Hasil Kultur mikrobiologi Beberapa Sampel Makanan dari Beberapa Warung Makan di Sekitar Universitas Kristen Maranatha.

(1)

ABSTRAK

HASIL KULTUR MIKROBIOLOGI BEBERAPA SAMPEL

MAKANAN DARI BEBERAPA WARUNG MAKAN DI

SEKITAR UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Kevin Yonatan Budiman, 2014.

Pembimbing utama : Dr. dr. Iwan Budiman, MS., M.Kes., AIF.

Warung makan disekitar Universitas Kristen Maranatha sehari-hari dikunjungi oleh mahasiswa dan masyarakat untuk memperoleh makanan, namun masih sangat sedikit laporan mengenai keamanan aspek mikrobiologis dari makanan yang dijajakan oleh warung makan tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kontaminan bakteri baik patogen dan non-patogen pada sampel makanan yang diambil dari beberapa warung makan disekitar Universitas Kristen Maranatha. Sampel makanan dihaluskan dengan menggunakan blender, diencerkan berseri untuk ditanam pada medium penyubur nutrient agarsecara pour plate, laludisubkulturkan pada MacConkey dan

Salmonella-shigella agar secara streak plate.

Jumlah colony forming unit pada masing-masing agar dihitung dan bakteri predominan diidentifikasi. Jumlah colony forming unit bakteri pada masing-masing agar didapatkan too many to count pada pengenceran 10-5 pada semua agar. Bakteri predominan yang diidentifikasi adalah Bacillus cereus, Bacillus vallismortis, Enterobacter agglomerans, Enterobacter gergoviae, dan Enterobacter aerogenes. Kehadiran bakteri coliform dari family Enterobacteriaceae mengindikasikan adanya kontaminan tanah/kotoran hewan dan kehadiran Bacillus cereus sebagai bakteri patogen mengindikasikan beberapa makanan yang terdapat pada warung makan disekitar Universitas Kristen Maranatha tidak aman untuk dikonsumsi.


(2)

ABSTRACT

CULTURE OF FOOD MICROBIOLOGY SOME SAMPLES OF

SOME FOOD SHOP AROUND

MARANATHA CHRISTIAN UNIVERSITY

Kevin Yonatan Budiman, 2014.

Tutor : Dr. dr. Iwan Budiman, MS., M.Kes., AIF.

Food stalls around the Maranatha Christian University visited daily by students and the surrounding community to obtain daily food , but still very few reports on the microbiological aspects of food safety are sold by the food stalls .

This study was conducted to determine the presence or absence of bacterial contaminants both pathogenic and non - pathogenic in several food samples taken from several food stalls around the Maranatha Christian University . Mashed food samples by using a blender , and then serially diluted to be planted in the medium fertilizer nutrient agar , then subcultured on MacConkey agar and Salmonella - shigella that is streak plate . The number of colony forming units in each order is calculated and identified the predominant bacteria .

The number of colony forming units of bacteria on each in order to have too many to count at 10-5 dilution at all in order . Predominant bacteria Bacillus cereus is identified , vallismortis Bacillus , Enterobacter agglomerans , Enterobacter gergoviae , and Enterobacter aerogenes .

The presence of coliform bacteria from the family Enterobacteriaceae indicate contaminant soil / manure and the presence of pathogenic bacteria Bacillus cereus as indicating some of the food contained in the food stalls around the Maranatha Christian University is not safe for consumption .


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN...ii

PERNYATAAN...iii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi masalah...2

1.3 Maksud dan Tujuan...3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah...3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pangan...5

2.2 Penyakit Akibat Pangan...5


(4)

2.4 Mikroba Indikator...11

2.5 Mikroba Patogen...13

2.6 Kebiasaan Penjaja Makanan...13

2.7 Sumber-sumer Kontaminasi Makanan dan Pencegahannya...13

2.8 Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan...19

2.9 Makanan Siap Santap...23

2.10 Tanda-tanda Kerusakan Pangan...23

2.11 Tanda-tanda Kerusakan Pada Daging dan Produk Daging...25

2.12 Epidemiologi Penyakit yang Ditularkan Melalui Makanan...26

2.13 Bakteri Coliform 2.13.1 Enterobacter aerogenes / Klebsiella mobilis...28

2.13.2 Enterobacter agglomerans dan Enterobacter gergoviae...29

2.14 Bacillus cereus...29

2.15 Bacillus vallismortis...31

2.16 Medium Agar Pembiakan 2.16.1 MacConkey agar...31

2.16.2 Salmonella Shigella agar...32

2.16.3 Nutrient agar...32

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian...35

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...36

3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Desain Penelitian...36

3.3.2 Data yang Dinilai...37

3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Persiapan...37

3.4.2 Pengenceran Berseri...38

3.4.3 Metode Pour Plate...39


(5)

3.4.5 Pembiakan dan Pengamatan Hasil Pembiakan...40

3.4.6 Tes Uji Biokimia...43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Percobaan Pendahuluan...44

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Hasil Penanaman Sampel Makanan Pada Nutrient Agar....48

4.2.2 Hasil Bacterial count Untuk Masing-masing Sampel Makanan...51

4.2.3 Hasil Subkultur Sampel Makanan Ikan Tongkol, Krecek dan Kari Ayam Pada Lempeng MacConkey agar....54

4.2.4 Hasil Subkultur Sampel Makanan Ikan Tongkol, Krecek dan Kari Ayam Pada Lempeng Salmonella Shigella agar...58

4.2.5 Hasil Subkultur Sampel Makanan Ikan Tongkol, Krecek dan Kari Ayam Pada Lempeng Nutrient Agar...61

4.2.6 Hasil Tes Deret Gula-gula Yang Dilakukan Di PT. Bio Farma Bandung.64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...66

5.2 Saran...66

DAFTAR PUSTAKA...68

LAMPIRAN...70


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Keracunan Makanan Karena Bakteri...7

2.2 Waktu Inkubasi dan Gejala Penyakit yang Ditimbulkan oleh Patogen...9

2.3 Bahan Pangan Potensial Berbagai Sumber Mikroorganisme Patogen...16


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Hubungan Antara Jumlah Mikroba dengan Tanda-tanda Kebusukan

pada Bahan Pangan...26

3.1 Pengenceran Berseri...38

3.2 Metode Streak Plate...42

4.1 Hasil Percobaan Pendahuluan Menggunakan Sampel Krecek...45

4.2 Hasil Percobaan Pendahuluan Menggunakan Sampel Sayur Nangka...46

4.3 Hasil Percobaan Pendahuluan Menggunakan Sampel Ikan Tongkol...47

4.4 Hasil Penanaman Sampel Makanan Krecek Pada NutrientAgar...48

4.5 Hasil Penanaman Sampel Makanan Kari Ayam Pada NutrientAgar...49

4.6 Hasil Penanaman Sampel Makanan Ikan Tongkol Pada NutrientAgar...50

4.7 Subkultur Sampel Makanan Ikan Tongkol Dengan Pengenceran 10-5 Pada Nutrient Agar...51

4.8 Subkultur Sampel Makanan Krecek Dengan Pengenceran 10-5 Pada Nutrient Agar...52

4.9 Subkultur Sampel Makanan Kari Ayam Dengan Pengenceran 10-5 Pada Nutrient Agar...53

4.10 Hasil Subkultur Sampel Makanan Ikan Tongkol Pada MacConkeyAgar...54

4.11 Hasil Subkultur Sampel Makanan Krecek Pada MacConkeyAgar...55

4.12 Hasil Subkultur Sampel Makanan Kari Ayam Pada MacConkey Agar...56

4.13 Hasil Subkultur Sampel Makanan Kari Ayam pada Salmonella Shigella agar...58

4.14 Hasil Subkultur Sampel Makanan Ikan Tongkol pada Salmonella Shigella agar...59

4.15 Hasil Subkultur Sampel Makanan Krecek pada Salmonella Shigella agar...60

4.16 Hasil Subkultur Sampel Makanan Ikan Tongkol pada Nutrient Agar...61

4.17 Hasil Subkultur Sampel Makanan Kari Ayam pada Nutrient Agar...62


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Hasil Uji Biokimia Koloni Predominan MacConkey agar....70 Lampiran 2. Hasil Uji Biokimia Koloni Predominan Salmonella Shigella agar...71 Lampiran 3. Hasil Uji Biokimia Koloni Predominan NutrientAgar...72 Lampiran 4. Hasil Uji Biokimia Untuk Bacillus yang Ditemukan...73 Lampiran 5. Hasil Uji Biokimia Untuk Bakteri Batang Gram Negatif yang

Ditemukan...74 Lampiran 6. Deret Uji Biokimia Vitek® yang Digunakan Laboratorium


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya (Santoso & Anne, 1999). Warung makan disekitar Universitas Kristen Maranatha merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar sebagai tempat makan sehari – hari. Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme, dan pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan fisik dan kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi (Siagian, 2002).

Kebanyakan warung makan menyajikan makanannya dengan cara prasmanan, yaitu dengan menempatkan makanan pada lemari makanan yang dipajang diwarung dan kantin yang sebagian besar dalam keadaan tidak tertutup, kalaupun tertutup, penutup hanya berupa kain bekas gorden tipis yang jarang sekali dirapatkan terutama ketika tamu sedang ramai. Oleh karena itu, lalat dapat masuk dan dengan mudah mencemari makanan yang dijajakan. (Arisman, 2000). Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut penyakit bawaan makanan ( food-borned diseases) (Susanna & Budi, 2003). Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang paling banyak dan paling membebani yang pernah dijumpai dizaman modern ini. Penyakit tersebut menimbulkan banyak korban dalam kehidupan manusia dan


(10)

2

menyebabkan sejumlah besar penderitaan, khususnya dikalangan bayi, anak, lansia dan mereka yang kekebalan tubuhnya terganggu (WHO, 2006).

Badan Pusat Pengawasan Obat dan Makanan mencatat bahwa selama tahun 2004 di Indonesia terjadi 82 kasus keracunan makanan yang menyebabkan 6.500 korban sakit dan 29 orang meninggal dunia, dan sebanyak 31% kasus keracunan itu disebabkan makanan yang berasal dari jasa boga dan buatan rumah tangga (Antara, 2004).

Hasil dari penelitian-penelitian lain menunjukkan proses pencucian bahan makanan tidak dengan air yang mengalir, tidak menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), tidak memakai pakaian kerja pada saat bekerja, dan memakai perhiasan pada saat pengolahan makanan. (Susanna & Budi, 2003), sebagian besar penjual makanan tidak mencuci tangan saat hendak memegang makanan (Agustina, Pambayun, & Febry, 2009).

Dalam pengamatan secara keseluruhan baik dalam proses pengolahan dan penyajian makanan pada warung makan sangat memungkinkan untuk terjadinya kontaminasi oleh bakteri patogen tertentu, apalagi sebagian besar masyarakat Indonesia dinilai masih kurang memperhatikan kebersihan dalam menyiapkan bahan makanan, memasak, dan menyajikan makanan, belum ditambah dengan keadaan lingkungan disekitar Maranatha yang kurang baik, seperti banyaknya debu jalanan, padatnya lalu lintas dan tumpukan sampah di pinggir jalan yang semuanya itu dapat meningkatkan risiko “air borne transmission infection”.

1.2Identifikasi masalah

Apakah sampel makanan yang diperoleh dari beberapa warung makanan disekitar Universitas Kristen Maranatha mengandung bakteri patogen.


(11)

3 1.3Maksud dan Tujuan

Mengetahui apakah sampel makanan yang diperoleh dari beberapa warung makanan disekitar Universitas Kristen Maranatha mengandung bakteri patogen.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1) Penyalur bahan makanan

Agar dapat memperhatikan kualitas mikrobiologik bahan makanan yang dijual.

2) Pemilik warung makan

Agar lebih memperhatikan higienitas saat membuat dan menyajikan makanan untuk konsumen

3) Konsumen

Agar mengetahui adanya bahaya kontaminasi beberapa bakteri patogen dalam makanan yang disajikan oleh beberapa warung makan disekitar Universitas Kristen Maranatha Bandung.

4) Kalangan akademik

Untuk menambah wawasan untuk melakukan penelitian – penelitian mikrobiologis pada makanan selanjutnya.


(12)

4 1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

(1). Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemikiran :

1) Ada banyaknya kontaminan dari lingkungan sekitar, seperti banyaknya debu jalanan, dan tumpukan sampah dipinggir jalan, bahkan di udara sekalipun.

2) Kebiasaan yang tidak baik dari penjual makanan, seperti memegang makanan setelah memegang uang, mengelap keringat, menggaruk badan, dan membersihkan sisa makanan dimeja, yang memungkinkan adanya kontaminasi pada makanan yang dipegang.

3) Dalam penyajian makanan pada kebanyakan warung makan, makanan yang disajikan tidak dipanaskan secara berkala ( 6 jam sekali menurut Kepmenkes RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003 ), dan kalaupun dipanaskan, banyak yang melakukan proses pemanasan yang tidak benar ( suhunya kurang sesuai, pemanasannya tidak merata ) sehingga resiko adanya kontaminan mikrobiologi dalam makanan tersebut meningkat.

4) Pembeli yang datang ke warung makan sendiri juga dapat membawa kontaminan bakteri yang berada pada pakaian, rambut, dan pakaian yang dipakainya, serta dapat juga mengkontaminasi makanan yang akan dimakannya.

(2). Hipotesis

Sampel makanan yang diperoleh dari beberapa warung makanan disekitar Universitas Kristen Maranatha mengandung bakteri baik patogen maupun non patogen.


(13)

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada sampel-sampel makanan yang diperoleh dari tiga warung makan yang berada disekitar Universitas Kristen Maranatha Bandung ditemukan bakteri baik patogen maupun non-patogen. Untuk bakteri patogen, ditemukan Bacillus cereus dan untuk yang non-patogen

ditemukan bakteri coliform : Enterobacter aerogenes/Klebsiella morbilis, Enterobacter agglomerans/Pantoea agglomerans, Enterobacter gergoviae, dan ditemukan juga Bacillus vallismortis.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :

(1).Dalam penelitian dengan topik yang berkaitan, dapat diteliti perbandingan jenis bakteri yang berada pada jenis makanan padat dan berkuah.

(2).Kebersihan alat-alat makan (piring, sendok dan garpu) serta alat memasak yang terdapat pada warung makan tersebut juga dapat diteliti

kebersihannya, karena terutama alat memasak rata-rata digunakan seharian oleh warung makan tersebut.

(3).Masyarakat sekitar selaku konsumen sehari-hari dari warung makan tersebut wajib menyadari bahwa mencuci tangan itu perlu sebelum makan dan pandai-pandai dalam memilih warung makan yang relatif lebih bersih dari warung makan yang lainnya. ( Tidak makan di warung makan yang


(15)

dekat dengan tempat pembuangan sampah atau yang jelas-jelas terlihat warung makan tersebut tidak bersih ).

(4).Sebaiknya konsumen juga memilih makanan yang masih hangat atau baru selesai dimasak untuk dikonsumsi, karena mengurangi resiko

terkontaminasinya makanan tersebut oleh bakteri yang dibawa oleh lalat ataupun udara.

(5).Penjaja makanan harus lebih memperhatikan higienitas bahan makanan, cara mengolah makanan dan cara menjajakan makanan, seperti

menghindari makanan dari lalat, menghangatkan makanan yang dijajakan secara berkala, dan tidak memegang makanan langsung dengan

menggunakan tangan.

(6).Penjaja makanan juga sebaiknya memilih tempat belanja bahan pangan yang baik dan memilih produk bahan pangan yang masih segar untuk diolah.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Acumedia, M. (2011). MacConkey Agar (7102). Lansing: Neogen. BPOMRI. (2008). Pengujian Mikrobiologi Pangan. Jakarta: BPOMRI. Fleury, M., Stratton, J., Tinga, C., Charron, D., & Aramini, J. (2008). A

descriptive analysis of hospitalization due to acute gastrointestinal illness in Canada, 1995-2004. Canadian Journal of Public Health, 99(6), 489-93. Forbes, B. A., Sahm, D. F., & Weissfeld, A. S. (2007). Baileys & Scott's

Diagnostic Microbiology. St Louis, Missoury: Elsevier.

Grainger, J., Hurst, J., & Burdass, D. (2001). Basic Practical Microbiology : A Manual. Reading: The Society For General Microbiology.

Hardy. (2014). Hardy Diagnostic SS Agar. Diambil kembali dari Hardy Diagnostic:

https://catalog.hardydiagnostics.com/cp_prod/Content/hugo/SSAgar.htm Helms, M., Vastrup, P., Gerner-Smidt, P., & Molbak, K. (2003). Short and long

term mortality associated with foodborne bacterial gastrointestinal infections: registry based study. BMJ (Clinical Research Ed.), 326, 357. Madigan, M. T., Martinko, J. M., Stahl, D. A., & Clark, D. P. (2012). Brock

Biology of Microorganism 13Ed. San Francisco: Benjamin Cummings. Pathogen Regulation Directorate, Public Health Agency of Canada. (2011, April

19). Public Health Agency of Canada. Diambil kembali dari

http://www.phac-aspc.gc.ca/lab-bio/res/psds-ftss/enterobacter-eng.php Siagian, A. (2002). Mikroba Patogen Pada Makanan dan Sumber Pencemarannya.

2-12.

Stoica, C. (t.thn.). ABIS ENCYCLOPEDIA. Diambil kembali dari http://www.tgw1916.net/Bacillus/vallismortis.html


(17)

Truckee Meadows Community College. (2013, July 30). Biologi 251 General Microbiology Lab. Diambil kembali dari

http://biolabs.tmcc.edu/Micro%20Web/index.htm

Vadhani, V. (2011). Technical Data SS Agar. Mumbai, India: HIMedia.

Wulandari, D. P. (2014, August 6). Desty Dipta Blogspot. Diambil kembali dari http://destydipta.blogspot.com/2013/03/enterobacter-aerogenes.html


(1)

4 1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

(1). Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemikiran :

1) Ada banyaknya kontaminan dari lingkungan sekitar, seperti banyaknya debu jalanan, dan tumpukan sampah dipinggir jalan, bahkan di udara sekalipun.

2) Kebiasaan yang tidak baik dari penjual makanan, seperti memegang makanan setelah memegang uang, mengelap keringat, menggaruk badan, dan membersihkan sisa makanan dimeja, yang memungkinkan adanya kontaminasi pada makanan yang dipegang.

3) Dalam penyajian makanan pada kebanyakan warung makan, makanan yang disajikan tidak dipanaskan secara berkala ( 6 jam sekali menurut Kepmenkes RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003 ), dan kalaupun dipanaskan, banyak yang melakukan proses pemanasan yang tidak benar ( suhunya kurang sesuai, pemanasannya tidak merata ) sehingga resiko adanya kontaminan mikrobiologi dalam makanan tersebut meningkat.

4) Pembeli yang datang ke warung makan sendiri juga dapat membawa kontaminan bakteri yang berada pada pakaian, rambut, dan pakaian yang dipakainya, serta dapat juga mengkontaminasi makanan yang akan dimakannya.

(2). Hipotesis

Sampel makanan yang diperoleh dari beberapa warung makanan disekitar Universitas Kristen Maranatha mengandung bakteri baik patogen maupun non patogen.


(2)

(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada sampel-sampel makanan yang diperoleh dari tiga warung makan yang berada disekitar Universitas Kristen Maranatha Bandung ditemukan bakteri baik patogen maupun non-patogen. Untuk bakteri patogen, ditemukan Bacillus cereus dan untuk yang non-patogen

ditemukan bakteri coliform : Enterobacter aerogenes/Klebsiella morbilis,

Enterobacter agglomerans/Pantoea agglomerans, Enterobacter gergoviae, dan

ditemukan juga Bacillus vallismortis.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :

(1).Dalam penelitian dengan topik yang berkaitan, dapat diteliti perbandingan jenis bakteri yang berada pada jenis makanan padat dan berkuah.

(2).Kebersihan alat-alat makan (piring, sendok dan garpu) serta alat memasak yang terdapat pada warung makan tersebut juga dapat diteliti

kebersihannya, karena terutama alat memasak rata-rata digunakan seharian oleh warung makan tersebut.

(3).Masyarakat sekitar selaku konsumen sehari-hari dari warung makan tersebut wajib menyadari bahwa mencuci tangan itu perlu sebelum makan dan pandai-pandai dalam memilih warung makan yang relatif lebih bersih dari warung makan yang lainnya. ( Tidak makan di warung makan yang


(4)

dekat dengan tempat pembuangan sampah atau yang jelas-jelas terlihat warung makan tersebut tidak bersih ).

(4).Sebaiknya konsumen juga memilih makanan yang masih hangat atau baru selesai dimasak untuk dikonsumsi, karena mengurangi resiko

terkontaminasinya makanan tersebut oleh bakteri yang dibawa oleh lalat ataupun udara.

(5).Penjaja makanan harus lebih memperhatikan higienitas bahan makanan, cara mengolah makanan dan cara menjajakan makanan, seperti

menghindari makanan dari lalat, menghangatkan makanan yang dijajakan secara berkala, dan tidak memegang makanan langsung dengan

menggunakan tangan.

(6).Penjaja makanan juga sebaiknya memilih tempat belanja bahan pangan yang baik dan memilih produk bahan pangan yang masih segar untuk diolah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Acumedia, M. (2011). MacConkey Agar (7102). Lansing: Neogen. BPOMRI. (2008). Pengujian Mikrobiologi Pangan. Jakarta: BPOMRI. Fleury, M., Stratton, J., Tinga, C., Charron, D., & Aramini, J. (2008). A

descriptive analysis of hospitalization due to acute gastrointestinal illness in Canada, 1995-2004. Canadian Journal of Public Health, 99(6), 489-93. Forbes, B. A., Sahm, D. F., & Weissfeld, A. S. (2007). Baileys & Scott's

Diagnostic Microbiology. St Louis, Missoury: Elsevier.

Grainger, J., Hurst, J., & Burdass, D. (2001). Basic Practical Microbiology : A

Manual. Reading: The Society For General Microbiology.

Hardy. (2014). Hardy Diagnostic SS Agar. Diambil kembali dari Hardy Diagnostic:

https://catalog.hardydiagnostics.com/cp_prod/Content/hugo/SSAgar.htm Helms, M., Vastrup, P., Gerner-Smidt, P., & Molbak, K. (2003). Short and long

term mortality associated with foodborne bacterial gastrointestinal infections: registry based study. BMJ (Clinical Research Ed.), 326, 357. Madigan, M. T., Martinko, J. M., Stahl, D. A., & Clark, D. P. (2012). Brock

Biology of Microorganism 13Ed. San Francisco: Benjamin Cummings.

Pathogen Regulation Directorate, Public Health Agency of Canada. (2011, April 19). Public Health Agency of Canada. Diambil kembali dari

http://www.phac-aspc.gc.ca/lab-bio/res/psds-ftss/enterobacter-eng.php Siagian, A. (2002). Mikroba Patogen Pada Makanan dan Sumber Pencemarannya.

2-12.

Stoica, C. (t.thn.). ABIS ENCYCLOPEDIA. Diambil kembali dari http://www.tgw1916.net/Bacillus/vallismortis.html


(6)

Truckee Meadows Community College. (2013, July 30). Biologi 251 General

Microbiology Lab. Diambil kembali dari

http://biolabs.tmcc.edu/Micro%20Web/index.htm

Vadhani, V. (2011). Technical Data SS Agar. Mumbai, India: HIMedia.

Wulandari, D. P. (2014, August 6). Desty Dipta Blogspot. Diambil kembali dari http://destydipta.blogspot.com/2013/03/enterobacter-aerogenes.html