Pengaruh Modifikasi Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Gerak Siswa Dalam Pengajaran Permainan Menyerupai Sepakbola.
PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR GERAK SISWA
DALAM PENGAJARAN PERMAINAN
MENYERUPAI SEPAKBOLA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan Program Studi
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
oleh
Yogha Zulvian Iskandar
NIM 0900026
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
Oleh
Yogha Zulvian Iskandar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Yogha Zulvian Iskandar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
YOGHA ZULVIAN ISKANDAR 0900026
PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR GERAK SISWA
DALAM PENGAJARAN PERMAINAN
MENYERUPAI SEPAKBOLA
Disetujui dan Disahkan Oleh, Pembimbing I
Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP. 196509091991021001
Pembimbing II
Dr. Dian Budiana M.Pd NIP. 197706292002121002
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi
Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001
(4)
viii Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA KATA MUTIARA ... ii
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 8
C. Rumusan Masalah ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 9
F. Batasan Penelitian ... 10
G. Stuktur Organisasi Skripsi... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13
A. Kajian Pustaka ... 13
1. Pendidikan ... 13
2. Filosifi Pendidikan ... 14
3. Pendidikan Jasmani ... 15
a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 15
4. Modifikasi Pembelajran ... 17
a. Pengertian Modifikasi... 17
b. Tujuan Modifikasi Pembelajran... 18
c. Konsep Modifikasi Pembelajaran... 18
d. Modifikasi Materi Pembelajaran... 20
e. Modifikasi Lingkungan Pembelajran... 22
5. Motivasi Belajar ... 23
(5)
ix Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Macam-macam Motivasi Belajar... 25
c. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar... 26
d. Fungsi Motivasi Belajar... 27
e. Tujuan Motivasi Belajar... 27
f. Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Motivasi Belajar 28 g. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar... 29
6. Pembelajarn... 30
a. Pengertian Pembelajaran... 30
b. Proses Belajar... 31
c. Belajar Gerak... 33
7. Devinisi Sepakbola... 34
a. Pengertian Sepakbola... 34
b. Keterampilan Bermain Sepakbola... 35
c. Gerak Dasar Sepakbola... 36
d. Teknik Dasar Sepakbola... 36
8. DAP (Developmentally Appropriate Practice)... 37
a. Konsep Developmentally Appropriate Practice... 39
9. TGFU (Teaching Game For Understanding)... 41
10.Pengertian DAP dan TGFU... 45
B. Kerangka Pemikiran ... 47
C. Hipotesis penelitian ... 50
BAB III METODE PENELITIAN ... 53
A. Metode Penelitian ... 53
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54
C. Instrumen Penelitian ... 54
D. Prosedur Penelitian ... 57
E. Teknik Analisis Data ... 57
1. Menghutung Skor Rata-rat... 57
2. Menghitung Simpangan Baku... 58
3. Menguji Normalitas... 58
4. Menguji Homogenitas... 59
5. Pengujian Signifikasi... 59
6. Uji Hipotesis... 60
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 61
A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis data ... 61
1. Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 61
2. Uji Normalitas Data ... 63
3. Uji Hipotesis Komperatif ... 66
B. Diskusi Penemuan ... 72
(6)
x Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 81
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
4.1 Kurva Pengujian Hipotesis Satu Pihak Perbandingan Pretes dan
Postes pada Kelas Eksperimen ... 68 4.2 Kurva Pengujian Hipotesis Dua Pihak Perbandingan Pretes dan
(7)
xi Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Sekala penelitian menyerupai sepakbola ... 55
4.1 Pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 62
4.2 Postes kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 62
4.3 Statistik deskriptif data gain kelas eksperimen dan kontrol ... 63
4.4 Hasil uji normalitas data skor pretes dan postes... ... 65
4.5 Hasil uji normalitas data skor gain ... ... 66
4.6 Hasil uji signifikansi antara data pretes dengan data postes pada kelas kontrol ... 67
4.7 Hasil uji signifikansi data gain antara data pretes dengan data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 70
(8)
xii Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
(9)
1
Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu solusi strategis yang dapat ditawarkan dalam memecahkan persoalan bangsa, baik langsung maupun secara tidak langsung, termasuk pendidikan dasar. Solusi strategis tersebut terwujud apabila didukung oleh pelaksanaan manajemen profesional yang diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan perubahan pada kenyataan masa kini dan masa depan, baik perubahan dari dalam maupun perubahan dari luar. Sekolah harus dibangun sedemikian rupa, sehingga sekolah tidak hanya berfungsi mentransfer isi kurikulum, tetapi juga bagaimana proses pembelajaran dapat memberikan segala sesuatu yang peserta didik butuhkan, sehingga kelak dapat digunakan untuk menopang kehidupan mereka di tengah – tengah masyarakat dan dunia kerja. Pendidikan Jasmani (Penjas) sebagai salah satu mata pelajaran yang terkandung dalam pola pendidikan di Indonesia telah dirumuskan oleh pemerintah dalam Undang – undang No. 20 tahun 2003.
Pendidikan adalah salah satu prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia, karena hanya dengan pendidikan negara Indonesia mampu menyelaraskan diri dengan negara-negara lain di dunia. Pemerintah dan DPR menuangkannya dalam suatu Undang-Undang No.2 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( UUSPN) tahun 1989. Dalam pasal 4 UUSPN dijelaskan mengenai Tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut.
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
(10)
Tujuan Pendidikan Nasional dapat dicapai melalui jalur pendidikan formal dan nonformal. SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi merupakan jalur pendidikan formal yang dapat ditempuh oleh masyarakat di Indonesia.
TujuanPendidikan (Kemdiknas): "Undang-UndangNomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan dengan itu, pada periode 2010-2014, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan visi Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif. Insan Indonesia cerdas komprehensif adalah insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual dan cerdas kinestetis.
Untuk mewujudkan visi tersebut, BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan lima misi yang biasa disebut lima (5) K, yaitu; ketersediaan layanan pendidikan; keterjangkauan layanan pendidikan; kualitas atau mutu dan relevansi layanan pendidikan; kesetaraan memperoleh layanan pendidikan; kepastian atau keterjaminan memperoleh layanan pendidikan.
Sejalan dengan uraian diatas pendidikan jasmai pada dasarnya merupakan bagian yang penting dari sistem pendidikan secara keseluruhan, mempunyai tujuan mengembangkan kesehatan, kebugaran jasmani dan stabilitas emosional melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Penjas merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang termuat dalam isi kurikulum setiap jenjang pendidikan, karena pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia.
(11)
3
Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skillfull). 3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan
menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Merujuk dari tujuan pendidikan jasmani.
(Depdiknas: 2003) Jadi “Penjas merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, dan penghayatan nilai-nilai serta pembiasaan pola hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang”. Yang membedakan antara Penjas dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan yaitu gerak insani atau manusia yang bergerak secara sadar.
Menurut (Lutan; 2001) “Tujuan ideal program Penjas bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial dan moral dengan maksud kelak anak muda itu menjadi seseorang yang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar dan hidup bahagia”. Menurut Hidayatullah (2008: 13) “Pembelajaran yang berkualitas, setidak-tidaknya memiliki beberapa indikator, yaitu: Menantang b. Menyenangkan c. Mendorong eksplorasi d. Memberi pengalaman sukses e. Mengembangkan kecakapan berfikir”.Lutan (2001)
menyatakan bahwa “Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan,
(12)
meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan dapat melakukanmotivasi belajar gerak secara benar”.
Pendekatan ini dimaksudkan agar materi dapat disajikan sesuai dengan tahapan perkembangan siswa, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Modifikasi digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Seperti yang dikemukakan oleh Ngasmain (1997) “Bahwa alasan utama perlunya modifikasi adalah : 1). Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan mental anak belum selengkap orang dewasa, 2). Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang efektif, hanya
bersifat lateral dan monoton, 3)”.
Modifikasi pembelajaran penulis anggap penting karena diharapkan dapat membantu proses pembelajaran yang asalnya bersifat monoton menjadi lebih bervariasi sehingga peserta didik yang mengikuti pembelajaran lebih berminat terhadap bahan ajar yang diberikan oleh pendidik, selain itu dengan adanya modifikasi pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dan berjalan dengan baik, beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan dan pemahaman guru tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan salah satu media pembelajaran yang penting dalam pembelajaran jasmani.
Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan modifikasi dalam pengejaran. Keterampilan mengajar meerupakan kompetisi profesional yang sangat penting, sebagai interaksi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh, yang akan menunjang mutu proses pembelajaran.Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah salah satu jalur pendidikan formal yang termasuk pada tingkat pendidikan dasar setelah siswa lulus dari Sekolah
(13)
5
Dasar (SD). Salah satu materi yang termasuk pada ruang lingkup materi Penjas di SMP adalah aktivitas permainan sepakbola. Aktivitas permainan sepakbola merupakan salah satu materi pelajaran Penjas yang dapat dijadikan sarana belajar sosial siswa untuk lebih baik, namun kenyataan dilapangan aktivitas permainan sepakbola masih terkendala dengan sarana dan perasarana meliputi alat separti lapangan, bola serta peraturan yamg sering kali menggunakan peraturan yang sesungguhnya ini menyebabkan tidak semua siswa antusias untuk mengikuti aktivitas permainan sepakbola, oleh karna itu sarana dan perasarana yang kurang memadai ini, menyebabkan kurangnya aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat pembelajaran hal ini menyebabkan perlu adanya modifikasi alat serta peraturan yang dapat membuat siswa antusias dan berharap tujuan Penjas tercapai dan dapat meningkatkan motivas belajar gerak siswa.
Salah satu materi pengajaran Penjas disekolah adalah sepakbola, dimana permainan ini dimainkan sebelas pemain yang bertujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan dengan cara memasukkan bola ke gawang lawan. Dalam permainan ini, teknik atau kemampuan gerak dasar bermain sepakbola sangat berpengaruh terhadap kualitas permainan seseorang, dikarenakan hal tersebut merupakan salah satu modal utama dalam bermain sepakbola. Kemampuan gerak dasar adalah kecakapan yang dimiliki seseorang sejak lahir yang dapat diasah dan dikembangkan sejalan dengan pertumbuhannya. Kemampuan dasar bermain sepakbola terdiri atas passing, dribbling, shooting,dan heading. Pengetahuan tentang teknik dasar sepakbola tersebut penting diberikan kepada siswa agar siswa mempunyai pengetahuan yang mendasar tentang sepakbola, mampu mengembangkan bakat dan bisa bergerak bakat dalam bermain sepakbola, mengerti arti pentingnya belajar kemampuan gerak dasar bermain sepakbola, memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta membentuk watak dan sifat seseorang saat permainan yang menyerupai sepakbola. Berdasarkan pengamatan, pembelajaran sepakbola di SMP Negeri 1 Pangkalan masih sangat terbatas. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya pengetahuan dan motivasi siswa tentang gerak dasar, Gerak dasar sepakbola. Pada saat pembelajaran
(14)
berlangsung guru menekankan pada pembelajaran teknik dasar sepakbola, akan tetapi karakteristik siswa yang masih dalam usia SMP lebih cenderung menginginkan bermain sepakbola. Jadi hal yang dikemukakan di atas merupakan alasan yang membuat pembelajaran menjadi kurang efektif dan materi tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga guru pun menjadi sulit untuk dapat memahami dan mengetahui bagaimana sebenarnya penguasaan kemampuan gerak siswa dalam bermain sepakbola. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan modifikasi permainan yang menyerupai permainan sepakbola untuk meningkatkan motivas gerak dasar siswa SMPN 1 Pangkalan.
Beberapa masalah pengejaran Penjas disekolah disebabkan lemahnya motivasi gerak siswa terdiri dari beberapa indikator diantaranya :
1. Siswa malas bergerak atau berolahraga, misalnya siswa mempunyai banyak alasan ketika akan mengikuti pembelajaran Penjas khusunya permainan menyerupai sepakbola biasanya ini di dominasi oleh siswi wanita, hal ini disebabakan kurangnya keinginan siswa dalam pembelajaran Penjas yang cendrung membuat bosan, dan lelah serta.
2. Siswa takut dalam bergerak, misalnya dalam beberapa pembelajaran Penjas seperti senam, yang membutuhkan kelentukan dalam setiap keterampilan geraknya. sepakbola yang cendrung membuat siswa takut melakukan gerakan yang baru seperti menendang, mengoper, dan melakukan passing ke kawan keterampilan-ketrampiak gerak tersebut hampir tidak dikuasi dengan baik oleh siswa yang membuat mereka malas bergerak ini dikarenakan pembelajaran yang monoton, sihingga tidak membuat siswa merasa nyaman dan senang.
3. Siswa sering berdiam diri, ini dapat dilihat ketika siswa sering diam ketika pembelajaran berlangsung, ini dikarenakan gaya mengajar yang otodidak seperti melakukan passing dengan satu bola yang melibatkan beberapa siswa saling bergantian.
4. Siswa memilih-milih mata pelajaran. Misalnya, siswa biasanya memilih pembelajaran yang menyenangkan seperti bermain bola yang langsung kelapangan
(15)
7
tanpa diawasi oleh guru dan biasanya hanya siswa yang memiliki keterampilan lebih di bidang olahraga tersebut. Dan biasnya siswa yang tidak memiliki motivasi akan berdiam diri karena merasa pembelajaran Penjas membosankan.
5. Ada indikasi rendahnya beberapa gerak siswa. Misalnya, siswa merasa pembelajaran yang tidak menarik serta mebosankan sehingga siswa malas untuk bergerak.
6. Guru mengajar monoton. Misalnya dalam hal ini guru mengajar tidak mempunyai kreativitas dengan gaya atau metodemengajar yang itu-itu saja sehingga membuat siswa tidak merasa pembelajaran Penjas menarik dan cendrung membosankan. Ini yang menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk bergerak.
7. Penerapan belajar tidak menarik, misalnya pembelajaran tidak di kemas semenarik mungkin sehingga siswa cepat meras bosan dan leleh ketika pembelajaran sedang berlangsung.
8. Sarana olahraga dan lapang tidak menarik. Misalnya dalam hal ini lapangan yang kecil dan terkesan sempit membuat guru cendrung bingung untuk memberikan pembelajaran yang baru dengan gaya yang baru. Dengan lapangan yang kurang menarik bahkan cendrung sempit ini membuat siswa malas bergerak ini menyebabkan siswa terabatasi ruang geraknya dan akan menghambat kegiatan belajar mengajar serta tujuan pembelajaran dengan maksimal.
Dari beberapa masalah pengejran Penjas diatas yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa. Siswa tidak merasa nyaman dengan pembelajaran pendidikan jasmani yang cendrung keprestasi sedangkan dalam hal ini siswa masihi nginbermain, dalam hal ini keinginan siswa bermain tanpa menghilangkan tujuan pembelajaran Penjas.Lemahnya motivasi gerak siswa akan membuat siswa sering berdiam diri dan siswa akan senang memilih-milih mata pelajaran, ini disebabkan karena guru mengajar monoton yang tak mampu membuat siswa merasa senang pada saat pembelajaran Penjas dalam hal ini sepakbola, berdasarkan uraian diatas ada indikasi rendahnya beberapa gerak siswa, peralatan pembelajaran dalam hal ini berperan penting untuk meningkatkan motivasi gerak siswa, biasanya di sekolah peralatan
(16)
belajar tidak menarik ,ini salah satu alasan siswa malas bergerak. Sarana olahraga yang terbatas dan lapangan tidak menarik juga menjadi alas an mendasar siswa malas untuk bergerak dalam setiap pembelajaran yang dianggap tidak menarik.
Dari latar belakang serta kutipan diatas dapat diketahui bahwa lemahnya motivasi gerak siswa terkait beberapa indicator yang telah di uraikan. Berdasrkan hal
tersebut peneliti tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul “ Pengaruh
Modifikasi Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Gerak Siswa dalam Pengajaran Permainan Menyerupai Sepakbola.”
B. IdentifikasidanPerumusanMasalah
Dalam bagian ini akan dijelaskan masalah pokok penelitian yang meliputi (1) identifikasi masalah, dan (2) rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.
1. IdentifikasiMasalah
Pengajaran pendidikan jasmani disekolah mengalami berbagai masalah diantarnya adalah :
a. Sarana dan prasarana yang minim dan tidak memadai mengharuskan untuk memodifikasi pembelajran.
b. Lemahnya motivasi siswa merupakan kendala terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran menyerupai sepakbola.
c. GuruPenjas cenderung mengajar dengan gaya monoton sehingga siswa masih mengalami kejenuhan dalam setiap pembelajaran Penjas.
d. Kurangnya motivasi guru (pengajar) untuk meningkatkan motivasi gerak siswa dalam pembelajaran permainan menyerupai sepakbola.
Dalam kaitan tersebut pengaruh modifikasi pembelajaran yang dimakasud adalah upaya guru mengubah materi,alat, peraturan, jumlah pemain, ukuran lapang,dengan cara bermain sedangkan motivasi belajar gerak yang dimaksud adalah keikutsertaan, kemauan atau partisipasi siswa dalam belajar gerak terutama dalam permainan menyerupai sepakbola.
(17)
9
2. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Apakah modifikasi pembelajaran ada pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen? b. Apakah modifikasi pembelajaran ada pengaruh signifikan motivasi belajar gerak
siswa sebelum dan sesudah pada kelas kontrol?
c. Apakah modifikasi pembelajaran ada pengeruh signifikan gain motivasi belajar gerak siswa kelompok eksperimen dansiswa kelompok kontrol?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Untuk mengetahui apakah modifikasi pembelajaran ada pengaruh signifikan motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen
b. Untuk mengetahui apakah modifikasi pembelajaran ada pengaruh signifikan motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudah pada kelas kontrol
c. Untuk mengetahui apakah modifikasi pembelajaran ada pengaruh signifikan gain motivasi belajar gerak siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol
D. ManfaatPenelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap berbagai pihak. Ada punmanfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan mengenai modifikasi pembelajaran menyerupai permainan sepakbola.
(18)
bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi masyarakat untuk meningkatkan motivasi belajar gerak siswa.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis yang diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, mengharapkan dengan adanya penelitian ini, maka peneliti akan memahami masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi
b. bagi guru, penelitian ini dapat memberikan wawasan baru dalam melakukan perbaikan pembelajaran yakni tentang pengaruh modifikasi pembelajaran permainan menyerupai sepakbola bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi masyarakat untuk meningkatkan motivasi belajar gerak siswa.
c. Bagi siswa, diharapkan dapat mengatasi masalah motivasi belajar gerak .
F. Pembatasan Masalah
Dalam proses penelitian diharapkan terfokus pada inti penelitian dengan harapan tercapainya tujuan penelitian yang hendak diungkap atau dipecahkan. Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini juga dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian difokuskan pada pengaruh modifikasi pembelajaran permainan menyerupai sepakbola terhadap motivasi belajar gerak siswa.
2. Pelaksanaan penelitian di SMP Negeri 1 Pangkalan.
3. Metode yang digunakan yaitu Experimen kuasivariable bebas dalam penelitian ini adalah modifikasi pembelajaran permainan menyerupai sepakbola dan variabel terikatnya adalah motivasi belajar siswa.
4. Menurut Sugiyono (2010:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negri 1 Pangkalan.
(19)
11
5. Dalam pelaksanaan penelitian penulis akan mengambil 2 kelas sebagai sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010 : 81).
6. Instrumen yang digunakan berupa angket yang sudah di tentuakan tahapan-tahapanya yang dilakukan pada awal dan akhir pertemuan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modifikasi pembelajaran mpermainan menyerupai sepakbola terhadap motivasi belajar gerak siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pangkalan.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Berikut merupakan struktur organisasi sistematika penelitian ini:
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
B.Identifikasi Masalah C.Rumusan Masalah D.Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Batasan Penelitian
G.Struktur Organisasi Skripsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Putaka
(20)
C.Hipotesis Penelitian
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
B.Populasi dan Sampel Penelitian C.Instrumen Penelitian
D.Prosedur Pengolahan E. Tehnik Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data B.Diskusi Penemuan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan B.Saran
(21)
53
Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah modifikasi pembelajran menyerupai sepakbola dapat berpengaruh positif. Sehingga penelitiannya berupa kuasi eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan melihat hubungan sebab akibat. Menurut Sugiyono (2011 : 33) “Perlakuan yang kita lakukan terhadap variabel bebas dapat kita lihat hasilnya pada variabel terikat”. Pada peneliti kuasi ini, sampel penelitian yang akan dibandingkan sudah ada, maka peneliti tinggal mengambil dua kelompok untuk dijadikan sampel.
Berdasarkan metode yang diambil maka penelitian ini ditujukkan untuk melihat hubungan sebab akibat terhadap penggunaan modifikasi pembelajaran menyerupai sepakbola terhadap motivasi pada siswa SMP. Variabel pada penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu modifikasi pembelajran menyerupai sepakbola dan variabel terikatnya yaitu motivasi belajar gerak pada siswa SMP. Desain penelitian ini adalah pretest postest control group desain Sugiyono (2011 : 416) sebagai berikut:
R1 : O1 X O2
R2 : O3 O4
Keterangan:
R1 : Kelompok Eksperimen
R2 : Kelompok Kontrol
O1 : Pretes untuk kelompok eksperimen
O2 : Postest untuk kelompok eksperimen
O3 : Pretest untuk kelompok kontrol O4 : Postest untuk kelompok kontrol
(22)
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Subjek populasi adalah siswa SMP Negeri 1 Pangkalan Kabupaten Karawang kelas VIII. Populasi ini dipilih karena beberapa pertimbangan salah satunya adalah siswa kelas VIII berada pada masa peralihan dari berfikir konkret ke masa berfikir abstrak. Sehingga kemampuan siwa berpotensi untuk ditingkatkan. Jadi populasi dari penelitian ini sebesar 400 siswa. Pada penelitian ini sendiri akan diambil sampel dua kelas yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang mendapatkan pembelajaran modifikasi pembelajaran permainan menyerupai sepakbola yaitu VIIIG, sebanyak 40 siswa, sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang tidak diberikan pembelajaran modifikasi pembelajaran permainan menyerupai sepakbola yaitu VIIIF, sebanyak 40 siswa. Penentuan sample pada penelitian ini menggunakan sampling purposive.
C. Instrumen Penelitian
Pada dasarnya instrument yang dibuat bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar gerak siswa terhadap masing-masing kelas, juga untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran meneyrupai sepakbola dengan modifikasi pembelajran. Adapun beberapa instrumen yang digunakan untuk memperoleh data selama penelitian diantaranya:
1. Membuat kisi-kisi
KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR GERAK
(23)
55
MOTIVASI OLAHRAGA suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain Menurut Syaiful Bahri (2002:115) MOTIVASI INTRINSIK Senang menjalankan tugas belajar.
1.Saya berpakain olahraga saat
pembelajaran penjas.
2.Saya mampu melaksnakan proses
pembelajaran penjas dengan baik.
1.Saya berpakaian tidak rapi saat akan melaksanaan pembelajaran penjas
2.Saya malas melaksanakan proses
pembelajaran deangan baik
Menunjukan minat mendalami materi yang di pelajari lebih jauh.
1.Saya mengikuti ekstrakurikuler
2.Saya selalu sudah siap di lapangan
sebelum pelajaran penjas dimulai
3.Saya mengikuti ekstrakurikuler
olahraga karena keinginan sendiri
1.Saya cukup dengan hanya mengikuti
pembelajaran penjas di sekolah
2.Saya datang terlambat ketika
pembelajaran penjas
3.Saya mengikuti ektrakulikuler
olaharaga karena banyak teman
Merasakan pentingnya belajar
1.Saya menanyakan hal-hal yang
baru kepada guru penjas
2.Saya melakukan tugas gerak
dengan baik
3.Saya memanfaatkan fasilitas
olahraga dalam pembelajaran
penjas.
1.Saya bertanya jika disuruh
2.Saya melakukan tugas gerak jika
disuruh guru penjas
3.Saya memanfaatkan fasilitas olahraga hanya untuk bermain-main
Bersemangat dan bergairah untuk berprestasi
1.Saya membiasakan diri membaca
materi penjas
2.Saya senang apabila guru
memberikan pertanyaan kepada saya
3.Saya menyesal ketika kurang baik melakukan tugas gerak
1.Saya membaca buku pelajaran penjas
apabila ulangan
2.Saya menghindari pertanyaan yang
diberikan oleh guru
3.Saya melakukan tugas gerak semau
saya
Mempunyai keinginan untuk meraih cita-cita dengan cara belajar.
1.Tugas yang diberikan guru
merupakan tantangan
2.Saya meluangkan waktu untuk
berolahraga diluar jam sekolah
3.Saya senang disuruh guru
mempraktikan gerakan di depan
1.Saya kjurang karena buku pelajaran
kurang lengkap
2.Bila ada teman saya bersemangant
olahraga
(24)
teman-teman
4.Saya memiliki target untuk
menjadi yang terbaik
5.Saya merasa malu ketika datang
terlambat dalam pembelaajran
penjas
4.Saya biasa saja terhadap hasil belajar
5.Saya merasa santai-santai ketika
datang terlambat untuk mengikuti pembelajaran penjas
Ulet dan tekun dalam menghadapi masalah belajar
1.Saya sering memberikan pendapat
2.Ketika pembelajaran penjas saya
mempersiapkan diri tanpa harus disuruh
1.Saya acuh dengan suasana kelas yang
saya ikuti
2.Saya mulai mempersiapkan diri jika
disuruh guru
MOTIVASI EKSTRINSIK
1.Saya belajar sungguh-sungguh agar
dapat pujian
2.Saya bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan
3.Saya menampilakan yang terbaik
di setiap gerakan agar
1.Saya mearsa malas saat pembelajaran penjas
2.Saya bertanya jika diberikan hadiah.
3.Saya melakukan gerakan jika
diberikan nilai bagus
1.Saya memberikan yang terbaik
terhadap pembelajaran penjas
2.Menurut saya penjas sangat
penting
1.Saya kurang tertarik terhadap
pembelajaran penjas
2.Saya bosan dengan pembelajaran
penjas Persaingan dengan
teman dan lingkungan
1.Saya ingin menjadi juara kelas
2.Saya berusaha menyelesaikan
tugas yang diberikan
3.Saya senang jika diberikan
pertanyaan
4.Saya bertanya pada guru jika
mengalami kesulitan
1.Saya kurang tertarik untuk menjadi
juara kelas
2.Saya berlaku santai terhadap tugas
3. Saya takut jika diberikan pertanyaan
4.Saya bertanya jika mendapat hadiah
2. Membuat angket sebelum validitas
No Pernyataan SS S RR TS STS
(25)
57
2 Saya berpakaian tidak rapi saat akan melaksanaan pembelajaran penjas
3 Saya mampu melaksnakan proses pembelajaran penjas dengan baik. 4 Saya males melaksanakan proses pembelajaran deangan baik 5 Saya mengikuti ekstrakurikuler
6 Saya cukup dengan hanya mengikuti pembelajaran penjas di sekolah
7 Saya sudah siap di lapangan sebelum pelajaran penjas dimulai 8 Saya datang terlambat ketika pembelajaran penjas
9 Saya mengikuti ekstrakurikuler olahraga karena keinginanya sendiri 10 Saya mengikuti ektrakulikuler olaharaga karena bnyak teman 11 Saya menanyakan hal-hal yang baru kepada guru penjas 12 Saya bertanya jika di suruh
13 Saya melakukan tugas gerak dengan baik 14 Saya melakukan tugas gerak jika di suruh guru
15 Saya memanfaatkan fasilitas olahraga dalam pembelajaran penjas. 16 Saya memanfaatkan fasilitas olahraga untuk bermain-main 17 Saya membiasakan diri membaca materi penjas
18 Saya membaca buku pelajaran penjas apabila ulangan 19 Saya senang apabila guru memberikan pertanyaan 20 Saya menghindari pertanyaan yang diberikan oleh guru 21 Saya menyesal ketika kurang baik melakukan tugas gerak 22 Saya melakukan tugas gerak semau saya
23 Tugas yang diberikan oleh guru merupakan tantangan
24 Saya kurang bersemangat karna buku pelajaran kurang lengkap 25 Saya meluangkan waktu untuk berolahraga diluar jam sekolah 26 Bila ada teman saya bersemngat berolahraga
27 Saya senang disuruh guru mempraktikangerakan di depan teman-teman
28 Saya takut apabila ditunjuk guru
29 Saya memiliki target untuk menjadi yang terbaik 30 Saya biasa saja terhadap hasil belajar
31 Saya malu ketika datang terlambat dalam pembelaajran penjas 32 Saya merasa santai-santai ketika datang terlambat mengikuti penjas 33 Saya sering memberikan pendapat
34 Saya acuh dengan suasana kelas yang saya ikuti
35 Ketika pembelajaran penjas saya mempersiapkan diri tanpa disuruh 36 Saya mulai mempersiapkan diri jika disuruh guru
(26)
3. Indikator Kisi-kisi a) Intrinsik
1) Senang menjalankan tugas belajar.
2) Menunjukan minat mendalami materi yang di pelajari lebih jauh. 3) Merasakan pentingnya belajar
4) Bersemangat dan bergairah untuk berprestasi
5) Mempunyai keinginan untuk meraih cita-cita dengan cara belajar. 6) Ulet dan tekun dalam menghadapi masalah belajar
b) Ektrinsik
1) Persaingan dengan teman. 4. Program Perlakuan
a) Kucing bola
b) Kucing bola versi II c) Kucing bola versi III
d) Permainan sepakbola squash e) Permainan sepakbola tenis lapang 37 Saya bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan 38 Saya bertanya jika diberikan hadiah
39 Saya menampilakan yang terbaik di setiap gerakan 40 Saya melakukan gerakan jika diberikan nilai bagus
41 Saya memberikan yang terbaik terhadap pembelajaran penjas 42 Saya kurang tertarik terhadap pembelajaran penjas
43 Saya ingin menjadi juara kelas
44 Saya kurang tertarik untuk menjadi juara kelas 45 Saya berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan 46 Saya berlaku santai terhadap tugas
47 Saya senang jika diberikan pertanyaan 48 Saya takut jika dikasih pertanyaan
49 Saya bertanya pada guru jika mengalami kesilitan 50 Saya bertanya jika mndapat hadiah
51 Menurut Saya penjas sayng penting 52 Saya bosan dengan pembelajran penjas
(27)
59
f) Permainan tenis lapang 2 vs 2 g) Permainan dribbling bola h) Permainan sepakbola bolling
i) Permaianan sepakbola 4 gawang sudut j) Permainan sepakbola 4 gawang
k) Permainan sepakbola tiga rintangan l) Permainan sepakbola zona
5. Instrumen Angket
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, perlu digunakan alat ukur sebagai alat pengumpul data. Arikunto (2002: 12) mengemukakan bahwa “Dalam proses pengukuran membutuhkan alat pengukur, dengan alat ini kita akan mendapatkan yang merupaka hasil pengukuran”.
Tes sekala yang dibuat adalah test sekala motivasi yang diberikan diawal sebelum memulai penggunaan modifikasi pembelajaran menyerupai sepakbola yang disebut dengan pretest untuk tes awal dan posttest untuk tes akhir. Test yang diberikan ditujukkan untuk mengetahui motivasi belajar gerak. Pemberian skor untuk tes sekala motivasi belajar gerak berpedoman pada buku pisikologi pendidikan Suharno dan Sardiman (2007 : 63).
Tabel 3.1
Angket Penelitian Pembelajaran Menyerupai Sepak Bola
No
Pernyataan
SS S RR TS STS1 Saya berpakaian olahraga saat pembelajaran Penjas.
2 Saya berpakaian bebas saat melaksanaan pembelajaran Penjas
3 Saya sanggup melaksanakan pembelajaran Penjas dengan baik.
4 Saya mengikuti ekstrakurikuler sepakbola
5 Saya cukup puas mengikuti Penjas di sekolah
6 Saya terlambatdatang saat pembelajaran Penjas dimulai
7 Saya mengikuti ektrakulikuler karna diajak teman
(28)
9 Saya melakukan tugas gerak dengan baik
10 Saya memanfaatkan fasilitas olahraga untuk pembelajaran Penjas.
11 Saya membiasakan diri membaca materi Penjas
12 Saya membaca buku pelajaran Penjas ketika ada tugas atau menghadapi ualangan
13 Saya kurang memperdulikan tugas yang diberikan
14 Saya senang apabila guru memberikan pertanyaan
15 Tugas yang diberikan guru Penjas merupakan tantangan
16 Bila ada teman saya bersemangat berolahraga
17 Menurut saya Penjas sangat penting
18 Saya senang disuruh guru mempraktikan gerakan di depan teman-teman
19 Saya memiliki target untuk menjadi yang terbaik
20 Saya biasa saja terhadap hasil belajar
21 Saya melakukan pembelajaran Penjas dengan sungguh-sungguh
22 Saya kurang bersemangat melakukan pembelajaran Penjas
23 Saya malu dating terlambat saat pembelaajran Penjas
24 Saya membuat suasana kelas menjadi ramai
25 Ketika pembelajaran Penjas saya mempersiapkan diri tanpa di suruh
26 Saya bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan
27 Saya bertanya jika diberikan hadiah.
28 Saya menampilakan yang terbaik di setiap gerakan
29 Saya melakukan gerakan jika diberikan nilai bagus
30 Saya kurang tertarik terhadap pembelajaran Penjas
31 Saya males untuk menjadi juara kelas
(29)
61
Pemberian skor untuk tes skala penelitian berpedoman pada kriteria yang dikemukakan oleh Cai, Lane dan Jacabsin yang dikutip Ansari (2003 : 44) yang telah diadaptasi seperti di bawah ini.
Kriteria Untuk Pertanyaan Positif : SS Poin: 5
S Poin: 4 RR Poin: 3 TS Poin: 2 STS Poin: 1
Kriteria Untuk Pertanyaan Negatif : SS Poin: 1
S Poin: 2 RR Poin: 3 TS Poin: 4 STS Poin: 5
D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan seperti menyusun rancangan proposal penelitian, mengkaji teori pendukung, penentuan strategi dan desain penelitian, membuat instrument penelitian, melakukan pengujian instrument dan melakukan perizinan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan pengajaran berbeda pada dua kelas, satu kelas mendapatkan pembelajaran menyerupai sepakbola menggunakan modifikasi pembelajran dan kelas lain tidak. Dilakukan pengujian tes sekala motivasi belajar gerak, yakni pretes dan postes.
(30)
Pada tahap ini, semua data yang didapat dari pelaksanaan penelitian diolah dan dianalisis dengan strategi yang telah ditentukan sebelumnya dan kemudian diujikan, sehingga diketahui hasil dari penelitiannya.
E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengetesan, merupakan data yang masih mentah. Agar data tersebut mempunyai arti, maka diperlukan pengolahan dan analisis data secara statistik. Prosedur pengolahan data yang dipergunakan pada umumnya bersumber pada buku statistik dari Nurhasan 2007. Adapun data-data yang ditempuh untuk pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menghitung skor rata-rata
Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok dengan dengan rumus :
= ∑�
Keterangan :
= skor rata-rata
� = skor mentah
∑ = jumlah
� = banyanknya sampel 2. Menghitung Simpangan Baku
Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut : S= ∑( − )²
�−1
Keterangan :
S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel
∑(x- )² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Menguji Normalitas
Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilliefors. Prosedur yang digunakan sebagai berikut :
(31)
63
a. Pengamatan 1, 2, ... � dijadikan bilangan baku 1, 2, ... � dengan menggunakan rumus :
1= 1−
( dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F( 1) = P(z 1).
c. Selanjutnya menggunakan porsi hitung 1, 2, .... � ∑ � . jika proporsi ini dinyatakan S( 1), maka :
S( �) = - � � 1 , 2,….. �∑ �
�
d. Menghitung selisih F( �) – S ( �) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hypotesis, kita bandingkan �0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih.
Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika �0 diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya nol diterima.
4. Menguji Homogenitas
Menguji homogenitas. Menggunakan rumus sebagai berikut : F = � � � � � �
� � � � � � �
Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari F tabel distribusi dengan derajat kebebasan = ( �1,�2) dengan taraf nyata (α) = 0,01. 5. Pengujian Signifikansi
Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Uji dua rata-rata (uji satu pihak) dengan menggunakan rumus : t= 1− 2
1
�1+1�2
dimana S² = �1−1 �12+ (�2−1)�22
(32)
keterangan :
t = nilai t yang dicari (t hitung) 1 = nilai rata-rata kelompok 1 2 = nilai rata-rata kelompok 2
� = simpangan baku gabungan
�1 = banyaknya sampel kelompok 1
�2 = banyaknya sampel kelompok 2 S12 = variansi kelompok 1
S22 = variansi kelompok 2
6. Uji Hipotesis
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan) dengan melalui pendekatan statistik uji t, dengan rumus sebagai berikut :
B
t =
Sb
√n Arti tanda-tanda dalam rumus : t = Derajat peningkatan yang dicari B = Rata-rata beda
Sb = Simpangan baku beda n = Jumlah sampel
√ = Akar dari
Adapun langkah-langkah yang ditempuh ialah sebagai berikut : a. Menghitung rata-rata beda
b. Menghitung simpangan baku beda c. Mencari nilai t hitung
d. Mencari batas penerimaan hipotesis pada tabel t pada tp=0,95 dengan dkn-1
(33)
65
Jika thitung > ttabel maka hipotesis DITERIMA H1.
Jika thitung < ttabel maka hipotesis DITOLAK. H0
f. Kriteria terima hipotesis
Jika - t ( 1 - 1/2 α ) < t < t ( 1 - 1/2 α )
g. Kesimpulan
(34)
76
Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian, dapat dikemukakan kesimpulan yang terkait dengan penelitian ialah sebagai berikut:
1. Modifikasi pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen?
2. Modifikasi pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudahpada kelas kontrol?
3. Modifikasi pembelajaran berpengeruh signifikan terhadap gain motivasi belajar gerak siswa kelompok eksperimen dansiswa kelompok kontrol?
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti kemukakan, ada beberapahal yang dapatdisampaikansebagai saran ataumasukanyaitu:
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan pengajaran menyerupai sepakbola merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi gerak pada siswa. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menerapkan modifikasi pengajaran permainan menyerupai sepakbola dalam proses pembelajaran sepakbola.
2. Melalui modifikasi pengajaran permainan menyerupai sepakboladiharapkan motivasi gerak siswa akan lebih aktif dalam beraktivitas gerak sesuai dengan pola-pola gerak,hal ini akan mempermudah pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, Sehingga kemampuan yang dimilikinya di harapkanakan lebih termotivasi dalam setiap pembelajaran.
.
Demikian kesimpulandan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan kualitas pendidikan khususnya perkembangan pendidikan di Indonesia.
(35)
(36)
78
Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2002). Prosedur Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Bahagia dan Suherman (2000). Konsep-konsep Modifikasi. Bandung: Alfabeta Bahri. S (2002). Motivasi Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta
BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Bunker dan Thorpe (1982), Teaching Game For Understanding (TGFU). Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas.
Depdiknas. (2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenhum. Furqon. H (2008). Modifikasi pembelajaran. Jakarta : Tambak
Harsono. (1988). Coaching. Jakarta : Tambak Kusuma.
Hidayat. Y (1995). Pembelajaran Senam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Husdarta. (2001). Manajemem Pendidikan Jasmani.Bandung : Alfabeta. Kusuma
Lutan. R (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Lutan. R (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen
Mahendra. A dan Ma’mun. A (1998). Teori belajar dan Pembelajaran Motorik.
Bandung : IKIP Bandung Press.
Megawangi, R. et. Al., 2004, Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan: Penerapan Teori Developmentally Appropriate Practice (DAP), (Jakarta: Indonesian Heritage Fondation.
Ma’mun. A, Saputra. Y (2000) Proses-proses Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Metzler, M.W. (2000). Instructional Models for Physical Education. Boston: Allyn & Bacon.Physical Education Guide to Implementation
(37)
79
(Kindergarten to Grade12). Alberta: Alberta
Nasir. (2003). Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia. Notoatmodjo (2003 : 16). Pendidikan Jasmani Bandung: Alfabeta
Novick. R 2004, Developmentally Appropriate and Culturally Responsive Education:Theory in Practice, Oregon, Child and Family Program. Sumadi Suryabrata, 2004, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali.
Nurhasan dan Hasanudin. D (2007) Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung:Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Remi. M 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola. Jakarta. Depdikbud. DirjenDikti. Sardiman. A (2005). Motivasi Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sadiman. A (2002) Pengertian Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sucipto, (2000) Permainan Sepakbola. Bandung: FPOK UPI
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:Alfabeta
Suherman. A (1998: 56), Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran, Bandung: IKIP Bandung Press
Sutikno. M (2010). Konsep-konsep Motivasi. Jakarta: Rienka Cipta
Sukmara. D (2005). Implementasi Program Life Skill. Bandung: Mughni Sejahtera.
Surakhmad. W (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito. Suryabrata, S. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Soeparto. N (1997). Modifikasi . Bandung : Mughni Sejahtera.
Syarifudin dan Muhadi. (2002). Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Tariga. B (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan
Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
(38)
Udung, Supardi. (2008). Kecabangan Olahraga Senam. Bandung : FPOK- UPI Bandung.
Uyanto. S (2009). Pedoman Analisis Data denganSPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumber dari internet
aldorian0507.files.wordpress.com/2010/03/hakekat-belajar1.pptx herwin-ardeansyah.blogspot.com/2011/08/sejarah-sepak-bola.html http://bedande.blogspot.com/2012/01/pengertian-pendidikan-jasmani.html http://blog.uny.ac.id/arisfajarpambudi/2011/03/30/tgfu/
http://cahyoword77.wordpress.com/2013/05/01/pengertian-pendidikan- jasmani kesehatan-rekreasi-pjkr/
http://fatahsyakur.blogspot.com/p/modifikasi-pembelajaran.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19490316197211
1-YOYO_BAHAGIA/MODUL_FASILITAS_%26_P_P_%28MODUL%29/ M-4.pdf
http://monazman.blogspot.com/2013/04/tgfu-dalam-pengajaran-pendidikan.html http://monazman.blogspot.com/2013/04/tgfu-dalam-pengajaran-pendidikan.html
http://pucukibun.blogspot.com/2009/12/pemanfaatan-lingkungan-sekolah-sebagai.html
http://ramlimpd.blogspot.com/2010/11/developmentally-appropriate-practice.html
http://saranaprasarana.blogspor.com/2012/12/prinsip-prinsip-pengembangan-dan.html
http://teguhpgmi.blogspot.com/2012/01/proses-belajar-mengajar-jasmani-dan.html
http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-proses-pembelajaran.html http://zhalabe.blogspot.com/2011/10/motivasi-belajar.html#.U380UPtbfMw
(1)
65
Jika thitung > ttabel maka hipotesis DITERIMA H1.
Jika thitung < ttabel maka hipotesis DITOLAK. H0
f. Kriteria terima hipotesis
Jika - t ( 1 - 1/2 α ) < t < t ( 1 - 1/2 α )
g. Kesimpulan
(2)
76 Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian, dapat dikemukakan kesimpulan yang terkait dengan penelitian ialah sebagai berikut:
1. Modifikasi pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen?
2. Modifikasi pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudahpada kelas kontrol?
3. Modifikasi pembelajaran berpengeruh signifikan terhadap gain motivasi belajar gerak siswa kelompok eksperimen dansiswa kelompok kontrol?
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti kemukakan, ada beberapahal yang dapatdisampaikansebagai saran ataumasukanyaitu:
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan pengajaran menyerupai sepakbola merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi gerak pada siswa. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menerapkan modifikasi pengajaran permainan menyerupai sepakbola dalam proses pembelajaran sepakbola.
2. Melalui modifikasi pengajaran permainan menyerupai sepakboladiharapkan motivasi gerak siswa akan lebih aktif dalam beraktivitas gerak sesuai dengan pola-pola gerak,hal ini akan mempermudah pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, Sehingga kemampuan yang dimilikinya di harapkanakan lebih termotivasi dalam setiap pembelajaran.
.
Demikian kesimpulandan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan kualitas pendidikan khususnya perkembangan pendidikan di Indonesia.
(3)
(4)
78 Yogha Zulvian Iskandar, 2014
Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2002). Prosedur Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Bahagia dan Suherman (2000). Konsep-konsep Modifikasi. Bandung: Alfabeta Bahri. S (2002). Motivasi Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta
BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta.
Bunker dan Thorpe (1982), Teaching Game For Understanding (TGFU). Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas.
Depdiknas. (2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenhum. Furqon. H (2008). Modifikasi pembelajaran. Jakarta : Tambak
Harsono. (1988). Coaching. Jakarta : Tambak Kusuma.
Hidayat. Y (1995). Pembelajaran Senam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Husdarta. (2001). Manajemem Pendidikan Jasmani.Bandung : Alfabeta. Kusuma
Lutan. R (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Lutan. R (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen
Mahendra. A dan Ma’mun. A (1998). Teori belajar dan Pembelajaran Motorik.
Bandung : IKIP Bandung Press.
Megawangi, R. et. Al., 2004, Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan: Penerapan Teori Developmentally Appropriate Practice (DAP), (Jakarta: Indonesian Heritage Fondation.
Ma’mun. A, Saputra. Y (2000) Proses-proses Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Metzler, M.W. (2000). Instructional Models for Physical Education. Boston:
(5)
79
(Kindergarten to Grade12). Alberta: Alberta
Nasir. (2003). Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia. Notoatmodjo (2003 : 16). Pendidikan Jasmani Bandung: Alfabeta
Novick. R 2004, Developmentally Appropriate and Culturally Responsive Education:Theory in Practice, Oregon, Child and Family Program. Sumadi Suryabrata, 2004, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali.
Nurhasan dan Hasanudin. D (2007) Tes dan Pengukuran Keolahragaan.
Bandung:Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Remi. M 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola. Jakarta. Depdikbud. DirjenDikti. Sardiman. A (2005). Motivasi Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sadiman. A (2002) Pengertian Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sucipto, (2000) Permainan Sepakbola. Bandung: FPOK UPI
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:Alfabeta
Suherman. A (1998: 56), Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran, Bandung: IKIP Bandung Press
Sutikno. M (2010). Konsep-konsep Motivasi. Jakarta: Rienka Cipta
Sukmara. D (2005). Implementasi Program Life Skill. Bandung: Mughni Sejahtera.
Surakhmad. W (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito. Suryabrata, S. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Soeparto. N (1997). Modifikasi . Bandung : Mughni Sejahtera.
Syarifudin dan Muhadi. (2002). Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Tariga. B (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
(6)
Udung, Supardi. (2008). Kecabangan Olahraga Senam. Bandung : FPOK- UPI Bandung.
Uyanto. S (2009). Pedoman Analisis Data denganSPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumber dari internet
aldorian0507.files.wordpress.com/2010/03/hakekat-belajar1.pptx herwin-ardeansyah.blogspot.com/2011/08/sejarah-sepak-bola.html
http://bedande.blogspot.com/2012/01/pengertian-pendidikan-jasmani.html http://blog.uny.ac.id/arisfajarpambudi/2011/03/30/tgfu/
http://cahyoword77.wordpress.com/2013/05/01/pengertian-pendidikan- jasmani kesehatan-rekreasi-pjkr/
http://fatahsyakur.blogspot.com/p/modifikasi-pembelajaran.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19490316197211
1-YOYO_BAHAGIA/MODUL_FASILITAS_%26_P_P_%28MODUL%29/ M-4.pdf
http://monazman.blogspot.com/2013/04/tgfu-dalam-pengajaran-pendidikan.html http://monazman.blogspot.com/2013/04/tgfu-dalam-pengajaran-pendidikan.html
http://pucukibun.blogspot.com/2009/12/pemanfaatan-lingkungan-sekolah-sebagai.html
http://ramlimpd.blogspot.com/2010/11/developmentally-appropriate-practice.html
http://saranaprasarana.blogspor.com/2012/12/prinsip-prinsip-pengembangan-dan.html
http://teguhpgmi.blogspot.com/2012/01/proses-belajar-mengajar-jasmani-dan.html
http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-proses-pembelajaran.html http://zhalabe.blogspot.com/2011/10/motivasi-belajar.html#.U380UPtbfMw