12456 PENGERTIAN ETIKA DAN PROFESI

PENGERTIAN ETIKA DAN PROFESI

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok
untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik.

Menurut Martin [1993], etika didefnisikan sebagai “the discipline which can
act as the performance index or reference for our control system”.
Etika adalah refeksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena
segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan
kelompok sosial(profesi) itu sendiri.

Sedangkan Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian
khusus. Pengertian profesi tersebut adalah pengertian profesi pada
umumnya, sebab disamping itu terdapat pula yang disebut sebagai profesi
luhur, yaitu profesi yang pada hakikatnya merupakan suatu pelayanan pada
manusia atau masyarakat.


Pengertian Etika Profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk
memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan ketertiban
penuh dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas
berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Menurut (Murtanto dan Marini 2003),Etika profesi merupakan
karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi
lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya. Menurut
(Agoes 2004),Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada
masyarakat harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip–
prinsip moral yang mengatur tentang perilaku profesional.

Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah
sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh
para pelaku bisnis. Etika profesi yang dimaksud adalah Kode Etik Akuntan
Indonesia, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan
publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan
antara profesi dengan masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima dimensi
yaitu kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab, pelaksanaan kode
etik, penafsiran dan penyempurnaan kode etik.


A.

Jenis-jenis Etika

1. Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar
2. Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.
Etika khusus ini masih dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial.
Etika sosial dibagi menjadi:
§ Sikap terhadap sesama
§ Etika keluarga
§ Etika profesi misalnya etika untuk pustakawan, arsiparis, dokumentalis,
pialang informasi
§ Etika politik
§ Etika lingkungan hidupserta
§ Kritik ideologi Etika adalah flsafat atau pemikiran kritis rasional tentang
ajaran moral sedangka moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dsb. Etika selalu dikaitkan dengan
moral serta harus dipahami perbedaan antara etika dengan moralitas.

2.


KONSEP ETIKA PROFESI

Etika berkaitan dengan konsep yang di miliki oleh individuataupun kelompok
untuk menilai apakah tindakan yang telah di kerjakan itu salah atau benar,
buruk atau baik.Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan
mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.
·

Norma hukum berasal dari hukum

·

Norma agama berasal dari agama

·

Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari

·


Norma moral berasal dari etika

Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etika menyangkut
masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh di
lakukan.
·

Etika terhadap sesama

·

Etika terhadap keluarga

·

Etika terhadap profesi

·


Etika terhadap politik

·

Etika terhadap lingkungan hidup

·

Kritik ideologi

3.

KODE ETIK

Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Siftdan orientasi kode etik hendaknya:
·

Singkat


·

Sederhana

·

Jelas dan konsisten

·

Masuk akal

·

Dapat di terima

·

Praktis dan dapat di laksanakan


·

Komprehensif dan lengkap

·

Positif dalam formulasinya

Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut :
·

Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
·

Kepentingan Publik


Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukan komitmen atas profesionalisme.
·

Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin.
·

Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
·

Kerahasiaan


Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

·

Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
·

Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.


4.

FUNGSI PROFESI

Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalisme yang di gariskan. Dan kode etik profesi mencegah campur
tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi.

5.

FUNGSI ETIKA

1)
Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan
pelbagai moralitas yang
membingungkan.
2)
Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan

untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
3)
Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam
suasana pluralisme

6.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELANGGARAN ETIKA

1.

Kebutuhan Individu

2.

Tidak Ada Pedoman

3.

Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi

4.

Lingkungan Yang Tidak Etis

5.

Perilaku Dari Komunitas

7.

1.

SANKSI PELANGGARAN ETIKA

Sanksi Sosial

Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat ‘dimaafkan’
2.

Sanksi Hukum

Skala besar, merugikan hak pihak lain.

8.

SISTEM PENILAIAN ETIKA

·
Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada
perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila.
·
Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya
atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti.
Budi tumbuhnya dalam jiwa, bilatelah dilahirkan dalam bentuk perbuatan
namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari
dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia
lahir keluar berupa perbuatan nyata.
Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai
pada 3 (tiga) tingkat :

A. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih
berupa rencana dalam hati dan niat.
B.

Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.

C.
Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau
buruk.

Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa ETIKA PROFESI merupakan
bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial.
Kata hati atau niat biasa jugadisebut karsa atau kehendak, kemauan. Dan isi
dari karsa inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal
merealisasikan ini ada (4 empat) variabel yang terjadi :
a.

Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.

b.

Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.

c.

Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.

d.

Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.

9.

PERAN ETIKA

Peran etika dibutuhkan dalam kegiatan analisis fungsi sebagai dasar dalam
menganalisa apakah langkah-langkah yang telah diterapkan sesuai dengan
aturan yang terdapat dalam hukum. Peran etika dibutuhkan dalam kegiatan
proses pembangkitan ide atau alternative sebagai dasar dalam konsep
pengembangan. Diman konsep pengembangan alternatif yang diusulkan
harus murni dari konsep pribadi, bukan sebagai kegiatan plagiat.
Menentukan alternative sangat dibutuhkan dalam memilih dari berbagai
macam alternatif yang ada. Dengan demikian kita dapat menentukan arah
dari konsep pengembangan fungsi. Dimana alternative yang dipilih telah
memenuhi beberapa persyaratan, misalnya memenuhi kebutuhan
konsumen, tidak merugikan konsumen, tidak memerlukan biaya investasi
peralatan yang mahal, serta dapat meningkatkan keuntungan dari
perusahaan, dll.
Dalam hal ini peran etika sebagai dasar pertimbangan dalam memilih
alternatif (missal produk telah sesuai dengan normal moral dan asusila yang

berlaku). Peran etika dibutuhkan dalam proses membuat prototype sebagai
dasar pemikiran dalam pemilihan bahan baku yang aman bagi konsumen.
Misal bahan baku dari melamin, timbal tidak dipergunakan sebagai bahan
baku karena berbahaya bagi konsumen.

10. PERANAN ETIKA DALAM PROFESI

·
Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau
segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan
kelompok yang paling kecil yaitukeluarga sampai pada suatu bangsa.
Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan
mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
·
Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang
menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat
umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat
profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata
nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan
diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
·
Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilakuperilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakatibersama (tertuang dalam kode etik profesi),
sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut.
Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafa
peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik
super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin
menjamahnya.
Secara etimologis, etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima
umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban dan sebagainya. Pada
hakikatnya moral menunjuk pada ukuran-ukuran yang telah diterima oleh
suatu komunitas, sementara etika umumnya lebih dikaitkan dengan prinsipprinsip yang dikembangkan di pelbagai wacana etika. Akhir-akhir ini istilah
etika mulai digunakan secara bergantian dengan flsafat moral sebab dalam
banyak hal, flsafat moral juga mengkaji secara cermat prinsip-prinsip etika.

11. TEORI-TEORI ETIKA

A.

Utilitarianisme

Utilitarianisme menyatakan bahwa suatu tindakan dianggap baik bila
tindakan ini meningkatkan derajat manusia. Penekanan dalam utilitarianisme
bukan pada memaksimalkan serajat pribadi, tetapi memaksimalkan derajat
masyarakat secara keseluruhan. Dalam implementasinya sangat tergantung
pada pengetahuan kita akan hal mana yang dapat memberikan kebaikan
terbesar. Seringkali, kita tidak mungkin benar-benar mengetahui
konsekuensi tindakan kita sehingga ada resiko bahwa perkiraan terbaik bisa
saja salah.
B.

Analisis Biaya-Keuntungan (Cost-Beneft Analysis).

Pada dasarnya, tipe analisis ini hanyalah satu penerapan utilitarianisme.
Dalam analisis biaya-keuntungan, biaya suatu proyek dinilai, demikian juga
keuntungannya. Hanya proyek-proyek yang perbandingan keuntungan
terhadap biayanya paling tinggi saja yang akan diwujudkan. Bila dilihat dari
teorinya, sangatlah mudah untuk menghitung biaya dan keuntungan, namun
dalam penerapannya bukan hanya hal-hal yang bersifat materi saja yang
perlu diperhitungkan melainkan hal-hal lahir juga.

C.

Etika Kewajiban dan Etika Hak

Etika kewajiban (duty ethics) menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang
harus dilakukan tanpa mempedulikan apakah tindakan ini adalah tindakan
terbaik. Sedangkan,, etika hak (right-ethics) menekankan bahwa kita semua
mempunyai hak moral, dan semua tindakan yang melanggar hak ini tidak
dapat diterima secara etika.
Etika kewajiban dan etika hak sebenarnya hanyalah dua sisi yang berbeda
dari satu mata uang yang sama. Kedua teori ini mencapai akhir yang sama;

individu harus dihormati, dan tindakan dianggap etis bila tindakan itu
mempertahankan rasa hormat kita kepada orang lain. Kelemahan dari teori
ini adalah terlalu bersifat individu, hak dan kewajiban bersifat individu.
Dalam penerapannya sering terjadi bentrok antara hak seseorang dengan
orang lain.
D.

Etika Moralitas

Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya
menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap
benar jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak
bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namun moral pribadi akan
berkaitan erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan
pribadinya bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan
bermoral.
Dalam memecahkan masalah, kita tidak perlu bingung untuk memilih teori
mana yang sebaiknya digunakan, sebab kita dapat menggunakan semua
teori itu untuk menganalisis suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda dan melihat hasil apa yang diberikan masing-masing teori itu
kepada kita.
Etika = Pemikiran kritis dan mendasar mengenai ajaran-ajaran moral atau
Etika sebagai Imu tentang moralitas. Etika bukan ajaran moral juga bukan
tambahan ajaran moral. Etika tidak langsung membuat manusia menjadi
baik. Itu tugas ajaran moral.Etika berfungsi sebagai orientasi kritis
diperlukan karena kita dihadapkan dengan pluralisme moral.
E.

Etika Aktiftas Rekayasa meliputi:

1.

Identifkasi kebutuhan (contoh : sistem perawatan)

2.

Analisis fungsi tujuan

3.

Analisis morfologis (penentuan alternatif dalam analisis)

4.

Penetapan alternative

5.

Pembuatan prototype

6.

Uji coba

7.

Implementasi bahan

12. ETIKA PROFESI AKUNTANSI
Merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Dalam perkembangan Profesi
Akuntan dibagi menjadi empat fase:
1.
Akuntan Publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang
diberikan kepada akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari
Menteri Keuangan RI untuk memberikan jasa audit umum dan review atas
laporan keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta jasa dalam bidang
non-atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, dan jasa-jasa
lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.
2.
Akuntan Pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan
pemerintah seperti di departemen, BPKP dan BPK, Direktorat Jenderal Pajak
dan lain-lain.
3.
Akuntan Pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan
melakukan penelitian di bidang akuntansi.
4.
Akuntan Manajemen adalah akuntan yang bekerja dalam suatu
perusahaan atau organisasi. Tugas yang dikerjakan adalah penyusunan
sistem akuntansi, penyusunan laporan akuntansi kepada pihak intern
maupun ekstern perusahaan, penyusunan anggaran, menangani masalah
perpajakan dan melakukan pemeriksaan intern.
Di Indonesia, etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Tanpa etika,
profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia
informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis.

Disamping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam dari
masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika
yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan publik, akuntan intern
perusahaan maupun akuntan pemerintah. Oleh sebab itu, diperlukan adanya
suatu etika profesi baik untuk profesi akuntansi dan etika untuk profesiprofesi lainnya supaya tidak ada lagi pelanggaran etika
Prinsip etika akuntasi terhadap “Kepentingan Publik”

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu
profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan
memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi
akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung
kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya
fungsi bisnis secara tertib.
Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Kepentingan publik didefnisikan sebagai kepentingan
masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.
Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam
menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat
dan negara.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa
akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi
tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai
tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk
menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik
kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi
mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.