MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDA (4)

MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
Amelia Miranda (171011500179)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan Nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan
dan cara hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila. Menurut Tyler (1946), Taba (1963)
Tanner dan Tanner (1984) menyatakan tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar
dalam


pengembangan

kurikulum.

Kurikulum

sebagai

rancangan

pendidikan

mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.
Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan
kehidupan peserta didik, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa
menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para penyusun
kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum
ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para
pelaksana kurikulum (mikro) yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan

dan pihak – pihak lain yang terkait dengan tugas – tugas pengelolaan pendidikan,
sebagai bahan untuk dijadikan instrument dalam melakukan pembinaan terhadap
implementasi kurikulum disetiap jenis dan jenjang pendidikan/persekolahan. Dengan
posisinya yang penting tersebut, maka dalam penyusunan dan pengembangan
kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses
penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat menfasilitasi tercapainya sasaran
pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Robert S, Zais (1976) mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum,
yaitu : philosophy and the nature of knowledge, society and culture, the individual, and
learning theory. Dengan berpedoman pada empat landasan tersebut, maka dibuat
model yang disebut “ an ccletik model of the curriculum and its foundation.”
Tyler (1998) mengemukakan pandangan yang erat kaitan nya dengan beberapa
aspek yang melandasi suatu kurikulum(school purposes), yaitu : “use of philosophy,
studies of leaners, suggestion from subjek specialist, studies of contemporary life, dan
use of psychology of learning” 11
1

Asep Sudarsyah, Diding Nurdin, Manajemen Pendidikan, (ALFABETA, BANDUNG cetakan ke
sembilan 2017). 189-191


1

B. Ruang Lingkup Kajian
Makalah ini saya akan membahas tentang Manajemen Kurikulum sesuai dengan
standar nasional pendidikan dimana di dalam pembahasan nya saya membatsi hanya
terdapat definisi kurikulum, ruang lingkup kurikulum, tujuan kurikulum, fungsi
kurikulum, dan manfaat kurikulum. Selain itu, disini saya juga akan membahas tentang
standar nasional manjemen kurikulum dan saya juga membahas tentang implikasi
standar nasional pendidikan terhadap manajemen kurikulum.
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai manajemen kurikulum sesuai dengan
standar nasional pendidikan dan pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai
landasan teori dalam perancangan dan pengembangan kurikulum.
2.

Mahasiswa mampu memahami definisi, ruang lingkup, tujuan, fungsi, dan
manfaat kurkulum.

3.


Mahasiswa mempunyai efektivitas dalam pengembangan kurikulum sesuai
dengan standar nasional pendidikan.

4.

Mahasiswa mampu mengembangkan kurikulum sesuai dengan standar nasional
pendidikan masing – masing dengan baik.

2

II.

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen kurikulum sesuai dengan standar nasional pendidikan
1. Definisi manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komprehensif, sistemik, dengan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaan nya, manajemen kurikulum harus
dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang
diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara
mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan
misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang
telah ditetapkan.
Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produkif agar
masyarakat merasa memiliki sekolah. Sehingga terbentuk sinerjik antara sekolah
dengan masyarakat untuk mewujudkan program – program sekolah. Dengan demikian
keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum di maksudkan agar dapat
memahami, membantu dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga
pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam
mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas
kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta
melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun pada
pemerintah.2

2. Ruang lingkup manajemen kurikulum
Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional

(standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondidsi sekolah
yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebur merupakan kurikulum yang integritas
dengan peserta didik maupun dengan lingkungan..3
2

3

Asep Sudarsyah & Diding Nurdin.Manajemen pendidikan. Ibid. hlm. 191
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen pendidikan.(ALFABETA, BANDUNG 2012). 191-192

3

3. Tujuan manajemen kurikulum
Secara umum tujuan diterapkannya Kurikulum adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk :
1.


Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang
tersedia.

2.

Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.4

4. Fungsi manajemen kurikulum
Fungsi dari menejemen kurikulum dan pembelajaran diantaranya
sebagai berikut:
1) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber
maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana
dan efektif.
2) Meningkatakan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil
yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat di capai peserta didik tidak hanya

melalui kegiatan intrakulrikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan
kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara
efektifdapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta
didik maupun lingkungan sekitar.
4) Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang professional, efektif dan
4

E. Mulyasa.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.(PT. REMAJA ROSDAKARYA,BANDUNG cetakan 6).
hlm 22

4

terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
belajar.
5) Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran
selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan
dengan pelaksanaan pembalajaran. Dengan demikian ketidak sesuaian antara desain

dengan implementasi dapat dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu
termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien, karena adanya
dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.5

5. Manfaat manajemen kurikulum

Manfaat manajemen kurikulum sangatlah penting bagi peserta didik maupun
bagi guru karena kurikulum mengajarkan kita mandiri. Guru hanya sebagai fasilitator
selebihnya peserta didik yang mencari bahan materi yang akan dibahas. Berikut ini
beberapa manfaat kurikulum bagi peserta didik.
1.

Manfaat kurikulum bagi guru

a) Membantu guru dalam mengevaluasi kegiatan belajar mengajar
b) Membantu guru dalam menunjang situasi belajar kea rah yang lebih baik.
c) Membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar
2.

Manfaat kurikulum bagi siswa


Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu
persiapan bagi anak didik. Anak didik di harapkan mendapatkan sejumlah pengalaman
baru yang kemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak,
agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti. Jikalau dikaitkan dengan pendidikan islam,
pendidikan mestinya diorientasikan kepada kepentingan peserta didik dan perlu diberi
pengetahuan untuk hidup pada zaman nya kelak.

5

Rusman. Manajemen Kurikulum. (RAJAWALI PERS, JAKARTA 2012 )hlm. 5

5

B. Standar Nasional Pendidikan tentang kurikulum
Standar nasional pendidikan tentang kurikulum diatur dalam UU No.20 Tahun
2003 pasal 36, 37 dan 38 diantaranya berbunyi sebagai berikut :
Pasal 36
(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan :
a.

peningkatan iman dan takwa;

b.

peningkatan akhlak mulia;

c.

peningkatan potensi, kecerdasa, dan minat peserta didik;

d.

keragaman potensi daerah dan lingkungan;

e.

tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

f.

tuntutan dunia kerja;

g.

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

h.

agama;

i.

dinamika perkembangan global, dan

j.

persatuan nasional dan nilai – nilai kebangsaan.

(4) ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 37
(1) kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :
a.

pendidikan agama;

b.

pendidikan kewarganegaraan;

c.

bahasa;

d.

matematika;

e.

ilmu pengetahuan alam;

f.

ilmu pengetahuan sosial;

g.

seni dan budaya

h.

pendidikan jasmani dan olahraga;

i.

keterampilan / kejuruan; dan muatan local

(2) ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 38
(1) kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan
oleh pemerintah.
(2) kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah /
madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen
Agama Kabupaten / kota untuk pendidikan dasar dan Propinsi untuk pendidikan
menengah.
(3) kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program
studi.
(4) kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh
perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk setiap program studi.6

6

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

1

C. Implikasi Standar Nasinal Pendidikan terhadap Manajemen Kurikulum
Implikasi atau implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,
baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Dalam oxford
Advance Leaner’s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something
into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak)
Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) dapat di definisikan sebagai suatu proses penerapan ide,
konsep, dan kebijakan kurikulum(kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas
pembelajaran sehingga peserta didik menguasai kompetensi tertentu sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan.
Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum
tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran . Hal tersebut sejalan dengan
apa yang diungkapkan Miller dan Seller (1985:13) bahwa : “in some implementation
has been identified with instruction….” Lebih lanjut dijelaskan bahwa implementasi
kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan
kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas – aktivitas baru sehingga terjadi
perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Dikemukakannya
juga bahwa implementasi kurikulum merupakan proses interaksi antara fasilitator
sebagai pengembang kurikulum, dan peserta didik sebagai subjek belajar.
Memahami uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa implementasi kurikulum
adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial(tertulis)
menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, implemetasi
kurikulum merupakan hasil terjemahan guru terhadap kurikulum (SK-SD) yang
dijabarkan ke dalam slabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai
rencana tertulis.
Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut :
a. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan
kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

2

b. Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti
diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan
kegiatan – kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
c. Karakterisktik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahua, keterampilan, nilai,
dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan
kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.
Sejalan dengan uraian diatas, Mars (1998) mengemukakan tiga factor yang
memengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekola, dukungan rekan
sejawat guru , dan dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri. Dari
berbagai faktor tersebut guru merupakan faktor penentu disamping faktor – faktor yang
lain. Dengan kata lain, keberhasilan implementasi tingkat satuan pendidikan di sekolah
sangat ditentukan oleh guru karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan jika guru
tidak memahami dan melaksanakan tugas dengan baik, hasil implementasi kurikulum
(pembelajaran) tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, peningakatan kompetensi dan
profesionalisme guru merupakan suatu keniscayaan dalam menyukseskan implementasi
kurikulum dan tingkat satuan pendidikan.7

7

E. Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, op.cit 178

3

III.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komprehensif, sistemik, dengan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaan nya, manajemen kurikulum harus
dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang
diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara
mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan
misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang
telah ditetapkan.
Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional
(standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondidsi sekolah
yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebur merupakan kurikulum yang integritas
dengan peserta didik maupun dengan lingkungan..
Secara umum tujuan diterapkannya Kurikulum adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Fungsi dari menejemen kurikulum dan pembelajaran diantaranya
sebagai berikut:
1) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber
maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana
dan efektif.
2) Meningkatakan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil
yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat di capai peserta didik tidak hanya
melalui kegiatan intrakulrikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan
kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara
4

efektifdapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta
didik maupun lingkungan sekitar.
Standar nasional pendidikan tentang kurikulum diatur dalam UU No.20 Tahun
2003 pasal 36, 37 dan 38
Implikasi atau implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,
baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Dalam oxford
Advance Leaner’s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something
into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).
Implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program,
atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas – aktivitas baru
sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.
Dikemukakannya juga bahwa implementasi kurikulum merupakan proses interaksi
antara fasilitator sebagai pengembang kurikulum, dan peserta didik sebagai subjek
belajar.
Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut :
a. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan
kejelasannya bagi pengguna di lapangan.
b. Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti
diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan
kegiatan – kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
c. Karakterisktik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahua, keterampilan, nilai,
dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan
kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.

5

B. Saran

Manajemen kurikulum merupakan suatu pengelolaan dari berhasilnya suatu
pendidikan. Kurikulum merupakan jantung dari dunia pendidikan, dan melalui
manajemen kurikulum niscaya pendidikan tersebut dapat terwujud tujuannnya. Untuk
itu, para pengembang kurikulum dalam memutuskan, merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi suatu kurikulum diperlukan manajemen yang tepat dari berbagai
lini/sektor. Keilmuan manajemen sudah sepatutnya dimiliki oleh setiap pengembang
kurikulum untuk meminimalisir kegagalan dari kurikulum tersebut.

6

IV.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sudarsyah, Asep & Nudin, Diding. (2017). Manajemen Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
2. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. (2012). Manajemen
pendidikan.Alfabeta.
3. E. Mulyasa.(2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya
4. Rusman. (2012). Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT. Rajawali Pers.
5. Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah
R.I Tahun 2003 Tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar.
Bandung: Citra Umbara
6. musad. 2017. Fungsi Manajemen. Diambil dari.
www.musad.blogspot.com./2017/04/fungsi-manajemen-kurikulum.html?m=1.
29 juni 2018.
7. Drs. Daryanto. 2014.Manajemen kurikulum. Diambil dari.
www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/edukasi/1000manajemen-kurikulum. 29 Juni 2018

7