ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.

(1)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh Lina Nurhayati

NIM. 1302444

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR HAK CIPTA

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Oleh

Lina Nurhayati S.Pd. UPI Bandung, 2012

sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

© Lina Nurhayati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak cipta dilindungi undang-undang

Tesis in tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(4)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR


(5)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

LINA NURHAYATI

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan masih rendah dan jarangnya guru memberikan variasi stimulus (stimulus variation) yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis keterampilan guru melakukan variasi stimulus dengan berbagai profil pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif yang dilakukan di SDN Cisalak dan SDN 2 Cibeber Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Subyek penelitian adalah delapan guru dengan profil berbeda. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan baru sebagian guru yang mampu memberikan variasi stimulus pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Pada keterampilan melakukan variasi gaya mengajar yang menunjukkan kualitas variasi gaya mengajar yang baik adalah guru dengan profil; golongan kepangkatan III, berumur di bawah 40 tahun, masa kerja di bawah 20 tahun, dan tugas mengajar di kelas tinggi. Pada keterampilan melakukan variasi penggunaan media dan alat bantu pembelajaran, yang menunjukkan kualitas variasi penggunaan media dan alat bantu yang baik adalah guru dengan profil; golongan kepangkatan III, berumur di bawah 40 tahun, masa kerja diatas 20 tahun, dan tugas mengajar di kelas tinggi. Pada keterampilan melakukan variasi dalam pola interaksi dan kegiatan siswa yang menunjukkan kualitas variasi pola interaksi yang baik adalah guru dengan profil; golongan kepangkatan III, berumur diatas 40 tahun, masa kerja di bawah 20 tahun, tugas mengajar di kelas tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan perlu memberikan kesempatan dan memotivasi guru agar dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan variasi stimulus (stimulus variation) pada pelaksanaan pembelajaran karena variasi stimulus yang diberikan guru berpengaruh terhadap motivasi untuk meningkatkan prestasi dan kualitas pembelajaran.


(6)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

ANALYSIS OF TEACHER SKILL IN GIVING STIMULUS VARIATION IN LEARNING IN ELEMENTARY SCHOOL

LINA NURHAYATI

This study is based on problem that teachers seldom give stimulus variation which can enhance students’ motivation and achievement. The aim of study is to analyze teacher skill in doing stimulus variation with various profiles in learning in Elementary School. The method of study used is descriptive analysis which is done in SDN Cisalak and SDN 2 Cibeber, Cibeber Sub District, Cianjur Regency. The subject of study are eight teachers with different profile. Data collection technique through observation, interview, documentary study and bibliography study. The result of study show that only few teachers who capable to give stimulus variation in learning in Elementary School. In skill of doing teaching style variation which show good quality in teaching style variation are teachers with profile: rank- III category, age under 40 years old, year of service is under 20 years, and teaching task in higher class. In skill of doing media usage variation and learning aid which show good quality are teachers with profile: rank-III category, age under 40 years old, year of service up to 20 years, and teaching task in higher class. In skill in doing variation doing in student’s interaction and activity pattern which show good quality are teachers with profile: rank-III category, age above 40 years old, year of service under 20 years, teaching task in higher class. Based on result of study, it is recommended that there is need to give opportunity and motivating teachers in order to able to enhance their skills in giving stimulus variation in learning implementation because stimulus variation which is given by teacher is influential to motivation in enhancing achievement and learning quality.


(7)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

ABSTRAK ...v

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Rumusan Masalah Penelitian ...7

C. Tujuan Penelitian ...8

D. Manfaat Penelitian ...8

E. Struktur Organisasi Tesis ...9

BAB II KETERAMPILAN MEMBERIKAN STIMULUS BERDASARKAN STANDAR PROFESIONAL DAN KOMPETENSI GURU A. Guru Profesional ...11

B. Kompetensi Guru ...13

C. Keterampilan Mengajar ...16

D. Keterampilan Memberi Variasi Stimulus (Stimulus Variation) ...19

E. Hakikat Pembelajaran di Sekolah Dasar ...30

F. Profil Guru di Sekolah Dasar ...34

G. Hasil Penelitian yang Relevan ...43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ...46


(8)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Penjelas Istilah ...48

D. Instrumen Penelitian ...49

E. Pengumpulan Data ...49

F. Analisis Data ...51

G. Keabsahan Data ...52

H. Prosedur Penelitian ...54

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data dan Partisipan ...55

B. Keterampilan Variasi Stimulus dalam Gaya Mengajar Berdasarkan Berbagai Profil Guru ...57

1. Temuan ke-1 ...58

a. Keterampilan Variasi Gaya Mengajar Guru Berdasarkan Golongan Kepangkatan ...58

b. Keterampilan Variasi Gaya Mengajar Guru Berdasarkan Umur ...64

c. Keterampilan Variasi Gaya Mengajar Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar ...69

d. Keterampilan Variasi Gaya Mengajar Guru berdasarkan Tugas Mengajar ...74

2. Pembahasan ke-1 ...78

a. Keterampilan Variasi Gaya Mengajar Guru Berdasarkan Golongan Kepangkatan ...79

b. Keterampilan Variasi Gaya Mengajar Guru Berdasarkan Umur ...82

c. Keterampilan Variasi Gaya Mengajar Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar ...85

d. Keterampilan Variasi Gaya Mengajar Guru berdasarkan Tugas Mengajar...90

C. Keterampilan Variasi Stimulus dalam Menggunakan Media dan Alat Bantu Pembelajaran Berdasarkan Berbagai Profil Guru ...94


(9)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Temuan ke-2 ...94 a. Keterampilan Variasi Penggunaan Media

PembelajaranBerdasarkan Golongan Kepangkatan ...94 b. Keterampilan Variasi Penggunaan Media

PembelajaranBerdasarkan Umur ...96 c. Keterampilan Variasi Penggunaan Media

PembelajaranBerdasarkan Pengalaman Mengajar ...98 d. Keterampilan Variasi Penggunaan Media

Pembelajaranberdasarkan Tugas Mengajar ...99 2. Pembahasan ke-2 ...101

a. Keterampilan Variasi Penggunaan Media

PembelajaranBerdasarkan Golongan Kepangkatan ...102 b. Keterampilan Variasi Penggunaan Media

PembelajaranBerdasarkan Umur ...103 c. Keterampilan Variasi Penggunaan Media

PembelajaranBerdasarkan Pengalaman Mengajar ...104 d. Keterampilan Variasi Penggunaan Media

Pembelajaranberdasarkan Tugas Mengajar ...106 D. Keterampilan Variasi Stimulus dalam Melakukan Pola

Interaksi dan Kegiatan Siswa Berdasarkan Berbagai Profil Guru ...107 1. Temuan ke-3 ...108

a. Keterampilan Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan

SiswaBerdasarkan Golongan Kepangkatan ...108 b. Keterampilan Variasi Interaksi dan Kegiatan Siswa

Berdasarkan Umur ...111 c. Keterampilan Variasi Interaksi dan Kegiatan Siswa

Berdasarkan Pengalaman Mengajar ...113 d. Keterampilan Variasi Interaksi dan Kegiatan Siswa

berdasarkan Tugas Mengajar ...115 2. Pembahasan ke-3 ...117


(10)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Keterampilan Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan

SiswaBerdasarkan Golongan Kepangkatan ...118

b. Keterampilan Variasi Interaksi dan Kegiatan Siswa Berdasarkan Umur ...120

c. Keterampilan Variasi Interaksi dan Kegiatan Siswa Berdasarkan Pengalaman Mengajar ...122

d. Keterampilan Variasi Interaksi dan Kegiatan Siswa berdasarkan Tugas Mengajar ...123

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ...126

B. Implikasi ...127

C. Rekomendasi ...128

DAFTAR PUSTAKA ...131

LAMPIRAN ...134


(11)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Kriteria Skor Berdasarkan Masa Mengajar Guru ...37 Tabel 2.2 Angka Kredit yang Harus dipenuhi dari Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ...42 Tabel 3.1 Data Partisipan ...47


(12)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman


(13)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Dokumen Hasil Observasi Keterampilan Variasi Stimulus

Lampiran A.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru Sy Memberikan Variasi Stimulus ...134 Lampiran A.2 Hasil Observasi Keterampilan Guru Rk Memberikan

Variasi Stimulus ...143 Lampiran A.3 Hasil Observasi Keterampilan Guru Ns Memberikan

Variasi Stimulus ...153 Lampiran A.4 Hasil Observasi Keterampilan Guru Sr Memberikan

Variasi Stimulus ...162 Lampiran A.5 Hasil Observasi Keterampilan Guru Ds Memberikan

Variasi Stimulus ...174 Lampiran A.6 Hasil Observasi Keterampilan Guru Nr Memberikan

Variasi Stimulus ...184 Lampiran A.7 Hasil Observasi Keterampilan Guru Nh Memberikan

Variasi Stimulus ...193 Lampiran A.8 Hasil Observasi Keterampilan Guru Is Memberikan

Variasi Stimulus ...202

B. Rekapitulasi Kemunculan Variasi Stimulus

Lampiran B.1 Rekapitulasi Kemunculan Keterampilan Guru Sy

Melakukan Variasi Stimulus ...212 Lampiran B.2 Rekapitulasi Kemunculan Keterampilan Guru Rk

Melakukan Variasi Stimulus ...213 Lampiran B.3 Rekapitulasi Kemunculan Keterampilan Guru Ns

Melakukan Variasi Stimulus ...214 Lampiran B.4 Rekapitulasi Kemunculan Keterampilan Guru Sn

Melakukan Variasi Stimulus ...215 Lampiran B.5 Rekapitulasi Kemunculan Keterampilan Guru Ds


(14)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran B.6 Rekapitulasi Kemunculan Keterampilan Guru Nr

Melakukan Variasi Stimulus ...217

Lampiran B.7 Rekapitulasi Kemunculan Keterampilan Guru Nh Melakukan Variasi Stimulus ...218

Lampiran B.8 Rekapitulasi Kemunculan Keterampilan Guru Is Melakukan Variasi Stimulus ...219

C. Dokumen Rekapitulasi Rata-rata Kemunculan Variasi Stimulus Lampiran C.1 Rekapitulasi Rata-rata Kemunculan Keterampilan Guru Melakukan Variasi Stimulus ...220

D. Dokumen Profil Guru Lampiran D.1 Profil Guru SDN Cisalak ...221

Lampiran D.2 Profil Guru SDN 2 Cibeber ...225

E. Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran E.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Sy ...229

Lampiran E.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Rk ...233

Lampiran E.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Ns ...235

Lampiran E.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Sr ...238

Lampiran E.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Ds ...244

Lampiran E.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Nr ...251

Lampiran E.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Nh ...256

Lampiran E.8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Is ...266

F. Dokumen Foto Penelitian Lampiran F.1 Foto Kegiatan Pembelajaran SDN Cisalak ...273

Lampiran F.2 Foto Kegiatan Pembelajaran SDN 2 Cibeber ...274

G. Dokumen Surat Lampiran G.1 Surat izin Penelitian ...275

Lampiran G.2 Surat Keterangan Penelitian SDN Cisalak ...276

Lampiran G.3 Surat Keterangan Penelitian SDN 2 Cibeber ...277


(15)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR


(16)

1

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Profesi guru di Indonesia merupakan profesi mulia yang semakin diminati oleh masyarakat sejak reformasi guru dimulai dengan deklarasi Guru sebagai profesi. Secara yuridis, pengakuan profesional guru diawali dengan keluarnya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pada pasal 39 ayat (2) yang menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Pasal 39 tersebut disambut dengan deklarasi guru sebagai bidang pekerjaan profesi dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang ini bertujuan untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran. Undang-Undang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendididikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.

Seluruh tugas yang dijelaskan pada Undang-Undang Guru dan Dosen ditunaikan dalam ruang lingkup kelas dalam interaksi antara guru dengan siswanya. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan pandai mengambil hati peserta didik. Biasanya dengan kepemilikan gaya mengajar dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi psikologis siswa. Variasi mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar peserta didik. Di sela-sela penjelasan selalu diselingi dengan hal menarik terkait dengan pendekatan edukatif, yang selanjutnya diistilahkan sebagai variasi stimulus.

Dalam tataran global, UNESCO juga menetapkan kebijakan pendidikan dunia, karena pendidikan pada abad ke-21 diprediksi akan jauh berbeda dari pendidikan yang sekarang terjadi. Untuk itu, sejak 1997 UNESCO sudah mulai menggali kembali dan memperkenalkan The Four Pillars of Education, yaitu Learning to Know, Learning to Do, Learning to


(17)

2

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Live Together, dan Learning to Be. Kebijakan ini pun harus dijadikan pijakan dalam menyiapkan guru masa kini dan masa depan.

Apabila konsep UNESCO ini digunakan, maka akan berimplikasi pada hasil pendidikan yang harus didasarkan pada pengalaman belajar anak, yang berarti keberhasilan pendidikan diukur dari hasil empat pilar pengalaman belajar anak tersebut yaitu belajar untuk mengetahui, belajar untuk dapat berbuat, belajar untuk dapat membentuk jati diri, dan belajar untuk dapat hidup bersama. Siswa membutuhkan sumber informasi yang beragam untuk memperoleh pengalaman belajar yang baik. Jika sumber informasi yang dipelajari siswa terbatas, maka pengalaman belajar siswa akan semakin sempit. Untuk merespon konsep tersebut, dibutuhkan pemberian stimulus yang bervariasi, misalnya dengan pemberian sumber pembelajaran yang beragam. Keragaman (variasi) sumber belajar yang diberikan bukan hanya dari segi jumlah, akan tetapi juga dari segi kualitas, sehingga akan mendorong terciptanya pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas membutuhkan perencanaan dan pelaksanaan yang baik dari guru.

Berkaitan dengan konsepsi tersebut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan beberapa hal. Pertama, guru sebagai unsur pendidik “merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, ....” Kedua, bahwa untuk memberikan penjaminan mutu pendidikan digariskan adanya standar nasional pendidikan yang terdiri atas “standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala”. Ketiga, bahwa guru sebagai unsur pendidik “harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral. Dalam lingkup sempit kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas, salah satu


(18)

3

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peran guru adalah sebagai pengajar/instruksional. Menurut Majid (2013, hlm. 232) dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru yaitu, menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan (what to teach), dan menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach). Pada aspek yang kedua guru dituntut untuk memiliki keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar ini merupakan keterampilan yang mutlak harus dimiliki guru. Dengan pemilikan keterampilan dasar mengajar ini diharapkan guru dapat mengoptimalkan perannya di kelas.

Allen dan Ryan (dalam Sukirman, 2012, hlm. 55) menyebutkan yang termasuk keterampilan dasar mengajar itu adalah keterampilan membuka dan menutup (set of induction and closure), keterampilan memberikan variasi stimulus (stimulus variation), keterampilan bertanya (question), keterampilan menggunakan isyarat (silence an non verbal clue), keterampilan memberikan ilustrasi/contoh (illustration ans use of example), dan keterampilan memberikan balikan dan penguatan (feed back and reinforcement).

Kedudukan Variasi stimulus sebagai salah satu keterampilan dasar mengajar mutlak dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses pembelajaran yang dikembangkan secara bervariasi, akan lebih meningkatkan apresiasi siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas proses, dan hasil pembelajaran. Menurut Usman (2011, hlm. 84) variasi stimulus adalah “suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar-mengajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi”.

Schunk (2012, hlm. 243) memandang variasi sebagai salah satu cara dalam memfokuskan dan mempertahankan perhatian siswa. Pelaksanaan variasi meliputi penggunaan materi dan alat bantu mengajar yang berbeda-beda. Menggunakan gerak-gerak isyarat, tidak berbicara dengan nada yang monoton. Sementara itu Ariani dan Haryanto (2010) mengungkapkan bahwa berdasarkan berbagai hasil penelitian, diyakini bahwa suatu materi pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga mengakomodasi


(19)

4

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

banyak tipe pembelajaran, gaya belajar, dan bukan hanya menunjukkan gaya mengajar guru sebagai instrukturnya. Semakin banyak modalitas yang dilibatkan dalam suatu pembelajaran, belajar akan semakin variatif, bermakna, dan semakin mudah ilmu diserap oleh siswa. Gardner dengan teori multiple Intelligences mengungkapkan bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki anak. Dengannya, pemberian treatment kepada setiap anak tidak bisa disamakan. Mereka memiliki kecerdasan masing-masing atau diistilahkan oleh DePorter (2014) dengan stasiun-stasiun kecerdasan.

Sementara itu pandangan Schunk (2012, hlm. 32) stimulus diposisikan sebagai implikasi dari teori behavioral bahwa guru harus mengatur lingkungan supaya siswa dapat merespons stimulus-stimulus secara tepat. Edwin R. Guthrie 1886-1959 (Schunk, 2012, hlm. 116) sebagai salah satu tokoh behavioral menyajikan gagasan kontiguitas stimulasi dan respons bahwa pola-pola stimulasi yang aktif pada saat sebuah respons terjadi akan cenderung menghasilkan respon tersebut jika dimunculkan berulang-ulang.

Gagne (dalam Schunk, 2012, hlm 116) terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning mendorong guru untuk merencanakan instruksional pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana dilanjutkan pada yang lebih kompleks sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah). Prakteknya gaya belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.

Terdapat beberapa manfaat yang didapatkan ketika guru memberikan variasi stimulus. Dari beberapa hasil penelitian terbukti bahwa penggunaan variasi stimulus memiliki pengaruh yang sangat berarti, tidak hanya terhadap hasil belajar siswa tetapi juga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar dan peningkatan minat serta motivasi siswa dalam belajar. Jatnikasari (2010) melakukan studi tentang keterampilan variasi stimulus dalam usaha meningkatkan motivasi belajar siswa pada matapelajaran PKn. Pemberian variasi stimulus membantu guru dalam memusatkan perhatian siswa dan


(20)

5

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menciptakan pembelajaran menyenangkan (joyfull learning). Apabila siswa sudah menyenangi proses belajar, siswa akan berusaha untuk menggali potensi dalam pembelajaran dan target pembelajaran dapat tercapai.

Selain itu pemberian variasi stimulus berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitian Apipah (2012) menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan fungsional antara keterampilan variasi stimulus dengan peningkatan prestasi belajar siswa, dengan kata lain terdapat hubungan ketergantungan antara prestasi belajar siswa dengan keterampilan guru mengadakan variasi. Minat belajar serta kemandirian siswa yang ditimbulkan dari persepsi siswa juga berpengaruh positif pada penguasaan konsep matapelajaran. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Murniawaty (2013), menurutnya apabila cara mengajar guru tinggi maka minat belajar peserta didik pun cenderung tinggi, cara mengajar membangkitkan dan mengembangkan kemandirian belajar pada peserta didik. Pada akhirnya cara mengajar guru yang dipersepsikan peserta didik, minat belajar dan kemandirian belajar berpengaruh positif terhadap penguasaan konsep. Sementara itu Joyce (2009, hlm. 88) menjelaskan bahwa dalam pandangan siswa, perbedaan dalam gaya pengajaran dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas dan kenyamaan siswa di dalam kelas.

Beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa variasi stimulus berpengaruh positif bagi peningkatan motivasi dan optimalisasi pencapaian pembelajaran baik itu dalam hal hasil belajar, prestasi belajar maupun penguasaan konsep pembelajaran. Sayangnya, pada pengamatan terbatas yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa guru masih sering mengabaikan pemberian stimulus yang variatif baik itu dalam aspek gaya mengajar guru, penggunaan media dan alat pengajaran maupun pada pola interaksi dan kegiatan siswa. Pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran. Motivasi atau dorongan untuk belajar aktif melalui bimbingan dan mengajar dari guru belum terlihat, komunikasi dalam pembelajaran hanya satu arah yaitu hanya bersumber pada guru. Kurang proaktifnya guru sebagai fasilitator dalam memberikan


(21)

6

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi berupa masukan-masukan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran, terbatasnya media pembelajaran sehingga pada saat penyampaian materi pembelajaran anak kurang berminat untuk belajar, tidak adanya interaksi antar siswa, serta model pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi yang berakibat pada rendahnya hasil capaian belajar siswa.

Berdasarkan rilis dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 16 Maret 2012 (dalam Hernawan, 2012, hlm. 19) hasil uji kompetensi guru Sekolah Dasar mengungkapkan bahwa kemampuan atau kompetensi guru pada satuan pendidikan Sekolah Dasar masih berada pada tingkat yang sangat rendah. Dari 100 butir soal terkait dengan kemampuan bidang kognitif pada kompetensi pedagogik dan profesional yang diujikan, nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 36,86 dengan rentangan nilai mulai dari 30,00 (terendah) sampai 80,00 (tertinggi), tidak seorangpun guru yang bisa mencapai nilai maksimal (90-100).

Gambaran nyata masih rendahnya keterampilan guru mengajar khususnya dilihat dari kualitas variasi stimulus dapat dilihat dari Gambaran pola interaksi antara guru dan siswa yang diteliti oleh Hanifah (2014) sebagai salah satu komponen keterampilan memberikan variasi stimulus dalam pembelajaran biologi pada konsep ekosistem meliputi persentase pertanyaan guru dan siswa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran pertanyaan yang diajukan guru lebih banyak dibandingkan pertanyaan siswa sebesar 86%. Frekuensi pengajuan pertanyaan siswa sangat sedikit. Selanjutnya Jatnikasari (2010) melakukan studi tentang keterampilan variasi stimulus dalam usaha meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn mengungkapkan, keterampilan variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran yang digunakan guru matapelajaran PKn tergolong kurang baik karena hanya menggunakan keterampilan variasi media pandang saja, yaitu menyajikan peta konsep di papan tulis, sedangkan untuk media dengar, media motorik serta media audio visual tidak pernah digunakan oleh guru PKn.


(22)

7

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melihat gambaran kenyataan di lapangan, peneliti merasa permasalahan keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus menjadi sangat penting untuk diteliti. Keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus harus diteliti secara utuh dengan melihat keseluruhan komponen variasi, sebab stimulus yang dilakukan guru berkontribusi besar pada keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang difokuskan pada analisis untuk mendeskripsikan keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus pada pembelajaran di Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah kualitas keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus pada pembelajaran di Sekolah Dasar?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dan untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah penelitian hanya pada komponen keterampilan memberikan variasi stimulus. Berdasarkan berbagai literatur variasi stimulus terbagi ke dalam tiga komponen pokok yaitu.

1. Keterampilan variasi dalam gaya mengajar

2. Keterampilan variasi dalam menggunakan media dan alat bantu pembelajaran

3. Keterampilan variasi dalam melakukan pola interaksi dan kegiatan siswa. Karena profil guru dilapangan sangat variatif maka peneliti melihat keterampilan variasi stimulus tersebut pada berbagai profil guru, sehingga secara khusus permasalahan penelitian yang akan dikaji dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas keterampilan melakukan variasi dalam gaya mengajar yang dilakukan guru berdasarkan berbagai profil guru?


(23)

8

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana kualitas keterampilan melakukan variasi dalam menggunakan media dan alat bantu pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan berbagai profil guru?

3. Bagaimana kualitas keterampilan melakukan variasi dalam melakukan pola interaksi dan kegiatan siswa yang dilakukan guru berdasarkan berbagai profil guru?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kualitas keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Secara lebih spesifik, tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Memperoleh gambaran tentang kualitas keterampilan melakukan variasi gaya mengajar yang dilakukan guru berdasarkan berbagai profil guru 2. Memperoleh gambaran tentang kualitas keterampilan melakukan variasi

dalam menggunakan media dan alat bantu pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan berbagai profil guru

3. Memperoleh gambaran tentang kualitas keterampilan melakukan variasi dalam melakukan pola interaksi dan kegiatan siswa yang dilakukan guru berdasarkan berbagai profil guru

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan, yaitu penulis sendiri serta seluruh pihak Sekolah Dasar di kecamatan Cibeber, khususnya guru di Sekolah yang menjadi tempat penelitian. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan tentang keterampilan guru memberikan variasi stimulus bagi praktisi pendidikan dasar.


(24)

9

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini akan melihat kualitas keterampilan guru melakukan berbagai komponen dari keterampilan guru memberikan variasi stimulus berdasarkan berbagai profil yang dimiliki guru.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi guru, dapat menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan gambaran tentang keterampilan dalam memberikan variasi stimulus dalam pembelajaran di sekolah dasar sesuai dengan profil yang dimiliki.

b. Bagi siswa, memberikan suasana menyenangkan dan menarik dalam kegiatan dan proses pembelajaran serta memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat dalam pembelajaran secara aktif.

c. Bagi sekolah, memberikan informasi untuk lebih memperhatikan keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus dalam pembelajaran yang ideal dengan berbagai karakteristik anak dan lingkungan sekolah.

E. Struktur Organisasi Tesis

Untuk memberikan gambaran pembahasan yang sistematis, maka peneliti menyusun struktur organisasi dalam beberapa bab dan sub bab. Adapun struktur organisasi dalam tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu Bab 1 adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah penelitian yang dirumuskan menjadi judul penelitian. Hal utama yang melatarbelakangi penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui kualitas keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus di sekolah dasar. Melihat gambaran kenyataan dilapangan, peneliti merasa permasalahan keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus menjadi sangat penting untuk diteliti. Keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus harus diteliti secara utuh dengan melihat keseluruhan komponen variasi, sebab stimulus yang dilakukan guru berkontribusi besar pada keberhasilan pembelajaran. Hal tersebut dirumuskan dalam pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat


(25)

10

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian, dan struktur organisasi tesis juga menjadi pembahasan dalam bab I.

Bab II adalah kajian pustaka yang berisi konsep tentang Keterampilan Mengajar secara umum dan Keterampilan Memberi Variasi Stimulus (Stimulus Variation) secara khusus berdasarkan tiga komponen utama keterampilan memberikan variasi stimulus (variasi gaya mengajar, variasi media pembelajaran, dan variasi pola interaksi). Peneliti juga menjabarkan kompetensi dan profesionalisme guru mengacu pada berbagai profil guru yang dapat membuat kualitas variasi stimulus yang dimunculkan guru berbeda.

Bab III adalah metodologi penelitian yang menjabarkan desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV adalah temuan dan pembahasan kegiatan observasi yang didukung berbagai sumber seperti wawancara dan studi dokumentasi mengenai keterampilan guru melakukan variasi stimulus. Bab V adalah simpulan, dan rekomendasi yang berisi tentang jawaban umum atas rumusan masalah, dan rekomendasi yang dapat dirumuskan untuk penelitian berikutnya.


(26)

46

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana untuk memilih sumber-sumber daya dan data yang akan dipakai untuk diolah dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif deskriptif yang digunakan untuk mengetahui gambaran yang akan diteliti dalam penelitian. Menurut Sukmadinata (2013, hlm. 72) bahwa penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian aspek, komponen atau variabel berjalan sebagaimana adanya. Penelitian ini mengkaji mengenai keterampilan guru dalam melakukan variasi stimulus di Sekolah Dasar dengan berbagai profil guru. Peneliti menganalisis kualitas keterampilan variasi stimulus berdasarkan data hasil observasi pembelajaran guru pada tiga komponen keterampilan memberikan variasi stimulus. Tiga komponen variasi stimulus yang diamati yaitu, keterampilan melakukan variasi dalam gaya mengajar, keterampilan melakukan variasi dalam menggunakan media dan alat bantu, dan keterampilan melakukan variasi dalam pola interaksi dan kegiatan murid. Tipe deskripsif dipilih peneliti karena semua temuan serta analisis data akan dilaporkan secara deskriptif.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini melibatkan delapan guru dengan berbagai profil yang berbeda. Delapan guru yang dijadikan Subjek penelitian berasal dari dua sekolah berbeda, yaitu SDN Cisalak dan SDN 2 Cibeber. Dua sekolah yang


(27)

47

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijadikan tempat penelitian ini berada dalam satu kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Lokasi kedua sekolah tersebut berjauhan berada dalam lingkungan gugus yang berbeda. Sekolah tersebut memiliki gedung sendiri, dan proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hingga siang.

Pemilihan partisipan dilakukan dengan purposif sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan, sampel yang cocok dan sampel insidental (Sukmadinata, 2013, hlm. 254). Hal ini dilakukan karena peneliti ingin melihat kualitas keterampilan guru melakukan variasi stimulus berdasarkan berbagai profil guru, maka partisipan dipilih untuk mewakili profil yang ingin dilihat, seperti golongan kepangkatan, pengalaman mengajar, tugas mengajar, dan umur. Semua guru yang dipilih sebagai partisipan merupakan guru yang sudah tersertifikasi, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah guru yang memiliki kriteria tersebut. Data partisipan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Data Partisipan

Asal Sekolah Partisipan (inisial) Profil Guru

SDN CISALAK

Guru Sy

Umur 50 tahun Golongan IV/a

Lama Mengajar 26 tahun Tugas Mengajar kelas IV

Guru Rk

Umur 33 tahun Golongan III/a

Lama Mengajar 10 tahun Tugas Mengajar kelas V

Guru Ns

Umur 47 tahun Golongan III/c

Lama Mengajar 13 tahun Tugas Mengajar kelas VI Guru Nr Umur 48 tahun


(28)

48

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Golongan III/b

Lama Mengajar 13 tahun Tugas Mengajar kelas III

Asal Sekolah Partisipan (inisial) Profil Guru

SDN 2 CIBEBER

Guru Sr

Umur 35 tahun Golongan I11/a

Lama Mengajar 10 tahun Tugas Mengajar kelas V

Guru Ds

Umur 57 tahun Golongan IV/a

Lama Mengajar 37 tahun Tugas Mengajar kelas I

Guru Nh

Umur 38 tahun Golongan III/b

Lama Mengajar 16 tahun Tugas Mengajar kelas V

Guru Is

Umur 34 tahun Golongan III/b

Lama Mengajar 10 tahun Tugas Mengajar kelas II

C. Penjelas Istilah

Agar diperoleh persepsi yang jelas mengenai penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan, yaitu:

1. Keterampilan memberikan variasi stimulus adalah keanekaragaman penyajian kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga senantiasa memiliki antusiasme yang tinggi dalam pembelajaran serta penuh partisipasi.


(29)

49

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Variasi gaya mengajar guru adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga murid memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya, terdiri dari penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian murid, kesenyapan atau kebisuan, mengadakan kontak pandang dan gerak, gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru di dalam kelas.

3. Variasi penggunaan media dan alat pengajaran adalah pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain yang dilakukan oleh guru dalam konteks belajar mengajar menyesesuaikan materi pembelajaran, terdiri dari visual aids, auditif aids, motorik, dan audio-visual aids.

4. Variasi pola interaksi dan kegiatan murid adalah frekuensi atau banyak-sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan murid, dan murid dengan murid secara tepat, terdiri dari beberapa pola interaksi yaitu pola guru-murid, pola guru-murid-guru, pola guru-murid-guru-murid,pola guru-guru-murid, murid-guru, murid-murid, dan pola melingkar.

D. Instrumen Penelitian

Data dalam penelitian ini akan diperoleh dengan cara peneliti menyusun dan membuat intrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu dengan menganalisis keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus pada pembelajaran di sekolah dasar. Adapun bentuk instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, dan wawancara terhadap guru yang menjadi subjek penelitian. Instrumen tersebut digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus dilengkapi dengan hasil studi literatur dengan melihat perangkat lain yang digunakan guru dalam hal ini RPP yang disusun guru yang bersangkutan.


(30)

50

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh dan mengumpulkan data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Observasi

Menurut Creswell (2014, hlm. 267) observasi kualitatif merupakan observasi yang didalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini peneliti merekam dan mencatat aktivitas guru ketika melakukan pembelajaran terkait kualitas setiap komponen variasi stimulus baik itu dalam gaya mengajar, penggunaan media dan alat bantu pembelajaran, maupun pola interaksi dan kegiatan siswa. kegiatan pengamatan yang dilakukan disesuaikan dengan pedoman observasi yang telah dibuat. Lembar observasi berisi sejumlah pernyataan yang ditujukan untuk mengkaji bentuk-bentuk variasi stimulus dan menghitung kemunculan setiap komponen variasi stimulus tersebut. Lembar observasi lengkap yang memuat aspek-aspek pengamatan dapat dilihat pada lampiran A.

2. Wawancara

Creswell (2014, hlm. 267) menjelaskan dalam wawancara kualitatif peneliti dapat melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok tertentu). Wawancara seperti ini memerlukan pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (open ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini dimaksudkan untuk mencari informasi langsung dari guru secara lisan yang menjadi subjek penelitian. Pertanyaan yang diajukan terkait variasi stimulus menarik yang muncul selama kegiatan observasi atau peristiwa-peristiwa menarik yang memerlukan informasi lebih lanjut dari guru maupun murid.


(31)

51

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Dalam studi dokumentasi ini peneliti bisa melakukan penulusuran data historis mengenai objek yang diteliti. Sumber dokumen yang dikumpulkan peneliti pada penelitian ini berupa RPP guru. Peneliti menganalisis komponen RPP yang menunjukkan kemungkinan munculnya variasi stimulus pada pelaksanaan pembelajaran seperti tergambar dalam tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Dokumen RPP lengkap yang dianalisis dapat dilihat pada Lampiran E.

F. Analisis Data

Menurut Sugiono (2010, hlm. 244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melaksanakan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti dapatkan, yaitu dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur maka peneliti melakukan prosedur pengolahan dan analisis dari hasil pengumpulan data. Dimana proses analisis data data ini dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia, dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, studi literatur.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010, hlm. 246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.


(32)

52

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari kembali jika diperlukan. Dalam hal ini seluruh data yang dikumpulkan peneliti berupa observasi keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus pada komponen gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran, dan pola interaksi dicocokkan dengan data hasil wawancara dan studi dokumentasi pada RPP yang dibuat oleh guru.

2. Data display

Penyajian data disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh. Setelah data mengenai keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus terkumpul, peneliti selanjutnya menyajikan data kedalam bentuk paparan atau deskripsi hasil penelitian.

3. Kesimpulan/verification

Merupakan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumplan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiono, 2010).

Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan data. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan interpretasikan sebagai deskripsi keterampilan guru dalam memberikan variasi dalam gaya mengajar guru, variasi dalam penggunaan media pembelajaran, dan variasi pola interaksi.


(33)

53

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan penelitian, metode penelitian kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Uji keabsahan dalam penelitian kualitatif menurut Sugiono (2012, hlm. 364) mencakup empat macam pengujian, yaitu uji kredibilitas data, uji transferabilitas, uji dependabilitas dan uji konfirmabilitas.

1. Uji kredibilitas data

Kredibilitas dalam penelitian kualitatif menggambarkan kecocokan antara konsep peneliti dengan konsep yang ada pada responden, menunjukan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya. Untuk mencapai tingkat kepercayaan yang diharapkan, peneliti menggunakan beberapa cara yang disarankan oleh Sugiono (2012, hlm. 365), yaitu perpanjangan pengamatan, peningkatan penekunan, triangulasi, menggunakan bahan referensi dan member checking. Peneliti menggunakan triangulasi teknik dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu data diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

2. Dependabilitas

Uji dependabilitas adalah pengujian sejumlah mana penelitian bergantung pada keandalan, yaitu apakan data yang diberikan oleh peneliti betul-betul merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Karena bisa jadi peneliti dapat memberikan data tetapi tidak pernah melakukan penelitian. Menurut Sugiono (2012, hlm. 374) uji dependabilitas dapat dilakukan oleh auditor keseluruhan aktifitas penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian. Ukurannya adalah, dalam kondisi yang lebih kurang sama apakah penelitian dapat diteliti ulang.

3. Konfirmabilitas

Uji konfirmabilitas adalah pengujian sejumlah mana hasil penelitin dapat dibuktikan kebenarannya, yaitu sejauh mana hasil penelitian betul-betul sesuai dan cocok dengan data yang telah dikumpulkan.


(34)

54

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Uji transferabilitas

Uji transferabilitas menggambarkan sejauh mana hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam situasi, tempat, waktu yang berbeda. Dalam hal ini peneliti hanya melihat transferabilitas sebagai suatu kemungkinan. Tentunya harus memenuhi persyaratan adanya kesamaan atau kemiripan konteks sosialnya.


(35)

55

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Prosedur Penelitian


(36)

126

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan, dan pembahasan seperti yang telah dikemukakan pada Bab IV, diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan guru melakukan variasi stimulus pada pembelajaran di Sekolah Dasar dibutuhkan sebagai alternatif peningkatan kualitas proses, dan hasil pembelajaran. Kesimpulan tersebut dapat dirinci sesuai dengan tiga komponen keterampilan melakukan variasi stimulus sebagai berikut.

1. Gaya mengajar yang baik ditunjukkan dengan variasi yang tinggi seperti pembelajaran diselingi dengan nyanyian, didominasi aktivitas pembelajaran yang membuat siswa antusias mengikuti pembelajaran, memunculkan gerakan yang dinamis dan menarik perhatian siswa, penekanan verbal lebih variatif, memunculkan Ice breaking dan kesenyapan (teacher silince) untuk mempertahankan perhatian siswa. Pada keterampilan melakukan variasi dalam gaya mengajar yang menunjukkan kualitas variasi gaya mengajar yang baik adalah guru dengan profil; golongan kepangkatan III, berumur dibawah 40 tahun, masa kerja dibawah 20 tahun, dan tugas mengajar di kelas tinggi. Ini menunjukkan adanya kecenderungan penurunan kualitas gaya mengajar. Semakin lama mengajar, golongan kepangkatan semakin tinggi, dan umur menuju dewasa akhir gaya mengajar semakin rendah..

2. Penggunaan media pembelajaran yang baik adalah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan konten materi yang disampaikan. Benda-benda yang dipilih sebagai media pembelajaran adalah benda-benda sekitar siswa, melibatkan banyak indera siswa atau media yang tergolong media motorik. Pada keterampilan melakukan variasi dalam menggunakan media dan alat bantu pembelajaran, yang menunjukkan kualitas variasi penggunaan media dan alat bantu yang baik adalah guru dengan profil; golongan kepangkatan III, berumur dibawah 40 tahun, masa kerja diatas


(37)

127

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 tahun, dan tugas mengajar di kelas tinggi. Kemampuan guru pada penguasaan variasi penggunaan media mengajar masih kurang dan kemampuan guru dalam menguasai teknologi pembelajaran masih terbatas.

3. Pola interaksi yang optimal muncul ketika guru melakukan kegiatan pembelajaran yang didominasi oleh siswa. Hal ini tergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada keterampilan melakukan variasi dalam pola interaksi dan kegiatan siswa yang menunjukkan kualitas variasi pola interaksi yang baik adalah guru dengan profil; golongan kepangkatan III, berumur diatas 40 tahun, masa kerja dibawah 20 tahun, tugas mengajar di kelas tinggi. Pola interaksi yang dominan adalah pola Guru-Murid-Guru, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran masih terpusat pada guru dalam kegiatan tanya jawab satu arah guru dan siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini difokuskan pada analisis keterampilan guru dalam memberikan variasi stimulus pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stimulus yang baik ditunjukkan dengan variasi yang tinggi, baik pada komponen gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran serta pola interaksi. Variasi yang tinggi mengharuskan guru merancang skenario pembelajaran yang baik yang sesuai dengan karakteristik siswa. Skenario pembelajaran yang menerapkan variasi stimulus yang baik dirancang sedemikian sehingga aktivitas belajar menjadi menyenangkan.

Guru membutuhkan forum pembinaan, khusus bagi perbaikan keterampilan mengajar khususnya keterampilan dalam memberikan variasi stimulus yang cakupannya lebih luas dari keterampilan mengajar yang lain. Hal ini dapat dijadikan wadah kegiatan professional guru yang berasal dari guru, oleh guru, dan untuk guru serta bertujuan antara lain untuk menampung segala permasalahan yang dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan


(38)

128

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencari cara penyelesaiannya; membantu guru dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang berkaitan dengan pembelajaran termasuk pengembangan keterampilan memberikan variasi stimulus pada pembelajaran; saling tukar informasi dan pengalaman dalam melaksanakan tugas mengajar sehari-hari, sehingga memberi masukan bagi guru senior yang sarat pengalaman namun membutuhkan penyegaran wawasan tentang pembelajaran inovatif.

Selanjutnya, berdasarkan karakteristik pembelajaran yang menerapkan variasi stimulus, maka implikasi lain adalah bagi perbaikan kurikulum 2013 yang akan dan sedang dikembangkan. Kreatifitas guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran sekaligus fasilitator kegiatan siswa harus dikembangkan, komponen pembelajaran dan perangkat lain berupa buku guru dan buku siswa dalam kurikulum 2013 sudah dibakukan. Hal ini akan membatasi guru dalam mengembangkan variasi stimulus pada pembelajaran berdasarkan kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu, hendaknya dalam kurikulum 2013 guru diberikan keleluasaan untuk menerapkan variasi stimulus.

C. Rekomendasi

Pada akhir penelitian ini, beberapa hal dapat direkomendasikan berkaitan dengan keterampilan memberikan variasi stimulus pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak terkait. Baik bagi guru, Kepala Sekolah, peneliti selanjutnya, dan rekomendasi bagi praktek perumusan kebijakan pendidikan. Rekomendasi yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. Rekomendasi bagi guru

Hasil penelitian dari berbagai komponen variasi stimulus yang dilakukan guru menunjukkan adanya hal-hal yang harus diperbaharui.

a. Pada komponen gaya mengajar guru kurang menunjukkan mimik muka yang menarik, padahal ekspresi atau mimik muka (gesture) dapat dijadikan sebagai penguatan non verbal pada pembelajaran. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang menarik yang menuntut keaktifan siswa. Penerapan metode yang menarik dengan


(39)

129

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendirinya menuntut guru untuk memunculkan gerakan dinamis disertai dengan mimik atau gesture menarik yang menyertainya. b. Pada penggunaan media, guru harus mengenal banyak jenis media

pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran, khususnya media yang termasuk ke dalam media audio-visual yang tidak dimunculkan guru selama kegiatan penelitian. Media ini menuntut guru untuk menguasai teknologi berupa media proyeksi berupa gambar bergerak/video.

c. Pada pola interaksi, guru masih dominan menggunakan pola interaksi Guru-Murid-Guru ini menunjukkan bahwa pembelajaran masih terpusat pada guru. Pemahaman guru akan kebutuhan siswa harus ditingkatkan khususnya yang menyangkut peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

d. Keterampilan guru dalam melakukan variasi stimulus tidak merata pada setiap profil guru. Guru yang memiliki keterampilan yang tinggi dalam mengajar khususnya dalam keterampilan memberikan variasi stimulus yang cakupannya lebih luas dari keterampilan lain hendaknya melakukan upaya pengimbasan pada guru lain. Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan salah satu cara bagi guru dalam mengembangkan profesionalismenya sebagai guru. Kolaborasi antar guru dan kegiatan lesson study dapat dijadikan alternatif dalam memecahkan masalah pembelajaran yang optimal.

2. Rekomendasi bagi Kepala Sekolah

Secara berkala Kepala Sekolah harus melakukan supervisi klinis pada guru. Hal ini sebagai upaya menjaga kualitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Aktivitas pembelajaran yang baik akan membantu siswa menjadi subjek pembelajar yang baik. Supervisi klinis oleh Kepala Sekolah akan membantu, membina, mendorong, dan mengadakan perbaikan terhadap pelaksanaan tugas mengajar guru demi tercapainya tujuan pendidikan. Guru-guru diberi kesempatan untuk melatih kemampuan dan kecerdasan mereka dalam menggunakan teknik


(40)

130

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajar tanpa membatasi inisiatif dan kreativitas mereka menerapkan berbagai stimulus pada pembelajaran.

3. Rekomendasi bagi pengambil kebijakan pendidikan

Dinas Pendidikan Daerah, melalui Pengawas dan Kepala Sekolah perlu mengembangkan mekanisme pemberdayaan guru. Sebagai upaya mempertahankan konsistensi kinerja guru baik itu guru baru maupun guru yang sudah sarat pengalaman. Pemegang kebijakan hendaknya memberikan banyak pelatihan pengembangan kompetensi bagi guru disemua jenjang usia. Bagi guru muda hal ini akan menjadi suntikan vitamin perluasan wawasan sedangkan bagi guru senior menyegarkan kembali wawasan mereka tentang pendidikan yang dipadupadankan dengan pengalaman yang mereka miliki.

4. Rekomendasi bagi perbaikan kurikulum

Pelaksanaan Kurikulum 2013 terlalu membatasi kreatifitas guru, karena sebagian besar komponen pembelajaran sudah dibakukan dalam kurikulum dan perangkat lain berupa buku guru dan buku siswa. Hal tersebut memungkinkan guru tidak dapat menerapkan variasi stimulus berdasarkan kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu, hendaknya dalam kurikulum 2013 guru diberikan keleluasaan untuk menerapkan variasi stimulus.

5. Rekomendasi bagi penelitian lanjutan

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif yang memuat data deskripsi berbentuk paparan kata-kata yang diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara dan studi dokumentasi tanpa adanya konsep baru. Apabila dilakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini, penulis berharap rumusan pertanyaan mengenai bagaimana setiap kompenen dari variasi stimulus dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat ditambahkan.


(41)

131

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, P. (2010) Analisis Profil Pertanyaan Guru Pada Pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Apipah, Y. N. (2012). Pengaruh Variasi Stimulus terhadap Peningkatan Prestasi

Belajar Siswa. [Offline]. Tersedia:

http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.htm. [13 Januari 2015]. Aqib, Z. (2010). Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan

Cendikia.

Ariani, N dan Haryanto, D. (2010). Pembelajaran Multimedia di Sekolah: Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstrutif dan Prospektif. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Barnawi, dan Arifin, M. (2012). Etika & Profesi Kependidikan. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Bealer, B. K dan Weinberg B. A. (2010). The Miracle of Caffeine. Bandung: Qanita.

Ben, D. dkk. (2001). Self-Perception versus Students’ Perception of Teachers’ Personal Style in College Science and Mathematics Courses. Kluwer Academic Publishers, 31 (437–454, 2001), hlm. 437-454.

Chatib, M. (2013). Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung: Kaifa.

Creswell J.W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darajat, Z. (1992). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

DePorter, B., Reardon, M., dan Nourie, S.S. (2014). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Djamarah, S. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.


(42)

132

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fathurrohman, P. & Sutikno, S. (2010). Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama. Fathima, P & Saravanakumar. (2012). Effect of Stimulus Variation Techniques on

Enhancing Students Achievement. International Journal Of Scientific Research, 1 (2277 – 8179), hlm. 37-39.

Fisher, D. dkk. (2011). Interpersonal behaviour styles of primary education teachers during science lessons. Springerlink.com, 14 (DOI 10.1007/s10984-011-9093-z), hlm. 187-204

Hanifa, R. U. (2014). Profil Pola Interaksi antara Guru dan Siswa SMP dalam Pembelajaran Biologi pada Konsep Ekosistem. [Offline]. Tersedia: http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.htm. [11 Januari 2015]. Hernawan, A. H. Dkk (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: Upi

Press.

Hernawan, A. H. (2010). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press. Hernawan, A. H. (2012). Model Pengembangan Pelatihan dengan Pendekatan

Pembelajaran Mandiri untuk Meningkatkan Kemampuan Bidang Kognitif pada Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jatnikasari, K. (2008). Studi tentang Keterampilan Variasi Stimulus dalam usaha Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Matapelajaran PKn. [Offline]. Tersedia: http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.htm. [15 Januari 2015].

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Bandung: Pustaka Pelajar.

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Martha, W dkk. (2013). Teachers’ gestures and speech in mathematics lessons:

forging common ground by resolving trouble spots. Springerlink.com, 45 (DOI 10.1007/s11858-012-0476-0), hlm. 425-440.

Mulyasa, E. (2009). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda. Murniawaty, I. (2013). Pengaruh Cara Mengajar Guru, Minat Belajar,

Kemandirian, Belajar terhadap Penguasaan Konsep. [Offline]. Tersedia: http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.htm. [15 Januari 2015].


(43)

133

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muslich, M. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, H. 1982. Admisistrasi Pendidikan. Bandung: Jemmars

Ramsden, P. (1992). Learning to Teach in Higher Education. London: Routledge Chapman and Hill Inc.

Reid, G. (2009). Memotivasi Siswa di Kelas Gagasan dan Strategi. Jakarta: Pt Indeks

Rusman, (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

Sa’abah, M. U. (2001). Bagaimana Awet Muda dan Panjang Usia. Jakarta: Gema

Insani Press

Saud, U. S. (2013) Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta. Schunk, D. (2012). Learning Theories. (2012). Bandung: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukirman, D. (2012). Pembelajaran Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda. Sumiati dan Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Taufik. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Inti Prima.

Usman, U. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda.

Widoyoko, E. P. (2010). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(1)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencari cara penyelesaiannya; membantu guru dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang berkaitan dengan pembelajaran termasuk pengembangan keterampilan memberikan variasi stimulus pada pembelajaran; saling tukar informasi dan pengalaman dalam melaksanakan tugas mengajar sehari-hari, sehingga memberi masukan bagi guru senior yang sarat pengalaman namun membutuhkan penyegaran wawasan tentang pembelajaran inovatif.

Selanjutnya, berdasarkan karakteristik pembelajaran yang menerapkan variasi stimulus, maka implikasi lain adalah bagi perbaikan kurikulum 2013 yang akan dan sedang dikembangkan. Kreatifitas guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran sekaligus fasilitator kegiatan siswa harus dikembangkan, komponen pembelajaran dan perangkat lain berupa buku guru dan buku siswa dalam kurikulum 2013 sudah dibakukan. Hal ini akan membatasi guru dalam mengembangkan variasi stimulus pada pembelajaran berdasarkan kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu, hendaknya dalam kurikulum 2013 guru diberikan keleluasaan untuk menerapkan variasi stimulus.

C. Rekomendasi

Pada akhir penelitian ini, beberapa hal dapat direkomendasikan berkaitan dengan keterampilan memberikan variasi stimulus pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak terkait. Baik bagi guru, Kepala Sekolah, peneliti selanjutnya, dan rekomendasi bagi praktek perumusan kebijakan pendidikan. Rekomendasi yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. Rekomendasi bagi guru

Hasil penelitian dari berbagai komponen variasi stimulus yang dilakukan guru menunjukkan adanya hal-hal yang harus diperbaharui.

a. Pada komponen gaya mengajar guru kurang menunjukkan mimik muka yang menarik, padahal ekspresi atau mimik muka (gesture) dapat dijadikan sebagai penguatan non verbal pada pembelajaran. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang menarik yang menuntut keaktifan siswa. Penerapan metode yang menarik dengan


(2)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendirinya menuntut guru untuk memunculkan gerakan dinamis disertai dengan mimik atau gesture menarik yang menyertainya. b. Pada penggunaan media, guru harus mengenal banyak jenis media

pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran, khususnya media yang termasuk ke dalam media audio-visual yang tidak dimunculkan guru selama kegiatan penelitian. Media ini menuntut guru untuk menguasai teknologi berupa media proyeksi berupa gambar bergerak/video.

c. Pada pola interaksi, guru masih dominan menggunakan pola interaksi

Guru-Murid-Guru ini menunjukkan bahwa pembelajaran masih

terpusat pada guru. Pemahaman guru akan kebutuhan siswa harus ditingkatkan khususnya yang menyangkut peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

d. Keterampilan guru dalam melakukan variasi stimulus tidak merata pada setiap profil guru. Guru yang memiliki keterampilan yang tinggi dalam mengajar khususnya dalam keterampilan memberikan variasi stimulus yang cakupannya lebih luas dari keterampilan lain hendaknya melakukan upaya pengimbasan pada guru lain. Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan salah satu cara bagi guru dalam mengembangkan profesionalismenya sebagai guru. Kolaborasi antar guru dan kegiatan lesson study dapat dijadikan alternatif dalam memecahkan masalah pembelajaran yang optimal.

2. Rekomendasi bagi Kepala Sekolah

Secara berkala Kepala Sekolah harus melakukan supervisi klinis pada guru. Hal ini sebagai upaya menjaga kualitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Aktivitas pembelajaran yang baik akan membantu siswa menjadi subjek pembelajar yang baik. Supervisi klinis oleh Kepala Sekolah akan membantu, membina, mendorong, dan mengadakan perbaikan terhadap pelaksanaan tugas mengajar guru demi tercapainya tujuan pendidikan. Guru-guru diberi kesempatan untuk melatih kemampuan dan kecerdasan mereka dalam menggunakan teknik


(3)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajar tanpa membatasi inisiatif dan kreativitas mereka menerapkan berbagai stimulus pada pembelajaran.

3. Rekomendasi bagi pengambil kebijakan pendidikan

Dinas Pendidikan Daerah, melalui Pengawas dan Kepala Sekolah perlu mengembangkan mekanisme pemberdayaan guru. Sebagai upaya mempertahankan konsistensi kinerja guru baik itu guru baru maupun guru yang sudah sarat pengalaman. Pemegang kebijakan hendaknya memberikan banyak pelatihan pengembangan kompetensi bagi guru disemua jenjang usia. Bagi guru muda hal ini akan menjadi suntikan vitamin perluasan wawasan sedangkan bagi guru senior menyegarkan kembali wawasan mereka tentang pendidikan yang dipadupadankan dengan pengalaman yang mereka miliki.

4. Rekomendasi bagi perbaikan kurikulum

Pelaksanaan Kurikulum 2013 terlalu membatasi kreatifitas guru, karena sebagian besar komponen pembelajaran sudah dibakukan dalam kurikulum dan perangkat lain berupa buku guru dan buku siswa. Hal tersebut memungkinkan guru tidak dapat menerapkan variasi stimulus berdasarkan kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu, hendaknya dalam kurikulum 2013 guru diberikan keleluasaan untuk menerapkan variasi stimulus.

5. Rekomendasi bagi penelitian lanjutan

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif yang memuat data deskripsi berbentuk paparan kata-kata yang diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara dan studi dokumentasi tanpa adanya konsep baru. Apabila dilakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini, penulis berharap rumusan pertanyaan mengenai bagaimana setiap kompenen dari variasi stimulus dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat ditambahkan.


(4)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, P. (2010) Analisis Profil Pertanyaan Guru Pada Pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Apipah, Y. N. (2012). Pengaruh Variasi Stimulus terhadap Peningkatan Prestasi

Belajar Siswa. [Offline]. Tersedia:

http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.htm. [13 Januari 2015]. Aqib, Z. (2010). Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan

Cendikia.

Ariani, N dan Haryanto, D. (2010). Pembelajaran Multimedia di Sekolah: Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstrutif dan Prospektif. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Barnawi, dan Arifin, M. (2012). Etika & Profesi Kependidikan. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Bealer, B. K dan Weinberg B. A. (2010). The Miracle of Caffeine. Bandung: Qanita.

Ben, D. dkk. (2001). Self-Perception versus Students’ Perception of Teachers’ Personal Style in College Science and Mathematics Courses. Kluwer Academic Publishers, 31 (437–454, 2001), hlm. 437-454.

Chatib, M. (2013). Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung: Kaifa.

Creswell J.W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darajat, Z. (1992). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

DePorter, B., Reardon, M., dan Nourie, S.S. (2014). Quantum Teaching:

Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung:

Kaifa.

Djamarah, S. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.


(5)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fathurrohman, P. & Sutikno, S. (2010). Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama. Fathima, P & Saravanakumar. (2012). Effect of Stimulus Variation Techniques on

Enhancing Students Achievement. International Journal Of Scientific Research, 1 (2277 – 8179), hlm. 37-39.

Fisher, D. dkk. (2011). Interpersonal behaviour styles of primary education teachers during science lessons. Springerlink.com, 14 (DOI 10.1007/s10984-011-9093-z), hlm. 187-204

Hanifa, R. U. (2014). Profil Pola Interaksi antara Guru dan Siswa SMP dalam Pembelajaran Biologi pada Konsep Ekosistem. [Offline]. Tersedia: http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.htm. [11 Januari 2015]. Hernawan, A. H. Dkk (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: Upi

Press.

Hernawan, A. H. (2010). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press. Hernawan, A. H. (2012). Model Pengembangan Pelatihan dengan Pendekatan

Pembelajaran Mandiri untuk Meningkatkan Kemampuan Bidang Kognitif pada Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jatnikasari, K. (2008). Studi tentang Keterampilan Variasi Stimulus dalam usaha Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Matapelajaran PKn.

[Offline]. Tersedia: http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.htm. [15 Januari 2015].

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Bandung: Pustaka Pelajar.

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Martha, W dkk. (2013). Teachers’ gestures and speech in mathematics lessons:

forging common ground by resolving trouble spots. Springerlink.com, 45 (DOI 10.1007/s11858-012-0476-0), hlm. 425-440.

Mulyasa, E. (2009). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda. Murniawaty, I. (2013). Pengaruh Cara Mengajar Guru, Minat Belajar,

Kemandirian, Belajar terhadap Penguasaan Konsep. [Offline]. Tersedia: http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.htm. [15 Januari 2015].


(6)

Lina Nurhayati, 2015

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muslich, M. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, H. 1982. Admisistrasi Pendidikan. Bandung: Jemmars

Ramsden, P. (1992). Learning to Teach in Higher Education. London: Routledge Chapman and Hill Inc.

Reid, G. (2009). Memotivasi Siswa di Kelas Gagasan dan Strategi. Jakarta: Pt Indeks

Rusman, (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

Sa’abah, M. U. (2001). Bagaimana Awet Muda dan Panjang Usia. Jakarta: Gema

Insani Press

Saud, U. S. (2013) Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta. Schunk, D. (2012). Learning Theories. (2012). Bandung: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukirman, D. (2012). Pembelajaran Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda. Sumiati dan Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Taufik. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Inti Prima.

Usman, U. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda.

Widoyoko, E. P. (2010). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Dokumen yang terkait

Penerapan variasi stimulus untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan pendapatan nasional kelas X di SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan

0 8 187

KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGADAKAN VARIASI PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI GUGUS IMAM BONJOL KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

10 101 255

KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 WIROSARI GROBOGAN Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 3 Wirosari Grobogan.

0 2 15

HUBUNGAN KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK PAB-2 HELVETIA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 16

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN PADA PEMBELAJARAN IPS : Analisis Deskriptif Pada Guru Sekolah Dasar Kelas V Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi.

0 0 34

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM :Studi Komparatif Pada Guru Sekolah Dasar Kelas V Di Beberapa Sekolah Dasar Di Kota Bandung Tahun Ajaran 2010-201

0 1 44

ANALISIS KEBUTUHAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR.

0 4 108

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN PADA PEMBELAJARAN IPS : Analisis Deskriptif Pada Guru Sekolah Dasar Kelas V Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi - repository UPI T PD 1204720 Title

0 0 4

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR - repository UPI T PD 1302444 Title

0 0 4

View of MENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM SETELAH MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM MELALUI BIMBINGAN TEKNIS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DALAM WILAYAH

0 0 16