MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL.

(1)

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN

DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Tatu Agustiyani NIM 0903823

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG


(2)

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN

KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN

DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Oleh

Tatu Agustiyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Tatu Agustiyani2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL


(4)

ii Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang kesulitan dalam menulis karangan deskripsi dan banyak siswa yang kurang mampu dalam membedakan karangan yang menggambarkan suatu objek dan menceritakan pengalamamnnya sendiri, sehingga perlu dilakukan peningkatan keterampilan menulis. Masalah dalam pembelajaran yang menggunakan media gambar tunggal yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Bertujuan : 1) untuk meningkatkan kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan gambar tunggal, 2) untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyusun sebuah karangan deskripsi dengan gambar tunggal, 3) untuk memperoleh hasil siswa dalam menulis karangan deskripsi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), metode yang diperkenalkan oleh Kemmis dan Mc Taggart penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Kadupandak 1 Kecamatan Picung dengan jumlah seluruh siswa 23. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran bahasa indonesia tentang menulis karangan deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal dilaksanakan prasiklus dengan nilai rata-rata 64,3, siklus 1 dengan nilai rata-rata 67,1 dan siklus II rata-rata 72,3. Dalam hal ini penelitian mengalami peningkatan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan gambar tunggal.Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pembelajaran bahasa indonesia tentang menulis karangan deskripsi dengan gambar tunggal mengalami peningkatan dengan baik. Maka rekomendasi yang dapat diberikan kepada siswa, guru, kepala sekolah media pembelajaran ini harus berjalan dengan intensif sehingga dapat meningkatkan pembelajaran menulis karangan deskripsi.


(5)

v

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN ... i

ABSTRAk ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

Bab I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

F. Definisi Istilah ... 6

Bab II GAMBAR TUNGGAL, KARANGAN DESKRIPSI DAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI . 9 A. Gambar Tunggal ... 9

a. Pengertian Gambar Tunggal ... 9

B. Menulis dan Karangan Deskripsi ... 11

1. Pengertian Menulis ... 11

2. Pengertian Karangan Deskripsi ... 13

a. Macam-macam karangan deskripsi ... 16

b. Keterampilan mengarang ... 17

c. Pembelajaran Keterampilan Mengarang ... 19


(6)

vi

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Pendekatan Penelitian ... 23

B. Metode Penelitia ... 23

C. Teknik Penelitian ... 23

1. Teknik pengumpulan data ... 23

a. Observasi partisipan ... 23

b. Wawancara mendalam ... 24

c. Analisis dokumen ... 24

2. Teknik analisis data ... 25

D. Instrumen Penelitian ... 25

E. Latar Penelitian ... 25

F. Subyek Penelitian ... 25

G. Langkah-langkah Penelitian ... 26

Bab IV DATA TEMUAN DAN ANALISIS DATA TEMUAN ... 33

A. Data Temuan... 33

1. Prasiklus... 33

2. Siklus I ... 33

a. Data Temuan Hasil Obserpasi Partisipan ... 34

b. Data Temuan Hasil Wawancara Mendalam ... 34

c. Data Temuan Hasil Analisis Dokumen ... 36

3. Siklus II... 37

a. Data Temuan Hasil Observasi Partisipan ... 37

b. Data Temuan Hasil Wawancara Mendalam ... 38

c. Data Temuan Hasil Analisis Dokumen ... 39

B. Analisis Data... 40

1. Siklus I ... 40

a. Analisis Data Temuan Hasil Observasi Partisipan ... 40

b. Analisis Data Temuan Hasil Wawancara Mendalam .... 41


(7)

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Siklus II... 42

a. Analisis Data Temuan Hasil Observasi Partisipan ... 42

b. Analisis Data Temuan Hasil Wawancara Mendalam .... 43

c. Analisis Data Temuan Hasil Analisis Dokumen ... 44

Bab V PENUTUP... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Rekomendasi ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(8)

1 Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) diperlukan umtuk menemukan suatu masalah yang nyata dan alami. Dalam awal pencarian masalah peneliti melakukan observasi partisipan untuk mendapatkan langsung gambaran mengenai masalah yang dimaksud. Observasi partisipan yang penulis lakukan terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas V SD Negeri Kadupandak 1 pada hari senin, 18 Maret 2013 pukul 08.00 WIB menghasilkan data sebagai berikut. Pada awal pembelajaran hampir semua siswa dalam mengikuti pelajaran sangat antusias, dalam menit ke 10 semangatnya luar biasa tetapi dalam menit ke 20 siswa kebanyakan keluar masuk kelas sehingga proses belajar-mengajar (PBM) tidak kondusif. Dalam pembelajaran berlangsung dari ke 10 siswa ditanya 5 orang siswa tidak menjawab dan 5 orang siswa menjawab tetapi kurang tepat. Ini menunjukan bahwa hasil observasi partisipan siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.

Setelah melakukan penelitian observasi partisipan peneliti melanjutkan dengan melakukan wawancara kepada guru kelas V SD Negeri Kadupandak 1, wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam. Peneliti mewawancarai guru kelas V yaitu pak Safaat S. Pd sebagai wali kelasnya dan menanyakan mengenai masalah yang dialami dalam pembelajaran berlangsung. Hal ini peneliti terlebih dahulu mencari informasi


(9)

untuk masalah penelitian, “ma’af pak, selama mengajar apakah bapak ada kesulitan tentang kemampuan menulis di kelas V SD Negeri Kadupandak 1 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia? ”Tanya peneliti kepada guru. Ternyata, pada saat melakukan wawancara ditemukan suatu masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Berikut kutipannya, “Ya ada, biasanya anak -anak masih kurang terarah dalam menulis karangan deskripsi, sehingga - anak-anak dalam menulis karangan deskripsi belum bisa mendeskripsikan keadaan yang sebenarnya, mereka hanya tahu menceritakan pengalamannya sendiri kedalam sebuah karangan narasi. Hal itulah yang sering ditemukan, “ungkapan sang guru dalam kelanjutan wawancara mengalir kepada obrolan yang apa adanya sampai masalah itu benar-benar apa penyebab terjadi kesulitan dalam menulis karangan deskripsi.

Analisis dokumen yang peneliti lakukan terhadap rekapan nilai siswa, catatan siswa, catatan anekdot guru, pada tanggal 19 Maret 2013 dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi sebagai berikut.

Tabel 1.1 Rekapan Nilai Siswa

No Nama Nilai Ket

1 Indri pitriyani 70

2 Lina herlina 70

3 Deri 60

4 Suherlan 60

5 Irfan 60

6 Neng royani 70

7 Ijen mulyana 60

8 Andres 60

9 Beni 60

10 Iwin 60

11 Ripal 60


(10)

3

13 Alek 60

14 Iip 60

15 Winda purwanti 70

16 Sami nur.H 70

17 Dian n.h 70

18 Agus munandar 60

19 Salas novita.r 70

20 Azi 60

21 Hana 60

22 Silmi nurhasanah 70

23 Melly putri andriani 70

Jumlah 1480

Rata-rata 64,3

Berdasarkan tabel 1.1 nilai siswa terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi hasil yang siswa miliki ternyata belum mencapai KKM rata-rata nilai tes nya 64 yang seharusnya 70 karena nilai KKMnya adalah 70. Rekapan nilai siswa yang sudah ada siswa kurang mampu dalam belajar menulis termasuk menulis karangan deskripsi walaupun guru tersebut sudah menjelaskan beberapa kali tetapi setiap ditanya siswa tersebut menjawab sudah paham ketika waktu di tes ternyata hasilnya kurang memuaskan.

Pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar mengarahkan siswa untuk memiliki kemampuan berbahasa yaitu; menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menulis di SD siswa diharapkan agar dapat menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks (Depdiknas, 2006). Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) yang diajarkan di sekolah dasar merupakan sarana yang penting dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan gagasan pendapat, pengalaman, dan perasaan dengan baik. Sebagai suatu proses menulis merupakan keterampilan mekanis


(11)

yang dapat dipahami dan dipelajari. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V dengan materi karangan deskripsi salah satu “Standar Kompetensi” yang harus dicapai yaitu siswa dituntut untuk “mengungkapkan pikiran, pendapat, dan perasaan secara fakta dengan menceritakan hasil pengamatan”. Sedangkan “Kompetensi Dasar” yaitu “menulis karangan berasarkan pengamatan dengan memperhatikan sebuah media gambar tunggal yang diamati oleh siswa”.

Berdasarkan kenyataan di atas terbukti bahwa kemampuan siswa kelas V dalam menulis karangan deskripsi belum mencapai KKM dan belum sesuai dengan IPHB, kenyataan ini membuat peneliti ini layak melakukan penelitian dengan demikian penulis mencoba untuk mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN Kadupandak 1 dalam menulis karangan deskripsi kesulitan siswa tersebut mencoba peneliti atasi dengan menggunakan media gambar tunggal.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian yaitu ada 2 masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini. Identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Kurangnya pemahaman siswa dalam menulis karangan deskripsi yang disampaikan oleh guru, dalam penelitian ini berupaya untuk mengatasi kesuilitan siswa menulis karangan deskripsi. Peneliti akan mengatasi kesulitan siswa menulis karangan deskripis kelas V SDN Kadupandak 1.


(12)

5

2. Kurang efektifnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Penelitian ini menggunakan media gambar tunggal dalam proses pembelajarannya. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan media tersebut untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi yang diberikan oleh guru.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah siswa sulit dalam menulis sebuah karangan deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal?

2. Bagaimana lankah-langkah gambar tunggal dengan menulis karangan deskripsi?

3. Apakah gambar tunggal dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan gambar tunggal.

2. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyusun sebuah karangan deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal.


(13)

E. Manfaat Hasil Penelitian

manfaat dalam penelitian ini adalah. 1. Praktis

Sebagai alternatif dalam menyelesaikan sebuah masalah dalam kesulitan siswa tentang menulis karangan deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal. Sebagai alternatif kelompok kerja guru dan dijadikan pertimbangan dalam praktek pembelajaran di kelas khususnya dalam menulis karangan deskripsi.

2. Teoritis

Secara teorotis dapat bermanfaat untuk referensi keilmuan. 3. Kebijakan

Manfaat ini untuk pihak yang membaca khususnya peneliti. Manfaat ini memusatkan kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perlu ditegaskan bahwa tugas guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus didorong agar siswa aktif berlatih dalam menggunakan bahasa khususnya dalam keterampilan menulis.

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan tafsir tentang isi skripsi oleh pihak lain yang membaca, maka istilah-istilah dan pengertian-pengertian dalam skripsi ini harus dioperasinalkan, karena operasionalisasi hanya diartikan sebagai pengertian-pengertian khusus yang hanya berlaku di dalam skripsi tersebut.


(14)

7

1. Kesulitan Belajar

Mengatasi kesulitan siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas V SDN Kadupandak 1 dalam menulis karangan deskripsi yang masih berada di bawah KKM atau belum sesuai dengan IPHB menjadi sesuai dengan IPHB dan mencapai KKM.

2. Menulis Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi merupakan karangan yang kita susun untuk melukiskan sesuatu dengan maksud untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca. Untuk mencapai tujuan deskripsi itu, kita tuntut untuk mampu memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra indrawi dan suasana hidup, dan tepat.

Dalam menulis deskripsi kita harus mampu menghidupkan objek yang kita lukiskan yang sehidup-hidupnya, sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang kita lihat, dapat mendengar apa yang kita dengar, dan dapat merasakan apa yang kita rasakan, kita ajak pembaca mengalami apa yang kita alami (Suparno, 2002: 47). Dalam penelitian ini siswa yang di maksud adalah siswa kelas V SD Negeri Kadupandak 1 Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang.

3. Media Gambar Tunggal

Berdasarkan apa yang saya ketahui bahwa gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Gambar merupakan media visual dua dimensi di atas bidang yang tidak transparan.Gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran.Gambar


(15)

dan foto sifatnya universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa.

Gambar tunggal yang saya ketahui adalah gambar yang di dalamnya menceritakan satu tema dengan mempunyai satu arah dimana gambar tersebut memiliki cerita dari awal sampai akhir dan memiliki batasan waktu, ruang dan indera.


(16)

23 Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data dalam penelitian ini berupa fenomena sosial (Sugiyono, 2009). Fenomena sosial berupa kejadian atau peristiwa yang terjadi di kelas V SDN Kadupandak 1 dalam menulis karangan deskripsi.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode PTK, karena penelitian ini dilaksanakan di kelas V untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Model penelitian yang di gunakan dalam penelitian adalah menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, menurut Wiriaatmadja, 2009 dan Taniredja, 2010, setiap siklus atau putaran terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi

(observasing), dan refleksi (reflektif). C. Teknik Penelitian

Dalam teknik penelitian dibagi menjadi dua yaitu:

1. Teknik Pengumpulan data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi partisipan, wawancara mendalam dan analisis dokumen.

a. Observasi partisipan

Observasi partisipan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 1, mei, 2013 Terhadap kesulitan belajar dalam menulis karangan deskripsi di kelas V SDN Kadupandak 1 pada saat pembelajaran berlangsung.


(17)

Dalam kegiatan observasi partisipan peneliti menghasilkan data bahwa nilai siswa belum mencapai KKM dan belum sesuai dengan IPHB.

b. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 2 2013 terhadap kesulitan belajar dalam menulis karangan deskripsi di kelas V SDN Kadupandak 1. Dalam kegiatan wawncara ini dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas V SD tentang kemampuan menulis karangan deskripsi. Dalam isi wawancara ini guru mengatakan, “ anak-anak belum mampu menulis sebuah karangan, hasilnya belum mencapai KKM karena masih banyak yang belum bisa menulis. Dalam hal ini menulis karangan deskripsi siswa harus lebih di bina lagi dalam latihan menulis karangan deskripsi”.

c. Analisis dokumen

Teknik analisis dokumen dilaksanakan setelah pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas V SD Negeri Kadupandak 1 berlangsung yang menghasilkan dokumen-dokumen resmi yang dimiliki SD Negeri Kadupandak 1 kecamatan Picung, kabupaten Pandeglang dan dokumen-dokumen dari mitra guru penelitian. Dokumen yang dianalisis dalam penenlitian sebagai berikut. Rekapan nilai siswa, catatan siswa, anekdot guru. Dari hasil nilai siswa yang didapat menunjukan bahwa pemahaman siswa dalam menulis karangan deskripsi sangat jauh dari hasil yang diharapkan dan belum mencapai KKM, karena dari rata-rata siswa yang diperoleh masih banyak yang mendapatkan nilai 60 sehingga pembelajaran belum maksimal.


(18)

25

2. Teknik Analisis Data

1. Mengenali data 2. Mengelompokan data 3. Membandingkan data

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian adalah peneliti, karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar tunggal.

E. Latar Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada bulan April-Mei semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini di laksanakan di kelas V SDN Kadupandak 1 kecamatan. Picung, kabupaten. Pandeglang. Alasan peneliti melakukan penelitian di SDN Kadupandak 1 ini adalah untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi, diharapkan dengan adanya pnelitian ini siswa dapat memiliki sikap dan etika yang baik ketika menulis dan kemampuan menulis karangan deskripsi dapat lebih meningkat. Selain itu lokasinya strategis dekat dengan rumah, sehingga dapat mengetahui lebih banyak tentang kebiasaan siswa dalam menulis khususnya menulis karangan deskripsi.

F. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kadupandak 1 dengan jumlah siswa 23 orang dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar tunggal.


(19)

G. Langkah-Langkah Penelitian

Bagan 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)

Dalam pelaksanaannya kemungkinan peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pengalaman), sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan ada juga peneliti yang sudah memiliki seperangkat data, sehingga memulai dengan kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi awal, akan tetapi pada umumnya para peneliti mulai dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian selanjutnya, diikuti perencanaan,

Re

fl

ec

P

la

n

observer

A

ct

Re

fl

ec

t

observer

A

ct

Re

vi

ce

d P

la


(20)

27

pelaksanaan tindakan, tindakan observasi dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Refleksi Awal

Refleksi awal dimaksudkan untuk penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian.

1) Penyususnan Perencanaan

Penyususnan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.


(21)

3) Observasi pengamatan

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal.Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

4) Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan.Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan.Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus.


(22)

29

1. Prasiklus

Pada kegiatan ini peneliti hanya mengobservasi kegiatan belajar mengajar siswa dan mengambil hasil belajar siswa melalui temuan-temuan dilapangan.

a. Observasi

Hal pertama yang dilakukan peneliti untuk mengetahui permasalahan yang muncul ketika proses belajar sedang berlangsung yaitu dengan cara mengobservasi. Setelah itu peneliti mencatat semua kejadian apa saja yang muncul dan yang akan menjadi permasalahan dalam menggunakan media gambar tunggal pada karangan deskripsi di kelas V. b. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan masalah tentang kesulitan dalam kerapihan dan cara menggunakan tanda baca pada menulis karangan deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal. Maka dari peneliti mengadakan dialog dengan guru kelas V tentang hasil observasi yang telah dilakukan dengan tujuan untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus 1, peneliti mempersiapkan perangkat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan pada masa siklus 1.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Dalam perencanaan siklus I yang pertama merancang skenario pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis sebuah karangan deskripsi dalam mengamati sebuah gambar tunggal. kemudian membuat lembar


(23)

observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi pada waktu kegiatan belajar berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pada tahap pelaksanaan tindakan terutama guru melakukan tindakan-tindakan yang relevan terhadap pelaksanaan.Kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari. Tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

Dalam kegiatan ini peneliti berisi tentang pelaksanaan yang akan dilakukan oleh guru dalam tindakan kelas. Tahap ini disebut juga implementasi. Tindakannya dititik beratkan kepada kemampuan siswa membuat sebuah karangan deskripsi dengan mengamati sebuah gambar tunggal.

c. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Penelitian pada siklus 1 dilaksanakan melalui instrument penelitian berupa paduan observasi. Instrument observasi ini ditunjukan untuk siswa dan guru.instrument observasi yang ditunjukan untuk siswa bertujuan


(24)

31

untuk mengetahui kemampuan intelektual siswa dalam membuat karangan deskripsi.Instrument observasi untuk guru bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan judul, isi, kerapihan, dan kesesuian paragraf pada karangan deskripsi.

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2011) bahwa:

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti bessrta guru sebagai peneliti utama, proses pelaksanaan penelitian di lakukan secara langsung di kelas sewaktu melaksanakan observasi peneliti menggunakan pedoman yang telah disusun dan ditentukan sebelumnya.

3. Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka peneliti dan guru kelas akan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut.

a. Rencana

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus II ini merupakan hasil dari pemantauan siklus I diantaranya yaitu.

1) Mendata hasil yang diperoleh dari siklus I.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan dalam siklus II.

3) Mempersiapkan lembar pedoman observasi. 4) Menyiapkan waktu penelitian siklus II.


(25)

b. Tindakan

Kegiatan pada tahap ini merupakan lanjutan dari tindakan siklus I yaitu kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan mengamati sebuah gambar tunggal. Yang direncanakan sesuai denga RPP yang telah dibuat sebagai tindakan untuk perbaikan kekurangan dalam siklus I yaitu sebagai berikut.

1) Guru melakukan apersepsi tentang materi yag akan dipelajari. 2) Di dalam kegiatan inti guru membacakan contoh karangan deskripsi. 3) Memahami penggunaan kata dan ejaan.

4) Siswa menentukan judul karangan

5) Siswa melengkapi bagian awal, tengah, dan akhir cerita. 6) Siswa menulis karangan deskripsi berdasarkan pengamatan. c. Observasi

Pada penelitian siklus II ini, observasi yang bertujuan untuk memantau perkembangan proses belajar dalam menulis karangan deskripsi dengan mengamati sebuah gambar tunggal pada kelas V, serta mencatat perkembangan aktivitas siswa dalam proses belajar.

d. Refleksi

Peneliti dan guru mengadakan refleksi dengan tujuan untuk melakukan evaluasi dan diskusi dari hasil observasi dalam perkembangan proses belajar siswa dalam siklus I dan II, terutama tentang kekurangan dan kendala yang ditemukan data dari siklus I dan II. Bila tujuan peneliti telah dicapai, maka penelitian dihentikan dan apabila masih dipandang perlu diambil kesepakatan dengan guru mengadakan siklus selanjutnya.


(26)

46 Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian di SD Negeri Kadupandak 1 Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang tentang “Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V SD Negeri Kadupandak 1 dalam Menulis Karangan Deskripsi dengan Gambar Tunggal” dapat di simpulkan sebagai berikut. 1. Menulis karangan deskripsi dengan gambar tunggal mengalami

peningkatan yakni dari yang kurang mengerti dan kurang paham dalam menulis karangan deskripsi menggunakan gambar tunggal menjadi mengerti dan menjadi paham. Hal ini penggunaan media gambar sangatlah penting karena mereka bisa membedakan sebuah karangan yang menggambarkan suatu objek dan menceritakan pengalamannya sendiri. Adapun cara penerapan dalam menggunakan gambar tunggal dengan cara observasi, wawancara dan tes. Menggunakan gambar tunggal pada karangan deskripsi dapat meningkatkan kemampuan siswa dan keaktifan siswa dalam menulis karangan, proses pembelajaran yang dilakukan melibatkan siswa aktif dalam menulis dan dapat menimbulkan rasa senang dan gembira sehingga dapat memberikan suatu kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman membuat suatu karangan. 2. Adanya peningkatan hasil belajar dari setiap siklus, yang dilaksanakan


(27)

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilihat dari penilaian sebagai berikut tahap siklus I (70) dan tahap siklus II (80).

3. Berdasarkan data yang diperoleh untuk memudahkan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal, seorang guru harus menciptakan strategi pembelajaran yang menarik, seperti menggunakan sebuah media yang menarik dipandang oleh siswa.

B. Rekomendasi

Atas dasar kesimpulan di atas maka rekomendasi yang diberikan sebagai berikut.

1. Kepada siswa SD disarankan agar dapat berlatih membuat karangan secara efektif, dengan menulis diharapkan dapat meningkatkan perolehan hasil belajar yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Kepada guru SD Negeri Kadupandak 1 disarankan agar membimbing dan

melatih siswa agar giat dalam menulis sebuah karangan, sehingga siswa mampu berkembang kognitifnya dan kreatifnya. Penyediaan waktu dalam 2 jam pelajaran per minggu untuk menulis sangatlah membantu program ini, penyedian bahan bacaan yang memenuhi kriteria bacaan siswa SD menarik dan benyak yang perlu diupayakan untuk dapat menambah motivasi belajar siswa dalam kegiatan menulis.

3. Kepada kepala sekolah disarankan agar memberikan kemudahan kepada guru untuk mengembangkan keterampilan bahasa dalam menulis pada saat proses belajar-mengajar sebagai isi kurikulum di sekolah. Pemahaman tentang kemampuan menulis sebagai kemampuan dasar


(28)

48

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disamping membaca dan berhitung (Calistung) perlu ditanamkan kepada guru SD Negeri Kadupandak 1, hasil yang diharapkan agar guru mampu membimbing dan melatih menulis kepada siswa sedini mungkin sejak siswa duduk di kelas satu. Kepala sekolah perlu memberikan pelatihan cara mengajar yang efektif kepada guru dan menyediakan fasilitas bahan bacaan buku perpustakaan.

4. Penelitian ini merupakan bagian kecil dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis selain faktor dari sebuah media gambar dapat menghambat kemampuan menulis kepada siswa, banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis. Oleh karena itu, kepada para peneliti selanjutnya disarankan agar mengadakan penelitian lanjutan yang serupa pada masalah lain agar dapat mengungkapkan kendala-kendala yang menyebabkan terhambatnya prestasi belajar siswa dan dapat memberikan suatu upaya agar lebih baik.


(29)

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Asrori. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana Prima

Cahyani. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS

Depdiknas. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan

Nur’aini umri dan Indriyani. (2008). Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta : CV Arya Duta

Resmini, N. Churiah, Y. Dan Sundari, N. 2010. Membaca dan Menulis di SD. Bandung : UPI PRESS

Subana dan Sunarti. (2000). Strategi Belajar Bahasa Indonesia berbagai

Pendekatan, Metode Teknik, dan Media Pengajaran. Bandung : Pustaka

Setia

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suparno. (2002). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka Taniredja Tukiran, Pujiati dan Nyata. (2010). Penelitian Tindakan Kelas.

Bandung : Alfabeta

Tarigan, H.G.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

Wiriaatmadja. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya


(1)

untuk mengetahui kemampuan intelektual siswa dalam membuat karangan deskripsi.Instrument observasi untuk guru bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan judul, isi, kerapihan, dan kesesuian paragraf pada karangan deskripsi.

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2011) bahwa:

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti bessrta guru sebagai peneliti utama, proses pelaksanaan penelitian di lakukan secara langsung di kelas sewaktu melaksanakan observasi peneliti menggunakan pedoman yang telah disusun dan ditentukan sebelumnya.

3. Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka peneliti dan guru kelas akan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut.

a. Rencana

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus II ini merupakan hasil dari pemantauan siklus I diantaranya yaitu.

1) Mendata hasil yang diperoleh dari siklus I.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan dalam siklus II.

3) Mempersiapkan lembar pedoman observasi. 4) Menyiapkan waktu penelitian siklus II.


(2)

32

b. Tindakan

Kegiatan pada tahap ini merupakan lanjutan dari tindakan siklus I yaitu kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan mengamati sebuah gambar tunggal. Yang direncanakan sesuai denga RPP yang telah dibuat sebagai tindakan untuk perbaikan kekurangan dalam siklus I yaitu sebagai berikut.

1) Guru melakukan apersepsi tentang materi yag akan dipelajari. 2) Di dalam kegiatan inti guru membacakan contoh karangan deskripsi. 3) Memahami penggunaan kata dan ejaan.

4) Siswa menentukan judul karangan

5) Siswa melengkapi bagian awal, tengah, dan akhir cerita. 6) Siswa menulis karangan deskripsi berdasarkan pengamatan. c. Observasi

Pada penelitian siklus II ini, observasi yang bertujuan untuk memantau perkembangan proses belajar dalam menulis karangan deskripsi dengan mengamati sebuah gambar tunggal pada kelas V, serta mencatat perkembangan aktivitas siswa dalam proses belajar.

d. Refleksi

Peneliti dan guru mengadakan refleksi dengan tujuan untuk melakukan evaluasi dan diskusi dari hasil observasi dalam perkembangan proses belajar siswa dalam siklus I dan II, terutama tentang kekurangan dan kendala yang ditemukan data dari siklus I dan II. Bila tujuan peneliti


(3)

46

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian di SD Negeri Kadupandak 1 Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang tentang “Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V SD Negeri Kadupandak 1 dalam Menulis Karangan Deskripsi dengan Gambar Tunggal” dapat di simpulkan sebagai berikut. 1. Menulis karangan deskripsi dengan gambar tunggal mengalami

peningkatan yakni dari yang kurang mengerti dan kurang paham dalam menulis karangan deskripsi menggunakan gambar tunggal menjadi mengerti dan menjadi paham. Hal ini penggunaan media gambar sangatlah penting karena mereka bisa membedakan sebuah karangan yang menggambarkan suatu objek dan menceritakan pengalamannya sendiri. Adapun cara penerapan dalam menggunakan gambar tunggal dengan cara observasi, wawancara dan tes. Menggunakan gambar tunggal pada karangan deskripsi dapat meningkatkan kemampuan siswa dan keaktifan siswa dalam menulis karangan, proses pembelajaran yang dilakukan melibatkan siswa aktif dalam menulis dan dapat menimbulkan rasa senang dan gembira sehingga dapat memberikan suatu kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman membuat suatu karangan. 2. Adanya peningkatan hasil belajar dari setiap siklus, yang dilaksanakan


(4)

47

dilihat dari penilaian sebagai berikut tahap siklus I (70) dan tahap siklus II (80).

3. Berdasarkan data yang diperoleh untuk memudahkan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal, seorang guru harus menciptakan strategi pembelajaran yang menarik, seperti menggunakan sebuah media yang menarik dipandang oleh siswa.

B. Rekomendasi

Atas dasar kesimpulan di atas maka rekomendasi yang diberikan sebagai berikut.

1. Kepada siswa SD disarankan agar dapat berlatih membuat karangan secara efektif, dengan menulis diharapkan dapat meningkatkan perolehan hasil belajar yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Kepada guru SD Negeri Kadupandak 1 disarankan agar membimbing dan

melatih siswa agar giat dalam menulis sebuah karangan, sehingga siswa mampu berkembang kognitifnya dan kreatifnya. Penyediaan waktu dalam 2 jam pelajaran per minggu untuk menulis sangatlah membantu program ini, penyedian bahan bacaan yang memenuhi kriteria bacaan siswa SD menarik dan benyak yang perlu diupayakan untuk dapat menambah motivasi belajar siswa dalam kegiatan menulis.

3. Kepada kepala sekolah disarankan agar memberikan kemudahan kepada guru untuk mengembangkan keterampilan bahasa dalam menulis pada saat proses belajar-mengajar sebagai isi kurikulum di sekolah. Pemahaman tentang kemampuan menulis sebagai kemampuan dasar


(5)

Tatu Agustiyani, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disamping membaca dan berhitung (Calistung) perlu ditanamkan kepada guru SD Negeri Kadupandak 1, hasil yang diharapkan agar guru mampu membimbing dan melatih menulis kepada siswa sedini mungkin sejak siswa duduk di kelas satu. Kepala sekolah perlu memberikan pelatihan cara mengajar yang efektif kepada guru dan menyediakan fasilitas bahan bacaan buku perpustakaan.

4. Penelitian ini merupakan bagian kecil dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis selain faktor dari sebuah media gambar dapat menghambat kemampuan menulis kepada siswa, banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis. Oleh karena itu, kepada para peneliti selanjutnya disarankan agar mengadakan penelitian lanjutan yang serupa pada masalah lain agar dapat mengungkapkan kendala-kendala yang menyebabkan terhambatnya prestasi belajar siswa dan dapat memberikan suatu upaya agar lebih baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Asrori. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana Prima

Cahyani. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS

Depdiknas. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan

Nur’aini umri dan Indriyani. (2008). Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar

Kelas V. Jakarta : CV Arya Duta

Resmini, N. Churiah, Y. Dan Sundari, N. 2010. Membaca dan Menulis di SD. Bandung : UPI PRESS

Subana dan Sunarti. (2000). Strategi Belajar Bahasa Indonesia berbagai

Pendekatan, Metode Teknik, dan Media Pengajaran. Bandung : Pustaka

Setia

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suparno. (2002). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka Taniredja Tukiran, Pujiati dan Nyata. (2010). Penelitian Tindakan Kelas.

Bandung : Alfabeta

Tarigan, H.G.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

Wiriaatmadja. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

1 4 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS V MADRASYAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH TEMPURSARI, NGAWEN, KLATEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR.

0 2 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD N BANMATI 3 TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 4 12

PENINGKATAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SAREN 2 Peningkatan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Media Gambar Ilustrasi Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Saren 2.

0 0 14

BAB 1 PENDAHULUAN Peningkatan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Media Gambar Ilustrasi Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Saren 2.

0 1 9

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS IV SDN KAMALAKA DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN ORGANISASIONAL EXPLICIT INSTRUCTION.

0 3 32

IMPLEMENTASI MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS V SDN KELANGGARAN UNYUR KOTA SERANG.

1 1 26

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS V SDN CIKETRUNG I.

1 4 44

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS IV SDN RANCADADAP DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CIRC.

0 3 27