Pembiayaan Rantai Nilai Agribisnis Melon Emas (Cucumis Melo L. Inodorus) Berorientasi Ritel Moderen.

PEMBIAYAAN RANTAI NILAI AGRIBISNIS MELON EMAS (CUCUMIS
MELO L. INODORUS) BERORIENTASI
RITEL MODEREN
Pandu Pringgodanu1) dan Tuti Karyani2)
Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 45363
E-mail: pandupringgo@yahoo.com; tutikaryani23@gmail.com

ABSTRAK. Terdapat permasalahan pada aktivitas agribisnis melon emas yaitu proses pembayaran dari
pihak ritel moderen yang sering terlambat. Permasalahan tersebut dapat menghambat perkembangan petani
melon emas untuk kelangsungan usaha dan upaya memperbesar cakupan usahatani melon mas tersebut.
Penelitian dilakukan di Ikatan Petani melon Cilegon (IPMC) Kota Cilegon, Provinsi Banten. Desain penelitian
yang digunakan adalah desain kualitatif, sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus.
Penentuan sumber data ditentukan dengan sengaja menggunakan teknik bola salju. Informan dalam
penelitian ini terdiri dari petani, pengurus IPMC, dan karyawan gudang ritel moderen. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan alat analisis rantai nilai dan value stream mapping. Hasil penelitian
menunjukkan total nilai tambah yang dihasilkan pada rantai nilai ini adalah sebesar Rp 9.593/Kg. Total biaya
yang dikeluarkan oleh semua pihak dalam rantai nilai ini adalah sebesar Rp 5.907/Kg. Persentase biaya
pengeluaran tertinggi dikeluarkan oleh petani dimana petani mengeluarkan biaya sebesar 55% dari total
biaya yang dikeluarkan oleh rantai nilai ini, dengan pengeluaran tertinggi adalah untuk biaya produksi
sebesar 66% dari total biaya petani. Persentase nilai tambah tertinggi didapatkan oleh petani yang

menerima nilai tambah sebesar 60% dari total nilai tambah yang didapatkan oleh rantai nilai ini. Selain itu,
model pembiayaan yang paling cocok dalam rantai pemasaran ini adalah kredit modal kerja untuk petani
dan model pembiayaan anjak piutang (factoring) untuk IPMC.
Kata Kunci : Analisis Rantai Nilai Melon Mas, Nilai Tambah, Pembiayaan Factoring.
2. Model pembiayaan yang disarankan harus
menjadikan IPMC sebagai titik kendali
pembiayaan.

TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Tujuan:
1. Mengidentifikasi
rantai pemasaran dan
pihak-pihak yang terlibat didalam agribisnis
melon emas.
2. Menganalisis rantai nilai dan proporsi nilai
tambah para pelaku agribisnis melon emas
untuk pasar ritel moderen.
3. Menganalisis
kebutuhan
pembiayaan

agribisnis setiap pelaku dalam rantai
pemasaran melon emas untuk pasar ritel
moderen.
4. Memberikan model pembiayaan agribisnis
yang paling sesuai dengan setiap pelaku
rantai pemasaran agribisnis melon emas
untuk ritel moderen.

PENDAHULUAN
Program CSR sudah mulai bermunculan di
Indonesia seiring disahkannya Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007
tentang
Penanaman
Modal,
yang
didalamnya terdapat beberapa pasal yang
berkaitan dengan CSR yang menyatakan bahwa

adanya kewajiban bagi perseroan dan penanam
modal untuk melakukan tanggung jawab sosial.
Dengan banyaknya perusahaan yang berdiri di
Kota Cilegon, maka terdapat banyak program CSR
yang telah disiapkan oleh perusahaan-perusahaan
tersebut untuk melakukan tanggung jawab
sosialnya. Salah satu organisasi yang menerima
bantuan dari program-program CSR di Kota
Cilegon ini adalah Ikatan Petani Melon Cilegon
(IPMC).

Ruang lingkup:
1. Penulis
hanya
mengidentifikasi
dan
menganalisis rantai pemasaran yang menuju
ke ritel moderen.

1