WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT: Analisis Wacana Kritis.

(1)

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR

PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT

(Analisis Wacana Kritis)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Apriyanti Rahayu Fauziah

NIM 0906665

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wacana Pencitraan Kinerja Anggota DPR

Pada Surat Kabar

Pikiran Rakyat

(Analisis Wacana Kritis)

Oleh

Apriyanti Rahayu Fauziah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Apriyanti Rahayu Fauziah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

APRIYANTI RAHAYU FAUZIAH NIM 0906665

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT

(ANALISIS WACANA KRITIS)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Dadang S. Anshori, S.Pd., M.Si. NIP 197204031999031002

Pembimbing II,

Mahmud Fasya, S.Pd., M.A. NIP 197712092005011001

Mengetahui

KETUA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Dr. Dadang S. Anshori, S.Pd., M.Si. NIP 197204031999031002


(4)

iv

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pemberitaan pencitraan kinerja anggota DPR yang dimuat di berbagai media massa. Selain itu, cara penyajian beritanya sudah tidak objektif lagi karena adanya keberpihakan yang didominasi kekuasaan. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat; (2) ideologi yang disajikan pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat; (3) pencitraan dalam teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar

Pikiran Rakyat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi untuk menganalisis struktur pemberitaan Pikiran Rakyat

mengenai pencitraan kinerja anggota DPR. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk. Sumber data diperoleh dari surat kabar Pikiran Rakyat edisi November 2012 sampai dengan Desember 2012.

Temuan dalam penelitian ini adalah struktur makro dari keseluruhan berita menampilkan topik yang diperkuat dengan adanya berbagai fakta. Dilihat dari superstrukturnya adalah komentar-komentar yang ditampilkan dalam teks berita ini memperkuat pemasalahan yang sedang terjadi. Dilihat dari struktur mikronya adalah teks berita ini ada beberapa elemen wacana yang tidak ada, yaitu elemen grafis dan metafora. Kemudian adanya perbedaan maksud dari keseluruhan teks berita, ada beberapa yang menampilkan maksud secara eksplisit dan ada beberapa juga yang menampilkan maksud secara implisit.

Ideologi yang dibangun oleh surat kabar Pikiran Rakyat cenderung lebih memilih dan memihak rakyat sebagai kaum yang tertindas sebagai akibat kinerja anggota DPR yang semakin buruk. Hal tersebut dapat dilihat dari struktur makro yang digunakan van Dijk pada teks berita di Pikiran Rakyat, yaitu topik dan judul yang dikedepankan wartawan lebih mengutamakan permasalahan kinerja anggota DPR. Selain itu, Pikiran Rakyat mencitrakan bahwa kinerja anggota DPR masih negatif atau buruk karena banyaknya penyimpangan yang dilakukan anggota DPR. Salah satunya adalah penyalahgunaan anggaran yang semakin marak. Karakteristik penulisan yang dibangun surat kabar Pikiran Rakyat adalah tegas, lugas, dan jelas dalam memberitakan isu kinerja anggota DPR yang terjadi.


(5)

iv

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat ABSTRACT

The study was backed by the large number of imaging performance reporting by members of Parliament are published in various media. In addition, the way the news is not an objective presentation, again because of the partisanship that dominated power. As for the principal problem in this research are (1) macro-structure, superstructure, and micro structure of text news imaging performance of a member of Parliament in the newspapers "Pikiran Rakyat"; (2) the ideology presented in text Imaging News the performance of members of Parliament in the newspapers "Pikiran Rakyat"; (3) the imaging news in text imaging performance of a member of Parliament in the newspapers "Pikiran Rakyat".

The methods used in this research is descriptive qualitative research methods. Data collection techniques in the study using a technique for analyzing the structure of the documentation might, people's Thoughts about the imaging performance of a member of Parliament. The theory used in this research is a critical discourse analysis of Teun a. Van Dijk. Source data obtained from the newspapers people's Thoughts November issue 2012 up to December 2012.

Findings in this research is macro structure of overall showing news is amplified by various topics the facts. Viewed from superstrukturnya is comments were shown in the text this news strengthen pemasalahan happening. Viewed from mikronya structure is text this news therea elements no discourse namely elements graphics and metaphors. Then absence of difference intent of news, the entire text some display mean therea also and explicitly showing mean implicitly.

The ideology that was built by the people's Minds newspapers tend to prefer and sided with the people as a people oppressed as a result of the performance of members of the House are getting worse. It can be seen from the structure of a macro used van Dijk on people's Minds in the news text, namely the topic and title are noteworthy journalists prefer the performance problems of the members of Parliament. In addition, people's Thoughts that identifies the performance of members of the House are still negative or bad because of the many irregularities committed members of Parliament. One is the increasingly popular budget misuse. The writing characteristic of built newspapers people's Minds was firm, straightforward, and clear in preaching the performance issues of House members that occurred.


(6)

viii

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Batasan Masalah ... 6

3. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, WACANA, MEDIA MASSA, DPR, DAN PENCITRAAN A. Kajian Pustaka ... 9

B. Landasan Teoretis 1. Wacana ... 13

2. Media Massa ... 28


(7)

ix

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

4. Pencitraan ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 39

B. Metode Penelitian ... 40

C. Data dan Sumber ... 41

D. Definisi Operasional ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 48

G. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 50

B. Analisis Data 1. Analisis Struktur Data dan Pembahasan Data 1 ... 51

2. Analisis Struktur Data dan Pembahasan Data 2 ... 73

3. Analisis Struktur Data dan Pembahasan Data 3 ... 85

4. Analisis Struktur Data dan Pembahasan Data 4 ... 103

5. Analisis Struktur Data dan Pembahasan Data 5 ... 121

6. Analisis Struktur Data dan Pembahasan Data 6 ... 131

7. Analisis Struktur Data dan Pembahasan Data 7 ... 142

8. Analisis Struktur Data dan Pembahasan Data 8 ... 154

9. Analisis Struktur Data dan Pembahasan Data 9 ... 165

C. Pembahasan 1. Struktur Wacana ... 177

2. Ideologi yang Terkandung dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat ... 181

3. Pencitraan yang Ditampilkan dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat ... 182

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 189


(8)

x

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

DAFTAR PUSTAKA ... 192


(9)

xi

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Elemen Wacana Teun A. van Dijk ... 21

Tabel 3.2 Data dalam Berita di Surat Kabar Pikiran Rakyat ... 42

Tabel 4.3 Kartu Data 1 ... 51

Tabel 4.4 Kartu Data 2 ... 73

Tabel 4.5 Kartu Data 3 ... 85

Tabel 4.6 Kartu Data 4 ... 103

Tabel 4.7 Kartu Data 5 ... 121

Tabel 4.8 Kartu Data 6 ... 131

Tabel 4.9 Kartu Data 7 ... 142

Tabel 4.10 Kartu Data 8 ... 154


(10)

xii

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model analisis Teun A. van Dijk ... 19 Gambar 2.2 Struktur teks Teun A. van Dijk... 20 Gambar 3.3 Desain Penelitian ... 39


(11)

xiii

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Kabar Pikiran Rakyat ... 194

Lampiran 2 Berita 1 ... 209

Berita 2 ... 211

Berita 3 ... 212

Berita 4 ... 213

Berita 5 ... 215

Berita 6 ... 217

Berita 7 ... 219

Berita 8 ... 220


(12)

1

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui fakta yang terjadi di masyarakat. Media massa dinilai memiliki kekuatan yang besar dalam menyebarluaskan pesan-pesan politik, melakukan sosialisasi politik, dan membentuk opini publik (Hamad, 2004: 15). Media massa menjadi penggerak dalam perubahan masyarakat. Artinya, masyarakat dapat dipengaruhi opini yang dibuat oleh media massa. Hal ini menuntut masyarakat agar dapat menguasai informasi.

Media massa dipandang sudah tidak lagi objektif dan tidak bersifat netral apabila dilihat dari realitas sosial yang ada di masyarakat. Media massa dipandang memiliki ideologi terhadap suatu kepentingan yang didominasi oleh kekuasaan. Sobur (2006: 60) mengatakan bahwa sebuah teks tidak pernah lepas dari ideologi dan memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu ideologi. Dalam hal ini, sebuah wacana yang berbentuk teks dipandang menonjolkan atau memperlihatkan pendapat atau pun gagasan dari suatu kelompok tertentu.

Pemberitaan di media massa banyak yang membicarakan politik di Indonesia karena pada kenyataannya kehidupan manusia tidak pernah lepas dari politik. Membicarakan politik tentu berkaitan dengan demokrasi di Indonesia. Konsep demokrasi di Indonesia tertuang dalam UUD 1945 yang memiliki tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dan perdamaian di Indonesia. Demokrasi Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai positif dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai positif yang dapat diambil adalah ketuhanan, kerakyatan, dan musyawarah dalam keluarga untuk mewujudkan kesejahteraan. Namun, saat ini demokrasi Pancasila mengalami banyak permasalahan. Salah satunya berimbas pada kinerja buruk anggota DPR. Kekuatan demokrasi ini berada di posisi anggota DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat. Artinya, lembaga ini merupakan tempat penyalur


(13)

2

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

aspirasi rakyat dan menjadi penghubung komunikasi antara lembaga perwakilan dan rakyat. Posisi lembaga ini sangat penting karena anggota DPR sepenuhnya mengemban tugas dan kepercayaan dari rakyat yang diwakilinya.

Saat ini, kinerja anggota DPR mendapat penilaian yang masih buruk di mata masyarakat Indonesia. Salah satu fakta yang menunjukkan buruknya kinerja anggota DPR adalah korupsi di lembaga pemerintah belum bisa dienyahkan sampai saat ini. Lewat survei, bisa diketahui pandangan masyarakat soal lembaga yang paling korup di Indonesia. Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) melakukan survei di 163 kabupaten di 33 provinsi di Indonesia. Survei dilakukan pada 14-24 Mei 2012 dengan metode survei stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 2.192 responden. Hasilnya adalah 47 persen responden menjawab DPR adalah lembaga yang paling korup di Indonesia. Kedua adalah kantor pajak (21,4 persen), lalu diikuti kepolisian (11,3 persen). Ironisnya, penegak hukum juga masih dipandang korup oleh para responden. Tertinggi adalah kepolisian dan terendah adalah MA. Berikut ini persentase urutan lembaga pemerintahan yang dianggap korup oleh responden, yaitu DPR (47), kantor Pajak (21,4), kepolisian (11,3), parpol (3,9), kejagung (3,6), layanan birokrasi (3,1), kehakiman (2,6), BI (1,2), MK (1), BPK (0,9), DPD (0,6), KPK (0,5), kepresidenan (0,2), MA (0,2), TNI (0,1), tidak menjawab (2,3) (Detiknews.com, 2012).

Selanjutnya, anggota DPR banyak yang tersandung dalam berbagai kasus, di antaranya korupsi, penyuapan, penggelembungan dana anggaran, dan banyak kasus lainnya. Ini semakin mencoreng citra anggota DPR yang semakin buruk sehingga membuat masyarakat kecewa atas semua kinerja anggota DPR. Selain itu, sifat yang selalu diperlihatkan anggota DPR adalah gaya sosialita yang terlalu mencolok di mata rakyat. Salah satu contohnya adalah kegemaran anggota DPR pergi ke luar negeri dengan menggunakan anggaran rakyat. Dengan demikian, anggota DPR sebagai wakil rakyat dengan kinerja yang buruk akan menghasilkan produktivas yang rendah. Artinya, kemampuan kerja yang dihasilkan anggota DPR akan kurang maksimal di mata masyarakat Indonesia.


(14)

3

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

Berdasarkan fakta di atas, DPR banyak mendapat sorotan dari media massa yang salah satunya adalah koran Pikiran Rakyat. Koran ini memaparkan kegiatan anggota DPR dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat. Penilaian yang dipaparkan oleh koran Pikiran Rakyat ini dimulai dari pencitraan yang baik hingga yang buruk. Pencitraan baik dan buruknya kinerja anggota DPR menjadi hal yang penting dalam politik di Indonesia. Berikut ini adalah salah satu berita mengenai kinerja anggota DPR (Pikiran Rakyat, 8 November 2012):

Judul: Marzuki Minta Stop Proyek Renovasi DPR Rp 8,63 Miliar

Isi berita: akhir tahun ini, DPR mempunyai tender baru senilai 8,63 Miliar. Tender tersebut meliputi renovasi toilet Gedung Nusantara I DPR, pergantian pagar batas dengan Taman Ria, dan perbaikan ruang kerja anggota di Gedung Nusantara I. Ketua DPR Marzuki Alie memerintahkan Sekertaris Jendral (Sekjen) DPR untuk tidak melakukan proyek renovasi di DPR hingga akhir masa jabatan tahun anggota dewan di 2014. Marzuki melarang Sekertaris Jendral melakukan renovasi di DPR karena kondisi masyarakat yang sedang kecewa dengan DPR. Marzuki hanya mengizinkan Sekjen DPR untuk memperbaiki toilet yang rusak yang sifatnya mendesak.

Dalam kutipan berita di atas dipaparkan kinerja anggota DPR yang akan melakukan proyek dengan anggaran yang cukup besar. Marzuki Alie sebagai ketua memerintahkan Sekjen DPR agar tidak melakukan renovasi yang membuang-buang uang yang sangat banyak. Dalam berita itu disebutkan juga alasan pelarangan proyek ini karena posisi masyarakat sedang kecewa dengan DPR. Rasa kecewa itu muncul sebagai akibat dari kurang maksimalnya kinerja anggota DPR. Penggunaan kata stop pada teks berita di atas menunjukkan bahwa pelarangan atau ketidaksetujuan ketua DPR atas proyek tersebut. Citra yang ditampilkan oleh media massa tersebut adalah pencitraan yang buruk terhadap kinerja anggota DPR karena anggaran yang dikeluarkan sangat besar untuk perbaikan toilet. Ketua DPR menganggap bahwa akan lebih baik jika uang tersebut dapat digunakan untuk masyarakat yang lebih membutuhkan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menjadikan Pikiran Rakyat sebagai objek penelitian. Koran Pikiran Rakyat dipilih karena merupakan media massa yang memiliki penggunaan bahasa yang baik dalam menampilkan segala beritanya. Pikiran Rakyat juga adalah media massa yang memiliki jangkauan luas


(15)

4

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

di masyarakat, khususnya Jawa Barat. Pikiran Rakyat juga memiliki slogan Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat. Ini memperlihatkan betapa pedulinya Pikiran Rakyat kepada masyarakat Jawa Barat atas pemberitaan yang ada.

Pencitraan di media massa sering melibatkan pemberian julukan (label) kepada para aktor atau kekuatan politik. Dalam konteks ini, para komunikator massa berperan dalam rutinitas yang serupa dengan lembaga-lembaga stempel, yaitu memberikan persetujuan (pembenaran) dan ketidaksetujuan dalam tindakan-tindakan politik. Sikap sebuah media, baik netral atau partisipan akan menentukan pencitraan opini publik karena di satu pihak banyak bergantung pada cara mengontruksi suatu kekuatan politik, sedangkan media massa memiliki kekuatan yang signifikan dalam komunikasi politik untuk memengaruhi khalayak. Alhasil, pencitraan yang dilakukan media akan memberikan dampak besar dalam menjangkau khalayak yang banyak.

Analisis wacana kritis juga mempelajari dominasi ideologi serta ketidakadilan yang dijalankan dan dioperasikan melalui wacana (Darma, 2009: 56). Ideologi merupakan konsep sentral dalam analisis wacana kritis karena ideologi ini dikonstruksikan oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka. Intinya, analisis wacana kritis ini adalah mendesripsikan, mengeksplanasi, dan mengkritik bagaimana wacana yang memiliki dominasi dapat memengaruhi pemikiran sosial di masyarakat. Tujuan analisis wacana kritis adalah untuk mengembangkan asumsi-asumsi yang bersifat ideologis yang terkandung di balik kata-kata dalam teks atau ucapan dalam berbagai bentuk kekuasaan. Analisis wacana kritis bermaksud untuk menjelajahi keterkaitan antara praktik-praktik diskursif, teks, peristiwa, dan struktur sosiokultural yang lebih luas secara sistematis.

Penelitian terhadap teks berita dengan menggunakan analisis wacana kritis pernah dilakukan oleh Hanifa (2007). Dalam penelitian tersebut dikaji analisis wacana kritis terhadap pemberitaan buruh pada surat kabar Kompas. Temuannya menunjukkan bahwa kareteristik yang dibangun surat kabar Kompas, yaitu tegas, lugas, dan jelas dalam memberitakan isu buruh. Hal tersebut dapat terlihat dari penulisan berita yang sedikit menggunakan gaya bahasa. Dalam penelitian


(16)

5

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

tersebut terungkap bahwa Kompas membangun ideologi yang cenderung lebih memilih dan memihak dalam menyuarakan aspirasi buruh. Ini terlihat pada topik yang wartawan sampaikan lebih mengedepankan permasalahan yang dirasakan oleh pihak buruh. Selain itu, juga ditampilkan pencitraan yang lebih mengutamakan buruh.. Penelitian terhadap teks berita dengan menggunakan analisis wacana kritis pernah dilakukan juga oleh Ekodhanto (2009). Dalam penelitian ini dipaparkan keberpihakan dua media massa nasional dan media lokal dalam menyuarakan sikap dan pandangannya pada masalah pendidikan. Ia menyebutkan bahwa Pikiran Rakyat menyampaikan berita yang cenderung menyalahkan pemerintah, sedangkan Kompas cenderung netral. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa teknik penulisan pada Pikiran Rakyat lebih tegas dan jelas dengan menunjukkan keberpihakannya terhadap suatu kelompok tertentu, sedangkan karakterisktik penulisan pada Kompas tidak bertele-tele, tetapi memiliki sikap yang kurang tegas.

Penelitian dengan menggunakan model analisis Van Dijk memang sudah sering dilakukan. Namun, analisis mengenai wacana pencitraan anggota DPR pada koran Pikiran Rakyat belum pernah dilakukan. Jadi, penelitian ini dianggap penting dilakukan untuk mengungkap adanya ideologi yang dimiliki koran tersebut sehingga dapat mendesripsikan dengan jelas maksud dari suatu teks berita mengenai pencitraan kinerja anggota DPR. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Wacana Pencitraan Kinerja Anggota DPR pada Surat Kabar Pikiran Rakyat (Analisis Wacana Kritis)”. Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro teks berita mengenai pencitraan kinerja anggota DPR, memaparkan kognisi sosial, memaparkan konteks sosial, dan mengidentifikasi ideologi yang disajikan dalam media massa tersebut.

B. Masalah

Dalam bagian ini akan dijelaskan masalah yang menjadi fokus penelitian. Adapun penjelasannya meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah.


(17)

6

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat 1. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut.

1) Adanya fakta yang menunjukkan bahwa kinerja anggota DPR masih buruk. 2) Faktor ideologi memengaruhi koran tersebut dalam menampilkan sebuah

berita.

3) Surat kabar memiliki ideologi pada pihak tertentu dalam mengkontruksikan teks berita.

4) Cara penyajian berita yang direpresentasikan oleh suatu surat kabar mengungkapkan ideologi

2. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Wacana yang dikaji dalam penelitian ini adalah teks berita yang memuat

wacana pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat. 2) Koran Pikiran Rakyat dalam penelitian ini adalah media cetak dari November

2012 sampai Desember 2012.

3) Koran Pikiran Rakyat dipilih karena memiliki kekhasan dalam menyampaikan yaitu memberikan berita teraktual yang sedang terjadi khususnya berita kineja anggota DPR.

4) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Teun A. Van Djik yang melihat wacana (teks berita) terdiri atas struktur makro teks, superstruktur teks, dan struktur mikro teks serta ideologi yang terkandung dalam koran tersebut.

3. Rumusan Masalah

Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat?

2) Bagaimana ideologi disajikan pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat?


(18)

7

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

3) Bagaimana pencitraan yang ditampilkan dalam surat kabar Pikiran Rakyat

terhadap berita pencitraan kinerja anggota DPR?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:

1) struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

2) ideologi disajikan pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

3) pencitraan yang ditampilkan pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan manfaat praktis bagi pembaca.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) memberikan tambahan wawasan dalam mengkaji berita-berita di media massa; 2) memperkaya khazanah perkembangan ilmu bahasa, khususnya untuk

mengembangkan pengetahuan yang berhubungan dengan analisis wacana kritis.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) memberikan informasi terhadap dan pengetahuan tambahan dalam mengungkapkan maksud yang tersembunyi di balik teks;


(19)

8

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

2) masukan untuk perkembangan praktik dalam penulisan berita, khususnya berita yang berkaitan dengan pencitraan kinerja anggota DPR;

3) sumbangan keilmuan bagi pembelajaran untuk mahasiswa, khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;

4) pemahaman dalam meneliti dan mengkaji analisis wacana kritis pada media massa.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pada bab I dijelaskan latar belakang masalah penelitian, penentuan masalah, tujuan, serta manfaat dari penelitian ini. Pada bab II dipaparkan tinjauan pustaka yang berupa ulasan terhadap hasil penelitian sebelumnya dan landasan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini. Pada bab III dijelaskan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, sumber data yang diambil untuk penelitian ini, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan instrumen penelitian. Pada bab IV dideskripsikan serta dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini. Akhirnya, pada bab V disampaikan kesimpulan dari pembahasan yang telah dideskripsikan dan saran agar penelitian selanjutnya lebih baik lagi.


(20)

39

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada bab ini, peneliti menggunakan desain penelitian dalam bentuk diagram oleh Milles dan Huberman (Moleong, 2002). Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai model penelitian tersebut, desain penelitian dibuat dalam bentuk diagram seperti di bawah ini.

Gambar 3.3 Desain Penelitian

Wacana Pencitraan Kinerja Anggota DPR pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

(Analisis Wacana Kritis)

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi

Teknik analisis data

1) menemukan elemen-elemen wacana dalam teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

2) menganalisis dan mendesripsikan elemen-elemen wacana dalam teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

3) melakukan pembahasan elemen wacana, pencitraan anggota DPR, dan membongkar ideologi dalam teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

4) menarik kesimpulan dari pembahasan mengenai teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat.

Hasil

1) struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

2) ideologi disajikan pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

3) pencitraan pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat.

Simpulan

Mengetahui ideologi yang terbangun serta mengetahui pencitraan yang ditampilkan dalam surat kabar Pikiran Rakyat


(21)

40

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan hasil data desriptif berupa kata yang tertulis dan yang tidak tertulis atau secara lisan. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai balik data yang tampak. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna (Sugiyono, 2012: 9). Selain itu, menurut Syamsudin dan Damaianti (2007: 74), penelitian kualitatif menggambarkan, mempelajari, dan menjelaskan suatu fenomena. Fenomena dalam penelitian ini adalah pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat.

Selain penggunaan metode penelitian deskriptif kualitatif, penelitian analisis wacana kritis juga menggunakan metode eksplaratif dan interpretatif. Menurut Denzim dan Lincoln (2009), penelitian ini menggunakan paradigma interpretatif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik atau utuh, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan gejala interaktif (reciprocal). Mereka yang menggunakan pendekatan ini sering disebut dengan

humanistic scholarship. Jika metode objektif dalam penelitian kualitatif bertujuan membuat standarisasi observasi maka metode subjektif (penelitian interpretatif) berupaya menciptakan interpretasi. Jika ilmu pengetahuan berupaya untuk mengurangi perbedaan di antara para peneliti terhadap objek yang diteliti maka para peneliti humanistik berupaya untuk memahami tanggapan subjektif individu. Pendekatan interpretatif memandang metode penelitian ilmiah tidaklah cukup untuk dapat menjelaskan misteri pengalaman manusia sehingga diperlukan unsur manusiawi yang kuat dalam penelitian. Kebanyakan mereka yang berada dalamkelompok ini lebih tertarik pada kasus-kasus individu daripada kasus-kasus umum.

Metode penelitian eksplaratif yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk


(22)

41

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat yang akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian kemudian. Peneliti biasanya menggunakan penelitian eksplorasi ini untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis.

Peneliti akan mendeskripsikan pemberitaan tentang wacana pencitraan kinerja anggota DPR dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis dengan metode Teun A. van Dijk. Paradigma kritis ini mendasarkan analisisnya pada penafsiran peneliti terhadap teks karena dengan adanya penafsiran tersebut, peneliti akan mendapatkan dunia di dalam teks, masuk menyelami teks, dan menyingkap makna yang ada di balik teks.

Eriyanto (2001: 221-222) memaparkan bahwa pada dasarnya titik perhatian van Dijk adalah pada masalah etnis, rasialisme, dan pengungsi. Pendekatan van Dijk disebut kognisi sosial karena van Dijk melihat faktor kognisi sebagai elemen penting dalam produksi wacana. Pendekatan ini dapat membantu dalam memetakan produksi teks yang melibatkan proses yang kompleks tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan van Dijk menggambarkan wacana memiliki tiga dimensi, yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

Dalam pandangan kritis, kemampuan peneliti akan berpengaruh dalam membangun pijakan teoretis dan kerangka pemikiran sehingga menghasilkan penafsiran yang memiliki argumentasi. Dengan demikian, hasil analisis akan sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam menafsirkan objek penelitian.

C. Data dan Sumber

Data penelitian ini diambil dari surat kabar Pikiran Rakyat periode November 2012 sampai dengan Desember 2012. Berita yang diambil adalah wacana pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat. Data penelitian ini berupa bahasa pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR. Melalui bahasa pada teks berita tersebut dapat diketahui elemen-elemen wacana dan karakteristik ideologi pada surat kabar Pikiran Rakyat. Berikut ini merupakan data-data yang diambil dalam koran Pikiran Rakyat tahun 2012:


(23)

42

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

No. Tanggal Judul

1. 7 November 2012 Bongkar Kongkalikong di DPR!

2. 8 November 2012 Marzuki Minta Stop Proyek Renovasi DPR Rp 8,63 Miliar

3. 9 November 2012 DPR RI Turun ke Telukjambe 4. 13 November 2012 Kongkalikong Marak

5. 19 November 2012 Caleg Harus Diseleksi Ketat

6. 23 November 2012 DPR Gulirkan Hak Menyatakan Pendapat 7. 14 Desember 2012 Dikritik, DPR Tetap tak Peduli

8. 15 Desember 2012 4 Anggota DPR Direhebilitasi

9. 29 Desember 2012 Ketua DPR Minta Semua Rekening Gendut Dibongkar

Tabel 3.2 Data dalam berita di surat kabar Pikiran Rakyat

D. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dibutuhkan agar tidak terjadi pertentangan pendapat dalam penelitian ini. Definisi operasional yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Pencitraan kinerja anggota DPR adalah penilaian tentang kinerja anggota DPR dalam menjalankan tugasnya yang dapat memiliki dampak positif maupun negatif.

2) Surat kabar Pikiran Rakyat adalah sebuah surat kabar yang memberitakan teks berita pencitraan kinerja anggota DPR yang diterbitkan di Bandung, Jawa Barat.

3) Analisis wacana kritis adalah suatu analisis untuk membongkar kuasa atau ideologi yang ada dalam setiap proses bahasa yang terdapat pada teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat edisi November 2012 sampai dengan Desember 2012.

4) Ideologi adalah maksud atau pandangan yang terkandung dalam teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat.


(24)

43

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa kartu data. Kartu tersebut digunakan sebagai alat bantu untuk menganalisis elemen-elemen wacana berupa topik, subtopik, fakta, ringkasan, cerita, semantik, sintaksis, stilistika, serta retoris. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

Judul :

Harian Umum :

Edisi :

Elemen Wacana Uraian

Struktur Makro (Tematik) a. Topik b. Subtopik c. Fakta

Superstruktur (Skematik) a. Ringkasan

1. Judul 2. Teras berita b. Cerita

1. Situasi 2. Komentar


(25)

44

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat Struktur Mikro

a. Semantik 1. Latar 2. Detail 3. Maksud 4. Praanggapan 5. Nominalisasi b. Sintaksis

1. Bentuk kalimat 2. Koherensi 3. Kata ganti c. Stilistika

Leksikon d. Retoris

1. Grafis 2. Metafora

Contoh Analisis

Judul : Marzuki Minta Stop Proyek Renovasi DPR Rp 8,63 Miliar

Harian Umum : Pikiran Rakyat Edisi : 8 November 2012

Elemen Wacana Uraian

Struktur Makro (Tematik)

a. Topik Pemberhentian tender proyek renovasi di gedung DPR.


(26)

45

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat b. Subtopik

c. Fakta

Paragraf 1, kalimat 1:

Akhir tahun ini, DPR mempunyai tiga tender baru senilai 8,63 Miliar.

Paragraf 4, kalimat 10:

Sekjen DPR, Nining Indra Saleh mengakui bahwa Kesekjenan DPR akan melakukan renovasi atas ruang kerja anggota DPR di Gedung Nusantara I dengan anggaran Rp 6,2 miliar.

Paragraf 1, kalimat 2:

Tender tersebut meliputi renovasi toilet Gedung Nusantara I DPR, pergantian pagar batas dengan Taman Ria, dan perbaikan ruang kerja anggota di Gedung Nusantara I.

Paragraf 4, kalimat 10:

Sekjen DPR, Nining Indra Saleh mengakui bahwa kesekjenan DPR akan melakukan renovasi atas ruang kerja anggota DPR di Gedung Nusantara 1 dengan anggaran 6,2 miliar.

Paragraf 6, kalimat 14:

Ia menuturkan, anggaran yang disiapkan untuk satu ruangan maksimal Rp 50 juta tergantung pada tingkat kerusakannya.

Superstruktur (Skematik) a. Ringkasan

1. Judul 2. Teras berita

b. Cerita 1. Situasi

Marzuki Minta Stop Proyek Renovasi DPR Rp 8,63 Miliar

“Saya mengharapkan DPR tidak perlu

memperbaiki ruangan sampai akhir masa

jabatan”

Paragraf 1, kalimat 1:

Akhir tahun ini, DPR mempunyai tiga tender senilai Rp 8,63 Miliar.

Paragraf 1, kalimat 3:

Ketua DPR Marzuki Alie memerintahkan Sekertaris Jendral (Sekjen) DPR untuk tidak melakukan renovasi di DPR hingga akhir masa jabatan tahun anggota dewan di 2014.

Paragraf 3, kalimat 6:

Marzuki melarang Sekertaris Jendral melakukan renovasi di DPR karena kondisi masyarakat yang sedang kecewa dengan


(27)

46

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat 2. Komentar

DPR.

Paragraf 5, kalimat 12:

“itu ada mekanisme di LPSE (Layanan

Pengadaan Secara Elektronik). Nanti akan diaudit oleh BPK. Apa betul itu sesuai dengan HPS pemerintahan itu ada lembaga sendiri yang mengaudit, kata Sekjen DPR, Nining Indra Saleh kepada wartawan di Gedung DPR, kemarin.

Paragraf 6, kalimat 15:

Saat ini proyek perbaikan itu, menurut dia, masih dalam tahap tender, akhir November diharapkan sudah ada pemenangnya dan bisa segera menyelesaikan proyek hingga akhir Desember.

Paragraf 2, kalimat 4:

“Saya mengharapkan DPR tidak perlu

memperbaiki ruangan sampai akhir masa jabatan. Ini kewenangan Sekjen, tapi Sekjen

bisa konsultasi pada pimpinan,” ujar

Marzuki di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (7/11).

Paragraf 3, kalimat 8-9:

“Kalau toilet boleh lah diperbaiki. Kalau

buntu perbaiki lah, masa toilet enggak bisa

dipakai, kan enggak mungkin,” ucapnya

Paragraf 5, kalimat 12:

“itu ada mekanisme di LPSE (Layanan

Pengadaan Secara Elektronik). Nanti akan diaudit oleh BPK. Apa betul itu sesuai dengan HPS pemerintahan itu ada lembaga sendiri yang mengaudit, kata Sekjen DPR, Nining Indra Saleh Saleh kepada Wartawan di Gedung DPR, Kemarin.

Struktur Mikro a. Semantik

1. Latar

2. Detail

Paragraf 3, kalimat 6:

Marzuki melarang Sekertaris Jendral melakukan renovasi di DPR karena kondisi masyarakat yang sedang kecewa dengan DPR.

Paragraf 1, kalimat 1 & 2:

Akhir tahun ini, DPR mempunyai tiga tender baru senilai 8,63 Miliar. Tender


(28)

47

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat 3. Maksud 4. Praanggapan 5. Nominalisasi b. Sintaksis 1. Bentuk kalimat

tersebut meliputi renovasi toilet Gedung Nusantara I DPR, pergantian pagar batas dengan Taman Ria, dan perbaikan ruang kerja anggota di Gedung Nusantara I

Paragraf 7, kalimat 17:

Berdasarkan data dokumen yang diwakili Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), DPR sedang melakukan tender enam proyek senilai Rp. 24 miliar, yaitu 1. Pergantian pagar batas dengan Taman Ria, Rp.1.023.211.000 (per 30 November), 2. Renovasi toilet Gedung Nusantara I DPR RI Rp 1.406.291.000 (per 22 November), 3. Perbaikan ruang kerja anggota di Gedung Nusantara I DPR RI, Rp 6.267.286.000 (per 27 November), 4. Pengadaan tenaga keamanan pada Sekjen DPR, Rp 13.168.706.600, 5. Perbaikan

waterproofing lantai 3 dan 4 gedung Nusantara I DPR, Rp 729.724.000, dan 6. Pengadaan mesin foto copy kecepatan tinggi untuk masing-masing sekertariat fraksi, Rp 1.667.500.000.

Paragraf 3, kalimat 6 & 7:

Marzuki melarang Sekertaris Jendral melakukan renovasi di DPR karena kondisi masyrakat yang sedang kecewa dengan DPR. Marzuki hanya mengizinkan Sekjen DPR untuk memperbaiki toilet yang rusak yang sifatnya mendesak.

- -

Teks berita di atas berjumlah 17 kalimat, yang terdiri atas 9 kalimat aktif dan 8 kalimat pasif. Contoh kalimat aktif:

Paragraf 1, kalimat 3:

Ketua DPR Marzuki Alie memerintahkan Sekertaris Jenderal (Sekjen) DPR untuk tisak melakukan proyek hingga akhir masa jabatan tahun anggota dewan di 2014. Contoh kalimat pasif:


(29)

48

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat 2. Koherensi

3. Kata ganti

c. Stilistika Leksikon

d. Retoris 1. Grafis

2. Metafora

Harga itu dinilai sudah sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

Paragraf 3, kalimat 6:

Marzuki melarang Sekertaris Jenderal melakukan renovasi di DPR karena kondisi masyarakat yang sedang kecewa dengan

DPR.

Paragraf 4, kalimat 11:

Harga itu dinilai sudah sesuai dengan

mekanisme yang berlaku.

Paragraf 6, kalimat 16:

Saat ini proyek perbaikkan itu, menurut dia, masih dalam tahap tender, akhir November diharapkan sudah ada pemenangnya dan

bisa segera menyelesaikan proyek hingga

akhir Desember

Menggunakan kata ganti orang ketiga (nama orang), dia, serta ia.

Tender (paragraf 1, kalimat 2 dan paragraf 6 kalimat 16-17), masa jabatan tahun anggota dewan (paragraf 1, kalimat 3), buntu (paragraf 3, kalimat 8), audit (paragraf 5, kalimat 13-14), pemenangnya (paragraf 6, kalimat 16).

Ukuran judul yang lebih besar daripada judul berita lainnya dan di-bold dengan anak judul atau teras judul yaitu adanya kutipan kalimat dengan tanda kutip yang cukup besar.

-

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas perumusan masalah di atas. Untuk mendapatkan jawaban tersebut, peneliti menggunakan teknik dokumentasi. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data teks berita surat kabar Pikiran Rakyat yang berkaitan dengan pencitraan kinerja anggota DPR. Data teks ini diperoleh dari periode November 2012 sampai dengan Desember


(30)

49

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

2012. Teknik ini digunakan untuk menemukan elemen-elemen wacana dalam teks berita kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat sesuai dengan metode analisis van Dijk. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk menemukan idoleogi yang dibangun pada surat kabar Pikiran Rakyat dalam memberitakan masalah kinerja anggota DPR dan mengetahui pencitraan yang dilakukan oleh anggota DPR.

G. Teknik Analisis Data

Adapun rincian analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) menemukan elemen-eleman wacana yang sesuai dalam teks berita pencitraan

kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

2) menganalisis dan mendesripsikan elemen-elemen wacana yang sesuai teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

3) melakukan pembahasan elemen wacana, pencitraan anggota DPR, dan membongkar ideologi dalam teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

4) menarik kesimpulan dari pembahasan mengenai teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat.


(31)

189

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh cara penyajian berita yang sudah tidak objektif lagi karena adanya keberpihakan yang didominasi kekuasaan. Penggunaan susunan kata yang digunakan oleh Pikiran Rakyat akan mencerminkan ideologi yang ada pada surat kabar tesebut. Selain itu, penelitian ini juga melihat bahwa ideologi yang dibangun oleh Pikiran Rakyat akan memengaruhi khalayak dalam memaknai suatu pemberitaan. Pada dasarnya sebuah wacana yang berbentuk teks dipandang menonjolkan atau memperlihatkan pendapat atau pun gagasan dari suatu kelompok tertentu.

Berkaitan dengan itu, ada tiga simpulan yang dapat disampaikan.

1) Analisis struktur teks yang terdapat pada teks berita wacana pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat menunjukkan tiga hal. Pertama, berdasarkan struktur makro, wacana ini memberitakan kinerja anggota DPR yang didukung dengan berbagai subtopik dan fakta. Ini menunjukkan bahwa teks memiliki bagian yang utuh sehingga membentuk satu kesatuan yang saling mendukung. Selain itu, adanya subtopik dan fakta ini juga membuktikan dan menegaskan bahwa kinerja anggota DPR masih belum maksimal. Artinya, masih banyak anggota DPR yang melakukan penyimpangan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Kedua, berdasarkan superstruktur, Pikiran Rakyat memberitakan kinerja anggota DPR dari berbagai elemen, yaitu memiliki bentuk dan skema yang beragam, baik dari ringkasan yang berupa judul dan teras berita maupun cerita yang berupa situasi komentar. Dari segi ringkasan ada beberapa berita yang tidak menggunakan teras berita. Ini menunjukkan bahwa wartawan ingin langsung memberikan berita tanpa ada pengantarnya sebagai suatu ringkasan pada teks berita tersebut. Dari segi situasi, hal ini memberikan gambaran bagaimana keadaan suatu peristiwa yang ditampilkan wartawan kepada khalayak. Keseluruhan data telah dibahas dengan menggunakan komentar yang


(32)

190

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

menanggapi peristiwa tersebut. Komentar ini melibatkan pangkat atau jabatan yang memberikan efek sebagai legitimasi. Ketiga, berdasarkan struktur mikro yang ditampilkan dari pemberitaan Pikiran Rakyat terlihat bahwa penulisan berita Pikiran Rakyat lebih banyak menggunakan kalimat aktif. Ini menunjukkan bahwa surat kabar tersebut memunculkan pelaku atau objek. Karakteristik penulisan yang dibangun surat kabar Pikiran Rakyat adalah tegas, lugas, dan jelas dalam memberitakan kinerja anggota DPR. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan diksi (leksikon) dalam menulis berita.

2) Ditinjau dari struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro yang digunakan wartawan dalam teks berita pencitraan kinerja anggota DPR,

Pikiran Rakyat lebih menampilkan sisi negatif terhadap kinerja anggota DPR. Ideologi yang dibangun oleh surat kabar Pikiran Rakyat cenderung lebih memilih dan memihak rakyat sebagai kaum yang tertindas akibat kinerja anggota DPR yang semakin buruk.

3) Pikiran Rakyat mencitrakan bahwa kinerja anggota DPR masih negatif atau buruk karena banyaknya penyimpangan yang dilakukan anggota DPR. Salah satunya adalah penyalahgunaan anggaran yang semakin marak. Ini menunjukkan bahwa pemimpin banyak yang tidak amanah, tidak jujur, dan tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya. Peneliti juga mengklasifikasikan pencitraan yang dilihat dari segi fungsinya, yaitu fungsi pengawasan, fungsi kewenangan, fungsi penyalahgunaan kekuasaan, dan fungsi penyimpangan tingkah laku.

B. Saran

Berdasarkan temuan penelitian tentang pencitraan kinerja anggota DPR yang disajikan dalam teks berita dan ideologi yang dibangun oleh surat kabar

Pikiran Rakyat, dapat dikemukakan beberapa saran. Saran ini ditujukan kepada surat kabar Pikiran Rakyat, khususnya wartawan, peneliti lain, dan khlayak umum. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

1) Bagi pihak media atau wartawan, penggunaan kalimat dalam teks berita harus memperhatikan kaidah kebahasaan. Meskipun penggunaan kalimat dalam teks


(33)

191

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

berita telah memiliki ciri khas, wartawan tetap harus konsisten dalam penulisan berita. Mereka seyogianya menggunakan kata-kata yang sederhana agar masyarakat dapat memahami maksud yang ingin disampaikan wartawan. 2) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan pembelajaran

untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan pemilihan topik berita yang menarik sehingga dapat dipaparkan secara lebih mendalam. Peneliti yang tertarik dalam menganalisis teks berita dengan menggunakan analisis wacana kritis seyogianya tidak hanya melihat struktur teks, tetapi juga dapat menganalisis teks secara menyeluruh, yaitu dengan melihat konteks dan kognisi sosialnya.

3) Bagi khalayak umum, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengetahui dan memahami karakterisktis surat kabar yang dibaca sehingga dapat lebih kritis dalam menerima sebuh informasi dari surat kabar.


(34)

192

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Ambar. 1997. Peranan Media Massa Lokal Bagi Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Daerah. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIY.

Ardimoviz. 2012. “Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPR pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi”. [Online]. Tersedia http://www.hitamandbiru.blogspot.com. [14 Januari 2012].

Cangara, Hafield. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya. Depari, Eduard, dkk. 1978. Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan,

Suatu Kumpulan Karangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dw, Pendek. 2008. “Fungsi DPR sebagai Lembaga Perwakilan Rakyat versus

Politik DPR dalam Kepentingan Kekuasaan”. [Online]. Tersedia

http://boemipoetra.blogspot.com. [14 Januari 2013].

Ekodhanto, Frans. 2009. “Analisis Wacana Kritis Ideologi Politik Media pada Teks Tajuk Rencana Kompas dan Pikiran Rakyat”. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Kritis, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik. Jakarta: Granit.

Hanifa, Raisa Nuryuri . 2007. Skripsi. “ Analisis Wacana Kritis terhadap Pemberitaan Buruh Di Surat Kabar Kompas”. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius.

Jefkins, Frank. 1998. Public Relations, Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(35)

193

Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Wacana Pencitraan kinerja Anggota DPR Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat

Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muchyar. 2009. “Pencitraan Pemimpin pada Iklan-Iklan TV Pilpres Tahap Ii Tahun 2004: dalam Konteks Budaya Politik Indonesia”. [Online] tersedia http//:www.pasca.ugm.ac.id. [12 September 2013].

Nimmo. 1989. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media (Edisi Terjemahan oleh Tjun Surjaman). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press.

Permana, Sukma Indah. 2012. “Hasil Survei: Masyarakat Masih Pandang DPR sebagai Institusi Terkorup- detikNews”. [Online] tersedia http:///www.news.detik.com. [16 Juli 2013].

Ridwan, Dede. 2008. “Analisis Wacana Kritis Ideologi Politik pada Teks Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas”. Skripsi. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soemirat dan Ardianto, Elvinaro. 2005. Dasar-dasar Public Relations. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Solihin. 2011. “Wacana pemberitaan Muhammad nazaruddin pada media Indonesia dan jurnal nasional (Analisis Wacana Kritis). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Subagyo. 2008. “Analisis Wacana Kritis Wacana Tajuk (Editorial) Kasus dan Status Hukum Soeharto Surat Kabar Kompas atau Tempo. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sutbbs, Michel. 1893. Discouse Analysis. Chicago: The University At Chicago Press.

Syamsuddin dan Damaianti, Vismaia S. 2007. Metode Penelitian pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

49

2012. Teknik ini digunakan untuk menemukan elemen-elemen wacana dalam teks berita kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat sesuai dengan metode analisis van Dijk. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk menemukan idoleogi yang dibangun pada surat kabar Pikiran Rakyat dalam memberitakan masalah kinerja anggota DPR dan mengetahui pencitraan yang dilakukan oleh anggota DPR.

G. Teknik Analisis Data

Adapun rincian analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) menemukan elemen-eleman wacana yang sesuai dalam teks berita pencitraan

kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

2) menganalisis dan mendesripsikan elemen-elemen wacana yang sesuai teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

3) melakukan pembahasan elemen wacana, pencitraan anggota DPR, dan membongkar ideologi dalam teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat;

4) menarik kesimpulan dari pembahasan mengenai teks berita pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat.


(2)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh cara penyajian berita yang sudah tidak objektif lagi karena adanya keberpihakan yang didominasi kekuasaan. Penggunaan susunan kata yang digunakan oleh Pikiran Rakyat akan mencerminkan ideologi yang ada pada surat kabar tesebut. Selain itu, penelitian ini juga melihat bahwa ideologi yang dibangun oleh Pikiran Rakyat akan memengaruhi khalayak dalam memaknai suatu pemberitaan. Pada dasarnya sebuah wacana yang berbentuk teks dipandang menonjolkan atau memperlihatkan pendapat atau pun gagasan dari suatu kelompok tertentu.

Berkaitan dengan itu, ada tiga simpulan yang dapat disampaikan.

1) Analisis struktur teks yang terdapat pada teks berita wacana pencitraan kinerja anggota DPR pada surat kabar Pikiran Rakyat menunjukkan tiga hal. Pertama, berdasarkan struktur makro, wacana ini memberitakan kinerja anggota DPR yang didukung dengan berbagai subtopik dan fakta. Ini menunjukkan bahwa teks memiliki bagian yang utuh sehingga membentuk satu kesatuan yang saling mendukung. Selain itu, adanya subtopik dan fakta ini juga membuktikan dan menegaskan bahwa kinerja anggota DPR masih belum maksimal. Artinya, masih banyak anggota DPR yang melakukan penyimpangan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Kedua, berdasarkan superstruktur, Pikiran Rakyat memberitakan kinerja anggota DPR dari berbagai elemen, yaitu memiliki bentuk dan skema yang beragam, baik dari ringkasan yang berupa judul dan teras berita maupun cerita yang berupa situasi komentar. Dari segi ringkasan ada beberapa berita yang tidak menggunakan teras berita. Ini menunjukkan bahwa wartawan ingin langsung memberikan berita tanpa ada pengantarnya sebagai suatu ringkasan pada teks berita tersebut. Dari segi situasi, hal ini memberikan gambaran bagaimana keadaan suatu peristiwa yang ditampilkan wartawan kepada khalayak. Keseluruhan data telah dibahas dengan menggunakan komentar yang


(3)

190

menanggapi peristiwa tersebut. Komentar ini melibatkan pangkat atau jabatan yang memberikan efek sebagai legitimasi. Ketiga, berdasarkan struktur mikro yang ditampilkan dari pemberitaan Pikiran Rakyat terlihat bahwa penulisan berita Pikiran Rakyat lebih banyak menggunakan kalimat aktif. Ini menunjukkan bahwa surat kabar tersebut memunculkan pelaku atau objek. Karakteristik penulisan yang dibangun surat kabar Pikiran Rakyat adalah tegas, lugas, dan jelas dalam memberitakan kinerja anggota DPR. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan diksi (leksikon) dalam menulis berita.

2) Ditinjau dari struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro yang digunakan wartawan dalam teks berita pencitraan kinerja anggota DPR, Pikiran Rakyat lebih menampilkan sisi negatif terhadap kinerja anggota DPR. Ideologi yang dibangun oleh surat kabar Pikiran Rakyat cenderung lebih memilih dan memihak rakyat sebagai kaum yang tertindas akibat kinerja anggota DPR yang semakin buruk.

3) Pikiran Rakyat mencitrakan bahwa kinerja anggota DPR masih negatif atau buruk karena banyaknya penyimpangan yang dilakukan anggota DPR. Salah satunya adalah penyalahgunaan anggaran yang semakin marak. Ini menunjukkan bahwa pemimpin banyak yang tidak amanah, tidak jujur, dan tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya. Peneliti juga mengklasifikasikan pencitraan yang dilihat dari segi fungsinya, yaitu fungsi pengawasan, fungsi kewenangan, fungsi penyalahgunaan kekuasaan, dan fungsi penyimpangan tingkah laku.

B. Saran

Berdasarkan temuan penelitian tentang pencitraan kinerja anggota DPR yang disajikan dalam teks berita dan ideologi yang dibangun oleh surat kabar Pikiran Rakyat, dapat dikemukakan beberapa saran. Saran ini ditujukan kepada surat kabar Pikiran Rakyat, khususnya wartawan, peneliti lain, dan khlayak umum. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

1) Bagi pihak media atau wartawan, penggunaan kalimat dalam teks berita harus memperhatikan kaidah kebahasaan. Meskipun penggunaan kalimat dalam teks


(4)

191

berita telah memiliki ciri khas, wartawan tetap harus konsisten dalam penulisan berita. Mereka seyogianya menggunakan kata-kata yang sederhana agar masyarakat dapat memahami maksud yang ingin disampaikan wartawan. 2) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan pembelajaran

untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan pemilihan topik berita yang menarik sehingga dapat dipaparkan secara lebih mendalam. Peneliti yang tertarik dalam menganalisis teks berita dengan menggunakan analisis wacana kritis seyogianya tidak hanya melihat struktur teks, tetapi juga dapat menganalisis teks secara menyeluruh, yaitu dengan melihat konteks dan kognisi sosialnya.

3) Bagi khalayak umum, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengetahui dan memahami karakterisktis surat kabar yang dibaca sehingga dapat lebih kritis dalam menerima sebuh informasi dari surat kabar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Ambar. 1997. Peranan Media Massa Lokal Bagi Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Daerah. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIY.

Ardimoviz. 2012. “Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPR pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi”. [Online]. Tersedia http://www.hitamandbiru.blogspot.com. [14 Januari 2012].

Cangara, Hafield. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.

Depari, Eduard, dkk. 1978. Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan, Suatu Kumpulan Karangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dw, Pendek. 2008. “Fungsi DPR sebagai Lembaga Perwakilan Rakyat versus

Politik DPR dalam Kepentingan Kekuasaan”. [Online]. Tersedia

http://boemipoetra.blogspot.com. [14 Januari 2013].

Ekodhanto, Frans. 2009. “Analisis Wacana Kritis Ideologi Politik Media pada Teks Tajuk Rencana Kompas dan Pikiran Rakyat”. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Kritis, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik. Jakarta: Granit.

Hanifa, Raisa Nuryuri . 2007. Skripsi. “ Analisis Wacana Kritis terhadap

Pemberitaan Buruh Di Surat Kabar Kompas”. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius.

Jefkins, Frank. 1998. Public Relations, Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(6)

193

Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muchyar. 2009. “Pencitraan Pemimpin pada Iklan-Iklan TV Pilpres Tahap Ii

Tahun 2004: dalam Konteks Budaya Politik Indonesia”. [Online] tersedia http//:www.pasca.ugm.ac.id. [12 September 2013].

Nimmo. 1989. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media (Edisi Terjemahan oleh Tjun Surjaman). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press.

Permana, Sukma Indah. 2012. “Hasil Survei: Masyarakat Masih Pandang DPR sebagai Institusi Terkorup- detikNews”. [Online] tersedia http:///www.news.detik.com. [16 Juli 2013].

Ridwan, Dede. 2008. “Analisis Wacana Kritis Ideologi Politik pada Teks Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas”. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soemirat dan Ardianto, Elvinaro. 2005. Dasar-dasar Public Relations. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Solihin. 2011. “Wacana pemberitaan Muhammad nazaruddin pada media Indonesia dan jurnal nasional (Analisis Wacana Kritis). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Subagyo. 2008. “Analisis Wacana Kritis Wacana Tajuk (Editorial) Kasus dan Status Hukum Soeharto Surat Kabar Kompas atau Tempo. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutbbs, Michel. 1893. Discouse Analysis. Chicago: The University At Chicago Press.

Syamsuddin dan Damaianti, Vismaia S. 2007. Metode Penelitian pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.