KEGAWATDARURATAN PADA BAYI BARU LAHIR Di
KEGAWATDARURATAN PADA BAYI BARU LAHIR Diposkan oleh Nouna Shaleha di
21.42 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat
proses kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn
bantuan alat-alat medis modern sekalipun,sering kali memberikan gambaran berbeda tergadap kondisi
bayi saat lahir. Oleh karena itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran bayi
mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tadak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan keterampilan
standart, dalam melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat dihandalkan, walaupun mereka itu
memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional ahli. Salah satu penyebab kedawat daruratan
pada bayi baru lahir adalah sbb: ·
Hipotermia ·
Hipertermia ·
Hiperglikemia ·
Tetanus
Neonaturum ·
Penyakit-penyakit pada ibu hamil 1.2 Rumusan Masalah Ø Bagaimana penyebab
kegawatdaruratan pada neonatus? Ø Bagaimana kondisi-kondisi yang menyebabkan kegawatdaruratan
pada neonatus? Ø Bagaimana penanganan kegawatdaruratan pada neonatus? 1.3 Tujuan ü Untuk
mengetahui penyebab kegawatdaruratan pada neonatus ü Untuk mengetahui kondisi-kondisi yang
menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus ü Untuk mengetahui penanganan kegawatdaruratan
pada neonatus BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Neonatus Neonatus adalah masa kehidupan
pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada
semua system. Neonatus bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. Neonatus
mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 2472 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi adalah
system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan
persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi terhadap neonatus. 2.2 Faktor-Faktor
yang Menyebabkan Kegawatdaruratan pada Neonatus 1. Faktor Kehamilan ·
Kehamilan kurang
bulan ·
Kehamilan dengan penyakit DM ·
Kehamilan dengn gawat janin ·
Kehamilan dengan
penyakit kronis ibu ·
Kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat ·
Kehamilan lebih bulan ·
Infertilitas 2. Faktor pada Partus ·
Partus dengan infeksi intrapartum ·
Partus dengan
penggunaan obat sedatif 3. Faktor pada Bayi ·
Skor apgar yang rendah ·
BBLR ·
Bayi
kurang bulan ·
Berat lahir lebih dari 4000gr ·
Cacat bawaan ·
Frekuensi pernafasan dengan
2x observasi lebih dari 60/menit 2.3 Kondisi-Kondisi Yang Menyebabkan Kegawatdaruratan Neonatus
2.3.1 Hipotermia Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 360C atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low
reading termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal
penyakit yang berakhir dengan kematian. Akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen
(terjadi hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan
menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya
berat badan yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori. Etiologi dan factor presipitasi
dari hipotermia antara lain : prematuritas, asfiksia, sepsis, kondisi neurologik seperti meningitis dan
perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak adekuat setelah kelahiran dan eksposure suhu lingkungan
yang dingin. Penanganan hipotermia ditujukan pada: 1) Mencegah hipotermia, 2) Mengenal bayi dengan
hipotermia, 3) Mengenal resiko hipotermia, 4) Tindakan pada hipotermia. Tanda-tanda klinis
hipotermia: a) Hipotermia sedang (suhu tubuh 320C - 100 per menit. Cara yang termudah dan
cepat adalah dengan menggunakan stetoskop atau meraba denyut tali pusat. Meraba arteria
mempunyai keuntungan karena dapat memantau frekuensi denyut jantung secara terus menerus,
dihitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 = Frekuensi denjut jantung selama 1 menit) Hasil penilaian
: • Apabila frekeunsi. > 100 x / menit dan bayi bernafas spontan, dilanjutkan dengan menilai warna kulit
• Apabila frekuensi < 100 x / menit walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi untuk dilakukan
VTP (Ventilasi Tekanan Positif) 3. Warna Kulit :
Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik,
seharusnya kulit menjadi kemerahan. Jika masih ada sianosis central, oksigen tetap diberikan. Bila
terdapat sianosis perifer, oksigen tidak perlu diberikan, disebabkan karena peredaran darah yang masih
lamban, antara lain karena suhu ruang bersalin yang dingin.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
21.42 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat
proses kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn
bantuan alat-alat medis modern sekalipun,sering kali memberikan gambaran berbeda tergadap kondisi
bayi saat lahir. Oleh karena itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran bayi
mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tadak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan keterampilan
standart, dalam melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat dihandalkan, walaupun mereka itu
memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional ahli. Salah satu penyebab kedawat daruratan
pada bayi baru lahir adalah sbb: ·
Hipotermia ·
Hipertermia ·
Hiperglikemia ·
Tetanus
Neonaturum ·
Penyakit-penyakit pada ibu hamil 1.2 Rumusan Masalah Ø Bagaimana penyebab
kegawatdaruratan pada neonatus? Ø Bagaimana kondisi-kondisi yang menyebabkan kegawatdaruratan
pada neonatus? Ø Bagaimana penanganan kegawatdaruratan pada neonatus? 1.3 Tujuan ü Untuk
mengetahui penyebab kegawatdaruratan pada neonatus ü Untuk mengetahui kondisi-kondisi yang
menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus ü Untuk mengetahui penanganan kegawatdaruratan
pada neonatus BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Neonatus Neonatus adalah masa kehidupan
pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada
semua system. Neonatus bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. Neonatus
mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 2472 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi adalah
system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan
persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi terhadap neonatus. 2.2 Faktor-Faktor
yang Menyebabkan Kegawatdaruratan pada Neonatus 1. Faktor Kehamilan ·
Kehamilan kurang
bulan ·
Kehamilan dengan penyakit DM ·
Kehamilan dengn gawat janin ·
Kehamilan dengan
penyakit kronis ibu ·
Kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat ·
Kehamilan lebih bulan ·
Infertilitas 2. Faktor pada Partus ·
Partus dengan infeksi intrapartum ·
Partus dengan
penggunaan obat sedatif 3. Faktor pada Bayi ·
Skor apgar yang rendah ·
BBLR ·
Bayi
kurang bulan ·
Berat lahir lebih dari 4000gr ·
Cacat bawaan ·
Frekuensi pernafasan dengan
2x observasi lebih dari 60/menit 2.3 Kondisi-Kondisi Yang Menyebabkan Kegawatdaruratan Neonatus
2.3.1 Hipotermia Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 360C atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low
reading termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal
penyakit yang berakhir dengan kematian. Akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen
(terjadi hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan
menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya
berat badan yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori. Etiologi dan factor presipitasi
dari hipotermia antara lain : prematuritas, asfiksia, sepsis, kondisi neurologik seperti meningitis dan
perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak adekuat setelah kelahiran dan eksposure suhu lingkungan
yang dingin. Penanganan hipotermia ditujukan pada: 1) Mencegah hipotermia, 2) Mengenal bayi dengan
hipotermia, 3) Mengenal resiko hipotermia, 4) Tindakan pada hipotermia. Tanda-tanda klinis
hipotermia: a) Hipotermia sedang (suhu tubuh 320C - 100 per menit. Cara yang termudah dan
cepat adalah dengan menggunakan stetoskop atau meraba denyut tali pusat. Meraba arteria
mempunyai keuntungan karena dapat memantau frekuensi denyut jantung secara terus menerus,
dihitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 = Frekuensi denjut jantung selama 1 menit) Hasil penilaian
: • Apabila frekeunsi. > 100 x / menit dan bayi bernafas spontan, dilanjutkan dengan menilai warna kulit
• Apabila frekuensi < 100 x / menit walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi untuk dilakukan
VTP (Ventilasi Tekanan Positif) 3. Warna Kulit :
Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik,
seharusnya kulit menjadi kemerahan. Jika masih ada sianosis central, oksigen tetap diberikan. Bila
terdapat sianosis perifer, oksigen tidak perlu diberikan, disebabkan karena peredaran darah yang masih
lamban, antara lain karena suhu ruang bersalin yang dingin.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu