Identifikasi Keberadaan Genus Acanthamoeba Pada Beberapa Sumber Air Di Sekitar Lingkungan Kampus Universitas Kristen Maranatha.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

IDENTIFIKASI KEBERADAAN GENUS ACANTHAMOEBA PADA BEBERAPA SUMBER AIR DI SEKITAR LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Andreas Dewa S, 2007 Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr. , M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto, dr

Banyak kasus penyakit yang disebabkan oleh genus dari ameba salah satunya adalah Acanthamoeba, salah satunya adalah yang menyebabkan Granulomatous Amebic Encephalitis (GAE) dimana ameba ini banyak ditemukan di air dan tanah. Belum ada literatur yang membahas secara jelas mengenai pemeriksaan untuk mengidentifikasi sampel yang diambil langsung dari air. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi keberadaan dari Acanthamoeba pada beberapa sumber air disekitar lingkungan kampus Universitas Kristen Maranatha.

Sampel air diambil dari 5 lokasi yaitu : empang, selokan, sungai, bak penampungan air umum, dan sumur. Pengambilan sampel dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan lokasi pengambilan. Kelompok pertama terdiri dari empang, selokan, dan sungai dimana jumlah sampel sebanyak 18 botol. Sedangkan kelompok kedua terdiri dari bak penampungan air umum dan sumur dimana jumlah sampel sebanyak 12 botol. Kemudian sampel disentrifus dan didapat endapan. Endapan masing-masing diperiksa di bawah mikroskop dengan pewarnaan eosin.

Sampel positif didapatkan pada selokan yaitu trofozoit dari genus Acanthamoeba. Sedangkan pada sumber air yang lain didapatkan hasil yang negatif.

Kesimpulan dari hasil pemeriksaan ini membuktikan bahwa genus Acanthamoeba didapat pada sumber air selokan.


(2)

ABSTRACT

IDENTIFICATION COULD IDENTIFIED GENUS ACANTHAMOEBA TO SEVERAL WATER SOURCES SURROUND AT MARANATHA CHRISTIAN UNIVERSITY

Andreas Dewa S, 2007 1st tutor : Meilinah Hidayat, dr. , M.Kes 2nd tutor : Budi Widyarto, dr

There are many diseases which is caused by genus ameba the one is Acanthamoeba can caused Granulomatous Amebic Encephalitis (GAE), which one is these ameba so many to find in the water and soil. There are no explanation detail and completely technics for directly sample identification from water. To point from this examination is for identification could identified from Acanthamoeba according to several water sources surround at Maranatha Christian University.

Sample from water that get from 5 reservoirs is : pond, ditch, river, bath tub, and well. For take sample to part become 2 group based on taking over place. First group existing from pond, ditch, and river which one total sample is 18 bottles. Second group existing from bath tub and well which one is total sample is 12 bottle. All samples that get each many millimeter and then to sentrifuge for get

sediment. Each sediment to exam under the microscope with eosin 2% coloured. The positive sample get from ditch is trophozoits from genus Acanthamoeba.

Even though other water sources get negative result.

From these result is to make true that genus Acanthamoeba to be able know from ditch.


(3)

vi Universitas Kristen Maranatha PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yesus Kristus atas kasih setia dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas panyusunan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.

Karya tulis ilmiah yang berjudul “Identifikasi Keberadaan Genus Acanthamoeba Pada Beberapa Sumber Air Di Sekitar Lingkungan Kampus Universitas Kristen Maranatha” ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Marantha. Selain itu karya tulis ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai keberadaan genus Acanthamoeba pada sumber-sumber air. Disamping itu semoga penelitian ini dapat dijadikan acuan dan sebagai suatu pemacu bagi rekan-rekan peneliti lain yang ingin mengupas lebih dalam permasalahan ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dokter Meilinah Hidayat, M.kes dan dokter Budi Widyarto selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pendamping yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan perhatian mereka dalam membimbing, mengarahkan, dan membantu serta saran yang sangat berguna bagi kelancaran dalam pembuatan karya tulis ini.

Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada :

1. Lukas Tanubrata, dr., SpS(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

2. Julia Suwandi, dr, dan Felix Kasim, dr., M.kes, sebagai dosen penguji Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Bapak Denny Firmansyah, yang telah banyak membantu penulis ketika melakukan penelitian di Laboratorium LP2IKD.

4. Papi dan mami yang banyak memberikan dukungan, semangat dan doa pada penulis dalam menyusun karya tulis ini.

5. Erna yang banyak memberikan dukungan, semangat, dan doa pada penulis 6. Teman-teman kost SS 48 yang telah memberikan dukungan pada penulis


(4)

7. Teman-teman angkatan 2002, terima kasih telah menjadi teman seangkatan yang kompak.

9. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Akhirnya, Tiada Gading Yang Tak Retak. Penulis menyadari bahwa karya tulis yang dibuat dalam waktu yang singkat ini tentu memiliki banyak kekurangan dalam berbagai segi. Namun besar harapan penulis akan adanya kritikan dan masukan yang membangun dari pembaca karya tulis ini.

Bandung, Januari 2007


(5)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ……… i

LEMBAR PERSETUJUAN ………. ii

SURAT PERNYATAAN ………. iii

ABSTRAK ……… iv

ABSTRACT .……….………… v

PRAKATA ……… vi

DAFTAR ISI .……… viii

DAFTAR TABEL .……… x

DAFTAR GAMBAR ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN ………. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ……… 1

1.2. Identifikasi Masalah ……… 2

1.3. Maksud dan Tujuan ………. 2

1.4. Manfaat Penelitian ……….. 3

1.5. Kerangka Pemikiran ……… 3

1.6. Metodologi ……….. 4

1.7. Waktu dan Tempat Penelitian ………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi ……… 5

2.2. Klasifikasi ………... 5

2.3. Morfologi dan Siklus Hidup ………... 5

2.1.1. Morfologi Trofozoit ……… 6

2.1.2. Morfologi Kista ...……….. 7

2.1.3. Jenis/Spesies Acanthamoeba ……….. 8

2.4. Epidemiologi ……… 8

2.5. Patogenesis dan Simptomatologi ………. 9

2.6. Diagnosis ………. 11

2.7. Pengobatan ……….. 12

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan ……… 13

3.1.1. Alat yang Digunakan ……… 13

3.1.2. Bahan Penelitian ……….. 13


(6)

3.2.1. Cara Pengambilan Sampel ……….…….. 15

3.2.2. Cara Pengangkutan Sampel ………. 15

3.3.Metode Penelitian dan Cara Pemeriksaan ……… 15

3.3.1. Metode Penelitian ……… 15

3.3.2. Cara Pemeriksaan ……… 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ……….. 17

4.2. Pembahasan ……… 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……… 21

5.2. Saran ……….. 21

DAFTAR PUSTAKA ………... 23

LAMPIRAN ………. 25


(7)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Ameba Parasit Hidup Bebas di Air dan Tanah………… 5 Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Natif Sampel Air yang Diambil dari Empang,

Parit, dan Sungai ……….17 Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Natif Sampel Air yang Diambil dari Bak


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Hidup Acanthamoeba……….. 5

Gambar 2.2 Stadium Trofozoit ……….. 7

Gambar 2.3 Penyakit Keratitis .……….. 9

Gambar 2.4 Penyebaran Acanthamoeba Dalam Tubuh ……….... 11

Gambar 4.1 Foto Trofozoit Genus Acanthamoeba yang Berhasil Diidentifikasi pada Sampel Air yang Diambil dari Selokan ………. 18


(9)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat-alat yang Digunakan pada Percobaan ………. 25 Lampiran 2 Tabel Perbandingan Penyakit yang Disebabkan oleh

Ameba Hidup Bebas ……… 26 Lampiran 3 Perbandingan Gejala yang Disebabkan oleh

Primary Amebic Meningoensefalitis (PAM)


(10)

Lampiran 1 : Alat-alat yang Digunakan pada Percobaan

Mikro pipet merk Nichipet EX 1000 ml

Alat Sentrifuse type Genofuge 16M

Mikroskop listrik Kaca objek, kaca penutup dan larutan eosin 2%


(11)

Universitas Kristen Maranatha 26

Lampiran 2 : Tabel Perbandingan Penyakit yang Disebabkan oleh Ameba Hidup Bebas


(12)

27

Lampiran 3 : Perbandingan Gejala yang Disebabkan oleh Primary Amebic Meningoensefalitis (PAM) dengan Granulomatous Amebic Encephalitis (GAE)


(13)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Beberapa ameba hidup bebas habitatnya di air dan tanah. Sebagai organisme bersel tunggal, dapat ditemukan dimana-mana. Salah satu genusnya yaitu Acanthamoeba, merupakan parasit fakultatif pada manusia yang baru diketahui sebagai parasit sekitar tahun 60-an. Hal ini merupakan suatu pengetahuan yang relatif baru di bidang Protozoologi hingga saat ini terutama di negara-negara yang sedang berkembang (Butt,1966 pada Beaver,1984).

Sejenis meningoensefalitis lain yang disebabkan oleh ameba air tawar ini masih belum diketahui dengan jelas, dapat menimbulkan penyakit yang kronis dengan lesi granulomata fokal di otak. Pernah dilaporkan suatu kasus akut disertai demam, sakit kepala, dan sakit di tengkuk yang didahului letargi selama 2 hari (Lalitha dkk,1985 pada Hema Yulfi,2006).

Spesies ini berhubungan dengan kelainan yang lebih kronis di sistem saraf, yakni Granulomatous Amebic Encephalitis (GAE), amebic keratitis, serta ulkus di kulit. Keratitis oleh Acanthamoeba biasanya terjadi akibat dari penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, yang terkontaminasi organisme. Infeksi dapat pula terjadi melalui trauma (Hema Yulfi,2006).

Kasus pertama dari Acanthamoeba keratitis dilaporkan terjadi di Malaysia tahun 1995 oleh Kamel & Norazah.

Ameba-ameba patogen primer jaringan otak dari genus Acanthamoeba yang sering teridentifikasi pada jaringan otak manusia adalah : Acanthamoeba culbertsonni,Acanthamoeba castellanii.

Spesies lain dari genus Acanthamoeba yang juga telah diketahui dapat bersifat patogen pada manusia adalah : A. polyphaga, A. astronyxis, A. hyaline, dan A. hatchetti. Ameba-ameba ini, terakhir pernah teridentifikasi pada beberapa kasus


(14)

2

ensefalitis fatal (Gullett dkk, 1979 pada Beaver, 1984). A. polyphaga pada manusia juga terbukti dapat menyebabkan keratitis dan uveitis (Beaver, 1984).

Penelitian dan pengamatan terhadap ameba ini di Indonesia khususnya di lingkungan kampus Maranatha masih kurang. Masyarakat masih belum mengetahui bahaya dari penyakit ini. Padahal secara tidak disadari kecenderungan manusia untuk berkontak dengan sumber infeksi terutama air sangat besar. Di Indonesia banyak kasus yang bersifat kronis, maupun kematian mendadak pada akhirnya tidak terdiagnosis yang kemungkinan ada hubungan dengan ameba-ameba ini.

Dampak serius yang mungkin ditimbulkan serta habitatnya yang begitu kosmopolit menjadi dasar dilakukan penelitian mengenai kemungkinan keberadaan genus mereka pada berbagai sumber air yang terdapat di sekitar lingkungan kampus Maranatha.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah genus ameba jaringan otak primer yang terdapat pada sumber air di sekitar kampus Maranatha.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini untuk membuktikan keberadaan dari genus Acanthamoeba pada sumber-sumber air seperti selokan, parit, sungai, bak pemandian umum, sumur yang berada di sekitar kampus Maranatha.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah dapat dihasilkannya suatu hasil penelitian tentang identifikasi dan cara pemeriksaan terhadap genus


(15)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan fakta/bukti ada tidaknya genus yang dimaksud pada beberapa sumber air di lingkungan kampus Maranatha.

Manfaat praktis adalah dapat memberikan informasi dan gambaran secara umum mengenai morfologi, patogenesis penyakit, diagnosis, dan cara pemeriksaan ameba di atas serta gambaran kelainan yang dapat timbul sehingga gejala meningoensefalitis dan penyakit susunan saraf pusat lainnya yang menyerupai dapat diwaspadai. Disamping itu, hasil penelitian ini dapat menjadi pemacu sekaligus pemicu pada penelitian-penelitian selanjutnya dalam upaya untuk terus mengembangkan wawasan, pengetahuan serta pencegahan penyakit mengenai ameba jaringan otak primer secara lebih luas dan mendalam.

1.5 Kerangka Pemikiran

Acanthamoeba merupakan genus penyebab infeksi primer susunan saraf pusat pada manusia yang memiliki habitat luas terutama di air selain tanah (Beaver,1984)

Pada beberapa negara pernah dilaporkan kasus-kasus yang penderitanya pernah memiliki riwayat kontak dengan dengan air parit/selokan, air kubangan, dan juga air limbah. Pada kasus lain pernah disebutkan bahwa A. culbertsoni dan A. hatchetti juga ternyata pernah diisolasi dari air payau dan sediment laut (Sawyer dkk, 1997 pada Beaver, 1984). Dari fakta tersebut maka jelas air merupakan sumber terjadinya infeksi utama bagi genus ameba tersebut, sehingga pada penelitian ini penulis memfokuskan pengambilan sample hanya dari air.

Iklim dan cuaca yang cukup mendukung di sekitar lingkungan kampus Maranatha disertai suhu udara antara 24 C-32 C turut memperkuat dugaan bahwa habitat seperti inilah yang disukai ameba-ameba diatas untuk hidup, tumbuh, dan berkembangbiak. Jika dilihat dari keadaan demografi yang berpenduduk cukup


(16)

4

padat serta masih banyak diantara mereka yang masih memanfaatkan sumber-sumber air sebagai kehidupan kesehariannya, maka sumber-sumber air di kawasan di sekitar kampus Maranatha berpeluang mengandung ameba hidup bebas ini.

1.6 Metodologi

Penelitian ini jika dikaitkan dengan ilmu statistika, maka penelitian ini tergolong ke dalam penelitian deskriptif, artinya terbatas pada pembuktian keberadaan (ada/tidaknya) genus ameba tersebut saja tanpa perlu adanya uji signifikan atau uji statistik lainnya.

1.7 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober sampai November 2006, bertempat di laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Sedangkan sampel diambil pada sumber air di sekitar kampus Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(17)

21 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil akhir penelitian yang dilakukan terhadap seluruh sampel air yang telah diambil dari lima jenis sumber air di sekitar lingkungan kampus Universitas Kristen Maranatha membuktikan bahwa trofozoit genus Acanthamoeba ternyata

terdapat pada selokan/parit.

5.2 Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini sekaligus untuk lebih menyebarluaskan pengetahuan tentang keberadaan ameba jaringan otak primer serta masalah-masalah yang dapat ditimbulkan maka masih dirasakan perlu adanya upaya-upaya sebagai berikut :

1. Penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk lebih menguatkan bukti tentang keberadaan genus Acanthamoeba di atas melalui cara perbenihan, toleransi

terhadap salinitas dan temperature, serta percobaan binatang, disamping peningkatan penelitian terhadap spesies-spesiesnya.

2. Penelitian yang lebih teliti terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan sifat-sifat biologi/fisik dan siklus hidup ameba-ameba jaringan otak primer terhadap perubahan temperatur, cuaca, maupun iklim yang sedikit banyak turut mempengaruhi hasil penelitian.

3. Penelitian khusus yang berkaitan dengan penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan khususnya pada manusia sehingga dalam pelaksanaan upaya ini diperlukan adanya kerjasama dengan Bagian-bagian yang ada di lingkungan Fakultas Kedokteran sendiri yang notabene memiliki tugas, wewenang, dan kemampuan dalam menanganinya seperti Bagian Ilmu Penyakit Saraf atau Bagian Ilmu Penyakit Mata.


(18)

22

4. Peningkatan kewaspadaan warga masyarakat kiranya perlu dipertimbangkan berkaitan dengan kemungkinan adanya infeksi oleh ameba-ameba ini mengingat resiko-resiko yang dapat ditimbulkan dan masih banyaknya warga yang memanfaatkan sumber-sumber air untuk keperluan hidup sehari-hari. Juga diupayakan tindakan pencegahan seperti : menghindari air jangan sampai terhirup ke dalam hidung; menutup luka-luka yang ada pada kulit; serta memasak air sampai mendidih benar sebelum dikonsumsi.


(19)

23 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Beaver, P.C., Jung, R.C., Cupp, E.W. 1984. Clinical parasitology. 5th Edition. Philadelphia Lea & Febinger. p. 39

Brown, H.W., Neva, F.A. 1994. Basic Clinical PARASITOLOGY. 6th Edition.

Norwalk, Connecticut : John Bolan. p. 35-37

DPDx.,2004., Free-living amebic infection.

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/htm., Sept 30th,2006

Garcia, L.S. & Bruckner, D.A. 1997. Diagnostic Medical Parasitology, 3rd edition.ASM PRESS. Washington, D.C. p 95-101

_______ 1996. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. 1st Edition. EGC, Jakarta. hal 63-62

Harley, W.B.,2005., Acanthamoeba.

http://www.emedicine.com/med/topic10.htm.,Sept 30th,2006

Hema Yulfi.,2006., Pathogenic Free-Living Amoeba., http://www.usu.co.id.,30 Agustus 2006

Hiti,K., Walochnik, J.,2002., Viability of Acanthamoeba after exposure to a

multipurpose disinfecting contact lens solution and two hydrogen peroxide systems.

http:// www.bjo.bmjjournals.com/cgi/contact/abstract.,Nov 5th,2006

Kamel, A.G.M., Anisah, N., Norazah, A. 2006. Isolation of Acanthamoeba spp. From contact lens paraphernalia. 2nd ASEAN Congress Of Tropical Medicine And Parasitology, 2 : 48

Kudo, R.R. 1960. Protozology. 4th. Edition. Springfield, Illinois : C. Thomas Publisher.


(20)

24

Martinez, A.J., 2005.,Free Living Amebas.,

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.,Nov 5th,2006

Natadisastra, D. 1997. Sekilas tentang ameba jaringan otak primer. Edisi I.

Jatinangor : Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Saygi. 2006. Acanthamoeba sp.,

http://cdfound.to.it/html/eye.htm.,Des 2nd ,2006

Wikipedia . 2006. Free-living amebic infection.,


(1)

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan fakta/bukti ada tidaknya genus yang dimaksud pada beberapa sumber air di lingkungan kampus Maranatha.

Manfaat praktis adalah dapat memberikan informasi dan gambaran secara umum mengenai morfologi, patogenesis penyakit, diagnosis, dan cara pemeriksaan ameba di atas serta gambaran kelainan yang dapat timbul sehingga gejala meningoensefalitis dan penyakit susunan saraf pusat lainnya yang menyerupai dapat diwaspadai. Disamping itu, hasil penelitian ini dapat menjadi pemacu sekaligus pemicu pada penelitian-penelitian selanjutnya dalam upaya untuk terus mengembangkan wawasan, pengetahuan serta pencegahan penyakit mengenai ameba jaringan otak primer secara lebih luas dan mendalam.

1.5 Kerangka Pemikiran

Acanthamoeba merupakan genus penyebab infeksi primer susunan saraf pusat pada manusia yang memiliki habitat luas terutama di air selain tanah (Beaver,1984)

Pada beberapa negara pernah dilaporkan kasus-kasus yang penderitanya pernah memiliki riwayat kontak dengan dengan air parit/selokan, air kubangan, dan juga air limbah. Pada kasus lain pernah disebutkan bahwa A. culbertsoni dan A. hatchetti juga ternyata pernah diisolasi dari air payau dan sediment laut (Sawyer dkk, 1997 pada Beaver, 1984). Dari fakta tersebut maka jelas air merupakan sumber terjadinya infeksi utama bagi genus ameba tersebut, sehingga pada penelitian ini penulis memfokuskan pengambilan sample hanya dari air.

Iklim dan cuaca yang cukup mendukung di sekitar lingkungan kampus Maranatha disertai suhu udara antara 24 C-32 C turut memperkuat dugaan bahwa habitat seperti inilah yang disukai ameba-ameba diatas untuk hidup, tumbuh, dan berkembangbiak. Jika dilihat dari keadaan demografi yang berpenduduk cukup


(2)

4

padat serta masih banyak diantara mereka yang masih memanfaatkan sumber-sumber air sebagai kehidupan kesehariannya, maka sumber-sumber air di kawasan di sekitar kampus Maranatha berpeluang mengandung ameba hidup bebas ini.

1.6 Metodologi

Penelitian ini jika dikaitkan dengan ilmu statistika, maka penelitian ini tergolong ke dalam penelitian deskriptif, artinya terbatas pada pembuktian keberadaan (ada/tidaknya) genus ameba tersebut saja tanpa perlu adanya uji signifikan atau uji statistik lainnya.

1.7 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober sampai November 2006, bertempat di laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Sedangkan sampel diambil pada sumber air di sekitar kampus Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(3)

21 Universitas Kristen Maranatha

5.1 Kesimpulan

Hasil akhir penelitian yang dilakukan terhadap seluruh sampel air yang telah diambil dari lima jenis sumber air di sekitar lingkungan kampus Universitas Kristen Maranatha membuktikan bahwa trofozoit genus Acanthamoeba ternyata

terdapat pada selokan/parit.

5.2 Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini sekaligus untuk lebih menyebarluaskan pengetahuan tentang keberadaan ameba jaringan otak primer serta masalah-masalah yang dapat ditimbulkan maka masih dirasakan perlu adanya upaya-upaya sebagai berikut :

1. Penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk lebih menguatkan bukti tentang keberadaan genus Acanthamoeba di atas melalui cara perbenihan, toleransi

terhadap salinitas dan temperature, serta percobaan binatang, disamping peningkatan penelitian terhadap spesies-spesiesnya.

2. Penelitian yang lebih teliti terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan sifat-sifat biologi/fisik dan siklus hidup ameba-ameba jaringan otak primer terhadap perubahan temperatur, cuaca, maupun iklim yang sedikit banyak turut mempengaruhi hasil penelitian.

3. Penelitian khusus yang berkaitan dengan penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan khususnya pada manusia sehingga dalam pelaksanaan upaya ini diperlukan adanya kerjasama dengan Bagian-bagian yang ada di lingkungan Fakultas Kedokteran sendiri yang notabene memiliki tugas, wewenang, dan kemampuan dalam menanganinya seperti Bagian Ilmu Penyakit Saraf atau Bagian Ilmu Penyakit Mata.


(4)

22

4. Peningkatan kewaspadaan warga masyarakat kiranya perlu dipertimbangkan berkaitan dengan kemungkinan adanya infeksi oleh ameba-ameba ini mengingat resiko-resiko yang dapat ditimbulkan dan masih banyaknya warga yang memanfaatkan sumber-sumber air untuk keperluan hidup sehari-hari. Juga diupayakan tindakan pencegahan seperti : menghindari air jangan sampai terhirup ke dalam hidung; menutup luka-luka yang ada pada kulit; serta memasak air sampai mendidih benar sebelum dikonsumsi.


(5)

23 Universitas Kristen Maranatha Philadelphia Lea & Febinger. p. 39

Brown, H.W., Neva, F.A. 1994. Basic Clinical PARASITOLOGY. 6th Edition. Norwalk, Connecticut : John Bolan. p. 35-37

DPDx.,2004., Free-living amebic infection.

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/htm., Sept 30th,2006

Garcia, L.S. & Bruckner, D.A. 1997. Diagnostic Medical Parasitology, 3rd edition.ASM PRESS. Washington, D.C. p 95-101

_______ 1996. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. 1st Edition. EGC, Jakarta. hal 63-62

Harley, W.B.,2005., Acanthamoeba.

http://www.emedicine.com/med/topic10.htm.,Sept 30th,2006

Hema Yulfi.,2006., Pathogenic Free-Living Amoeba., http://www.usu.co.id.,30 Agustus 2006

Hiti,K., Walochnik, J.,2002., Viability of Acanthamoeba after exposure to a multipurpose disinfecting contact lens solution and two hydrogen peroxide systems.

http:// www.bjo.bmjjournals.com/cgi/contact/abstract.,Nov 5th,2006

Kamel, A.G.M., Anisah, N., Norazah, A. 2006. Isolation of Acanthamoeba spp. From contact lens paraphernalia. 2nd ASEAN Congress Of Tropical Medicine And Parasitology, 2 : 48

Kudo, R.R. 1960. Protozology. 4th. Edition. Springfield, Illinois : C. Thomas Publisher.


(6)

24

Martinez, A.J., 2005.,Free Living Amebas.,

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.,Nov 5th,2006

Natadisastra, D. 1997. Sekilas tentang ameba jaringan otak primer. Edisi I. Jatinangor : Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Saygi. 2006. Acanthamoeba sp.,

http://cdfound.to.it/html/eye.htm.,Des 2nd ,2006

Wikipedia . 2006. Free-living amebic infection.,