PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR DAN ORGANISASI

PENGORGANISASIAN DAN
STRUKTUR ORGANISASI
Disusun oleh :
Uyun Sundari
uyunsundari90@gmail.com

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO SEMARANG
Abstrack :
Oganisasi has become bagin of the activities of human life. Because without an
organization, it is impossible for humans to be able to organize or build a working system
that is effective and efficient. Organization is needed to guide a team working on establishing
a company or institution. However, an organization not only adrift by the company but rather
the extent of the organization has covers all human life. Without realizing it, every individual
when he was born he has been a member of the organization in its environment. One small
organization without us knowing it is a family. A family when viewed in terms of social is a
small organization that is within him there are members with their respective roles. Father,
mothers and children also have their respective roles in small this organization and also the
goals they want to achieve. An organization is one of the elements of life that is inherent to
human activity that aims to regulate, guide humanity in realizing the desire they deserved.
Therefore, learn about any organization is an important thing that can also be used as

guidelines to socialize with others.
Abstrak :
Oganisasi suadah menjadi bagin dari aktivitas kehidupan manusia. Karena tanpa
sebuah organisasi, mustahil bagi manusia untuk dapat mengatur ataupun membangun sebuah
sistem kerja yang efektif dan efisien. Organisasi dibutuhkan untuk membimbing sebuah tim
kerja dalam mendirikan sebuah perusahaan atupun instansi. Namun sebuah organisasi tidak
hanya terpaut oleh perusaahaan namun lebih luasnya organisasi telah mencangkup seluruh
kehidupan mamusia. Tanpa disadari, setiap individu ketika ia baru lahir ia telah menjadi
anggota dari organisasi yang ada dalam lingkungan nnya. Salah satu Organisasi kecil yang
tanpa kita sadari adalah keluarga. Sebuah keluarga jika ditinjau dari segi sosial adalah sebuah
organisasi kecil yang didalam nya terdapat anggota dengan perannya masing-masing. Ayah
adalah seorang kepala rumah tangga yang dalam hal ini berperan sebagai kepala organisasi
yang bertugas untuk mengatur sekaligus mengawasi keluarganya. Demikian pula ibu dan
anak juga memiliki perannya masing-masing dalam organisasi kecil ini. Dalam keluarga juga
terdapat tujuan-tujuan yang mereka ingin wujutkan. Sebuah organisasi adalah salah satu
unsur kehidupan ynag melekat dengan aktivitas manusia yang bertujuan untuk mengatur,
memebimbing manusia dalam mewujutkan keinginan yang mereka dambakan. Oleh karena

itu, memepelajari tentang organisasi adalah hal yang penting yang dapat pula dijadika
pedoman untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Kata kunci : Organisasi, Pengorganisasian, Struktur Organisasi, Departemensasi.

PENDAHULUAN
Kata organisai adalah kata yang sudah yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan
manusia. Setiap lembaga atau instansi pasti mempunyai sebuah organisasi untuk menjalankan
atau menghidupkan instansi tersebut. setiap organisasi di atur oleh sebuah aturan yang telah
dibuat oleh semua anggota organisasi tersebut dan peraturan itu akan dijalankan oleh setiap
anggotanya dan bagi pelanggar aturan akan dikenakan sanksi yang telah disepakati oleh
setiap anggota dan didalam sebuah organisasi ada pengurus yang memimpi organisasi agar
sebuah organisasi dapat menjalankan tugas-tugasnya .
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa besarnya tanggung jawab dari setiap
individu atau kelompok yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dalam
penyusunan organisasi pun terdapt hal-hal yang harus diperhatikan. Hal itu bertujuan
berkenaan dengan tujuan organisasi itu sendiri. Jika dalam penyusunan organisasi sudah baik
maka dalam pelaksanaannya diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Oleh
karena itu dalam penulisan makalah ini terdapat hal-hal ynag berkaitan dengan organisasi dan

pengorganisasian, juga terdapt struktur organisasi yang merupakan tata cara penyusunan
sebuah organisasi.

PEMBAHASAN
A. Pengertian organisasi
Terdapat banyak pendapat mengenai definisi dari organisasi. Salah satunya yaitu
pendapat dari James L. Gibson yang menyatakan organisasi merupakan ententitas-ententitas
yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin

dilaksanakan oleh individu-individu yang bertindak secara sendiri. Organisasi dicirikan oleh
perilaku yang diarahkan ke arah pencapaian tujuan. Mereka mengupayakan pencapaian
tujuan dan sasaran, yang dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Hal itu melalui
tindakan-tindan individu-individu serta kelompok-kelompok secara terpadu1.
Seorang pakar tentang teori organisasi Stephen. R. Robbins merumuskan organisasi
sebagai berikut : organisasi secara sadar dikoordinasikan entitas sosial, dengan batas yang
relatif dapat diidentifikasi, fungsi yang secara relatif terus menerus untuk mencapai tujuan
bersama atau serangkaian tujuan 2 . Terdapat kemiripan dari dua pakar diatas yaitu adanya
sekumpulan orang yang diembani tugas dengan upaya mencapai tujuan yang diiginkan.
Terdapat dua pengertian umum mengenai kata organisasi. Pengertian pertama
menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah

sakit,

pemerintah

atau

suatu

perkumpulan

olahraga.

Dalam

pengertian

pertama

mengangartikan bahwa organisasi adalah sebuh kumpulan dari bebapa orang yang terdapat
dalam suatu instansi tertentu yang memepunyai perannnya masing- masing dengan tujuan

menjalankan dan mencapai target-target yang sudah ditentukan oleh instansi tersebut.
Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara yang
didalamnya suatu kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya
agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien 3 . Dari pengertian kedua mengartiakn
bahwa proses organisasi adalah bagaimana cara orang-orang yang terkumpul dalam suatu
organisasi tersebut menjalankan tugasnya. Mempelajari bagaiman cara kerja para anggota,
bagaiman sistem yang diterapkan dalam organisas tersebut, dan sebagainya. Jadi kedua
pengertian tersebut saling berhubungan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu
wadah atau kumpulan beberapa orang dalam suatu lembaga atau instansi yang diberi tugas
untuk mencapai tujuan atau hal-hal yang dicita-citakan lembaga atau instansi tersebut.
B. Pengertian pengorganisasian
Menurut David H. Holt pengorganisasian adalah fungsi mengumpulkan sumber
daya, mengalokasikan, sumber daya, dan tugas penataan untuk memenuhi rencana organisasi.
J. Winardi, “Teori Organisasi dan Pengorganisasian”, Jakarta : Rajawali Pers, 2014, hlm. 13
Stephen Robbins “Organization Theory: Structure, Design, and Application. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice
Hall Inc. 1990, hlm. 4
3
Tani Handoko, manajemen edisi 2 , Yogjakarta: BPFE Yogyakarta, 2009, hlm. 167


1

2

Dari pepengertian diatas dapat dipahami bahwa dalam pengorganisasian pihak manajemen
perlu menetapkan tugas-tugas apa yang perlu dilaksanakan, siapa yang harus melaksnakan,
dan siapa saja yang akan mengambil keputusan-keputusan tentang tugas tersebut4.
Pengorganisasian (organizing) merupakan prooses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumer daya yang dimiliinya, dan lingkungan yang
melingkupinya5. Merupakan proses penyusunan sesuai dengan tujuan organisasi yang berarti
bahwa lembaga yang igin menyusun sebuah organisasi harus menentukan tujuan atau target –
target yang akan dicapai oleh lembaga tersebut. Hal ini bertujuan agar ketika organisasi
tersebut sudah berjalan, mereka mengetahui hal apa yang harus dikerjakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Juga dalam pelaksanaannya tidak melenceng dari target yang sudah
ditentukan. Sebuah organisasi juga harus memerhatikan sumber daya yang tersedia baik itu
sumber daya manusia ataupun alam. Hal ini akan memengaruhi jalannya organisasi juga
kebijakan-kebijakan yang akan diputuskan. Berkaitan pula dengan tujuan didirikannya
organisasi tersebut. Sehingga terdapat suatu hubungan yang saling mendukung dan
berhubungan antara ketiga nya dalam penyususan organisasi.
Pada intinya pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur formal,

mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas–tugas atau pekerjaan diantara para
anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses
pengorganisasi dapat ditunjukan dengan tiga langkah prosedur berikut ini6 :
1. Pemerincian seluruh pekerjaan ynag harus dilaksanakan untu mencapai tujuan
organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang decara logis
dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja juga harus efisien, dalm arti
tidak memberikan tugas yang terlalu ringan atau barat.
3. Pengadaan dan pengembangan suatau mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi satu kesatuan yang terpadu dan
harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan memebuat para anggota
organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak
efisienan dan konflik-konflik yang merusak.

J. Winardi, “Teori Organisasi dan Pengorganisasian”, Jakarta : Rajawali Pers, 2014, hlm 20.
Tani Handoko, manajemen edisi 2 , Yogjakarta: BPFE Yogyakarta, 2009, hlm 167
6
Ernest Dare, Organization , American Management Associations, New York, 1967, hlm. 9, dalam, Tani
Handoko, Ibid., hlm. 168


4

5

Pengorganisasian yang berjalan secara efektif akan menghasilkan manfaat atau
keuntungan diantaranya :
1. Kejelasan tentang tujuan kerja individual dan tugas-tugas yang terspesialisasi.
2. Pembagian kerja yang efektif.
3. Terciptanya arus aktivitas kerja yang logis, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk
individu atau kelompok.
4. Terciptanya komunikasi ynag baik yang memudahkan dalm hal pengawasan dan
pengambilan keputusan.
5. Terbentuknya rasa harmoni antar anggota yang kerap terlibat dalam satu kegiatan.
6. Tujuan yang terfokus.
7. Penempatan struktur yang baik akan memudahkan dalam pengawasan pada setiap
anggota.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membeuat suatu organisasi
dapat mencapai tujuannnya. Apapun yang dikerjakan setiap individu ataupun kelompok
dalam organisasi akan memberikan dampak pada organisasi tersebut. Optimalisasi pekerjakan
ketika dalam organisasi sangat dibutuhkan karena hal inilah yang akan menentukan apakah

tujuan organisasi tersebut dapat tercapai atau sebaliknya. Sehingga kesuksesan organisasi
berakaitan dengan hasil dari proses pengorganisasian.
C. Stuktur Organisasi
Menurut James A. Stoner struktur organisasi dapat dikatakan sebagai pengaturan
antar hubungan bagian-bagian komponen-komponen dan posissi-posisi suatu perusahaan.
Sedangkan menurut miles stuktur organisasi adalah suatu yang menunjukan hierarki
organisasi yang bersagkutan, strktur otoritas, dan hubungan antara atasan dan bawahan.
Dalam referensi lain dijelaskan bahwa struktur organisasi adalah struktur yang menunjukan
kerangka dan susunan perwujutan pola tetap hubugan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian
atau posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan tugas dan wewenang dan
tanggung jawab ysng berbeda-beda dalam suatu organisasi. Dalam stuktrur ini juga
mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi dan
desentralisasi dalam pembuata keputusan dan besaran (ukuraan) suatu kerja 7 . Jadi dapat
disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah suatu strukur yang menerangkan tata organisasi
7

Tani Handoko, manajemen edisi 2 , Yogjakarta: BPFE Yogyakarta, 2009,hal 169

yang berkenaan dengan struktur kepemimpinan dalm hal jabatan, wewenang, tugas dan juga
pengorganisasian.

Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah
sebagai berikut :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuan. Strategi akan menjelaskan bagaimana
aliran kerja yang terjadi antara manager dan karyawan. Aliran kerja sangat
dipengaruhi strategi, sehingga jika strategi berubah maka struktur juga berubah.
2. Teknologi yang digunakan.
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Pola pikir dari
antar angota organisasi dalam menjalankan tugasnya, berkenaan dengan hal
komunikasi dan tingkat wewenang yang diberikan.
4. Ukuran organisasi. Besarnya organisai berpengaruh pada struktur organisasi karena
jika organisasi tersebut besar maka akan diperlukan struktur yang lebih kompleks
dengan pembagian devisi yang lebih terstruktur dan dipilih pula bentuk struktur yang
tepat.
Dalam sebuh organisasi stuktrur organisasi sangat diperlukan untuk menjelaskan dan
menerangkan tata kepemimpinan yang terdapt dalam organisasi tersebut. Disamping itu
struktur oganiasi juga memepermudah bagi siapapun untuk mengetahui subjek-subjek yang
diberi wewenang dan tugas-tugas yang dijalankan. Oleh karena itu struktur organisasi
memiliki unsur-unsur yang terdiri dari8:
1. Spesialisasi pekerjaan mengenai spesifikasi tugas-tugas individu dan kelompok kerja
dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi

suatuan-satuan kerja (departementalisasi).
2. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk
menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
3. Koordinasi kegiatan, menunjukan prosedur-prosedur yang meningkatkan fungs-fungsi
satuan-satuan kerja dalam organisasi.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukan lokasi (letak)
kekuasaan pembuatan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja, menunjukan jumlah karyawan dalam satuan kelompok kerja.

8

Ibid, hlm. 170

D. Peta organisasi
Untuk menindak lanjuti dari struktur organisasi banyak perusahaan ataupun suatu
lembaga organisasi yang membentuk peta atau bagan organisasi. Tujuan dari dibentuknya
peta ini adalah untuk memperjelas sturktur yang terdapat dalam organisasi tersebut yang
bermula dari atasan hingga bawahan, manager sampai karyawan. Fungsi dari peta ini juga
untuk memeperjelas tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh setiap individu atau kelompok
untuk mencapai target yang sudah ditentukan oleh organisasi.
Dalam peta organisai ini biasanya mencantumkan fungsi-fungsi, departemendepartemen atau possisi-posisi yang ada dalm organisasi tersebut dan bagaimana hubungan
diantaranya. Satuan-satuan organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalm bentuk
kotak-kotak yang dihubungkan satu sama lain dengan bantuan garis –garis yang menunjukan
rantai komando dan saluran-saluran komunikasi yang resmi.
Dalam peta organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi,
yang secara ringkas adalah sebagai berikut9:
1. Pembagian kerja. Masing-masing kotak diwakili oleh seorang individu yang
bertanggung jawab pada tugas tertentu.
2. Manager dan bawahan seta rantai kerja. Garis-garis merupakan rantai komando yang
menunjukan siapa atasan dan bertanggung jawab atas siapa bawahan.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Dalam kotak terdapak spesifik pekerjaa yang
diemban.
4. Peneglompkan sekmen-sekmen pekerjaan.
5. Tingkatan manajemen. Bukan hanya menunujukan manajemen individu dan bawahan
tapi juga semua orang yang berada pda bawahan individu yang berada pada devisi dan
tugas yang sama terlepas disebutkan namaa atau tidak.
Berikut adalah contoh peta pemasaran ada sebuah perusaan produksi makanan.

9

Ibid, hlm. 172

Dalam penerapan peta organisasi ini ternyata menimbulkan perdebatan diantara para
penulis manajemen. Perdebatann tersebut mengenai adanya keuntungan dan kerugian dalm
menggunakan peta organiasi. Keuntungan yang didapat dari adanya peta organisasi
diantaranya adalah semua anggota organisasi maupun orang lain dapat mengetahui dengan
jelas bagaiman organisasi tersebut terstruktur. Posisi manager, tanggung jawab, dan bawahan
juga terlihat dari peta. Bila seorang dibutuhkan untuk menangani suatu masalah tertentu , peta
menunujukan dimana orang tersebut dapat ditemukan. Hal ini yang pada akhirnnya
memungkinkan sorang manager dapat melacak kekurangan-kekurangan dan kelemaan
organisasi yang bersangkutan, seperti sumber potensial terjadinya konflik, atau bidang lain
yang mana duplikasi tidak diperlukan terjadi.
Sedangkan kelemahan dari peta organisasi adalah banyak hal yang tidak jelas atau
tersembunyi. Dalam organisasi, misal tidak menunujukan siapa yang memiliki tingkat
wewenang yang tinggi dalam satu departemen. Begitu pula hubungan informal organisasi
yang bersangkutan dan saluran komunikasi, dimanana organisasi tidak akan berjalan secar
efisien dan efektif jika hal tersebut tidak ada.
E. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
Beberapa bentuk struktur organisasi adalah sebagai berikut10 :

10

https://chatrinevelina.blogspot.co.id/2015/08/makalah-bentuk-bentuk-organisasi.html diakses pada 17 Maret
2016 , pkl. 12.30

1.

Organisasi Lini

Organisasi
wewenang

garis/lini adalah

suatu

bentuk

organisasi

dimana

pelimpahan

langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap

bawahannya. Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan
bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan
industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol.


Hubungan antara pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis
wewenang.



Selain top manajer , manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana.



Jumlah karyawan sedikit.



Sarana dan alatnya terbatas.



Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top
manajer.



Organisasi kecil

2. Organisasi Lini dan Staf
Organisasi lini dan staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional.
Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan
pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola
organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas
para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data,
informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan
suatu keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini hubungan antara atasan
dengan

bawahan

tidak

secara

Ciri :


Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung.



Karyawan banyak.



Organisasi besar

langsung

3. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk organisasi di
mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di
bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur ini berawal dari konsep adanya
pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai
wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan
fungsi atasan tersebut
Ciri :


Organisasi kecil



Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli



Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas



Target yang hendak dicapai jelas dan pasti



Pengawasan dilakukan secara ketat

4. Organisasi Lini dan Fungsional
Organisasi lini dan fungsional adalah organisasi yang masing-masing anggota
mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite lebih
mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif/
presidium/plural executive” dan komite ini bersifat managerial. Komite dapat juga bersifat

formal atau informal, komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur
organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang yang dibagi-bagi secara khusus.
Ciri :


Tidak tampak adanya pembedaan tugas pokok dan bantuan.



Spesialisasi secara praktis pada pejabat fungsional.



Pembagian kerja dan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon.



Strukutur organisasi tidak begitu kompleks. Biasanya terdiri dari ketua, sekretaris,
bendahara, ketua-ketua seksi, dan para perugas.



Struktur organisasi secara relatif tidak permanea. Organisasi ini hanya dipakai
sesuai kebutuhan atau kegiatan.



Tugas pimpinan dilasanakan secara kolektif.



Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang
sama.



Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satgas.

5. Organisasi Komite
Organisasi komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas
tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite
ataudewan atau board dengan pluralistic manajemen
Organisasi komite terdiri dari :


Executive Committe (Pimpinan komite) yaitu para anggotanya mempunayi wewenang
lini



Staff Committee yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf.

F. Struktur Organisasi Informal
Organisasi informal berperan penting dalam tumbuh kembangnya organisasi formal,
karena informal tumbuh dalam organisasi formal. Organisasi formal lebih terfokus pada
perilaku individu anggota organisasi. Perbedaan pokok antara organiasai formal dan informal
adalah bahwa organisasi formal mempunyai tujuan, struktur dan pola hubungan kerja yang
teratur melalui manajemen. Sedangkan organisasi informal terdiri atas struktur yang tidak
jelas, tidak fleksibel dan sukar didefinisikan, keanggotananya sukar ditentukan dan pola
hubungan diantara para anggota tanpa tujuan yang khusus 11 . Argyris memngungkapkan
terdapat empat perbedaan antara organisasi formal dan informal diantaranya sebagai berikut :
1. Hubungan-hubungan antar pribadi. Dalam informal hubungan pribadi antar anggota
digambarkan jelas, sedangkan informal tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang adan ditentukan dalam formal serta muncul
dan dipilih dalm informal.
3. Pengendalian prilaku. Organisai formal mengendalikan perilaku karyawan melalui
penghargaan dan hukuman, sedangkan kelompok kelompok informal mengendalikan
pada angota dengan pemenuhan kebutuhan.
4. Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan
hukuman, bahan-bahan lebih tergantung daripada para anggota suatu kelompok
informal.
Walaupun terdapat perbedaan diantara keduanya namun antara organisasi formal dan
informal adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya hidup bersama
(berdampingan). Setiap organisasi formal selalu mempunyai organisasai informal, dan
organisasi informal berkembang dalm berbagai tingkatan organiasi formal.
11

Ibid, hlm. 191.

G. Struktur Organiasi Formal
Struktur organisasi formal merupakan sebuah struktur dan menjelaskan perencanaan
yang sengaja dilakukan untuk meembentuk pola hubungan antar komponeen baik berupa
angota-anggota, wewenang dan tanggung jawab yang diarahkan untuk mencpai tujuan secara
efektif. Struktur formal secara khusus menghsilkan pengambilan keputusan yang tegas dan
memberi petunjuk untuk menyusun rancangan kerja sebagai pedoman untuk melaksanakan
aktivitas organisasi12. struktur formal disajikan dalam bentuk bagan atau peta organisasi yang
diawali dengan manual organisasi, deskripsi posisi kerja, dan dokumen-dokumen yang lain.
Secara umum struktur formal adalah penggambaran fungsi dan hubungan antar aktivitas yang
ada dan telah ditentukan sebelumnya yang bersifat umum.
Lebih jelasnya struktur organisassi menyajikan hubungan otoritas antar pekerja atau
anggota, merinci rantai komando, dan spesifikasikan keijakan kebijakan dan prosedur –
prosedur dalam hal mengkoordinasi aktivitas-aktivitas organisasi. Selain itu, berdasarkan
rasionalitas akan menimmbulkan suatu pencapaian tujuan keorganisasian secara efisien13.
H. Departementalisasai
Organisasi yang terstruktur secara optimal memudahkan koordinasi antar aanggota,
mencegah dan meminimalisir konflik. Selain itu dalam hal ini juga dapat memperjelas peran
dan fungsi pada setiap individu atau kelompok organisasi sehingga akan diperoleh suatu
proses pekerjaan yang efisien. Kejelasan yng akan terjadi nantinya akan menimbulkan sebuah
keharmonisasian dalam melaksanakan aktivitas organisasi yang hasil akhirnya diharapkan
dapat memberikan prestasi yang optimal14.
Departementalisai adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan-kegiatan
dikelompokan. Dalam setiap organisasai pasti terdapat sistem departementalisasi atau
pembagian kelompok kerja untuk memudahkan pelaksanaan kerja. Dalam pembagiannya
terdapat sektor-sektor yang telah dibagi dan nantinya akan dikoordinaksikan oleh satu atau
lebih anggota. Terdapat bebberapa cara yang dilakukan orgaisasi untuk memutuskan pola
organisasi yang akan digunakan untuk mengelompokan kegiatan-kegiatan yang bermacam-

12

Haris, Politik Organisasi Perspektif Mikro Diagnosa Psikologis, Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2006, hlm,
141
13
J. Winardi, “Teori Organisasi dan Pengorganisasian”, Jakarta : Rajawali Pers, 2014, hlm 89
14
Tanri Abeng, Profesi Manajemen, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006, hlm. 118

macam untuk dilaksanakan. Biasanya perusahaan akan membagi pembagian kerja
berdasarkan hal-hal berikut15 :
1. Berdasarkan fungsinya (functional departementalization)
2. Berdasarkan Produk (product departementalization)
3. Berdasarkan wilayah geografis (geographic departementalization)
4. Berdasarkan langganan (customer departementalization)
5. Berdasarkan proses atau peralatan (prosess departementalization)
6. Berdasarkan waktu (time departementalization)
7. Berdasarkan pelayanan (servis departementalization)
8. Berdasrkan alpha-numerical.
Alasan–alasan

pengelompokan

tersebut

tergantung

pada

kebutuhan

untuk

mengkoordinasikan kegiaan tersebut. Pekerjaan spesialisasi dipisahkan dari pekerjaan lain
namun tetap mempunyai hubungan satu sama lain, saling berhubungan dengan keseluruhan
tugas dan pencapaina keseluruhan pekerjaan yang berkaitan. Hal yang penting dalm
pembentukan departemen adalah penetuan dasar-dasar pengelompokan pekerjaan yang
nantinya setiap departemen melapor langsung pada posisi manajemen puncak agar
didapatkan sebuah kesinambungan yang baik antar departemen16.

KESIMPULAN

15
16

Tani Handoko, manajemen edisi 2 , Yogjakarta: BPFE Yogyakarta, 2009, hlm. 176
John M., Robert K,. Michael T., Perilaku dan Manajemen Organisasi, jilid 2, Jakarta: Erlangga, hlm, 241

Organisasi adalah suatu wadah atau kumpulan beberapa orang dalam suatu lembaga
atau instansi yang diberi tugas untuk mencapai tujuan atau hal-hal yang dicita-citakan
lembaga atau instansi tersebut. Pengorganisasian (organizing) merupakan prooses
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumer daya yang
dimiliinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Sedangkan adalah struktur organisasi adalah
struktur yang menunjukan kerangka dan susunan perwujutan pola tetap hubugan diantara
fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan
tugas dan wewenang dan tanggung jawab ysng berbeda-beda dalam suatu organisasi. peta
organisasi adalah sturktur

yang berfungsi untuk memeperjelas tatatnan struktur dalam

organisasi tersebut yang bermula dari atasan hingga bawahan, manager sampai karyawan.
Beberapa bentuk struktur organisasi yang sering diterapkan diantaranya Organisasi Lini,
Organisasi Lini dan Staf, Organisasi Fungsional, Organisasi Lini dan Fungsional, Organisasi
Komite. Perbedaan pokok antara organiasai formal dan informal adalah bahwa organisasi
formal mempunyai tujuan, struktur dan pola hubungan kerja yang teratur melalui manajemen.
Sedangkan organisasi informal terdiri atas struktur yang tidak jelas, tidak fleksibel dan sukar
didefinisikan, keanggotananya sukar ditentukan dan pola hubungan diantara para anggota
tanpa tujuan yang khusus. Departementalisai adalah proses penentuan cara bagaimana
kegiatan-kegiatan dikelompokan. perusahaan akan membagi pembagian kerja berdasarkan
hal-hal berikut :
1. Berdasarkan fungsinya (functional departementalization)
2. Berdasarkan Produk (product departementalization)
3. Berdasarkan wilayah geografis (geographic departementalization)
4. Berdasarkan langganan (customer departementalization)
5. Berdasarkan proses atau peralatan (prosess departementalization)
6. Berdasarkan waktu (time departementalization)
7. Berdasarkan pelayanan (servis departementalization)
8. Berdasrkan alpha-numerical.

DAFTAR PUSTAKA

Winardi, J., “Teori Organisasi dan Pengorganisasian”, Jakarta : Rajawali Pers, 2014
Handoko, Tani, manajemen edisi 2 , Yogjakarta: BPFE Yogyakarta, 2009
Haris, Politik Organisasi Perspektif Mikro Diagnosa Psikologis, Yogyakarta : Pustaka
Belajar, 2006
Abeng, Tanri, Profesi Manajemen, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006
John M., Robert K,. Michael T., Perilaku dan Manajemen Organisasi, jilid 2, Jakarta:
Erlangga
https://chatrinevelina.blogspot.co.id/2015/08/makalah-bentuk-bentuk-organisasi.html