BAB V DIAGRAM USE CASE

BAB V
DIAGRAM USE CASE
5.
5.1 Pendahuluan
Menurut Grady Booch (2007) dalam bukunya yang berjudul
ObjectOriented Analysis and Design With Application, use case diagram
digunakan untuk menggambarkan konteks dari sistem yang akan dibangun dan
fungsi yang dihasilkan dari sistem tersebut. Secara sederhana use case diagram
dapat mendeskripsikan serangkaian interaksi antara pengguna dengan sistem.
Dengan membuat serangkaian use case, kita dapat mendeskripsikan keseluruhan
sistem yang akan dibuat dengan singkat dan jelas. Sebuah use case diagram
dapat menjelaskan manfaat dari suatu sistem jika dilihat menurut sudut pandang
orang diluar sistem.
Use case diagram dapat juga digunakan selama proses analisa untuk
mendapatkan kebutuhan-kebutuhan (requirement) suatu sistem dan untuk
merencanakan bagaimana sistem tersebut bekerja. Dalam sebuah sistem
memungkinkan hanya terdapat satu atau beberapa use case. Adapun komponen
pembentuk use case diagram antara lain:
• Aktor (actor), menggambarkan suatu hal diluar sistem yang berinteraksi
dengan sistem.
• Use case, kegiatan/aktifitas yang disiapkan oleh sistem. Menekankan pada

“apa” yang dikerjakan oleh sistem, bukan “bagaimana” sistem itu bekerja.
• Hubungan (link), penjelasan tentang hubungan suatu komponen use case
diagram dengan komponen lainnya.
Pada Gambar 5.1 ditunjukkan contoh use case diagram dari sistem
penjualan tiket. Aktor yang berinteraksi dengan sistem terdiri dari Admin,
Penjual tiket dan Manajer. Sedangkan use case terdiri dari lihat jadwal, lihat
daftar kereta, pemesanan, lihat laporan, tambah jadwal dan tambah kereta api.
Aktor penjual tiket berinteraksi dengan use case lihat jadwal, lihat daftar kereta,
pemesanan, dan lihat laporan. Sedangkan aktor Admin berinteraksi dengan use
case tambah jadwal dan tambah kereta api. Adapun aktor Manajer hanya
berinteraksi dengan use case lihat laporan.

Gambar 5.1
Gambar 5.1
Gambar 5.1 Contoh aktor dan use case pada sistem penjualan tiket

5.2

Aktor
Sebuah use case tidak dapat menjalankan tindakan sendiri, oleh sebab itu

use case memerlukan aktor untuk memulai suatu aksi. Aktor adalah gambaran
dari orang atau benda diluar sistem yang berinteraksi dengan sistem. Contoh hal
atau sesuatu yang dapat menjadi aktor adalah:
♦ Pengguna sistem, gambaran aktor secara umum yang sering kali ada pada
setiap sistem. Pada contoh sistem Rental Mobil aktornya adalah orang yang
secara langsung berhubungan dengan sistem.
♦ Sistem lain yang berhubungan dengan sistem yang dirancang.
♦ Waktu dapat menjadi aktor apabila dalam waktu tertentu akan menjadi
pemicu use case. Contoh, pada waktu tertentu sistem akan meng-update
dirinya sendiri.
Aktor dapat menerima suatu informasi dari sistem atau memberikan
informasi kepada sistem. Karena aktor bukanlah bagian dari use case, maka
aktor hanya dapat berinteraksi dengan use case dan tidak memiliki kontrol
terhadap use case tersebut.

Gambar 5. 2 Notasi aktor
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, aktor mempunyai relasi dengan use
case dan aktor pasti akan memulai suatu use case. Kita dapat menggambarkan
relasi dalam diagram use case dengan menghubungkan notasi aktor dengan
notasi use case.


Gambar 5.3 Relasi aktor dengan use case
Aktor tidak harus berinteraksi dengan satu use case saja, tetapi aktor
dapat berinteraksi dengan banyak use case dan suatu use case dapat berinteraksi
dengan banyak aktor. Hal ini yang menyebabkan terciptanya use case diagram.
Pada saat akan membangun sistem, sebaiknya dilakukan identifikasi
siapa/apa saja yang terlibat dalam sistem yang akan dibuat sebelum membuat
use case dan aktornya. Pihak yang terlibat biasanya dinamakan stakeholder.
Langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan kebutuhan pengguna (user)

sebelum membentuk use case. Sebuah sistem dapat memiliki stakeholder
potensial yang harus dipertimbangkan bila terlibat dalam sistem. Sebagai contoh
Peretas (Cracker) dapat menjadi stakeholder dalam sistem.
Saat menentukan actor, kita harus mempertimbangkan kepentingan aktor
tersebut terhadap sistem. Sebagai contoh, pada sistem toko swalayan dibutuhkan
masukan (input) nama barang, harga, jumlah pembelian dan lain-lain. Dalam hal
ini, misalnya manajer toko yang seharusnya memberi masukan data-data
tersebut. Jadi manajer toko merupakan aktor dalam sistem toko swalayan ini.
Terdapat empat tipe aktor (Whitten, 2004) yaitu :
1.

Primary business actor yaitu stakeholder yang menerima keuntungan
dari pelaksanaan use case dengan menerima nilai terukur dan
terobservasi. Primary business actor bisa jadi tidak berelasi dengan
suatu use case. Sebagai contoh, seorang pensiunan menerima gaji
pensiun (nilai terukur) setiap tanggal 25 dari sistem yang ada. Orang
tersebut tidak memulai use case pembayaran gaji tersebut, tetapi
merupakan penerima utama dari sesuatu yang bernilai.
2.
Primary sistem actor yaitu stakeholder yang berelasi langsung dengan
suatu sistem untuk memulai suatu use case. Contoh seorang manajer
toko swalayan yang memberi masukan data-data barang.
3.
External server actor yaitu stakeholder yang menanggapi kebutuhan
pengguna use case. Contohnya biro kredit melakukan otorisasi dari
sebuah kartu kredit.
4.
External receiving actor yaitu stakeholder yang bukan pelaku utama
tetapi menerima sesuatu yang bernilai dari use case. Contohnya pihak
gudang menerima packing slip dari pelanggan.


5.3

Relasi Antar Use case
Menurut James Rumbaugh (1999) terdapat 4 tipe relasi yang digunakan
pada use case diagram, yaitu asosiasi, generalisasi, extend dan include. Berikut
adalah penjelsan dari masing-masing relasi tersbut.
1. Asosiasi
Asosiasi digunakan untuk menggambarkan interaksi antara aktor dengan
setiap use case tertentu. Relasi ini digambarkan sebagai garis penghubung
aktor terhadap use case yang berelasi dengan aktor tersebut.

Gambar 5. 4 Relasi asosiasi antara aktor dan use case

2. Generalisasi
Suatu relasi antara use case umum (induk) dan use case yang lebih spesifik
(anak). Relasi Generalisasi memungkinkan use case yang lebih spesifik
memiliki perilaku (behaviour) yang sama dengan use case yang lebih
umum atau bisa disebut use case induk. Relasi generalisasi digambarkan
dengan anak panah segitiga. Use case yang terletak di sisi anak panah
adalah use case induk dan yang terletak di sisi lainnya adalah use case yang

mewarisi perilaku use case induk.

Gambar 5.5 Relasi generalisasi dengan use case pembayaran sebagai induk
3.

Extend
Relasi extend memungkinkan terjadinya penambahan beberapa behaviour
(tingkah laku) ke dalam use case awal yang pada dasarnya use case tersebut
sudah dapat berdiri sendiri tanpa adanya penambahan. Extend digambarkan
dengan anak panah yang mempunyai garis putus-putus. Use
case
yang
berada pada kepala anak panah adalah use case awal dan yang berada di lain
sisi adalah use case tambahan.

Gambar 5.6 Penggunaan relasi extend
4. Include
Relasi include memungkinkan terjadinya penambahan perilaku (behaviour)
ke dalam use case awal yang pada dasarnya use case ini tidak dapat berdiri


sendiri tanpa adanya penambahan use case, dan use case awal tidak akan
lengkap tanpa adanya use case tambahan ini. Use case yang berada pada
kepala anak panah adalah use case awal, dan pada sisi lain adalah use case
penambah.

Gambar 5.7 Penggunaan relasi include
Baik relasi bertipe include atau extend semuanya bertujuan memperluas
atau menambah perilaku use case dasarnya. Perbedaan diantara keduanya
adalah:
Jika relasi include, use case penambah selalu diperlukan oleh use case awal
(dasar). Jika relasi extend, tidak selalu dibutuhkan oleh use case dasar.
Jika relasi include, yang memutuskan kapan dipanggilnya use case
penambah adalah use case dasar. Berbeda dengan relasi Extend, yang
memutuskan kapan dipanggilnya use case tambahan adalah use case
tambahan itu sendiri.

5.4

Use case Sederhana
Meskipun use case dan aktor memiliki definisi yang sederhana, dan juga

visualisasi dari use case diagram juga terlihat sederhana, namun sebenarnya use
case sangat penting dalam pemodelan. Adapun use case secara umum dapat
dijabarkan sebagai berikut:
• Use case diagram mendefinisikan cakupan dari sistem. Jadi use case
diagram dapat memvisualisasikan sistem yang akan dibuat.
• Use case dapat digunakan untuk menggali kebutuhan (requirement) dari
sistem.
• Use case sangat sederhana dan dapat mudah dipahami.
• Use case dapat membantu developer dalam membangun suatu sistem, dapat
kita lihat use case adalah tulang punggung bagi pembangunan suatu sistem,
dan developer pasti merujuk ke use case dalam membangun sistem.
• Use case dapat juga sebagai pengukur lama waktu pengerjaan suatu sistem.
• Use case juga dapat membantu pembuatan “user guide” dalam berinteraksi
dengan sistem yang telah jadi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat use case yang baik yaitu:

Pilihlah nama yang baik. Use case adalah sebuah behaviour (perilaku), jadi
penulisan use case sebaiknya dalam kata kerja. Sebagai penjelas dari kata
kerja ditambah kata benda. Diagram use case juga biasanya berhubungan
dengan diagram kelas. Contoh, buat akun.

Gambarkan perilaku dengan lengkap. Jangan membuat use case bila tidak
tahu tujuan yang dicapai dengan membuat use case tersebut. Sebagai contoh,
memilih nomor kursi pada kereta api pada saat pengunjung datang ke loket
penjualan tidak dapat dijadikan use case karena merupakan bagian dari use
case pemesanan tiket dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa use case
pemesanan tiket. Dengan kata lain pengunjung tidak mungkin memilih kursi
apabila belum memesan tiket suatu kereta api.
Menggunakan use case kebalikan (inverse). Untuk membangun sistem yang
baik, sistem sering kali membuatuhkan use case yang dapat membatalkan
use case lainnya, contohnya pada saat pelanggan memesan tiket, ternyata
pelanggan ingin membatalkannya, sistem harus dapat menanganinya. Untuk
kasus ini diperlukanlah use case pembatalan tiket.
Use case hendaknya hanya mempunyai satu perilaku saja. Untuk mencegah
kerancuan, sebaiknya dalam membuat satu use case hanya satu perilaku saja
yang dimiliki oleh use case tersebut, misalnya penggunaan use case
meminjam dan mengembalikan buku dalam satu use case menghasilkan
kerancuan karena memiliki dua perilaku yang berbeda.
Membuat use case dari sudut pandang aktor. Pilihlah nama use case
pemesanan tiket, bukanya inputan pesanan tiket ,karena pemesanan tiket
dibuat berdasarkan sudut pandang aktor sedangkan inputan pesanan tiket

adalah sudut pandang perusahaan kereta api.
Pembuatan Aktor
Aktor harus dibuat sejelas mungkin untuk mempermudah orang lain
dalam memahami diagram use case yang telah dibuat. Adapun panduan untuk
membuat aktor adalah sebagai berikut:
Aktor harus terpisah dengan use case , dan aktor harus mempunyai relasi
minimal dengan satu use case.
Nama aktor sesuai dengan peranannya bukan jabatannya, dan nama aktor
sebaiknya dengan kata benda tunggal.
Tambahkan pada aktor berjenis sistem, dan tambahkan “waktu”
bila sistem terjadwal otomatis.
Jangan menghubungkan aktor satu dengan aktor yang lain bila bukan
generalisasi. Aktor satu dengan yang lain bisa terhubung melalui use case.
Pembuatan Use case
Panduan dalam membuat use case yang baik seperti :
Nama use case sejelas mungkin dan pemberian nama use case dilihat dari
sudut pandang aktor bukan dari sudut pandang sistem.

Penamaan use case menggunakan kata kerja dan diperjelas dengan kata
benda.

Sebaiknya use case disusun dari atas kebawah berdasarkan urutanya untuk
mempermudah orang lain dalam membaca, meskipun use case tidak
mengenal pewaktuan.
Pembuatan Relasi
Relasi berguna untuk memberi penjelasan hubungan antara aktor dan use
case, sehingga bila terjadi kesalahan dalam pembuatan relasi maka diagram
akan sulit untuk dipahami. Berikut dijelaskan cara-cara pembuatan relasi yang
baik:
• Gunakan dan apabila kita sudah yakin benar.
• Sebaiknya tempatkan use case induk diatas use case anak bila terjadi
generalisasi.
• Jangan menggunakan anak panah antara aktor dan use case kecuali salah
satunya bersifat pasif.
Pada Gambar 5. 8 ditunjukkan contoh use case diagram sistem penjualan
tiket lengkap dengan relasi antara aktor dengan use case.

Gambar 5. 8 Use case diagram tiket kereta api

5.5

Latihan

Dokumen yang terkait

STRATEGI GURU PAI MENGATASI KESULITAN MURID KELAS V DALAM MEMBACA AL-QURAN DI SD WAHID HASYIM DINOYO MALANG

10 113 26

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MODEL PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN GAMBIRAN 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 17

Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar pendidikan agama islam siswa kelas V di sdn kedaung kaliangke 12 pagi

6 106 71

LATIHAN UJIAN NASIONAL SMA 2013 UNTUK KELAS IPA BAB 1. Pangkat, Akar, dan Logaritma

0 47 1

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR HAND STAND ROLL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KARANGANYAR PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 25 37

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 5 SUNGAILANGKA PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 22 38

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI ATAU KAKI BAGIAN PUNGGUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 PADANGRATU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 30 41

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA KOTA BANDAR LAMPUNG

6 60 62