KARYA TULIS ILMIAH GOLONGAN DARAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam tubuh terdapat kurang lebih lima liter darah yang mengalir tiada
henti. Darah adalah sungai kehidupan dalam tubuh kita. Jika kita kehilangan
banyak darah, maka nyawa kita akan terancam, bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Seringkali seseorang kekurangan darah akibat mengalami kecelakaan
atau menderita suatu penyakit yang dimana orang tersebut sangat memerlukan
darah dengan cara transfusi darah. Seseorang dapat meninggal apabila kehilangan
40% darahnya pada waktu yang singkat karena tubunya tidak dapat membuat
darah lagi dengan cepat. Tetapi kematian akibat kasus tersebut di atas dapat
dicegah dengan tindakan transfusi darah dari seorang donor. Darah donor dapat
ditransfusikan pada orang-orang tertentu. Hal ini dikarenakan adanya persyaratan
tertentu yang harus dipenuhi. Sebelum transfusi perlu dilakukan tes mencampur
darah donor dengan darah resipien. Bila tidak terjadi aglutinasi maka dikatakan
darah sesuai dan transfusi dapat dilakukan. Kesesuaian tersebut tergantung dari
antigen pada permukaan eritrosit dan antibodi dalam plasmanya.
Setiap manusia mempunyai golongan darah masing-masing. Golongan
darah dapat diturunkan secara genetik dari kedua orang tua kepada generasi
keturunannya. Namun, banyak orang tidak begitu peduli dengan golongan
darahnya karena dianggap tidak dibutuhkan bagi kehidupan sehari-hari. Padahal,

menurut pakar kesehatan, ada baiknya kita mengetahui golongan darah karena
berkaitan erat dengan kesehatan dan keselamatan kita saat berada dalam kondisi
darurat.
Mengetahui golongan darah selain memberikan manfaat bagi diri sendiri,
juga bisa menolong orang lain. Mendonorkan darah kepada seseorang merupakan
perbuatan mulia. Maka dari itu untuk melakukan donor darah kita harus
mengetahui golongan darah yang kita miliki. Apakah golongan darah yang kita
miliki cocok atau tidak dengan orang yang akan menerimanya? Oleh karena

1

mengetahui golongan darah merupakan hal yang sangat penting, penulis akan
memaparkan tentang cara untuk mengetahui golongan darah pada manusia.
1.2 Ruang Lingkup
Siswa kelas XI SMAN 1 Trenggalek tahun pelajaran 2017/ 2018.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1

Bagaimana penggolongan darah sistem ABO pada siswa perempuan
kelas XI IPA-4?


1.3.2

Bagaimana penggolongan darah sistem Rhesus pada siswa perempuan
kelas XI IPA-4?

1.3.3

Bagaimana transfusi darah pada siswa perempuan kelas XI IPA-4?

1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1

Mengetahui penggolongan darah sistem ABO pada siswa perempuan
kelas XI IPA-4.

1.4.2

Mengetahui


penggolongan

darah

sistem

Rhesus

pada

siswa

perempuan kelas XI IPA-4.
1.4.3

Mengetahui transfusi darah pada siswa perempuan kelas XI IPA-4.

2

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi ataupun
manusia yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil
metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya.
Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem
transportasi dengan darah.Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi
manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak
kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup
seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan
darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh
kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5
liter (Mustahib, 2012).
Darah mempunyai fungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru,
mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan
dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari
kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke
seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang

dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif,
menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi
(Winotasara,1993).
2.2 Stuktur dan Komposisi Darah
2.2.1 Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan darah yang berwarna kekuningan. Lebih kurang
dari 92% dari plasma adalah air, sehingga sisanya berupa garam dan molekul

3

organik. Bahan terlarut yang ada dalam plasma darah adalah protein plasma,
garam-garam dalam, SO-24, gas-gas, bahan makanan, garam mineral, produk
limbah, bahan pengatur. Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting
adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan
fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat
jernih dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan
protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam
tubuh disebut antigen. Berdasarkan cara kerjanya, antibodi dalam plasma darah
dapat dibedakan sebagai berikut.



Aglutinin : menggumpalkan antigen.



Presipitin : mengendapkan antigen.



Antitoksin : menetralkan racun.



Lisin : menguraikan antigen.

Antigen yang terdapat dalam sel darah dikenal dengan nama aglutinogen,
sedangkan antibodi terdapat di dalam plasma darah dinamakan aglutinin.
Aglutinogen membuat sel-sel darah peka terhadap aglutinasi (penggumpalan).
Adanya aglutinogen dan aglutinin di dalam darah ini pertama kali ditemukan oleh
Karl Landsteiner (1868–1943) dan Donath.

2.2.2 Sel-sel Darah Merah
Sel darah merah (eritrosit) adalah bagian utama dari sel-sel darah. Ciri-ciri
dari sel darah merah, anatar lain bentuknya melingkar, pipih, dan cakram
bikonkaf; sel yang telah matang tidak mempunyai nukleus; berdiameter kurang
dari 0,01 mm; dan elastis.hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung
senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan
karbon dioksida dan berwarna merah. Sel-sel darah merah berasal dari sel darah
induk dan diproduksi didalam sumsum tulang merah. Sel darah merah yang
matang akan kehilangan nukleus dan memperoleh molekul Hb. Umur sel darah
merah lebih kurang 120 hari. Setelah sel-sel tersebut usang atau mati, kemudian
dihancurkan didalam organ hati/limpa dan ditelan oleh makrofag.
2.2.3 Sel-sel Darah Putih

4

Sel darah putih (leukosit) tidak berwarna, mempunyai nukleus, kehilangan
Hb,

bentuknya


tidak

beraturan,

dapat

bergerak,

dan

dapat

merubah

bentuk.perbandingan jumlah sel darah putih dengan sel darah merah adalah 1:700.
Fungsi utama leukosit adalah memakan kuman penyakit atau benda asing lain
yang masuk kedalam tubuh. Selain itu juga sebagai pengangkut zat lemak. Sel
darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit yang
mempunyai nukleus yang banyak dan bersifat fagosit. Dan agranulosit yang hanya
mempunyai satu nukleus dan tidak seluruhnya bersifat fagosit.

2.2.4 Keping Darah
Keping darah (trombosit) berbentuk tidak beraturan, berukuran kecil, tidak
berwarna dan tidak berinti. Trombosit berfungsi untuk pembekuan darah. Keping
darah berasal dari hasil fragmentasi sel megakariosit di sumsum tulang merah.
Setiap hari tubuh manusia memproduksi rata-rata 200 miliar keping darah. Dalam
darah terkandung 150-300 ribu per mm kubik.
2.3 Golongan Darah
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan

ada

atau

tidak

adanya

zat antigen warisan pada


permukaan

membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut.
Dua

jenis

penggolongan

darah

yang

paling

penting

adalah


penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal
sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai.Transfusi

darah dari

golongan

yang

tidak

kompatibel

dapat

menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal
ginjal, syok, dan kematian.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di
dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan
darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B.
Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B,
golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. (Alrasyid,
2010).

5

2.4 Sistem Penggolongan Darah
2.4.1

Penggolongan Darah Sistem ABO

Ada banyak golongan darah, tetapi yang terkenal di bidang medis
adalah golongan darah ABO dan Rhesus. Kedua golongan darah ini ditemukan
oleh Dr. Karl Landsteiner, seorang dokter dari Austria, pada tahun 1900. Semula
Landsteiner menemukan golongan darah A, B, dan C. Golongan C ini kemudian
dinamakan golongan O. Pada tahun 1902 kolega Landsteiner, yaitu Alfred
Decastello dan Adriano Sturli menemukan golongan ke empat yaitu golongan AB.
Dasar penggolongan darah ABO adalah adanya aglutinogen (antigen) pada
eritrosit, dan adanya aglutinin (antibodi) di dalam plasma darah. Aglutinogen
berarti antigen yang digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah jenis antibodi yang
menggumpalkan.
Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B.
Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma
akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat
menyebabkan Aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang
menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam
aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b (zat anti B).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut dibagi menjadi 4
golongan yaitu sebagai berikut:


Individu dengan golongan darah A dalam eritrosit (sel darah merah)
mengandung

Antigen

(Aglutinogen)

A,

dan

plasma

darah

mengandung Antibodi (Aglutinin) B.


Individu dengan golongan darah B dalam eritrosit (sel darah merah)
mengandung

Antigen

(Aglutinogen)

B,

dan

plasma

darah

mengandung Antibodi (Aglutinin) A.


Individu dengan golongan darah AB dalam eritrosit (sel darah merah)
mengandung Antigen (Aglutinogen) A dan B, dan plasma darah tidak
mengandung Antibodi (Aglutinin).

6



Individu dengan golongan darah O dalam eritrosit (sel darah merah)
tidak mengandung Antigen (Aglutinogen), dan plasma darah
mengandung Antibodi (Aglutinin) A dan B.

Secara singkat, golongan darah sistem ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 1. Golongan Darah Berdasarkan Aglutinin dan Aglutinogen
Golongan Darah

Aglutinogen

Aglutinin

A

A

b

B

B

a

AB

A dan B

Tidak Ada

O

Tidak Ada

a dan b

2.4.2

Penggolongan Darah Sistem Rhesus

Pada sistem rhesus, terdiri dari Rhesus Positif dan Rhesus Negatif. Sebagian
besar orang asia termasuk Indonesia memiliki rhesus positif, sedangkan rhesus
negatif pada umumnya dimiliki oleh orang luar. Seseorang yang memiliki rhesus
positif darahnya akan mengalami aglutinasi apabila diberikan anti-Rh. Sedangkan
rhesus negatif, tidak akan bereaksi apabila diberikan anti-Rh.
Sistem Rhesus merupakan sistem yang menggunakan faktor Rh atau rhesus
yang berasal dari percobaan pada eritrosit Macacus rhesus (kera rhesus). Antigen
rhesus ini berupa glikoprotein tertentu pada membrane plasma sel-sel darah merah
dan membagi golongan darah manusia menjadi 2 kelompok berdasarkan reaksi
penggumpalan antara antigen sel darah merah dengan anti serum Rh, yaitu positif
dan negatif. Rhesus positif (Rh positif) adalah seseorang yang mempunyai Rhantigen pada eritrositnya sedang Rhesus negatif (Rh negatif) adalah seseorang
yang tidak mempunyai rh-antigen pada eritrositnya. Antigen pada manusia
tersebut dinamakan antigen-D, dan merupakan antigen yang berperan penting
dalam transfusi. Landsteiner dan A.S. Weiner pada tahun 1946 menemukan
antigen tertentu dalam darah Maccacus rhesus, yang diberi nama antigen rhesus

7

(Rh). Antigen ini juga ditemukan dalam sel darah merah manusia, sehingga darah
manusia di golongkan menjadi 2 yaitu Rh+ dan Rh-:


Orang bergolongan Rh+ , dalam eritrositnya terkandung aglutinogen
Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen
Rhesus. Dimana 85% dimiliki orang berkulit berwarna.



Orang bergolongan Rh-, dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen
Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen
Rhesus. Dimana 85% dimiliki orang berkulit putih.

2.5 Uji Golongan darah
Uji golongan darah atau tes darah dilakukan untuk mengetahui golongan
darah seseorang. Cara melakukan tes darah adalah dengan mengambil sampel
darah orang yang akan di tes golongan darahnya, kemudian sampel darah
tersebut ,masing- masing akan ditetesi oleh serum anti A, anti B dan anti
AB. Serum tersebut identik

dengan

aglutinin sehingga

serum

tersebut

dapatmenggumpalkan darah apabila bercampur dengan darah yang memiliki
aglutinogen yang sesuai.
Contohnya seseorang dengan golongan darah A jika ditetesi dengan serum
anti A maka darahnya akan menggumpal, karena aglutinogen pada darah orang
tersebut bercampur dengan serum anti A yang identik dengan aglutinin a.
Sedangkan ketika ditetesi serum anti B darahnya tidak menggumpalkarena orang
tersebut tidak

memiliki

aglutinogen

B sehingga serum

anti

B

tidak

menggumpalkan darah.
Tabel 2. Aglutinasi golongan darah dengan serum anti A, Anti B dan anti AB
Golongan

Serum Anti

Serum anti B/

Serum anti

Darah

A/ Aglutinin

Aglutinin b

AB/ Aglutinin

A

a
Menggumpal

Tidak

ab
Menggumpal

A

B

Tidak

Menggumpal
Menggumpal

Menggumpal

B

AB
O

Menggumpal
Menggumpal
Tidak

Menggumpal
Tidak

Menggumpal
Tidak

AB
Tidak Ada

8

Aglutinogen

Menggumpal

Menggumpal

Menggumpal

Gambar 1. Uji serum golongan darah ( Tes darah )

2.6 Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain.
Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan DONOR dan yang
menerima darah disebut RESIPIEN. Donor perlu memperhatikan jenis
aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memperhaitkan jenis
aglutinin dalam plasma darah. Sebelum melakukan transfusi perlu menentukan
golongan darah resipien dan golongan darah donor. Proses penentuan golongan
darah dilakukan dengan cara Tes Darah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Setelah diketahui jenis golongan darah antara donor dan resipien barulah proses
transfusi darah dapat dilakukan.
Golongan darah O adalah golongan darah yang paling banyak di dunia.
Sedangkan golongan darah AB adalah golongan darah yang paling langka .

9



Golongan darah O disebut Donor Universal karena darahnya dapat
didonorkan pada semua golongan darah , tetapi hanya dapat menerima
dari golongan darah O.



Golongan

darah

AB

disebut Resipien

Universal karena

dapat

menerima transfusi dari semua golongan darah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 3
November 2017 pukul 09.00 WIB s/d selesai. Bertempat di
Laboratorium Biologi, SMAN 1 Trenggalek.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan untuk praktikum ini antara lain: blood lancet, tusuk
gigi, kaca objek, kertas putih, kapas.
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini antara lain: serum anti A, B, dan
Rhesus, Alkohol 70%, darah yang diperiksa.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Meletakkan gelas objek pada selembar kertas putih.
3.3.2 Mencuci tangan hingga bersih, megambil segumpal kapas dengan
pinset, menyelupkan ke dalam alkohol dan menggosok pada ujung jari
manis tangan.
3.3.3 Menusukkan lancet dengan hati-hati ke ujung jari yang telah steril,
lalu menekan ujung jari hingga darah keluar.
3.3.4 Meneteskan darah pada kaca objek sebanyak 3 kali.
3.3.5 Meneteskan serum anti A sebanyak 1 tetes pada sampel darah anti A,
mengaduk dengan gerakan memutar. Bila terjadi penggumpalan maka
golongan darah adalah A.
3.3.6 Meneteskan serum anti B sebanyak 1 tetes pada sampel darah anti B,
lalu mengaduk dengan gerakan memutar. Bila terjadi penggumpalan
maka golongan darah adalah B.
10

3.3.7 Meneteskan serum anti Rhesus ( D ) sebanyak 1 tetes pada sampel
darah anti D, lalu mengaduk dengan gerakan memutar. Bila terjadi
penggumpalan maka rhesus bernilai

( + ) dan bila tidak terjadi

penggumpalan maka rhesus bernilai ( - ).

BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Dari hasil praktikum tentang penentuan golongan darah yang telah peneliti
lakukan, data yang dapat peneliti ambil yaitu berupa sampel-sampel darah yang
telah dicampur dengan serum. Data-data tersebut dibuat dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Praktikum Golongan Darah Siswa Perempuan Kelas
XI IPA-4
Nama

Anti A

Fiki

(-)

Fatna

Anti Rh

Golongan Darah

(+ )

(+ )

B+

(-)

(+ )

(+ )

B+

Tanikha

(+)

(-)

(+ )

A+

Rica

(-)

(-)

(+ )

O+

Laila

(+)

(+)

(+ )

AB+

Dhea

(-)

(-)

(+ )

O+

Ket:

Anti B

( + ) Menggumpal
( - ) Larut

4.2 Pembahasan
11

4.2.1 Penggolongan darah sistem ABO pada siswa perempuan kelas XI
IPA-4.
Kegiatan pengujian golongan darah ini dilakukan untuk mengetahui cara
menentukan golongan darah melalui perbedaan reaksi antara berbagai golongan
darah kemudian menentukan golongan darah sistem ABO dan sistem Rhesus.
Golongan darah sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen permukaan
eritrosit, yang disebut juga sebagai aglutinogen. Penggolongan darah pada
praktikum ini dilakukan dengan melihat apakah terjadi penggumpalan setelah
mencampurkan darah dengan masing-masing antiserum A dan B. Reaksi
penggumpalan dapat terjadi akibat antigen darah Opraktikan terhadap serum antiA dan anti-B yang berasal dari masing-masing darah B dan A. Serum anti-A yang
diteteskan menandakan bahwa darah yang diuji tersebut diberikan antigen A dari
golongan darah B. Sedangkan serum anti-B yang diteteskan merupakan antigen B
dari golongan darah A. Jika pengumpalan darah ketika ditetesi serum anti-A,
maka darah tersebut memiliki anti-B pada darahnya. Sedangkan jika
penggumpalan terjadi akibat ditetesi serum anti-B, maka darah tersebut memiliki
anti-B pada darahnya.
Pada praktikum ini ada 6 siswa yang akan diperiksa golongan darahnya, dan
berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut:
Golongan darah A
Probandus : Tanikha
Tabel 4. Hasil Penelitian Darah Probandus
A

B
MENGGUMPAL

TIDAK MENGGUMPAL

(ditetesi serum A)
(ditetesi serum B)
Individu dapat dikatakan bergolongan darah A apabila di dalam sel darah
seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya mengandung aglutinin β
Tabel 5. Donor dan Resipien Golongan Darah A
Donor

Resipien
A (Aglutinogen A, Aglutinin β)
B (Aglutinogen B, Aglutinin α)

12

A (Aglutinogen A, Aglutinin β)

AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin
-)
O (Aglutinogen - , Aglutinin α dan β)

Ket:
Donor

: yang diperhatikan aglutinogennya

Resipien

: yang diperhatikan aglutininnya

Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A bertemu dengan
Aglutininin α (Anti A), jadi Tanikha (golongan darah A) dapat mendonorkan
darahnya pada individu yang bergolongan darah A dan AB.
Golongan Darah B
Probandus: Fiki, Fatna
Tabel 6. Hasil Penelitian Darah Probandus
A

B

TIDAK MENGGUMPAL

MENGGUMPAL

(ditetesi serum A)
(ditetesi serum B)
Individu dapat dikatakan bergolongan darah B apabila di dalam sel darah
seseorang terdapat aglutinogen B, sedangkan dalam serumnya terdapat aglutinin
α
Tabel 7. Donor dan Resipien Golongan Darah B
Donor

Resipien
A (aglutinogen A, Aglutinin β)
B

B (Aglutinogen B, Aglutinin α)

(Aglutinogen B, Aglutinin α)

AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin - )
O (Aglutinogen - , Aglutinin α dan β)

Ket:
Donor

: yang diperhatikan aglutinogennya

Resipien

: yang diperhatikan aglutininnya

Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen B bertemu dengan
Aglutininin β (Anti B), jadi Fiki dan Fatna

(golongan darah B) dapat

mendonorkan darahnya pada individu yang bergolongan darah B dan AB.

13

Golongan darah AB
Probandus

: Laila

Tabel 8. Hasil Penelitian Darah Probandus
A

B
MENGGUMPAL

MENGGUMPAL

(ditetesi serum A)
(ditetesi serum B)
Individu dapat dikatakan bergolongan darah AB apabila di dalam sel darah
seseorang terdapat aglutinogen A dan B, sedangkan di dalam serumnya tidak
mengandung aglutinin α dan β.
Tabel 9. Donor dan Resipien Golongan Darah AB
Donor

Resipien
A (aglutinogen A, Aglutinin β)

AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin -)

B (Aglutinogen B, Aglutinin α)
AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin - )
O (Aglutinogen - , Aglutinin α dan β)

Ket:
Donor

: yang diperhatikan aglutinogennya

Resipien

: yang diperhatikan aglutininnya

Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A dan B bertemu dengan
Aglutininin α (Anti A) dan Aglutinin β (Anti B) jadi Laila (golongan darah AB)
dapat mendonorkan darahnya pada individu yang bergolongan darah AB saja,
tetapi AB dapat menerima darah dari golongan darah apa saja. Itulah sebabnya
mengapa golongan darah AB disebut sebagai resipien universal.
Golongan darah O
Probandus

: Rica, Dhea

Tabel 10. Hasil Penelitian Darah Probandus
A
TIDAK MENGGUMPAL

B
TIDAK MENGGUMPAL

(ditetesi serum A)

(ditetesi serum B)

14

Individu dikatakan bergolongan darah O apabila di dalam sel darah
seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan dalam serumnya mengandung
aglutinin α dan β.
Tabel 11. Donor dan Resipien Golongan Darah O
Donor

Resipien
A (aglutinogen A, Aglutinin β)
B

O (Aglutinogen -, Aglutinin α dan β)

(Aglutinogen B, Aglutinin α)

AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin - )
O (Aglutinogen - , Aglutinin α dan β)

Ket:
Donor

: yang diperhatikan aglutinogennya

Resipien

: yang diperhatikan aglutininnya

Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A dan B bertemu dengan
Aglutininin α (Anti A) dan Aglutinin β (Anti B) jadi Rica dan Dhea (golongan
darah O) dapat mendonorkan darahnya pada individu yang bergolongan darah
A,B,AB,dan O. Tetapi golongan darah O hanya bisa menerima darah dari
golongan darah O saja. Golongan darah O disebut sebagai donor universal karena
dapat mendonorkan darahnya pada semua golongan darah.
4.2.2 Penggolongan darah sistem Rhesus pada siswa perempuan kelas XI
IPA-4.
Berdasarkan
golongan darah

ada
pada

tidaknya
manusia

faktor

Rh

dibedakan

(Rhesus)
menjadi

dalam
Rh+,

eritrosit,

yaitu

jika

mempunyai antigen Rh dan golongan darah Rh-, jika tidak mempunyai
antigen Rh. Transfusi atau pencampuran darah dengan sistem Rh berbeda
dapat menyebabkan

terjadinya

penggumpalan

akibat

ketidaksesuaian

Rh

yang disebut incompatibilitas rhesus. Dari data di atas diperoleh hasil bahwa
semua praktikan memiliki Rhesus positif, hal ini dapat dilihat dari penggumpalan
darah praktikan saat ditetesi serum anti D (Rhesus).
4.2.3 Transfusi darah pada siswa perempuan kelas XI IPA-4.

15

Dari data di atas dapat diperoleh hasil bahwa Fiki dan Fatna bisa saling
mendonorkan darahnya karena memiliki golongan darah yang sama yaitu B,
selain itu mereka juga bisa mendonorkan darahnya ke Laila yang bergolongan
darah AB. Laila hanya bisa mendonorkan darah pada siswa yang memiliki
golongan darah sama dengan golongan darahnya. Tanikha yang bergolongan
darah A bisa mendonorkan darah kepada siswa yang mempunyai golongan darah
sama dan juga bisa menjadi donor untuk Laila. Sedangkan Rica dan Dhea yang
bergolongan darah O bisa mendonorkan darah kepada semua golongan darah.
Untuk lebih jelasnya penulis membuat bagan transfusi darah seperti di bawah ini:
Gambar 2. Bagan Transfusi Darah

16

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Induvidu yang golongan darahnya A, didalam sel darah merahnya memiliki
antigen A dan aglutinin B pada plasmanya. Individu yang bergolongan darah B.
Di dalam sel darah merahnya memiliki antigen B dan pada plasmanya
mengandung aglutinin A. Individu yang bergolongan darah AB,

sel darah

merahnya memiliki antigen A dan B, tetapi dalam plasma darahnya tidak
memiliki aglutinin α dan Aglutinin β. Individu bergolongan darah O, sel darah
merahnya tidak memiliki antigen A dan B, hanya dalam plasma darahnya
memiliki aglutinin α dan aglutinin β.
Sistem penggolongan darah dapat didasarkan pada sistem ABO, dan
Rhesus(Rh). Dalam sistem Rhesus diketahui bahwa Golongan darah Rh+, dalam
eritrositnya mengandung antigen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi
terhadap antigen Rhesus. Golongan darah Rh– , dalam eritrositnya tidak ada
antigen Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus.
Tranfusi darah dapat dilakukan pada darah yang sama – sama memiliki
aglutinin anti yang menggumpalkannya. Golongan darah A dapat menerima donor
dari golongan darah A dan O. Golongan darah B hanya dapat menerima donor
dari golongan darah B dan golongan darah O. Sementara golongan darah AB
dapat menerima donor dari semua golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O
hanya bisa menerima donor dari yang sama – sama O.
5.2 Saran
Praktikan sebaiknya tidak merasa takut ketika akan ditusuk menggunakan
lanset, selain itu praktikan juga harus memberi alkohol pada bagian yang telah
ditusuk agar tidak infeksi. Ketika praktikum golongan darah, penusukan jarum
dilaksanakan dengan teliti agar tepat ditengah jari sehingga darah tidak melebar
ditengah kuku.

17

18