasil belajar IPA siswa kelas 4 Pra siklus.
Berikut ini adalah hasil pengamatan minat belajar siswa pada kondisi awal dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017 Pra siklus
Kriteria Hasil
Belajar
≥ 70
Tuntas
Tidak Tuntas
 70
Jumlah
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-Rata

Skor


Pra Siklus
Jumlah siswa
11
17
28

Persentase (%)
39%
61%
100%
75
45
64

Tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas
4 sebanyak 28 orang yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki
menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa (61%) dan siswa yang
belum tuntas sebanyak 11 siswa (39%). Hasil perolehan nilai tertinggi 75 dengan
jumlah siswa sebanyak 3 orang, nilai terendahnya 45 dengan jumlah siswa
sebanyak 1 orang dan nilai rata-rata 64. Selanjutnya untuk lebih jelas hasil

perolehan ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam Gambar 4.1 berikut ini:

43

Pra Siklus

61%

39%

Tuntas
Belum Tuntas

Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan
Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017 Pra siklus

Gambar 4.1 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA kelas 4 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa

(39%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa (61%). Hasil perolehan
Nilai terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata dari tabel tersebut disajikan
dalam Gambar 4.2 berikut ini:
75

Pra Siklus
64
45

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-Rata

Gambar 4.2
Diagram Batang Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Nilai Tertinggi, Nilai
Terendah, dan Nilai Rata-rata Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga
Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus


44

Gambar 4.2 diketahui bahwa nilai tertinggi pra siklus adalah 75, nilai
terendah 45 dan nilai rata-rata 64. Dari data yang diperoleh, maka diperlukan
upaya untuk menindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas ini telah disetujui oleh guru kelas dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang
dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus dua pertemuan).
4.3 Siklus I
Pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan sumber-sumber
makanan Dalam siklus I

ini dilakukan melalui dua

kali pertemuan dengan

rinciannya sebagai berikut:
A. Perencanaan
Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 6 dan 13
September 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti

dengan guru kelas 4 membahas hal-hal untuk menentukan model yang sesuai
dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan kondusif. Peneliti membuat RPP kemudian bersama dengan guru kelas
memeriksa kembali

RPP siklus 1 untuk mata pelajaran IPA materi Sumber

Makanan dari tumbuhan tumbuhan merupakan sumber makanan yang sangat
penting untuk hewan materi tersebut meliputi 1) Tanpa ada tumbuhan, hewan apa
pun tidak dapat hidup,baik secara langsung maupun tidak langsung 2) Bagianbagian tumbuhan yang menjadi makanan bagi hewan, antara lain, daun, buah,
bunga,batang, umbi, dan akar. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran,
peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD), adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.
Kemudian peneliti menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan serta
lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh
observer untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan,
peneliti juga merancang alat evaluasi berupa soal tes tertulis yang akan menguji
siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan yang dilakukan tersebut
diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran,
artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan


45

yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat
berjalan dengan lancar.
B. Tindakan
Pertemuan pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 6 September 2016
melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan awal
Sebelum pelajaran dimulai guru dan siswa berdoa terlebih dahulu, kemudian
mengabsen siswa. Guru mempersiapkan alat dan sumber belajar yang akan
digunakan dalam pembelajaran Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya
kepada siswa ” Coba kalian sebutkan Bagian-bagian tumbuhan yang menjadi
makanan bagi hewan?”. Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan
yang akan dilakukan. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok masingmasing 4-5 orang .
2. Kegiatan inti
Siswa memperhatikan sebuah video tentang 3 jenis makanan hewan pada
penggolongan hewan. Kemudian siswa menyebutkan gambar apa saja yang ada di
dalam video yang sudah dilihat. Kemudian peneliti menerangkan materi tentang

jenis-jenis makanan hewan. Peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok
pembagian kelompok dilakukan secara acak, masing-masing kelompok terdiri dari
5 siswa. Peneliti membagikan soal tentang jenis makanan hewan kepada setiap
kelompok, masing-masing kelompok berdiskusi untuk mengerjakan soal yang
sudah diberikan oleh peneliti. Peneliti membimbing dan mengawasi dalam diskusi
di dalam kelompok agar suasana kelas tetap tenang. Masing-masing kelompok
bekerja sama dalam mengisi soal yang berupa tabel, dalam setiap kelompok ada
yang mendapatkan tugas untuk menempel gambar dan menulis nama hewan
berdasarkan jenis makanannya. Setelah waktu mengerjakan selesai peneliti
menunjuk salah satu kelompok maju ke depan untuk
diskusi

mempresentasikan hasil

dalam kelompok. Peneliti bersama siswa membahas hasil diskusi setiap

kelompok. Peneliti memberikan pemantapan materi kepada siswa tentang jenisjenis makanan hewan. Kemudian peneliti memberikan soal evaluasi tentang jenis-

46


jenis hewan yang dikerjakan di dalam kelompok. Setiap perwakilan kelompok
yang berani untuk maju kedepan akan mendapatkan sebuah penghargaan dari
peneliti yaitu berupa satu buah bintang. Di akhir kegiatan inti, peneliti
memberikan penguatan materi dan jawaban yang benar pada soal yang sudah
diberikan.
Selama kegiatan inti berlangsung, pengajar melakukan penilaian proses.
Penilaian yang dilakukan menyangkut penilaian afektif dan psikomotor siswa.
Untuk memantapkan materi yang dipelajari, pengajar memberikan umpan balik
dan penguatan terhadap proses pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) dalam menjawab soal yang berkaitan dengan makanan hewan bersumber
dari tumbuhan. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pengajar juga
memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami.
3. Kegiatan akhir
Kegiatan penutup guru bersama-sama dengan siswa membuat penegasan
atau kesimpulan tentang materi belajar makanan hewan bersumber dari tumbuhan,
yang telah ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD). Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari
lagi materi tersebut. Pengajar juga menyampaikan pembelajaran yang dipelajari

pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 13 September 2016
dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu menjelaskan tentang sumber
makanan dari hewan yaitu beberapa jenis hewan merupakan sumber makanan
bagi hewan lainnya. Biasanya, hewan yang menjadi sumber makanan bagi hewan
lain adalah hewan pemakan tumbuhan. Akan tetapi, ada juga hewan pemakan
daging yang dimakan oleh pemakan daging lainnya. Pada pertemuan kedua kali
ini terdapat satu indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menjelaskan
pengaruh banjir. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada siklus I
pertemuan kedua:

47

1.

Kegiatan awal
Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan

yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran
dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum melakukan
kegiatan apersepsi, pengajar melakukan kegiatan prasyarat dengan menanyakan
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan
menunjukankan gambar tentang sumber makanan dari hewan. Setelah apersepsi,
guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus ditempuh dalam pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) dan guru juga membagi siswa
kedalam kelompok yang hetrogen dalam setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya.
2.

Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, siswa diberikan permasalahaan yang berkaitan dengan

sumber makana, yakni dengan memberikan teks bacaan mengenai tentang sumber
makanan dari hewan memberikan soal-soal yang berkaitan dengan tentang sumber
makanan dari hewan. Dari teks bacaan tersebut secara berkelompok siswa
melakukan penyelidikan untuk menjawab soal-soal yang telah diberikan
sebelumnya. Selama kegiatan tersebut berlangsung, pengajar berperan sebagai
fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menyebutkan contoh, tentang sumber
makanan dari hewan. Setelah mendapatkan pengarahan dari pengajar, kemudian
mereka berdiskusi dengan kelompok untuk menyebutkan contoh, tentang sumber
makanan dari hewan. Jawaban yang ditemukan kemudian ditulis di kertas
jawaban yang telah dibagikan sebelumya. Suasana pada saat ini juga lebih
terkendali dari pada pertemuan pertama, lebih banyak siswa yang menanggapi
atau mengomentari hasil presentasi. Untuk memantapkan siswa mengenai materi
yang dipelajari, pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam menyebutkan
contoh, tentang sumber makanan dari hewan. Pengajar dan siswa melakukan
refleksi dalam mengikuti pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD). Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum dipahami.

48

Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan dalam menyebutkan
contoh, tentang sumber makanan dari hewan yang telah ditemukan di depan kelas.
Suasana pada saat ini juga lebih terkendali daripada pertemuan pertama, lebih
banyak siswa yang menanggapi atau mengomentari hasil presentasi. Untuk
memantapkan siswa mengenai materi yang dipelajari, pengajar memberikan
umpan balik dan penguatan terhadap proses pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dalam menyebutkan contoh, tentang sumber
makanan dari hewan. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pengajar juga
memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami.
3. Kegiatan akhir
Kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang sumber
makanan dari hewan, setelah itu guru bersama siswa merefleksi proses
pembelajaran. Tindak lanjut guru melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar
tes formatif untuk dikerjakan secara individu selanjutnya guru menutup
pembelajaran dengan salam penutup.
C. Observasi
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan
dibantu oleh teman peneliti. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan yang sudah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan observasi yang
diakukan oleh guru kelas 4 dalam proses pembelajaran siklus I pertemuan 1
sudah sesuai dengan RPP yang sudah dibuat oleh peneliti. Pada saat melakukan
pembelajaran siswa masih terlihat bingung dalam mengikuti pembelajaran.
Namun saat pembelajaran sudah berjalan, siswa sudah mulai dapat mengikuti
pelajaran dengan baik. Pada pertemuan pertama terdapat sedikit kendala yaitu
pada pembagian kelompok yang dilakukan secara acak. Jadi ada beberapa siswa
yang tidak mau dijadikan satu kelompok dengan teman yang lain. Kendala
tersebut dapat diatasi dengan baik sehingga pembelajaran dapat dilakukan
kembali. Kegiatan pembelajaran ini sangat menarik karena siswa belajar di dalam
kelompok.

49

Pada proses pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung sesuai dengan
RPP yang sudah dibuat oleh peneliti. Secara keseluruhan pembelajaran yang
dilakukan pada pertemuan ke 2 berjalan dengan lancar dan baik. Pada saat
pembelajaran berlangsung ada sedikit kendala yaitu ada siswa yang ramai sendiri
saat pembelajaran sedang dimulai dan membuat kelas menjadi ramai. Hal ini
membuat pembelajaran sedikit agak terganggu. Namun, peneliti dapat membuat
kelas kembali tenang kembali dan pembelajaran berjalan dengan baik. Saat berada
didalam kelompok siswa sangat kompak dalam melakukan diskusi bersama
kelompok. Hal ini membuat siswa antusias dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh peneliti.
D.

Refleksi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pelaksanaan penelitian siklus I

pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 secara keseluruhan sudah sesuai dengan RPP
yang sudah dibuat oleh peneliti. Siklus I yang membahas materi tentang jenisjenis makanan hewan. Pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 berlangsung sesuai
dengan rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD). Materi

pembelajaran dapat disampaikan dengan baik walaupun masih sedikit grogi dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Pada awal pembelajaran siswa terlihat masih
bingung, karena pembelajaran dilakukan oleh peneliti bukan oleh guru kelas. Saat
pembelajaran dimulai dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division (STAD),
Dari pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan
kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi dari siklus I
adalah pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit hambatan
yaitu sebagai berikut: Pada awal pertemuan, siswa masih belum memahami
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan benar kemudian
kelas masih ribut ketika siswa kerja kelompok. Tidak semua kelompok
memberikan komentar dan tanggapan terhadap hasil presentasi temannya
selanjutnya beberapa siswa juga sering menertawakan anggota kelompok lain saat
mempresentasikan hasil kerja kelompok nya didepan kelas,sehingga suasana

50

menjadi gaduh, Guru belum memberikan reward/penguatan pada siswa yang
menjawab benar. Saat kegiatan evaluasi masih terdapat beberapa siswa yang
berusaha untuk membuka catatan dan Waktu pembelajaran yang terbatas,
menjadikan proses pembelajaran belum dilaksanakan maksimal. Siklus I
pertemuan 2 dilakukan yang membahas materi tentang pengelompokan hewan
berdasarkan jenis makanannya. Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan
RPP yang sudah dibuat oleh peneliti. Dalam penyampaian materi, dibuat agar
mudah dipahami oleh siswa. Siswa sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Secara keseluruhan pembelajaran pada pertemuan 2 dapat berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat oleh peneliti. Waktu
yang digunakan saat pembelajaran masih tersisa sedikit dan digunakan oleh siswa
untuk merapikan buku dan alat tulis sebelum istirahat. Berdasarkan hasil
penelitian dan refleksi, hasil belajar siswa pada penelitian siklus I sudah
mengalami peningkatan dibandingkan

dengan kondisi awal yang diperoleh

peneliti. Namun peneliti masih merasa belum maksimal pada penelitian siklus I,
sehingga peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II.
4.3.1. Hasil Analisis Data
Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang
hasil belajar siswa
4.3.2

Analisis Hasil Belajar Siklus I
Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang

hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari temuan hasil penelitian
diperoleh

hasil

perbaikan

pembelajaran

yang telah

dilaksanakan

pada

pembelajaran siklus I. Hasil tes siklus I mengalami peningkatan dari hasil tes pada
data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal pra siklus, diketahui
nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 64 meningkat
menjadi 68 pada siklus I. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.2 di
bawah ini:

51

Tabel 4. 2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I
Kriteria Hasil
Belajar
≥ 70
Tuntas
Belum
Tuntas
 70
Jumlah
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Nilai rata-rata

Skor

Siklus I
Jumlah siswa
19
9
28

Persentase (%)
68%
32%
100%
80
50
68

Tabel 4:2 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan model pembelajaran
koopratif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dari 28 siswa yang
mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 19 siswa (68%) tuntas atau mampu
mencapai KKM 70 dan 9 siswa (32%) tidak tuntas atau masih berada dibawah
KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 80 dan nilai terendah 50 dengan
nilai rata-rata kelas adalah 68. Selanjutnya untuk lebih jelas hasil perolehan
ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam diagram batang 4.3 berikut ini:

Siklus I
32%
68%

Tuntas
Belum Tuntas

Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan
Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I

52

Gambar 4.3 diketahui bahwa ketuntasan

hasil belajar siswa setelah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) menunjukkan siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa (68%) dan
siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa (32%) adapun KKM IPA adalah 70.
Hasil perolehan nilai tertinggi 80 sebanyak 2 orang, nilai terendahnya 50
sebanyak 1 orang, dan nilai rata-rata adalah 68, selanjutnya hasil belajar siswa
disajikan dalam diagram batang 4.4 berikut ini:

80

Siklus I
68
50

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-Rata

Gambar 4.4 Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA
Berdasarkan Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata Pra siklus
dan Siklus I Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga
Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I
4.3.3

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I
Membandingkan ketuntasan belajar pra siklus dengan setelah tindakan

pada siklus I dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) memberikan
pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA
materi penggolongan hewan dan jenis makanannya Berikut ini disajikan dalam
Tabel 4.3 perbandingan ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah tindakan
pada siklus.

53

Tabel 4.3
Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03
Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017
Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
Total
Rata-rata
Nilai tertinggi
Nilai terendah

Pra Siklus
Jumlah siswa
11
17
28
64
75
45

%
39
61
100

Siklus I
Jumlah siswa
19
9
28
68
80
50

%
68
32
100

Tabel 4.3 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase
ketuntasan belajar siswa. Jika pra siklus, siswa yang tuntas belajar adalah 11 siswa
(39%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada
siklus I, dimana siswa yang tuntas menjadi 19 siswa (68%) dari total jumlah
siswa. Hasil ini menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan

belajar siswa yaitu 8 siswa (29%). Jumlah siswa yang belum tuntas pra siklus
adalah 17 siswa (61%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I
menjadi 9 siswa (32%). Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah
siswa yang belum tuntas yaitu 8 siswa (29%). Berikut ini disajikan dalam diagram
batang gambar 4.5 perbandingan jumlah ketuntasan belajar siswa pra siklus dan
setelah diberikan tindakan pada siklus I.

54

Pra Siklus

Siklus I

68%
61%
39%
32%

Tuntas

Belum Tuntas
Gambar 4. 5

Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03
Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

Tabel 4.4 dan Gambar 4.5 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah
maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika pra siklus , siswa yang tuntas
belajar adalah 9 siswa (45%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah
diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas menjadi 14 siswa
(70%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 5 siswa (25%). Jumlah siswa
yang belum tuntas pra siklus

adalah 11 siswa (55%) dan berkurang setelah

diberikan tindakan pada siklus I menjadi 6 siswa (30%).
Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang
belum tuntas yaitu 5 siswa (25%). Pra siklus diketahui Nilai tertinggi yang dicapai
siswa adalah 75 dengan jumlah siswa sebanyak 3 orang nilai terendah 45 dengan
jumlah siswa sebanyak

2 orang dan nilai rata-rata kelas adalah 76 sedangkan

hasil siklus 1 Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 80 dengan jumlah siswa
sebanyak 2 orang dan nilai terendah 50 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang
dan nilai rata-rata kelas adalah 68. Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.4
perbandingan Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata hasil belajar siswa pra siklus
dan setelah diberikan tindakan pada siklus I.

55

80
75

Pra siklus

Siklus 1
64

68

50
45

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

rata-rata

Gambar 4.6
Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Nilai
Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata Pra siklus dan Siklus I Siswa Kelas 4 SDN
Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I

Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan
tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan
hasil yang diharapkan yaitu minimal 90% dari total siswa tuntas belajar atau
tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 70. Dengan kata lain, dengan hasil ini
diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II.

4.4 Siklus II
Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan penggolongan
hewan berdasarkan makanan Siklus II ini dilakukan melalui dua pertemuan
dengan rincian sebagai berikut :
A. Perencanaan
Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 20 dan 27
September 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti
dengan teman sejawat membahas hal-hal untuk menentukan model yang sesuai
dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan kondusif. Peneliti membuat RPP kemudian bersama dengan guru kelas
memeriksa kembali RPP siklus II untuk mata pelajaran IPA materi tentang hewan

56

pemakan tumbuhan (herbivor) dan hewan pemakan daging (karnivor) yang telah
disusun dan dicermati setiap butir yang dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan.
Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD),
adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan
alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan serta lembar observasi kinerja guru
dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer untuk mengetahui
sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan, peneliti juga merancang alat
evaluasi berupa soal tes tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan materi
tersebut. Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi
pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program
tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah
pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan
lancar.
B. Tindakan
Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 20 September 2016 melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Sebelum pelajaran dimulai guru dan siswa berdoa terlebih dahulu, kemudian
mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa
”Bagian apa dari tumbuhan yang dijadikan sebagai makanan hewan herbivor?”.
Setelah kegiatan itu, guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok masing-masing 4-5 orang
anggota.
2. Kegiatan inti
Guru menjelaskan secara singkat materi tentang hewan pemakan tumbuhan
(herbivor) dan hewan pemakan daging (karnivor) menggunakan LCD. Kemudian
masing- masing kelompok diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan cahaya
dapat dibiaskan. Setelah itu, Siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi
tentang pengertian hewan pemakan tumbuhan (herbivor) dan hewan pemakan

57

daging (karnivor). Guru bertanya kepada siswa tentang ciri-ciri hewan pemakan
tumbuhan (herbivor) dan hewan pemakan daging (karnivor)

untuk menggali

pengetahuan siswa. Siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan apa yang
telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan

berdiskusi untuk

menjawab pertanyaan lembar kerja siswa (LKS) yang guru berikan, dimana pada
LKS, siswa diminta untuk menyebutkan ciri-ciri hewan pemakan tumbuhan
(herbivor) dan hewan pemakan daging (karnivor), guru berkeliling untuk
mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang
memerlukan

bantuan.

Setelah

itu,

guru

meminta

setiap

kelompok

mempresentasikan jawaban dan hasil kerja kelompok yang telah mereka lakukan
di depan kelas. Sementara itu, siswa dari kelompok lain menanggapi atau
mengomentari hasil dari kelompok yang presentasi. Guru memberikan umpan
balik dan penguatan terhadap kerja siswa. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok dan memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.
3.

Kegiatan akhir
Kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang Pengertian

dan ciri-ciri hewan pemakan tumbuhan (herbivor) dan hewan pemakan daging
(karnivor), setelah itu guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang
pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pesan moral serta tindak
lanjut.
Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 27 September 2016 melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan awal
Untuk mengawali pelajaran, guru dan siswa berdoa terlebih dahulu, kemudian
mengabsen siswa. Setelah itu, guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi
yang telah di pelajari siswa pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru
menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian guru membagi
siswa dalam kelompok masing-masing 4-5 orang.

58

2. Kegiatan inti
Guru menjelaskan secara singkat materi tentang hewan pemakan tumbuhan
dan daging (omnivor) menggunakan LCD. Kemudian masing- masing kelompok
diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan hewan pemakan tumbuhan dan
daging (omnivor). Setelah itu, Siswa diberikan kesempatan untuk membaca
materi tentang pengertian hewan pemakan tumbuhan dan daging (omnivor). Guru
bertanya kepada siswa tentang ciri-ciri hewan pemakan tumbuhan dan daging
(omnivor) yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari – hari untuk menggali
pengetahuan siswa. Siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan apa yang
telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan lembar kerja siswa (LKS), dengan menyebutkan contoh
hewan pemakan tumbuhan dan daging (omnivor), guru berkeliling untuk
mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang
memerlukan

bantuan.

Setelah

itu,

guru

meminta

setiap

kelompok

mempresentasikan jawaban dan menunjukan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas. Sementara itu, siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari
hasil dari kelompok yang presentasi. Guru memberikan umpan balik dan
penguatan terhadap kerja siswa. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
dan memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.
3. Kegiatan akhir
Kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi
hewan pemakan tumbuhan dan daging (omnivor). Setelah itu guru bersama siswa
merefleksi proses pembelajaran. Tindak lanjut guru melaksanakan evaluasi
dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu selanjutnya
guru menutup pembelajaran dengan Salam penutup.
C. Observasi
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan
dibantu oleh teman peneliti. Peneliti mengamati saat proses pembelajaran
apakah sesuai dengan rencana pembelajaran untuk mengamati keaktifan siswa
dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan yang sudah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan observasi yang

59

dilakukan oleh peneliti pada proses pembelajaran siklus II pertemuan 1.
Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat
oleh peneliti. Dalam mengikuti pembelajaran, siswa sangat bersemangat dan
antusias. Di dalam kelompok yang sudah dibentuk oleh peneliti, siswa sangat
semangat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setiap kelompok maju
ke depan kelas secara bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusi di
dalam kelompok mereka. Setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya dengan baik, namun ada juga siswa yang kurang percaya diri untuk
membacakan hasil diskusi kelompok mereka. Semua siswa terlibat di dalam
pembelajaran, sehingga siswa sangat senang dalam kegiatan pembelajaran
yang sudah di lakukan.
Pada pertemuan pertama siklus 2 siswa sudah terbiasa terhadap
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) sehingga pembelajaran dilakukan
dengan aktif dan kondusif selanjutnya pertemuan kedua yang dilakukan guru
sudah dapat dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningktanya hasil
ketuntasan belajar siswa yaitu 26 siswa atau 90% siswa tuntas. Dapat
disimpulkan pembelajaran yang dilakukan dalam penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
pada siklus 2.
Uraian diatas peneliti dan guru kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03
menyimpulkan hasil refleksi pada siklus 2, bahwa pembelajaran IPA dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) pada siklus 2 sudah terlaksana secara optimal. Penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil dari refleksi siklus 2 ini, maka peneliti dan guru yang
bersangkutan membuat kesepatan untuk menghentikan tindakan pada siklus 2.
D. Refleksi
Pembelajaran berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement

60

Division (STAD). Pada saat kegiatan belajar mengajar, siswa terlihat antusias dan
senang dalam mengikuti pelajaran. Alokasi waktu yang digunakan sudah tepat.
Pada siklus II pertemuan 1 terdapat permasalahan yaitu siswa masih ramai di
dalam kelas saat awal pembelajaran, namun dapat diatasi dengan baik oleh
peneliti. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Siklus II pertemuan 2 yang membahas tentang materi ciri-ciri hewan
karnivora, herbivora, dan omnivora. Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai
dengan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pada pemberian
materi dibuat agar mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran dilakukan dengan
cara berkelompok, sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara
kelompok dan membuat siswa dapat lebih mudah memahami materi pelajaran.
Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran pada pertemuan 2 dapat
berjalan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah disusun oleh
peneliti. Alokasi waktu yang digunakan sudah tepat waktu.
4.4.1 Analisis Hasil Belajar Siklus II
Hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Hasil tes siklus II mengalami
peningkatan dari hasil tes pada data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa
data awal pra siklus, diketahui nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara
keseluruhan sebesar 68 meningkat menjadi 76 pada siklus II. Hasil analisis
pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan
diperoleh hasil yang tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini:

61

Tabel 4. 4
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus II
Kriteria Hasil
Belajar
≥ 70
Tuntas
Belum Tuntas
 70
Jumlah
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Nilai rata-rata

Skor

Siklus II
Jumlah siswa
26
2
28

Persentase (%)
93%
7%
100%
90
60
76

Tabel 4:4 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan model pembelajaran
koopratif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dari 28 siswa yang
mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 26 siswa (93%) tuntas atau mampu
mencapai KKM 70. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dengan jumlah
siswa sebanyak 1 orang dan nilai terendah 60 dengan jumlah siswa sebanyak 1
orang dan nilai rata-rata kelas adalah 76 dan 2 siswa ( 7%) tidak tuntas atau masih
berada dibawah KKM. Selanjutnya untuk lebih jelas hasil perolehan ketuntasan
belajar tersebut disajikan dalam diagram batang 4.5 berikut ini:
7%

Siklus II
93%

Tuntas
Belum Tuntas

Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03
Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus II

Gambar 4:7 diketahui bahwa setelah penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dari 28 siswa kelas

62

4 terdapat 93% siswa yang tuntas belajar dan 7% siswa tidak tuntas belajar.
Adapun KKM IPA adalah 70. Berikut ini disajikan dalam gambar 4.8 Nilai
tertinggi, Terendah dan rata-rata hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada

siklus II.
90

Siklus II

76

60

nilai tertinggi

nilai terendah

rata-rata

Gambar 4.8 Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA
Berdasarkan Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata Pra siklus
dan Siklus I Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga
Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I

Dari gambar 4.8 diketahui nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan
nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata kelas adalah 76.
4.5. Pembahasan
4.5.1. Analisis Deskriptif Komparatif Hasil Penelitian
Membandingkan ketuntasan belajar pra siklus dengan setelah tindakan
pada siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berikut disajikan
dalam Tabel 4.5 perbandingan ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah
tindakan pada siklus II.

63

Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
Jumlah
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-Rata

Tabel 4. 1
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
11
39
19
68
26
93
17
61
9
32
2
7
28
100
28
100
28
100
75
80
90
45
50
60
64
68
76

Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra
siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang
tuntas belajar adalah 11 siswa (39%), pada siklus I menjadi 19 siswa (68%) dan
pada siklus II menjadi 26 siswa (93%). Sedangkan siswa yang belum tuntas
jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 17 siswa (61%) belum tuntas,
pada siklus I masih 9 siswa (32%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 2
siswa (7%). Nilai tertinggi siswa meningkat yaitu pada pra siklus 75, siklus I nilai
tertinggi yaitu 80 dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu 90. Nilai terendah pra
siklus 45, siklus I 50 dan siklus II nilai terendah 60. Rata-rata siswa dari pra siklus
ke siklus II juga mengalami peningkatan dari pra siklus 64 menjadi 68 ke siklus I
atau naik sebesar 4 dan pada siklus II menjadi 76 atau naik sebesar 2. Selanjutnya
untuk memperjelas perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari
pra siklus sampai dengan Siklus II. Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.9
perbandingan nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata rata belajar siswa Pra
siklus, siklus I dan setelah diberikan tindakan pada siklus II

64

pra siklus

siklus 1

siklus 2

90
80

75

76
64

60
45

nilai tertinggi

68

50

nilai terendah

rata-rata

Gambar 4. 9 Perbandingan Nilai Tertinggi,Terendah dan Nilai Rata Rata
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II
Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.9 perbandingan jumlah ketuntasan
belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus II.
Pra Siklus

Siklus I

76

Siklus II
64

68

26
19
11

17
9
2

Tuntas

Tidak tuntas

Nilai Rata rata

Gambar 4.10 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus 1
dan Siklus II
Berdasarkan Tabel 4.5 dan Gambar 4.10 diketahui bahwa terjadi
peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. dapat dilihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti
untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 11 siswa

65

atau 39% Jika siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 19 siswa (68%) dari total
jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus II,
dimana siswa yang tuntas menjadi 26 siswa (93%) dari total jumlah siswa. Hasil
ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar
siswa yaitu 8 siswa (15%). Jumlah siswa yang belum tuntas siklus I adalah 19
siswa (68%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus II menjadi 26
siswa (93%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah
siswa yang belum tuntas yaitu 2 siswa (7%).
Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus
II, diketahui bahwa ketuntasan belajar sudah memberikan hasil yang diharapkan
yaitu minimal 90% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang
ditetapkan sekolah = 70.
Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Pembelajaran ini menuntut siswa untuk mengembangkan kerja tim, ketrampilan
belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak
mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi
sendirian sehingga mengajak siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan
mengembangkan sikap rasa percaya diri siswa untuk menjawab pertanyaan.
Sehingga Tugas guru dalam pembelajaran ini bukan sebagai pentransfer
pengetahuan tetapi hanya sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran pembelajaran
ini siswa belajar secara berkelompok sehingga akan dapat mengoptimalkan
kerjasama siswa dalam kelompok kecil. Setelah itu, siswa juga diminta untuk
mempresentasikan hasil penyelesaiannya di depan kelas dan kelompok lain
memberikan komentar atau tanggapan. Dominasi guru dalam pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) menjadi kurang
sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha
mengoptimalkan interaksi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

66

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa siswa yang tuntas pra siklus
adalah 11 siswa (39%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 19 siswa (68%). Setelah diberikan
tindakan pada siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 26
siswa (93%). Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 17
siswa (61%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 9 siswa
(32%). Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 2 siswa (7%)
yang belum tuntas.
Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika
pembelajaran maka dapat diketahui bahwa 2 siswa tersebut dalam pembelajaran
sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam memahami dan
menguasai materi pembelajaran dibandingkan dengan teman-temannya. Terhadap
2 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
disebabkan karena anak tersebut kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal
maupun tugas yang diberikan oleh guru rendah sekali, Siswa tersebut diminta
untuk mengerjakan soal yang sama dengan soal tes untuk dikerjakan dirumah
dengan bimbingan orang tua, teman, ataupun orang yang dianggap dapat
memberikan bimbingan. Nilai hasil soal yang dikerjakan di rumah tersebut
digunakan untuk memperbaiki Nilai tes formatif setara dengan standar Nilai
kriteria ketuntasan minimal.
Upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division (STAD), materi Penggolongan Hewan
Dan Makanannya pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03, berhasil dilakukan.
Selain meningkatkan ketuntasan belajar, menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran
IPA materi Penggolongan Hewan Dan Makanannya , juga meningkatkan kinerja
guru dan aktivitas siswa. Pada siklus I, kinerja guru masuk dalam kategori cukup
baik. Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus II, kinerja guru meningkat
menjadi baik sekali. Setelah dilaksanakan perbaikan tindakan pada siklus II,
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

model pembelajaran

67

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), masuk dalam
kategori baik sekali.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Rahmawati (2011) yang berjudul dalam sikripsinya yang berjudul
“Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Tentang Pecahan Siswa Kelas 4 Semester Ganjil Tahun
Ajaran 2011/2012.”. Selain itu, penelitian tindakan yang dilakukan oleh
Sumiyatik, Sri (2012) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Tema Pasar Melalui Metode Student Team Archievement
Division (STAD) Kelas III SD Negeri Besani Blado Batang Semester 2 Tahun
2012.” Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya.
Hasil penelitian ini juga mendukung pernyataan teoritis tentang model
pembelajaran menurut Slavin (2005: 11-12) penjelasan mengenai Student Teams
Achievement Division (STAD) adalah para siswa dibagi dalam tim belajar yang
terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin,
dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja
dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua mengerjakan kuis mengenai
materi secara sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk
saling bantu. Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian
mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin
berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan dengan hasil yang
mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh
skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan
sertifikat atau penghargaan lainnya dengan demikian terbukti bahwa model
pembelajaran

Student

Teams

Achievement

Division

(STAD)

ini

dapat

meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, materi
Penggolongan Hewan Dan Makannannya pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Kidul
03 Kota Salatiga, Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20