PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG.

(1)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL

BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

Moch Ramdhan Abdul Fatah 1001576

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


(2)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI

SMAN 15 BANDUNG

Oleh

Moch Ramdhan Abdul Fatah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Moch Ramdhan Abdul Fatah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

MOCH RAMDHAN ABDUL FATAH

1001576

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI

SMAN 15 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd NIP. 196506141990011001

Pembimbing II

Dr. Nuryadi, M.Pd NIP. 197101171998021001

Mengetahui Ketua Program Studi


(4)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001


(5)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Moch Ramdhan Abdul Fatah. NIM: 1001576. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Permainan Sepakbola di SMA Negeri 15 Bandung. Pembimbing 1: Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. Pembimbing 2: Dr. Nuryadi, M.Pd

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran Penjas dan kurangnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran sepakbola. Oleh karena itu masalah penelitian yang akan dipecahkan adalah Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola. Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian tersebut maka, penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Bandung Sampel pada penelitian ini adalah 40 siswa dari SMA Negeri 15 Bandung. Hasil uji multivariate menunjukkan nilai F test untuk Wilk’s Lambda sebesar 17,731 dan signifikan p = 0,000 < 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi belajar siswa, dan hasil belajar permainan sepakbola. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan Model Pembelajaran Inkuiri memberikan pengaruh lebih besar terhadap Motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola siswa dari pada Model Pembelajaran Langsung.

Kata-kata Kunci : Model Pembelajaran Langsung, Model Pembelajaran Inkuiri, Motivasi, Hasil belajar permainan sepakbola


(6)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moch Ramdhan Abdul Fatah

ABSTRACT

Moch Ramdhan Abdul Fatah. The effectivness of Direct Learning Model and Inquiry Learning Model toward students’ Motivation and Learning result of Football Game at SMAN 15 Bandung (2014). Final Peper. Bandung: Studies Program Physical Education and Recreation Health. Faculty of Physical Education and Health . Indonesia University of Education

This research is purposed by the lack of teachers knowledge of physical education about the learning model and the lack of motivation and learning result of students in solving problems in football game learning. Therefore, the research problem to be solved is the Direct Learning Model and Inquiry Learning Model of motivation and learning result of football games learning. In accordance with the background and the research problem, this study aims to test the Direct Influence Learning Model with Inquiry Learning Model of motivation and learning result of football games learning. The method used is the method of experiment. The population in this study were high school students Negeri 15 Bandung. The multivariate test results demonstrate the score of the F test for Wilk 's Lambda 17.731 and significant at p = 0.000 < 0.05. It means there is a significant difference between the direct instructional model with inquiry learning model on students' motivation and learning result of football games. Based on these results, it is demonstrated Inquiry Learning Model gives a greater influence on motivation and learning outcomes of students from the football game on Direct Learning Model .

Keywords : Direct Learning Model , Inquiry Learning Model , Motivation , Results of learning the game of football


(7)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Metode Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Struktur Organisasi Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A.Kajian Pustaka ... 11

1. Motivasi Belajar ... 11

2. Hasil Belajar ... 17

3. Pendidikan Jasmani ... 19

4. Belajar dan Pembelajaran ... 24

5. Model Pembelajaran Penjas ... 25

6. Model Pembelajaran Langsung ... 32

7. Model Pembelajaran Inkuiri ... 38

8. Sepakbola ... 45

B.Kerangka Berpikir ... 54

C.Hipotesis Penelitian ... 58

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 59

B.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 59

C.Populasi dan Sampel ... 60

D.Desain Penelitian ... 61

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 63

F. Teknik Pengumpulan Data ... 63

G.Instrumen Penelitian ... 64


(8)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data ... 80

B.Pengujian Persyaratan Analis ... 81

C.Pengujian Hipotesis ... 83

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 92

B.Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Gambar Langkah-langkah Penelitian ... 62

Gambar 3.2 Gambar Diagram Tes Sepak Tahan Bola ... 75

Gambar 3.3 Gambar Diagram Tes Menggiring Bola ... 77


(10)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Peran Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Langsung ... 26

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 62

Tabel 3.2 Kisi- kisi Instrumen Motivasi Belajar ... 66

Tabel 3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 67

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ... 69

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 72

Tabel 3.6 Interpretasi nilai r ... 72

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik ... 81

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 82

Tabel 4.3 Uji Homogenitas ... 83

Tabel 4.4 Data Hasil Penghitungan Uji Hipotesi Pertama ... 84

Tabel 4.5 Data Hasil Penghitungan Uji Hipotesi Kedua ... 85

Tabel 4.6 Data Hasil Multivariate Tests ...86


(11)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG


(12)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual, seperti yang terumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab II pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembagnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Lingkungan berbasis pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan siswa adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan tempat di mana siswa dididik, dibina dan didorong agar kemampuan serta potensi yang dimilikinya berkembang, memiliki kualitas diri, sehat jasmani maupun rohani serta memiliki watak dan karakter yang mandiri. Melihat tujuan pendidikan di atas maka pembelajaran di sekolah selain mengutamakan peningkatan dalam aspek intelektual (pelajaran), sekolah juga harus memperhatikan pada pemberian penanaman sikap sehat jasmani dan rohani.

Keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani merupakan aspek yang mendasar dan tidak kalah penting, karena merupakan modal individu khususnya siswa untuk dapat melakukan kegiatan dalam berbagai persoalan belajar. siswa yang memiliki keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani dapat mengarahkan diri ke berbagai keterampilan baru dan mampu mengembangkan kapasitasnya untuk terus hidup


(13)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui kreativitas sepanjang masa dan mampu lebih optimis dalam belajar karena memiliki keadaan jasmani dan rohani yang sehat.

Salah satu penanaman keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani di sekolah adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang berproses pada memanfaatkan aktivitas fisik yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, emosional dan pembentukan watak. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, kognitif, afektif, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Ruang lingkup pendidikan jasmani berupa permainan, olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan.

Seiring perkembangan pendidikan jasmani, model-model dalam pembelajarannyapun semakin beragam. Joyce & Weil (dalam Juliantine, 2013, hlm. 8) berpendapat „Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas.‟ Model-model pembelajaran dalam pendidikan jasmani menurut Joyce & Weil (dalam Juliantine, 2013, hlm. 14) terbagi dalam empat rumpun model yaitu: (1) model pemrosesan informasi; (2) model pribadi; (3) model interaksi sosial; dan (4) model perilaku. Beberapa jenis model pembelajaran pendidikan jasmani yaitu PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan), model pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran pendidikan olahraga (sport education models), model pendekatan taktis, model pembelajaran personal (personal models), dan model pembelajaran peer teaching.


(14)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keberagaman model pembelajaran jasmani menuntut para guru untuk memiliki pengetahuan serta pemahaman yang baik mengenai model-model pembelajaran. Keterkaitan antara model pembelajaran dan proses pembelajaran ada baiknya guru menggunakan suatu jenis dari satu teori dan model sehingga dapat sesuai dengan situasi, kondisi dan karakteristik siswa yang tentunya memiliki keunikan masing-masing dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru pendidikan jasmani diharapkan mampu mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama).

Fakta di lapangan saat ini, banyak anak yang motivasi belajarnya menurun dan enggan mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani karena terkesan membosankan dan menjemukan sehingga mempengaruhi terhadap hasil belajar yang diraih di sekolah. Motivasi belajar sendiri merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Menurut Uno (2011, hlm. 23) “Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita mas depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik”. Motivasi belajar merupakan aspek penentu dalam ketercapaian hasil belajar yang optimal, karena dengan motivasi yang tinggi tentu siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara baik diperkuat oleh pengaplikasian model pembelajaran pendidikan jasmani oleh guru dengan benar mampu menghasilkan hasil belajar (prestasi) yang bagus.

Adanya anggapan peneliti bahwa pembelajaran pendidikan jasmani kurang penting karena hanya sebagai mata pelajaran pelengkap saja yang utama adalah mata pelajaran yang di ujian nasionalkan. Warga sekolah kurang memperhatikan ketersediaan alat atau fasilitas. Pengaplikasian model pembelajaran yang kurang


(15)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tepat juga ikut serta mempengaruhi dalam penurunan motivasi, kelancaran proses dan hasil belajar yang diperoleh.

Pembelajaran pendidikan jasmani seharusnya disampaikan kepada siswa dalam bentuk pelatihan, pengulangan dan pembiasaan yang diharapkan siswa mampu menguasai keterampilan bermain yang utuh. Pada kenyataannya, guru pendidikan jasmani hanya seperti melatih suatu cabang olahraga yang hanya menekankan pada keterampilan teknik dasar saja. Keterampilan teknik dasar yang diberikan tidaklah cukup untuk menciptakan hasil belajar yang optimal karena siswa juga memerlukan keterampilan bermain. Salah satunya adalah dalam pembelajaran olahraga sepakbola yang tidak jarang menjadi pertimbangan guru pendidikan jasmani untuk digunakan sebagai alat pembelajaran pendidikan jasmani, karena memiliki peminat yang tinggi terutama kalangan siswa.

Menurut Sucipto, dkk (2000, hlm. 7) menyatakan bahwa:

Sepakbola adalah olahraga yang menggunakan bola dan dimainkan oleh dua tim masing-masing beranggotakan 11 orang. Sepakbola bertujuan untuk memasukan bola kegawang lawan sebanyak-banyaknya dengan beberapa aturan permainan didalamnya dan beberapa teknik diantaranya passing, dribling, dan shooting.

Pembelajaran teknik memang penting dalam jenis olahraga seperti sepakbola, namun keterampilan teknik dasar saja tidak cukup untuk menciptakan suatu permainan yang cantik dan menarik. Keterampilan lain yang tidak kalah penting adalah keterampilan dalam bermain dibarengi dengan kerjasama tim yang kuat dan motivasi yang tinggi mampu menghasilkan hasil belajar yang baik. Ketercapaian tersebut sangat bergantung dari pengaplikasian model pembelajaran yang benar dan tepat sasaran.

Keberagaman model-model pembelajaran menjadikan seorang guru pendidikan jasmani untuk mampu menguasai pengetahuan serta pemahaman berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model tersebut dalam pembelajaran, namun kenyataannya masih banyak yang kurang


(16)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahaminya sehingga guru terkadang menerapkan model pembelajaran yang konvensional (guru lebih dominan dalam pembelajaran). Padahal dengan penerapan model pembelajaran yang beragam sangat mendukung terbentuknya pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan siswa agar selalu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan terlebih pada pembelajaran pendidikan jasmani sehingga tujuan pembelajaran jasmani tercapai dan berjalan dengan baik.

Upaya dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut intinya bergantung dari guru pendidikan jasmani sendiri. Guru pendidikan jasmani harus paham dan cermat dalam menerapkan model pembelajaran. Berbagai model pembelajaran dapat digunakan oleh guru pendidikan jasmani sebagai cara dalam memunculkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa saat terlibat aktif dalam pembelajaran seperti sepakbola. Kaitannya dengan hal tersebut, Juliantine dkk (2011, hlm. 79) menjelaskan.

Sejak tahun 1960-an telah terjadi perubahan yang besar, di mana dominasi guru sudah mulai berpindah tangan ke siswa. Maksudnya dalam proses pembelajaran sudah didasarkan pada pemecahan masalah dan juga diarahkan untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa, sehingga kepercayaan diri siswa serta kreativitas siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan.

Berdasarkan informasi dan fenomena yang telah dipaparkan, guru sebagai penentu keberhasilan pembelajaran tentunya perlu mengaplikasikan model pembelajaran yang di anggap tepat dalam mengatasi berbagai permasalahan di atas. Diantara beragamnya model pembelajaran dalam pendidikan jasmani, dua model pembelajaran yang di aplikasikan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar serta hasil belajar dalam sepakbola adalah model pembelajaran langsung (direct instruction) dan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran langsung (direct instruction), menurut Roy Killen (dalam Juliantine dkk, 2013, hlm. 41) menjelaskan.


(17)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Direct instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.

Salah satu hal yang diharapkan dari pengajaran dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah bagaimana guru dapat menyediakan instruksi bagi setiap siswa dalam suatu kelas. Kelas yang besar, waktu yang terbatas, sarana dan prasarana yang minim dan beragamnya kemampuan setiap siswa membuat guru harus membuat perencanaan dan mengimplementasikan program pembelajaran bagi setiap individu bagi siswa. Model pembelajaran langsung merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep/keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru dan siswa diberi pengetahuan tentang makna dari atau bagaimana melakukan sesuatu, sehingga dapat memperbaiki prestasi belajar siswa.

Model pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa disamping juga pada guru. Pada dasarnya model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya, kemampuan dalam bergerak dan mendorong siswa untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapinya. Sejalan dengan tujuan model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani ialah untuk mengembangkan pemikiran siswa, memecahkan masalah dan memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi menurut Metzler (dalam Juliantine, 2013, hlm. 94). Pengaplikasian model ini sewaktu mengajar mampu membuat siswa terangsang oleh tugas, aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah yang dialami. Pembalajaran model inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya karena siswa dapat merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data serta dapat menarik kesimpulan.


(18)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rasional di atas maka penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandung dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Permainan Sepakbola di SMAN 15 Bandung.”

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas terdapat beberapa permasalahan yang ditemui oleh peniliti saat di lapangan diantaranya yaitu :

1. Minimnya pengetahuan guru Penjas mengenai model pembelajaran

2. Jarang ditemukan guru penjas yang menggunakan model pembelajaran langsung dan inkuiri

3. Kurang aktifnya siswa, sehingga suasana belajar yang monoton 4. Motivasi belajar siswa terlihat kurang

5. Keterampilan bermain sepakbola yang kurang baik saat pembelajaran

Dari kelima permasalahan yang muncul di atas, selanjutnya penulis mengemukakan masalah yang teridentifikasi yaitu: Model Apakah yang digunakan guru Penjas saat proses pembelajaran Penjas berlangsung? Bagaimana pemahaman Guru Penjas tentang model-model pembelajaran Penjas? Bagaimana tingkat motivasi siswa saat pembelajaran Penjas? Model apakah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas? Model pembelajaran apa yang digunakan oleh mayoritas guru dalam pembelajaran Penjas? Model pembelajaran apa yang dapat memberikan pengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan keterampilan bermain sepakbola? Mengacu dari pertanyaan di atas, maka dalam hal ini peneliti ingin memberikan sebuah treatment atau perlakuan model pembelajaran yang akan


(19)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan pada siswa pada saat pembelajaran penjas berlangsung. Model pembelajaran penjas yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka peneliti mencoba menjabarkan kembali permasalahan yang timbul sehingga peneliti betul-betul merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut. Dengan ini peneliti merumuskan masalah penelitian ini ke dalam pertanyaan berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar permainan sepakbola antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar permainan sepakbola antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri?

3. Apakah terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri?

D.Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola di SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. Adapun tujuan khusus adalah memperoleh gambaran empirik mengenai: 1. Gambaran perbedaan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola

antara Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Inkuiri di SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

2. Gambaran perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola antara Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Inkuiri di SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.


(20)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Gambaran perbedaan motivasi belajar siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran sepakbola antara Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Inkuiri SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

E.Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang penulis ajukan, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoretis, hasil penelitian membantu memperkaya dan mengembangkan khazanah teori motivasi belajar siswa dan melengkapi berbagai model pembelajaran pendidikan jasmani dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam bermain sepakbola.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran dan meningkatkan kualitas hidup siswa melalui pendidikan jasmani.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan menjadi pedoman praktis dan dapat dipergunakan oleh guru pendidikan jasmani di sekolah sebagai rujukan serta menjadi bahan informasi dan sumbangan bahan pemikiran maupun pelatihan mengenai


(21)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pentingnya pemilihan model pembelajaran yang cocok dalam menunjang peningkatan motivasi belajar siswa dan keterampilan bermain sepakbola. c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya baik mengenai motivasi dan hasil belajar sepakbola siswa maupun mengenai metode pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri serta peneliti dapat memperluas berbagai alternatif model pemelajaran sebagai treatment/perlakuan lainnya.

G. Struktur Organisasi Penelitian.

BAB I. Latar Belakang Penelitian, dalam Bab ini membahas mengenai latar

belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian, dalam

Bab ini mengemukakan konsep atau teori yang relevan dengan judul penelitian serta diuraikan mengenai kerangka pemikiran penelitian dan hipotesis penelitian.

BAB III. Metode Penelitian, dalam Bab ini mengemukakan mengemukakan

mengenai metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis yang meliputi: Definisi operasional, metode penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam Bab ini mengemukakan

mengenai deskripsi dari hasil penelitian yang meliputi gambaran umum objek penelitian, gambaran variabel yang diamati, analisis data, dan pengujian hipotesis serta pembahasannya.

BAB V. Kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi, dalam Bab ini

mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan mengemukakan implikasi dan rekomendasi yang berhubungan dengan objek penelitian untuk dijadikan referensi bagi pihak yang berkepentingan.


(22)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG


(23)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang dipakai, instrumen penelitiannya menggunakan apa, bagaimana teknik pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model pembelajaran langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola di SMAN 15 Bandung, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 106) menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan masalah yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen sebagai metodenya.”

B.Lokasi dan SubjekPenelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung yang berada di Jalan Sarimanis 1 Kota Bandung Telepon 022-2011975. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di SMAN 15 Bandung didasarkan atas penemuan masalah pada saat


(24)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulis melakukan observasi lapangan, yang melihat kurangnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran sepakbola.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, dan XII Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

C.Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan.”

Sesuai dengan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lain-lain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi yang diteliti adalah siswa SMAN 15 Bandung.

b. Sampel

Mengenai Sampel Sugiyono (2012, hlm. 117) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila sebuah populasi tergolong kedalam kategori besar maka seorang peneliti secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada, karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi, waktu serta sumber daya manusia. Maka peneliti dapat menggunakan sampel


(25)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat benar-benar mewakili dari populasi tersebut.

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, menurut Sugiyono (2012 : 124) purposive sampling yaitu “ tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas X, XI, dan XII yang mengikuti ekstrakurikuler Sepakbola di SMAN 15 Bandung.

2. Siswa yang menjadi sampel berjenis kelamin laki-laki.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas berjumlah 40 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak dengan cara diundi yaitu 20 orang untuk kelompok model pembelajaran langsung dan 20 orang untuk kelompok model pembelajaran inkuiri.

D.Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution mengatakan (2004, hlm. 40) bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam penelitian ini adalah Postest Only Control Group Design, yakni pada desain ini tidak terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.

Desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Arikunto (2002, hlm. 79) menjelaskan dalam pola sebagai berikut :


(26)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel. 3.1

Desain Penelitian

Sampel Variabel bebas Variabel terikat

A Model Pembelajaran Langsung (A1)

Motivasi Belajar (Y1) Hasil Belajar (Y2) B Model Pembelajaran Inkuiri

(B1)

Motivasi Belajar (Y1) Hasil Belajar (Y2)

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk gambar 3.1 berikut :

Treatment/ Perlakukan

Treatment/ Perlakukan

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan

Model Pembelajaran Langsung

Model Pembelajaran Inkuiri Siswa SMAN 15 Bandung

Siswa Kelompok A Siswa Kelompok B

Motivasi Belajar Hasil Belajar


(27)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar. 3.1 Langkah-langkah Penelitian E.Variabel Peneliatian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas ( Independent Variable )

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) mengemukakan bahwa, “ variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.” Penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaan langsung dan model pembelajaran inkuiri.

b. Variabel terikat ( dependent variable )

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) menerangkan bahwa “ variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

2. Definisi Operasional

Untuk mengukur variabel motivasi belajar siswa, para ahli memberikan pandangan tentang definisi motivasi belajar siswa, antara lain :

a. Hamzah Uno (2011, hlm. 23) mengemukakan motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

b. Sardiman (2005, hlm. 75) memaparkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya gerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar.


(28)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Penngumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara memberikan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan motivasi belajar siswa dalam permainan sepakbola .

Pengertian metode angket menrut Sugiyono (2012, hlm. 199) mengemukakan bahwa “angket atau kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan sepengkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

G.Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147) mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 121) “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur fenomena alam maupun sosial yang diamati ataupun merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes motivasi belajar dan hasil belajar permainan sepakbola, adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(29)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Instrumen Motivasi Belajar

Untuk memperoleh data tentang tingkat motivasi belajar siswa digunakan kuesioner yang disusun oleh penulis. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 192) menjelaskan bahwa, “Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 151) menyatakan bahwa “Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal-hal yang dia ketahui.” Angket atau kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk menjaring dan memperoleh informasi bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa.

Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Angket tersebut telah tersusun atas pertanyaan dan pernyataan yang tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan alternatif jawaban. Ini sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto (2007, hlm. 152) yang menyebutkan “angket tertutup atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.”

Instrumen yang dibuat oleh penulis dikembangkan dalam bentuk kuesioner dengan pola jawaban berskala likert. Proses penyusunan kuesioner diawali menyusun dan menentukan indikator-indikator motivasi belajar, pembuatan kisi-kisi kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan beserta taraf skalanya.

a. Definisi Konseptual dan Operasional

Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam melakukan aktivitas belajar, suatu kekuatan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar motivasi belajar timbul karena faktor dari diri sendiri dan dan dari luar. Uno (2011, hlm. 23) mengemukakan “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.” Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya


(30)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan (6) adanya lingkungan yang kondusif dalam belajar.

b. Kisi-kisi Instrumen Motiasi Belajar

Berdasarkan komponen motivasi belajar yang dikemukakan oleh Uno (2011, hlm. 23) di atas kemudian disusun indikator-indikator untuk mempermudah membuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Adapun kisi-kisi butir pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur tingkat motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Motivasi belajar

Indikator Item uji coba No soal + -

1.Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar

a.Dorongan untuk berusaha

belajar lebih baik 14

7, 12,13, 30, 33,42,

49

4,5,9,18,20,26,50

2.Dorongan dan kebutuhan belajar

a.Keingintahuan yang besar

dalam belajar 8 2,11, 28,40 21,35, 39, 45

3.Harapan dan cita-cita masa depan

a.Adanya keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik

10 1,3, 15,31, 48 10,25, 37,38,46

4.Penghargaan dalam belajar


(31)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penghargaan dalam belajar

5.Kegiatan yang menarik dalam belajar

a.Memiliki minat yang tinggi

pada pelajaran 4 36,43 27,34

6.Lingkungan belajar yang kondusif

a.Adanya keinginan untuk

belajar 6 6,16,29 23, 24,47

JUMLAH 50 25 25

Setelah kisi-kisi tersusun, selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh angket yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Penyusunan dalam bentuk angket ini bertujuan untuk mencari jawaban atau pokok permasalahan dalam penelitian ini.

Berkaitan dengan alternatif jawaban angket, penulis menggunakan skala Likert untuk item alternatif jawaban. Tiap alternatif jawaban mempunyai nilai tersendiri sesuai dengan peringkat jawaban yang bersangkutan. Sugiyono (2012, hlm. 134) menjelaskan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun kriteria penilaiannya dapat dilihat pada tabel 3.4 tentang kriteria pembuatan skor. Selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk pernyataan. Setiap pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban yang bersangkutan.

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Sumber Sugiyono (2012, hlm. 134)

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-ragu (R) 5 4 3 1 2 3


(32)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

2 1

4 5

Pernyataan-pernyataan angket penilaian ini dapat dilihat pada lampiran.

c. Uji coba Angket

Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket dilaksanakan terhadap siswa kelas X, XI, DAN XII SMA Negeri 15 Bandung yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 30 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara mengisinya.

d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari setiap butir soal, uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir tes dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total responden, sedangkan untuk reliabilitas instrumen penulis menggunakan rumus korelasi Product Moment.

1) Pengujian Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur sesuai dengan fungsinya. Menurut Sukmadinata (2011, hlm. 228) “suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur.”

Sebelum instrumen disebarkan kepada responden maka harus diadakan uji validitas terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pertanyaan atau pernyataan yang dibuat layak atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang benar-benar diukur. Semakin baik validitasnya maka semakin baik pula apa yang ditelitinya, artinya apa yang diteliti atau diukur tersebut mengenai pada apa yang dituju, atau


(33)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semakin menunjukan apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh untuk menunjukkan validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :

a. Menyebarkan angket kepada responden berbeda.

b. Memberikan skor terhadap pernyataan sesuai dengan jawaban responden. c. Menghitung korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus

product moment menurut Sugiyono (2012, hlm. 255) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria) X = jumlah skor variabel X

Y = jumlah skor variabel Y XY = jumlah skor X kali Y N = jumlah responden

Untuk memudahkan peneliti dalam menguji validitas, maka peneliti menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu Microsoft Office Excel 2007. Setelah mendapat hasil dari total nilai korelasi dari tiap butirnya, maka hasil tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 0,05 dan jumlah responden sebanyak 30. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut valid atau tidak, peneliti berpedoman pada acuan jika rhitung > rtabel berarti item soal tersebut dinyatakan valid. Juga sebaliknya apabila jika rhitung < rtabel maka item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Bila ada item soal yang tidak memenuhi standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang lainnya dinyatakan valid serta sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam perhitungan data uji validitas menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Berikut ini hasil uji validitas mengenai angket pengaruh pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola terhadap kreativitas siswa.


(34)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas No. Butir

Instrumen rhitung rtabel Keterangan

1 0.421 0.361 Valid

2 0.367 0.361 Valid

3 0.428 0.361 Valid

4 -0.005 0.361 Tidak Valid

5 -0.060 0.361 Tidak Valid

6 0.095 0.361 Tidak Valid

7 0.441 0.361 Valid

8 0.095 0.361 Tidak Valid

9 0.373 0.361 Valid

10 0.414 0.361 Valid

11 0.393 0.361 Valid

12 0.388 0.361 Valid

13 0.347 0.361 Valid

14 0.435 0.361 Valid

15 0.438 0.361 Valid

16 0.151 0.361 Tidak Valid

17 0.472 0.361 Valid

18 0.455 0.361 Valid

19 0.646 0.361 Valid

20 0.395 0.361 Valid


(35)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan nilai validitas dengan kriteria rhitung ≥ 0,361 (n= 30, dengan sig. 0,05) diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid ialah sebanyak 38 dari 50 item sedangkan 12 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan.

2) Pengujian Reliabilitas Instrumen

22 0.183 0.361 Tidak Valid

23 0.366 0.361 Valid

24 0.374 0.361 Valid

25 0.402 0.361 Valid

26 0.571 0.361 Valid

27 0.601 0.361 Valid

28 0.415 0.361 Valid

29 0.527 0.361 Valid

30 0.035 0.361 Valid

31 0.467 0.361 Valid

32 0.579 0.361 Valid

33 0.752 0.361 Valid

34 0.046 0.361 Tidak Valid

35 0.179 0.361 Tidak Valid

36 0.407 0.361 Valid

37 0.589 0.361 Valid

38 0.367 0.361 Valid

39 0.443 0.361 Valid

40 0.411 0.361 Valid

41 0.573 0.361 Valid

42 0.463 0.361 Valid

43 0.404 0.361 Valid

44 0.422 0.361 Valid

45 0.377 0.361 Valid

46 0.278 0.361 Tidak Valid

47 0.362 0.361 Valid

48 0.098 0.361 Tidak Valid

49 0.111 0.361 Tidak Valid


(36)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu dengan mengkorelasikan perolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan genap, untuk menghitung tingkat reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

(Arikunto, 2010, hlm. 223) Keterangan:

ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb : Korelasi Product Moment antara butir tes gasal dan genap (rxy).

Penghitungan uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kreativitas siswa dibantu dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

GANJIL GENAP

GANJIL 1

GENAP 0.818457 1


(37)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah diperoleh hasil penghitungan diinterpretasikan pada interpretasi nilai r pada tabel berikut menurut Riduwan (2011, hlm. 138).

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai r

Interval Koefisien Kriteria Keterandalan

0.80-1.000 Sangat Tinggi

0.60- 0.799 Tinggi

0.40- 0.599 Cukup

0.20- 0.399 Rendah

0.00- 0.199 Sangat Rendah

Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.818457, nilai tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.

e. Pelaksanaan Pembelajaran

Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. (2007, hlm. 2.65) menyatakan bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu pemanasan, inti, dan penutup. Adapun uraian pembelajarannya adalah sebagai berikut:

1) Pemanasan

Sebelum memulai pembelajaran subyek diinstruksikan untuk melakukan peregangan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis, lari mengelilingi lapang dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 10 menit. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, serta menjelaskan materi pembelajaran yang akan dilakukan. Pemanasan ini selalu penulis berikan pada setiap pertemuan dengan dipimpin langsung oleh penulis sendiri.


(38)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Inti

Penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang ditetapkan yaitu dengan materi shooting, passing-stopping, dan dribbling. Materi pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri.

3) Penutup

Pada akhir pembelajaran atau penutup dilakukan evaluasi kegiatan, antara lain: menjelaskan makna dan tujuan pembelajaran yang dilakukan, kemudian pelemasan untuk melemaskan otot-otot yang tegang karena telah digunakan pada inti pembelajaran.

Program pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

2) Instrumen Penelitian Hasil Belajar

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002, hlm. 126) menjelaskan, bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.” Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan passing dan stoping yang akan diberikan peneliti pada testee. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut: 1) Tujuan tes : Mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menembak dan

menahan bola.

2) Alat yang digunakan : a. Bola 2 buah


(39)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Stop watch

c. Bangku swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah) d. Kapur.

3) Petunjuk Pelaksanaan:

a. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun sebaliknya.

b. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menembak bola ke sasaran/papan dan menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak yang akan menembak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan tembakan pertama.

c. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik

d. Apabila gagal ke luar dari daerah tembakan, maka testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

4) Gerakan tersebut dinyatakan Sah bila :

a. Menembak dengan kedua kaki secara bergantian. Contoh (kaki kiri, kaki kanan, kaki kiri dst)

b. Menahan bola dengan kaki dibelakang garis tembak 5) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menembak bola

b. Hanya menahan dan menembak bola dengan satu kaki. 6) Cara menskor :

Jumlah menembak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.

Untuk lebih jelasnya format penilaian passing-stoping penulis tampilkan ke dalam bentuk gambar sebagai berikut.


(40)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60 cm

4 m

4 m

3 m

Gambar 3.2

Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola (sumber nurhasan, 2007, hlm. 207)

Selain pemberian tes awal stoping-passing yaitu untuk mengukur hasil belajar dalam aspek psikomotor, siswa juga harus diperhatikan proses belajar dari aspek yang lainnya seperti aspek kognitif dan afektif. Untuk melihat perkembangan hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif harus dilakukan pengamatan langsung oleh penulis dengan melakukan observasi saat pemberian materi. Baik itu untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Tes yang kedua dilakukan adalah tes menggiring bola (dribbling). Adapun tata cara pelaksanaan tes menggiring bola ( dribbling )adalah sebagai berikut :

1) Tujuan untuk mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam menggiring bola.

2) Alat/Perlengkapan yang digunakan adalah bola, stopwatch, enam buah rintangan (patok/tongkat), tiang bendera, kapur, dan alat tulis.

3) Petunjuk pelaksanaan tes yaitu sebagai berikut :

Pada aba-aba siap naracoba berdiri di belakang garis star dengan bola dalam penguasaan kakinya.


(41)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketika ada peluit star naracoba mulai melakukan dribbling dengan melewati lintasan pada beberapa patok dengan mengikuti arah/tanda panah lintasan.

Apabila melakukan kesalahan naracoba haru scepat memperbaikinya atau mengejar bola kembali kelintasan tes tanpa menyentuh bola dengan anggota badan lainnya selain kaki.

Melakukan dribel bola dengan kaki yang saling bergantian antara kanan dan kiri atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola. Gerakan menggiring dinyatakan salah apabila naracoba menggiring di luar lintasan tes yang telah di buat, menggiring hanya dengan satu kaki, dan menggunakan anggota badan lain selain kaki ketika menggiring bola.

4) Skor adalah waktu yang di tempuh oleh naracoba dalam menggiring bola dari mulai peluit start sampai garis finish.

5) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram tes di bawah ini :

Finish Start 5 M

5 M


(42)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (sumber nurhasan, 2007, hlm. 211)

Tes yang ketiga dilakukan adalah Tes menembak/ menendang bola ke sasaran (shooting)

1) Tujuan :

Mengatur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak bola ke sasaran.

2) Alat yang digunakan: - Bola

- Stop watch - Gawang - Nomor-nomor - Tali

3) Petunjuk pelaksanaan:

- Testee berdiri dibelakang bola yang diletakkan pada seluruh titik berjarak 16,5 m di depan gawang/ sasaran

- Tidak ada aba-aba dari testee

- Pada saat kaki testee mulai menendang bola, maka stop watch dijalankan dan berhenti saat bola mengenai/ kena sasaran

- Testee diberi 3 (tiga) kali kesempatan 4) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:

- Bola keluar dari daerah sasaran

- Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 dari sasaran 5) Cara menskor:

- Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali kesempatan

- Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran, maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.


(43)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini:

7 5 3 1 3 5 7

78 cm 90 cm 103 cm 185 cm 103 cm 90 cm 78 cm

...

Gambar 3.4 Diagram Lapangan Tes Menembak Bola ke Saasaran (sumber nurhasan, 2007, hlm. 214)

H.Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola.

Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 20. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:


(44)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar deviasi atau simpangan baku.

2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. 3. Uji hipotesis teknik analisis manova (Multivariate analysis).


(45)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

A. Deskripsi Data

Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis adalah (1) Motivasi belajar siswa, dan (2) Hasil belajar siswa dalam permainan Sepakbola, yang diperoleh dari siswa SMA Negeri 15 Bandung. sebelum dilaksanakan perlakuan kepada siswa SMA Negeri 15 Bandung, dilakukan tes awal dengan menggunakan beberapa bentuk tes hasil belajar permainan sepakbola dan menyebarkan angket Motivasi belajar. Setelah tes awal, kemudian diberikan perlakuan kepada siswa SMA Negeri 15 Bandung berupa model pembelajaran dalam pembelajaran sepakbola dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri.

Setelah diberikan perlakuan model pembelajaran pada pembelajaran sepakbola, kemudian dilakukan tes akhir dengan menyebarkan angket motivasi belajar dan menggunakan instrumen hasil belajar permainan sepakbola. Untuk dapat memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka data-data tersebut diolah dan dianalisis. Data yang telah diolah dan dianalisis, kemudian dicari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi). Berikut merupakan tabel hasil deskriptif statistik tes dalam hasil belajar permainan sepakbola dan motivasi belajar siswa dalam permainan sepakbola ,yang dijelaskan pada tabel 4.1, sebagai berikut:


(46)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 81

Tabel 4.1

Deskriptif Statistik

Variabel

Terikat Model Pembelajaran

Rata-Rata

Simpangan

Baku N

MTVS

Langsung 0,35 1,27 20

Inkuiri 3,10 1,86 20

Total 3,45 3,13 40

HB

Langsung 4,50 3,24 20

Inkuiri 1,70 2,20 20

Total 6,20 5,44 40

Tabel 4.1 di atas menunjukkan deskripsi statistik Microsoft Excel 2007 secara keseluruhan. Rata-rata motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran pembelajaran langsung adalah 0,35 dengan simpangan baku 1,27. Kemudian rata-rata motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran inkuiri adalah 3,10 dengan simpangan baku 1,86.

Rata-rata hasil belajar permainan sepakbola melalui model pembelajaran langsung adalah 4,50 dengan simpangan baku 3,24. Kemudian rata-rata hasil belajar permainan sepakbola melalui model pembelajaran inkuiri adalah 1,70 dengan simpangan baku 2,20.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratannya yaitu : (1) Uji Normalitas dan (2) Uji Homogenitas.


(47)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 82

Bentuk uji ini digunakan untuk mengetahui setiap variabel yang akan dianalisis atau data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak normal. Peneliti menggunakan teknik analisis dengan menggunakan menu statistik 1-Samples K-S. Adapun hasil penghitungan uji normalitas data sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas

Variabel Terikat

Model

pembelajaran Lo Lt Keterangan Kesimpulan

MTVS

Langsung 0,187 0,190 Diterima Normal Inkuiri 0,173 0,190 Diterima Normal

HB

Langsung 0,176 0,190 Diterima Normal Inkuiri 0,140 0,190 Diterima Normal

Untuk melihat data tersebut normal atau tidak maka nilai Lo dibandingkan dengan Lt, Apabila Lo < Lt maka data berdistribusi normal. Dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa nilai Lo untuk motivasi belajar kelompok model langsung adalah 0,187, Lt = 0,190. Lo O,187 < Lt 0,190 maka Ho diterima, sedangkan untuk motivasi belajar kelompok model inkuiri adalah 0,173, Lt = 0,190 maka Ho diterima dengan demikian distribusi data motivasi belajar dari kedua kelompok di atas dinyatakan normal. Selanjutnya dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa nilai KS untuk hasil belajar permainan sepakbola kelompok model langsung adalah 0,176, Lt = 0,190 Lo < Lt 0,176, maka Ho diterima, sedangkan untuk hasil belajar


(48)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 83

permainan sepakbola kelompok inkuiri adalah 0,140, Lt = 0,190 < Lt 0,140 dengan demikian distribusi data hasil belajar permainan sepakbola dari kedua kelompok di atas dinyatakan normal.

2. Uji Homogenitas

Bentuk uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Adapun hasil dari uji homogenitas dengan menggunakan Microsoft Office 2007 :

Tabel 4.3

Uji Homogenitas

Variabel

Terikat F hitung F tabel Keterangan Kesimpulan. Motivasi

belajar 2,14 2,21 Ho Diterima Data Homogen

Hasil belajar 2,15 2,21 Ho Diterima Data Homogen

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai F hitung motivasi belajar 2,14, F tabel = 2,21 maka Ho diterima, dengan begitu data hasil tes motivasi belajar dinyatakan Homogen dan untuk nilai F hitung hasil belajar permainan sepakbola 2,15, F tabel = 2,21 maka Ho diterima, dengan begitu data hasil tes hasil belajar permainan sepakbola dinyatakan Homogen.


(49)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 84

C. Pengujian Hipotesis

1) Hasil Uji Hipotesis pertama

Langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan t-test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar permainan sepakbola antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri di SMA Negeri 15 Bandung. Adapun hipotesis yang diajukan adalah :

H0 = Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar permainan sepakbola antara model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri.

H1 = Terdapat perbedaan motivasi belajar permainan sepakbola antara model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri.

Hasil penghitungan uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4

Hasil Penghitungan Uji Hipotesis pertama (t-test)

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, nilai (5,5) dengan nilai

(1,697) dan ternyata nilai (5,5) > (1,697). Dengan

demikian hipotesis (Ho) ditolak dan lainnya diterima. Jadi hasilnya adalah Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan model pembelajaran inkuiri dalam permainan sepakbola terhadap motivasi belajar siswa.

2) Hasil Uji Hipotesis kedua

Kelompok thitung ttabel Kesimpulan

Langsung

5,5 1,697 H0 Ditolak Inkuiri


(50)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 85

Selanjutnya adalah menguji hipotesis kedua yang diajukan dengan menggunakan t-test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar permainan sepakbola antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri di SMA Negeri 15 Bandung. Adapun hipotesis yang diajukan adalah :

H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar permainan sepakbola antara model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri.

H1 = Terdapat perbedaan hasil belajar permainan sepakbola antara model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri.

Hasil penghitungan uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5

Hasil Penghitungan Uji Hipotesis kedua (t-test)

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, nilai (3,2) dengan nilai

(1,697) dan ternyata nilai (3,2) > (1,697). Dengan

demikian hipotesis (Ho) ditolak dan lainnya diterima. Jadi hasilnya adalah

Kelompok thitung ttabel Kesimpulan

Langsung

3,2 1,697 H0 Ditolak Inkuiri


(1)

96

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nisriyana, Ela. (2007). Hubungan Interaksi social dalam kelompok Teman sebaya

dengan motivasi belajar siswa. Skripsi Sarjana pada Fip UNNES

Semarang : tidak diterbitkan.

Nurhasan dkk. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerintah Republik Indonesia, (2003), Undang-Undang Republik Indonesia No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta.

Rasyid, dkk. (2008). Penilaiain Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima. Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Muda. Bandung: Alfabeta

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

SD/ MI. Jakarta: Prenada Media Group

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Subroto, T. dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sucipto. Dkk. (2000). Sepak bola. Jakarta: Depdiknas.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sumarno, Alim. 2011. Pengertian HAsil Belajar. (On Line) ( http://elearning.unesa.ac.id/tag/teori-hasil-belajar-gagne-dan-discroll. Diakses 21/03/2014 pukul 21:07 WIB).

Sumiati, dkk. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Surya, Hohammad. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.


(2)

97

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Taruh, Enos. (2003). Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi dalam Kaitannya

dengan Hasil Belajar Fisika. Jurnal Peneltian dan Pendidikan. Gorontalo:

IKIP Negri Gorontalo.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PRESS

Uno, Hamzah B. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi

Aksara.

Uno, Hamzah. B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel, W.S. (2009). Bimbingan di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grafindo. Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung:


(3)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ANGKET

MOTIVASI BELAJAR

A. Identitas Responden Nama/Inisial : Kelas : Jenis Kelamin :

B. Petunjuk pengisin angket

Berikan jawaban anda dengan cara memberi tanda cheklis (√) pada salah satu anternatif jawaban yang tersedia pada kolom sesuai dengan yang di rasakan anda sendiri, dengan cara memilih salah satu jawaban sebagai berikut :

Sangat Setuju = (SS)

Setuju = (S)

Ragu-ragu = (R)

Tidak Setuju = (TS) Sangat Tidak Setuju = (STS)

Contoh:

No Pernyataan SS S R TS STS

1 Saya bersemangat ketika akan melaksanakan


(4)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Pertanyaan/pernyataan Alternatif jawaban

SS S R TS STS

1. Saya antusias dalam mempelajari olahraga sepakbola

2. Saya merasakan pembelajaran sepakbola memberikan banyak kepuasan tersendiri 3. Saya senang mempelajari olahraga sepakbola

karena membuat badan sehat jasmani dan rohani 4. Saya menyukai pembelajaran sepakbola

5. Saya kurang belajar sepakbola karena keluarga menentang saya untuk berolahraga

6. Saya malas dalam mempelajari olahraga sepakbola

7.

Saya merasakan dengan mempelajari sepakbola, saya menjadi mudah bersosialaisasi dengan teman

8. Saya belajar sepakbola karena keluarga mendukung saya untuk berolahraga

9. Saya bersungguh-sungguh setiap mengikuti proses pembelajaran sepakbola

10.

Saya senang jika guru penjas memberikan pengarahan tentang berbagai permainan dalam olahraga sepakbola

11. Saya senang apabila mendapat pujian dari guru penjas

12. Saya kecewa karena memperoleh penghargaan terhadap usaha belajar yang saya lakukan 13. Saya malas belajar apabila materi ajar yang

diberikan guru penjas sulit

14. Saya senang jika guru penjas tidak bisa hadir untuk mengajar

15. Proses pembelajaran sepakbola berbeda dengan harapan dan tujuan saya

16. Dengan mempelajari sepakbola saya enggan mendapatkan kesehatan jasmani dan rohani


(5)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 17. Saya sulit menyampaikan kesulitan-kesulitan

dalam belajar disekolah kepada guru

18. Jika cuaca panas, saya malas belajar sepakbola 19. Saya membenci pelajaran sepakbola karena

membuat badan sehat jasmani dan rohani 20. Saya membenci pembelajaran sepakbola 21. Saya benci dengan pemanasan yang

menggunakan permainan-permainan 22. Dengan mempelajari sepakbola saya ingin

mendapatkan kesehatan jasmani dan rohani 23. Saya suka belajar dengan kondisi yang tenang 24. Tugas sepakbola dikerjakan terlebih dahulu dari

pada mata pelajaran lain

25. Saya bangga apabila usaha belajar saya dianggap baik

26.

Saya kesal jika guru penjas memberikan pengarahan tentang berbagai permainan dalam olahraga sepakbola

27. Proses pembelajaran sepakbola sesuai dengan harapan dan tujuan saya

28. Saya sangat suka dengan pemanasan yang menggunakan permainan-permainan 29. Saya kurang memiliki bakat untuk bermain

sepakbola

30. Saya kecewa apabila usaha belajar saya dianggap baik

31. Saya merasakan dengan mempelajari sepakbola, saya menjadi sulit bersosialisasi dengan teman 32. Saya ingin mendapat pengetahuan dari belajar

olahraga sepakbola 33.

Teman-teman saya menyenangi saya karena memiliki kemampuan yang baik dalam olahraga sepakbola

34. Saya akan memperoleh banyak keuntungan dari belajar sepakbola


(6)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 35. Saya suka dengan materi penjas yang berupa

permainan-permainan. 36.

Teman-teman saya membenci saya karena memiliki kemampuan yang baik dalam olahraga sepakbola

37. Saya merasakan pembelajaran sepakbola kurang memberikan kepuasan tersendiri