PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ICT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN RETENSI MEMORI BIOLOGI SISWA DI KELAS XII SMA NEGERI 6 MEDAN.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ICT TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

RETENSI MEMORI BIOLOGI SISWA DIKELAS

XII SMA NEGERI 6 MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

ROBIN GINTING NIM :8126173027

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ICT TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

RETENSI MEMORI BIOLOGI SISWA DIKELAS

XII SMA NEGERI 6 MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

ROBIN GINTING NIM :8126173027

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(3)

(4)


(5)

(6)

i ABSTRAK

Ginting, Robin. Pengaruh Penggunaan Media ICT terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Retensi Memori Biologi Siswa Kelas XII SMA Negeri 6 Medan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Animasi dan video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan retensi memori biologi siswa Kelas XII SMA Negeri 6 Medan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain penelitian pretest postest control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas XII SMA Negeri 6 Medan Jurusan IPA sebanyak 3 kelas. Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar berjumlah 40 soal dalam bentuk pilihan ganda terdiri atas ranah kognitif C4 – C6 yang telah diuji reliabilitas dan validitasnya. Retensi memori siswa diperoleh dari hasil tes belajar setelah 21 hari materi selesai diajarkan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dan retensi memori siswa dianalisis dengan metode anacova menggunakan SPSS 19 for windows. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang sangat signifikan penggunaan media ICT terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XII SMA Negeri 6 Medan pada topik Bioteknologi (F = 14,687;P = 0,000). Demikian juga halnya terdapat pengaruh yang sangat signifikan penggunaan media ICT terhadap retensi memori siswa SMA Negeri 6 Medan pada topik bioteknologi (F= 23,683; P=0,000). Hasil uji lanjut dengan uji tukey menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Negeri 6 Medan lebih tinggi dengan menggunakan media video pembelajaran dibandingkan dengan media animasi dan charta (P=0,000 < 0,001). Demikian juga halnya dengan retensi memori biologi siswa SMA Negeri 6 Medan lebih tinggi dengan menggunakan media video pembelajaran dibandingkan dengan media animasi dan charta (P=0,000 < 0,001). Kata kunci : Animasi, video pembelajaran, Berpikir tingkat tinggi, retensi, Bioteknologi


(7)

ii ABSTRACT

Ginting, Robin. Influence of Media ICT on Higher-Order Thinking Ability and Memory Retention Biology class XII students of SMA 6 Medan. Thesis. Medan: Medan State University Graduate School, 2014.

This study aims to determine the effect of the use of animation and video on Higher-Order Thinking Ability and memory retention biology Class XII students of SMA 6 Medan. This research is a quasi-experimental research design with pretest posttest control group design. The study population was a class XII student of SMAN 6 IPA programs as much as 3 classes. The research instrument using achievement test. Achievement test are 40 multiple choice questions consist of cognitive C4 - C6 which has been tested for reliability and validity. Student memory retention test results obtained from the study after 21 days of complete material taught. Hypothesis for high-level thinking skills and memory retention of students were analyzed whith anacova method by windows. The results showed there is a very significant effect on ICT media on Higher-Order Thinking Ability class XII students of SMA 6 Field at topic Biotechnology (F = 14.687, P = 0.000). There is also a very significant effect on the memory retention of ICT media of SMAN 6 students at topic of biotechnology (F = 23.683, P = 0.000). The results of Tukey test showed, a higher-order thinking ability of students of SMA 6 Medan, that be throght by using video media was higher than be throght by of animation and charta (P = 0.000 <0.001). The memory retention biology of students of SMA 6 Medan, that be throuht by using video media was higher than be throght by animation and charta (P = 0.000 <0.001).


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini berjudul:” Pengaruh Penggunaan Media ICT terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan retensi memori siswa di kelas XII SMA Negeri 6 Medan”. Shalawat dan salam ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah melakukan revolusi moral dan pemikiran sehingga kemajuan disegala aspek kehidupan dapat tercipta hingga sekarang ini. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Fauziyah Harahap, M.Si dan Bapak Prof. Dr. Rer.nat Binari Manurung, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, bapak Dr. Rahmat Mulyana, M.Si dan ibu Dr. Tumiur Gultom,S.P., MP selaku nara sumber atau tim penguji yang telah memberikan kritik, saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu Dra. Hj. Erlinda kepala


(9)

iv

sekolah SMA Negeri 6 Medan, seluruh staf pengajar serta siswa /i atas bantuan dan kerjasamanya.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada yang tercinta kedua orang tua, ayahanda Benar Ginting dan ibunda Nurlena Br Sitepu atas segala perhatian, bimbingan dan doa yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis. Terkhusus kepada keluarga tercinta, Istriku Siti Munawaroh Siregar, SP dan Putriku Taqiyya Qisya Nazihah Ginting yang senantiasa penuh kesabaran dan pengertian mendampingi penulis sehingga pendidikan dan tesis ini dapat terselesaikan. Terimakasih juga kepada keluraga besar Ginting mergana dan Keluarga Besar Siregar yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat. Serta ucapan terimakasih banyak kepada teman-teman mahasiswa Pascasarjana pendidikan biologi angkatan XXII /2012 terlebih teman-teman kelas A-1 yang telah bekerjasama selama perkuliahan hingga saat ini.

Kiranya seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan pada penulis mendapat balasan rahmat, hidayah dan limpahan rezeki didunia dan akhirat. Akhirnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian pendidikan penulis hingga penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya kahsanah berpikir bagi pembaca dan secara khusus bagi dunia pendidikan. Amin.

Medan, Juli 2014 Penulis,


(10)

v DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Lampiran ... viii

Daftar Tabel ... ix

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 6

1.3.Batasan Masalah ... 7

1.4.Rumusan Masalah ... 7

1.5.Tujuan Penelitian ... 8

1.6.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori ... 9

2.1.1. Hakikat Belajar ... 9

2.1.2. Hakikat Belajar Biologi ... 11

2.1.3. Hakikat Hasil Belajar Biologi ... 13

2.1.4. Hakikat Media Pembelajaran ... 16

2.1.4.1. Media Animasi ... 20

2.1.4.2. Video Pembelajaran ... 22

2.1.5. Kemampuan Berpikir ... 25

2.1.6. Retensi Memori Siswa ... 29

2.2. Bioteknologi ... 29

2.2.1. Perkembangan Bioteknologi ... 30


(11)

vi

2.2.3. Peran Bioteknologi dalam bidang Pertanian dan Peternakan ... 34

2.2.4. Peran Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan ... 35

2.2.5. Peran Bioteknologi dalam bidang Pelestarian Lingkungan ... 36

2.2.6. Peran Bioteknologi dalam Bidang Reproduksi ... 36

2.3. Penelitan yang Relevan ... 37

2.4. Kerangka Konseptual ... 38

2.5. Pengajuan Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

3.2. Populasi dan sampel ... 41

3.2.1. Populasi ... 41

3.2.2. Sampel ... 41

3.3. Desain Penelitian ... 42

3.3.1. Jenis dan rancangan penelitian ... 42

3.3.2. Prosedur Penelitian ... 43

3.3.2.1. Tahap Persiapan ... 43

3.3.2.2. Tahap Pelaksanaan ... 44

3.3.2.3. Tahap akhir ... 44

3.4. Variabel dan Defenisi Oprasional Variabel Penelitian ... 45

3.4.1. Variabel Penelitian ... 45

3.4.2. Defenisi Oprasional Variabel Penelitian ... 45

3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Instrumen Tes Berpikir Tingkat Tinggi ... 46

3.5.2. Tes Hasil Belajar ... 48

3.6. Analisis Butir Tes ... 49

3.6.1. Validitas Butir Tes ... 49

3.6.2. Tingkat Kesukaran ... 50


(12)

vii

3.6.4. Reliabilitas ... 51

3.7. Teknk Analisis Data ... 52

3.7.1. Pengujian Normalitas ... 52

3.7.2. Pengujian Homogenitas ... 52

3.7.3. Pengujian Hipotesis ... 53

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 54

4.1.1. Deskripsi Data ... 54

4.2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 55

4.2.1. Uji Normalitas ... 55

4.2.2. Uji Homogenitas ... 56

4.3. Pengujian Hipotesis ... 57

4.3.1. Hipotesis Pertama ... 57

4.3.2. Hipotesis Kedua ... 58

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

4.5. Keterbatasan Penelitian ... 64

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 65

5.2. Implikasi ... 65

5.3. Saran ... 66


(13)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabel tingkat Kemampuan Berpikir dasar Taksonomi Bloom ... 26

Tabel 2.2. Tabel Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 28

Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 42

Tabel 4.1. Analisis Data Keseluruhan ... 54

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Berpikir Tingkat Tinggi ... 55

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Retensi Memori Siswa ... 56

Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Skor Berpikir Tingkat Tinggi dan Retensi siswa 56 Tabel 4.5. Analisis Varians Berpikir Tingkat Tinggi siswa dengan media ... 57

Tabel 4.6. Hasil Uji Tukey data berpikir tingkat tinggi dengan media ... 58

Tabel 4.7. Analisis Kovarian Retensi siswa dengan media Pembelajaran ... 59


(14)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 72

Lampiran 2 Instrumen Tes ... 74

Lampiran 3 Rencana Pelakasanaan Pembelajaran ... 80

Lampiran 5 Perhitungan Validitas Tes ... 95

Lampiran 6 Validitas Tes ... 97

Lampiran 7 Uji Reliabilitas ... 99

Lampiran 8 Pengukuran Reliabilitas tes ... 100

Lampiran 9 Perhitungan Daya Beda Soal ... 101

Lampiran 10 Taraf Kesukaran ... 103

Lampiran 11 Pengukuran taraf kesukaran ... 105

Lampiran 12 Tes Normalitas ... 106

Lampiran 13 Tes Homogenitas ... 107

Lampiran 14 Analisis Anacova ... 108


(15)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) adalah teknologi yang menjadikan informasi sebagai komoditas yang diolah. Implementasi pendidikan dalam bentuk pembelajaran di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi. Ditinjau dari pihak peserta didik seberapa banyak, seberapa penting dan sebarapa menarik informasi tersebut sehingga dapat diasimilasikan menjadi sesuatu yang bermakna. Ditinjau dari pihak pengajar bagaimana informasi tersebut disajikan atau disampaikan sehingga siswa dapat dengan mudah menerimanya. Di sinilah teknologi informasi akan memegang peranan yang sangat penting bagaimana mengolah bahan ajar sebagai bentuk informasi sehingga menarik, mudah diterima dan setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkannya.

Peran media dalam proses belajar mengajar sangatlah penting untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang efektif dapat menumbuhkan sikap ketertarikan peserta didik terhadap suatu konsep. Berkaitan dengan media pengajaran biologi, sebenarnya tidaklah sukar untuk mendapatkannya. Di sekitar sekolah atau lingkungan tempat tinggal siswa banyak sekali objek yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi.

Penggunaan media ICT di SMA Negeri 6 Medan masih belum secara intensif dimanfaatkan oleh guru sebagai media pembelajaran, padahal sarana dan


(16)

2

prasarana untuk itu sangat mendukung, seperti : ruang audio visual, laptop/ komputer, LCD Proyektor dan jaringan internet.

Menurut Hamalik dalam (Rusman, 2011), menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran, media memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kurangnya penggunakan media belajar menyebabkan siswa sulit memahami materi pelajaran, namun jika semakin banyak siswa menggunakan media belajar semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya, atau semakin tinggi kemampuan kognitifnya (Arsyad, 2005). Hal ini juga ditegaskan oleh Daryanto (2010), dalam proses pembelajaran, media mempunyai peranan penting sebagai alat bantu mengajar.

Biologi itu suatu ilmu tentang alam kehidupan nyata, yang tentunya objek kajiannya adalah hal-hal yang nyata pula. Bertitik tolak dari kenyataan ini, tentulah media pengajaran yang paling cocok, mudah dan murah adalah objek nyata pula. Kapankah kita memerlukan media berupa gambar, foto, model, video atau animasi? Jawabannya tergantung kepada apa yang akan kita ajarkan kepada para siswa, apakah tentang struktur atau proses. Kalau tentang struktur akan lebih baik menggunakan objek asli, kecuali untuk struktur yang berupa molekuler seperti membran sel misalnya, tetapi kalau tentang suatu proses mungkin media video atau animasi diperlukan sebagai media. Retensi merupakan salah satu indikator bermutunya hasil belajar.

Prestasi belajar sains (Biologi) di Indonesia masih rendah, dapat dilihat pada pencapaian hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS, 2007). Menurut TIMSS Indonesia berada pada urutan rangking ke-36


(17)

3

untuk IPA dan ke-3 untuk Matematika dari 49 negara. Hasil serupa juga dapat dilihat dari rangking Indonesia dalam Programme for International Student Assessment (PISA), yang disampaikan oleh Martin, et al., 2008.

Masalah rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan di beberapa tempat di Indonesia maupun di luar negeri, misalnya dari hasil penelitian di SMK negeri 4 Malang (Asrofi, 2010); di SMA Negeri 1Ngantang kota Batu yang dapat menjawab soal C4 sebesar 0 %, C5 sebesar 0 % dan C6 sebesar 10 % (Afcariono, 2008). Laporan yang sama dari AACU (Association of American Colleges an Universities) menunjukkan bahwa hanya 6 % dari mahasiswa senior yang mampu berpikir kritis berdasarkan standar penilaian layanan tes pendidikan 2003-2004 (Ian, et al., 2008).

Vui (2001), mendeskripsikan proses kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai berikut: “ kemampuan berpikir tingkat tinggi akan terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi yang sudah tersimpan didalam ingatannya dan menghubung-hubungkannya dan menata ulang dan mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan ataupun menemukan suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan.” Setelah itu, dengan analisis yang tajam dan akurat tentang kekuatan maupun kelemahan setiap alternatif yang ada, dapatlah dipilih salah satu dari beberapa alternatif tindakan yang ada. Menurut Facione (2011), kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat diproleh melalui interpretasi, analisis dan evaluasi, maupun pemaparan menggunakan suatu bukti, konsep, metodologi, kriteria atau pertimbangan kontekstual.

Hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir tingkat tinggi di SMA Negeri 6 pada mata pelajaran IPA Biologi masih rendah, 30 % siswa kelas XII


(18)

4

harus mengikuti remedial setiap ujian hanya mampu memproleh nilai rata-rata 66,70. Serta dalam menjawab soal tingkat C4, C5 dan C6 dengan benar rata-rata 23 % (Sumber: Daftar Nilai Siswa). Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan diperoleh informasi bahwa pada materi bioteknologi masih banyak siswa yang belum memahami tentang konsep-konsep yang abstrak, dikarenakan selama ini guru hanya mengajarkan dengan menggunakan media konvensional.

Terlebih lagi sekarang ini, fasilitas belajar berbasis teknologi sudah tidak asing lagi di sekolah – sekolah bahkan siswa sudah banyak yang memiliki fasilitas seperti handphone, Ipad, laptop, dan fasilitas lainnya, yang senantiasa digunakan untuk bermain bahkan digunakan untuk mengakses pelajaran maupun aplikasi-aplikasi yang sudah canggih. Jadi kalau guru-guru masih menggunakan media konvensional dalam pembelajaran maklum saja banyak siswa yang bosan.

Arsyad (2005), berpendapat agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sebaiknya siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat indranya. Dan menyatakan bahwa belajar melalui stimulus gambar atau visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat dan mengenali kembali.

Harrison dan Hummell (2010:21-22), menyatakan bahwa film animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam materi ajar. Hegarty (2004:343), menjelaskan bahwa dengan perkembangan teknologi dewasa ini, film animasi mampu menyediakan tampilan-tampilan visual yang lebih kuat dari berbagai fenomena dan informasi-informasi abstrak yang sangat berperan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Bogiages dan Hitt (2008:43), menambahkan peningkatan minat, pemahaman, dan keterampilan


(19)

5

bekerja dalam kelompok merupakan bagian dari nilai tambah pemanfaatan animasi dan video pembelajaran dalam pembelajaran. Agina (2003:1- 4), menjelaskan pemanfaatan film animasi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

Beberapa penelitian yang berkaitan adalah McClean, et al., (2005:169), melakukan penelitian dengan kelompok kecil yang melihat animasi tiga dimensi pada topik sintesis protein pada kombinasi yang bervariasi pada pembelajaran individu dan ceramah dibandingkan pembelajaran dengan ceramah tanpa menggunakan animasi. Pada setiap kasus, kelompok yang tidak melihatnya Rieber (1990:135), menunjukkan bahwa dengan menggunakan animasi untuk mengkomunikasikan gagasan dan proses yang berubah diakhir, akan mengurangi abstraksi yang berhubungan dengan transisi temporal dari proses tersebut. Paivio (1991:225), menyatakan animasi membantu dalam memperpanjang aspek visual dari memori jangka panjang.

Dikembangkan sumber belajar berupa video pembelajaran dan animasi diharapkan dapat menarik minat siswa untuk belajar dan dapat meningkatkan pemahaman akan suatu materi palajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan retensi memori siswa. Berdasarkan pandangan di atas, kiranya dapat dikemukakan bahwa mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran biologi adalah memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa agar diperoleh pembelajaran yang efektif, mampu meningkatkan kemampuan berpikit tingkat tinggi dan menguatkan retensi memori mereka akan sejumlah informasi yang akan berdampak pada hasil belajar kognitifnya. Dari masalah tersebut disadari bahwa pengaruh pemilihan


(20)

6

media pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang penting dalam meningkatkan aktivitas siswa sekaligus meningkatkan retensi belajarnya apabila media pembelajaran yang digunakan sesuia dengan kareteristik mereka.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:

1. Terbatasnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan di dalam kelas sehingga berpengaruh pada retensi memori siswa terhadap suatu informasi yang bersifat abstrak sangat lemah, dan ini berdampak pada keberhasilan belajar dari siswa

2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa masih rendah

3. Masih banyak guru yang belum memprioritaskan soal tingkat C4, C5 dan C6 (analisis, evaluasi dan sintesis/kreasi)

4. Guru belum maksimal menggunakan media ICT (video pembelajaran dan animasi) dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi kurang bersemangat.

5. Media yang digunakan selama ini dalam proses pembelajaran Biologi pada materi pembelajaran Bioteknologi berupa gambar, charta dan buku teks. 6. Masih banyak guru yang belum menguasai media berbasis komputer.

7. Dalam proses pembelajaran biologi pada materi Bioteknologi guru belum pernah menggunakan media pembelajaran berbasis ICT (video pembelajaran dan animasi).


(21)

7 1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka terdapat banyak permasalahan yang perlu dicari solusinya. Maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada:

1. Media ICT yang digunakan dalam penelitian ini adalah video pembelajaran dan animasi

2. Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkah pada proses-proses kemampuan berpikir yang terjadi dalam short-term memory, dikaitkan dengan taksonomi Bloom, berpikir tingkat tinggi meliputi menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi/mencipta, (C4, C5 dan C6). 3. Retensi memori merupakan tes hasil belajar yang dibatasi pada ranah kognitif

dari materi yang telah ditetapkan yaitu pada siswa kelas XII SMA Negeri 6 Medan 2013-2014 yang dilakukan setelah perlakuan dan setelah 21 hari dari pemberian informasi.

4. Materi yang dibelajarkan pada pokok pelajaran bioteknologi kelas XII SMA Negeri 6 Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti adalah

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XII SMA Negeri 6 Medan tahun 2013/2014 yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran, animasi dan charta?


(22)

8

2. Apakah terdapat perbedaan retensi memori biologi siswa kelas XII SMA Negeri 6 Medan tahun 2013/2014 yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran, animasi dan charta?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XII SMA Negeri 6 Medan tahun 2013/2014 yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran, animasi dan charta.

2. Mengetahui perbedaan retensi memori biologi siswa kelas XII SMA Negeri 6 Medan tahun 2013/2014 yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran, animasi dan charta.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

1. Secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi, sebagai sumbangan pemikiran dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

2. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi para guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran.


(23)

65 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat diambil simpulan bahwa:

1. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan (F=14,687;P = 0,000) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XII SMA Negeri 6 Medan tahun 2013/2014 yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran, animasi dan charta.

2. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan (F=23,683; P = 0,000) retensi memori biologi siswa kelas XII SMA Negeri 6 Medan tahun 2013/2014 yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran, animasi dan charta. 5.2. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru, kepala sekolah dan semua pemangku kebijakan. Pengujian penggunaan media pada pembelajaran bioteknologi lebih efektif menggunakan media video pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, begitu juga dalam meningkatkan retensi memori siswa lebih efektif menggunakan media video. Penelitian ini juga mempertegas bahwa visualisasi berguna untuk memperjelas konsep-konsep abstrak dan proses dinamis dalam pembelajaran biologi sehingga penting bagi pengajar disekolah menengah atas untuk menghadirkannya dalam proses pembelajaran. Bagi guru pada pembelajaran bidang studi sejenis atau serumpun agar dapat menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan media berbasis ICT.


(24)

66 5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan :

1. Bagi guru agar dapat menggunakan media dalam pembelajaran bioteknologi pada satuan pendidikan sejenis atau berlatar belakang sama. Dalam penggunaan media tersebut dapat dikombinasi dengan teknologi informasi, laboratorium dan multimedia lainya.

2. Bagi kepala sekolah dan pemangku kebijakan agar dapat menyediakan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan guru dalam proses pembelajaran.

3. Berbagai keterbatasan ditemukan dalam pelaksanaan penelitian sehingga diperlukan penelitian berikutnya terutama mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi berpikir tingkat tinggi dan retensi memori siswa.


(25)

67

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, L. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada mata belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Inovativ, 3:65-68

Agina, Adel. M. 2003. The Advantages and Disadvantages of The Animation Technology in Education and Training. Tersedia: http://projects.edte.utwente.nl/pi/Papers/ AnimationPaper.

Aksoy, Ghokan. 2012. The Effects of Animation Technique on the 7th Grade Science and Technology Course. Creative Education, 3 (3), 304-308. Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for learning, teaching dan

assessing. New York. Longman.

Angkowo R dan A Kosasih, 2007, Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta: PT Grasindo.

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2008. Dasar –dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press Indonesia.

Asrofi, M. 2010. Pengaruh pendekatan inquiri Base Learning (IBL) terhadap hasil elajar di tinjau dari kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMKN 4 Malang. Tesis, Program Studi Pendidikan Fisika, Program Pasca Sarjaa, Universitas Negeri Malang.

Asyhar, H.R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung persada (GP) Press Jakarta.

trancourt, M and Barbara Tversky. 2000, “Effect of Computer Animation on

Users’ Performance: A Review,”Le Travail Humain, 63, 311–329

Bloom, B.S.(Ed).1982. Taxonomi of educational objectives: the classification of educational goals: Handbook I, cognitive domain. New York. Longman. Bogiages, Christopher. Hitt, Austin M. 2008. Movie Mitosis. Tersedia:

http://usouthcarolina.academia.edu/ChrisBogiages/Papers/507806/Movi e_Mitosis.

Bruner, J. S.1963. Needed: A Theory of Instruction. Educational Leadership, 20(8), 523-532.

Cohen, B.S. 1995. Mindblindnees: An essay On Autism and Theory of Mind. MIT Press/BradfordBooks.


(26)

68

Criticos, C. 1996. Media Selection. Plomp, T., & Ely, D.P. (Eds.): International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd edition. New York:

Elsevier Science, Inc.

Dahar, R.W. 1991. Teori-teori Belajar. Erlangga : Jakarta.

Daryanto. 2010. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta. AV Publesher.

Depdiknas. 2002. Pembelajaran Biologi. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus

dan Penilaian Mata Pelajaran Biologi. Jakarta. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah

Djohar. 2001. Konsep dasar Pendidikan Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi, UN.

Dole, J.A. dan Sinatra, G. M. 1998. Reconceptualizing change in the cognitive construction of knowledge. Educational Psichologist, 33: 109-128. Eggen, Paul.D. 1979. Strategies for Teacher. New York : Eaglewood Clifft

Prentice- Hall Ine.

Ernawari. Kaseng. 2007. Biologi untuk SMA kelas XII. Jakarta: Widya Utama.

Facione, P. 2011. Critical Thinking: What it is and why in Counts. Diakses pada tanggal 2 Januari 2014 dari www.aacu.org.

Hamalik, O.2003. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.

Harrison, Henry L, Hummel, Laura J. 2010. Incorporating Animation Concepts and Principles in STEM Education. The Technology Teacher. USA Page 20-25.

Hassoubah, Z.I 2007. Mengasah Pikiran kratif dan kritis, disertai ilustrasi dan latihan. Terjemahan Bambang Suryadi. Develoving creative & Critical Thinking Skill: A Handook for students.Bandung : Nuansa.

Heinich, R., Molenda, M.,Russel,J. D., dan Smaldino, S.E. 2002. Intructional media and technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Hegarty, Mary. 2004). Commentary Dynamic Visualizations and Learning: Getting to The Difficult Questions Learning and Instruction, 14, 343-351.


(27)

69

Herlanti, Y. 2005. Analisis Pemahaman dan Retensi siswa SMP Pengguna

Wacana Multimedia “ Bertualang bersama mendel” Tesis Pascasarjana

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ian, J. Q., Celia L. F., James, E.J., dam Krutz, M.J. 2008. Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. CBE-life Sciences Education, 7: 327-337.

Ibrahim, M. 2002. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Irianto, A. 2012. Bahan Ajar Statistik Pendidikan: Jakarta.

Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Kimberly, D. T. 2009. Feature Approaches to Biology Teaching and Learning: Learning to see inequity in Science. CBE-life Sciences Education, 8: 265-270.

Kristianto, A. 2010. Pengembangan Model Media Video Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Media Video/TV Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Teknologi pendidikan, 11:12-22.

Lin, H., Chen, t., Dywer,F.M. 2006. Effect of Static Visuals and Computer Generated animations in facilitating immediate and delated achiecvement in etl classroom. Foreign Langguage Annals, 39 (2)

Martin, Michael O, Mullis, Ina V., dan Chrostowski, Steven J. (2008). TIMSS 2007:International science report. Seminar internasional yang diselenggarakan di UNS pada tanggal 20 Mei 2011.

Mayer, R. E., & Anderson, R. B.1992. The instructive animations: Helping students build connections between words and pictures in multimedia learning. Journal of Educational Psychology, 84, 444-452.

Mc.Clean.P.,Johnson,C.,Rogers,R.,Daniel,L.,Rober,J.,Slator,B.M.,Terpstra, J.,and White, A. 2005. Molecular and cellular biology animations: development and impact on student learning. Cell Biol. Education.

Morrison, J.B. dan Tvesrky, B. 2001. The in Effectiveness of animation: short talks. CHI.

Nasution. S. 1999. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

O’Day, D.H. 2006. Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method For

Making Effective, High-Quality Teaching Animations. CBE Life Science Education, 5 (4) : 274-278.


(28)

70

O’Day, D.H. 2007. The Value of animations in biology tesching: a study of long

term memory retention. CBE Life Science Education, 6 : 217-223.

O’Day, D.H. 2008. Using Animation To Teach iology: Past and Future Research

on The Attributes that Underlie Pedagogycally Sound Animations. The Amirican biology Teacher,70 (5).

Paivio, A. 1991. Dual coding theory: retrospect and current status. Canadian Journal Psychologi, 45: 255-287.

Pekdak, bulent. 2010. Alternative Methods in Learning Chemistry:Learning with Animation, Simulation, Video and Multimedia. Journal of TURKISH SCIENCE EDUCATION, 7(2) : 111-118.

Porter, De Bobbi dan Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa : Bandung.

Pramono, S. 2008. Penerapan Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan hasil belajar biologi siswa kelas X-4 SMAN 10 Malang. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, Diva Press, Yogyakarta.

Rieber,L.P. 1990. Using Animation in Science instruction with Young Children. Journal of Educational Psycology, 82:135-140.

Riyana, C. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI

Riyanti. 2002. Kurikulum Lintas Bidang Studi.Jakarta: Grasindo.

Riyanto, A.T. 2009. Paradigma baru pembelajaran sebagai referensi bagi pendidika dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan berkualitas. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Edisi revisi. Jakarta: Rineka cipta. Rusman, Kurniawan. D & Riyan, C. 2011. Pembelajaran berbasis Teknologi

Informai dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalisme guru, Bandung, Rajawali Pers.

Sadiman, A.S. 2009. Media Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran; berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.


(29)

71

Slavin, R.E. 1995. Cooverative Learning: Theory, Research, and practice. New Jersey: Prentice Hall.

Soemanto, Wasty. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung: Bina Aksara.

Somantri, Ating dan Muhidin, Sambas. 2006. Aplikasi Statistik dalam Penelitian. Bandung: Pustaka setia.

Sri Pujiyanto. 2012. Biologi untuk kelas XII SMA. Solo: Platinum.

Sudjana, N. 2009. Penelitian Hasil Proses Belajar mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Konsep teknologi Pembelajaran. (akhmadsufrajat.wordsoress.com/2008/04/20/ teknologi-pembelajaran). Sukmadinata, Syaudih Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suyatna, A. 2008. Pemanfaatan Multimedia Untuk Pembelajaran Sains Bermuatan nilai, prosiding: Seminar Nasional sains, univ. Lampung

Sweller, J.1995. Reducing cognitive load by mixing auditory and visual presentation modes. Journal of Educational Psychology, 87, 319-334. Tapilouw, F. 2008. Analisis Pembelajaran Biologi Berbasis Mnltimedia interaktif

pada berbagai jenjang pendidikan. Makalah pada seminar internasional pendidikan IPA I, SPS UPI Bandung.

Tapilouw, F. 2008. Meningkatkan pemahaman dan retensi siswa memulai pembelajaran berbasis teknologi Multimedia Interaktiv. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, 1(2).

Tratcher, D., J. 2006. Computer Animation and Improved Student Comprehension of Basic Science Concepts. JAOA, 1: 9-14.

Vui, T. 2001. Effective Mathematics teaching Strategies inspiring Progessive Student: Student-Centered Approach. Penang, Malaysia. Recsam.


(1)

5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan :

1. Bagi guru agar dapat menggunakan media dalam pembelajaran bioteknologi pada satuan pendidikan sejenis atau berlatar belakang sama. Dalam penggunaan media tersebut dapat dikombinasi dengan teknologi informasi, laboratorium dan multimedia lainya.

2. Bagi kepala sekolah dan pemangku kebijakan agar dapat menyediakan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan guru dalam proses pembelajaran.

3. Berbagai keterbatasan ditemukan dalam pelaksanaan penelitian sehingga diperlukan penelitian berikutnya terutama mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi berpikir tingkat tinggi dan retensi memori siswa.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, L. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada mata belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Inovativ, 3:65-68

Agina, Adel. M. 2003. The Advantages and Disadvantages of The Animation

Technology in Education and Training. Tersedia:

http://projects.edte.utwente.nl/pi/Papers/ AnimationPaper.

Aksoy, Ghokan. 2012. The Effects of Animation Technique on the 7th Grade Science and Technology Course. Creative Education, 3 (3), 304-308. Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for learning, teaching dan

assessing. New York. Longman.

Angkowo R dan A Kosasih, 2007, Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta: PT Grasindo.

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2008. Dasar –dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press Indonesia.

Asrofi, M. 2010. Pengaruh pendekatan inquiri Base Learning (IBL) terhadap hasil elajar di tinjau dari kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMKN 4 Malang. Tesis, Program Studi Pendidikan Fisika, Program Pasca Sarjaa, Universitas Negeri Malang.

Asyhar, H.R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung persada (GP) Press Jakarta.

trancourt, M and Barbara Tversky. 2000, “Effect of Computer Animation on Users’ Performance: A Review,”Le Travail Humain, 63, 311–329

Bloom, B.S.(Ed).1982. Taxonomi of educational objectives: the classification of educational goals: Handbook I, cognitive domain. New York. Longman. Bogiages, Christopher. Hitt, Austin M. 2008. Movie Mitosis. Tersedia:

http://usouthcarolina.academia.edu/ChrisBogiages/Papers/507806/Movi e_Mitosis.

Bruner, J. S.1963. Needed: A Theory of Instruction. Educational Leadership, 20(8), 523-532.

Cohen, B.S. 1995. Mindblindnees: An essay On Autism and Theory of Mind. MIT Press/BradfordBooks


(3)

Criticos, C. 1996. Media Selection. Plomp, T., & Ely, D.P. (Eds.): International

Encyclopedia of Educational Technology, 2nd edition. New York:

Elsevier Science, Inc.

Dahar, R.W. 1991. Teori-teori Belajar. Erlangga : Jakarta.

Daryanto. 2010. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta. AV Publesher.

Depdiknas. 2002. Pembelajaran Biologi. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus

dan Penilaian Mata Pelajaran Biologi. Jakarta. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah

Djohar. 2001. Konsep dasar Pendidikan Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi, UN.

Dole, J.A. dan Sinatra, G. M. 1998. Reconceptualizing change in the cognitive construction of knowledge. Educational Psichologist, 33: 109-128. Eggen, Paul.D. 1979. Strategies for Teacher. New York : Eaglewood Clifft

Prentice- Hall Ine.

Ernawari. Kaseng. 2007. Biologi untuk SMA kelas XII. Jakarta: Widya Utama. Facione, P. 2011. Critical Thinking: What it is and why in Counts. Diakses pada

tanggal 2 Januari 2014 dari www.aacu.org.

Hamalik, O.2003. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.

Harrison, Henry L, Hummel, Laura J. 2010. Incorporating Animation Concepts and Principles in STEM Education. The Technology Teacher. USA Page 20-25.

Hassoubah, Z.I 2007. Mengasah Pikiran kratif dan kritis, disertai ilustrasi dan latihan. Terjemahan Bambang Suryadi. Develoving creative & Critical Thinking Skill: A Handook for students.Bandung : Nuansa.

Heinich, R., Molenda, M.,Russel,J. D., dan Smaldino, S.E. 2002. Intructional media and technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Hegarty, Mary. 2004). Commentary Dynamic Visualizations and Learning: Getting to The Difficult Questions Learning and Instruction, 14, 343-351.


(4)

Herlanti, Y. 2005. Analisis Pemahaman dan Retensi siswa SMP Pengguna Wacana Multimedia “ Bertualang bersama mendel” Tesis Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ian, J. Q., Celia L. F., James, E.J., dam Krutz, M.J. 2008. Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. CBE-life Sciences Education, 7: 327-337.

Ibrahim, M. 2002. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Irianto, A. 2012. Bahan Ajar Statistik Pendidikan: Jakarta.

Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Kimberly, D. T. 2009. Feature Approaches to Biology Teaching and Learning: Learning to see inequity in Science. CBE-life Sciences Education, 8: 265-270.

Kristianto, A. 2010. Pengembangan Model Media Video Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Media Video/TV Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Teknologi pendidikan, 11:12-22.

Lin, H., Chen, t., Dywer,F.M. 2006. Effect of Static Visuals and Computer Generated animations in facilitating immediate and delated achiecvement in etl classroom. Foreign Langguage Annals, 39 (2)

Martin, Michael O, Mullis, Ina V., dan Chrostowski, Steven J. (2008). TIMSS

2007:International science report. Seminar internasional yang

diselenggarakan di UNS pada tanggal 20 Mei 2011.

Mayer, R. E., & Anderson, R. B.1992. The instructive animations: Helping students build connections between words and pictures in multimedia learning. Journal of Educational Psychology, 84, 444-452.

Mc.Clean.P.,Johnson,C.,Rogers,R.,Daniel,L.,Rober,J.,Slator,B.M.,Terpstra, J.,and White, A. 2005. Molecular and cellular biology animations: development and impact on student learning. Cell Biol. Education.

Morrison, J.B. dan Tvesrky, B. 2001. The in Effectiveness of animation: short talks. CHI.

Nasution. S. 1999. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

O’Day, D.H. 2006. Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method For Making Effective, High-Quality Teaching Animations. CBE Life Science


(5)

O’Day, D.H. 2007. The Value of animations in biology tesching: a study of long term memory retention. CBE Life Science Education, 6 : 217-223.

O’Day, D.H. 2008. Using Animation To Teach iology: Past and Future Research on The Attributes that Underlie Pedagogycally Sound Animations. The Amirican biology Teacher,70 (5).

Paivio, A. 1991. Dual coding theory: retrospect and current status. Canadian Journal Psychologi, 45: 255-287.

Pekdak, bulent. 2010. Alternative Methods in Learning Chemistry:Learning with Animation, Simulation, Video and Multimedia. Journal of TURKISH SCIENCE EDUCATION, 7(2) : 111-118.

Porter, De Bobbi dan Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa : Bandung.

Pramono, S. 2008. Penerapan Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan hasil belajar biologi siswa kelas X-4 SMAN 10 Malang. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, Diva Press, Yogyakarta.

Rieber,L.P. 1990. Using Animation in Science instruction with Young Children. Journal of Educational Psycology, 82:135-140.

Riyana, C. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI

Riyanti. 2002. Kurikulum Lintas Bidang Studi.Jakarta: Grasindo.

Riyanto, A.T. 2009. Paradigma baru pembelajaran sebagai referensi bagi pendidika dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan berkualitas. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Edisi revisi. Jakarta: Rineka cipta. Rusman, Kurniawan. D & Riyan, C. 2011. Pembelajaran berbasis Teknologi

Informai dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalisme guru, Bandung, Rajawali Pers.

Sadiman, A.S. 2009. Media Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran; berorientasi Standar Proses


(6)

Slavin, R.E. 1995. Cooverative Learning: Theory, Research, and practice. New Jersey: Prentice Hall.

Soemanto, Wasty. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung: Bina Aksara.

Somantri, Ating dan Muhidin, Sambas. 2006. Aplikasi Statistik dalam Penelitian. Bandung: Pustaka setia.

Sri Pujiyanto. 2012. Biologi untuk kelas XII SMA. Solo: Platinum.

Sudjana, N. 2009. Penelitian Hasil Proses Belajar mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Konsep teknologi Pembelajaran. (akhmadsufrajat.wordsoress.com/2008/04/20/ teknologi-pembelajaran). Sukmadinata, Syaudih Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suyatna, A. 2008. Pemanfaatan Multimedia Untuk Pembelajaran Sains Bermuatan nilai, prosiding: Seminar Nasional sains, univ. Lampung

Sweller, J.1995. Reducing cognitive load by mixing auditory and visual presentation modes. Journal of Educational Psychology, 87, 319-334.

Tapilouw, F. 2008. Analisis Pembelajaran Biologi Berbasis Mnltimedia interaktif pada berbagai jenjang pendidikan. Makalah pada seminar internasional pendidikan IPA I, SPS UPI Bandung.

Tapilouw, F. 2008. Meningkatkan pemahaman dan retensi siswa memulai pembelajaran berbasis teknologi Multimedia Interaktiv. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, 1(2).

Tratcher, D., J. 2006. Computer Animation and Improved Student Comprehension of Basic Science Concepts. JAOA, 1: 9-14.

Vui, T. 2001. Effective Mathematics teaching Strategies inspiring Progessive Student: Student-Centered Approach. Penang, Malaysia. Recsam.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 29

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, DAN RETENSI SISWA SISTEM EKSKRESI DI SMP SWASTA MARKUS MEDAN.

0 3 22

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ICT DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI PADA TOPIK BIOTEKNOLOGI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN RETENSI MEMORI SISWA MAN 3 MEDAN.

0 2 26

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN RITENSI MEMORI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD SWASTA RK NO.3 KOTA SIBOLGA.

0 3 30

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ICT TERHADAP RETENSI MEMORI BIOLOGI SISWA KELAS XII SMA.

0 3 11

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN POWER POINT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN RETENSI MEMORI BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 LANGSA.

0 2 29

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DAN POWER POINT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN RETENSI MEMORI BIOLOGI SISWA SMA KATOLIK SIBOLGA.

0 9 33

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI BIOLOGI SMA NEGERI 17 MEDAN.

0 1 24

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kemampuan Memori Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas XI IA SMA Negeri Colomadu Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 17

ANALISIS HAMBATAN SISWA KELAS X SMA NEGERI KABUPATEN BANTUL DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI.

0 0 1