TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA KONSTRUKSI PEMENANG TENDER PERBAIKAN JALAN YANG DIADAKAN OLEH PEMERINTAH KOTA BANDUNG TERHADAP WANPRESTASI YANG DILAKUKAN SEHINGGA DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA KEGAGALAN B.
TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA KONSTRUKSI PEMENANG TENDER PERBAIKAN
JALAN YANG DIADAKAN OLEH PEMERINTAH KOTA BANDUNG TERHADAP
WANPRESTASI YANG DILAKUKAN SEHINGGA DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA
KEGAGALAN BANGUNAN DALAM PROYEK PENINGKATAN JALAN BANDA,
BAHUREKSA, PROGO, DAN CIMANUK DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN MENGENAI JASA KONSTRUKSI
ABSTRAK
Rivaldi Mardani
110111100159
Perbaikan jalan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
Guna mempermudah akses bagi masyarakat untuk menjalankan aktivitasnya.
Masyarakat sebagai pihak penyedia jasa konstruksi yang bekerja sama dengan
pemerintah kerapkali melakukan wanprestasi sehingga dapat menimbulkan
kegagalan bangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan aspekaspek apa saja yang harus diperhatikan dalam penyusunan perjanjian jasa
konstruksi sehingga dapat meminimalisir terjadinya wanprestasi oleh penyedia
jasa konstruksi serta untuk mendapatkan kepastian mengenai tanggung jawab
penyedia jasa konstruksi terhadap potensi wanprestasi yang dilakukan.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif
dan metode deskriptif analitis, yaitu memaparkan solusi dari masalah yang ada
berdasarkan data yang diperoleh lalu dianalisa berdasarkan ketentuan dalam
perundang-undangan, literatur serta bahan lain yang berhubungan dengan
penelitian lapangan untuk memperoleh data primer melalui wawancara.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: pertama, dibutuhkan
perhatian akan pencantuman aspek-aspek penting di dalam pembuatan
perjanjian jasa konstruksi sehingga dapat meminimalisir terjadinya wanprestasi
yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan bangunan oleh pihak penyedia
jasa. Kedua, Tanggung jawab penyedia jasa kontruksi terhadap kegagalan
bangunan akibat wanprestasi dalam perbaikan jalan yang dapat dikenakan
dalam proyek peningkatan Jalan Banda, Bahureksa, Progo, dan Cimanuk
adalah berupa ganti rugi dan sanksi administratif sesuai dengan pasal 42
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
iv
JALAN YANG DIADAKAN OLEH PEMERINTAH KOTA BANDUNG TERHADAP
WANPRESTASI YANG DILAKUKAN SEHINGGA DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA
KEGAGALAN BANGUNAN DALAM PROYEK PENINGKATAN JALAN BANDA,
BAHUREKSA, PROGO, DAN CIMANUK DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN MENGENAI JASA KONSTRUKSI
ABSTRAK
Rivaldi Mardani
110111100159
Perbaikan jalan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
Guna mempermudah akses bagi masyarakat untuk menjalankan aktivitasnya.
Masyarakat sebagai pihak penyedia jasa konstruksi yang bekerja sama dengan
pemerintah kerapkali melakukan wanprestasi sehingga dapat menimbulkan
kegagalan bangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan aspekaspek apa saja yang harus diperhatikan dalam penyusunan perjanjian jasa
konstruksi sehingga dapat meminimalisir terjadinya wanprestasi oleh penyedia
jasa konstruksi serta untuk mendapatkan kepastian mengenai tanggung jawab
penyedia jasa konstruksi terhadap potensi wanprestasi yang dilakukan.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif
dan metode deskriptif analitis, yaitu memaparkan solusi dari masalah yang ada
berdasarkan data yang diperoleh lalu dianalisa berdasarkan ketentuan dalam
perundang-undangan, literatur serta bahan lain yang berhubungan dengan
penelitian lapangan untuk memperoleh data primer melalui wawancara.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: pertama, dibutuhkan
perhatian akan pencantuman aspek-aspek penting di dalam pembuatan
perjanjian jasa konstruksi sehingga dapat meminimalisir terjadinya wanprestasi
yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan bangunan oleh pihak penyedia
jasa. Kedua, Tanggung jawab penyedia jasa kontruksi terhadap kegagalan
bangunan akibat wanprestasi dalam perbaikan jalan yang dapat dikenakan
dalam proyek peningkatan Jalan Banda, Bahureksa, Progo, dan Cimanuk
adalah berupa ganti rugi dan sanksi administratif sesuai dengan pasal 42
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
iv