TABU DAN MITOS SEPUTAR WANITA HAMIL PADA ETNIK JAWA DI DESA BAKARAN BATU KABUPATEN DELI SERDANG.

TABU DAN MITOS SEPUTAR WANITA HAMIL PADA
ETNIK JAWA DI DESA BAKARAN BATU
KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Mempertahankan Skripsi

Oleh:
YUDA GUSTI DERMAWAN
NIM. 309422060

JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

ABSTRAK
Yuda Gusti Dermawan : 309122060, Tabu Dan Mitos Seputar Wanita Hamil
Pada Etnik Jawa Di Desa Bakaran Batu Kabupaten Deli Serdang. Program
Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.
Penelitian ini mengenai Tabu dan Mitos Seputar Wanita Hamil Pada Etnik
Jawa Di Desa Bakaran Batu Kabupaten Deli Serdang. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui perkembangan mitos dan tabu di dalam etnik Jawa, simbol atau
makna yang terkait seputar masa kehamilan, akibatnya serta pandangan yang
tertanam pada ideologi wanita Jawa.
Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan
observasi, penelitian tanpa terlibat langsung dengan aktifitas orang – orang yang
sedang diamati dan melalui tanya jawab. Data – data dari hasil penelitian ini
didukung oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan tanpa terlibat dengan
aktifitas yang sedang diamati dalam penelitian Tabu dan Mitos Seputar Wanita
Hamil Pada Etnik Jawa Di Desa Bakaran Batu Kabupaten Deli Serdang.
Mengenai Tabu Dan Mitos Seputar Wanita Hamil sudah sejak lama berlaku
pada etnik Jawa dan dikembangkan oleh etnik Jawa deli di Bakaran Batu. Akan
tetapi informan hanya menjalankan sesuai dengan yang diketahui keluarga dan
yang berkembang dimasyarakat. Mitos dan tabu dijalani karena alasan takut
dengan hal gaib tetapi juga ditinggalkan karena ketidakmasukakalan makna dan
kegiatan yang dilakukan. apalagi Generasi sekarang yang telah mengikuti
perkembangan zaman, mulai merasa enggan untuk mengikuti adat yang selama ini
telah hidup dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena pikiran awam yang

tertanam dalam pikiran telah digantikan dengan pengetahuan yang rasional.
Dengan adanya percampuran kebudayaan telah membuat wanita hamil etnik Jawa
cenderung menjalankan pantangan dari etnik Melayu dari pada etnik Jawa asli
sebab aturan mitos dan pantangan pada etnis Jawa cenderung tidak rasional atau
tidak masuk akal. Hal tersebut berarti telah terjadi akulturasi kebudayaan etnik
Jawa di Desa Bakaran Batu dengan etnik lain terkait kehamilan. ibu hamil pada
etnik Jawa di Desa Bakaran Batu melakukan mitos dan tabu bukan berdasarkan
pengetahuannya secara benar. Akan tetapi sekedar mengikuti apa yang dikatakan
keluarganya tidak boleh atau pantang. Wanita hamil etnik Jawa di Desa Bakaran
Batu tidak mengetahui secara lengkap mitos dan tabu wanita hamil yang
digunakan masyarakat Jawa di Pulau Jawa pada umumya.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang mana telah
memberikan kesehatan dan karunia – Nya kepada penulis serta kekuataan untuk
menyelesaikan skripsi : Tabu Dan Mitos Seputar Wanita Hamil Pada Etnik Jawa
Di Desa Bakaran Batu Kabupaten Deli Serdang.
Penyelesaian ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak yang terkait

secara langusng maupun tidak langsung, maka penulis dalam hal ini mengucapkan
terima kasih banyak dan kerendahan hati kepeda:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan beserta kepada Purek 1, Purek 2, Purek 3, dan Purek 4.
2. Bapak Dr. H. Restu M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta PD 1, PD
2, dan PD 3.
3. kepada Ibu Dra. Puspitawati M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi
dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang memberiakan arahan serta
masukan yang begitu banyak sampai penyelesaian skripsi ini.
4. Kepada Ibu Dra. Nurjannah M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
penguji I, Dra. Trisni Andayani M.Si sebagai penguji II serta Drs. Waston
Malau sebagai dosen penguji III. Serta terima kasih juga terhadap seluruh
Dosen - Dosen Pendidikan Antropologi UNIMED diantaranya adalah kepada
Prof. Dr. Bungaran Antonius Simanjuntak, Dra. Nani Rusmini M.Si, DR. Phill
Ichwan Azhari MS, Drs. Payerli Pasaribu M.Si, Drs. Tumpal Simarmata M.Si,

Bakhrul akmal Khair M.Si, Supsiloani M.Si, Sulian Ekomila, S.Sos MSp,
Murni Eva Marlina Rumapea M.Si, Noviy Hasanah M.Hum, Rosramadhana
Nasution M,Si, Muhammad Iqbal S.Sos, Onggal Sihite M.Si, Dan Agung
Suharyanto M.Si yang telah banyak sekali memberikan bantuan, arahan,

semangat, serta motivasi dan petunjuk yamg telah memberikan begitu banyak
sumber dan referensi yang diberikan sehingga terselesaikanya skripsi ini
walaupun didalamnya masih terdapat kekurangan didalam penulisanya.
Penulis juga mengucapakan terima kasih kepada seluruh informan yang
membantu peneliti dalam penulisan skripsi ini terutama kepada informan yang
bernama Ely Rosita Amd.Par dan Sugiyarti mewakili yang lainya sebagai nara
sumber yang memberikan data – data dalam penelitian dan kepada Sekdes yaitu
Yusdiarningsih yang membantu menyelesaikan urusan birokrasi dan administrasi
di Kantor Desa Bakaran Batu mengenai data – data warga penduduk
Tak lupa pula penulis mengucapkan rasa syukur dan terima kasih juga
kepada orang tua yang tercinta Ayahanda Fauzan dan Ibunda Misawati beserta
adik tercinta Agnes Sapta Prayuda yang sangat memberikan dukungan penuh
materil maupun non materil sehingga terselesaikanya sebuah karya ilmiah skripsi
ini.
Terima kasih juga diutarakan kepada teman – teman seperjuangan 2009
yang sangat banyak sekali membantu memberikan kritikan dan saran yang
membangun dalam penyelesaian sebuah karya ilmiah ini, terutama kepada saudari
Ayu Febriyani yang selalu setia membantu dan susah payah dalam menyelesaikan
sebuah skripsi ini sampai larut pagi , Anisa Rodia Harahap dan Syarifah Kiran


yang telah bekerja keras untuk penulis juga untuk yang lain dalam hal
administrator kemahasiswaan serta kepada anggota tim JJS’CREW yaitu Lamhot
Turnip, Alex B H Panjaitan, Mamopar Manalu, Malthus Rodinasa Lumbangaol
dan Damu Roy Sahnan Nasution yang selalu setia menemani peneliti dalam
kedaan apapun tanpa terkecuali dan terima kasih banyak juga kepada kakanda
stambuk 2008, 2009,adik – adik stambuk 2010, 2011, 2012 Prodi Pendidikan
Antropologi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna,
masih terdapat kekurangan dan kelebihan dalam penyampaianya dan tata bahasa.
Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
penyempurnaan serta perbaikan skripsi ini agar dapat dipergunakan dengan
sebaik– baiknya.

Medan,
Penulis

Juli 2013

Yuda Gusti Dermawan
309122060


DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................


vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah. .....................................................................

12

1.3 Pembatasan Masalah .....................................................................

12

1.4 Perumusan Masalah.......................................................................

12


1.5 Tujuan Penelitian...........................................................................

13

1.6 Manfaat Penelitian.........................................................................

13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Konseptual ....................................................................

14

2.1.1 Tabu ...................................................................................

14

2.1.2 Sub-kultur ..........................................................................

18


2.1.3 Kebudayaan .......................................................................

20

2.2 Kerangka Teori ..............................................................................

21

2.2.1

Makna Simbolik ................................................................

21

2.3 Kerangka Berfikir ..........................................................................

26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian ...........................................................................

27

3.2 Metode Penelitian ..........................................................................

27

3.3 Subjek dan Objek Penelitian .........................................................

28

3.4 Teknik Pengumpulan Data. ..........................................................

28

3.4.1 Observasi ...........................................................................

28


3.4.2 Wawancara ........................................................................

29

3.5 Teknik Analisis Data .....................................................................

29

3.5.1

Data Reduction (Reduksi Data) .........................................

29

3.5.2

Data Display (Penyajian Data) ..........................................

30

3.5.3

Conclusion Drawing (Verification) Kesimpulan ..............

30

BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Daerah Penelitian .........................................................

30

4.2 Gambaran Umum Kecamatan .......................................................

31

4.3 Luas dan letak Wilayah .................................................................

34

4.3.1

Kondisi Desa .....................................................................

34

4.3.1.1 Sejarah Desa ........................................................

34

4.3.1.2 Demografi............................................................

37

4.4 Kondisi Pemerintah Desa ..............................................................

38

4.4.1 Pembagian Wilayah Desa ..................................................

38

4.4.2 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa (SOPD) ..............

38

4.5 Keadaan Penduduk ........................................................................

41

4.5.1

Keadaan Sosial ..................................................................

41

4.5.2

Keadaan Ekonomi .............................................................

44

4.6 Pembahasan ...................................................................................

45

4.7 Upacara Daur Hidup......................................................................

60

4.7.1

Golongan Bangsawan ........................................................

60

4.7.2

Golongan Rakyat biasa ......................................................

63

4.7.3

Golongan Petani di Pedasaan ............................................

65

4.7.4

Golongan Beragama budha ...............................................

67

4.8 Pantangan-pantangan Wanita Hamil .............................................

69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan....................................................................................

75

5.2 Saran ..............................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

77

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Personil Pemerintahan .......................................................................

32

Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga.......................................................................

34

Tabel 3. Perangkat Desa ...................................................................................

39

Tabel 4. Jumlah Penduduk ...............................................................................

42

Tabel 5. Jumlah Penduduk ..............................................................................

42

Tabel 6. Pekerjaan ............................................................................................

42

Tabel 7. Kepemilikan Ternak ...........................................................................

43

Tabel 8. Sarana dan Prasana desa ....................................................................

43

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Pedoman Wawancara

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat

tersebut,

masyarakat

mengembangkan

beragam

keyakinan

dan

kepercayaan yang dianutnya. Menurut teori evolusi kebudayaan, manusia pada
umumnya telah menjalani suatu hal yang universal dalam kehidupannya, seperti
yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami
secara universal oleh seluruh etnik di dunia adalah keyakinan-keyakinan
masyarakat terhadap sesuatu hal yang tidak terlihat (gaib). Keadaan seperti ini
juga dijalani etnik Jawa secara turun temurun. Dalam hal ini Tasrif Syam (Andrew
Beatty 2001: 227) menyatakan bahwa sebagai suatu etnik, tradisi dan tindakan
masyarakat Jawa senantiasa berpegang kepada dua hal, yakni filsafat hidup yang
religius dan mistis, dan etika hidup yang menjunjung tinggi moral dan martabat
keluarga.
Etnik Jawa erat hubungannya dengan mistis dan kekuatan gaib. Umumnya
dalam memahami kekuatan gaib dan mistis , etnik Jawa memiliki simbol-simbol
tertentu yang telah diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur. Hal ini
diyakini dapat melindungi mereka dalam segala aktifitasnya di dunia. Simbolsimbol tersebut digunakan umumnya dalam kehidupan etnik Jawa dalam kegiatan
upacara ataupun ritual. Kegiatan-kegiatan upacara yang mengandung simbol-

simbol tertentu menjadi perhatian etnik Jawa dan menjadi suatu tradisi yang
terlestari. Salah satu kegiatan upacara tersebut berorientasi pada hal-hal mitos,
tabu atau pantangan ibu hamil yang berkembang dalam kehidupan etnik Jawa
yang sampai saat ini masih dipercaya, seperti dilarang duduk di depan pintu agar
saat melahirkan tidak mengalami kesulitan, harus membawa gunting kecil atau
pisau lipat di baju agar terhindar dari gangguan makhluk halus atau roh – roh
jahat.
Di Indonesia terutama di wilayah pulau Jawa pedesaan, berlaku begitu
banyak mitos dan tabu/ pantangan-pantangan seputar kehamilan yang beredar di
masyarakat. Mitos-mitos dan tabu ini kuat diterapkan oleh masyarakat karena
memiliki makna-makna tersendiri yang bila dijalankan akan dapat melindunginya
dari hal – hal buruk yang akan terjadi baik nyata maupun tidak nyata. Beberapa
mitos bahkan dipercaya sebagai amanat/ pesan dari nenek moyang yang harus
ditaati, sebab bila tidak dilaksanakan dapat menimbulkan dampak/akibat yang
tidak menyenangkan.
Sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan, manusia menyadari bahwa
di luar dirinya masih ada sesuatu yang lebih kuat atau perkasa dan maha
menguasai alam semesta, dan begitu juga setiap etnik memiliki beragam adatistiadat dan kepercayaan.1 Dengan adanya beragam kepercayaan pada setiap etnik,
muncul di dalam diri manusia untuk menghormati dan mematuhi setiap aturan
yang berlaku. Semua itu mereka lakukan demi mendapatkan keberkahan di
kehidupannya dengan masyarakat lain. Baik di dalamnya berupa simbol – simbol
1

Saiful. 2008. Upacara Tradisional Orang Jawa tentang Upacara Selametan Turun Tanah
(Tesis). Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan

atau mistis yang diadopsi dari leluhur nenek moyang sampai juga pada kekuatan
gaib yang berhubungan dengan roh.
Menurut Tasrif Syam (Andrew Beatty 2001 : 227) Pandangan hidup selalu
menghubungkan segala sesuatu dengan Yang Maha Kuasa yang serba rohaniah,
mistis dan magis, dengan menghormati roh nenek moyang, leluhur serta kekuatan
gaib yang tidak tampak oleh indera manusia. Oleh karena itu, orang Jawa
menggunakan simbol-simbol atau lambang dalam kehidupan budaya dan
kebiasaannya, baik simbol yang berhubungan dengaan leluhur dan yang
berhubungan dengan kekuataan gaib maupun simbol yang berhubungan dengan
roh. Pemakaian simbol-simbol ini telah dilakukan secara turun temurun dan masih
dipertahankan hingga masa ini. Simbol yang digunakan umumnya oleh
masyarakat jawa tercermin dalam kehidupan mereka, sejak lahir sampai dengan
meninggal senantiasa tidak terlepas dari yang namanya simbol-simbol.
Jika dinalar dengan akal sehat, dan diteliti dari segi medis, maupun dari
segi aqidah/agama, banyak diantara mitos dan tabu yang diberlakukan, bahkan
ada versi yang bertentangan dengan keduanya. Walaupun tentu saja maksud dari
nenek moyang dulu untuk melakukannya tentu saja bertujuan baik tetapi tidak
semua dari nasehat atau pantangan kehamilan yang diberitahukan itu dapat
dibenarkan secara medis maupun ilmiah. Kebanyakan hanya berdasarkan mitos
atau kepercayan saja daripada kenyataannya. Penelitian ini juga dilakukan untuk
mengetahui pandangan masyarakat Jawa di Desa Bakaran Batu terkait
pelaksanaan mitos dan tabu bagi etnik Jawa di Sumatera Utara.

Di Sumatera Utara etnik Jawa menempati urutan pertama dalam hal segi
jumlah penduduknya yang berkisar 33% (BPS SUMUT dalam Pelly, 2000), akan
tetapi etnik Jawa di Sumatera Utara berbeda dengan etnik Jawa di pulau Jawa itu
sendiri. Etnik Jawa di Medan dan sekitarnya dikenal dengan istilah Jawa Deli
(jadel). Wilayah Sumatera Utara tentunya berbeda dengan kehidupan masyarakat
Jawa di pulau Jawa dan kebudayaan yang dihasilkan pun juga berbeda.
Penyebaran kebudayaan antar etnik di Sumatera Utara memberikan resiko
masuknya unsur budaya lain pada etnik Jawa di Medan, seperti proses
percampuran dengan budaya-budaya lain di Sumatera Utara yakni Batak, Aceh,
Melayu, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini tentunya ingin diketahui ada
atau tidaknya bentuk akulturasi yang terjadi pada etnis Jawa di Sumatera Utara,
khususnya di wilayah Batang Kuis.
Percampuran budaya itu tentu saja telah melahirkan kebudayaankebudayaan baru yang berbeda dari kebudayaan asal etnik yang diteliti dalam hal
ini etnik Jawa. Demikian pula dengan mitos dan tabu yang dijalani oleh wanita
hamil. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tersebut. Sebab
peneliti menduga ada berbagai mitos-mitos pantangan atau tabu seputar wanita
hamil etnik Jawa di Bakaran Batu yang berbeda dari etnik Jawa di Pulau Jawa,
atau wanita hamil di Bakaran Batu sudah menghilangkan beberapa mitos dan
tabu dalam konsepsi pikirannya karena tidak masuk akal atau dikhawatirkan dapat
mencelakai diri sendiri.

Berdasarkan hal - hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai tabu dan
mitos seputar wanita Hamil pada etnik Jawa di Desa Bakaran Batu
Kabupaten Deli Serdang.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah sebagai berikut:
1.

Sejarah tabu atau pantangan dalam masyarakat etnik Jawa.

2.

Akulturasi Kebudayaan antar etnis di Desa Bakaran Batu terhadap etnik Jawa.

3.

Ritual dan upacara-upacara pantangan bagi wanita etnik Jawa di Desa
Bakaran Batu.

4.

Makna simbol dari ritual yang terkait dalam pelaksanaan mitos dan tabu bagi
wanita hamil di Desa Bakaran Batu

5.

Pandangan masyarakat Desa Bakaran Batu sekarang akan mitos tersebut.

1.3 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa sajakah mitos-mitos dan tabu seputar wanita hamil yang terdapat pada
etnik Jawa di Desa Bakaran Batu?
2. Apa makna dari mitos dan tabu seputar kehamilan yang terdapat pada etnik
Jawa di Desa Bakaran Batu?

3. Apa akibatnya apabila mitos dan tabu tersebut dilanggar oleh wanita hamil
etnik Jawa di Desa Bakaran Batu?
4. Apakah telah terjadi akulturasi kebudayaan etnik Jawa dengan etnik lain di
desa Bakaran Batu dalam hal tabu terhadap ibu hamil?
5. Bagaimana pandangan masyarakat Desa Bakaran Batu saat ini mengenai mitos
tersebut?

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mitos-mitos dan tabu seputar wanita hamil yang terdapat
pada etnik Jawa di Desa Bakaran Batu.
2. Untuk mengetahui makna dari mitos dan tabu seputar kehamilan yang terdapat
pada etnik Jawa di Desa Bakaran Batu.
3. Untuk mengetahui akibat apabila tabu tersebut dilanggar oleh wanita hamil
etnik Jawa di Desa Bakaran Batu.
4. Untuk mengetahui apakah telah terjadi akulturasi kebudayaan etnik Jawa
dengan etnik lain di desa Bakaran Batu dalam hal tabu terhadap ibu hamil.
5. Untuk mengetahui pandangan masyarakat Desa Bakaran Batu sekarang
mengenai mitos tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis lain serta peneliti
sendiri mengenai mitos dan tabu terhadap wanita hamil etnik Jawa khususnya
bagi wanita etnik Jawa dimedan (jadel).
2. Memberikan motivasi kepada peneliti lain untuk pembanding tulisan lain yang
berkenaan dengan mitos tersebut.
3. Memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
memahami mitos dan tabu seputar wanita hamil di Desa Bakaran Batu.
4. Memperluas pengetahuan dan wawasan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh semasa menempuah studi di Program Studi Pendidikan
Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universtitas Negeri Medan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya mengenai Tabu Dan Mitos Seputar Wanita Hamil Pada Etnik Jawa Di
Desa Bakaran Batu Kabupaten Deli Serdang, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada dasarnya tujuan dari orang-orang terdahulu menciptakan mitos
bermacam-macam tentang kehamilan hanyalah supaya si wanita hamil
maupun suaminya dapat menjaga kehamilan dengan baik. Tujuanya untuk
menyiapkan kehamilan yang sehat. Sehingga bisa menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan. Terutama yang berkaitan dengan kebiasaan,
konsumsi bahan makanan, dan sebagainya.
2. Dari hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa makna Tabu dan
Mitos seputa Wanita Hamil Pada etnik Jawa yang bertempat tinggal di
Desa Bakaran Batu masih memahami akan hal tersebut pada usia
kandungan satu bulan atau masa kehamilan pertama. Untuk masa
kehamilan selanjutnya sudah tidak lagi begitu mengikuti aturan yang
berlaku pada saat kehamilan pertama.
3. Mereka hanya menjalani sesuai yang diketahuinya dari orang tua atau ibu
mertua dan yang berkembang di masyarakat. Apalagi dengan adanya
percampuran kebudayaan telah membuat wanita hamil etnik Jawa

cenderung menjalankan pantangan dari etnik Melayu dari pada etnik Jawa
asli sebab aturan mitos dan pantangan pada etnis Jawa cenderung banyak
dan kurang rasional.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan adapun beberapa hal yang bisa
dijadikan saran sekaligus masukan sebagai berikut:
1. Setiap kepercayaan atau aturan apapun yang berlaku pada setiap etnik
harus ditaati sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Dengan kata
lain, dalam hal ini etnik Jawa memiliki banyak pantangan atau laranganlarangan mengenai wanita hamil yang harus dipatuhi nantinya agar embrio
(calon bayi) yang ada di dalam kandungan dan ibu yang mengandung,
senantiasa memperoleh keselamatan. Namun adan motivasi yang
mendorong dilakukanya penyelenggaraan rangkaian upacara kehamilan.
Yaitu aspek tradisi kepercayaan lama, sangat diyakini untuk melakukan
ritus-ritus sebagai sarana mutlak agar bakal bayi dan ibu yang hamil,
senantiasa terhindar dari malapetaka yang ditimbulkan oleh berbagai
macam makhluk halus. Serta sang ibu yang mematuhi berbagai
pantangan/pamali. Begitu pula sang suami, berkewajiban untuk mematuhi
beberapa pantanagn/pamali selama masa kehamilan isterinya. Pelanggaran
terhadap pantangan/pamali yang dilakukan oleh sang ibu dan bapaknya
akan berakibat cacat fisik dan mental atau kedua-duanya.

DAFTAR PUSTAKA
Beaty, Andrew. 2001. Variasi Agama di Jawa, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Cassirer, Ernst. 1981. Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esay Tentang Manusia.
Jakarta: Gramedia.
Danandjaja, Ames. 1986. Foklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-Lain.
Jakarta: Pustaka Grafitipers.
Geertz, Clifford. 1981. Abangan, Santri, Priyyai Dalam Masyarakat Jawa,
Jakarta: Pustaka Jaya.
Greetz, H. 1985.Keluarga Jawa (terj). Jakarta: Grafiti Pers.
Herusatoto, Budiono. 2005. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta:
Hanindita.
Koentjaraningrat, Donald K. Emmerson. 1982. Aspek Manusia Dalam Penelitian
Masyarakat, Jakarta: Gramedia.
_____ , 1984. Kebudayaan Jawa, Jakarta : Balai Pustaka.
_____ , 1987. Sejarah TeoriAntropologi I, Jakarta : UI-Press.
_____ , 1993. Ritus Peralihan Di Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
_____ , 1997. Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Jakarta: Dian Rakyat.
_____ , 1999. Pengantar Antropologi II, Jakarta : Rineka Cipta.
_____ ,1999.Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia, Jakarta: Djamabatan.

Kusuma, Bayu Adi. 2007. Informasi, Pesan, dan Makna. Online. (diunduh dari
pkp.brawijaya.ac.id/e_sosek/courses/PTP4001/…/daskom_mgg_7.ppt).
Moleong, L.J. 2000.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdahaya.
Nadar, F.X. 2008.Pragmatik dan Penelitian Pragmatik.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahardi, R. Kunjana. 2005. Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.Jakarta:
Erlangga.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D). Bandung: CV. ALFABETA.
Sulaiman, 1993.Dalam Koentjaraningrat. Ritus Peralihan Di Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka.
Suparlan, Parsudi. 1992. Antropologi Untuk Indonesia: Membangun Martabat
Manusia, Yogyakarta: Gajah Mada Pers.
Suwondo, H. Bambang. 1983. Upacara Tradisional Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jakarta: Depdikbub Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
Kebudayaan Daerah 1981/1982.
Spradley, James. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana
http://ibuhamil.com/diskusi-umum/19532-pantangan-bumil-mitos-atau-fakta.html
#ixzz0Ual6QoFf

http://www.riaudailyphoto.com/2011/03/mitos-dan-tradisi-pantangan-melayu.
html. diakses pada 12 Mei 2013
5

5

Disadur pada laman http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Kuis,_Deli_Serdang
http://psikologiviny.wordpress.com/2012/06/12/hubungan-antara-kepercayaan-

kejawen-dan-agama-islam-dalam-ritual-gunung-kawi-oleh-pengunjung-muslim/
3

http://www.ilfen.web.id/2012/03/mendefinisikan-budaya.html

4

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

2

Dalam www.pps.unud.ac.id/thesis/unud-141-1510460293-bab%20ii.pdf

1

Saiful. 2008. Upacara Tradisional Orang Jawa tentang Upacara Selametan

Turun Tanah (Tesis). Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan