UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI HIDROKARBON KELAS X SMAN 1 BIREUEN.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang
Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang begitu luar biasa sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Kombinasi
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Problem Solving Pada
Materi Hidrokarbon Kelas X SMAN 1 Bireuen Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi
ini ditujukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Strata Satu (S-1) jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra.
Ida Duma Riris, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu dan memberikan ilmunya untuk memberikan arahan dan bimbingan yang
sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. Kepada Bapak Agus Kembaren
S.Si.,M.Si., Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si., dan Ibu Dra. Murniaty
Simorangkir, M.S selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dalam
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S., selaku dosen pembimbing akademik penulis
selama kuliah di jurusan kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan yang telah membantu memberikan saran dalam
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Jamalum Purba,
M.Si., selaku Ketua Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan. Ibu Dra. Ani Sutiani, M. Si., selaku Ketua Prodi
Pendidikan Kimia, serta kepada seluruh Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih
kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bireuen yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini, serta guru kimia dan
staf pegawai yang telah meluangkan waktunya dalam penelitian skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang teristimewa kepada kedua orang tua saya Ayahanda
Hamidi Berdan dan Ibunda almh. Jamaliah yang telah membesarkan, memberikan
vi
dorongan dan motivasi serta bantuan moril maupun material kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga buat kedua adik yang sangat saya sayangi Johandi dan
Diah Ramadhani yang telah memberikan dukungan dan doanya, serta terima kasih
buat bunda saya Siti Zubaidah S.Pd, almh. Lindawati, dan abit saya Ridwansyah
yang tak pernah bosan memberikan doa, dukungan serta bantuannya kepada saya .
Terspesial buat sahabat- sahabat tercinta Fitri Anggraini, Gadis Sintiya Andriani,
Fariz, Liasirli Muslim, Fadli Ramadhan, Agus Hendry T., Alvinoza Elhaya dan
Robi Suhaimi serta semua teman- teman kelas Pendidikan Kimia Reg. A 2009
serta sahabat satu kostku Inda Ramadhani terimakasih atas dukungan , bantuan
serta doa kalian. Dan juga ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan untuk
seluruh staff PHKI atas doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan baik
dari segi isi dan maupun tata bahasa dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis menerima dengan hati terbuka setiap kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan skripsi ini untuk memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Semoga rahmat dan karunia Allah Yang Maha Esa selalu menyertai kita.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih, dan
semoga skripsi ini bermanfaat dalam dunia pendidikan secara khusus bagi penulis.
Medan,
Juli 2013
Penulis
Diah Adistia
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Batasan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional
Halaman
i
ii
iii
v
vii
ix
x
xi
1
1
4
5
5
5
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
2.1.2. Prinsip – Prinsip Belajar
2.1.3. Motivasi Belajar
2.1.4. Pembelajaran Kooperatif
2.1.5.Pengertian STAD
2.1.6. Pengertian Problem Solving
2.1.7 Materi ajar
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis Penelitian
7
7
7
9
11
13
15
17
18
28
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Instrumen Penelitian
3.5. Teknik Pengumpulan Data
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Tekhnik analisis Data
31
31
31
31
32
32
35
38
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian
40
40
40
41
42
viii
4.2.1 Uji Normalitas
4.2.2 Uji Homogenitas
4.2.3 Persen Peningkatan Hasil Belajar
4.2.4 Uji Normalitas Gain
4.2.5 Uji Homogenitas Gain
4.2.7.Uji Hipotesis
4.3 Pembahasan
43
44
44
45
45
46
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
52
52
52
DAFTAR PUSTAKA
53
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Deret homolog Alkana
Tabel 2.2 Nama, Rumus Struktur 5 Deret Pertama Senyawa Alkena
Tabel 2.3 Beberapa Data Fisis Alkana Rantai Lurus
Tabel 2.4 Beberapa Data fisis Alkena
Tabel 2.5 Beberapa Data Fisis Alkuna
Tabel 3.1 Rancangan Peneltian
Tabel 4.1 Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Data
Tabel 4.2 Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Data
Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data Pretest Dan Posttest
Tabel 4.4 Uji Homogenitas
Tabel 4.5 Persen Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.7 Uji Hipotesis Data
21
22
24
25
25
35
41
45
43
44
44
45
46
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil belajar Siswa
37
42
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana tepat untuk mencapai sumber daya manusia
yang berkualitas.Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas
pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu
diupayakan, namun belum menunjukkan hasil yang signifikan. Kimia sebagai
salah satu cabang IPA yang berkaitan dengan fenomena alam menuntut
pembelajar menguasai konsep maupun produk IPA lainnya serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, fakta di lapangan
menunjukkan bahwa untuk mata pelajaran Kimia, sekitar 55% siswa SMA Negeri
1 Bireuen mendapatkan nilai di bawah KKM atau kurang dari 65. Padahal, siswa
dituntut untuk memenuhi KKM dengan nilai minimal 75 untuk mata pelajaran
Kimia.
Hasil pengamatan peneliti di lapangan dalam proses pendidikan Kimia
menunjukkan beberapa kendala, antara lain :
1. Kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai
metode yang relevan dengan situasi kelas,
2. Sistem evaluasi yang tidak berdimensi diagnostik untuk mencari penyebab
sulitnya siswa memahami mata pelajaran kimia,
3. Adanya motivasi yang rendah dalam diri siswa karena metode
pembelajaran yang selama ini dikembangkan tidak membuat siswa itu
sendiri tertarik dan merasa takjub bahwa fenomena kimia di sekitarnya
begitu mempesona untuk dipelajari
4. Masih banyaknya siswa yang terpaksa menghafal pelajaran karena
penjelasan guru tidak membantu siswa untuk mendeskripsikan kimia
secara benar. Selain itu, faktor yang sangat menentukan prestasi belajar
siswa adalah motivasi siswa itu sendiri untuk berprestasi.
Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi
prestasi belajar yang dicapainya rendah, akibat kemampuan intelektual yang
dimilikinya tidak/kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung
2
agar kemampuan intelektual yang dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal
adalah adanya motivasi untuk berprestasi tinggi dalam dirinya. Motivasi
merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan
afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan dan merupakan bagian dari
belajar(http://www.depdiknas.go.id/jurnalU36/tingkatan pemahaman siswa html).
Dari hasil diskusi peneliti dengan guru kimia SMA Negeri 1 Bireuen
terungkap bahwa guru mata pelajaran kimia juga kesulitan dalam menyampaikan
materi kimia karbon ini pada siswa. Mereka sukar mencari metode, strategi dan
pendekatan yang tepat dalam pembelajaran materi
tersebut, dengan alasan
ketidakmampuan siswa mengembangkan nalarnya untuk menggambarkan rumus
struktur dari senyawa karbon, dan ketidakmampuan siswa dalam menguasai
konsep dasar untuk menuliskan reaksi yang terjadi antara dua senyawa karbon.
Untuk itu, sangat diperlukan suatu kondisi belajar
bermakna yang dapat
menjadikan siswa dapat memahami konsep kimia karbon tersebut.dan pada
akhirnya peneliti dan guru kimia mencoba menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran kimia
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan juga mampu meningkatkan aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran STAD, siswa diajak untuk belajar
kelompok yang mana kelompok tersebut berasal dari tingkat kecerdasan dan jenis
kelamin atau disebut kelompok disusun secara heterogen. Tujuan dari pembagian
kelompok dengan ketentuan tersebut adalah agar dalam satu kelompok tersebut
terdapat siswa yang lebih unggul sehingga apabila ada anggota kelompok yang
mengalami kesulitan, siswa unggul tersebut dapat membantu menyelesaikannya.
(Parwanti, R. 2007)
Selain penggunaan model pembelajaran STAD guru juga dapat
menggunakan metode pembelajaran problem solving atau yang lebih dikenal
dengan metode pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah (problem
solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan
melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
3
bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang
pada dasarnya adalah pemecahan masalah. (Sulistiana, D. 2008)
Dari penelitian-penelitian sebelumya dengan menggunakan model paduan
problem solving dan STAD pada pokok bahasan yang bersifat abstrak telah
memberikan pengaruh yang signifikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Devita Sulistiana (2008) dengan judul penelitian “Keefektifan Penerapan Paduan
Model Pembelajaran Problem Solving Dan Kooperatif Tipe STAD untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Berpikir Kritis” menyatakan peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa memberikan hasil yang lebih baik daripada
model pembelajaran kooperatif tipe STAD atau Problem Solving saja. Persepsi
siswa terhadap penerapan pembelajaran PS-STAD secara umum adalah positif.
Dari 39 siswa, 34 siswa memberikan persepsi positif (87,18%), sedangkan 5 siswa
memberikan persepsi yang negatif (12,82%). Dimana Penelitian tersebut
menggunakan penelitian eksperimen.
Selanjutnya Zumrotul Ahbab (2010) ”Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan
Hidup Dalam Setting Model Pembelajaran Kooperatif STAD Sebagai Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Kimia Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan”. Hasil penelitian yaitu pelaksanaan pembelajaran kimia yang diatur
dengan STAD dapat meningkatkan kemampuan pelaksanaan kecakapan
hidupsiswa XI IIA 3 SMA Negeri 1 Batang dimana persentase pelaksanaan aspek
kecakapan hidup siswa secara keseluruhan mencapai 68,04% siklus I, siklus II
meningkat menjadi 76,49% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,55%.
Pada siklus I, ketuntasan belajar klasikal sebesar 81,82% dengan nilai rata-rata
hasil belajar 80,69. Pada siklus II, menjadi 96,97% dan 83,88. Pada siklus III,
menjadi 100% dan 93,69.
Kemudian Niarajab Lahagu (2010) “Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Termokimia Melalui Paduan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD dan Problem Solving di Kelas XI IPA SMA Negeri 3
Gunung-Sitoli”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan paduan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan problem solving dapat
4
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini ditunjukkan dari hasil
observasi aktivitas siswa pada tindakan I sebesar 72,3% (kategori baik), pada
tindakan II sebesar 81,8% (kategori sangat baik), pada tindakan III sebesar 91,2%
(kategori sangat baik)
Renita Tri Parwanti (2007) “Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas
X Dengan Menggunakan Kombinasi Metode Student Teams Achivement Division
(Stad) Dan Structure Exercise Methode (Sem) Di Sma N 16 Semarang”. Dari hasil
penelitian ini menyimpulkan penggunaan kombinasi metode Student Teams
Achivement Division (STAD) dan Structure Exercise Methode (SEM) dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X-5 SMA N 16 Semarang, sehingga
mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal yang diharapkan yaitu sebesar
85 %.
Sri Pusporini (2012) “Pembelajaran Kimia Berbasis Problem Solving
Menggunakan Laboratorium Riil Dan Virtuil Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1)
pembelajaran kimia berbasis problem solving menggunakan lab riil dan virtuil
dapat diterapkan pada materi laju reaksi; (2) kemampuan berpikir kritis
memberikan konstribusi positif terhadap prestasi belajar siswa; (3) pembelajaran
kimia berbasis problem solving dengan lab riil lebih tepat digunakan pada siswa
yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba mengambil penelitian
dengan judul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui
Kombinasi
Model
PembelajaranKooperatif
Tipe
Student
Teams
Achievement Division (STAD) DenganProblem Solving Pada Materi
Hidrokarbon Kelas X SMAN 1 Bireuen Tahun Ajaran 2012/2013”
1.2
Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
5
1. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor
model pembelajaran yang digunakan.
2. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, metode dan model
pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi dan belum dilaksanakan
secara maksimal metode konvensional masih mendominasi dalam
pembelajaran.
3. Kurangnya motivasi siswa di dalam belajar
4. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru
5. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan
belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis
1.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar melalui
kombinasi model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan Problem Solving
lebih besar daripada hasil belajar kimia siswa tanpa kombinasi model
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Problem Solving?
1.4
Batasan Masalah
Sesuai dengan uraian di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi dengan
kombinasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
Problem Solving pada materi Hidrokarbon kelas X SMA Negeri 1Bireuen tahun
ajaran 2012/2013
1.5
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar
melalui kombinasi model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan
Problem Solving lebih besar daripada hasil belajar kimia siswa tanpa
6
kombinasi model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Problem
Solving
1.6
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari diadakannya penelitian ini adalah:
1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih memahami materi
Hidrokarbon
2. Memberikan gambaran dan informasi kepada guru tentang model
pembelajaran kooperatif dalam peningkatan hasil belajar siswa.
3. Sebagai bahan masukan kepada guru pada umumnya dan bagi peneliti
khususnya sebagai calon guru dalam usaha mengatasi kesulitan siswa
dalam mempelajari Hidrokarbon
4. Sebagai informasi dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian yang berhubungan dengan metode dan pembelajaran
1.7
Definisi Operasional
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang dikembangkan oleh Robert
Slavin. Model pembelajaran ini lebih menekankan pada berbagai ciri pelajaran
dan juga merupakan model yang mudah untuk diterapkan pada pelajaran sains.
Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, model STAD
didasarkan pada prinsip bahwa siswa bekerja sama- sama dalam belajar dan
bertanggung jawab terhadap belajar teman dan dirinya sendiri
Metode pembelajaran Problem Solving merupakan upaya individu atau
kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan
situasi yang tak lumrah.. Konsep konstruktivisme nampak jelas menjadi dasar
pijakan metode pembelajaran problem solving ini.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku atau kemampuan dalam diri
siswa berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang bersifat efektif, efisien
dan mempunyai daya tarik
53
DAFTAR PUSTAKA
Ahbab, Z. 2010. Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Setting Model
Pembelajaran Kooperatif STAD sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Pokok Bahasan Kimia Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
(http://lib.unnes.ac.id/10409/1/11672_A.pdf) Diakses tanggal 7 Februari
2013
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta
http://www.depdiknas.go.id/jurnalU36/tingkatan pemahaman siswa html(diakses
tanggal 8 Februari 2013
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada
Lahagu, N. 2010. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Termokimia Melalui Paduan Model Pembelajaran Kooperatif Ti-pe STAD
dan Problem Solving di Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Gunungsitoli
(http://pasca.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/9-kumpul-abstrak-KIMS2-2.doc).(Diakses tanggal 15 Februari 2013)
Meltzer. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gain In Physics : A Possible “Hidden Variable” In
Diagnostic Pretest Scors American Jurnal Physics : 70 ( 12) (1259. 1267)
Octavianti, S. 2009 .Pembelajaran Problem Solving Dan Learning Cycle Sebagai
Upaya
Meningkatkan
Keterampilan
Metakognisi
Siswa.
(http://blog.tp.ac.id/wp-content/uploads/4922/download-isi-makalahfix.doc)(diakses tanggal 8 Februari 2013)
Parwanti, R. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X dengan
Menggunakan Kombinasi Student Team Acvievement Divission (STAD) dan
Structure
Exercise
Methode
(SEM)
di
SMA
Negeri
16
Semarang.(http://mgmpkimpati.files.wordpress.com/2011/08/ptkunes_2.pdf) (diakses tanggal 7 Februari 2013)
Pusporini, S. 2012. Pembelajaran Kimia Berbasis Problem Solving Menggunakan
Laboratorium Riil Dan Virtuil Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Kemampuan
Berpikir
Kritis
Siswa
(http://
jurnal.pasca.uns.ac.id/
index.php/ink/article/download). (diakses tanggal 26 Juni 2013)
54
Purba, M. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Rusman. 2010. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : Rajawali Pers
Silitonga, P. M. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan.Medan : Unimed Press
Silitonga, P.M. 2010. Satistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA
UNIMED, Medan
Situmorang, M. 2009. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Sudarmo, U. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Phibeta
Sulistiana, D. 2008. Keefektifan Penerapan Paduan Model Pembelajaran
Problem Solving Dan Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil
Belajar dan Berpikir Kritis. (http://blog.tp.ac.id/pdf/tag/jurnal-modelpembelajaran-stad.pdf.) (diakses tanggal 7 Februari 2013)
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sutresna, N. 2007, Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana
Winkel, W.S. 2007.Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi
Yamin, M. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang
Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang begitu luar biasa sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Kombinasi
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Problem Solving Pada
Materi Hidrokarbon Kelas X SMAN 1 Bireuen Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi
ini ditujukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Strata Satu (S-1) jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra.
Ida Duma Riris, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu dan memberikan ilmunya untuk memberikan arahan dan bimbingan yang
sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. Kepada Bapak Agus Kembaren
S.Si.,M.Si., Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si., dan Ibu Dra. Murniaty
Simorangkir, M.S selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dalam
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S., selaku dosen pembimbing akademik penulis
selama kuliah di jurusan kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan yang telah membantu memberikan saran dalam
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Jamalum Purba,
M.Si., selaku Ketua Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan. Ibu Dra. Ani Sutiani, M. Si., selaku Ketua Prodi
Pendidikan Kimia, serta kepada seluruh Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih
kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bireuen yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini, serta guru kimia dan
staf pegawai yang telah meluangkan waktunya dalam penelitian skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang teristimewa kepada kedua orang tua saya Ayahanda
Hamidi Berdan dan Ibunda almh. Jamaliah yang telah membesarkan, memberikan
vi
dorongan dan motivasi serta bantuan moril maupun material kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga buat kedua adik yang sangat saya sayangi Johandi dan
Diah Ramadhani yang telah memberikan dukungan dan doanya, serta terima kasih
buat bunda saya Siti Zubaidah S.Pd, almh. Lindawati, dan abit saya Ridwansyah
yang tak pernah bosan memberikan doa, dukungan serta bantuannya kepada saya .
Terspesial buat sahabat- sahabat tercinta Fitri Anggraini, Gadis Sintiya Andriani,
Fariz, Liasirli Muslim, Fadli Ramadhan, Agus Hendry T., Alvinoza Elhaya dan
Robi Suhaimi serta semua teman- teman kelas Pendidikan Kimia Reg. A 2009
serta sahabat satu kostku Inda Ramadhani terimakasih atas dukungan , bantuan
serta doa kalian. Dan juga ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan untuk
seluruh staff PHKI atas doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan baik
dari segi isi dan maupun tata bahasa dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis menerima dengan hati terbuka setiap kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan skripsi ini untuk memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Semoga rahmat dan karunia Allah Yang Maha Esa selalu menyertai kita.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih, dan
semoga skripsi ini bermanfaat dalam dunia pendidikan secara khusus bagi penulis.
Medan,
Juli 2013
Penulis
Diah Adistia
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Batasan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional
Halaman
i
ii
iii
v
vii
ix
x
xi
1
1
4
5
5
5
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
2.1.2. Prinsip – Prinsip Belajar
2.1.3. Motivasi Belajar
2.1.4. Pembelajaran Kooperatif
2.1.5.Pengertian STAD
2.1.6. Pengertian Problem Solving
2.1.7 Materi ajar
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis Penelitian
7
7
7
9
11
13
15
17
18
28
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Instrumen Penelitian
3.5. Teknik Pengumpulan Data
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Tekhnik analisis Data
31
31
31
31
32
32
35
38
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian
40
40
40
41
42
viii
4.2.1 Uji Normalitas
4.2.2 Uji Homogenitas
4.2.3 Persen Peningkatan Hasil Belajar
4.2.4 Uji Normalitas Gain
4.2.5 Uji Homogenitas Gain
4.2.7.Uji Hipotesis
4.3 Pembahasan
43
44
44
45
45
46
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
52
52
52
DAFTAR PUSTAKA
53
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Deret homolog Alkana
Tabel 2.2 Nama, Rumus Struktur 5 Deret Pertama Senyawa Alkena
Tabel 2.3 Beberapa Data Fisis Alkana Rantai Lurus
Tabel 2.4 Beberapa Data fisis Alkena
Tabel 2.5 Beberapa Data Fisis Alkuna
Tabel 3.1 Rancangan Peneltian
Tabel 4.1 Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Data
Tabel 4.2 Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Data
Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data Pretest Dan Posttest
Tabel 4.4 Uji Homogenitas
Tabel 4.5 Persen Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.7 Uji Hipotesis Data
21
22
24
25
25
35
41
45
43
44
44
45
46
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil belajar Siswa
37
42
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana tepat untuk mencapai sumber daya manusia
yang berkualitas.Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas
pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu
diupayakan, namun belum menunjukkan hasil yang signifikan. Kimia sebagai
salah satu cabang IPA yang berkaitan dengan fenomena alam menuntut
pembelajar menguasai konsep maupun produk IPA lainnya serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, fakta di lapangan
menunjukkan bahwa untuk mata pelajaran Kimia, sekitar 55% siswa SMA Negeri
1 Bireuen mendapatkan nilai di bawah KKM atau kurang dari 65. Padahal, siswa
dituntut untuk memenuhi KKM dengan nilai minimal 75 untuk mata pelajaran
Kimia.
Hasil pengamatan peneliti di lapangan dalam proses pendidikan Kimia
menunjukkan beberapa kendala, antara lain :
1. Kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai
metode yang relevan dengan situasi kelas,
2. Sistem evaluasi yang tidak berdimensi diagnostik untuk mencari penyebab
sulitnya siswa memahami mata pelajaran kimia,
3. Adanya motivasi yang rendah dalam diri siswa karena metode
pembelajaran yang selama ini dikembangkan tidak membuat siswa itu
sendiri tertarik dan merasa takjub bahwa fenomena kimia di sekitarnya
begitu mempesona untuk dipelajari
4. Masih banyaknya siswa yang terpaksa menghafal pelajaran karena
penjelasan guru tidak membantu siswa untuk mendeskripsikan kimia
secara benar. Selain itu, faktor yang sangat menentukan prestasi belajar
siswa adalah motivasi siswa itu sendiri untuk berprestasi.
Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi
prestasi belajar yang dicapainya rendah, akibat kemampuan intelektual yang
dimilikinya tidak/kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung
2
agar kemampuan intelektual yang dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal
adalah adanya motivasi untuk berprestasi tinggi dalam dirinya. Motivasi
merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan
afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan dan merupakan bagian dari
belajar(http://www.depdiknas.go.id/jurnalU36/tingkatan pemahaman siswa html).
Dari hasil diskusi peneliti dengan guru kimia SMA Negeri 1 Bireuen
terungkap bahwa guru mata pelajaran kimia juga kesulitan dalam menyampaikan
materi kimia karbon ini pada siswa. Mereka sukar mencari metode, strategi dan
pendekatan yang tepat dalam pembelajaran materi
tersebut, dengan alasan
ketidakmampuan siswa mengembangkan nalarnya untuk menggambarkan rumus
struktur dari senyawa karbon, dan ketidakmampuan siswa dalam menguasai
konsep dasar untuk menuliskan reaksi yang terjadi antara dua senyawa karbon.
Untuk itu, sangat diperlukan suatu kondisi belajar
bermakna yang dapat
menjadikan siswa dapat memahami konsep kimia karbon tersebut.dan pada
akhirnya peneliti dan guru kimia mencoba menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran kimia
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan juga mampu meningkatkan aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran STAD, siswa diajak untuk belajar
kelompok yang mana kelompok tersebut berasal dari tingkat kecerdasan dan jenis
kelamin atau disebut kelompok disusun secara heterogen. Tujuan dari pembagian
kelompok dengan ketentuan tersebut adalah agar dalam satu kelompok tersebut
terdapat siswa yang lebih unggul sehingga apabila ada anggota kelompok yang
mengalami kesulitan, siswa unggul tersebut dapat membantu menyelesaikannya.
(Parwanti, R. 2007)
Selain penggunaan model pembelajaran STAD guru juga dapat
menggunakan metode pembelajaran problem solving atau yang lebih dikenal
dengan metode pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah (problem
solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan
melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
3
bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang
pada dasarnya adalah pemecahan masalah. (Sulistiana, D. 2008)
Dari penelitian-penelitian sebelumya dengan menggunakan model paduan
problem solving dan STAD pada pokok bahasan yang bersifat abstrak telah
memberikan pengaruh yang signifikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Devita Sulistiana (2008) dengan judul penelitian “Keefektifan Penerapan Paduan
Model Pembelajaran Problem Solving Dan Kooperatif Tipe STAD untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Berpikir Kritis” menyatakan peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa memberikan hasil yang lebih baik daripada
model pembelajaran kooperatif tipe STAD atau Problem Solving saja. Persepsi
siswa terhadap penerapan pembelajaran PS-STAD secara umum adalah positif.
Dari 39 siswa, 34 siswa memberikan persepsi positif (87,18%), sedangkan 5 siswa
memberikan persepsi yang negatif (12,82%). Dimana Penelitian tersebut
menggunakan penelitian eksperimen.
Selanjutnya Zumrotul Ahbab (2010) ”Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan
Hidup Dalam Setting Model Pembelajaran Kooperatif STAD Sebagai Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Kimia Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan”. Hasil penelitian yaitu pelaksanaan pembelajaran kimia yang diatur
dengan STAD dapat meningkatkan kemampuan pelaksanaan kecakapan
hidupsiswa XI IIA 3 SMA Negeri 1 Batang dimana persentase pelaksanaan aspek
kecakapan hidup siswa secara keseluruhan mencapai 68,04% siklus I, siklus II
meningkat menjadi 76,49% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,55%.
Pada siklus I, ketuntasan belajar klasikal sebesar 81,82% dengan nilai rata-rata
hasil belajar 80,69. Pada siklus II, menjadi 96,97% dan 83,88. Pada siklus III,
menjadi 100% dan 93,69.
Kemudian Niarajab Lahagu (2010) “Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Termokimia Melalui Paduan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD dan Problem Solving di Kelas XI IPA SMA Negeri 3
Gunung-Sitoli”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan paduan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan problem solving dapat
4
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini ditunjukkan dari hasil
observasi aktivitas siswa pada tindakan I sebesar 72,3% (kategori baik), pada
tindakan II sebesar 81,8% (kategori sangat baik), pada tindakan III sebesar 91,2%
(kategori sangat baik)
Renita Tri Parwanti (2007) “Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas
X Dengan Menggunakan Kombinasi Metode Student Teams Achivement Division
(Stad) Dan Structure Exercise Methode (Sem) Di Sma N 16 Semarang”. Dari hasil
penelitian ini menyimpulkan penggunaan kombinasi metode Student Teams
Achivement Division (STAD) dan Structure Exercise Methode (SEM) dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X-5 SMA N 16 Semarang, sehingga
mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal yang diharapkan yaitu sebesar
85 %.
Sri Pusporini (2012) “Pembelajaran Kimia Berbasis Problem Solving
Menggunakan Laboratorium Riil Dan Virtuil Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1)
pembelajaran kimia berbasis problem solving menggunakan lab riil dan virtuil
dapat diterapkan pada materi laju reaksi; (2) kemampuan berpikir kritis
memberikan konstribusi positif terhadap prestasi belajar siswa; (3) pembelajaran
kimia berbasis problem solving dengan lab riil lebih tepat digunakan pada siswa
yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba mengambil penelitian
dengan judul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui
Kombinasi
Model
PembelajaranKooperatif
Tipe
Student
Teams
Achievement Division (STAD) DenganProblem Solving Pada Materi
Hidrokarbon Kelas X SMAN 1 Bireuen Tahun Ajaran 2012/2013”
1.2
Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
5
1. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor
model pembelajaran yang digunakan.
2. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, metode dan model
pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi dan belum dilaksanakan
secara maksimal metode konvensional masih mendominasi dalam
pembelajaran.
3. Kurangnya motivasi siswa di dalam belajar
4. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru
5. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan
belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis
1.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar melalui
kombinasi model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan Problem Solving
lebih besar daripada hasil belajar kimia siswa tanpa kombinasi model
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Problem Solving?
1.4
Batasan Masalah
Sesuai dengan uraian di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi dengan
kombinasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
Problem Solving pada materi Hidrokarbon kelas X SMA Negeri 1Bireuen tahun
ajaran 2012/2013
1.5
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar
melalui kombinasi model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan
Problem Solving lebih besar daripada hasil belajar kimia siswa tanpa
6
kombinasi model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Problem
Solving
1.6
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari diadakannya penelitian ini adalah:
1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih memahami materi
Hidrokarbon
2. Memberikan gambaran dan informasi kepada guru tentang model
pembelajaran kooperatif dalam peningkatan hasil belajar siswa.
3. Sebagai bahan masukan kepada guru pada umumnya dan bagi peneliti
khususnya sebagai calon guru dalam usaha mengatasi kesulitan siswa
dalam mempelajari Hidrokarbon
4. Sebagai informasi dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian yang berhubungan dengan metode dan pembelajaran
1.7
Definisi Operasional
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang dikembangkan oleh Robert
Slavin. Model pembelajaran ini lebih menekankan pada berbagai ciri pelajaran
dan juga merupakan model yang mudah untuk diterapkan pada pelajaran sains.
Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, model STAD
didasarkan pada prinsip bahwa siswa bekerja sama- sama dalam belajar dan
bertanggung jawab terhadap belajar teman dan dirinya sendiri
Metode pembelajaran Problem Solving merupakan upaya individu atau
kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan
situasi yang tak lumrah.. Konsep konstruktivisme nampak jelas menjadi dasar
pijakan metode pembelajaran problem solving ini.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku atau kemampuan dalam diri
siswa berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang bersifat efektif, efisien
dan mempunyai daya tarik
53
DAFTAR PUSTAKA
Ahbab, Z. 2010. Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Setting Model
Pembelajaran Kooperatif STAD sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Pokok Bahasan Kimia Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
(http://lib.unnes.ac.id/10409/1/11672_A.pdf) Diakses tanggal 7 Februari
2013
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta
http://www.depdiknas.go.id/jurnalU36/tingkatan pemahaman siswa html(diakses
tanggal 8 Februari 2013
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada
Lahagu, N. 2010. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Termokimia Melalui Paduan Model Pembelajaran Kooperatif Ti-pe STAD
dan Problem Solving di Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Gunungsitoli
(http://pasca.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/9-kumpul-abstrak-KIMS2-2.doc).(Diakses tanggal 15 Februari 2013)
Meltzer. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gain In Physics : A Possible “Hidden Variable” In
Diagnostic Pretest Scors American Jurnal Physics : 70 ( 12) (1259. 1267)
Octavianti, S. 2009 .Pembelajaran Problem Solving Dan Learning Cycle Sebagai
Upaya
Meningkatkan
Keterampilan
Metakognisi
Siswa.
(http://blog.tp.ac.id/wp-content/uploads/4922/download-isi-makalahfix.doc)(diakses tanggal 8 Februari 2013)
Parwanti, R. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X dengan
Menggunakan Kombinasi Student Team Acvievement Divission (STAD) dan
Structure
Exercise
Methode
(SEM)
di
SMA
Negeri
16
Semarang.(http://mgmpkimpati.files.wordpress.com/2011/08/ptkunes_2.pdf) (diakses tanggal 7 Februari 2013)
Pusporini, S. 2012. Pembelajaran Kimia Berbasis Problem Solving Menggunakan
Laboratorium Riil Dan Virtuil Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Kemampuan
Berpikir
Kritis
Siswa
(http://
jurnal.pasca.uns.ac.id/
index.php/ink/article/download). (diakses tanggal 26 Juni 2013)
54
Purba, M. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Rusman. 2010. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : Rajawali Pers
Silitonga, P. M. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan.Medan : Unimed Press
Silitonga, P.M. 2010. Satistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA
UNIMED, Medan
Situmorang, M. 2009. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Sudarmo, U. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Phibeta
Sulistiana, D. 2008. Keefektifan Penerapan Paduan Model Pembelajaran
Problem Solving Dan Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil
Belajar dan Berpikir Kritis. (http://blog.tp.ac.id/pdf/tag/jurnal-modelpembelajaran-stad.pdf.) (diakses tanggal 7 Februari 2013)
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sutresna, N. 2007, Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana
Winkel, W.S. 2007.Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi
Yamin, M. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press