PROGRAM NASIONAL BAGI ANAK INDONESIA

PROGRAM NASIONAL BAGI ANAK INDONESIA
KELOMPOK KESEHATAN

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Pada United Nation General Assembly Special Session on Children yang diselenggarakan
pada bulan Mei 2002 di New York, negara-negara peserta menegaskan kembali dan
mendeklarasikan komitmen terhadap kesejahteraan anak. Komitmen tersebut dikenal sebagai
“A World Fit for Children” (WFC). Selain berisi pernyataan tentang tekad berbagai negara
untuk terus memperjuangkan kesejahteraan dan kemaslahatan anak, dokumen tersebut juga
berisi hasil telaah terhadap kemajuan yang telah dicapai dan rencana aksi untuk mencapai
target yang telah ditetapkan dan disepakati oleh negara-negara peserta.
Sebagai pengejawantahan komitmen terhadap deklarasi WFC tahun 2002, setiap negara yang
terlibat dan meratifikasinya perlu mengembangkan suatu program nasional bagi anak.
Dokumen tentang program nasional tersebut sangat diperlukan sebagai pedoman bagi
berbagai pihak yang berkepentingan dan terlibat dalam upaya mencapai target WFC. Ada 4
area pokok yang mendapat perhatian khusus dalam deklarasi WFC tahun 2002, yaitu
peningkatan hidup sehat (promoting healthy lives), penyediaan pendidikan berkualitas

(providing quality education), perlindungan terhadap abuse, eksploitasi, dan kekerasan
(protecting against abuse, exploitation and violence), dan penanggulangan HIV/AIDS
(combating HIV/AIDS).
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, Indonesia menyusun Program Nasional Bagi
Anak Indonesia (PNBAI) yang mencakup keempat komponen tersebut. Dokumen ini khusus
berisi tentang PNBAI Bidang Kesehatan.
1.2

LANDASAN

1.2.1. Konvensi Hak-hak Anak (Convention on the Rights of the Child).
Konvensi Hak-hak Anak menekankan beberapa prinsip dasar dalam pemenuhan hak-hak
anak, yaitu:
 non-diskriminasi;
 kepentingan yang terbaik bagi anak;
 hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
 penghargaan terhadap pendapat anak.

1


1.2.2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (UUPA).
Pasal-pasal yang berhubungan dengan kesehatan dalam UUPA adalah:
 Pasal 4 tentang hak anak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi serta
mendapat perlindungan.
 Pasal 8 tentang hak anak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial.
 Pasal 44 tentang kewajiban pemerintah dalam menyediakan fasilitas dan upaya kesehatan
yang komprehensif bagi anak.
 Pasal 45 tentang tanggung jawab orang tua dalam menjaga kesehatan dan merawat anak.
 Pasal 46 tentang kewajiban negara, pemerintah, keluarga dan orang tua dalam
mengusahakan agar anak yang lahir terhindar dari penyakit yang mengancam
kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan kecacatan.
 Pasal 47 tentang kewajiban negara, pemerintah, keluarga dan orang tua untuk melindungi
anak dari upaya transplantasi organ tubuhnya untuk pihak lain.
1.2.3. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (UU Kesehatan).
1.2.4. Millenium Development Goals (MDG)
Pada tahun 2000 telah diformulasikan MDG yang mencakup 8 tujuan utama. Lima dari 8
tujuan utama tersebut terkait dengan bidang kesehatan, yaitu:
 eradikasi kemiskinan yang ekstrim dan kelaparan;
 penurunan kematian anak;

 peningkatan kesehatan ibu;
 pemberantasan HIV/AIDS, malaria dan penyakit-penyakit lain;
 pengembangan kemitraan global untuk pembangunan.
1.2.5. Deklarasi “A World Fit for Children” (WFC)
Dalam Deklarasi WFC ditekankan 8 prinsip yang mendasari gerakan global untuk
menciptakan dunia yang cocok bagi anak. Prinsip yang terkait dengan kesehatan adalah care
for every child yang menyebutkan bahwa setiap anak harus memulai kehidupan dalam
keadaan yang sebaik-baiknya. Kelangsungan hidup, perlindungan, pertumbuhan dan
perkembangan anak dalam keadaan sehat dan gizi yang memadai, merupakan hal yang paling
mendasar dari pembangunan manusia. Untuk itu perlu diselenggarakan berbagai upaya untuk
menanggulangi penyakit menular, mengatasi penyebab utama gizi kurang, dan membesarkan
anak dalam lingkungan yang sehat dan aman yang memungkinkan anak menjadi sehat fisik,
mental dan emosional serta memiliki kemampuan sosial dan mampu belajar.
1.3 . PRINSIP-PRINSIP DASAR
1.3.1. Pendekatan siklus hidup.
2

Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan proses panjang yang berkesinambungan.
Derajat kesehatan anak pada masa balita sangat berkaitan erat dengan tingkat kesehatannya
pada masa bayi baru lahir. Bayi lahir sehat terkait erat dengan tingkat kesehatan maternal.

Derajat kesehatan maternal terkait erat dengan tingkat kesehatan pada masa remaja. Derajat
kesehatan pada periode remaja sangat terkait dengan kondisi kesehatan anak semasa balita.
Dengan demikian, derajat kesehatan anak tidak dapat dicapai dengan upaya yang dilakukan
sesaat, melainkan merupakan hasil dari upaya yang berkesinambungan selama kehidupan
anak. Dengan demikian upaya pembangunan kesehatan anak tidak dapat dipenggal-penggal
untuk kurun umur tertentu, meskipun masing-masing kurun umur memiliki karakteristik
masalah kesehatan yang berbeda.
Pendekatan siklus hidup memberikan penekanan bahwa upaya pembangunan kesehatan yang
dilakukan oleh satu generasi akan dinikmati hasilnya oleh generasi berikutnya. Upaya
kesehatan tidak hanya memberikan manfaat pada generasi yang melaksanakannya. Lebih dari
itu, manfaat terbesar justru akan dinikmati oleh generasi berikutnya.
1.3.2. Pendekatan kesehatan masyarakat.
Pendekatan kesehatan masyarakat adalah suatu pendekatan yang mengupayakan pencapaian
tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang setinggi-tingginya bagi seluruh masyarakat. Upayaupaya yang diselenggarakan difokuskan dan diprioritaskan pada masalah-masalah kesehatan
masyarakat utama yang mengancam dan/atau menimpa keseluruhan masyarakat disertai
aplikasi model pengembangan program yang sistematik untuk memastikan bahwa programprogram yang dikembangkan relevan dan efektif dalam menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat utama.
1.4

ARAHAN UNTUK MASA MENDATANG


World Health Organization memberikan arahan bagi pengembangan upaya kesehatan anak
dan remaja pada masa depan, yaitu:
1. Peningkatan kesehatan ibu dan neonatal
2. Peningkatan status gizi
3. Pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit menular
4. Pencegahan dan penanggulangan kecelakaan dan kekerasan
5. Penurunan ancaman lingkungan (fisik)
6. Peningkatan kesehatan remaja
7. Promosi perkembangan psikososial dan kesehatan jiwa anak

3

BAB 2. ANALISIS SITUASI KESEHATAN ANAK INDONESIA
2.1

POPULASI ANAK INDONESIA

Menurut SUSENAS 2001 jumlah penduduk Indonesia 202.707.418 jiwa dengan rasio lakilaki/perempuan hampir seimbang (1,003). Anak umur 0-4 tahun mencapai 5,8persen dari
total penduduk Indonesia, sedangkan anak umur sekolah 5-14 tahun mencapai 20,76persen.

Meskipun proporsi anak umur 0-19 tahun dari seluruh penduduk Indonesia sejak tahun 1996
telah menurun dari 42.9persen menjadi 41.1persen. Namun seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk maka jumlah anak umur 0-19 tahun juga terus meningkat. Hal ini berarti
bahwa populasi anak Indonesia yang harus diperhatikan dan diperjuangkan kesejahteraannya
terus meningkat. Beban untuk menanggulangi masalah kesehatan anak juga terus meningkat.
2.2

STATUS KESEHATAN ANAK

Data SUSENAS 2001 menunjukkan bahwa tingkat kematian bayi dan balita yang telah
sempat menurun ternyata cenderung meningkat kembali. Tabel 2.2.1 berikut ini menyajikan
AKB, angka kematian anak (AKA) dan AKBA menurut hasil SUSENAS 1995, 1998 dan
2001. Disamping kemajuan yang cukup bermakna tersebut, tingkat kematian bayi dan balita
di Indonesia masih yang tertinggi di antara negara-negara anggota Association of South-East
Asian Nations (ASEAN). Masalah lain timbul dari besarnya variasi antar propinsi, maupun
relatif besarnya perbedaan antara tingkat kematian di daerah rural dan urban.
Tabel 2.2.1
AKB, AKA, dan AKBA di Indonesia Menurut Tempat Tinggal
Hasil SUSENAS 1995, 1998 dan 2001
Tempat tinggal


SUSENAS 1995
SUSENAS 1998
SUSENAS 2001
Angka Kematian Bayi
Perkotaan
45
35
39
Pedesaan
66
54
59
Kota + Desa
60
49
51
Angka Kematian Anak
Perkotaan
13

8
10
Pedesaan
26
19
21
Kota + Desa
22
15
17
Angka Kematian Balita
Perkotaan
58
42
49
Pedesaan
90
74
78
Kota + Desa

81
65
68
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesi (2002). Laporan Data SUSENAS 2001.
4

Menurut SUSENAS 2001 penyebab utama kematian bayi umur