UPAYA BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH.

(1)

UPAYA BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT

UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

(Studi Deskriptif di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

AI SITI NURAISYAH 1103953

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

UPAYA BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT UNTUK

MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

(Studi Deskriptif di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Ai Siti Nuraisyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ai Siti Nuraisyah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN AI SITI NURAISYAH

(1103953) SKRIPSI

UPAYA KANTOR PERTANAHAN DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT UNTUK

MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

(Studi Deskriptif di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. Muhammad Halimi, M.Pd., NIP. 19580605 198803 1 001

Pembimbing II,

Dr. Komala Nurmalina, M.Pd., NIP. 13034502500

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan,

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

Skripsi ini telah diuji pada,

Hari, Tanggal : Kamis, 27 Agustus 2015

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M. Si NIP. 19700814199402 1 001

2. Sekertaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Dr. Dadang Sundawa, M. Pd. NIP. 19600515 1988031 002 3.2

Dr. Rahmat, M. Si.

NIP. 19580915 198603 1 003 3.3

Dr. Prayoga Bestari, M. Si. NIP. 19750414 200501 1 001


(5)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Ai Siti Nuraisyah (1103953). UPAYA BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH (Studi Deskriptif di Desa

Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang berkaitan dengan kesadaran masyarakat di pedesaan dalam mengurus kelengkapan administrasi pertanahan hingga selesai sampai pembuatan sertifikat hak milik atas tanah atau lebih dikenal dengan sertifikat tanah. Tujuan pertanahan nasional yang dijadikan tujuan Kantor Pertanahan sebagai wakil Badan Pertanahan Nasional di wilayah belum dapat tercapai karena jumlah masyarakat yang membuat sertifikat tanah setiap tahunnya belum mengalami kenaikan. Selain dilihat dari tingkat kesadaran masyarakat, perlu dilihat pula dari sudut pandang pemerintah terkait dengan pertanahan. Penelitian dilaksanakan di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Pihak yang terlibat dalam penelitian ini adalah aparatur Desa Mekarjaya dan aparatur Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat serta masyarakat Desa Mekarjaya yang dipilih secara random/acak. Penelitian ini didasarkan kepada 5 (lima) rumusan masalah, antara lain: 1. Bagaimana kondisi kepemilikan tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. 2. Bagaimanakah kesadaran masyarakat dalam memiliki sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. 3. Faktor apakah yang menyebabkan masyarakat belum mengurus pembuatan sertifikat di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. 4.Bagaimanakah upaya dan peran serta aparatur desa dan Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuat sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. 5. Bagaimanakah keberhasilan dari upaya dan peran yang dilakukan oleh aparatur desa dan pihak Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membuat sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan literatur. Data dianalisis dengan menggunakan teori Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014 hlm.246) yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil analisis data dari penelitian ini yaitu: 1.Kepemilikan atas tanah dan bangunan di wilayah desa Mekarjaya merupakan kepemilikan pribumi melalui tatacara pewarisan dari orang tua kepada anak, sehingga masyarakat tidak memiliki keinginan membuat sertifikat tanah. 2.Kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan sertifikat tanah masih sangat rendah. 3.Beberapa faktor penyebab rendahnya kesadaran hukum masyarakat desa Mekarjaya diantaranya adalah faktor internal berupa faktor ekonomi, faktor mata pencaharian/profesi, tingkat pendidikan dan pengetahuan terhadap hukum, dan status kependudukan masyarakat. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya pencerdasan hukum kepada masyarakat, penegakkan hukum yang belum cukup tegas, serta kurang maksimalnya kinerja aparatur pemerintahan dari lembaga yang terkait. 4. Upaya dan peran dari aparat masih belum terimplikasikan kepada masyarakat. 5. Upaya dan


(6)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peran pemerintah belum mengalami peningkatan yang signifikan, karena upaya dan peran yang mereka lakukan tetap jalan ditempat dan belum maju ke arah yang lebih baik.

Kata Kunci: Kesadaran Hukum, Upaya Aparat, Kantor Pertanahan, Pencerdasan Hukum ABSTRACT

Ai Siti Nuraisyah (1103953). Efforts of National Land Matters Institution and Village Institution in Increase Community Law Awareness to Made a Property Rights Certificate

(Descriftive Ressearch in Mekarjaya Village, Cihampelas Subdistrict, West Bandung Regency)

This research is motivated by the problems that related with community awareness at the village in manage the land matters administration completeness up to made an property rights certificate or refer to property certificate. National land matters purpose that being a goal for land matters office as a representative in the area still cannot reach because the ammount of community that made a property certificate every year still not increase. Besides it can be seen from the level of community awareness, it necessary to see it from the institution that related to the land matters. This research conducted in Mekarjaya Village, Cihampelas Subdistrict, West Bandung Regency. People that related to this research are the Village Institution, Land Matters Office of West Bandung Regency and also all the people of Mekarjaya Village that choosen by randomly. This research is based on five formulation of problem, there are: 1. How are the condition of land ownership in Mekarjaya Village, Cihampelas Subdistrict, West Bandung Regency. 2. How are community awareness in own their land certificate in Mekarjaya village, Cihampelas Subdistrict, West Bandung Regency. 3. What kind of factor that caused Community in Mekarjaya village, Cihampelas subdistrict, West Bandung Regency does not manage to made the land certificate yet. 4. How does the effort and a role of Village Institution and Land Matters Office of West Bandung Regency to increase community awareness on made a property right certificate in Mekarjaya Village, Cihampelas Subdistrict, West Bandung Regency. 5. How does the achievement from the efforts and role that done by the village institution and Land Matters Office of West Bandung Regency in increase community awareness to made a land property certificate in Mekarjaya village, Cihampelas subdistrict, West Bandung Regency. Data collection techniques conducted through interviews, observation, the study of documentation, and literature. Data were analyzed by using the theory of Miles and Huberman (on Sugiyono, 2014 pg.246) are data reduction, data display and conclution drawing verification.the result of this research are: 1. The ownership of lands and buildings in Mekarjaya village area were awned by heredity from their parents so people unwilling to made a land property certificate. 2.Community law awareness on making property certificate are still very low. 3. Sort of the factor that caused community law awareness are low in Mekarjaya village were internal factor such as economical factor, profession factor, educational level and knowing law and community demography status. Whereas the external factor such as the lowly law educational to a community, law firmness that still unfirm, and unmaximal the work of government institution from the related institution. 4. Efforts and role from the institution still cannot be


(7)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implied to all of the community. 5. The efforts and role from the institution were not work out in significant increased, because the effort that they done still stand and doesn’t work to a good move.


(8)

viii

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ……… iii

UCAPAN TERIMAKASIH ………... iv

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ………... xi

DAFTAR GAMBAR ……….. xii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 4

C. Tujuan Penelitian ……… 5

D. Manfaat Penelitian ………... 6

E. Struktur Organisasi Penulisan ………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 8

A. Tinjauan Tentang Pertanahan ……….. 8

1. Pengertian Tanah dan Hukum Pertanahan ………. 8

2. Hak Atas Tanah ……….. 10

3. Prosedur Pendaftaran Tanah ………... 14

B. Tinjauan Tentang Kesadaran Hukum ………... 20

1. Pengertian Kesadaran Hukum ……… 20

2. Indikator Kesadaran Hukum ……….. 22

3. Faktor Pembentuk dan Kurangnya Kesadaran Hukum ….. 23


(9)

ix

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Badan Pertanahan dan Kantor Pertanahan …… 25

2. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan ……….. 26

3. Tugas Pokok dan Wewenang Kantor Pertanahan ……….. 28

D. Tinjauan Tentang Pemerintah Desa ………. 29

1. Pengertian Pemerintah Desa ………. 29

2. Pelaksana Pemerintah Desa ……….. 30

3. Kewenangan Pemerintah Desa ………. 33

4. Hak dan Kewajiban Pemerintah Desa & Masyarakat Desa 34 5. Peran Kepala Desa dalam Pendaftaran Tanah ……… 34

BAB III METODE PENELITIAN ………...………. 37

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 37

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ……….. 39

1. Subjek Penelitian ……… 39

2. Lokasi Penelitian ……… 39

C. Teknik Pengumpulan Data ………... 39

1. Observasi ………... 40

2. Wawancara ……… 40

3. Studi Dokumentasi ……… 41

4. Studi Literatur ……… 42

D. Tahap Penelitian ……….. 42

E. Teknik Analisis Data ……… 44

1. Analisis Data ……….. 44

2. Validitas Data ………. 46

BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN ………. 48

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……… 48

1. Profil Desa Mekarjaya ………... 48

2. Profil Kantor Pertanahan Bandung Barat ……….. 50

B. Deskripsi Hasil Penelitian ……… 52


(10)

x

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hasil Wawancara ……… 53

C. Pembahasan Temuan Penelitian ……… 69

1. Kondisi kepemilikan tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat ……….. 69

2. Kesadaran masyarakat dalam memiliki sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat ………. 70

3. Faktor penyebab masyarakat belum mengurus pembuatan sertifikat di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat ……… 74

4. Upaya dan peran serta aparatur desa dan Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuat sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat ………. 83

5. Keberhasilan dari upaya dan peran yang dilakukan oleh aparatur desa dan pihak Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membuat sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat …… 85

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ………. 87

A. Simpulan Umum ……….. 87

B. Simpulan Khusus ………. 87

C. Rekomendasi ……… 89

DAFTAR PUSTAKA ……….. 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….


(11)

xi

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Luas Wilayah berdasarkan Penggunaan ……… 52 Tabel 4.2 Triangulasi hasil wawancara kepada aparatur desa Mekarjaya, aparatur Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat dan masyarakat desa

Mekarjaya ……….. 53

Tabel 4.3 Triangulasi hasil wawancara kepada aparatur desa Mekarjaya, aparatur Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat dan masyarakat desa

Mekarjaya ……….. 55

Tabel 4.4 Triangulasi hasil wawancara kepada aparatur desa Mekarjaya, aparatur Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat dan masyarakat desa

Mekarjaya ……….. 57

Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan masyarakat desa Mekarjaya tahun 2013 ... 60 Tabel 4.6 Tingkat Mata Pencaharian Masyarakat desa Mekarjaya tahun


(12)

xii

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7 Triangulasi hasil wawancara kepada aparatur desa Mekarjaya, aparatur Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat dan masyarakat desa

Mekarjaya ……….. 64

Tabel 4.8 Triangulasi hasil wawancara kepada aparatur desa Mekarjaya, aparatur Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat dan masyarakat desa

Mekarjaya ……….. 66

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kedudukan Kepala Desa dalam Pendaftaran Tanah ………… 37 Gambar 4.1 Pembagian Wilayah Kabupaten Bandung Barat ……….. 51


(13)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tanah merupakan sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan manusia dalam kehidupan, selain sebagai sumber kehidupan untuk bercocok tanam, tanah juga menjadi pijakan manusia dan tempat untuk tinggal manusia. Manusia membuat tempat tinggalnya di atas lahan tanah yang kemudian mereka buat rumah, toko ataupun menggunakan tanah sebagai kebun, sawah dan kegunaan lainnya.

Tanah memiliki banyak manfaat yang dapat digunakan oleh manusia, selain sebagai tempat tinggal, tanah juga mengandung banyak mineral yang terdapat di dalamnya. Karena itulah tanah menjadi sumber daya alam yang sangat penting bagi semua makhluk hidup dan tak akan bisa terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Karena disadari atau tidak, tanah merupakan salah satu benda kekayaan yang akan selalu ada sebagai permukaan bumi. Sebagai mana diungkapkan oleh Bushar Muhammad dalam bukunya yang berjudul Pokok-Pokok

Hukum Adat (1985:103) bahwa tanah merupakan,

“...satu-satunya benda kekayaan yang meskipun mengalami keadaan yang bagaimanapun akan tetap dalam keadaan semula, malah

kadang-kadang menjadi lebih menguntungkan.”

Kondisi diatas menunjukkan kelebihan tanah yang akan selalu kembali kepada keadaan semula setelah mengalami beberapa kondisi yang merubahnya bahkan akan semakin memberikan keuntungan dengan bertamhan suburnya tanah untuk di tanami. Misalnya ketika bencana alam seperti banjir yang melanda sebuah wilayah berakhir kondisi tanah akan kembali seperti semula dan bisa digunakan sebagaimana mestinya. Setelah tanah longsor melanda kondisi tanah


(14)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan sedikit gembur, namun mempermudah masyarakat untuk bercocok tanam diatasnya. Bahkan ketika kebakaran tanah yang sempat terkena kobaran api akan kembali ditumbuhi oleh tumbuhan yang menunjukkan bahwa tanah itu masih bisa digunakan untuk tujuan bercocok tanam.

Oleh karena itu untuk menjaga hak dan keberadaan tanah, secara yuridis formal dibutuhkan adanya status kepemilikan yang legal atas sebidang tanah tersebut. Jika status kepemilikan atas tanah belum atau tidak jelas dan belum memiliki kedudukan hukum yang jelas, disadari atau tidak hal ini akan menimbulkan konflik dan masalah yang besar bagi masyarakat pada masa yang akan datang. Hubungan antara penguasaan atau kepemilikan dengan penggunaan tanah memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Logikanya, kita bisa menggunakan sesuatu jika sudah menjadi hak milik kita secara syah.

Kepastian kepemilikan tanah bagi seseorang yang mendiami suatu lahan tanah menjadi dasar seseorang untuk mengembangkan kehidupan dan penghidupannya, maka dari itu ia harus mengurus hak milik atas tanah tersebut sebagai bukti syah kepemilikannya terhadap tanah tersebut. Hak milik sebagaimana diatur dakam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Bab Ketiga tentang hak milik (eigendom) pasal 570, adalah

hak untuk menikmati kegunaan sesuatu kebendaan dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya, dan tidak mengganggu hak-hak orang lain; kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasar atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi.

Hak milik ini mengakibatkan pemilik benda dalam hal ini tanah, berhak untuk melakukan apapun pada tanah itu sepenuhnya asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang.


(15)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 33 ayat (3), terdapat prinsip dasar pengelolaan pertanahan, bahwa: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Hal ini menunjukkan bahwa tanah yang ditinggali masyarakat masih berada dalam kekuasaan negara. Oleh karena itu masyarakat harus mengurus hak kepemilikan atas tanah ini harus diketahui oleh negara melalui lembaga berwenang yaitu Kantor Pertanahan.

Bagi masyarakat untuk memiliki hak milik atas tanah, mereka harus mengurus pembuatan sertifikat tanah sebagai bukti kepemilikan tanah yang paling kuat. Mengurus pembuatan sertifikat tanah merupakan kewajiban bagi masyarakat agar memiliki bukti dan dasar hukum yang kuat akan kepemilikan atas tanah. Hanya saja masih banyak masyarakat yang belum mengurus pembuatan sertifikat tanah ini. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah-masalah bagi pihak-pihak terkait.

Sertifikat memiliki kegunaan sebagai alat bukti yang syah dan kuat atas kepemilikan tanah, sebagai media informasi mengenai tanah yang dimiliki, serta untuk membantu pemerintah dalam menjalankan tertib administrasi pertanahan untuk memberikan kepastian hukum atas tanah tersebut.

Masyarakat di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan pada umumnya belum melakukan prosedur administrasi terhadap tanah yang ia tinggai dan kuasai sebagai lahan bercocok tanam. Sehingga belum memiliki sertifikat tanah, bahkan akta tanah dan akta jual beli juga masih sedikit ditemukan dalam masyarakat di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan misalnya Desa Mekarjaya di Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.

Umumnya masyarakat di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan telah tinggal secara turun temurun dan mayoritas satu wilayah diisi oleh satu keturunan keluarga (masih sanak saudara) sehingga tidak membuat sertifikat tanah karena


(16)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki asumsi bahwa tidak akan ada masalah yang muncul karena sudah tahu sama tahu antar masyarakat. Pola jual beli tanah dari masa lalu juga menjadi salah satu penyebab mengapa masih banyak masyarakat belum memiliki sertifikat tanah. Karena pola jual beli masa lalu cukup dengan ijab-qabul dengan lisan saja tanpa tulisan, dengan beberapa saksi yang mengetahui proses jual beli itu. Kepercayaan tinggi terhadap sesama juga mendukung adanya praktik jual beli secara lisan seperti ini. Hal ini sudah dianggap sah dan diyakini tidak akan menimbulkan masalah. Sehingga proses jual beli tidak sampai diadministrasikan dalam bentuk hitam diatas putih.

Namun kita tidak bisa menduga apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, berbagai macam masalah mungkin saja muncul. Bahkan saat ini banyak kasus tentang kepemilikan tanah menjadi perkara di pengadilan. Hal ini menunjukkan urgensi pengurusan hak milik atas tanah agar memiliki kekuatan hukum yang kuat.

Selain itu, proses pengurusan sertifikat tanah ini harus didukung oleh pejabat yang berwenang seperti aparatur Desa, camat selaku PPAT dan juga pihak Badan Pertanahan Nasional dalam hal ini Kantor Pertanahan Kab. Bandung Barat. Tanpa upaya dari badan negara yang mengurusi pertanahan tentunya akan semakin membuat masyarakat acuh terhadap administrasi pertanahan ini. Karena mengingat kondisi masyarakat yang kurang memiliki pengetahuan terhadap pengadministrasian tanah, perlu adanya upaya ekstra dari pemerintah untuk memberikan pencerdasan kepada masyarakat. Mengenai pentingnya tanah yang ditinggali olehnya didaftarkan hingga memiliki sertifikat tanah, bagaimana tatacara hingga proses tersebut selesai termasuk berapa biaya yang diperlukan untuk proses tersebut.

Berbagai upaya bisa dilakukan untuk membuat masyarakat lebih mengetahui dan memiliki pemahaman tentang proses pembuatan sertifikat tanah.


(17)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Misalnya dengan anjang sono dimana pejabat pemerintahan paling rendah mengunjungi rumah-rumah warga untuk memberikan sosialisasi singkat mengenai proses pembuatan sertifikat tanah. Atau juga rempug Desa yang bisa dilakukan pada waktu tertentu untuk mengumpulkan para warga di tempat tertentu dan memberikan sosialisasi termasuk tanya jawab tentang pembuatan sertifikat tanah. Hal tersebut merupakan hal yang sederhana dan bisa dilakukan oleh pemerintah Desa. Atau juga program sosialisasi resmi dari pihak Kantor Pertanahan Kabupaten dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan sertifikat tanah.

Maka dari itu peneliti tertarik dan merasa penting untuk meneliti mengenai masalah ini untuk mengetahui bagaimanakah upaya dari Kantor pertanahan dan juga aparatur Desa dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat untuk membuat sertifikat tanah khususnya di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan:

1. Bagaimana kondisi kepemilikan tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat?

2. Bagaimanakah kesadaran masyarakat dalam memiliki sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat?

3. Faktor apakah yang menyebabkan masyarakat belum mengurus pembuatan sertifikat di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat?

4. Bagaimanakah upaya dan peran serta aparatur Desa dan Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat dalam meningkatkan kesadaran


(18)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat untuk membuat sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat?

5. Bagaimanakah keberhasilan dari upaya dan peran yang dilakukan oleh aparatur Desa dan pihak Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membuat sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Secra umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana upaya Kantor Pertanahan dan Aparatur Desa dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam membuat sertifikat hukum di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.

Sementara secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Kondisi kepemilikan tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat.

2. Kesadaran masyarakat dalam memiliki sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat.

3. Faktor yang menyebabkan masyarakat belum mengurus pembuatan sertifikat di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat.

4. Upaya dan peran serta aparatur Desa dan Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuat sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat.

5. Keberhasilan dari upaya dan peran yang dilakukan oleh aparatur Desa dan pihak Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat dalam


(19)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membuat sertifikat tanah di Desa Mekarjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

a. Manfaat dari Segi Teori

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi civitas akademika serta menambah khasanah literatur dalam lingkup materi pembelajaran, sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya. b. Manfaat dari Segi Implementasi atau Praktik

Penelitian ini memfokuskan kepada tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam membuat sertifikat tanah sehingga diharapkan semua pihak yang berkaitan serta yang berkepentingan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan untuk meningkatkan kesadaran hukum.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian skripsi merupakan faktor penting dalam memperlancar penulisan skripsi yang akan dilakukan. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, di dalamnya tercakup mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penulisan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, di dalamnya memuat landasan teori yang mendukung dan relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini.


(20)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III Metode Penelitian, di dalamnya tercakup pendekatan penelitian, Desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, di dalamnya tercakup laporan hasil penelitian, deskripsi hasil penelitian, analisis hasil penelitian, dan pembahasan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, di dalamnya memuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan rekomendasi yang membangun bagi institusi yang bersangkutan.


(21)

37

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, maka pendekatan yang digunakan didalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (Qualitative Research). Pendekatan kualitatif yang dimaksud disini mengikuti pola kerja yang biasa digunakan pada penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2012, hlm. 3) penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Pendekatan kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.

Pendekatan kualitatif dikembangkan oleh para ahli antropologi, sosiologi, politik, pendidikan seperti Guba, Bogdan dll. Glaser dan Strauss didalam bukunya yang berjudul The Discovery of Grounded Theory, yang membahas metode umum dengan jelas seperti yang diungkapkan oleh Stuart A. Schlegel 1986 (dalam Danial dan Wasriah, 2009, hlm. 60).

Pengertian lain menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah,

“salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari” (Basrowi dan Suwandi, 2008, hlm. 1-2).

Sesuai dengan pernyataan tersebut maka peneliti mencoba mengetahui bagaimana upaya dari Kantor Pertanahan dan aparatur desa untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam membuat sertifikat tanah. Alasan penggunaan


(22)

38

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara faktual dan rasional berdasarkan pengalaman sebagai basis ilmu pengetahuan dengan menghimpun fakta-fakta yang terjadi di lapangan dan menjadi sebuah data bagi penelitian ini.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif karena berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan kondisi masa sekarang. Seperti yang diungkapkan oleh Moh.Nazir (dalam Moleong, 2012, hlm. 63), yaitu:

Metode deskriptif adalah satu metoda dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Metode ini sangat cocok dalam penelitian ini karena penelitian ini berusaha mencari gambaran satu kelompok manusia untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. Sehingga fenomena kelompok tersebut dapat terungkap secara jelas dan akurat.

Pengertian metode deskriptif lebih ditegaskan lagi oleh Winarno Surakhmad (dalam Moleong, 2012, hlm. 64) dengan mengungkapkan ciri-cirinya sebagai berikut :

Pertama, memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada saat sekarang atau bersifat sakral (up to date). Kedua, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan yang kemudian dianalisis (karena ini metode ini sering pula disebut metode analitik).

Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitis maka dalam memperoleh data yang sebanyak-banyaknya dilakukan melalui berbagai teknik yang disusun secara sistematis untuk mencari pengumpulan data hasil penelitian yang sempurna. Penulis melakukan penelitian dengan studi deskriptif karena


(23)

39

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai dengan sifat masalah serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan menguji hipotesis, tetapi berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang bagaimana kesadaran hukum masyarakat desa Mekarjaya khususnya dalam pembuatan sertifikat tanah.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama dalam penelitian adalah penulis sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2012, hlm. 132) bahwa:

“… bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya.

Dengan demikian penulis lebih leluasa dalan mencari informasi dan data yang terperinci dari subjek penelitian tentang berbagai hal yang diperlukan dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah: a. Masyarakat desa Mekarjaya.

b. Aparat desa Mekarjaya khususnya kepala desa. c. Kepala Dusun

d. Petugas/Pejabat Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat e. Camat Cihampelas selaku PPAT.

2. Lokasi Penelitian

Wilayah kajian yang menjadi latar penelitian ini yaitu di wilayah desa Mekarjaya Kec. Cihampelas Kab.Bandung Barat. Peneliti memilih desa Mekarjaya sebagai lokasi penelitian karena lokasi tersebut merupakan wilayah


(24)

40

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tempat tinggal peneliti dimana diduga masih banyak masyarakat yang belum memiliki dokumen lengkap bidang pertanahan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian lapangan, yaitu peneliti melangsungkan penelitian di masyarakat dan mendatangi instansi terkait dalam hal ini kantor desa Mekarjaya dan Kantor Pertanahan Kab. Bandung Barat untuk mendapatkan data yang akurat (data yang diperlukan).

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menempuh beberapa teknik, diantaranya:

1. Observasi

Hadi S (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 145) mengemukakan bahwa, „Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.‟ Observasi digunakan untuk mengamati; dengan melihat, mendengarkan, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat atau merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu penomena tertentu. Observasi ini dilaksanakan selama penelitian berlangsung dengan objek data-data faktual yang dimiliki subjek penelitian, sepeerti data profil desa dan data kepemilikan tanah desa Mekarjaya.

Dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi non partisipan. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2014:145) observasi partisipan ialah proses pengumpulan data dimana “peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.” Jadi dalam pelaksanaan penelitian, peneliti sebagai observer turut serta melakukan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sebagai sumber data. Dengan observasi


(25)

41

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini maka data yang akan didapat lebih lengkap dan mampu menangkap setiap perilaku yang tampak.

Sementara dalam observasi non partisipan, peneliti hanya menggunakan daya pengamatan dalam melakukan observasi pada sumber data. Tidak secara langsung ikut serta namun hanya mengamati disekitar lingkungan tersebut.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab (D Satori dan A Komariah, 2010, hlm. 130). Dalam hal ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan rumusan masalah dan menggali jawaban dari responden terkait fokus penelitian dan mencatatnya untuk kemudian dianalisis. Wawancara bertujuan untuk “mengetahui apa yang terkandung dalam hati dan pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia yaitu hal-hal yang tidak bisa diketahui melalui observasi” (Nasution. 2003:73). Tentunya setiap responden akan memberikan pendapat yang berbeda dalam setiap pertanyaan yang diajukan. Maka dari itu pertanyaan yang akan diajukan kepada responden harus tetap disusun dan dicatat sekalipun proses wawancara berlangsung secara informal.

Menurut Lincoln dan Guba (Sugiyono, 2007:76) ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data lapangan dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut:

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan,

b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan,

c. Mengawali atau membuka alur wawancara d. Melangsungkan alur wawancara

e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya f. Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan


(26)

42

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara ditujukan kepada masyarakat desa Mekarjaya, kepada aparatur desa Mekarjaya, petugas/pejabat Kantor Pertanahan Kab. Bandung Barat dan kepada Camat Cihampelas sebagai PPAT.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen-dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian (D Satori dan A Komariah, 2010, hlm. 149). Dokumen dijadikan salah satu panduan dalam penelitian yang bisa digunakan sebagai sumber data yang bermanfaat. Dokumen yang didapatkan harus sesuai dengan fokus penelitian seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (Chaedar Alwasiah. 2002:256-257) sebagai berikut:

a. Dokumen merupakan sumber informasi yang lestari, sekalipun dokumen itu tidak lagi berlaku.

b. Dokumen merupakan bukti yang dapat dijadikan dasar untuk mempertahankan diri terhadap tuduhan atau kekeliruan interpretasi.

c. Dokumen itu sumber data yang alami, bukan hanya muncul dari konteksnya, tapi juga menjelaskan konsep itu sendiri.

d. Dokumen itu relatif mudah dan murah dan terkadang dapat diperoleh secara Cuma-Cuma.

e. Dokumen itu sumber data yang non-reaktif. Tatkala responden relatif tidak bersahabat, peneliti dapat beralih ke dokumen sebagai solusi.

f. Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan pemerkaya bagi informasi yang diperoleh lewat interview atau observasi

Adapun dokumen yang akan dibutuhkan adalah data dari desa dan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat, foto di lapangan, serta surat-surat dan dokumen lain yang mendukung penelitian.


(27)

43

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Studi Literatur

Adapun menurut Danial dan Wasriah (2009, hlm.80) pengertian studi kepustakaan (literature) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Buku tersebut dianggap sebagai sumber data yang akan diolah dan dianalisis seperti banyak dilakukan oleha ahli sejarah, sastra dan bahasa. Adapun yang menjadi literatur dalam penelitian ini adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Undang-Undang-Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan Pertanahan, buku tentang Hukum Pertanahan dan lain-lain.

D. Tahap Penelitian

Tahap penelitian adalah langkah-langkah peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan proses penelitian. Tahap-tahap penelitian harus dipersiapkan secara matang demi kelancaran dan meminimalisir hambatan dalam melakukan penelitian di lapangan. Adapun persiapan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini, peneliti berusaha untuk menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu yang dituangkan dalam bentuk proposal penelitian yang berisikan latar belakang masalah, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian serta beberapa rujukan daftar buku dan dokumen yang menunjang penelitian. Setelah itu peneliti mengurus perizinan untuk melaksanakan penelitian dari instansi Universitas. Prosedur yang ditempuh yaitu:

a. Mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian yang ditandatangani oleh ketua Departemen PKn, sebagai surat pengantar kepada instansi yang dituju. Surat tersebut kemudian disahkan oleh pihak Fakultas.


(28)

44

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengirimkan surat izin melakukan penelitian tersebut kepada instansi yang dituju yaitu Desa Mekarjaya dan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat.

c. Menerima surat balasan dari instansi tersebut yang menyatakan memberikan izin untuk melakukan penelitian.

2. Tahap pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian diselesaikan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan penelitian. Tahap ini dimulai ketika sudah mendapatkan surat izin atau pernyataan izin melaksanakan penelitian dari instansi terkait maka peneliti langsung melakukan kunjungan kepada instansi terkait dan menyampaikan maksud penelitian serta data apa saja yang akan peneliti butuhkan demi kelancaran penelitian.

3. Tahap Pengumpulan dan Pencatatan data

Selanjutnya adalah tahap pengumpulan data dan pencatatan data. Dilakukan dengan cara melaksanakan observasi dan wawancara kepada sumber data yang telah dipersiapkan sebelumnya. Lalu dihubungkan dengan adanya studi dokumentasi serta studi literatur untuk menambah data akurat yang didapat. Pedoman wawancara yang peneliti susun terdiri dari wawancara kepada masyarakat desa Mekarjaya, Kepala Desa Mekarjaya dan Kepala Dusun, serta kepada Petugas/Pejabat Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat. Segala bentuk data yang didapatkan peneliti catat dalam dokumen terpisah termasuk data-data yang mungkin didapatkan secara mendadak tanpa tercantum dalam pedoman wawancara.

4. Tahap Analisis Data

Setelah tahap pengumpulan data dan pencatatan data dilaksanakan dan peneliti mendapatkan data. Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisis secara akurat melalui proses penyusunan data yang kemudian dikategorikan sesuai dengan tujuan dari penelitian. Kemudian mencari hubungan isi dari berbagai data yang didapat dengan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tujuan penelitian


(29)

45

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan maksud untuk memperoleh maknanya dan dikembangkan menjadi sebuah teori.

E. Teknik Pengolahan Data 1. Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengkatagorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mendetail. Data yang diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung oleh hasil observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti dapatkan, yaitu dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan catatan lapangan maka peneliti melakukan prosedur pengolahan dan analisis dari hasil pengumpulan data. Dimana proses analisis data ini dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, dokumentasi, dan catatan lapangan. Bila jawaban yang diwawancarai setelah analisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel.

Analisis data diakukan saat pengumpulan data berlangsung, sebagaimana diungkapkan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014 hlm.246), bahwa

”aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.


(30)

46

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

b. Data Display (penyajian data)

Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh.

Setelah proses reduksi data selesai, selanjutnya data yang didapat disajikan secara terperinci dan menyeluruh dan dicari bagaimana pola hubungannya. Data yang bertumpuk dan sulit dilihat hubungan detailnya akan sulit juga melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Dalam tahap ini untuk dapat melihat gambaran keseluruhannya maka peneliti akan mengusahakan membuat berbagai macam grafik atau matrik.

c. Conclusion drawing verification (kesimpulan dan verifikasi)

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti,

makna penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah denga mengacu kepada tujuan penelitian.


(31)

47

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Kesimpulan atau verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami sehingga dapat menyimpulkan bagaimana upaya Kantor Pertanahan dan aparatur desa dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam membuat sertifikat tanah.

2. Validitas Data

Untuk menguji derajat kepercayaan atau derajat kebenaran penelitian diperlukan sebuah validitas data yang dilakukan melalui:

a. Member check

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 276) mengemukakan bahwa

“member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data”.

Dari uraian diatas menjelaskan bahwa apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

b. Triangulasi

Menurut Wiliam Wiersma (dalam Sugiyono 2014, hlm. 273) mengungkapkan bahwa „Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan


(32)

48

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.‟ Dengan demikian seperti yang dikemukakan Sugiyono (2013, hlm. 273-274) terdapat triangulasi sumber, teknik pengumpulan data, dan waktu.

Gambar 3.1 Triangulasi dengan tiga sumber pengumpulan data

Sumber: Sugiyono (2014, hal. 273) Gambar 3.2 Triangulasi dengan tiga teknik pengumulan data

Sumber: Sugiyono (2013, hal.273)

Gambar 3.3 Triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data

Sumber: Sugiyono (2013, hal.274)

Teman

Bawahan

Pagi

Siang Sore

Atasan

dokumen


(33)

49

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH


(34)

87

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN UMUM

Secara umum, masyarakat desa Mekarjaya memiliki lahan pertanahan berupa rumah, sawah maupun kebun yang berasal dari sistem pewarisan maupun dari hibah dan bentuk pemberian lain yang masih tradisional. Faktor kenyamanan hidup bermasyarakat tanpa konflik yang menyangkut pertanahan ini mendukung ketidakinginan masyarakat membuat sertifikat tanah. Selain didukung oleh faktor lain seperti anggapan masyarakat bahwa pembuatan sertifikat tanah itu mahal dan memerlukan waktu yang lama, status kependudukan antara masyarakat pribumi dan masyarakat pendatang juga memberikan dukungan bagi meningkatnya pembuatan sertifikat tanah.

Hal inilah yang menyebabkan masyarakat desa Mekarjaya belum memiliki keinginan untuk mengurus kelengkapan administrasi pertanahan mereka maupun melaporkan pembaharuan data pertanahan yang mereka miliki saat ini. Kurangnya upaya kerjasama dan pencerdasan masyarakat seperti sosialisasi dan bentuk lainnya yang dilakukan aparat desa Mekarjaya dan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat terkait dalam masalah pertanahan ini menyebabkan penegakkan hukum juga mengalami kelemahan.


(35)

88

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kepemilikan atas tanah dan bangunan di wilayah desa Mekarjaya masih didominasi oleh kepemilikan pribumi secara turun temurun melalui tatacara pewarisan dari orang tua kepada anak. Rendahnya konflik yang terjadi mengakibatkan belum satu pun masyarakat di desa Mekarjaya membuat sertifikat tanah.

2. Kesadaran hukum masyarakat desa Mekarjaya dalam pembuatan sertifikat tanah masih jauh panggang dari api. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat membuat mereka tetap bersikukuh berada di zona nyaman dan tidak mengubah cara pandang mereka akan kepentingan membuat kelengkapan administrasi pertanahan hingga sampai pada pembuatan sertifikat tanah. 3. Beberapa faktor penyebab rendahnya kesadaran hukum masyarakat desa

Mekarjaya adalah faktor internal dari dalam masyarakat itu sendiri berupa faktor ekonomi, faktor mata pencaharian/profesi, tingkat pendidikan dan pengetahuan terhadap hukum, dan status kependudukan masyarakat. Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar masyarakat berupa kurangnya pencerdasan hukum kepada masyarakat, penegakkan hukum yang belum cukup tegas, serta kurang maksimalnya kinerja aparatur pemerintahan dari lembaga yang terkait.

4. Kinerja aparatur desa Mekarjaya dan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat dinilai masih rendah karena implikasi dari kinerjanya belum terasa sampai kepada masyarakat. Masyarakat tidak merasakan adanya pengaruh dari upaya dan peran yang dilakukan aparat Desa maupun dari Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat. Sosialisasi maupun acara lainnya yang bisa mendukung tercapainya tujuan seluruh masyarakat bisa membuat sertifikat tanah masih belum dilaksanakan. Begitupun sebaliknya, pihak


(36)

89

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat tidak berupaya menjemput bola langsung terjun ke masyarakat dengan alasan ada aparatur desa yang harusnya melakukan tugas tersebut.

5. Upaya dan peran pemerintah belum mengalami peningkatan yang signifikan, karena melihat dari hasil tahun-tahun sebelumnya tidak diperoleh jumlah peningkatan masyarakat dalam membuat sertifikat tanah yang besar. Sehingga upaya dan peran yang mereka lakukan tetap jalan ditempat dan belum maju ke arah yang lebih baik

C. REKOMENDASI

1. Untuk masyarakat Desa Mekarjaya, seyogyanya mampu,

a. memulai peningkatan kesadaran hukum dari diri sendiri dengan keikhlasan hati;

b. memberikan dukungan terhadap program pemerintah dengan turut berpartisipasi aktif;

c. memiliki kerelaan untuk tunduk terhadap hukum yang berlaku dan tidak memaksakan kehendak pribadi;

d. mengubah pola fikir hidup dan menyadari bahwa mengurus kelengkapan administrasi pertanahan diperlukan sebagai tameng untuk konflik pertanahan antar masyarakat yang bisa terjadi kapan saja;

e. memiliki keberanian untuk banyak bertanya mengenai hal-hal penting menyangkut birokrasi pemerintahan agar semakin peka dan cerdas sebagai perwujudan warga negara yang baik.


(37)

90

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. memberikan kebebasan akses informasi bagi masyarakat melalui berbagai media, baik itu selebaran artikel, mading desa dan upaya sederhana lainnya;

b. berupaya lebih persuasif serta memberikan perintah tegas bagi masyarakat agar mengurus pembuatan sertifikat tanah;

c. lebih mendekatkan diri kepada masyarakat dan lebih sering melakukan sosialisasi secara sederhana;

d. meningkatkan kerjasama birokrasi dengan pihak kantor pertanahan kabupaten bandung barat agar meminimalisir kemungkinan selisih paham antar lembaga;

e. mengadakan workshop sederhana untuk menunjang proses sosialisasi pertanahan kepada masyarakat dalam jangka waktu minimal tiga bulan sekali;

f. memiliki catatan atau dokumen yang mendata kejadian pewarisan tanah agar memudahkan penelusuran kepemilikan tanah secara legal dan disaksikan oleh aparat pemerintahan.

3. Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat seyogyanya mampu, a. meningkatkan kinerja pelayanan yang lebih maksimal dan menyentuh

seluruh lapisan masyarakat;

b. memberikan penjelasan yang lengkap tentang birokrasi pertanahan sehingga masyarakat tidak kebingungan dan merasa kesulitan mengurus kelengkapan administrasi pertanahan;

c. memaksimalkan kerjasama dengan seluruh pemerintah desa agar tujuan pertanahan nasional dapat tercapai lebih cepat dan efisien;


(38)

91

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. memperbaharui data pertanahan di kabupaten bandung barat secara berkala, minimal tiga bulan sekali agar data yang dimiliki kantor pertanahan selalu mutakhir.

4. Untuk Departemen PKn FPIPS UPI agar mampu,

a. memberikan pendidikan kesadaran hukum secara menyeluruh dalam perkuliahan, terutama ranah mata kuliah hukum agar kader-kader lulusan pkn memberikan contoh terbaik yang bisa ditiru oleh masyarakat disekitar lingkungannya;

b. meningkatkan kualitas dan kredibilitas sebagai departemen pencetak pendidik moral bangsa yang mampu meningkatkan kualitas karakter moral dan martabat bangsa indonesia;

c. melakukan banyak kegiatan yang memberikan pencerdasan hukum kepada masyarakat melalui cara yang menarik dan mudah dipahami.

5. Untuk Guru Mata Pelajaran PKn agar mampu,

a. memberikan tauladan terbaik dalam kegiatan pembelajaran dengan senantiasa mengingatkan agar selalu menaati peraturan yang ada baik itu peraturan sekolah, masyarakat maupun hukum nasional;

b. menjadi contoh terbaik dalam berperilaku sehingga peserta didik diharapkan mampu meniru perilaku baik yang ditampilkan;

c. menyisipkan pendidikan kesadaran hukum dalam setiap bahasan materi ajar agar peserta didik selalu ingat akan kesadaran hukum setiap hari.


(39)

92

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH


(40)

91

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku:

Bushar, M. (1985). Pokok-Pokok Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita

Danial, E dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PPKn Universitas Pendidikan Indonesia.

Djahiri, Kosasih, (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan

Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan Negara FPIPS IKIP

D, Eli Wuria. (2014). Mudahnya Mengurus Sertifikat Tanah & Segala

Perizinannya. Yogyakarta: Buku Pintar

Kansil, C.S.T. (1986) Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Koswara (2002 : 29)

Miles B.M. dan Hubermaan, A.M. (2007). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

tentang Metode-metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito P, Effendi. (1992). Praktek Pengurusan Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta:

Rajawali Pers

Sanusi, Achmad (1991). Masalah Kesadaran Hukum dalam Mayarakat Indonesia Dewasa Ini. Dalam “Seminar HUkum Nasional ke-4 Tahun 1979, Buku


(41)

92

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Satori, D dan Komariah, A. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

S, Soerjono. (1982). Kesadaran Hukum Dan Kepatuhan Hukum, Edisi Pertama. Jakarta: CV. Rajawali.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

W, Muchtar. (2008). Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas Tanah. Jakarta: Republika

Widjaya, A.W. (1985). Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila. Jakarta: Era Swasta

W, Soetandyo. (2013). Hukum dalam Masyarakat Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu

Zumrokhatun, S dan Syahrizal, D. (2014). Undang-Undang Agraria dan

Aplikasinya. Jakarta: Dunia Cerdas.

B. Sumber Dokumen Perundang-Undangan: Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata C. Sumber Jurnal:


(42)

93

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A, Patrialis. (2010). Peran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Dalam

Menciptakan Supremasi Hukum. Jurnal Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Patria, H. dkk, (2009). Kedudukan Kepala Desa Dalam Pendaftaran Tanah

Karena Pemindahan Hak. Jurnal Universitas Lampung.

D. Sumber Skripsi:

Teguh, Y. (2013). Kajian Tentang Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Deskriptif Analitis pada Masyarakat Desa Kayuambon Lembang Kabupaten Bandung Barat). Skripsi pada Program Sarjana UPI. Tidak diterbitkan

Aulia, A. (2013). Kesadaran Hukum Masyarakat Kampung Mahmud Untuk Memiliki Sertifikat Atas Hak Ulayat (Studi Kasus di Kampung Adat Mahmud Desa Mekarrahayu Kecamatan Marga Asih Kabupaten Bandung). Skripsi pada Program Sarjana UPI. Tidak diterbitkan

E. Sumber Internet:

Wikipedia. (2015). Badan Pertanahan Nasional. [Online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pertanahan_Nasional [diakses 2 Maret 2015]

Rizal. (2011) Tinjauan Umum Mengenai Badan Pertanahan. [Online]. Tersedia

di:


(1)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. memberikan kebebasan akses informasi bagi masyarakat melalui berbagai media, baik itu selebaran artikel, mading desa dan upaya sederhana lainnya;

b. berupaya lebih persuasif serta memberikan perintah tegas bagi masyarakat agar mengurus pembuatan sertifikat tanah;

c. lebih mendekatkan diri kepada masyarakat dan lebih sering melakukan sosialisasi secara sederhana;

d. meningkatkan kerjasama birokrasi dengan pihak kantor pertanahan kabupaten bandung barat agar meminimalisir kemungkinan selisih paham antar lembaga;

e. mengadakan workshop sederhana untuk menunjang proses sosialisasi pertanahan kepada masyarakat dalam jangka waktu minimal tiga bulan sekali;

f. memiliki catatan atau dokumen yang mendata kejadian pewarisan tanah agar memudahkan penelusuran kepemilikan tanah secara legal dan disaksikan oleh aparat pemerintahan.

3. Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat seyogyanya mampu, a. meningkatkan kinerja pelayanan yang lebih maksimal dan menyentuh

seluruh lapisan masyarakat;

b. memberikan penjelasan yang lengkap tentang birokrasi pertanahan sehingga masyarakat tidak kebingungan dan merasa kesulitan mengurus kelengkapan administrasi pertanahan;

c. memaksimalkan kerjasama dengan seluruh pemerintah desa agar tujuan pertanahan nasional dapat tercapai lebih cepat dan efisien;


(2)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. memperbaharui data pertanahan di kabupaten bandung barat secara berkala, minimal tiga bulan sekali agar data yang dimiliki kantor pertanahan selalu mutakhir.

4. Untuk Departemen PKn FPIPS UPI agar mampu,

a. memberikan pendidikan kesadaran hukum secara menyeluruh dalam perkuliahan, terutama ranah mata kuliah hukum agar kader-kader lulusan pkn memberikan contoh terbaik yang bisa ditiru oleh masyarakat disekitar lingkungannya;

b. meningkatkan kualitas dan kredibilitas sebagai departemen pencetak pendidik moral bangsa yang mampu meningkatkan kualitas karakter moral dan martabat bangsa indonesia;

c. melakukan banyak kegiatan yang memberikan pencerdasan hukum kepada masyarakat melalui cara yang menarik dan mudah dipahami.

5. Untuk Guru Mata Pelajaran PKn agar mampu,

a. memberikan tauladan terbaik dalam kegiatan pembelajaran dengan senantiasa mengingatkan agar selalu menaati peraturan yang ada baik itu peraturan sekolah, masyarakat maupun hukum nasional;

b. menjadi contoh terbaik dalam berperilaku sehingga peserta didik diharapkan mampu meniru perilaku baik yang ditampilkan;

c. menyisipkan pendidikan kesadaran hukum dalam setiap bahasan materi ajar agar peserta didik selalu ingat akan kesadaran hukum setiap hari.


(3)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH


(4)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku:

Bushar, M. (1985). Pokok-Pokok Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita

Danial, E dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PPKn Universitas Pendidikan Indonesia.

Djahiri, Kosasih, (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan

Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan Negara FPIPS IKIP

D, Eli Wuria. (2014). Mudahnya Mengurus Sertifikat Tanah & Segala

Perizinannya. Yogyakarta: Buku Pintar

Kansil, C.S.T. (1986) Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Koswara (2002 : 29)

Miles B.M. dan Hubermaan, A.M. (2007). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

tentang Metode-metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito P, Effendi. (1992). Praktek Pengurusan Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta:

Rajawali Pers

Sanusi, Achmad (1991). Masalah Kesadaran Hukum dalam Mayarakat Indonesia

Dewasa Ini. Dalam “Seminar HUkum Nasional ke-4 Tahun 1979, Buku III”. Jakarta: Bina Cipta.


(5)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Satori, D dan Komariah, A. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

S, Soerjono. (1982). Kesadaran Hukum Dan Kepatuhan Hukum, Edisi Pertama. Jakarta: CV. Rajawali.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

W, Muchtar. (2008). Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas Tanah. Jakarta: Republika

Widjaya, A.W. (1985). Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila. Jakarta: Era Swasta

W, Soetandyo. (2013). Hukum dalam Masyarakat Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu

Zumrokhatun, S dan Syahrizal, D. (2014). Undang-Undang Agraria dan

Aplikasinya. Jakarta: Dunia Cerdas.

B. Sumber Dokumen Perundang-Undangan:

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


(6)

Ai Siti Nuraisyah , 2015

UPAYA BADAN PENERAPAN NASIONAL DAN APARATUR DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUMM MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT SERTIFIKAT TANAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A, Patrialis. (2010). Peran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Dalam

Menciptakan Supremasi Hukum. Jurnal Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Patria, H. dkk, (2009). Kedudukan Kepala Desa Dalam Pendaftaran Tanah

Karena Pemindahan Hak. Jurnal Universitas Lampung.

D. Sumber Skripsi:

Teguh, Y. (2013). Kajian Tentang Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Deskriptif Analitis pada Masyarakat Desa Kayuambon Lembang Kabupaten Bandung Barat). Skripsi pada Program Sarjana UPI. Tidak diterbitkan

Aulia, A. (2013). Kesadaran Hukum Masyarakat Kampung Mahmud Untuk Memiliki Sertifikat Atas Hak Ulayat (Studi Kasus di Kampung Adat Mahmud Desa Mekarrahayu Kecamatan Marga Asih Kabupaten Bandung). Skripsi pada Program Sarjana UPI. Tidak diterbitkan

E. Sumber Internet:

Wikipedia. (2015). Badan Pertanahan Nasional. [Online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pertanahan_Nasional [diakses 2 Maret 2015]

Rizal. (2011) Tinjauan Umum Mengenai Badan Pertanahan. [Online]. Tersedia

di: