MODIFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

(1)

Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Oleh

Sandi Purnama 0904032

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Modifikasi pembelajaran aktivitas permainan bolavoli dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa

Oleh

Sandi purnama.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sandi purnama. 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin penulis


(3)

Judul : Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bolavoli dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Carsiwan, M.Pd NIP. 197101052002121001

Pembimbing II

Suherman Slamet, M.Pd NIP. 197603062005011010

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pendidikan Jasmani

Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP. 195806201986011002


(4)

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N Toblong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sandi Purnama. Skripsi ini berjudul “Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bolavoli dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Toblong I Majalaya)”. Program Studi PGSD PENJAS Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Pembimbing I: Carsiwan, M.Pd dan Pembimbing II: Suherman Slamet, M.Pd.

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan cenderung di kesampingkan dari mata pelajaran lainnya. Sehingga kebanyakan siswa tidak tertarik, tidak bersemangat, acuh tak acuh serta tidak perhatian untuk mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani. Selain tiu, siswa lebih memilih untuk melakukan aktivitas lain ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini yang menunjukkan bahwa siswa kelas V memiliki motivasi belajar yang rendah dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, dan memodifikasi cabang olahraga menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh modifikasi pembelajaran aktivitas permainan bolavoli dalam upaya meningkat kanmotivasi belajar pada siswa kelas V SDN Toblong I Majalaya.

Metode penelitian yang digunakana dalah metode penelitian tindakan kelas (PTK), sementara desain penelitian yang digunakan adalah Kemmis Taggart. Dengan ini, dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe) dan refleksi.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa modifikasi pembelajaran aktivitas permainan bolavoli berpengaruh terhadap motivasi belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan motivasi belajar siswa secara bertahap dalam setiap siklusnya yang ditopang oleh kemampuan siswa dalam penerapan pendekatan taktis. Pada pelaksanaan siklus I motivasi belajar siswa mencapai 51%, pada pelaksanaan siklus II mencapai 66%. Hasil peneltian ini dapat menjadi rekomendasi bagi guru, siswa, sekolah dan peneliti untuk mengembangkan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani yang lebih inovatif, menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.


(5)

ABSTRACT

Sandi Purnama. This thesis entitled "Modification of Learning Activities volleyball game in Efforts to Increase Motivation Study (Classroom Action Research In Grade Students of SDN Toblong I Majalaya)". Penjas PGSD Studies Program Departme nt of Education Sports FPOK UPI. Supervisor I: Carsiwan, M.Pd and Supervisor II: Suherman Slamet, M.Pd.

Physical Education subjects considered as subjects tend to be boring and ruled from other subjects. So that most students are not interested, do not get excited, indifferent and do not care to follow the lessons of Physical Education. Besides tiu, students prefer to do other activities while learning activities take place. This is demonstrated that the students of class V has a low learning motivation in the learning process of Physical Education, and modify the sport into appropriate solutions to the problems experienced by students. The purpose of this study was to determine the influence of the learning activity modification volleyball game in an effort to improve students' motivation to learn in class V SDN Toblong I Majalaya.

The method used is a method of classroom action research (PTK), while the design of the study is Kemmis Taggart. With this design, in each cycle consists of four phases: planning (plan), implementation (act), observations (Observe) and reflection. Data collection techniques used in this study is the observation and questionnaires.

The results showed that the modification of learning volleyball game activities influence the motivation to learn. This is indicated by the increase in student motivation gradually in each cycle which is supported by the ability of the students in the application of tactical approach. On the implementation of the first cycle student motivation reached 51%, on the implementation of the second cycle reaches 66%. Results of this research may be a recommendation for teachers, students, schools and researchers to develop Physical Education learning process more innovative, interesting and fun so can increase students' motivation.


(6)

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ………...……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……… iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ..……….. viii

DAFTAR DIAGRAM ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Identifikasi Masalah ………. 7

C. Rumusan Masalah ……… 7

D. Tujuan Peneltian ………... 7

E. Manfaat penelitian ……… 7

F. Batasan Masalah ………... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ………. 9

B. Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bolavoli di Sekolah Dasar ……….. 11


(7)

D. Penelitian Tindakan Kelas ………... 23

E. Hipotesis Penelitian ………. 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………. 26

B. Prosedur Penelitian, Rencana Tindakan, dan Subyek Penelitian 26 C. Lokasi Penelitian ……….. 29

D. Waktu Penelitian ……….. 29

E. Instrument Penelitian ……….. 31

F. Prosedur Penelitian ………. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………... 37

1. Kegiatan Awal Penelitian ………. 37

2. Gambaran Umum Rencana Kegiatan ………. ... 39

3. Kegiatan Tindakan Pembelajaran ……… 40

4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ……….. 42

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 60

1. Motivasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran ……... 60

2. Respon Siswa Terhadap Pendekatan Bermain ……….. . 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….. 52

1. Implikasi Hasil Penelitian ……..……….……… 63

2. Keterbatasan Penelitian ……… 64


(8)

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari banyak kalangan. Namun dalam pelaksanaannya pembelajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelaajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani.

Pengertian pendidikan jasmani sering disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada perkembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (physical activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. Walaupun memang benar aktifitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogik. Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Suherman, (2000:1) :

Penyelenggaraan program pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu


(10)

2

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N Toblong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tugas belajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut, disamping itu tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan anak didik yang diajarkannya. Perkembangan atau kematangan yang dimaksud mencakup fisik, psikis, maupun keterampilannya.

Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan yang lebih baik.

Pengertian pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan nasional, artinya pendidikan jasmani tidak terfokus pada aspek motoriknya saja, tetapi juga terdapat aspek kognitif dan afektif. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktifitas yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota-anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik serta fisik.

Dalam proses belajar mengajar, banyak guru pendidikan jasmani yang sering mengeluh karena siswa-siswinya dinilai malas dan tidak berpartisipasi mengikuti pelajarannya. Hal ini terlihat karena seorang guru yang sedang mengajar siswa-siswinya memiliki beragam karakter dan kemampuan yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Ada siswa yang rajin dan aktif, biasa-biasa saja, bahkan ada pula siswa yang malas dan kurang aktif sehingga dalam proses belajar mengajar siswa tersebut lebih banyak diam daripada aktif beraktivitas. Padahal proses belajar mengajar dikatakan berhasil jika siswa aktif dan berpartisipasi tinggi. Oleh karena itu, seorang guru harus pandai memotivasi siswa agar dapat berpartisipasi tinggi dalam mengikuti


(11)

pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik intrinsik maupun ektrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembagkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam kegiatan belajar. motivasi merupakan dorongan yang mendasar dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka dari itu hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan akan semakin berhasil pula pekerjaan itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian hasil belajar. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Ada motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama disadari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu dapat melahirkan hasil yang baik. Intensitas seorang siswa akan menentukan tingkat pencapaian hasil belajarnya.

Pentingnya motivasi belajar akan berkaitan dengan hasil belajar yang akan dicapai. Adapun fungsi motivasi seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2004:85) yaitu terdapat empat fungsi motivasi:

(1) mendorong manusia untuk berbuat, sebagai sumber penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. (2) menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan rumusan tujuannya. (3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dari pernyataan diatas bahwa peranan motivasi sangatlah penting bagi anak untuk meningkatkan prestasi. Demikian halnya dengan siswa yang memiliki motivasi belajar pendidikan jasmani berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Sebaliknya jika siswa kurang termotivasi belajar pendidikan jasmani ia cenderung akan malas, bosan dan jenuh yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap hasil belajarnya. Begitupula dengan pembelajaran bolavoli, supaya siswa lebih berpartisipasi dan tidak mengalami kejenuhan maka harus membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, atas dasar itulah pemodifikasian permainan bolavoli


(12)

4

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N Toblong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan. Oleh karena itu, seorang guru penjas dituntut untuk menerapkan pendekatan mengajar yang variatif pada setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan agar siswa menjadi lebih aktif sehingga proses belajar mengajar kemampuan gerak dasar tingkat Sekolah Dasar terlaksana dengan baik. Selain itu, kegiatan belajar yang dilakukan siswa sangat berpengaruh bagi kelangsungan proses pembelajaran baik melibatkan gerak dan motivasi yang timbul dalam dirinya sendiri ataupun dorongan dari luar. Salah satunya adalah materi pembelajaran dalam pendidikan jasmani adalah permainan bolavoli yang dapat dimodifikasi dalam bentuk permainan.

Peran guru adalah perencana dan pengelola proses belajar mengajar. Seorang guru penjas perlu memahami kondisi dan karakteristik setiap siswa dan menumbuhkan motivasi kepada setiap siswa untuk belajar gerak dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan kondisi anak sekolah dasar, pendekatan mengajar lebih ditekankan untuk merangsang aktivitas bermain dan meningkatkan motivasi belajar terutama belajar bergerak dan keterampilan baru seperti melompat pada ketinggian tertentu dengan teknik yang tepat.

Menurut hasil pengamatan peneliti, kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri Toblong 1 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah memodifikasi cabang olahraga.

Menurut juliantine, dkk (2012:114) “contoh lain yang dapat diterapkan dalam membangkitkan motivasi pada siswa adalah dengan memodifikasi cabang

olahraga”.

Lebih lanjut Juliantine, dkk (2012:115), menjelaskan bahwa

“memodifikasi cabang olahraga bermakna untuk mermbangkitkan motivasi yang memberi kemudahan pada siswa untuk menguasai keterampilan olahraga yang diajarkan”.

Seorang guru pendidikan jasmani harus dapat memodifikasi tugas gerak. Sebagai contoh, dalam kurikulum yaitu : “Mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam modifikasi permainan bola besar”. Maka untuk dapat mencapai tujuan


(13)

tersebut seorang guru pendidikan jasmani harus memodifikasinya dengan menerapkan permainan bolavoli dengan teknik dan aturan yang sederhana, tetapi mengacu pada permainan yang sebenarnya. Misalnya, ukuran lapang yang dipersempit, tinggi net diperendah jangan menggunakan tinggi net yang sebenarnya karena hal ini akan menyulitkan siswa. Selain itu bolanya dapat diganti dengan bola yang lebih ringan. Menurut Bahagia dan Suherman (1999:1),

“Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi

pelajaran dengan cara meruntukannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dengan begitu dapat memperlancar siswa dalam belajarnya”.

Permainan bolavoli merupakan salah satu materi yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan olahraga. Permainan bolavoli kini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya kejuaraan yang digelar, baik tingkat nasional maupun internasional. Semua lapisan masyarakat dimulai dari usia anak-anak hingga dewasa, baik pria maupun wanita telah mengenal permainan bolavoli.

Sebagai permainan yang telah memasyarakat, permainan bolavoli memiliki peraturan serta teknik-teknik dasar yang sudah semestinya dikuasai baik untuk kalangan pemuda maupun kalangan professional, salah satunya adalah teknik passing. Menurut Ahmadi (2007:20), “Permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang, sebab dalam permainan bolavoli dibutuhkan koordianasi gerak yang benar-benar

diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bolavoli”.

Salah satu factor yang penting yang mendukung dalam permainan bolavoli adalah kondisi fisik seorang pemain.

Permainan bolavoli adalah permainan beregu yang dibatasi net. jadi seorang pemain dituntut untuk menguasai keterampilan bermain bolavoli antara lain: passing, spike, blocking, service. Salah satu teknik yang paling dasar dan sering dilakukan dalam permainan bolavoli adalah passing.

Disekolah guru selalu menuntut siswa untuk dapat menguasai keterampilan-keterampilan permainan ini seperti passing, guru selalu mengulang-ulang pembelajaran gerakan yang sama dan guru selalu memberikan pembelajaran


(14)

6

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N Toblong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bolavoli dengan menugaskan seorang siswa melakukan keterampilan teknik dasar passing secara bergantian. Bagi para siswa pendekatan seperti ini kurang merangsang minat dan motivasinya untuk belajar secara sungguh-sungguh yang berdampak terhadap hasil pembelajaran dan tidak meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan. Dalam konteks pembelajaran permainan bolavoli bentuk-bentuk latihan tersebut tidak terkait erat dengan permainan bolavoli yang sesungguhnya. Pendekatan seperti ini tidak sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar, maka siswa menjadi jenuh dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran bolavoli menjadi kurang. Oleh karena itu, perlu sebuah pemecahan masalah yang sederhana dan sebuah alternatif seperti yang dikemukakan oleh Subroto (2010:97) :

Sebuah pendekatan taktis adalah salah satu pemecahan masalah yang menempatkan siswa sebagai pusat dalam proses membuat keputusan mengenai apa yang hendak dilakukan (kesadaran taktis) dan bagaimana cara melakukannya (pelaksanaan keterampilan teknik) untuk berfikir secara taktis, siswa harus menghadapi pertanyaan sebagai berikut, “apa yang seharusnya saya lakukan dalam situasi seperti ini ?. Siswa jangan terlalu banyak dihadapkan pada intruksi sederhana seperti “lakukan ini”.

Jadi seorang guru sebaiknya mampu merancang kondisi bermain yang mengarah pada pertanyaan yang menuntut siswa berfikir taktis. Seperti melakukan permainan bolavoli 3 lawan 3 dengan lapangan, media dan aturan yang dimodifikasi dengan materi cara persiapan serangan dan mencetak skor. Tujuannya yaitu untuk meminimalisir kesalahan yang keduakalinya.

Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini ke dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan focus meningkatkan rasa percaya diri dalam pembelajaran, dengan judul penelitian adalah:

“Modifikasi pembelajaran aktivitas permainan bolavoli dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar”.

B. Identifikasi Masalah

Seperti halnya dengan mata pelajaran lain, hasil belajar dalam Pendidikan Jasmani dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Motivasi untuk belajar adalah faktor internal yang ada dalam diri siswa


(15)

dan faktor eksternal berada di luar siswa. Motivasi sangat penting, karena apabila motivasi itu semakin tinggi maka hasil belajar yang diraih pun bisa semakin tinggi. Namun, tujuan pembelajaran penjas di Sekolah Dasar belum tercapai sehingga diperlukan motivasi belajar yang sangat tinggi dari para pengajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka timbul suatu pemikiran, perhatian, dan suatu permasalahan bagi penulis untuk meneliti masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah modifikasi pembelajaran aktivitas

permainan bolavoli dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?” D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengetahui pengaruh modifikasi pembelajaran aktivitas permainan bolavoli dalam upaya meningkatkan motivasi belajar.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dan untuk peneltian lanjut mengenai modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan dasar siswa dalam permainan bolavoli.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti: penelitian ini dijadikan pengalaman, dan juga sebegai masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti juga mendapatkan fakta bahwa dengan modifikasi alat bantu dan aktivitas pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran penjas.

b. Bagi Guru: guru dapat mengetahui tindakan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran penjas. Guru penjas memiliki referensi bagaiman merumuskan peneltian tindakan kelas, menggunakannya untuk memperbaiki proses dan pencapaian ketuntasan belajar.


(16)

8

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N Toblong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi Siswa: dengan penelitian ini diharapkan mendorong motivasi belajara siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga tanpa terasa anak-anak terbiasa serta memberikan pembelajaran agar mencintai lingkungannya.

d. Bagi penelitian selanjutnya yaitu penelitian dapat dijadikan salah satu bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.

F. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada dampak atau manfaat penggunaan media pembelajaran yang telah dimodifikasi untuk meningkatkan motivasi dalam pembelajaran penjas pada permainan aktivitas bolavoli pada siswa Sekolah Dasar. Media yang dipakai atau dimodifikasi dalam penelitian adalah bola karet, net, dan nampan. Penggunaan media bola karet, net, dan nampan tersebut didasarkan pada ketersediaan, keamanan dan kemudahan penggunanya.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) atau PTK dengan berdasarkan pada latar belakang bahwa penulis akan mengatasi atau memperbaiki proses dan hasil belajar didalam kelas, khususnya untuk meningkatkan motivasi belajar dalam permainan bolavoli.

Penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu jenis penelitian yang diolah ini sejalan dengan pendapat Kasbolah, Kasihani (1999:13) “Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas.

B. Prosedur Penelitian, Rencana Tindakan dan Subyek Penelitian 1. Prosedur Penelitian

Arikunto (2002:83) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari komponen pokok yang menunjukkan langkah-langkah sebagi berikut:

a. Perencanaan atau planning b. Tindakan atau acting

c. Pengamatan atau observing, dan d. Refleksi atau reflecting.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan diatas maka mempermudah alur penelitian, dibuatlah skema prosedurnya. Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penyusunan desain penelitian ini, maka penulis mengambil salah satu model desain penelitian yang telah dikembangkan oleh para pendidik. Salah satunya adalah model desain menurut Kemmis dan McTaggart dengan menggunakan model siklus. Desain penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.


(18)

27

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1. Alur penelitian menurut Suharsimi (2007:84)

Secara garis besarnya bagan pada halaman sebelumnya menunjukkan. Pertama, sebelum melaksakan tindakan terlebih dahulu peneliti harus merencanakan secara seksama jenis tindakan yang dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang di akibatkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi ats tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakannya berikut tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

Rencan Tindakan Refleksi

Observasi.

Rencana tindakan Repleksi

Pelaksana Tindakan observasi


(19)

2. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan pelaksanaannya dalam 2 (dua) siklus secara berkelanjutan. Siklus I terdiri dari IV tindakan dan siklus II terdiri dari II tindakan. Siklus I dilaksanakan pada minggu pertama dan minggu kedua, sedangkan siklus II dilaksanakan pada minggu ketiga. Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, pengamatan / observasi, dan refleksi dengan rincian sebagai berikut:

a. Plan / tahap perencanaan / persiapan 1. Identifikasi masalah

2. Merumuskan metode pembelajaran yang akan digunakan 3. Merancang instrument pengumpulan data

b. Act / pelaksanaan tindakan

Tahap ini dilaksanakan pada setiap siklus, terdiri dari proses belajar mengajar, evaluasi, dan refleksi.

c. Observe / observasi dan interprestasi

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung. Dua diperoleh dari catatan lapangan dan hasil observasi oleh observer setelah pelaksanaan tindakan. Tahap ini dilakukan pada beberapa siklus.

Menurut kasbolah (1998/1999:91) observasi adalah, “semua kegiatan yang ditunjukkan untuk mengenai, merekam dan mendokumentasikansetiap indikator dari hasil yang tercapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya”.

3. Reflect / analisis dan refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan analisis, interprestasi serta mengeksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari setiap tindakan.

Menurut kasbolah yang dikemukakan Sugiyono (2008) pada dasarnya refleksi “merupakan kegiatan analisis-sintesis, interprestasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan”.


(20)

29

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keempat tahap di atas dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rencana sampai dengan refleksi

4. Subjek penelitian

Subyek yang diteliti oleh penulis ini adalah siswa kelas V (lima) SDN Toblong 1 Kabupaten Bandung, tahun ajaran 2014-2015. Secara umum bila ditinjau dari social, budaya, dan ekonomi masyarakat peserta didik masih tergolong kurang terhadap perhatian pendidikan dan ini terakumulasi terhadap kualitas pendidikan di SDN Toblong 1 Kabupaten Bandung. Walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor lainnya seperti sarana dan prasarana, sumber daya manusia, dan pelaksanaan kurikulum.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SDN Toblong 1 Majalaya. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada kemudahan bagi peneliti untuk menerapkan metode pendekatan taktis dalam pembelajaran penjas.

D. Waktu Penelitian

Penelitian pembelajaran dimulai tanggal 2 Februari s/d 27 Februari 2015

Jadwal dan fokus perbaikan pembelajaran pendidikan jasmani

No Waktu Siklus Fokus Perbaikan

1 Senin, 2 Maret 2015 1 Keikutsertaan siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli

2 Rabu, 27 Februari 2015 2 Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli


(21)

E. Instrument Penelitian 1. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes. Tes yang digunakan pada penelitian yaitu soal dengan bentuk soal uraian. Dalam penelitian ini tes yang diberikan yaitu tes formatif. Tes ini diberikan pada setiap akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui informasi balikan terhadap proses belajar mengajar. Bila terjadi kelemahan maka dilakukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Kemudian instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan angket.

a. Observasi

Untuk melihat sikap siswa secara wajar dan sikap guru ketika proses pembelajaran berlangsung maka diperlukan observasi. Dengan melakukan observasi dilapangan, dan bila siswa tidak menyadari bahwa ia itu sedang diawasi maka akan diperoleh sikap siswa yang wajar. Pada observasi ini persiapannya harus di buat secara matang, dan peneliti mempersiapkan lembar observasi. Lembar observasi berisi tempat kosong dengan 4, 3, 2, 1. Format ini diisi oleh petugas (observer) atau oleh peneliti. Menurut Sudjana (2012:17) data yang terkumpul melalui lembar observasi diolah dengan menggunakan rumus:

1.

b. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket respon siswa yang berfungsi untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran pendekatan permainan. Angket pada penelitian ini terdiri atas 20 pernyataan yang terdiri pernyataan positif dan negatif.

Persentase =


(22)

31

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket yang diberikan pada siswa disusun berdasarkan Skala Likert (Likert scale) yang tujuannya untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap yang mencerminkan sikap-sikap sangat setuju, setuju, tidak setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Selanjutnya tugas siswa adalah memilih alternatif sikap yang sesuai dengan keadaan dirinya sendiri. Sikap tersebut dinyatakan dengan cara memberi tanda cek ( pada ruang bernomor sesuai dengan kecenderungannya. Data yang dikumpulkan dengan angket kemudian diubah menjadi bilangan SS = 5, S = 4, N=3, TS = 2 dan STS = 1 untuk pernyataan positif mendukung dan sebaliknya SS = 1, TS = 2, N = 3, TS = 4 dan STS = 5 untuk pernyatan negatif mendukung (Ruseffendi, 1991). Menurut Sudjana (2012:18) data yang terkumpul diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

F. Desain Rencana Tindakan Kelas

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model PTK dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar ada empat tahap yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap menyusun rancangan tindakan (Planning). Pada tahap ini berupa rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci tahapn ini meliputi: mengidentifikasi masalah, menetapkan mengapa penelitian tersebut dilaksanakan, merumuskan masalah, menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa rumusan hipotesis, mengumpulkan instrument pengumpul data, dan membuat rinci rancangan tindakan.

Pelaksanaan tindakan (Acting). Tahap ini merupakan rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapakan.

Tahap pengamatan (observasi). Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Refleksi.

Rata-rata respon siswa =


(23)

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Keempat tahap diatas dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rencana sampai dengan refleksi.

F. Prosedur Peneletian

Penelitian tindakan kelas direncanakan terdiri atas dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang diselidiki. Prosedur penelitian secara garis besar sebagai berikut:

Siklus I

1. Perencanaan Siklus I

Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat per sub pokok bahasan. Sub pokok bahasan yang direncanakan yaitu tentang aktivitas permainan bolavoli.

2. Pelaksanaan siklus I

Pelaksanaan siklus I berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disetujui oleh pembimbing, antara lain:

a. Kegiatan awal meliputi: berdoa sebelum belajar, apersepsi dan memotivasi siswa. b. Kegiatan inti meliputi

Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus disesuaikan dengan langkah-langkah yang telah tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Tindakan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 02 Februari 2015. Jumlah siswa yang hadir pada sisklus I adalah 22 siswa. Pembelajaran Penjas dengan menggunakan pendekatan bermain.

Pada pelaksanaan tindakan pembelajaran peneliti dibantu oleh guru penjas yang bertindak sebagai observer. Fungsi observer (pengamat) yaitu untuk dijadikan teman


(24)

33

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diskusi dalam mengindentifikasi permasalahan ataupun kekurangan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan bermain serta mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kekurangan tersebut akan diperbaiki pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Pelaksanaan tindakan siklus I dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Materi yang diberikan pada siklus I sesuai dengan rencana pembelajaran yaitu aktivitas permainan bolavoli dengan Sub materi cara persiapan serangan dan mencetak skor.

Kegiatan awal meliputi: berdoa sebelum belajar, memeriksa kehadiran siswa untuk mengetahui siswa yang hadir dan tidak hadir serta alasannya. Apersepsi tujuannya untuk mempersiapkan siswa mengikuti materi yang akan diberikan hari itu. Apersepsi yang peneliti lakukan yaitu bertanya tentang sub materi cara persiapan serangan dan mencetak skor. Memotivasi siswa agar siswa terdorong dan mempunyai keinginan untuk mempelajari materi yang akan diberikan, yaitu aktivitas permainan bolavoli. Motivasi yang dilakukan peneliti dengan cara memberi gambaran manfaat mempelajari materi yang dipelajari hari itu, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Tahap kegiatan inti yaitu, 1) siswa dibagi kedalam kelompok, 2) Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang akan diberikan dan yang akan dilakukan, 3) Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang akan diberikan mengenai persiapan serangan dan cara mencetak skor, 4) siswa melakukan permainan bolavoli 2 lawan 2 sebanyak dua kali sentuhan. 5) memberi motivasi dan penguatan. 6) melakukan drill bagaimana cara melakukan persiapan serangan dan cara mencetak skor.

Tahap kegiatan akhir pelaksanan tindakan pada siklus I yang dilakukan peneliti adalah : 1) Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa, 2) Melakukan refleksi dengan Tanya jawab kepada peserta didik, 3) Menarik kesimpulan dan hasil belajar..


(25)

3. Pengamatan

Pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan dibantu oleh observer lain dengan tujuan untuk membantu mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I berlangsung.

4. Refleksi

Hasil yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis kelemahan atau kekurangan yang terjadi guna memperbaiki tindakan selanjutnya.

Siklus II

1. Perencanaan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, sebelum pelaksanaan pembelajaran siklus II, peneliti terlebih dahulu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan bermain dengan memodifikasi pembelajaran. Materi pada siklus II yaitu cara persiapan sreangan dan mencetak skor.

2. Pelaksanaan Siklus II

Pelasanaan siklus II berpedoman pada RPP, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan awal meliputi: berdoa sebelum belajar, membahas PR yang dianggap sulit oleh siswa, apersepsi dan memotivasi siswa.

b. Kegiatan inti meliputi.

Pada pelaksanaan tindakan siklus II, sub pokok bahasan yang dipelajari disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah di susun yaitu tentang persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2013. Secara umum langkah-langkah tindakan II sama dengan tindakan I. Akan tetapi pada langkah ini ada beberapa perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi dan temuan pada siklus I. Tindakan siklus II di bagi dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal meliputi: berdoa sebelum belajar, memeriksa kehadiran siswa untuk mengetahui siswa yang hadir dan tidak hadir serta alasannya. Apersepsi tujuannya untuk mempersiapkan siswa mengikuti materi yang akan diberikan hari


(26)

35

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu. Apersepsi yang peneliti lakukan yaitu bertanya tentang materi persamaan dan pertidaksamaan linear yang pernah dipelajari di siklus I. Memotivasi siswa bertujuan agar siswa terdorong dan mempunyai keinginan untuk mempelajari materi yang akan diberikan, yaitu persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. Motivasi yang dilakukan peneliti dengan cara memberi gambaran manfaat mempelajari materi yang dipelajari hari itu dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Tahap selanjutnya adalah kegitan inti. Pada tahap ini penulis memunculkan pendekatan bermain. Tahap langkah utama, yaitu aturan dan perlengkapan permainan dimodifikasi untuk memastikan bahwa setiap siswa mampu bermain dan memiliki wawasan yang memadai tentang bentuk permainan yang dilakukannya, selanjutnya dijabarkan menjadi beberapa tahap : 1) siswa dibagi kelalam kelompok, 2) peserta didik diminta agar memperhatikan materi pembelajaran permainan bolavoli dengan sub materi cara persiapan serangan dan mencetak skor, 3) ditugaskan peserta didik untuk membuat beberapa pertanyaan tentang persiapan serangan, 4) menjelaskan materi tentang persiapan serangan dan mencetak skor, 5) kesesuaian materi yang di bahas dengan indikator, 6) mengajukan pertanyaan pada siswa, 7) memberi kesempatan siswa untuk bertanya, 8) memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan, 9) penggunaan media pembelajaran, 10) kejelasan menyajikan konsep, 11) memberi contoh kepada peserta didik tentang materi persiapan serangan dan mencetak skor, 12) memberi tugas 13) memberi motivasi dan penguatan, dan 14) memberikan kesimpulan pembelajaran.

Tahap kegitan akhir pelaksanan tindakan pada siklus II yang dilakukan peneliti adalah : Melakukan refleksi atau membuat rangkuman melibatkan siswa, Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengaya


(27)

Pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan dibantu oleh observer lain dengan tujuan untuk membantu mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II berlangsung.

4. Refleksi

Hasil yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis kelemahan atau kekurangan yang terjadi guna memperbaiki tindakan selanjutnya.


(28)

63

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan penelitian modifikasi pembelajaran aktivitas permainan bolavoli dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. motivasi siswa berdasarkan aktivitas selama mengikuti pembelajaran siklus I dan II meningkat. Pada siklus I aktivitas siswa hanya mencapai 51%. Hasil ini menunjukan bahwa aktivitas siswa pada siklus I relative masih kurang atau belum maksimal. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa mengikuti pembelajaran dengan modifikasi pemblejaran. Siklus II aktivitas siswa meningkat menjasi 66%, pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil pengolahan lembar observasi siswa maka penulis dapat mengatakan bahwa motivasi siswa berdasarkan lembar aktivitas belajar siswa meningkat selama mengikuti pembelajaran, dikarenakan siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

2. Respon siswa positif terhadap pembelajaran diantaranya karena siswa diberi kebebasan dan keleluasaan untuk beraktivitas seperti siswa melihat selintas dengan cepat dan dapat memulai dengan melakukan kegiatan aktivitas permainan bolavoli, siswa dengan leluasa bertanya ketika ada materi yang tidak dimengerti, siswa mempraktikan kembali materi persiapan seangan dan mencetak skor

1. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diindentifikasi bahwa minat dan motivasi siswa kelas V merupakan factor utama terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktivitas permainan bolavoli berjalan dengan lancer.


(29)

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa implikasi dari hasil penelitian ini, antara lain:

1. Timbulnya kesadaran guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan, terutama materi pembelajaran aktivitas permainan bolavoli dengan lebih menyenangkan.

2. Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

3. Ketika materi pembelajaran sedang berlangsung, siswa harus memiliki motivasi untuk melakukan dan mengikuti secara sungguh-sungguh bukan hanya rasa senang bermain bolavoli.

2. Keterbatasan Penelitian

Walaupun dalam penelitian ini telah berhasil meningkatkan motivasi siswa kelas V SD Negeri Toblong 1 Majalaya terhadap kegitan pembelajaran aktivitas pembelajaran bolavoli, bukan berarti penelitian ini terlepas dari segala keterbatasan yang ada. Adapun keterbatasan yang dimaksud sebagai berikut:

1. Terbatasnya waktu, peneliti kecil memberikan penjelasan dalam pengambilan data, sehingga akan berpengaruh pada data yang diperroleh.

2. Terbatasnya biaya dalam penelitian sehinggga belum bias mencakup jangkauan generalisai penelitian yang lebih luas

3. Terbatasnya pengetahuan peneliti terhadap karakteristik siswa kelas V pada setiap individunya, sehingga hasil belum bias mewakilkan isi dari motivasi siswa yang sesungguhnya.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan diantaranya: 1. Bagi Guru


(30)

65

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan lebih dapat mengoptimalkan jam pelajaran pendidikan jasmani agar jam pelajaran yang relative singkat tersebut dapat memberikan manfaat dan tujuannya dapat tercapai

2. Bagi Siswa

Diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan dasar bolavoli dengan mengikuti materi pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Meningkatkan motivasi dan juga memahami tentang aktivitas permainan bolavoli itu sendiri. 3. Bagi Sekolah

Diharapkan bagi pihak sekolah untuk memperbaiki sarana dan prasarana agar menjadi layak untuk materi pembelajaran,.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Acenale (2012). Sikap Siswa dalam Belajar. From

http://acenale.wordpress.com/2012/03/14/sikap-siswa-dalam-belajar.html, 13 Maret 2015

Ahmadi, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bolavoli. Solo: Era Pustaka Utama.

A.M. Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

A.M. Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

A.M. Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

A.M. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S dkk. (2007). Penelitian Tindaka Kelas. Jakarta: PT. bumi Aksara.

Dedi (2013). Skala Sikap. From http://dedi26.blogspot.com/2013/01/skala-sikap_28.html, 13 Maret 2015


(32)

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Djamarah. S.B. (2002). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hajir, Hajar. (2013). Saya dan Konsistensi. From

http://hajarhajir.wordpress.com/tag/konsistensi.html, 13 Maret 2015

Hanafiah, dan Suhana. (2010). Konsep Strategi pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Juliantine, Tite dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran penjas. Bandung: FPOK UPI. Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindaka Kelas. Malang: Departemen

Pendidikan dan kebudayaan.

Lutan, Rusli. (2001). Pengukuran dan evaluasi Pendidikan Jasmani Kesehatan. Bandung.

Ma’mun, Amung dan Subroto, Toto. (2001). Pendekatan Taktis Dalam Permainan Bola Voli. Jakarta: Direktorat Dirjen Olahraga.

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (SD/MI). Jakarta: Litera.

Sardiman, A. dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yanga Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Subroto, Toto. (2010). Olahraga Permainan. Bandung: FPOK UPI. Subroto, Toto dan Yuyun. (2010). Permainan Bolavoli. FPOK UPI.

Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: remaja Rosda Karya.


(33)

Sugiyono, (2008). Metode Peneltian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. bandung: Alfabeta.

Suherman, A dan Bahagia, Y. (1999). Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdiknas.

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. raja Grafindo Persada. Suherman, Adang. (2000). Dasar-dasar penjaskes. Jakarta: Depdikbud.


(1)

63

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan penelitian modifikasi pembelajaran aktivitas permainan bolavoli dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. motivasi siswa berdasarkan aktivitas selama mengikuti pembelajaran siklus I dan II meningkat. Pada siklus I aktivitas siswa hanya mencapai 51%. Hasil ini menunjukan bahwa aktivitas siswa pada siklus I relative masih kurang atau belum maksimal. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa mengikuti pembelajaran dengan modifikasi pemblejaran. Siklus II aktivitas siswa meningkat menjasi 66%, pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil pengolahan lembar observasi siswa maka penulis dapat mengatakan bahwa motivasi siswa berdasarkan lembar aktivitas belajar siswa meningkat selama mengikuti pembelajaran, dikarenakan siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

2. Respon siswa positif terhadap pembelajaran diantaranya karena siswa diberi kebebasan dan keleluasaan untuk beraktivitas seperti siswa melihat selintas dengan cepat dan dapat memulai dengan melakukan kegiatan aktivitas permainan bolavoli, siswa dengan leluasa bertanya ketika ada materi yang tidak dimengerti, siswa mempraktikan kembali materi persiapan seangan dan mencetak skor

1. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diindentifikasi bahwa minat dan motivasi siswa kelas V merupakan factor utama terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktivitas permainan bolavoli berjalan dengan lancer.


(2)

64

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa implikasi dari hasil penelitian ini, antara lain:

1. Timbulnya kesadaran guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan, terutama materi pembelajaran aktivitas permainan bolavoli dengan lebih menyenangkan.

2. Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

3. Ketika materi pembelajaran sedang berlangsung, siswa harus memiliki motivasi untuk melakukan dan mengikuti secara sungguh-sungguh bukan hanya rasa senang bermain bolavoli.

2. Keterbatasan Penelitian

Walaupun dalam penelitian ini telah berhasil meningkatkan motivasi siswa kelas V SD Negeri Toblong 1 Majalaya terhadap kegitan pembelajaran aktivitas pembelajaran bolavoli, bukan berarti penelitian ini terlepas dari segala keterbatasan yang ada. Adapun keterbatasan yang dimaksud sebagai berikut:

1. Terbatasnya waktu, peneliti kecil memberikan penjelasan dalam pengambilan data, sehingga akan berpengaruh pada data yang diperroleh.

2. Terbatasnya biaya dalam penelitian sehinggga belum bias mencakup jangkauan generalisai penelitian yang lebih luas

3. Terbatasnya pengetahuan peneliti terhadap karakteristik siswa kelas V pada setiap individunya, sehingga hasil belum bias mewakilkan isi dari motivasi siswa yang sesungguhnya.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan diantaranya: 1. Bagi Guru


(3)

65

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan lebih dapat mengoptimalkan jam pelajaran pendidikan jasmani agar jam pelajaran yang relative singkat tersebut dapat memberikan manfaat dan tujuannya dapat tercapai

2. Bagi Siswa

Diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan dasar bolavoli dengan mengikuti materi pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Meningkatkan motivasi dan juga memahami tentang aktivitas permainan bolavoli itu sendiri. 3. Bagi Sekolah

Diharapkan bagi pihak sekolah untuk memperbaiki sarana dan prasarana agar menjadi layak untuk materi pembelajaran,.


(4)

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Acenale (2012). Sikap Siswa dalam Belajar. From

http://acenale.wordpress.com/2012/03/14/sikap-siswa-dalam-belajar.html, 13 Maret 2015

Ahmadi, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bolavoli. Solo: Era Pustaka Utama.

A.M. Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

A.M. Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

A.M. Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

A.M. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S dkk. (2007). Penelitian Tindaka Kelas. Jakarta: PT. bumi Aksara.

Dedi (2013). Skala Sikap. From http://dedi26.blogspot.com/2013/01/skala-sikap_28.html, 13 Maret 2015


(5)

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Djamarah. S.B. (2002). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hajir, Hajar. (2013). Saya dan Konsistensi. From

http://hajarhajir.wordpress.com/tag/konsistensi.html, 13 Maret 2015

Hanafiah, dan Suhana. (2010). Konsep Strategi pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Juliantine, Tite dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran penjas. Bandung: FPOK UPI. Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindaka Kelas. Malang: Departemen

Pendidikan dan kebudayaan.

Lutan, Rusli. (2001). Pengukuran dan evaluasi Pendidikan Jasmani Kesehatan. Bandung.

Ma’mun, Amung dan Subroto, Toto. (2001). Pendekatan Taktis Dalam Permainan Bola Voli. Jakarta: Direktorat Dirjen Olahraga.

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (SD/MI). Jakarta: Litera.

Sardiman, A. dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yanga Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Subroto, Toto. (2010). Olahraga Permainan. Bandung: FPOK UPI. Subroto, Toto dan Yuyun. (2010). Permainan Bolavoli. FPOK UPI.

Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: remaja Rosda Karya.


(6)

Sandi Purnama, 2015

MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA: (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD N To blong 1 Majalaya Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono, (2008). Metode Peneltian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. bandung: Alfabeta.

Suherman, A dan Bahagia, Y. (1999). Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdiknas.

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. raja Grafindo Persada. Suherman, Adang. (2000). Dasar-dasar penjaskes. Jakarta: Depdikbud.