BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pendidikan Karakter Melalui Ekstra Kurikuler Pramuka Di Sekolah Dasar Negeri Srondol Kulon 01 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

  4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

  Penelitian ini di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang dengan alamat Jalan Blancir Pedurungan

  

Kidul Semarang. Data guru terdiri dari 15 orang (11

  orang berstatus Pegawai Negeri Sipil dan 4 orang berstatus wiyata bakti).

4.2 Pelaksanaan Penelitian

  Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksana- kan dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) peren- canaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan evaluasi, dan (4) refleksi.

  1. Perencanaan Perencanaan adalah langkah awal peneliti saat akan memulai tindakan. Agar perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan maka penulis membuat rencana tindakan sebagai berikut: (a) Merumuksan masalah yang akan dicari solusinya. (b) Merumus- kan tujuan penyelesaian masalah/tujuan mengha- dapi tantangan atau tujuan melakukan inovasi atau tindakan. (c) Merumuskan indikator keberhasilan penerapan Reward dan Punishment dalam mening- katkan disiplin guru dalam kehadiran di kelas pada proses belajar mengajar. (d) Merumuskan langkah- langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi tantangan/kegiatan melakukan tinda- kan. (e) Mengidentifikasi warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam penyelesaian masalah atau menghadapi tantangan atau melakukan tindakan. (f) Mengidentifikasi meto- de pengumpulan data yang akan digunakan. (g) Menyusun instrumen pengamatan dan evaluasi. (h) Mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan.

  2. Pelaksanaan Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa penilaia kegiatan, antara lain: 1) TS (Teaching Skills) adalah guru memiliki kete- rampilan mengajar yang baik, mencakup enam indikator, yaitu: (a) Menggunakan gaya mengajar yang berbeda-beda, (b) Kebanyakan siswa nilai perkembangan anak dengan baik, (c) Mengajar siswa sesuai kapasitas mereka, (d) Membuat persiapan dari rumah sebelum mengajar, (e) Mengajar materi yang sulit dengan mudah, (f) Menjawab pertanyaan dari siswa sebaik mungkin sehingga siswa merasa puas. 2) MS (Management

  Skills) adalah keterampilan guru untuk mengatur

  waktu mengajar dan tugas-tugasnya yang lain yang ditugaskan oleh kepala sekolah dan departemen terdiri empat indikator, yaitu: (a) berbuat adil dalam memberi nilai, (b) Kegiatan belajar mengajar di kelas tidak terpengaruh dengan kegiatan ekstra kurikuler, (c) Selama kegitan belajar mengajar tidak terpengaruh oleh pekerjaan rumah, (d) Berusaha untuk mengembangkan diri. 3) DR (Discipline and Regulirity) adalah terkait dengan keteraturan dan ketepatan waktu guru di sekolah meliputi: (a) Datang ke kelas tepat waktu, (b) Tidak mengerjakan pekerjaan tambahan selama mengajar di dalam kelas, (c) Mengerjakan pekerjaan mengajar dengan penuh tanggung jawab, (d) Menyelesaikan silabus tepat waktu di kelas, (e) Memelihara metoda-metoda di dalam kelas. 4) IS (Interpersonal Skill) adalah terkait dengan ketrampilan guru menjalin interaksi yang baik dengan siswa,orang tua, dan rekan sekerajanya meliputi (a) Menolong siswa yang mengalami masalah selain masalah pendidikan, (b) Memiliki hubungan yang baik dengan rekan sekerja, (c) Membantu pekerjaan rekan sekerja, (d) Menerima saran dari rekan guru untuk memecah- kan masalah di kelas, (e) Memotivasi untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang lain, (f) Menghubungi orang tua siswa untuk pengem- bangan siswa, (g) Membantu kepala sekolah memecahkan masalah disekolah.

  3. Pengamatan dan Evaluasi Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 15 orang. Pengamatan dilakukan oleh kepala sekolah. Adapun pengamatan tersebut meliputi: (a) Teaching Skill, (b) Management Skill (c)

  

Disipline and Regulirity, dan (d) Interpersonal Skill.

  4. Refleksi Setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama kolaborator untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Dari hasil refleksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perlu penerapan Reward dan Punishment yang lebih tegas lagi daripada siklus pertama, untuk itu perlu dilakukan siklus 2.

  Sedangkan Siklus 2 terdiri atas beberapa tahap, sama seperti siklus 1 yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan evaluasi, dan (4) refleksi.

  1. Perencanaan Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan reward dan punishment yang lebih tegas dibandingkan dengan siklus pertama. Hal ini terlebih dulu disosialisasikan kepada semua guru seperti pada saat refleksi siklus. Adapun bentuk dari Reward adalah (1) pemberian piagam, (2) Hadiah nilai DP3 yang lebih baik, (3) Pujian secara lisan dalam upacara atau rapat, dan (4) Hadiah uang. Sedangkan bentuk dari Punishment adalah (1) Teguran secara lisan dan tulisan, (2) Nilai DP3 lebih rendah dari yang lain, (3) Pembinaan tersendiri

  2. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada siklus yang kedua ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain: (a) Menyebarkan lembar pengamatan seperti pada siklus 1 (b) berkoordinasi dengan kepala sekolah yang setiap hari seperti siklus 1 (c) dilaksanakan melalui beberapa kegiatan pengamatan, antara lain: (a)

  Teaching Skill, (b) Management Skill (c) Disipline and Regulirity, dan (d) Interpersonal Skill.

  Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan. Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil lembar observasi yang diberikan kepada kepala sekolah untuk mengamati kinerja guru.

  4. Refleksi Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut.

4.3 Hasil Penelitian

  Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan sekolah yang berjudul teknik reward dan

  

punishment pembinaan kepala sekolah dalam

  memotivasi untuk meningkatkan kinerja guru di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang, dapat peneliti paparkan sebagai berikut:

  Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dengan dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2, adapun untuk siklus pertama:

4.3.1. Perencanaan

  Rencana yang digunakan dalam teknik reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang dilakukan dengan cara mengkoordinasikan kepada semua guru untuk menentukan rencana

  

reward dan punishment. Kegiatan kongkritnya berupa

  menyusun program reward dan punishment, serta evaluasi pelaksanaan. Sedangkan mekanismenya melalui rapat guru, Yaitu guru diundang untuk mensosialisasikan program reward dan punishment yang akan dilakukan oleh kepala sekolah.

  Pelaksanaan penyusunan program perencanaan

  

reward dan punishment tersebut tiap awal tahun

  pelajaran. Pada saat menyusun program reward dan

  

punishment, guru-guru memberi masukan dan saran

  mengenai kegiatan reward dan punishment. Guru dilibatkan penyusunan program reward dan

  

punishment, agar guru menjadi paham mengenai

reward dan punishment ini. Kepala sekolah selalu

  memberikan reward dan punishment dalam satu tahun.

  Sarana yang digunakan dalam mendukung program reward dan punishment antara lain: program

  

reward dan punishment dan buku ketentuan-

  ketentuan pemberian reward dan punishment. Semua itu dibuat dan digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan pemberian reward dan punishment yaitu peningkatan mutu pendidikan agar lebih bermakna dan bermanfaat bagi kinerja guru ke depannya.

  Perolehan hasil wawancara diketahui bahwa

  

reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan

  Kidul 04 Semarang, sebagai bagian dari proses manajemen. Kegiatannya didahului dengan perencana- an setiap awal tahun. Program perencanaan reward dan punishment disusun oleh kepala sekolah disampaikan kepada sasaran reward dan punishment yaitu guru

  • –guru. Teknik pelaksanaannya dengan diumumkan secara lisan dalam forum pembinaan. Hal ini dikemukakan oleh kepala sekolah, adalah sebagai berikut:

  

“Rencana program yang digunakan dalam

pemberian reward dan punishment di SD Negeri

Pedurungan Kidul 04 Semarang ini, caranya

dengan melakukan koordinasi kepada semua

guru. Untuk menentukan rencana program reward

  

dan punishment dengan menyiapkan sarana yang

mendukung yang diperlukan”. di “Perencanaan dalam reward dan punishment

  

SD ini kegiatan kongkritnya berupa menyusun

program reward dan punishment, sedangkan

mekanismenya melalui rapat dewan guru”.

  Mengenai perencanaan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang, salah satu guru juga diwawancarai untuk mengkroscek apa yang dikatakan oleh kepala sekolah. Seperti diungkapkan oleh guru kelas satu mengatakan:

  

“Dalam perencanaan, guru juga diajak membuat

kesepakatan dalam penyusunan program reward

dan punishment, arena dilibatkan, kami jadi

  k

paham mengenai reward dan punishment ini.

  

reward dan punishment mendorong semangat

kami dan dapat pula sebagai koreksi apa yang

telah saya lakukan

  ”.

  Berdasarkan hasil wawancara mengenai perenca- naan program reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang dalam penyusunan program reward dan punishment guru dilibatkan agar dapat lebih paham mengenai pelaksanaan reward dan punishment sehingga dapat mendorong kinerja guru.

  Dalam pelaksanaan kegiatan reward dan

  

punishment kepala sekolah perlu menyusun program

reward dan punisment tersebut yang dalam penyu-

  sunannya melibatkan semua guru di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang, adapun formatnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Program Reward dan Punishment di SD Negeri

  8 R.8

  Kegiatan perencanaan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang, dibutuh- kan sarana yang akan digunakan dalam kegiatan

  Perencanaan dalam reward dan punishment di SD ini kegiatan kongkritnya berupa menyusun program reward dan punishment, sedangkan mekanismenya melalui rapat dewan guru. Dalam perencanaan, guru juga diajak membuat kesepakatan dalam penyusunan program reward dan punishment.

  15 R.15 ag x x x x Sumber: Data yang diolah, 2014

  14 R.14 Ig x x x x

  13 R.13 Or x x x x

  6B x x x x

  12 R.12

  6A x x x x

  11 R.11

  5B x x x x

  10 R.10

  5A x x x x

  9 R.9

  

4B x x x x

  4A x x x x

  

Pedurungan Kidul 04 Semarang

No Nama Guru Kls Bulan pada minggu ke

  3 R.3

  

Bulan

minggu ke

Bulan minggu ke Bulan ke Ket 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Januari 2014 Februari

  

2014

Maret 2014 April 2014

  1 R.1

  1A x x x x

  2 R.2

  1B x x x x

  2A x x x x

  7 R.7

  4 R.4

  2B x x x x

  5 R.5

  3A x x x x

  6 R.6

  3B x x x x

  

reward dan punishment, Hasil wawancara dengan kepala sekolah terkait sarana tersebut adalah sebagai berikut:

  “Dalam perencanaan program reward dan punishment perlu adanya sarana yang sangat membantu dalam menyusun laporan mengenai hasil pantauan yang berfungsi sebagai sarana dalam pemberian reward dan punishment, hal ini mampu melihat kinerja guru ”.

  Reward dan punishment yang dilakukan oleh

  kepala sekolah SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang untuk memberikan motivasi kepada guru- guru, tujuannya agar dapat mengembangkan situasi pembelajaran yang dilakukan guru. Selain itu juga untuk mengkoordinasi, menstimulasi, mendorong ke arah partumbuhan kinerja guru.

4.3.2. Pelaksanaan

  Kegiatan perencanaan yang disusun kemudian diimplentasikan untuk peningkatan kinerja guru. Langkah kongkrit implementasi reward dan punish-

  

ment dilakukan dengan cara: Pemberian penghargaan

  atau reward terhadap guru dan staf yang berprestasi sehingga prestasi yang tinggi dari guru mendapat penghargaan dari sekolah, Penghargaan dan hadiah ditentukan berdasarkan prestasi yang diraih dan memberikan kepada guru untuk meraihnya, tiap guru yang mendapatkan penghargaan atas suatu prestasi yang membanggakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang produktif dan mempunyai kinerja tinggi diprioritaskan untuk menikmati kesem- patan promosi atau pilihan program lain untuk pengembangan karir.

  Sedangkan tindakan punishment dilakukan hanya akan terwujud jika: Tindakan punishment itu didasarkan atas kriteria yang objektif yang sama-sama diketahui baik oleh yang menindak maupun oleh yang ditindak, tindakan punishment itu telah didahului oleh tindakan-tindakan lain seperti pengarahan, teguran, dan peringatan, bobot tindakan adil, dalam arti dikenakan pada tingkat dan bentuk yang sama kepada semua orang yang melakukan kesalahan serupa, dan tindakan yang diambil bersifat mendidik. Pelaksanaan

  

reward dan punishment selanjutnya dikomunikasikan

dengan guru yang bersangkutan.

  Pelaksanaan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 dilakukan dengan cara wawancara kepada seluruh warga sekolah, kemudian berkomunikasi dengan guru yang bersangkutan. Hasil wawancara mengenai hal tersebut dikemukakan oleh responden 2 guru kelas VI, sebagai berikut:

  “Langkah kongkrit pelaksanaan reward dan punishment yang dilakukan oleh kepala sekolah di SD ini dengan cara pemberian penghargaan dan insentif terhadap guru dan staf yang berprestasi sehingga prestasi yang tinggi dari guru mendapat penghargaan dari sekolah, Penghargaan dan hadiah ditentukan berdasarkan prestasi yang diraih dan memberikan kepada guru untuk meraihnya, tiap guru yang mendapatkan penghargaan atas suatu prestasi yang membanggakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang produktif dan punya kinerja tinggi diprioritaskan untuk menikmati kesempatan promosi atau pilihan program lain untuk pengembangan karir, tindakan punishment didahului dengan pengarahan, teguran, dan peringatan, bobot tindakan adil, dan tindakan yang diambil bersifat mendidik. Pelaksanaan reward dan punishment selan- jutnya dikomunikasikan dengan guru yang bersangkutan.

  Kepala sekolah dalam hal penerapan reward dan

  punishment juga mengatakan: “Dalam pelaksanaannya reward dan punish- ment dilakukan dengan cara pemberian penghargaan dan insentif terhadap guru dan staf yang berprestasi, penghargaan dan hadiah ditentukan berdasarkan prestasi yang diraih, tiap guru yang mendapatkan peng- hargaan atas suatu prestasi yang membang- gakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang produktif dan punya kinerja tinggi diprioritaskan untuk menikmati kesempatan promosi atau pilihan program lain untuk pengembangan karir, tindakan punishment didahului dengan pengarahan, teguran, dan peringatan, bobot tindakan adil, dan tinda- kan yang diambil bersifat mendidik ”.

  Komunikasi kepala sekolah pada waktu akan melakukan reward dan punishment dilakukan diawal pembelajaran. Hal ini terungkap dalam penuturan responden 4 guru kelas IV sebagai berikut:

  “Pelaksanaan kegiatan pemberian reward dan punishment kepada warga sekolah dilakukan diawal pembelajaran, bagi guru yang berprestasi mendapat penghargaan dari sekolah, dan diumumkan, selain itu juga diberi kesempatan untuk promosi, tindakan punishment yang dilakukan didahului dengan pengarahan, teguran, dan peringatan, yang bersifat mendidik ”.

  Dilanjutkan lagi mengenai pelaksanaan reward dan punishment yang dilakukan oleh kepala sekolah juga dituturkan oleh responden 1 guru kelas 1 sebagai berikut:

  "Pada saat awal pembelajaran memberikan reward dan punishment kepala sekolah kepada guru yang berprestasi mendapat penghargaan dari sekolah, dan diumumkan, juga diberi kesempatan promosi, tindakan punish-ment yang dilakukan didahului dengan pengarahan, teguran, dan peringatan, yang bersifat mendidik

  

”.

  Mengenai pelaksanaan reward dan punishment yang dilakukan oleh kepala sekolah, saya kroscekkan dengan pendapat guru. Hasil wawancara mengenai hal itu disampaikan oleh responden 2 guru kelas II sebagai berikut:

  "Kepala sekolah dalam memberikan reward dan punishment di awal pembelajaran kepada guru yang berprestasi dengan pemberian penghargaan, dan diumumkan, tindakan punishment yang dilakukan kepala sekolah dengan pengarahan, teguran, dan peringatan, yang bersifat mendidik

  

”.

  Berdasarkan hasil wawancara mengenai pelaksa- naan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang diketahui bahwa kepala sekolah juga melakukan pemberian hadiah dan teguran mengenai kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Hasil wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri pedurungan kidul 04 Semarang mengenai reward dan

  punishment tersebut adalah sebagai berikut: “Selain penggunaan tehnik percakapan pribadi juga melaksanakan secara kelompok.

  Dengan mengadakan pembinaan secara kelompok, biasanya saya tekankan pada kegiatan pembelajaran. Pembinaan saya lakukan melalui pembinaan rutin

  ”.

  Seperti penuturan responden 4 guru kelas IV sebagai berikut:

  "Untuk pelaksanaan reward dan punishment penggunaan tehnik percakapan pribadi juga melaksanakan secara kelompok. Pembinaan dilakukan melalui pembinaan rutin

  ”.

  Penuturan yang disampaikan oleh responden 5 guru kelas 5 tersebut mengenai reward dan

  punishment sebagai berikut: "Reward dan punishment diumumkan setiap hari senin pada saat upacara bendera, sekaligus penyerahan penghargaan".

  Berdasarkan hasil wawancara tersebut, mengenai pelaksanaan kegiatan reward dan punishment diumumkan setiap hari senin. Hal tersebut sesuai dengan yang dituturkan oleh kepala sekolah, sebagai berikut:

  "

  

Dalam pembinaan kepada guru-guru, kepala

sekolah menyampaikan setiap hari senin pada

saat upacara bendera, sekaligus penyerahan

penghargaan”.

  Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengenai pelaksanaan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang diketahui bahwa kepala sekolah juga melakukan pemberian hadiah dan teguran mengenai kegiatan dalam hal pelaksanaan pembelajaran. Hasil wawancara dengan kepala sekolah:

  “Bentuk dari reward adalah dengan (1) pemberian piagam, (2) Hadiah nilai DP3 yang lebih baik, (3) Pujian secara lisan dalam upacara atau rapat, dan (4) Hadiah uang. Sedangkan bentuk dari punishment adalah (1) Teguran secara lisan dan tulisan, (2) Nilai DP3 lebih rendah dari yang lain, (3) Pembinaan tersendiri

  ”.

  Seperti penuturan responden 4 guru kelas IV sebagai berikut:

  “Kepala sekolah dalam pemberian reward berupa pemberian piagam, Hadiah nilai DP3, pujian secara lisan dalam upacara atau rapat, dan Hadiah uang. Sedangkan untuk punishment adalah Teguran secara lisan dan tulisan, Nilai DP3 lebih rendah dari yang lain, pembinaan tersendiri

  ”.

  Berdasarkan hasil Wawancara mengenai pelaksa- dalam menyelesaikan masalah pemberian pengharga- an dan pembinaan. Pemberian penghargaan atau

  

reward meliputi: untuk reward berupa pemberian

  piagam, Hadiah nilai DP3, pujian secara lisan dalam upacara atau rapat, dan Hadiah uang. Sedangkan untuk punishment adalah Teguran secara lisan dan tulisan, Nilai DP3 lebih rendah dari yang lain, pembinaan tersendiri.

  Hal ini dilakukan dengan mengikuti prosedur pemberian penghargaan dan insentif terhadap guru dan staf yang berprestasi, tiap guru yang mendapat- kan penghargaan atas suatu prestasi yang membang- gakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang mempunyai kinerja tinggi diprioritaskan untuk diberi kesempatan promosi. Sedangkan tindakan punishment didasarkan atas kriteria yang objektif dengan melalui tindakan-tindakan pengarahan, teguran, dan peringa- tan, bobot tindakan adil, dan tindakan yang diambil bersifat mendidik.

4.3.3. Pengamatan dan Evaluasi

  Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 15 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu atau berkolaborasi dengan kepala sekolah. Pengamatan oleh peneliti meliputi : (a) Teaching Skill, (b) Management Skill (c) Disipline and Regulirity, dan (d) Interpersonal Skill.

  Dari hasil rekapitulasi reward dan punishment diperoleh data observasi sebagai berikut: 1) Guru yang memiliki TS (Teaching Skill) yaitu ketrampilan mengajar sebanyak 5 orang guru dari

  15 guru sehingga terdapat 33% guru memiliki ketrampilan mengajar sangat rendah, 6 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 40% guru rendah, 4 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 20% orang sedang dan guru yang memiliki ketrampilan mengajar tinggi dan sangat tinggi tidak ada.

  2) Guru yang memiliki MS (Manajemen Skill) yaitu ketrampilan mengatur waktu dengan tugas lain sebanyak 1 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 7% orang guru memiliki manajemen skill sangat rendah, 3 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 20% guru rendah, 3 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 20% guru sedang, 5 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 33% guru tinggi, dan guru yang memiliki manajemen skill sangat tinggi tidak ada.

  3) Guru yang memiliki DR (Disipline and Regulirity) yaitu keteraturan dan ketepatan waktu di sekolah sebanyak 8 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 53% guru sangat rendah, 4 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 27% guru rendah, 3 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 20% sedang, dan guru yang memiliki Disipline and Regulirity tinggi dan sangat tinggi tidak ada.

  4) Guru yang memiliki IS (Interpersonal Skill) yaitu ketrampilan guru menjalin interaksi dengan orang lain sebanyak 1 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 7% guru sangat rendah, 4 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 27% guru rendah, 6 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 40% guru sedang, 2 orang guru dari orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 13% guru sangat tinggi dalam menjalin interaksi dengan pihak lain.

4.3.4. Refleksi

  Setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelak- sanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilak- sanakan bersama-sama kolaborator untuk menentu- kan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil refleksi sebagai berikut: guru yang memiliki ketram- pilan mengajar tinggi dan sangat tinggi tidak ada, guru yang memiliki manajemen skill sangat tinggi tidak ada, guru yang memiliki Disipline and Regulirity tinggi dan sangat tinggi tidak ada, dan hanya terdapat 2 orang guru sangat tinggi dalam menjalin interaksi dengan pihak lain Dari hasil refleksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perlu penerapan reward dan

  

punishment yang lebih tegas lagi daripada siklus

pertama.

  Pelaksanaan teknik reward dan punishment pada siklus I masih banyak kekurangan, namun demikian berdasarkan hasil refleksi tindakan reward dan

  

punishment siklus I maka perlu dilakukan perbaikan

pelaksanaan teknik reward dan punishment siklus II.

  Dari hasil pada siklus pertama perlu dilakukan siklus yang kedua, yaitu:

4.3.5 Perencanaan

  Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan reward dan

  

punishment yang lebih tegas dibandingkan dengan

  siklus pertama. Hal ini terlebih dulu disosialisasikan kepada semua guru seperti pada saat refleksi siklus.

  Rencana yang digunakan dalam teknik reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang dilakukan dengan cara mengkoordinasikan kepada semua guru untuk menentukan rencana

  

reward dan punishment. Kegiatan kongkritnya berupa

  menyusun program reward dan punishment, serta evaluasi pelaksanaan. Sedangkan mekanismenya melalui rapat guru, Yaitu guru diundang untuk mensosialisasikan program reward dan punishment yang akan dilakukan oleh kepala sekolah.

  Pelaksanaan penyusunan program perencanaan

  

reward dan punishment tersebut tiap awal tahun

  pelajaran. Pada saat menyusun program reward dan

  

punishment, guru-guru memberi masukan dan saran

  mengenai kegiatan reward dan punishment. Guru dilibatkan penyusunan program reward dan

  

punishment, agar guru menjadi paham mengenai

reward dan punishment ini. Kepala sekolah selalu

  memberikan reward dan punishment dalam satu bulan.

  Sarana yang digunakan dalam mendukung program reward dan punishment antara lain: program

  

reward dan punishment dan buku ketentuan-

  ketentuan pemberian reward dan punishment. Semua itu dibuat dan digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan pemberian reward dan punishment yaitu peningkatan mutu pendidikan agar lebih bermakna dan bermanfaat bagi kinerja guru ke depannya.

  Perolehan hasil wawancara diketahui bahwa

  

reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan

  Kidul 04 Semarang, sebagai bagian dari proses manajemen. Kegiatannya didahului dengan perencana- an setiap awal tahun. Program perencanaan reward dan punishment disusun oleh kepala sekolah disampaikan kepada sasaran reward dan punishment yaitu guru

  • –guru. Teknik pelaksanaannya dengan diumumkan secara lisan dalam forum pembinaan. Hal ini dikemukakan oleh kepala sekolah, adalah sebagai berikut:

  “Rencana program yang digunakan dalam pemberian reward dan punishment di SD caranya dengan melakukan koordinasi kepada semua guru. Untuk menentukan rencana program reward dan punishment dengan menyiapkan sarana yang mendukung yang diperlukan”.

  Mengenai perencanaan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang, salah satu guru juga diwawancarai untuk mengkroscek apa yang dikatakan oleh kepala sekolah. Seperti diungkapkan oleh guru kelas satu mengatakan:

  “Dalam perencanaan, guru juga diajak membuat kesepakatan dalam penyusunan program reward dan punishment,

  3B x x x x

  14 R.14 Ig x x x x

  13 R.13 Or x x x x

  6B x x x x

  12 R.12

  6A x x x x

  11 R.11

  

5B x x x x

  10 R.10

  5A x x x x

  9 R.9

  

4B x x x x

  8 R.8

  4A x x x x

  7 R.7

  6 R.6

  k

  3A x x x x

  5 R.5

  2B x x x x

  4 R.4

  1B x x x x x x x x

  2 R.2

  1A x x x x

  1 R.1

  

Bulan

minggu ke

Bulan minggu ke Bulan ke Ket 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Januari 2014 Feb. 2014 Maret 2014 April 2014

  

Pedurungan Kidul 04 Semarang

No Nama Guru Kls Bulan pada minggu ke

Tabel 4.3 Program Reward dan Punishment di SD Negeri

  Berdasarkan hasil wawancara tersebut dalam perencanaan program reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang guru dilibatkan dalam penyusunan program, untuk formatnya adalah sebagai berikut:

  ”.

  arena dilibatkan, kami jadi paham mengenai reward dan punishment ini. reward dan punishment mendorong semangat kami dan dapat pula sebagai koreksi apa yang telah saya lakukan

  15 R.15 ag x x x x Sumber: Data yang diolah, 2014

  Perencanaan dalam reward dan punishment di SD ini kegiatan kongkritnya berupa penyusunan program

  

reward dan punishment, sedangkan mekanismenya

  melalui rapat dewan guru. Dalam perencanaan, guru juga diajak membuat kesepakatan dalam penyusunan program reward dan punishment.

  Kegiatan perencanaan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul

  04 Semarang, dibutuhkan sarana yang akan digunakan dalam kegiatan reward dan punishment. Sarana meliputi program reward dan punishment, buku ketentuan

  

reward dan punishment dan buku pantauan, Hasil

  wawancara dengan kepala sekolah terkait sarana tersebut adalah sebagai berikut:

  “Sarana yang digunakan dalam mendukung program reward dan punishment antara lain program reward dan punishment, buku ketentuan reward dan punishment dan buku pantauan ”. “Dengan adanya sarana ini sangat membantu saya dalam menyusun laporan mengenai hasil pantauan, artinya buku-buku tersebut yang berfungsi sebagai sarana dalam pemberian reward dan punishment, hal ini mampu melihat kinerja guru

  ”.

  Reward dan punishment yang dilakukan oleh

  kepala sekolah SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang untuk memberikan motivasi kepada guru- guru, tujuannya agar dapat mengembangkan situasi pembelajaran yang dilakukan guru. Selain itu juga untuk mengkoordinasi, menstimulasi, mendorong ke arah partumbuhan kinerja guru disamping untuk memperbaiki proses.

4.3.6 Pelaksanaan

  Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada siklus yang kedua ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain: (a) Menyebarkan lembar pengamatan seperti pada siklus 1 (b) Berkoordinasi dengan kepala sekolah yang setiap hari seperti siklus 1 (c) dilaksanakan melalui beberapa kegiatan peng- amatan, antara lain: (a)

  Teaching Skill, (b) Management Skill (c) Disipline and Regulirity, dan (d) Interpersonal Skill. Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan. Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil lembar observasi yang diberikan kepada kepala sekolah untuk mengamati kinerja guru. Kegiatan perencanaan yang disusun kemudian diimplentasikan untuk peningkatan kinerja guru. Langkah kongkrit implementasi reward dan punishment dilakukan dengan cara: Pemberian penghargaan atau reward meliputi: mengikuti prosedur pemberian penghargaan dan insentif terhadap guru dan staf yang berprestasi sehingga prestasi yang tinggi dari guru mendapat penghargaan dari sekolah, penghargaan dan hadiah ditentukan berdasarkan prestasi yang diraih dan memberikan kepada guru untuk meraihnya, tiap guru yang mendapatkan penghargaan atas suatu prestasi yang membanggakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang produktif dan punya kinerja tinggi diprioritaskan untuk menikmati kesempatan promosi atau pilihan program lain untuk pengem- bangan karir.

  Sedangkan tindakan punishment dilakukan hanya akan terwujud jika: tindakan punishment itu didasarkan atas kriteria yang objektif yang sama-sama diketahui baik oleh yang menindak maupun oleh yang ditindak, tindakan punishment itu telah didahului oleh tindakan-tindakan lain seperti pengarahan, teguran, dan peringatan, bobot tindakan adil, dalam arti dikenakan pada tingkat dan bentuk yang sama kepada semua orang yang melakukan kesalahan serupa, dan tindakan yang diambil bersifat mendidik. Pelaksanaan

  

reward dan punishment selanjutnya dikomunikasikan

dengan guru yang bersangkutan.

  Pelaksanaan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 dilakukan dengan cara wawancara dengan warga sekolah, kemudian berkomunikasi dengan guru yang bersangkutan. Hasil wawancara mengenai hal tersebut dikemukakan oleh responden 4 guru kelas VI, sebagai berikut:

  “Langkah kongkrit pelaksanaan reward dan punishment yang dilakukan oleh kepala sekolah di SD ini dengan cara pemberian penghargaan dan insentif terhadap guru dan staf yang berprestasi sehingga prestasi yang tinggi dari guru mendapat penghargaan dari sekolah, Penghargaan dan hadiah ditentukan berdasarkan prestasi yang diraih dan memberikan kepada guru untuk meraihnya, tiap guru yang mendapatkan penghargaan atas suatu prestasi yang membanggakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang produktif dan punya kinerja tinggi dipriori- taskan untuk menikmati kesempatan promo- si atau pilihan program lain untuk pengem- bangan karir, tindakan punishment didahului dengan pengarahan, teguran, dan peringatan, bobot tindakan adil, dan tindakan yang diambil bersifat mendidik. Pelaksanaan reward dan punishment selanjutnya dikomu- nikasikan dengan guru yang bersangkutan.

  ”

  Kepala sekolah dalam hal penerapan reward dan

  punishment juga mengatakan: “Dalam pelaksanaannya reward dan punish- ment dilakukan dengan cara pemberian penghargaan dan insentif terhadap guru dan staf yang berprestasi, penghargaan dan hadiah ditentukan berdasarkan prestasi yang diraih, tiap guru yang mendapatkan peng- hargaan atas suatu prestasi yang membang- gakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang produktif dan punya kinerja tinggi diprioritaskan untuk menikmati kesempatan promosi atau pilihan program lain untuk pengembangan karir, tindakan punishment didahului dengan pengarahan, teguran, dan peringatan, bobot tindakan adil, dan tinda- kan yang diambil bersifat mendidik ”.

  Komunikasi kepala sekolah pada waktu akan melakukan reward dan punishment dilakukan diawal pembelajaran. Hal ini terungkap dalam penuturan responden 4 guru kelas IV sebagai berikut:

  “Kepala sekolah dalam memberikan reward dan punishment, bagi guru yang berprestasi mendapat penghargaan dari sekolah, dan diumumkan, juga diberi kesempatan promo- si, tindakan punishment yang dilakukan didahului dengan pengarahan, teguran, dan peringatan, yang bersifat mendidik ”.

  Dilanjutkan lagi mengenai pelaksanaan reward dan punishment yang dilakukan oleh kepala sekolah juga dituturkan oleh responden 1 guru kelas 1 sebagai berikut:

  "Pada saat memberikan reward dan punish- ment kepala sekolah kepada guru yang berprestasi mendapat penghargaan dari sekolah, dan diumumkan, juga diberi kesem- patan promosi, tindakan punishment yang dilakukan didahului dengan pengarahan, teguran, dan peringatan, yang bersifat mendidik

  ”.

  Mengenai pelaksanaan reward dan punishment yang dilakukan oleh kepala sekolah, saya kroscekkan dengan pendapat guru. Hasil wawancara mengenai hal itu disampaikan oleh responden 2 guru kelas II sebagai berikut:

  "Kepala sekolah dalam memberikan reward dan punishment kepada guru yang berpres- tasi dengan pemberian penghargaan, dan diumumkan, tindakan punishment yang dilakukan dengan pengarahan, teguran, dan peringatan, yang bersifat mendidik

  ”.

  Berdasarkan hasil wawancara mengenai pelaksa- naan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang diketahui bahwa kepala sekolah juga melakukan pemberian hadiah dan teguran mengenai kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Hasil wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang mengenai reward dan

  punishment tersebut adalah sebagai berikut: “Selain penggunaan tehnik percakapan pribadi juga melaksanakan secara kelompok.

  Dengan mengadakan pembinaan secara ke- lompok, biasanya saya tekankan pada kegia- tan pembelajaran. Pembinaan saya lakukan melalui pembinaan rutin

  ”.

  Seperti penuturan responden 4 guru kelas IV sebagai berikut:

  "Untuk pelaksanaan reward dan punishment penggunaan tehnik percakapan pribadi juga melaksanakan secara kelompok. Pembinaan dilakukan melalui pembinaan rutin

  ”.

  Penuturan yang disampaikan oleh responden 5 guru kelas 5 di atas mengenai reward dan punishment sebagai berikut:

  "Reward dan punishment diumumkan setiap hari senin pada saat upacara bendera, sekaligus penyerahan penghargaan".

  Berdasarkan hasil wawancara tersebut, yang dila- kukan kepala sekolah. Hal tersebut sesuai dengan yang dituturkan oleh kepala sekolah, sebagai berikut:

  

Dalam pembinaan kepada guru-guru, kepala

  "

  

sekolah menyampaikan setiap hari senin pada

saat upacara bendera, sekaligus penyerahan

penghargaan”.

  Berdasarkan hasil wawancara tersebut sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti menge- nai pelaksanaan reward dan punishment di SD Negeri Pedurungan Kidul 04 Semarang diketahui bahwa kepala sekolah juga melakukan pemberian hadiah dan teguran mengenai kegiatan pelaksanaan pembelajar- an. Hasil wawancara dengan kepala sekolah:

  “Bentuk dari reward adalah dengan (1) pemberian piagam, (2) Hadiah nilai DP3 yang lebih baik, (3) Pujian secara lisan dalam upacara atau rapat, dan (4) Hadiah uang. Sedangkan bentuk dari punishment adalah (1) Teguran secara lisan dan tulisan, (2) Nilai DP3 lebih rendah dari yang lain, (3) Pembinaan tersendiri

  ”.

  Seperti penuturan responden 4 guru kelas IV sebagai berikut:

  “Kepala sekolah dalam pemberian reward berupa pemberian piagam, Hadiah nilai DP3, pujian secara lisan dalam upacara atau rapat, dan Hadiah uang. Sedangkan untuk Punishment adalah Teguran secara lisan dan tulisan, Nilai DP3 lebih rendah dari yang lain, pembinaan tersendiri

  ”.

  Berdasarkan hasil Wawancara tersebut sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti mengenai pelaksanaan reward dan punishment masalah pemberian penghargaan dan pembinaan.

  Pemberian penghargaan atau reward meliputi: mengikuti prosedur pemberian penghargaan dan insentif terhadap guru dan staf yang berprestasi, tiap guru yang mendapatkan penghargaan atas suatu prestasi yang membanggakan diumumkan jika perlu dirayakan, guru yang mempunyai kinerja tinggi diprioritaskan untuk diberi kesempatan promosi.

  Sedangkan tindakan punishment didasarkan atas kriteria yang objektif dengan melalui tindakan- tindakan pengarahan, teguran, dan peringatan, bobot tindakan adil, dan tindakan yang diambil bersifat mendidik.

4.3.7 Pengamatan dan Evaluasi

  Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat kinerja guru pada pelaksanaan pemberian reward dan

  

punishment pada siklus kedua dapat dilihat pada tabel

  yang terlampir. Dari hasil rekapitulasi kinerja guru diperoleh data: 1) Guru yang memiliki TS (Teaching Skill) yaitu ketrampilan mengajar sebanyak 2 orang guru dari

  15 guru sehingga terdapat 13% guru guru memiliki ketrampilan mengajar sangat rendah, 2 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 13% guru rendah, 6 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 40% orang sedang, 3 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 20% guru tinggi dan 2 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 13% guru yang memiliki ketrampilan mengajar sangat tinggi.

  2) Guru yang memiliki MS (Manajemen Skill) yaitu ketrampilan mengatur waktu dengan tugas lain sebanyak 1 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 7% orang guru memiliki manajemen skill rendah, 3 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 20% guru rendah, 3 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 20% guru tinggi, 8 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 53% sangat tinggi sedangkan guru yang memiliki manajemen skill sangat rendah tidak ada.

  3) Guru yang memiliki DR (Disipline and Regulirity) yaitu keteraturan dan ketepatan waktu di sekolah sebanyak 2 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 13% guru sangat rendah, 1 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 7% guru rendah, 1 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 7% sedang, 6 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 40% tinggi, 5 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 33% guru yang memiliki keteraturan dan ketepatan waktu yang sangat tinggi.

  4) Guru yang memiliki IS (Interpersonal Skill) yaitu ketrampilan guru menjalin interaksi dengan orang lain sebanyak 1 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 7% guru rendah, 3 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 20% guru sedang, 7 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 40% guru sedang, 4 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 33% guru tinggi dan 2 orang guru dari 15 guru sehingga terdapat 13% guru sangat tinggi dalam menjalin interaksi dengan pihak lain.

4.3.8 Refleksi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

0 0 20

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

0 0 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

0 0 16

C. Wawancara dengan Kepala Sekolah 1. Perencanaan Supervisi Akademik yang dilakukan Kepala Sekolah di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Se

1 2 33

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pendidikan Karakter Melalui Ekstra Kurikuler Pramuka Di Sekolah Dasar Negeri Srondol Kulon 01 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pendidikan Karakter Melalui Ekstra Kurikuler Pramuka Di Sekolah Dasar Negeri Srondol Kulon 01 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang

0 0 44

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pendidikan Karakter Melalui Ekstra Kurikuler Pramuka Di Sekolah Dasar Negeri Srondol Kulon 01 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang

0 0 10