PEMAHAMAN SANITASI HYGIENE PENJAJA KANTIN DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

(1)

PEMAHAMAN SANITASI HYGIENE PENJAJA KANTIN

DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Program Studi Pendidikan Tata Boga

Oleh Maryadi Putra

0906389

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PEDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PEMAHAMAN SANITASI HYGIENE

PENJAJA KANTIN

DI LINGKUNGAN KAMPUS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN

INDONESIA

Oleh Maryadi Putra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Maryadi Putra 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MARYADI PUTRA 0906389

STUDI PEMAHAMAN SANITASI HYGIENE PENJAJA KANTIN DILINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Disetujui untuk Mengikuti Seminar 1 Oleh :

PEMBIMBING 1

Dra.Sudewi Yogha, M.Si NIP. 19590421 198603 2 001

PEMBIMBING 2

Hj. Rita Patriasih, S.Pd,. M.Si. NIP. 19700811 199802 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dra. Hj. Tati Abas, M.Si. NIP. 19560201 198403 2 001


(4)

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus universitas pendidikan indonesia

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PEMAHAMAN SANITASI HYGIENE PENJAJA KANTIN

DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Penelitian dilatar belakangi oleh sanitasi hygiene yang kurang diperhatikan oleh penjaja kantin di lingkungan kampus UPI. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin dilingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif. Populasi adalah penjaja kantin dilingkungan kampus UPI, dengan sampel total sebanyak 36 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman responden tentang sanitasi hygiene pribadi lebih dari setengahnya berada pada kriteria memahami serta kurang dari setengahnya berada pada kriteria cukup memahami dan kurang memahami. Pemahaman responden tentang sanitasi hygiene makanan setengahnya berada pada kriteria memahami, kurang dari setengahnya berada pada kriteria cukup memahami dan kurang dari setengahnya berada pada kriteria kurang memahami. Pemahaman responden tentang sanitasi hygiene peralatan lebih dari setengahnya berada pada kriteria memahami dan kurang dari setengahnya berada pada kriteria cukup memahami. Saran bagi pihak direktorat UPI agar diselenggarakan kegiatan penyuluhan bagi penjaja kantin berkaitan dengan sanitasi hygiene serta dikenakan sangsi bila ada penjaja kantin yang lalai menjaga sanitasi hygiene pribadi, makanan dan peralatan.


(5)

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus universitas pendidikan indonesia

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

SANITATION AND HYGIENE UNDERSTANDING OF CANTEEN PEDDLERS AT CAMPUS ENVIRONMENT IN INDONESIA

UNIVERSITY OF EDUCATION

The Research is motivated by the lack of sanitary hygiene noticed by peddlers cafeteria on campus UPI . The purpose of this research is to obtain an understanding of sanitary hygienic canteen environment of Indonesia University of Education . The research method is descriptive analysis . The population is a canteen peddlers environment UPI , with a total sample of 36 people . The results showed that the respondents' understanding of personal hygiene sanitation more than half are on the criteria to understand and less than half are on criteria quite understand and do not understand . Respondents' understanding of food hygiene sanitation half are on the criteria of understanding, less than half are on enough criteria to understand and less than half of the criteria are less understood. Respondents' understanding of sanitary hygiene equipment more than half are on the criteria to understand and less than half are on criteria quite understand . Advice for the directorate of extension activities organized UPI, order for canteen peddlers related to hygiene and sanitation sanctions imposed when there is a canteen peddlers who fails to maintain personal hygiene sanitation , food and equipment.


(6)

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Metode Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pengertian Pemahaman Sanitasi Hygiene... 8

1. Pengertian Pemahaman ... 8

2. Pengertian Sanitasi Hygiene Dan Lingkungan ... 10

a. Sanitasi ... 10

b. Hygiene ... 11

c. Sanitasi Hygiene ... 12

d. Lingkungan ... 13

B. Pengertian Kantin Dan Penjaja Kantin ... 14

1. Pengertian Kantin ... 15

2. Pengertian Penjaja Kantin ... 15

C. Pemahaman Sanitasi Hygiene Penjaja Kantin ... 17

1. Sanitasi Hygiene Pribadi ... 17

a. Kebersihan Rambut ... 19

b. Kebersihan Hidung, Telinga, Mulut, Gigi ... 19

c. Kebersihan Tangan ... 20

d. Kebiasaan Hidup ... 21

2. Sanitasi Hygiene Bahan Makanan ... 22

a. Suhu penyimpanan yang baik ... 25

b. Tata Cara Penyimpanan ... 26

c. Cara Penyimpanan ... 27

3. Sanitasi Hygiene Peralatan ... 28


(7)

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 38

B. Desain Penelitian ... 39

C. Metode Penelitian ... 40

D. Definisi Operasional ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data... 42

G. Alat Pengumpulan Data ... 43

H. Pengolahan Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 46

1. Sanitasi Hygiene Pribadi ... 46

2. Sanitasi Hygiene Makanan ... 58

3. Sanitasi Hygiene Peralatan ... 68

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

1. Pemahaman Sanitasi Hygiene Pribadi pada Penjaja Kantin ... 80

2. Pemahaman Sanitasi Hygiene Bahan Makanan pada Penjaja Kantin ... 81

3. Pemahaman Sanitasi Hygiene Peralatan pada Penjaja Kantin... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

1. Pemahaman Sanitasi Hygiene Pribadi pada Penjaja Kantin ... 84

2. Pemahaman Sanitasi Hygiene Makanan pada Penjaja Kantin... 85

3. Pemahaman Sanitasi Hygiene Peralatan pada Penjaja Kantin... 86

B. Saran ... 86


(8)

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 ranah penilaian kognitif, afektif dan psikomotor ... 8

Tabel 2.2 ranah penilaian kognitif, afektif dan psikomotor ... 9

Tabel 3.1 Responden ... 38

Tabel 3.2 Latar Belakang Pendidikan ... 39

Tabel 4.1 Pengetahuan Sanitasi Hygiene Pribadi ... 47

Tabel 4.2 Hal yang harus diperhatikan pertama kali ... 48

Tabel 4.3 Hal yang harus dihindari selama bekerja. ... 49

Tabel 4.4 Pakaian kerja yang baik. ... 50

Tabel 4.5 Menjaga kesehatan rambut ... 51

Tabel 4.6 Melindungi makanan dari rambut ... 52

Tabel 4.7 Ketika terkena flu. ... 53

Tabel 4.8 Cara mencuci tangan. ... 54

Tabel 4.9 Waktu mencuci tangan. ... 55

Tabel 4.10 Hal yang harus dihindari. ... 56

Tabel 4.11 Data persentase responden. ... 57

Tabel 4.12 Pengertian Sanitasi Hygiene bahan makanan ... 58

Tabel 4.13 Kontaminasi bakteri pada bahan makanan ... 59

Tabel 4.14 Hal yang harus dihindari menyimpan makanan... 60

Tabel 4.15 Suhu yang tepat ... 61

Tabel 4.16 Penyimpanan makanan ke dalam rak penyimpanan ... 62

Tabel 4.17 Tata cara penyimpanan makanan ... 63

Tabel 4.18 Mengolah bahan makanan ... 64

Tabel 4.19 Cara penyimpanan makanan ... 65

Tabel 4.20 Waktu penyimpanan bahan makanan ... 66

Tabel 4.21 Syarat tempat penyimpanan bahan baku makanan ... 67

Tabel 4.22 Data persentase responden ... 67

Tabel 4.23 Pengetahuan sanitasi hygiene peralatan ... 69

Tabel 4.24 Kelompok alat dapur ... 70

Tabel 4.25 Syarat dari alat dapur ... 70

Tabel 4.26 Jenis alat saji pada makanan berkuah ... 71

Tabel 4.27 Alat saji yang baik ... 72

Tabel 4.28 Langkah sesudah mencuci alumunium ... 73

Tabel 4.29 Cara mencuci piring berbahan stainlessteel ... 73

Tabel 4.30 Cara mencuci piring berbahan keramik ... 74

Tabel 4.31 Cara mencuci piring berbahan kayu ... 74

Tabel 4.32 Cara mencuci piring berbahan plastik... 75


(9)

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Kisi – Kisi Instrumen... 90

Lampiran II Instrumen Penenlitian ... 93

Lampiran III Surat - Surat ... 105


(10)

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang utama untuk menunjang segala aktifitas manusia karena berfungsi sebagai sumber energi sumber zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain karbohidrat lemak, vitamin, mineral, protein dan zat gizi yang lain yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Aktifitas yang padat dalam keseharian manusia terutama aktifitas yang menyangkut aktifitas fisik maupun berfikir dapat membuat energi manusia terkuras dan biasanya tubuh memerlukan asupan makanan yang bergizi dan sehat. Asupan makan yang salah dapat menyebabkan terganggunya system kerja tubuh yang dapat menghambat aktifitas fisik seseorang, demikian pula halnya dengan aktifitas mahasiswa. Aktifitas belajar dikampus yang padat memungkinkan pola makan tidak teratur dan cenderung malas dilakukan terutama bila akses untuk memperoleh makanan cukup jauh.

Universitas Pendidikan Indonesia memperhatikan masalah tersebut yang kemudian menyediakan sarana dan prasarana kantin sebagai tempat makan untuk mempermudah mahasiswa dan karyawan untuk memenuhi kebutuhan makanan tanpa mengganggu aktifitas fisik. Good (1959) dalam bukunya Dictionary of Education menyatakan bahwa, Kantin adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan/sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin. Kantin merupakan tempat pengelolaan makanan yang dipersiapkan untuk mempermudah seseorang dalam suatu instansi untuk mendapatkan makanan.

Pengelolaan makanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 Ayat 2 yaitu “rangkaian kegiatan yang meliputi penerimaan bahan mentah atau makanan terolah, pembuatan, pengubahan bentuk, pengemasan, perwadahan, pengakutan dan penyajian. Pengelolaan makanan harus sangat diperhatikan oleh pengelola kantin


(11)

2

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga kantin dapat menyajikan makanan yang aman, bermutu dan bergizi, karena makanan yang aman, sehat dan bergizi akan mempengaruhi aktifitas seseorang. Kesadaran manusia akan makanan yang aman, sehat dan bergizi sudah sangat diperhatikan, seseorang membeli makanan bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar saja namun untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang untuk menunjang aktifitas dan untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh.

Kantin berbeda dengan tempat penyedia makanan lainnya seperti warung nasi, restoran dan café. Makanan yang disediakan oleh kantin harganya relative murah dan terjangkau oleh mahasiswa dan karyawan. Jenis makanan yang biasa disajikan di kantin dapat berupa makanan berat (nasi goreng, nasi kuning, mie goreng), makanan sepinggan (lontong kari, baso, lotek, kupat tahu dan sejenisnya) dan aneka minuman ringan (berbagai macam jus buah, minuman kemasan, air mineral dan kopi).

Sistem pelayanan kantin sendiri biasanya hampir sama dengan sistem pelayanan warung nasi atau restoran dimana terdapat jenis makanan yang sudah tersedia dan kemudian terdapat satu sampai dua orang penjaja kantin yang melayani pembeli untuk mendapatkan makanan atau minuman yang telah disediakan agar mempermudah pembeli. Penjaja kantin menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 ayat 6 yaitu “ orang yang secara langsung mengelola makanan”. Terdapat kontak langsung yang terjadi baik antara penjaja kantin dengan pembeli, penjaja kantin dengan makanan maupun antara makanan dan pembeli, sehingga penjaja kantin harus memperhatikan aspek sanitasi dan hygiene diantaranya sanitasi dan hygiene makanan, sanitasi dan hygiene lingkungan tempat kerja, sanitasi dan hygiene peralatan makan dan sanitasi hygiene pribadi.

Sanitasi adalah penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan (Fathonah, 2005:1). Sanitasi merupakan proses untuk menurunkan jumlah bibit penyakit yang biasanya terdapat dalam bahan makanan. Sedangkan Hygiene menurut Fathonah (2005:1) adalah “usaha kesehatan yang mempelajari


(12)

3

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh faktor lingkungan”. Secara garis besar hygiene lebih mengarahkan usaha atau tindakan kepada manusia (individu atau masyarakat), sedangkan sanitasi lebih menitikberatkan pada faktor – faktor lingkungan hidup manusia. Pemahaman mengenai sanitasi hygiene pada penjaja kantin menjadi faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan karena terdapat kontak langsung terhadap makanan dan pembeli.

Penjaja kantin harus memahami sanitasi hygine pada saat sebelum maupun ketika pelaksanaan proses transaksi. Perbedaan latar belakang pendidikan penjaja kantin yang beragam membuat pemahaman sanitasi hygine menjadi tidak sama. Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan mengenai latar belakang pendidikan penjaja kantin di lingkungan kantin Universitas Pendidikan Indonesia, penjaja kantin lebih dari setengahnya merupakan lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan yang lainnya merupakan lulusan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) serta lulusan Sarjana. Namun demikian syarat untuk menjadi penjaja kantin tidak ditentukan oleh latar belakang pendidikan namun dilihat dari kemauan seseorang dalam menjalani pekerjaannya sebagai penjaja kantin. Pemahaman menurut Sudjana (2005:24) adalah “tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan. Pemahaman misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain”.

Sesuai hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan melalui observasi ke kantin – kantin yang terdapat dilingkungan UPI seperti kantin laboga FPTK, kantin FMIPA, kantin FIP, kantin Pasca Sarjana dan Kantin Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UPI, kantin Labs School dan kantin di kolam renang upi ternyata masih kurang adanya perhatian terhadap sanitasi hygiene bahan makanan, sanitasi hygiene peralatan, cara penyimpanan makanan dan sanitasi hygiene pribadi. Masih terdapat penjaja kantin yang sedang sakit batuk tidak memakai masker, penjaja kantin wanita dengan rambut terurai ketika mempersiapkan dan melayani


(13)

4

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

makanan. Berdasarkan hasil tersebut maka penulis merasa tertarik mengadakan penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman penjaja kantin akan sanitasi hygiene. Hasil informasi yang penulis peroleh yaitu pengetahuan sanitasi hygiene penjaja kantin berbeda – beda serta sumber informasi yang didapatkan juga berbeda – beda sehingga pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin tidak sama. Latar pendidikan yang berbeda – beda membuat pemahaman penjaja kantin tidak sama, baik dari segi ilmu pengetahuan mengenai sanitasi hygiene, segi pemahaman dan praktek pada saat dilapangan.

Berkaitan dengan masalah tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis Pemahaman Sanitasi Hygiene Penjaja Kantin Dilingkungan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian tersebut dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai sumber informasi dan pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan bagian pokok dalam melaksanakan penelitian pendidikan sehingga dengan adanya identifikasi masalah, masalah yang akan diteliti menjadi jelas dan terarah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Suherman (2012:17) “Identifikasi berasal dari kata “identify”, yang

artinya meneliti, menelaah, identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari lapangan.”

Identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Latar belakang pendidikan penjaja kantin yang berbeda sehingga pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin berbeda

b. Sumber informasi penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene berbeda – beda c. Tidak adanya pelatihan mengenai sanitasi hygiene sebelum menjadi penjaja

kantin.

d. Pemahaman penjaja kantin terhadap sanitasi hygiene bahan makanan, sanitasi hygiene peralatan, cara penyimpanan makanan dan sanitasi hygiene pribadi.


(14)

5

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah Deskriptif menurut Sugiyono (2013:56) “Suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variable mandiri baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri)”.

Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dapat dibatasi permasalahannya sebagai berikut :

a. Bagaimana pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene pribadi mencakup menjaga kebersihan pribadi dari ujung rambut sampai ujung kaki dan kebiasaan hidup yang bersih dan sehat.

b. Bagaimana pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene bahan makanan dan cara penyimpanan makanan mencakup memisahkan bahan makanan yang basah dan kering, menyimpan bahan makanan sesuai dengan suhu penyimpanan makanan yang benar mencakup cara memilih bahan makanan yang baik dan layak untuk dijual kepada konsumen.

c. Bagaimana pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene peralatan seperti cara membersihkan peralatan yang telah dipergunakan, cara menyimpan peralatan yang sesuai, dan area kerja.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Tujuan umum:

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau gambaran pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin dilingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Tujuan khusus:

Tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai pemahaman penjaja kantin tentang:


(15)

6

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene pribadi mencakup menjaga kebersihan pribadi dari ujung rambut sampai ujung kaki dan kebiasaan hidup yang bersih dan sehat.

2) Pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene bahan makanan dan cara penyimpanan makanan mencakup memisahkan bahan makanan yang basah dan kering, menyimpan bahan makanan sesuai dengan suhu penyimpanan makanan yang benar mencakup cara memilih bahan makanan yang baik dan layak untuk dijual kepada konsumen.

3) Pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene peralatan seperti cara membersihkan peralatan yang telah dipergunakan, cara menyimpan peralatan yang sesuai, dan area kerja.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk mendapatkan data atau gambaran dari suatu keadaan yang terjadi, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:207) bahwa : “Analisis statistik deskriptif yaitu teknik analisis data yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi”.

Ciri-ciri metode analisis deskriptif menurut Winarno Surakhmad (1990:140) adalah:

1. Memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah actual

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis (karena itu metode ini sering juga disebut metode deskriptif analitik)

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner/angket. Kuosioner/angket dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur “Studi Pemahaman Sanitasi Hygiene Penjaja Kantin Dilingkungan Universitas Pendidikan Indonesia”.


(16)

7

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, dan khususnya bagi :

1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi bagi pembuat kebijakan, khususnya pihak Universitas Pendidikan Indonesia sebagai lembaga yang menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang terjaga sanitasi hygiene yang baik untuk mahasiswa dan pihak terkait.

2. Secara praktis dapat menjadikan acuan oleh penjaja kantin dalam memahami dan menerapkan sanitasi hygiene pada pelaksanaan menjaga kebersihan bahan makanan, kebersihan peralatan, cara penyimpanan makanan serta kebersihan diri penjaja kantin.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini berpedoman pada pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia 2012, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 : Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

D. Metode Penelitian

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian F. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian BAB III : Metode Penelitian

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian B. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian

F. Proses Pengembangan Instrumen G. Teknik Pengumpulan Data


(17)

8

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Pengolahan/Analisis Data B. Pembahasan/Analisis Temuan BAB V : Kesimpulan dan Saran


(18)

38 Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian yang diteliti oleh penulis adalah kantin dibeberapa fakultas seperti Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, kantin Pasca Sarjana dan Kantin Labschool UPI disekitaran kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang beralamat di Jl. Dr Setiabudhi no. 207 Bandung Jawa Barat.

2. Populasi

Populasi menurut Arikunto (2010:173) adalah “keseluruhan subjek

penelitian”. Berdasarkan hasil penjajaan yang telah peneliti lakukan populasi

dalam penelitian ini adalah penjaja kantin yang ada disekitar lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia dengan jumlah penjaja kantin sebanyak 36 orang penjaja kantin,dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Responden

NO LOKASI KANTIN JUMLAH ORANG

1 Kantin Laboga ( FPTK UPI ) 1 Orang 2 Kantin Pasca Sarjana 12 Orang

3 Kantin KOPMA 5 Orang

4 Kantin Lab School 5 Orang

5 Kantin FIP 8 Orang

6 Kantin FMIPA 3 Orang

7 Kantin Kolam Renang UPI 2 Orang

JUMLAH 36 Orang

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh. Sampel jenuh adalah

“teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai


(19)

39

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena jumlah penjaja kantin yang ada disekitaran Universitas Pendidikan Indonesia berjumlah 36 orang.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan perbandingan antar variabel maupun perbandingan variable dengan sampel yang lain. Peneliti hanya merumuskan masalah secara deskriptif untuk menjawab pertanyaan peneliti terhadap variable mandiri.

Tahapan desain penelitian merupakan urutan kerja atau langkah – langkah yang dilakukan selama penelitian dari awal sampai akhir. Arikunto (2010:61) mengungkapkan bahwa langkah – langkah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Memilih masalah 2. Studi pendahuluan 3. Merumuskan masalah

4. Merumuskan anggapan dasar 5. Memilih pendekatan

6. Menentukan variable dan sumber data 7. Menentukan dan menyusun instrument 8. Mengumpulkan data

9. Analisis data

10.Menarik kesimpulan 11.Menulis laporan

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini pada dasarnya adalah sebagai berikut:

1. Tahapan Persiapan

Persiapan penelitian yaitu dengan membuat rancangan penelitian yang berfungsi sebagai kerangka awal dalam penelitian, sehingga penelitian yang akan dilakukan terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Langkah – langkah yang dilakukan dal tahap persiapan yaitu :

a. Pengamatan lapangan untuk menentukan permasalahan yang akan diambil b. Pemilihan masalah dan perumusan masalah

c. Penyusunan outline penelitian


(20)

40

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Penyusunan kisi – kisi instrumen tes f. Pelaksanaan seminar I

2. Tahapan Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian yaitu proses pengambilan dan pengolahan data. Langkah – langkah yang dilakukan adalah

a. Pelaksanaan tes untuk penjaja kantin disekitaran kampus UPI b. Pemeriksaan hasil tes sesuai kunci jawaban

c. Mengukur hasil tes

d. Penyusunan laporan hasil pengolahan data

e. Pembuatan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi f. Pelaksanaan seminar II

3. Tahapan Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan penelitian yaitu proses penyusunan hasil dari penelitian ke dalam bentuk yang lebih tersusun rapi dan dapat dimengerti oleh pembaca. Laporan penelitian berisi tentang seluruh kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan beserta hasil penelitian tersebut. Draft skripsi yang telah disetujui dijadikan sebagai bahan untuk ujian sidang.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif menurut Suharsimi Arikunto (2006:108) adalah

“Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang

merupakan pendukung terhadap kualitas belajar”.

Metode deskriptif yang telah dikemukakan di atas dijadikan acuan dalam melakukan penelitian tentang “Studi Pemahaman Sanitasi Hygiene Penjaja Kantin


(21)

41

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dikemukakan dalam upaya menghindari terjadinya salah pengertian antara pembaca dengan penulis pada istilah – istilah yang

terdapat pada judul skripsi “Studi Pemahaman Sanitasi Hygiene Penjaja Kantin Dilingkungan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia.”

Sanipah Faisal (1982:65) mengemukakan, “istilah-istilah yang memungkinkan

salah tafsir, perlu ditegaskan batasan - batasannya.” Definisi operasional membantu peneliti kearah mantapnya kerangka acuan di dalam mendekati masalah yang akan ditelitinya, maka definisi operasional dirumuskan sebagai berikut:

1. Studi Pemahaman Sanitasi Hygiene a. Pemahaman

Pemahaman menurut Mayer dalam Dahlan 2004 : 46 merupakan :

Aspek fundamental dalam pembelajaran, sehingga model pembelajaran harus menyertakan hal pokok dari pemahaman untuk suatu objek meliputi tentang objek itu sendiri, relasi dengan objek lain yang sejenis, relasi dengan objek lain yang tidak sejenis.

Pemahaman menurut Winkel (2009 : 274) yaitu “mencakup kemampuan untuk mengankap makna dan arti dari bahan yang dipelajari”. Berdasarkan pemaparan

tersebut yang dimaksud pemahaman dalam penelitian ini adalah penjaja kantin yang mengerti benar mengenai sanitasi hygiene meliputi sanitasi hygiene makanan, sanitasi hygiene lingkungan kerja dan sanitasi hygiene pribadi.

b. Sanitasi Higiene

Sanitasi hygiene menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 Ayat 4 yaitu “Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar

aman dikonsumsi”.

2. Penjaja Kantin Dilingkungan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia a. Penjaja Kantin


(22)

42

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penjaja kantin menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 Ayat 6 yaitu orang yang secara langsung mengelola makanan.

b. Lingkungan

Lingkungan menurut Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto mengutip pendapat Munib (2005:76) adalah sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan pri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.

c. Kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu universitas negeri yang yang beralamatkan di Jl. Dr Setiabudhi no. 229 Bandung Jawa Barat.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2010: 148) menjelaskan bahwa “instrumen penelitian adalah alat

ukur yang digunakan dalam penelitian”. Instrumen harus mengukur/menilai secara

objektif, ini berarti bahwa nilai atau informasi yang diberikan individu tidak dipengaruhi oleh orang yang menilai atau fakta lain yang tidak berkepentingan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk angket. Penulis menggunakan instrument dalam bentuk angket sebagai alat pengumpul data karena ingin mengetahui sumber informasi dalam bentuk pertanyaan tertulis dan bentuk pertanyaan tertutup, sehingga responden dapat langsung memilih jawaban yang telah diberikan oleh peneliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk menerapkan metode pada masalah yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti


(23)

43

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Sugiyono (2011: 137) mengemukakan bahwa “Terdapat dua hal utama yang

mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian

dan kualitas pengumpulan data”.

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah wawancara. Wawancara digunakan penulis karena ingin mengetahui hal – hal yang lebih mendalam dari responden mengenai pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene pribadi, sanitasi hygiene bahan makanan dan sanitasi hygiene peralatan.

G. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu angket, yang kemudian penulis sebarkan kepada respoden guna untuk mengetahui pemahaman sanitasi hygiene pribadi, sanitasi hygiene bahan makanan dan cara penyimpanan dan sanitasi hygiene peralatan, respoden yang penulis maksud yaitu penjaja kantin dilingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Penggunaan alat pengumpul data yang penulis gunakan mengacu pada pendapat Sudjana (1995 : 25) yaitu “ sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram atau grafik. Dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar – salah banyak

mengungkapkan aspek pemahaman”.

Mengacu pada pendapat tersebut penulis menggunakan alat pengumpul data berupa angket dengan menggunakan tipe pilihan ganda yang kemudian akan disebarkan kepada responden yaitu penjaja kantin disekitar Universitas Pendidikan Indonesia.

H. Pengolahan Data

Sugiyono (2010:147) menyatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan berdasarkan kuesioner dan pedoman studi dokumentasi yang disebarkan kepada mahasiswa. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :


(24)

44

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengumpulkan serta melakukan pengecekkan jumlah kuesioner 2. Memeriksa kelengkapan item jawaban kuesioner

3. Menghitung jawaban pada kuesioner 4. Persentase Data

5. Persentase data digunakan untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban dalam kuesioner yang dihitung dalam jumlah persentase, karena jawaban pada setiap kuesioner berbeda. Penulis menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana (2011:129), rumus untuk menghitung persentase frekuensi jawaban responden yaitu :

Keterangan:

P : Persentase (jumlah presentase yang dicari)

f : Frekuensi jawaban responden

n : Jumlah responden 100% : Bilangan tetap

Selanjutnya untuk mengetahui persentase tingkat pemahaman responden, penulis menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh Ali (1985 : 184), bahwa rumus untuk menghitung persentasi adalah :

Dimana :

% = Persentasi

n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai 100 = Bilangan tetap

5. Tabulasi data bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai frekuensi dalam setiap item yang dijawab oleh penjaja kantin

6. Penafsiran dalam penelitian digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap jawaban pada pertanyaan yang telah diajukan. Kriteria yang


(25)

45

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh dari penafsiran data bahwa pemahaman dapat dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu

a. Tingkatan pertama yaitu tingkatan terendah dimana seseorang hanya mengetahui pengertiannya saja tanpa bisa diaplikasikan kedalam kehidupan sebenarnya.

b. Tingkatan kedua yaitu dimana seseorang mengetahui pengertiannya dan pengertian tersebut dihubungkan kedalam kehidupan sebenarnya.

c. Tingkatan ketiga yaitu tingkatan tertinggi dimana seseorang dapat mengerti serta memahami sebab akibat dari apa yang telah dia ketahui, sehingga seseorang tersebut dapat benar – benar memahami resiko bila tidak diaplikasikan kedalam kehidupan sehari – hari.

7. Kategori yang dikemukakan oleh Sudjana di atas dijadikan rujukan oleh penulis dengan bahasa penafsiran menurut Khomsan (2000:35) yaitu sebagai berikut :

Baik = 80 % - 100 % Sedang = 79 % - 60 % Kurang = ≤ 59%

Kategori yang dikemukakan oleh khomsan di atas dijadikan rujukan oleh penulis dengan bahasa penafsiran menurut penulis yaitu sebagai berikut :

Memahami = 80 % - 100 % Cukup Memahami = 79 % - 60 % Kurang Memahami = ≤ 59%


(26)

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

84 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V ini penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian tentang ”Pemahaman Sanitasi Hygiene Penjaja Kantin Di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia”

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pada identifikasi masalah, tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, yaitu penulis uraikan sebagai berikut :

1. Pemahaman Sanitasi Hygiene Pribadi pada Penjaja Kantin Di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia

Sanitasi hygiene pribadi merupakan cara untuk mencegah penyebaran bibit penyakit yang berasal dari tubuh maupun dari kebiasaan hidup yang kurang sehat. Penjaja kantin diharuskan untuk bisa menjaga sanitasi hygiene pribadi pada saat sebelum bekerja, ketika sedang bekerja maupun sesudah bekerja atau sedang berada diluar lingkungan tempat kerja. Bakteri bibit penyakit dapat dengan mudah menyebar antar manusia melalui udara, kontak tubuh maupun dari manusia ke makanan.

Kesimpulan dari pemahaman sanitasi hygiene pribadi penjaja kantin di liingkungan Universitas Pendidikan Indonesia yaitu lebih dari setengah penjaja kantin dapat “memahami” sanitasi hygiene pribadi, kurang dari setengah penjaja

kantin “cukup memahami” sanitasi hygiene pribadi dan kurang dari setengah

penjaja kantin “kurang memahami” sanitasi hygiene pribadi. Dari data persentase

yang telah penulis peroleh, masih banyak penjaja kantin yang tidak termasuk kedalam kategori memahami dari sanitasi hygiene pribadi penjaja kantin, karena hanya lebih dari setengah penjaja kantin yang memahami sanitasi hygiene pribadi dan dilaksanakan pada saat bekerja. Sebanyak kurang dari setengah penjaja kantin hanya termasuk kategori cukup memahami, sehingga dikhawatirkan penjaja kantin tidak secara terus menerus melaksanakan ilmu yang didapatkan mengenai


(27)

85

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sanitasi hygiene pribadi pada saat bekerja dan sebanyak kurang dari setengah penjaja kantin di lingkungan UPI tidak memahami pentingnya sanitasi hygiene pribadi.

2. Pemahaman Sanitasi Hygiene Bahan Makanan dan Cara Penyimpanan Makanan pada Penjaja Kantin Di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia

Sanitasi hygiene bahan makanan merupakan hal yang terpenting yang harus dipahami oleh penjaja kantin. Bahan makanan yang akan diolah menjadi makanan matang harus terjaga kualitasnya, baik dari bentuk, warna dan rasa. Selain itu dalam menangani bahan makanan seperti ketika bahan makanan akan disimpan kedalam lemari pendingin, cara penangannannya harus benar dan tahu berapa suhu yang harus digunakan karena tidak semua bahan makanan disimpan dalam suhu yang sama.

Kesimpulan dari pemahaman sanitasi hygiene bahan makanan dan cara penyimpanan makanan yaitu sebanyak setengah dari penjaja kantin dapat

“memahami” sanitasi hygiene bahan makanan, kurang dari setengah penjaja

kantin “cukup memahami” sanitasi hygiene bahan makanan dan kurang dari

setengah penjaja kantin “kurang memahami” sanitasi hygiene bahan makanan. Dari data persentase yang diperoleh, hanya setengah dari penjaja kantin di lingkungan UPI yang memahami sanitasi hygiene bahan makanan dan sisanya termasuk ke dalam kategori cukup memahami sanitasi hygiene bahan makanan dimana ilmu yang didapat tidak semuanya diaplikasikan pada saat bekerja karena tingkat kesadaran yang kurang, kurang dari setengah termasuk ke dalam kategori kurang memahami sanitasi hygiene bahan makanan artinya pemahaman yang didapatkan penjaja kantin kurang dan tidak terlalu memperdulikan sanitasi hygiene bahan makanan yang dapat menyebabkan penyebaran bakteri penyakit kepada konsumen.


(28)

86

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pemahaman Sanitasi Hygiene Peralatan pada Penjaja Kantin Di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia

Penjaja kantin harus memahami sanitasi hygiene peralatan karena peralatan yang tidak dijaga kebersihannya dan salah dalam penangannan pembersihannya akan membuat peralatan cepat rusak dan berkarat. Bila penjaja kantin menggunakan peralatan yang berkarat dan kotor, maka akan terjadi kontak penyebaran bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pencernaan. Penjaja kantin harus mengetahui cara membersihkan peralatan dengan benar karena tidak semua peralatan makanan ditanganin sama.

Kesimpulan dari pemahaman sanitasi hygiene peralatan yaitu sebanyak lebih dari setengah penjaja kantin dapat “memahami” sanitasi hygiene peralatan dan sisanya kurang dari setengah penjaja kantin “cukup memahami” sanitasi hygiene peralatan. Tingkat pemahaman penjaja kantin di lingkungan UPI termasuk kategori yang kurang baik karena hanya setengahnya saja yang memahami sanitasi hygiene peralatan, sehingga dikhawatirkan tingkat penyebaran bakteri penyakit masih tinggi dan akan merugikan konsumen.

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan bahwa tingkat pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin berbeda – beda karena disebabkan latar belakang pendidikan yang tidak sama. Latar belakang pendidikan terakhir penjaja kantin yang terendah yaitu tingkat sekolah dasar (SD) dan tertinggi yaitu sarjana. Perbedaan latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi pemahaman seseorang dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan oleh penjaja kantin serta kesadaran akan pentingnya sanitasi hygiene pada saat bekerja.

B. Saran

Saran disusun berdasarkan kesimpulan penelitian. Penulis mencoba mengajukan saran yang ditujukan kepada berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut :


(29)

87

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Penjaja kantin diharapkan dapat mempertahankan kualitas kesadaran dalam memahami pentingnya sanitasi hygiene pribadi agar penyebaran penyakit serta bakteri tidak menyebar kedalam makanan dan konsumen, sehingga penjaja kantin dapat meningkatkan kualitas pelayanan terutama dari aspek sanitasi hygiene pribadi.

b. Diharapkan penjaja kantin dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi hygiene bahan makanan dan sanitasi hygiene peralatan, bukan hanya mngetahui pengertiannya saja namun dapat secara keseluruhan mengaplikasikan pengetahuan kedalam aktifitas pekerjaannya sehingga dapat meminimalisir penyebaran bakteri dan penyakit, baik kepada konsumen maupun lingkungan sekitar.

c. Penjaja kantin sebaiknya menambah pengetahuan lebih dan lengkap mengenai sanitasi hygiene pribadi, makanan dan peralatan dan harus terus diaplikasikan pada saat bekerja.

2. Pihak Universitas Pendidikan Indonesia

a. Sebagai pihak penyelenggara tertinggi, UPI diharapkan lebih aktif dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi hygiene pribadi, sanitasi hygiene bahan makanan dan sanitasi hygiene peralatan baik kepada pihak civitas UPI maupun kepada penjaja kantin yang berada di lingkungan kampus UPI

b. Sebaiknya memberikan penyuluhan ataupun seminar gratis kepada penjaja kantin agar lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi hygiene agar meminimalisir penyebaran penyakit ataupun bakteri.

c. Mengadakan Sidak setidaknya sebulan sekali untuk mengetahui kualitas sanitasi hygiene kantin dan penjaja kantin agar selalu terjaga dengan baik dan memberikan sanksi administrative bila ada yang melanggar dan lalai akan menjaga sanitasi hygiene.


(30)

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

88

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Moh. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa.

Anonim. 2013. Pedoman Praktek Industri Bidang Boga. Bandung: Tidak diterbitkan.

Anonim. 2009. Silabus Perkuliahan Mikrobiologi, Sanitasi dan Higiene. Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

DepKes RI. 2004. Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman. DirJen PPM dan PL. Jakarta.

Fadiati,A. 2011. Mengelola Usaha Jasa Boga yang Sukses. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

FAO, WHO, 2001. Code of Hygienic Practice for The Preparation and Sale of Street Foods.

Fathonah, S. 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan. Semarang: UNNES Press.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Tidak diterbitkan.

Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta : Bharata

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 BAB II

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 Ayat 4

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 715/MENKES/SK/V/2003 Pasal 19

Purawidjaja, 1995. Enam Prinsip Dasar Penyediaan Makan di Hotel, Restoran dan Jasaboga,


(31)

89

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purnawijayanti, Hiasinta A. 2001. Sanitasi, Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta : Kanisius

Ruseffendi, E. T. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Said, A. 2007. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja. Jakarta: PT Sinar Wadja Lestari.

Sudiara, dkk 1995. Hygiene dan sanitasi. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka cipta.

Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka cipta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Winarno F. G 2002. HACCP dan Penerapannya Dalam Industri Pangan. Bogor : M-Brio Press


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V ini penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian tentang ”Pemahaman Sanitasi Hygiene Penjaja Kantin Di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia”

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pada identifikasi masalah, tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, yaitu penulis uraikan sebagai berikut :

1. Pemahaman Sanitasi Hygiene Pribadi pada Penjaja Kantin Di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia

Sanitasi hygiene pribadi merupakan cara untuk mencegah penyebaran bibit penyakit yang berasal dari tubuh maupun dari kebiasaan hidup yang kurang sehat. Penjaja kantin diharuskan untuk bisa menjaga sanitasi hygiene pribadi pada saat sebelum bekerja, ketika sedang bekerja maupun sesudah bekerja atau sedang berada diluar lingkungan tempat kerja. Bakteri bibit penyakit dapat dengan mudah menyebar antar manusia melalui udara, kontak tubuh maupun dari manusia ke makanan.

Kesimpulan dari pemahaman sanitasi hygiene pribadi penjaja kantin di liingkungan Universitas Pendidikan Indonesia yaitu lebih dari setengah penjaja kantin dapat “memahami” sanitasi hygiene pribadi, kurang dari setengah penjaja kantin “cukup memahami” sanitasi hygiene pribadi dan kurang dari setengah penjaja kantin “kurang memahami” sanitasi hygiene pribadi. Dari data persentase yang telah penulis peroleh, masih banyak penjaja kantin yang tidak termasuk kedalam kategori memahami dari sanitasi hygiene pribadi penjaja kantin, karena hanya lebih dari setengah penjaja kantin yang memahami sanitasi hygiene pribadi dan dilaksanakan pada saat bekerja. Sebanyak kurang dari setengah penjaja kantin


(2)

85

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sanitasi hygiene pribadi pada saat bekerja dan sebanyak kurang dari setengah penjaja kantin di lingkungan UPI tidak memahami pentingnya sanitasi hygiene pribadi.

2. Pemahaman Sanitasi Hygiene Bahan Makanan dan Cara Penyimpanan Makanan pada Penjaja Kantin Di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia

Sanitasi hygiene bahan makanan merupakan hal yang terpenting yang harus dipahami oleh penjaja kantin. Bahan makanan yang akan diolah menjadi makanan matang harus terjaga kualitasnya, baik dari bentuk, warna dan rasa. Selain itu dalam menangani bahan makanan seperti ketika bahan makanan akan disimpan kedalam lemari pendingin, cara penangannannya harus benar dan tahu berapa suhu yang harus digunakan karena tidak semua bahan makanan disimpan dalam suhu yang sama.

Kesimpulan dari pemahaman sanitasi hygiene bahan makanan dan cara penyimpanan makanan yaitu sebanyak setengah dari penjaja kantin dapat “memahami” sanitasi hygiene bahan makanan, kurang dari setengah penjaja kantin “cukup memahami” sanitasi hygiene bahan makanan dan kurang dari setengah penjaja kantin “kurang memahami” sanitasi hygiene bahan makanan. Dari data persentase yang diperoleh, hanya setengah dari penjaja kantin di lingkungan UPI yang memahami sanitasi hygiene bahan makanan dan sisanya termasuk ke dalam kategori cukup memahami sanitasi hygiene bahan makanan dimana ilmu yang didapat tidak semuanya diaplikasikan pada saat bekerja karena tingkat kesadaran yang kurang, kurang dari setengah termasuk ke dalam kategori kurang memahami sanitasi hygiene bahan makanan artinya pemahaman yang didapatkan penjaja kantin kurang dan tidak terlalu memperdulikan sanitasi hygiene bahan makanan yang dapat menyebabkan penyebaran bakteri penyakit kepada konsumen.


(3)

3. Pemahaman Sanitasi Hygiene Peralatan pada Penjaja Kantin Di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia

Penjaja kantin harus memahami sanitasi hygiene peralatan karena peralatan yang tidak dijaga kebersihannya dan salah dalam penangannan pembersihannya akan membuat peralatan cepat rusak dan berkarat. Bila penjaja kantin menggunakan peralatan yang berkarat dan kotor, maka akan terjadi kontak penyebaran bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pencernaan. Penjaja kantin harus mengetahui cara membersihkan peralatan dengan benar karena tidak semua peralatan makanan ditanganin sama.

Kesimpulan dari pemahaman sanitasi hygiene peralatan yaitu sebanyak lebih dari setengah penjaja kantin dapat “memahami” sanitasi hygiene peralatan dan sisanya kurang dari setengah penjaja kantin “cukup memahami” sanitasi hygiene peralatan. Tingkat pemahaman penjaja kantin di lingkungan UPI termasuk kategori yang kurang baik karena hanya setengahnya saja yang memahami sanitasi hygiene peralatan, sehingga dikhawatirkan tingkat penyebaran bakteri penyakit masih tinggi dan akan merugikan konsumen.

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan bahwa tingkat pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin berbeda – beda karena disebabkan latar belakang pendidikan yang tidak sama. Latar belakang pendidikan terakhir penjaja kantin yang terendah yaitu tingkat sekolah dasar (SD) dan tertinggi yaitu sarjana. Perbedaan latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi pemahaman seseorang dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan oleh penjaja kantin serta kesadaran akan pentingnya sanitasi hygiene pada saat bekerja.

B. Saran

Saran disusun berdasarkan kesimpulan penelitian. Penulis mencoba mengajukan saran yang ditujukan kepada berbagai pihak, diantaranya sebagai


(4)

87

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Penjaja kantin diharapkan dapat mempertahankan kualitas kesadaran dalam memahami pentingnya sanitasi hygiene pribadi agar penyebaran penyakit serta bakteri tidak menyebar kedalam makanan dan konsumen, sehingga penjaja kantin dapat meningkatkan kualitas pelayanan terutama dari aspek sanitasi hygiene pribadi.

b. Diharapkan penjaja kantin dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi hygiene bahan makanan dan sanitasi hygiene peralatan, bukan hanya mngetahui pengertiannya saja namun dapat secara keseluruhan mengaplikasikan pengetahuan kedalam aktifitas pekerjaannya sehingga dapat meminimalisir penyebaran bakteri dan penyakit, baik kepada konsumen maupun lingkungan sekitar.

c. Penjaja kantin sebaiknya menambah pengetahuan lebih dan lengkap mengenai sanitasi hygiene pribadi, makanan dan peralatan dan harus terus diaplikasikan pada saat bekerja.

2. Pihak Universitas Pendidikan Indonesia

a. Sebagai pihak penyelenggara tertinggi, UPI diharapkan lebih aktif dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi hygiene pribadi, sanitasi hygiene bahan makanan dan sanitasi hygiene peralatan baik kepada pihak civitas UPI maupun kepada penjaja kantin yang berada di lingkungan kampus UPI

b. Sebaiknya memberikan penyuluhan ataupun seminar gratis kepada penjaja kantin agar lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi hygiene agar meminimalisir penyebaran penyakit ataupun bakteri.

c. Mengadakan Sidak setidaknya sebulan sekali untuk mengetahui kualitas sanitasi hygiene kantin dan penjaja kantin agar selalu terjaga dengan baik dan memberikan sanksi administrative bila ada yang melanggar dan lalai akan menjaga sanitasi hygiene.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Moh. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa. Anonim. 2013. Pedoman Praktek Industri Bidang Boga. Bandung: Tidak diterbitkan. Anonim. 2009. Silabus Perkuliahan Mikrobiologi, Sanitasi dan Higiene. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

DepKes RI. 2004. Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman. DirJen PPM dan PL. Jakarta.

Fadiati,A. 2011. Mengelola Usaha Jasa Boga yang Sukses. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

FAO, WHO, 2001. Code of Hygienic Practice for The Preparation and Sale of Street Foods.

Fathonah, S. 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan. Semarang: UNNES Press. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Tidak diterbitkan.

Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta : Bharata

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor

1096/MENKES/PER/VI/2011 BAB II

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor

1096/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 Ayat 4

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 715/MENKES/SK/V/2003 Pasal 19


(6)

89

Maryadi Putra M, 2014

Pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin

Di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purnawijayanti, Hiasinta A. 2001. Sanitasi, Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta : Kanisius

Ruseffendi, E. T. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA.

Bandung : Tarsito.

Said, A. 2007. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja. Jakarta: PT Sinar Wadja Lestari.

Sudiara, dkk 1995. Hygiene dan sanitasi. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka cipta. Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka cipta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Winarno F. G 2002. HACCP dan Penerapannya Dalam Industri Pangan. Bogor : M-Brio Press